Anda di halaman 1dari 5

URAIAN GARIS BESAR

TUGAS AKHIR
Diajukan untuk memenuhi salah satu syarat melakukan tugas akhir

KEMAMPUAN TUMBUHAN KIAPU (Pistia stratiotes L).

DALAM MENYISIHKAN LOGAM BERAT KROMIUM (Cr) YANG


TERDAPAT PADA LIMBAH PENYAMAKAN KULIT

R. ENDRIAR NURFAHMI OCTAVIAN


153050065

PROGRAM STUDI TEKNIK LINGKUNGAN


FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS PASUNDAN
BANDUNG
2019
I.1 Latar Belakang
Perkembangan industri di Indonesia sangatlah pesat yang mana industri-
industri di Indonesia ini menjadi sumber penghasil devisa non migas negara. Salah
satu industri yang kian menjanjikan adalah industri penyamakan kulit yang mana
proses penyamakan kulit ini adalah pengolahan kulit mentah menjadi kulit jadi yang
siap di proses menjadi beragam kerajinan kulit, namun disamping itu keadaan
limbah imdustri di indonesia semakin hari kian memprihatinkan, begitupun dengan
limbah industri penyamakan kulit yang sering dipermasalahkan dan berpotensi
besar dapat mencemari lingkungan yang ada di sekitarnya baik melalui air, tanah
dan udara.
Salah satu industri kulit yang kian tersohor adalah industri kulit sukaregang
yang berada di Kabupaten Garut Jawa Barat. Kota Garut juga dikenal mancanegara
sebagai sentra kerajinan kulit dan kegiatan pengolahan kulit menjadi kerajinan juga
telah dijadikan mata pencaharian bagi sebagian warga Kabupaten Garut. Namun
disamping itu kegiatan dari proses penyamakan kulit ini menghasilkan limbah cair
yang dapat mencemari lingkungan dan sangat meresahkan masyarakat.
Limbah adalah suatu hasil sampingan dari suatu proses yang sudah tidak
dapat digunakan lagi. Berdasarkan Peraturan Pemerintah Republik Indonesia
Nomor 82 tahun 2001 limbah adalah sisa suatu usaha atau kegiatan yang
mengandung bahan berbahaya atau beracun yang karena sifat atau konsentrasinya
dan jumlahnya baik secara langsung atau tidak langsung akan dapat membahayakan
lingkungan hidup, kesehatan, kelangsungan hidup manusia serta makhluk lain. Air
limbah adalah sisa dari suatu usaha dan atau kegiatan yang berwujud cair, air limbah
dapat berasal dari rumah tangga (domestik) maupun industri.
Salah satu jenis limbah cair yang dihasilkan oleh kegiatan industri adalah
limbah cair yang mengandung logam berat, pada umumnya logam berat adalah
senyawa yang bersifat toksik dan dapat merusak lingkungan, salah satu logam berat
yang digunakan dalam kegiatan industri penyamakan kulit adalah kromium (Cr),
yang digunakan sebagai katalis penyamakan kulit. Senyawa kromium (Cr)
merupakan logam pasif berwarna putih perak dan lembek jika dalam keadaan
murninya. Kromium memiliki nomor atom 24 dan massa atom relatif 51,996
gram/mol, titik didih 2665 oC, titik leleh 1875 oC, dan jari-jari atom 128 pm.
Senyawa krom pada limbah cair penyamakan kulit ini berasal dari proses
penyamakan kulit yang menggunakan kromium sulfat antara 60% sampai 70%
dalam bentuk larutan krom sulfat tidak semuanya dapat terserap oleh kulit pada
proses penyamakan, sehinnga sisanya dikeluarkan dalam bentuk cairan sebagai
limbah cair. Keberadaan krom (Cr) sering kali dikaitkan dengan kanker karena
senyawa kromium (cr) ini bersifat toksik, karsinogenik dan dengan kadar yang tingi
dalam limbah cair industri penyamakan kulit dapat menyebabkan pencemaran
lingkungan dan berdampak besar bagi kesehatan manusia yang dapat berpengaruh
pada hati, ginjal dan saluran pernafasan manusia.
Beberapa metode telah banyak dilakukan untuk memisahkan krom (Cr)
pada limbah cair seperti metode reduksi, pertukaran ion dan menggunakan
mikroorganisme. Adapun alternatif lain untuk memisahklan krom (cr) dari limbah
cair yaitu dengan menggunakan pengolahan secara biologi dengan teknik
fitoremediasi yang memanfaatkan tumbuhan air untuk menyerap bahan pencemar
logam berat kromium (Cr) dari limbah industri penyamakan kulit.
Salah satu tumbuhan air yang digunakan untuk menyisihkan kromium (Cr)
pada limbah cair inin adalah tanaman kayu apu atau kiapu (Pistia stratiotes L.).
tanaman kayu apu ini merupakan family dari Araceae Talas-talasan, tanaman kayu
apu ini memiliki daun berwarna hijau dan akar yang menggantung, kayu apu ini
seringkali digunakan sebagai tanaman hias di kolam-kolam rumah namun di sisi
lain tanaman kayu apu ini juga kerap dianggap gulma oleh para petani karena
mengganggu kelangsungan hidup dari tanaman pokok yang ditanam oleh para
petani karena dengan adanya gulma di kawasan pertanian maka akan terjadi
kompetesi perebutan nutrisi dengan tanaman pokok sehingga tanaman pokok yang
ditanam petani tidak mampu untuk tumbuh sempurna.
Kondisi-kondisi tersebut melatarbelakangi peneliti untuk menganalisis
kemampuan dari tumbuhan air kiapu (Pistia stratiotes L.) dalam menyerap logam
berat kromium (Cr.).
I.2 Rumusan Masalah
Berdasarkan dari latar belakang adapun permasalahan yang ditemukan yaitu
seberapa besar kemampuan tanaman kayu apu (Pistia stratiotes L.) dalam
menyerap logam berat kromium (Cr.) dari hasil limbah penyamakan kulit.

I.3 Ruang Lingkup


Adapun lingkupan dari perencanaan studi ini adalah sebagai berikut:
1. Variable yang diamati adalah kualitas air limbah penyamakan kulit
2. Parameter yang diukur adalah konsentrasi kromium (Cr) pada air limbah
3. Penelitian dilakukan di Laboratorium
4. Metode yang digunakan adalah fitoremediasi logam berat kromium (Cr)
dengan menggunakan tanaman air
5. Tanaman air yang digunakan dalam penelitian ini adalah tanaman kayu
apu (Pistia stratiotes L)

1.4 Tujuan Penelitian


Mengetahui apakah tanaman kayu apu (Pistia stratiotes L) dapat
mengurangi kadar logam berat kromium (Cr) pada limnbah penyamakan kulit.

1.5 Metodologi Penelitian


Metodologi penelitian yang dilakukan dalam pelaksanaan Tugas Akhir ini
adalah :
1. Studi pustaka atau studi literatur untuk mempelajari teori-teori yang
berkaitan dengan Tugas Akhir.
2. Penelitian pendahuluan yaitu uji resistensi dengan waktu t= 7 hari
dengan cara pemberian limbah pada setiap wadah yang telah diberi
tanaman kiapu (Pistia stratiotes L) dengan konsentrasi sebesar 10%,
20%,30%,40% dan 50% dengan tujuan menemukan konsentrasi limbah
yang akan digunakan pada penelitian.
3. Penelitian dilakukan dengan reaktor tertutup yang terbuat dari toples
bening sebanyak 4 buah dengan 1 bak kontrol dan 3 toples berisi
tanaman kiapu. Penelitian ini dilakukan secara duplo dengan variasi
jumlah tumbuhan yang berbeda yaitu 2, 4, dan 6 tumbuhan dan dengan
waktu tinggal kelipatan 3 hari selama 15 hari.
4. Pengujian parameter kromium total dilakukan setiap 3 hari 1 kali.
5. Data konmsentrasi kromium total akan dianalisis untuk mengetahui
hubungan antara variasi jumlah tumbuhan dan waktu tinggal terhadap
konsentrasi kromium (Cr).
6. Pengamatan pertumbuhan tanaman kiapu (Pistia stratiotes L.)
7. Pembuatan laporan

Anda mungkin juga menyukai