1407123660
Teknik Lingkungan Kelas A
TUGAS TOKSIKOLOGI
PENELITIAN
TOKSIKOLOGI
DERAJAT TOKSISITAS LETAL AKUT
LEACHATE TERHADAP IKAN MAS
(CYPRINUS CARPIO)
(STUDI KASUS DI TPA JATIBARANG
SEMARANG)
N AL
JUR
PENDAHULUAN
U AN
N D A HUL
PE
Langkah
Sampel diawetkan dengan menggunakan larutan H2SO4 0,1 M sampai
pH < 2.
Setelah diawetkan, sampel dibawa ke Balai Laboratorium Kesehatan
Provinsi Jawa Tengah untuk dianalisis.
Metoda analisis yang digunakan antara lain
- Alizarin (Al),
- SNI 19-1127-1989 (Fe),
- SNI 6989.16:2009 (Cd),
- AAS (Mg), SNI 19-1133-1989 (Mn),
- SNI 6989.18:2009 (Ni),
- SNI 6989.7:2009 (Zn),
- SNI 6989.6:2009 (Cu),
- SNI 6989.8:2009 (Pb),
- Nessler (Amonia / NH4), dan
- SNI 6989.20:2009 (Sulfat / SO4).
L IT I A N
OD E PENE Spesies Uji
ME T
Ikan Mas (Cyprinus carpio)
Sebanyak 200 ekor ikan dipelihara selama 4
hari menggunakan air sumur di dalam
akuarium berkapasitas 15 20 liter. Setiap
akuarium diisi 100 ekor ikan.
Selama pemeliharaan dilakukan aerasi untuk
mempertahankan DO > 4 mg/L, suhu 25 -
30C, pH 6,5 8, dan mesin penyaring air
untuk mengikat sisa metabolisme.
L IT I A N
OD E PENE Spesies Uji
ME T
aklimatisasi selama 3 hari dengan mengambil
secara acak ikan dari akuarium pemeliharaan
masing-masing 10 ekor kedalam 7 akuarium
dengan asumsi kematian ikan dibawah 30%
untuk masing-masing akuarium maka tahapan
selanjutnya dapat dilakukan.
L IT I A N
OD E PENE Spesies Uji
ME T
Uji pendahuluan, dilakukan antara lain menguji kandungan
- air asal pembenihan ikan dan air sumur sebagai media
penelitian;
- 6 macam konsentrasi leachate dan 1 kontrol dengan 3
ulangan;
- air uji (air sumur ditambah leachate yang sudah
diencerkan) dimasukkan 10 12 L dengan biomassa 0,8
gr/L dan panjang 8-12 cm masing-masing 10 ekor ikan
(Tandjung 1982 dalam Dewi, 2004 dan Chahaya, 2003);
- Konsentrasi dimulai dari 100%, 50%, 25%, 12,5%, 6,25%,
6%, 3,125%, dan seterusnya hingga diperoleh variasi
konsentrasi (LC100 24 jam sebagai ambang atas dan LC0
48 jam sebagai ambang bawah) 3%; 2,5%; 2%; 1,5%; 1%;
0,5%; dan kontrol.
L IT I A N
OD E PENE
ME T
Tes toksisitas letal akut
Toksisitas letal akut adalah proses toksik atau
proses masuknya zat toksik ke dalam tubuh yang
menimbulkan gangguan mekanisme kerja dan
target organnya (Priyanto 2009).
Uji toksisitas akut atau toksisitas letal akut berarti
juga uji yang dirancang mengevaluasi toksisitas
relatif suatu bahan kimia terhadap organisme
perairan tertentu dan jangka waktu tertentu,
kriteria efek yang biasa digunakan dalam uji
toksisitas letal akut antara lain kematian (pada
ikan), ketiadaan gerakan (immobility) dan
keseimbangan, dan pertumbuhan (Tahir, 2012).
L IT I A N
OD E PENE
ME T
Tes toksisitas letal akut
Uji toksisitas dalam penelitian ini menggunakan
Rancangan Acak Lengkap (RAL) dan tiga kali
ulangan.
Populasi dalam penelitian ini adalah Ikan Mas
(Cyprinus carpio) ras Majalaya. Sampel penelitian
adalah 70 ekor ikan berumur 3 bulan dengan berat
0,8 gr/L dan panjang 8-12 cm yang dibagi menjadi 7
kelompok masing-masing 10 ekor (Tandjung 1982
dalam Dewi 2004 dan Chahaya 2003).
- Kelompok I sebagai kontrol,
- Kelompok II - VII diberi perlakuan leachate secara
berturut-turut 0,5%; 1%; 1,5; 2%; 2,5%; dan 3%.
L IT I A N
OD E PENE
ME T
Tes toksisitas letal akut
Variabel bebas
Magnesium (Mg)
akan menggangu metabolisme kalsium sehingga
menghambat pertumbuhan.
akan mengganggu proses pertumbuhan ikan dan
dapat menyebabkan melemahnya otot-otot ikan
untuk berenang.
Besi (Fe) Pada kadar normal, besi berperan
dalam membantu pengambilan oksigen
dalam darah.
Kadarbesi yang tinggi akan merusak jaringan
pada organ hati.
H A SAN
EM BA
SIL D AN P
H A
Alumunium (Al)
akan menyebabkan gangguan neurologis pada
organisme.
menyebabkan cara berenang Ikan Mas (Cyprinus
carpio) mulai kehilangan keseimbangan.
Mangan (Mn)
akan menyebabkan gangguan saraf atau
neurologis terutama saraf motorik.
akan mengakibatkan lambatnya proses
pertumbuhan.
H A SAN
EM BA
SIL D AN P
H A
Nikel (Ni)
terjadinya gangguan pernapasan dan kehilangan
keseimbangan.
Seng (Zn)
menyebabkan penurunan kadar eritrosit sehingga akan
mengganggu proses respirasi dan osmoregulasi yang apabila
terpapar dalam waktu yang cukup lama akan menyebabkan
kematian pada organisme.
Tembaga (Cu) dan kadmium (Cd) memiliki kadar
melebihi baku mutu. Namun unsur logam timbal
(Pb) tepat pada batas baku mutu yang ditetapkan.
unsur logam seperti tembaga, kadmium, dan timbal
sama-sama berpengaruh dalam sistem pernapasan dan
kerusakan jaringan dalam tubuh (Hendri et al. 2010 dan
Latif et al. 2014).
H A SAN
EM BA
SIL D AN P
H A