Anda di halaman 1dari 18

TUGAS CAPITA SELECTA

PARAMETER YANG DIUJI DAN ANALISIS DATA YANG


ADA PADA PENELITIAN AKUAKULTUR

OLEH

ENJELINA MARIA MAGDALENA MANURUNG

18020007

PROGRAM STUDI AKUAKULTUR


SEKOLAH TINGGI PERIKANAN DAN KELAUTAN MATAULI
PANDAN
2021
1. PENGARUH PEMBERIAN BAKTERI HETEROTROF
TERHADAP KUALITAS AIR PADA BUDIDAYA IKAN LELE
DUMBO (Clarius sp) TANPA PERGANTIAN AIR

 PARAMETER YANG DI UJI :


1. Parameter uji utama yang terdiri dari Amonia dan Nitrit.
Penentuan kurva kalibrasi:
a. Menyiapkan larutan standar amoniak dengan konsentrasi 0,1; 0,2; 0,3;
0,4; 0,5 ppm, masing-masing 50 mL.
b. Menambahkan larutan Nessler 1 mL pada masing-masing konsentrasi,
di kocok dan didiamkan selama 10 menit.
c. Mengamati absorbansi masing-masing larutan pada gelombang 425
nm, dan membuat kurva kalibrasi.

Pengukuran kadar amoniak dilakukan menggunakan metode Nessler


(Sari dkk., 2012) :

a. Ambil sampel sebanyak 50 mL, disaring dan dimasukan kedalam


erlenmeyer
b. Ditambahkan 1mL larutan Nesller kemudian dikocok dan dibiarkan
selama 10 menit.
c. Larutan sampel dimasukan dan cuvet, kemudian diukur dengan
spektofotometer dengan panjang gelombang 425 nm.
d. Perhitungan kadar amoniak menggunakan kurva kalibrasi dari larutan
standar, dengan persamaan regresi :
y=ax+ b

Keterangan:
- y = bsorbansi
- a = slope
- x = konsentrasi amoniak
- b = intersept
Pengukuran kadar nitrit dilakukan menggunakan metode
Spektofotometri (SNI 06-6989.9-2004) :

1
Penentuan kurva kalibrasi:
a. Menyiapkan larutan standar nitrit dengan konsentrasi 0,025; 0,05; 0,1;
0,25; 0,5; 0,1 ppm, masing-masing 50 mL.
b. Menambahkan larutan Sulfanilamide 1 mL pada masing-masing
konsentrasi, di kocok dan didiamkan selama 2 menit.
c. Ditambahkan 1 mL larutan NED-dihidroklorida, di kocok dan didiamkan
selama 10 menit.
d. Mengamati absorbansi masing-masing larutan pada gelombang 543 nm,
dan membuat kurva kalibrasi.
Pengukuran kadar absorbansi sampel :
a. Ambil sampel sebanyak 50 mL, disaring dengan kertas saring dan
dimasukan kedalam Erlenmeyer 100 mL.
b. Ditambahkan 1mL larutan Sulfanilamide, kemudian akan bereaksi
selama 2 menit. Setelah itu ditambahkan 1 mL larutan NED-
dihidroklorida kemudian dihomogenkan dan dibiarkan selama 10
menit hingga berwarna merah keunguan.
c. Larutan sampel dimasukan dan cuvet, kemudian diukur dengan
spektofotometer dengan panjang gelombang 543 nm.
d. Perhitungan kadar nitrit menggunakan kurva kalibrasi dari larutan
standar, dengan persamaan regresi :
y=ax+ b

Keterangan:
- y = bsorbansi
- a = slope
- x = konsentrasi amoniak
- b = intersept
2. Parameter uji penunjang yang terdiri dari pH, suhu dan oksigen terlarut.
Pengukuran kualitas air penunjang dilakukan setiap pagi, siang dan sore
setiap harinya. Pengukuran suhu menggunakan thermometer, DO
menggunakan DO meter, dan pH menggunakan pH meter.

2
 ANALISIS DATA :
Pengelolaan data dilakukan dengan perhitungan statistic menggunakan metode
ANOVA (Analysis of Variance) untuk mengetahui perlakuan yang diberikan
(Kusriningrum, 2012). Data yang diperoleh dari hasil pengukuran setiap hari
dicatat, selanjutnya dianalisis dengan menggunakan ANOVA (pada selang
kepercayaan 99%). Data kualitas air dianalisis secara deskriptif dengan penyajian
table dan gambar.

3
The Journal of Fisheries Development, Juli 2019 Volume 3, Nomor 2 Hal : 95 – 104

e-ISSN : 2528-3987

2. PENGARUH KUALITAS AIR TERHADAP PERTUMBUHAN IKAN


NILA NIRWANA (Oreochromis sp.) PADA TAMBAK PAYAU

 PARAMETER YANG DI UJI :


1. Pengukuran kualitas air berdasarkan parameter fisika dan kimia.
2. Pengambilan sampel air menggunakan metode sampling manual.

 ANALISIS DATA :
Pertumbuhan Berat Mutlak Menurut Effendi (1979), pertumbuhan berat
mutlak diukur secara periodik dalam mingguan dari awal hingga akhir penelitian
dengan menimbang berat biomassa ikan, dalam hal ini ikan nila. Rumus dari
pertumbuhan mutlak adalah sebagai berikut:

h=W 0−W t

Keterangan:
- h = Pertumbuhan berat mutlak (g)
- Wt = Berat ikan uji pada akhir pengamatan (g)
- Wo = Berat ikan uji pada awal pengamatan (g)

Pertambahan Bobot Relatif dihitung Dengan Rumus (Effendi, 1992):


Wt −W 0
W= X 100 %
W0
Keterangan:
- W = Pertambahan bobot relatif (%)
- Wt = Bobot rata-rata individu pada akhir
- Wo = Bobot rata-rata pada awal pengujian.

4
3. Pengaruh Penggunaan Air Kelapa Dengan Konsentrasi Berbeda terhadap
Jantanisasi dan Kelangsungan Hidup Ikan Platy Pedang (Xiphophorus
helleri)

 PARAMETER YANG DI UJI :


Pengaruh perlakuan perendaman air kelapa dengan konsentrasi yang berbeda
terhadap jantanisasi dan kelangsungan hidup ikan platy pedang dapat diketahui
melalui evaluasi terhadap parameter tingkat kelangsungan hidup dan persentase
nisbah kelamin jantan.

 ANALISIS DATA :
Pengamatan tingkat kelangsungan hidup dilakukan setiap hari dengan mencatat
jumlah ikan yang mati. Tingkat kelangsungan hidup merupakan persentase jumlah
ikan hidup pada akhir pemeliharaan dibandingkan dengan jumlah ikan pada awal
tebar yang dihitung dengan rumus:

Nt
SR= x 100 %
No

R = Tingkat kelangsungan hidup (%)


Nt = Jumlah benih ikan pada akhir percobaan (ekor)
No = Jumlah benih ikan pada awal percobaan (ekor)

Nisbah kelamin jantan yaitu perbandingan presentase jantan dengan betina


pada anakan yang dihasilkan. Persentase nisbah kelamin ikan jantan platy pedang
dihitung dengan rumus menurut Zairin (2002) adalah :

jumlah ikan jantan


Persentase ikan jantan= x 100 %
jumlah total ikanakhir

5
4. Pengaruh Penaambahan Probiotik dengan Dosis Berbeda terhadap
Pertumbuhan Ikan Nila (Oreochromis niloticus)

 PARAMETER YANG DI UJI :


Parameter Utama:
1. Laju pertumbuhan spesifik. Laju pertumbuhan spesifik adalah laju
pertumbuhan harian. Rumus laju pertumbuhan harian:

InWt −InWo
SGR= x 100 %
T

Keterangan:
SGR : Laju pertumbuhan spesifik (%/hari)
Wt : Berat rata-rata ikan uji di awal penelitian (g)
Wo : Berat rata-rata ikan uji di akhir penelirtian (g)
T : Waktu penelitian

2. Tingkat kelangsungan hidup (Survival Rate)


Nt
SR= x 100 %
No

Keterangan:
SR : Survival Rate (%)
Nt : Jumlah ikan yang hidup pada akhir pemeliharaan
No : Jumlah ikan pada awal pemeliharaan

3. Rasio konversi pakan (FCR)


Rasio konversi pakan yaitu berapa banyak pakan yang diberikan untuk

menghasilkan 1 kg daging ikan. Nilai FCR dijadikan tolak ukur keberhasilan baik

secara teknis maupun finansial (Effendi, 2002).

F
FCR=
Wt−Wo

Keterangan:
F : Jumlah pakan yang diberikan selama pemeliharaan (kg)
Wo : Berat total ikan saat awal penebaran

6
Wt : Berat total ikan saat panen
Parameter Penunjang
1. Suhu
Pengamatan suhu air kolam dilakukan setiap pagi hari pukul 07.30 WIB dan
sore hari pukul 15.30 WIB. Alat yang digunakan untuk mengukur suhu adalah
termometer.
2. pH
Pengamatan pH dilakukan setiap pagi dan sore hari pukul 07.30 WIB dan sore
hari pukul 15.30 WIB. Alat yang digunakan untuk mengukur pH adalah ketas
lakmus.
3. Proksimat protein daging
Pengujian protein daging dilakukan diakhir penelitian. Uji proksimat daging
dilakukan dengan tujuan membandingkan hasil protein daging antara pakan tanpa
penambahan probiotik dengan pakan dengan penambahan probiotik.

 Analisis Data

Data yang diperoleh darai parameter utama meliputi pertumbuhan,


kelangsungan hidup dan rasio konversi pakan dianalisis dengan menggunakan
analisis sidik ragam MS.Excel pada tingkat kepercayaan 95% dan 90% untuk
mengetahui pengaruh perlakuan. Jika terdapat perbedaan yang nyata (Fhitung<
F5%), maka dilanjutkan dengan uji BNT 5%.

7
5. PENGARUH PENAMBAHAN TEPUNG JINTAN HITAM (Nigella
sativa) PADA PAKAN KOMERSIAL TERHADAP TINGKAT
KELANGSUNGAN HIDUP DAN LAJU PERTUMBUHAN SPESIFIK
IKAN MUJAIR (Oreochromis mossambicus)

 PARAMETER YANG DI UJI :


1. Parameter utama terdiri dari tingkat kelangsungan hidup dan laju
pertumbuhan spesifik.

Tingkat Kelangsungan Hidup


Pengamatan terhadap tingkat kelangsungan hidup dilakukan pada akhir
penelitian. Tingkat kelangsungan hidup (survival rate) dapat dihitung
menggunakan rumus dari Goddard (1996) yaitu:

SR=( Nt / N 0) x 100 %
Keterangan :
SR : Survival Rate (%)
Nt : Jumlah akhir (ekor)
N0 : Jumlah awal (ekor)

Laju Pertumbuhan Spesifik


Pengamatan laju pertumbuhan spesifik dilakukan setiap tujuh hari sekali
selama 30 hari pemeliharaan. Laju pertumbuhan spesifik dapat dihitung dengan
menggunakan rumus dari Huisman (1987) :

InWt −InWo
SGR= x 100 %
T

Keterangan:
SGR : Laju pertumbuhan spesifik (%/hari)
Wt : Berat rata-rata ikan uji di awal penelitian (g)
Wo : Berat rata-rata ikan uji di akhir penelirtian (g)
T : Waktu penelitian

2. Parameter pendukung yakni dengan pengamatan kualitas air, yang diukur satu
kali dalam satu minggu yakni pada saat sampling.

8
 Analisa Data
Analisa data statistik menggunakan analisa ragam (ANOVA) untuk
mengetahui pengaruh perlakuan. Apabila hasil analisa ragam menunjukan
pengaruh perlakuan pakan terhadap tingkat kelangsungan hidup dan laju
pertumbuhan spesifik maka dilanjutkan dengan Uji Jarak Duncan dengan tingkat
kepercayaan 95% (Kusriningrum, 2012).

9
6. APLIKASI HORMON rEIGH (recombinant growth hormone) PADA
PAKAN GEL DALAM MEMACU LAJU PERTUMBUHAN IKAN NILA
GIFT JANTAN (Oreochromis niloticus) HASIL SEX REVERSAL
 Parameter yang diukur
 Sintasan
Sintasan dihitung dengan menggunakan rumus yang digunakan Effendie
(1997), sebagai berikut:

Sintasan=Nt / N 0 x 100 %
Keterangan:
SR = Sintasan (%)
Nt = Jumlah benih pada akhir penelitian (ekor)
N0 = Jumlah benih pada awal penelitian (ekor).

 Laju pertumbuhan bobot relative


Wt −W 0
W= X 100 %
W0
Keterangan:
- W = Pertambahan bobot relatif (%)
- Wt = Bobot rata-rata individu pada akhir
- Wo = Bobot rata-rata pada awal pengujian.

 Rasio konversi pakan (FCR)


Untuk menghitung FCR dapat digunakan rumus yang dikemukakan oleh NRC
(1977) dalam Iskandar dan Elrifadah (2015), yaitu:

F
FCR=
Wt−Wo

Keterangan:
F : Jumlah pakan yang diberikan selama pemeliharaan (kg)
Wo : Berat total ikan saat awal penebaran
Wt : Berat total ikan saat panen

10
 Konsumsi pakan
Tingkat konsumsi pakan dihitung dengan cara menjumlah total keseluruhan
pakan yang dikonsumsi oleh ikan uji mulai dari awal hingga akhir masa
penelitian. Adapun total perhitungan konsumsi pakan yang dihitung, yaitu wet
basis (berat basah) dan dry basis (berat kering), dimana :

Wet basis=Total keseluruan pakan yang dikonsumsi(30 hari)

Dry basis=F – ( KA∗F)

Keterangan :
F = Total konsumsi pakan (berat basah) (g).
KA = Kandungan air (%).

 Faktor kondisi
Faktor kondisi ditentukan berdasarkan Okgerman (2005) dalam Mulfizar et al.
(2012) dengan rumus sebagai berikut:

Faktor kondisi ( K)=WL−3 x 1000

Keterangan:
K = Faktor kondisi (%).
W = Bobot (g).
L = Panjang (cm).

 Analisis data
Untuk menganalisis pengaruh perlakuan terhadap sintasan, pertumbuhan
relatif, rasio konversi pakan, tingkat konsumsi pakan, dan faktor kondisi ikan uji
setelah diberikan pakan gel yang mengandung hormon pertumbuhan rEIGH maka
dilakukan dengan menggunakan analisis ragam (ANOVA), data yang
berpengaruh kemudian dilanjutkan dengan uji W-Tuckey untuk menganalisis
perlakuan mana yang terbaik.

11
Jurnal Akuakultur Rawa Indonesia, 2(1) :01-12 (2014) ISSN : 2303-2960

7. PERTUMBUHAN DAN EFISIENSI PAKAN IKAN NILA (Oreochromis


niloticus) YANG DIPUASAKAN SECARA PERIODIK

 PARAMETER YANG DI UJI :


Pertumbuhan Panjang
Pengukuran panjang tubuh hewan uji dilakukan pada awal dan akhir
pemeliharaan. Rumus yang digunakan untuk menghitung pertumbuhan panjang
menurut Effendie (2002) adalah :
L=¿ – Lo
Keterangan :
L : Pertumbuhan panjang (cm
Lt : Panjang ikan akhir (cm)
Lo : Panjang ikan awal (cm)
Pertumbuhan Bobot
Rumus yang digunakan untuk menghitung pertumbuhan bobot menurut
Effendie (2002) adalah :
W =Wt – Wo
Keterangan :
W : Pertumbuhan bobot mutlak (g)
Wt : Bobot ikan akhir (g)
Wo : Bobot ikan awal (g)
Efisiensi Pakan
Rumus yang digunakan untuk mengitung efisiensi pakan menurut Afrianto dan
Evi (2005) adalah :
EP=(Wt+ D)−Wo F x 100 %
Keterangan :
EP : Efisiensi pakan (%)
Wt : Bobot ikan akhir (g)
Wo : Bobot ikan awal (g)
D : Bobot ikan mati (g)
F : Jumlah pakan dikonsumsi (g)

12
Kelangsungan Hidup
Rumus yang digunakan untuk mengetahui persentase kelangsungan hidup ikan
uji menurut Effendie (2002):

SR=( Nt / N 0) x 100 %
Fisika-Kimia Air
Pengukuran fisika-kimia air perlu dilakukan untuk mengetahui pengaruh
pemuasaan terhadap kondisi fisika-kimia air media pemeliharaan. Fisika-kimia air
yang diukur yaitu suhu, DO, pH, serta amonia. Pengukuran amonia dilakukan
pada awal dan akhir pemeliharan serta setiap sebelum dan sesudah penyiponan,
pH dan DO diukur setiap tujuh hari sekali, dan suhu diukur setiap hari.

 Analisis Data
Data pertumbuhan, efisiensi pakan dan kelangsungan hidup dianalisis secara
statistic pada tingkat kepercayaan 95% menggunakan analisa sidik ragam. Jika
data menunjukkan berpengaruh nyata, dilakukan uji lanjut berdasarkan nilai
koefisien keragamannya (Hanafiah, 2010). Alat bantu pengolahan data statistik
menggunakan program Microsoft Office Excel 2010. Data kualitas air dianalisis
secara deskriptif.

Jurnal Akuakultur Rawa Indonesia, 1(2) :148-160 (2013) ISSN : 2303-2960

13
8. TOKSISITAS LIMBAH CAIR LATEKS TERHADAP
KELANGSUNGAN HIDUP, PERTUMBUHAN DAN TINGKAT
KONSUMSI OKSIGEN IKAN PATIN (Pangasius sp)

 PARAMETER YANG DI UJI :

Uji Toksisitas Letal (LC50 96 jam)


Data mortalitas dihitung menggunakan formulasi Winberg et al, (1971) dalam
Aliah (1981) yaitu : M = N0-Nt/No x 100% dimana M = mortalitas (%), Nt =
jumlah ikan pada akhir pemeliharaan (ekor) dan No = jumlah ikan pada awal
pemeliharaan. Pengukuran fisika dan kimia air.

Uji Toksisitas Sub Letal


Tingkat kelangsungan hidup ikan selama penelitian dihitung menggunakan
formulasi Effendie (1997), pertumbuhan mutlak berat dan panjang ikan selama
penelitian dihitung menggunakan formulasi Effendie (1997), laju pertumbuhan
spesifik (Specific Growth Rate) dihitung menggunakan formulasi Steffens (1989)
dalam Rusdiyanti dan Astri (2009) dan tingkat konsumsi oksigen dihitung
menggunakan formulasi Liao dan Huang (1975) dalam Sahetapy (2011).
Pengukuran fisika dan kimia air.

 ANALISIS DATA
Data kumulatif mortalitas ikan patin pada penelitian menggunakan analisis
probit dengan bantuan tabel probit (Wallace, 1982 dalam Yosmaniar et al., 2009)
untuk menentukan nilai LC50 pada waktu 96 jam. Pengamatan pertumbuhan,
kelangsungan hidup, tingkat konsumsi oksigen disajikan dalam bentuk tabel dan
grafik, selanjutnya dianalisis secara statistik menggunakan analisis ragam
(ANOVA) dan analisis regresi. Apabila hasilnya berbeda nyata dianalisis dengan
uji lanjut BNT pada taraf 95% (Hanafiah, 2010). Data fisika-kimia air dianalisis
secara regresi. Alat bantu untuk pengolahan data menggunakan program
Microsoft Office Excel.

14
9.

Pengamatan hasil dilakukan setiap hari selama 10 hari penelitian,


pengamatan difokuskan kepada nilai prevalensi, nilai Intensitas, tingkat
kelangsungan hidup ikan dan kualitas air sebagai parameter pendukung
dalam penelitian.

1. Pengukuran Prevalensi
Prevalensi adalah persentase ikan yang terserang atau terinfeksi oleh parasit
dari sejumlah ikan yang diamati. Menurut (Fernando dkk., 1972) tingkat
prevalensi parasit terhadap ikan nila dihitung dengan menggunakan rumus sebagai
berikut:
W =Wt – Wo
Keterangan :
Prev = Prevalensi (%)
N = Jumlah ikan yang terinfeksi Argulus sp. (ekor)
n = Jumlah total ikan yang diperiksa (ekor)
2. Pengukuran Intensitas
Intensitas adalah jumlah (banyaknya) ektoparasit yang menyerang ikan uji
dalam interval waktu tertentu. Menurut (Fernando dkk., 1972) intensitas serangan
parasit terhadap ikan nila dihitung dengan menggunakan rumus sebagai berikut :

ΣP
∫¿ N

Keterangan :
Int = Intensitas (ind/ekor)
𝛴P= Jumlah Argulus sp. yang menyerang (ind)
N = Ikan yang terinfeksi (ekor)

3. Kelangsungan Hidup Ikan Uji


SR=( Nt / N 0) x 100 %

4. Pengukuran Kualitas Air


Kualitas air sebagai parameter pendukung dalam penelitian ini mengamati
antara lain : suhu, pH, oksigen terlarut dan amoniak. Menurut Kordi dan

15
Tancung (2007), kadar amoniak (NH3) yang terdapat dalam perairan umumnya
merupakan hasil metabolisme ikan berupa kotoran padat (feses) dan terlarut
(amonia), yang dikeluarkan lewat anus, ginjal dan jaringan insang. Kotoran
padat dan sisa pakan tidak termakan adalah bahan organik dengan kandungan
protein tinggi. Makin tinggi konsentrasi oksigen, pH dan suhu air makin tinggi
pula konsentrasi NH3.

 ANALISIS DATA
Hasil pengamatan dari masing- masing perlakuan ditabulasi ke dalam bentuk
tabel secara menyeluruh, baik prevalensi, intensitas Argulus sp. dan tingkat
kelangsungan hidup ikan. Untuk mengetahui efektifitas kadar garam maka data
dianalisis dengan uji statistik menggunakan Aplikasi SPSS meliputi Analisis Sidik
Ragam (ANOVA) dengan uji F untuk mengetahui pengaruh dari masingmasing
perlakuan terhadap parameter. Apabila berpengaruh nyata, maka dilanjutkan
dengan uji Beda Nyata Jujur (BNJ).

16
PENA Akuatika Volume 12 No. 1 - September 2015

10. MANAJEMEN KUALITAS AIR MEDIA BUDIDAYA IKAN LELE


SANGKURIANG (Clarias gariepinus) DENGAN TEKNIK PROBIOTIK
PADA KOLAM TERPAL DI DESA VOKASI REKSOSARI,
KECAMATAN SURUH, KABUPATEN SEMARANG

 PARAMETER YANG DI UJI :


Pengamatan kualitas air dan pertumbuhan ikan dilakukan setiap 2 minggu
sekali. Pertumbuhan yang diamati adalah pertumbuhan bobot mutlak, yang
meliputi panjang dan berat tubuh. Panjang mutlak adalah ukuran rata-rata
organisme pada umur tertentu (Effendi, 2003).
Parameter fisik yang diamati adalah temperatur air dan udara, yang diukur
dengan termometer alkohol.
Parameter kimia yang diamati adalah kandungan oksigen terlarut,
karbondioksida bebas dan pH. Oksigen terlarut dengan metode Winkler,
karbondioksida bebas dengan metode alkalimetri, dan pH diukur dengan kertas
pH universal.

 ANALISIS DATA
Data yang diperoleh dianalisis secara deskriptif.

17

Anda mungkin juga menyukai