Anda di halaman 1dari 6

NAMA : DIAN LARASATI

NIM : 1407123660
TEKNIK LINGKUNGAN KELAS A
TUGAS PENGELOLAAN SUMBER DAYA AIR

Bagaimana kondisi dan tantangan sumber daya air saat sekarang ini di
Indonesia ? dan bagaimana solusinya ?

Permasalahan dan tantangan sumber daya air di Indonesia

1. Kegiatan manusia
Seperti :
- Perubahan tata guna lahan
- Pencemaran domestik dan industri
- Eksploitasi Sumber Daya Air (SDA)
2. Kondisi lingkungan sekitar dan Kondisi geografis
Misalnya :
- Saat musim penghujan, jumlah air yang mengalir sangat besar
sehingga memicu terjadinya banjir, karena penampang saluran yang
terbatas dan banyak material yang menghambat aliran air dalam
saluran, seperti sampah dan tanaman.
- Jika musim kemarau, beberapa daerah mengalami kekeringan. Jumlah
air yang terdapat dipermukaan yang mengalir sangat kecil karena air
permukaan yang mengalir merupakan air buangan maupun air tanah
yang keluar ke dalam saluran yang tidak layak untuk digunakan. Di
Indonesia timur persoalan besar karena curah hujannya rendah. Di Indonesia
timur, ketika musim kemarau masyarakat harus berjalan berkilometer untuk
mendapatkan air
3. Adanya daerah yang belum terjangkau layanan PDAM
Yakni kesulitan memperoleh sumber air memaksa para warga membeli
satu satuan air dengan harga lebih mahal atau mengambil air pada jarak
puluhan kilometer dari tempat pemukiman.

Dari sumber lainnya juga dijelaskan tentang permasalahan dan tantangan


sumber daya air di Indonesia, yakni :

1. Permasalahan dari sisi pasokan/ketersediaan


a. Pengaruh Global Climate Change (Perubahan suhu dibeberapa daerah)
b. Kerusakan Daerah Aliran Sungai (dikarenakan Semakin meluasnya
degradasi DAS (erosi), aktivitas pembabatan hutan, praktek pertanian
serta perkebunan, perluasan kota dan perubahan tata guna lahan yang
tidak mengikuti aspek konservasi tanah dan air juga akan mengakibatkan
sedimentasi dan mengurangi daerah resapan air)
c. Kerusakan sumber air (dikarenakan menyempitnya sungai-sungai akibat
tumpukan sampah dipinggir sungai)
d. Krisis Air (dikarenakan perubahan cuaca dan aktivitas manusia)
e. Pencemaran Air Tanah (dikarenakan Intrusi air laut dan limbah domestik
& industri)
f. Ancaman hujan asam (dikarenakan polusi udara telah mencapai ambang
yang membahayakan)
2. Permasalahan dari sisi penggunaan.
a. Dampak pertumbuhan penduduk (sehingga meningkatkan kebutuhan
sehari-hari)
b. Dampak pertumbuhan ekonomi (dimanifestasikan dalam meningkatnya
kegiatan industri, jasa, dan perkotaan memerlukan dukungan dari
berbagai sektor diantaranya penyediaan air baku.)
c. Daerah irigasi beralih fungsi menjadi daerah pemukiman dan industri
d. Perilaku boros air, tidak peduli dan tidak ramah lingkungan
3. Permasalahan dari sisi manajemen
a. Penanganan yang terfragmentasi (cenderung membentuk egoismsektoral
yang menitikberatkan kepada kepentingan masing-masing.)
b. Kelemahan koordinasi
c. Belum memadainya perangkat peraturan perundang-undangan.

Contoh tantangan sumber daya air di Indonesia seperti Sejumlah rumah


tergenang saat banjir bandang melanda ratusan rumah di bantaran Sungai Belau,
Kecamatan Teluk Betung Selatan, Bandar Lampung, Selasa (15/3/2016). Sungai
Balau meluap karena tanggul di tepian sungai tak mampu menahan debit air yang
mengalir menuju muara.

Solusinya

1. Dari sudut pandang pemerintah


Yaitu :
a. Perlu dibuat kebijakan yang terkait dengan SDA untuk menjaga
sumber air baku potensial,
b. Perencanaan pengelolaan Sumber Daya Alam Terbaharukan (SDAT),
c. Memberlakukan secara tegas peraturan tentang kualitas dan kuantitas
air,
d. Mempertahankan cakupan layanan kebutuhan PDAM dan menjangkau
daerah yang belum terjangkau layanan PDAM.
e. pemerintah terus mempromosikan upaya menumbuhkan kesadaran
masyarakat terhadap lingkungan sekitarnya.
f. pemerintah juga dapat bekerja sama dengan lembaga-lembaga
internasional

2. Usaha yang bisa dilakukan masyarakat


Yaitu :
a. Melakukan penghijauan serta Pengelolaan Daerah Aliran Sungai
(DAS) untuk mengurangi intensitas dan volume erosi
b. Menjaga kelangsungan ketersediaan air dengan tidak merusak atau
mengeksploitasi sumber mata air
c. Mengurangi intensitas limbah rumah tangga
d. Pembuatan sanitasi yang baik agar sumber air lain tidak ikut tercemar.

http://www.slideshare.net/thariesanmuhtar/masalah-air-dan-solusi

Pusat Penelitian Limnologi Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI)


bekerja sama dengan Asia Pasific for Ecohydrology (APCE UNESCO), The
Indonesia National Comission for UNESCO (KNIU), Pemerintah Provinsi DI
Yogyakarta, Universitas Gajah Mada dan UNESCO Jakarta menyelenggarakan
International on Conference Ecohydrology (ICE) 2014, di Hotel Royal
Ambarukmo, Yogyakarta, 10 12 November 2014. Pertemuan ini sebagai upaya
mencari solusi permasalahan sumber daya air dengan pendekatan ekohidrologi.

Pendekatan ekohidrologi adalah Pendekatan yang bertujuan mencari solusi


tidak hanya persoalan teknis, melainkan penyelesaian permasalahan secara luas
melalui kebijakan sumber daya air yang berkelanjutan. Kepala LIPI Prof. Dr.
Iskandar Zulkarnain mengungkapkan, bahwa konsep dasar ekohidrologi adalah
pendekatan pengelolaan sumber daya air dan biodiversitas dalam satu kesatuan.
Ekohidrologi merupakan ilmu integratif dengan paradigma baru yang berupaya
mencari solusi permasalahan seputar air, manusia dan lingkungan sekitarnya.

Salah satu contohnya adalah teknologi Instalasi Pengolahan Air Gambut


(IPAG) yang mampu mengolah air gambut menjadi air layak konsumsi sesuai
standar yang disyaratkan Kementerian Kesehatan. IPAG menyediakan teknologi
pembersih air gambut yang biayanya lebih murah dan alternatif sumber air bersih
bagi masyarakat di wilayah bergambut.

Dengan pendekatan ekohidrologi, masyarakat diajak menjaga ekosistem


wilayah basah dengan melakukan menanam tanaman yang mampu penyerap
polutan dan limbah, maka akan lebih murah dan air yang dihasilkan bisa lebih
banyak sehingga air terjaga kualitasnya. Direktur Eksekutif Asia Pacific Center
for Ecohydrology (APCE UNESCO) Prof. Dr. Hery Harjono mengatakan,
sumber daya air seperti danau dan sungai di Indonesia sebagian besar telah rusak
dan tercemar karena sksploitasi manusia, limbah rumah tangga, dan keberadaan
industri. Ekohidrologi menjadi solusi pemecahan persoalan krisis sumber daya air.
Ilmu ini masih tergolong dalam ekoteknologi, yakni penggabungan antara
pengetahuan lingkungan dan teknologi. Dengan kata lain, mengubah perlakuan
terhadap air yang eksploitatif menjadi ramah lingkungan.

Sebagai informasi, salah satu penerapan ekohidrologi yang sudah


dilakukan ialah pemanfaatan tumbuhan atau vegetasi dalam mengatasi masalah
lingkungan. Contohnya pengembalian ekosistem Waduk Saguling di Kabupaten
Bandung Barat yang berdampak pada kualitas air Sungai Citarum. Salah satu cara
pembenahan waduk tersebut melalui teknik ekohidrologi. Air waduk yang
tercemar dibersihkan lewat pemanfaatan tanaman seperti rumput atau eceng
gondok yang ditanam di sepanjang aliran waduk. Hasilnya tingkat kebersihan air
meningkat dan biaya pembersihan lebih murah.

http://www.mongabay.co.id/2014/11/12/pendekatan-ekohidrologi-solusi-
atasi-permasalahan-krisis-air-global/

IPTEK juga dapat berperan penting untuk mengatasi permasalahan sumber daya
air tersebut dengan cara meliputi :

1. Membuat software GPS untuk mengetahui letak sumber air, software ini
natinya akan mampu untuk melacak lokasi-lokasi mana yang memiliki sumber air
sehingga dapat dengan mudah menemukan sumber air terdekat dan juga
menentukan lokasi penggalian sumur dengan mudah.

2. Alat pengembun, alat ini nantinya akan bekerja dengan mengembunkan udara
yang ada disekitar menjadi butiran-butiran air dan disimpat dalam wadah yang ada
dalam alat ini. Alat ini akan diletakkan di daerah-daerah yang sulit untuk mencari
sumber daya air dan jauh dari letak sumber air sehingga masayarakat tidak harus
repot jauh-jauh lagi untuk mendapatkan air, cukup mengambil air embun yang
terkumpul dari alat ini. Air yang dihasilkan juga sudah dijamin kebersihan dan
kesehatannya sehingga bisa langsung diminum. Alat ini akan bekerja dengan
energy matahari sehingga tidak membutuhkan listrik maupun baterai untuk
dayanya. Nantinya alat ini juga akan tersebar di seluruh daerah yang kekurangan
air dan di pinggiran kota-kota besar.

3. Membuat peta digital tentang informasi letak sumber air terdekat dan info-info
himbauan untuk menjaga kebersihan air di sudut-sudut kota yang ramai.
Solusi itu digunakan untuk mengatasi kesulitan akan sumber daya air di
beberapa daerah di Indonesia, sehingga diharapkan bagi masyarakat yang sulit
mencari air bersih dapat lebih terbantu dengan teknologi-teknologi tersebut, serta
mendukung pemerintah dalam pengadaan sumber daya air agar masyarakat
menjadi lebih nyaman dan sejahtera.

http://firdausramansyah.blogspot.co.id/2013/11/mengatasi-kelangkaan-
sumber-daya-air.html

Pada musim hujan masyarakat daerah terpencil memanfaatkan air hujan


itu untuk dikonsumsi. Ada beberapacara penjernihan air terkontaminasi yang
dapat dilakukan sendiri oleh masyarakat diantaranya dengan menggunakan
destilasi air energi surya. Sebagai negara tropis, Indonesia memiliki potensi
energisurya yang cukup baik dengan radiasi surya rata-rata per hari sebesar 4,8
kWh/m2.

Alat destilasi air energi surya tidak memerlukan biaya tinggi dalam
pembuatan serta pengoperasiannya (Kunze, 2001). Alat destilasi air energi surya
konvensional umumnya berbentuk kotak dan disebut kotak destilator. Kotak
destilator terdiri dari 2 (dua) komponen utama yakni bak air dan kaca penutup.
Bak air berfungsi menyerap energi surya untuk menguapkan air sehingga air
terpisah dari zat yang mengkontaminasinya. Kaca penutup berfungsi sebagai
tempat mengembunnya uap air sehingga dihasilkan air bersih yang langsung dapat
dikonsumsi.

https://repository.usd.ac.id/4465/2/115214038_full.pdf

Pada peringatan 92 tahun Perguruan Tinggi Teknik di Indonesia (PTTI)


pada Selasa (03/07/12), Menteri Pekerjaan Umum Dr. (HC) Ir. Djoko Kirmanto,
Dipl. HE memberikan orasi ilmiah dengan tema "Tantangan Pengelolaan Air di
Indonesia".
Djoko mengungkapkan bahwa ada delapan tantangan yang dihadapi dalam
pengelolaan sumber daya air, diantaranya adalah ancaman keberlanjutan daya
dukung sumber daya air, ketidakseimbangan pasokan dan kebutuhan, menurunnya
kemampuan penyediaan air, meningkatnya potensi konflik air, kurang optimalnya
irigasi, meluasnya abrasi pantai, lemahnya manajemen, dan rendahnya kualitas
pengelolaan data dan sistem informasi.

Untuk menghadapi tantangan tersebut Kementerian Pekerjaan Umum


mengeluarkan kebijakan dan strategi yang didasarkan pada Undang-Undang No.
7 Tahun 2004 tentang pengelolaan air. "Pada dasarnya pengelolaan sumber daya
air mengacu pada tiga aspek utama yaitu konservasi, pendayagunaan, dan
pengendalian daya rusak air," ujar Djoko, penerima penghargaan Ganesa
Prajamanggala Bakti Adiutama.

Anda mungkin juga menyukai