4.1 Hasil
4.1.1 Pengukuran Kualitas Air
Tabel 1. Kisaran Parameter Kualitas Air selama Praktikum Pembenihan Ikan Mas
Parameter Minggu Minggu Minggu III Kisaran optimum
I II berdasarkan
pustaka
Suhu air 25 0C 27 0C 28 0C 14 – 380 C
(Santoso,1992)
pH 8,3 8,5 8,4 6,5-8,5
(Pescod, 1973)
Amoniak 1 ppm 2,3 ppm 2,1 ppm < 2,4 ppm
(Chervinsky, 1982)
Nitrat 35 ppm 48 ppm 56 ppm 20 – 60 ppm
(Rakhmad, 2012)
Nitrit 0,25 ppm 0,25 ppm 0,23 ppm 0,25 ppm
(Rakhmad, 2012)
Sumber : Data primer (2021)
4.1.2 Survival Rate (Kelulusan hidup)
Tabel 2. Survival rate ikan mas koki pada dua wadah budidaya yang berbeda.
Wadah
Akuarium Fiber
Jumlah larva awal 5.400 37.200
Benih hidup 2.150 18.200
Benih mati 3.250 19.000
SR 39,81 % 48,92 %
Gambar 1.
1. Suhu
Dari hasil pengamatan praktikum selama 3 minggu didapatkan suhu
berkisar 250C jadi hal ini masih sesuai dengan literatur yang menyebutkan kisaran
optimum 14 - 380 C (Santoso, 1992). Pada suhu dibawah 140 C dan diatas 380C,
kehidupan ikan mas mulai terganggu dan akan mati pada suhu 60C dan 420C.
Suhu mempengaruhi aktifitas ikan, seperti pernapasan, pertumbuhan dan
reproduksi Tamang (2011). Suhu air sangat berkaitan erat dengan konsentrasi
oksigen terlarut dan laju konsumsi oksigen hewan air. Semakin tinggi suhu maka
tingkat kelarutan oksigen juga semakin rendah dan sebaliknya.
2. pH (Derajat Keasaman)
pH air merupakan tingkat konsentrasi ion hydrogen yang ada dalam
perairan. Hasil pengukuran pH di pemeliharaan ikan mas koki berkisar 8,3 – 8,5.
Dari hasil pengamatan didapatkan sesuai karena menurut Pescod (1973) yaitu
6,5-8,5. Nilai pH mempengaruhi kandungan amoniak yang terlarut dalam
perairan. Menurut Boyd, 1990 dalam Syawal et al., 2008 dengan meningkatnya
pH maka kadar amoniak juga meningkat. Jika pH lebih tinggi dari 8 maka bahaya
racun ammoia akan semakin rentan terhadap ikan mas koki. Sementara penurunan
pH terutama sebagai akbiat dari menumpuknya kotoran dan sampas serta sisa
makanan di kolam tanpa terurai dengan baik. Menurut Cahyono (2001), kelompok
ikan mas koki ini tidak dapat mentolerir pH air dibawah 5 dan diatas 10 .
3. Nitrat (NO3)
Nitrat adalah merupakan hasil akhir dari proses nitrifikasi dalam siklus
nitrogen. Tidak terlalu berbahaya bagi ikan mas dibanding dengan nitrite dan
ammonium. Dari hasil kegiatan magang ini didapatkan kadar nitrat sebesar 35 -
56 ppm. Kisaran yang ideal untuk nitrat adalah 20-60 ppm. Jika nitrate melebihi
60 ppm, maka disarankan untuk penambahan/pergantian sebagian air. Sehingga
dari hasil pengamatan peserta magang di dapatkan baik nya pengelolaan kualitas
air seperti penambahan atau pergantian air untuk mengurangi kadar nitrat. Nitrat
diatas 120 ppm dapat berbahaya bagi ikan mas koki mempengaruhi pertumbuhan
mas koki serta memperlambat penyembuhan penyakit luka pada mas koki
(Rakhmad, 2012).
4. Nitrit (NO2)
Kadar nitrit diperairan akan berpengaruh pada darah ikan mas dalam
mengikat oksigen. Dari hasil magang didapatkan nilai nitrit berkisar 0,35 – 0,58
ppm. Kisaran yang baik untuk mas adalah 0 ppm dan maksimum 0.25 ppm. Jadi
kandungan nitrit tidak sesuai dengan kehidupan larva ikan mas. Tingginya nilai
nitrit diakibatkan ketidakseimbangan perombakan bahan organik dari sisa pakan.
Menurut Hastuti dan Handajani (2013), nitrit yang kadarnya lebih dari 1,0
mg/liter akan menyebabkan kematian pada ikan. Untuk mengurangi kadar nitrit
dilakukan dengan pergantian air.
5. Amonia (NH3)
6. Oksigen terlarut
Dari hasil praktikum didapatkan pengukuran oksigen terlarut sebesar 3 –
6,56 mg/liter. Hal ini sesuai dengan pendapat Kartamihardja (1981) dalam
Rudiyanti dan Ekasari (2009), sebesar > 3 mg/L () untuk kebutuhan oksigen ikan
mas. Ikan mas termasuk ikan air tawar yang mempunyai suhu optimum 20-28 0C
dan tumbuh baik pada kadar oksigen 6-7 ppm serta kisaran pH 6,6 – 9,0. Menurut
Affan (2012), oksigen terlarut merupakan parameter yang paling kritis di dalam
budidaya ikan. Kelarutan oksigen didalam air dipengaruhi suhu, salinitas dan
tekanan udara. Peningkatan suhu, salinitas dan tekanan menyebabkan penurunan
oksigen, begitu juga sebaliknya. untuk bertahan hidup ikan memerlukan kadar
oksigen 1 mg/l, namun untuk dapat tumbuh dan berkembang minimal 3 mg/l.
Hastuti dan Handajani. 2013. Buku Penuntun Praktikum Manajemen Kualitas Air.
Laboratorium Perikanan. UMM.
Kordi dan Tancung, 2007. Pengelolaan Kualitas Air dalam Budidaya Perairan.
Rineka Cipta. Jakarta,
Mantau, Z., J. B .M Rawung, dan Sudarty. 2004. Pembenihan Ikan Mas Yang
Efektif Dan Efisien. Vol 23, Nomor 2. Jurnal Libang Pertanian. Manodo.