JURNAL
KONDISI NILAI TSS DAN TDS PADA UJI TOKSISITAS LIMBAH CAIR
KELAPA SAWIT TERHADAP KELULUSHIDUPAN BENIH IKAN
BAUNG (Hemibagrus nemurus)
OLEH
HIDAYATUL HUSNA
KONDISI NILAI TSS DAN TDS PADA UJI TOKSISITAS LIMBAH CAIR
KELAPA SAWIT TERHADAP KELULUSHIDUPAN BENIH IKAN
BAUNG (Hemibagrus nemurus)
Oleh
Abstrak
Kata kunci : toksisitas sub lethal, limbah cair sawit, TSS, TDS, ikan Baung
By
Abstract
Tabel 1. Nilai TSS selama Uji Sub-Lethal ikan Baung (H. nemurus)
Ulangan P0 P1 P2 P3
1 28,57 64,29 142,86 300
2 28,57 78,57 171,43 371,43
3 42,86 114,29 171,43 357,14
Jumlah 100 257,14 485,71 1028,57
Rata-rata 33,33±8,24a 85,71±25,75b 161,90±16,49c 342,86±37,79d
Berdasarkan Tabel 1 rata-rata
pengukuran TSS pada uji sublethal
ikan pada P0 (kontrol) sebesar 33,33
6
Ulangan P0 P1 P2 P3
1 47,43 78,86 123 834,28
2 41,86 84,43 125 827,14
3 52,57 92,14 139,86 822,71
Jumlah 141,86 255,43 387,86 2484,13
Rata-rata 47,28±5,36a 85,13±6,67b 129,28±9,20c 828,04±5,83d
ppm. Namun pada perlakuan P3
Berdasarkan Tabel 2 rata-rata (230,57 ml/L), diperoleh nilai TSS
pengukuran TSS pada uji sublethal sebesar 828,04 ppm, sehingga bisa
ikan pada P0 (kontrol) sebesar 47,28 dikatakan tidak aman atau tidak bisa
ppm, P1 (2,30 ml/L) sebesar 85,13 ditoleransi oleh benih ikan Baung
ppm dan P2 (23,05 ml/L) sebesar karena dilihat dari tingkat
129,28 ppm, nilai TSS pada ketiga kelulushidupan benih ikan Baung
perlakuan tersebut masih tergolong pada P3 adalah 0% dan mendekati
aman dan dapat ditolerir oleh ikan nilai Baku mutu Canter, 1996 yaitu
Baung (H. nemurus), sesuai baku 250-850 ppm. Peningkatan nilai TDS
mutu Canter, 1996 yaitu 250-850 terjadi karena adanya peningkatan
7
jumlah limbah cair kelapa sawit yang pemeliharaan ikan baung. Tingginya
diberikan pada setiap perlakuan. nilai TDS disebabkan karena adanya
Hasil analisis varian (anava) bahan-bahan organik yang banyak
menunjukkan perbedaan konsentrasi dijumpai pada wadah penelitian
limbah cair kelapa sawit yang sehingga menimbulkan banyak zat
diberikan dalam media pemeliharaan terlarut pada perairan tersebut.
ikan Baung berpengaruh sangat
nyata terhadap kondisi nilai TDS Keulushidupan benih ikan Baung
(P<0,05). (Hemibagrus nemuru) selama uji
Seiring dengan meningkatnya sub lethal
kadar jumlah konsentrasi limbah cair Hasil pengamatan terhadap
kelapa sawit yang diberikan sehingga kelulushidupan ikan Baung (H.
berpengaruh terhadap peningkatan nemurus) selama uji sub lethal dapat
nilai TDS dalam wadah dilihat pada Tabel 3.
Tabel 3. Kelulushidupan Ikan Baung (H. nemurus) Selama Uji Sub Lethal
Ulangan P0 P1 P2 P3
(Kontrol) (2,30 ml/L) (23,05 ml/L) (230,57 ml/L)
1 100 90 90 0
2 100 100 80 0
3 100 90 70 0
Jumlah 300 280 240 0
Rata-Rata 100 ± 0,00c 93,00 ± 5,77c 80,00 ±10,00b 0 ± 0a
Keterangan : Nilai rata-rata yang diikuti huruf yang sama menunjukan tidak
berbeda nyata.
Berdasarkan Tabel lethal. Sesuai dengan penelitian yang
3,menunjukkan bahwa rata-rata pernah dilakukan oleh Syafriadiman
persentase Kelulushidupan benih (1999), terhadap Tiram (Crassostrea
ikan Baung (H. nemurus) pada iredalei) yang diberi paparan
perlakuan P0 (Kontrol) sebesar konsentrasi-konsentrasi toksikan
100%, P1 (2,30 ml/L) sebesar 93%, logam berat Cd (kadmium), Zn
pada P2 (23,05 ml/L) sebesar 80% (seng), Ni (nikel), Co (kobalt), dan
dan pada P3 (230,57 ml/L) sebesar Pb (plumbum) dalam jumlah yang
0,00%. Berdasarkan hasil Analis tinggi menunjukkan hasil
Varians (Anava)bahwa perbedaan kelulushidupan 100% pada seluruh
kelulushidupan benih ikan Baung (H. wadah.
nemurus) disebabkan oleh perbedaan Pada perlakuan P1 dan P2
konsentrasi toksikan limbah cair dengan kandungan limbah cair
kelapa sawit.Hasil uji lanjut Student kelapa sawit sebesar 2,30 ml/L
Newman Keuls juga menunjukkan tingkat kelulushidupan benih ikan
bahwa perlakuan P0 dan P1 tidak Baung (H. nemurus) masih tergolong
menunjukkan perbedaan yang nyata cukup tinggi. Hal itu dikarenakan
terhadap perlakuan P2 dan P3. konsentrasi limbah cair kelapa sawit
Nilaipersentase kelulushidupan yang dimasukkan kedalam wadah
benih ikan Baung (H. nemurus) pada pemeliharaan benih ikan Baung (H.
perlakuan P0 (kontrol) adalah nemurus) tergolong rendah dan
100%.Artinya tidak ada satupun masih aman untuk benih ikan Baung
benih ikan Baung yang mengalami (H. nemurus) dapat bertahan hidup
kematian selama uji toksisitas sub- hingga akhir penelitian uji toksisitas
8
Saran
Dengan konsentrasi terbaik dandisarankan agar menggunakan
2,30 ml/L yang diperoleh jenis ikan lain dan menggunakan
kelulushidupan yang tinggi, sehingga resirkulasi air pada uji toksisitas
bisa dimanfaatkan untuk usaha selanjutnya.
budidaya ikan Baung (H. nemurus)
DAFTAR PUSTAKA