Haryati*
*Program Studi S1 Teknik Lingkungan Fakultas Teknik
Universitas Lambung Mangkurat
Banjarbaru
ABSTRACT
ABSTRAK
PENDAHULUAN
Latar Belakang
Air merupakan sumber daya alam yang sangat diperlukan oleh manusia,
bahkan semua makhluk hidup, dalam kebutuhan dan kelangsungan hidupnya.
Manusia memerlukan air untuk berbagai keperluan dalam kehidupannya. Air yang
bersih adalah merupakan syarat penting yang dibutuhkan manusia dan makhluk
hidup lainnya agar air tersebut dapat dimanfaatkan secara optimal untuk keperluan
kehidupan. Oleh karena itu, sangatlah penting bagi kita untuk menjaga kuantitas
dan kualitas dari air tersebut . Agar air dapat tetap bermanfaat bagi kehidupan
manusia serta makhluk hidup lainnya. Akan tetapi, oleh berbagai macam kegiatan
manusia sehari-hari, kuantitas dan kualitas air mengalami penurunan. Saat ini,
permasalahan lingkungan yang perlu diperhatikan adalah permasalahan
pencemaran sumber-sumber air, seperti air permukaan dan air tanah oleh berbagai
macam aktivitas manusia Salah satu logam berat yang merupakan sumber
polusi dan perlu dihilangkan dalam perairan adalah logam kromium (Cr).
Kegiatan industri disamping bertujuan untuk meningkatkan kesejahteraan,
ternyata juga menghasilkan limbah sebagai pencemar lingkungan. Salah satu
industri yang menghasilkan kromium dalam air limbah adalah industri tekstil.
merupakan salah satu logam berat. Apabila limbah industri tekstil yang
mengandung krom dibuang langsung ke dalam lingkungan tanpa melalui
pengolahan lebih dahulu, berakibat menambah jumlah ion logam pada air
lingkungan. Air lingkungan yang berlebihan jumlah ion logam pada umumnya
tidak dapat dikonsumsi sebagai air minum. Kandungan krom dalam air dapat
menimbulkan efek kesehatan bagi manusia. Menurut Surat keputusan Menteri
Negara Kependudukan dan Lingkungan Hidup, baku mutu limbah yang
boleh dialirkan ke air permukaan untuk Cr(VI) sebesar 0,05-1 mg/L dan
untuk Cr (total) sebesar 0,1-2 mg/L (Anderson, 1997). Oleh karena itu
kandungan logam berat khususnya Cr dalam limbah industri yang melebihi
ambang batas harus diminimalkan sebelum dibuang ke lingkungan. Salah satu
cara analisis untuk menentukan kadar kualitatif dan kuantitatif unsur-unsur yang
terkandung dalam limbah industri, adalah Analisis Pengaktifan Neutron (APN)
yan diterapkan untuk penentuan berbagai jenis unsur. Metode APN merupakan
suatu metode analisis yang memanfaatkan prinsip reaksi pengaktifan inti suatu
unsur dengan neutron. Keunggulan metode APN adalah hasil analisis tidak
dipengaruhi oleh unsur-unsur dalam senyawa kimia karena menggunakan hasil
reaksi inti. Permasalahan mendasar ini adalah bertujuan mendeteksi dan
menentukan kadar unsur krom yang terkandung dalam limbah tekstil.
Pengelolaan limbah yang mengandung unsur krom Salah satunya dengan
memisahkan krom dari limbah industri yakni dengan menggunakan metode
biosorpsi. Proses biosorpsi, yaitu proses dimana padatan yang berasal dari bahan
alam digunakan untuk mengikat logam berat krom. Bahan alam yang digunakan
berasal dari kulit batang tanaman jambu biji (Psidium guajava). Jambu biji
mengandung tannin, yang menimbulkan rasa sepat pada buah tetapi juga
berfungsi memperlancar sistem pencernaan, sirkulasi darah, dan berguna untuk
menyerang virus. Zat tannin ini merupakan zat yang menyebakan jambu biji
memiliki kemampuan penyerapan. Diketahui bahwa adanya ikatan karbonil pada
zat tannin menjadikannya molekul yang mudah terprotonasi atau bermuatan
positif sehingga dapat menarik atau menyerap anion krom yang bermuatan
negatif. Cara ini merupakan metode yang sangat menjanjikan untuk mengolah
buangan industri, terutama karena harganya yang murah dan memiliki kapasitas
penyerapan yang tinggi.Dan dengan memanfaatkan material adsorben yang
mudah diperoleh dari tanaman.
Batasan Masalah
Tujuan
Metode Penulisan
Dalam pembuatan penulisan ini,metode yang digunakan adalah metode
kepustakaan, yaitu dengan mengumpulkan data-data dari literature-literatur dan
jurnal penelitian yang bersangkutan dengan kandungan krom pada air limbah dan
cara pengelolaan air limbah tersebut. Selain itu pengumpulan data juga didapat
dari pencarian informasi-informasi dari internet.
TINJAUAN PUSTAKA
Pencemaran Air
Logam Berat
Logam berat adalah unsur-unsur kimia dengan bobot jenis lebih besar dari
5 gr/cm3, terletak di sudut kanan bawah sistem periodik, mempunyai afinitas yang
tinggi terhadap unsur S dan biasanya bernomor atom 22 sampai 92 dari perioda 4
sampai 7 (De,2009)
Dalam kimia, sebuah logam (bahasa Yunani: Metallon) adalah sebuah
unsur kimia yang siap membentuk ion (kation) dan memiliki ikatan logam, dan
kadangkala dikatakan bahwa ia mirip dengan kation di awan elektron. Logam
berat (heavy metal) adalah logam dengan massa jenis lima atau lebih, dengan
nomor atom 22 sampai dengan 92. Logam berat dianggap berbahaya bagi
kesehatan bila terakumulasi secara berlebihan di dalam tubuh. Beberapa di
antaranya bersifat membangkitkan kanker (karsinogen). Demikian pula dengan
bahan pangan dengan kandungan logam berat tinggi dianggap tidak layak
konsumsi (Anonim2, 2010)
Logam berat tidak dapat dihilangkan tetapi hanya dapat didegradasi
yang semula berbahaya menjadi tidak berbahaya. Logam berat dapat diubah
menjadi tidak berbahaya dengan memodifikasi karakteristik kimia dan
fisikanya. Terdapat dua jenis kromium (Cr) di dalam tanah yaitu Cr(III)
dalam bentuk Cr3+ dan Cr(VI) dalam bentuk (CrO¬4)2- yang mempunyai
pH di atas enam dan (Cr2O7)2- dengan Cr(III) [5] (Sandy,2009).
Kromium
Kromium adalah sebuah unsur kimia dalam tabel periodik yang memiliki
lambang Cr dan nomor atom 24. Kromium merupakan logam tahan korosi (tahan
karat) dan dapat dipoles menjadi mengkilat. Dengan sifat ini, kromium (krom)
banyak digunakan sebagai pelapis pada ornamen-ornamen bangunan, komponen
kendaraan, seperti knalpot pada sepeda motor, maupun sebagai pelapis perhiasan
seperti emas, emas yang dilapisi oleh kromium ini lebih dikenal dengan sebutan
emas putih. Perpaduan Kromium dengan besi dan nikel menghasilkan baja tahan
karat (Anonim3,2010)
Kromium adalah logam non-esensial yang sangat toksik (beracun) bagi
mikroorganisme dan tanaman. Karena penggunaannya yang luas dalam industri,
kromium (Cr) telah menjadi polutan yang serius dalam setting lingkungan yang
beragam. Bentuk heksavalen dari logam ini, Cr(VI), dianggap sebagai spesies
yang lebih bersifat toksik dibanding bentuk Cr(III) yang kurang dapat berpindah-
pindah dan relatif tidak berbahaya. Keberadaan Cr dalam lingkungan akan
menyebabkan kemusnahan kecuali untuk varian mikroba dan tanaman yang
mampu mentolerir kadar senyawa Cr yang tiggi. Mekanisme resistensi-Cr yang
beragam ditunjukkan oleh mikroorganisme, dan kemungkinan oleh tanaman,
termasuk biosorpsi, akumulasi berkurang, presipitasi, reduksi Cr(VI) menjadi
Cr(III), dan efluks kromat. Beberapa dari sistem ini telah diusulkan sebagai
sarana bioteknologi yang potensial untuk mengatasi polusi Cr (Masdin, 2010).
Analisis Aktivasi Neutron (AAN) adalah salah satu teknik nuklir yang
digunakan untuk mengkuantifikasi unsur-unsur kimia yang terkandung dalam
suatu materi. Teknik ini didasarkan pada reaksi penangkapan neutron termal oleh
inti atom yang terkandung dalam materi uji. Reaksi inti ini berlangsung di fasiltas
iradiasi yang menyediakan sumber neutron. Hasil interaksi tersebut menghasilkan
spesi atom baru yang kelebihan satu buah neutron dan dalam keadaan tidak stabil.
Untuk mencapai ke keadaan stabil, spesi tidak stabil tersebut melepaskan partikel
beta yang umumnya diikuti oleh emisi sinar gamma. Sinar gamma yang
diemisikan adalah bersifat khas untuk setiap radionuklida, dan umumnya akan
membentuk suatu spektrum yang disebut sebagai spektrum gamma.Dengan
menggunakan detektor HPGe resolusi tinggi, spektrum yang terbentuk dapat
dipilah dan radionuklida yang terkandung dalam materi dapat diidentifikasi dan
selanjutnya dikuantifikasi ( ikhsan Adityo,2009).
Prinsip dasar dari metode pengaktifan neutron adalah terjadinya
radioaktivitas imbas jika suatu sampel ditembak dengan neutron. Dalam APN
sampel yang akan dianalisis diiradiasi dengan suatu sumber neutron. Inti
atom unsur-unsur yang terdapat di dalam sampel akan menangkap neutron
sehingga berubah sifat menjadi radioaktif. Unsur radioaktif tersebut
selanjutnya akan meluruh disertai dengan pemancaran sinar radioaktif. Sinar-
γ yang dipancarkan oleh berbagai unsur dalam sampel dapat dianalisis
dengan menggunakan spektrometri gamma karena setiap unsur dalam sampel
memancarkan sinar-γ dengan karakteristik tersendiri (Nina, 2007)
Reaktor Nuklir
Radioaktivitas
Spektrometri Gamma
Biosorpsi
Jambu biji berasal dari Amerika Tropik, tumbuh pada tanah yang gembur
maupun liat, pada tempat terbuka dan mengandung air yang cukup banyak. Pohon
ini banyak ditanam sebagai pohon buah-buahan. Namun sering tumbuh liar dan
dapat ditemukan pada ketinggian 1-1200 m dpl. Jambu biji berbuah sepanjang
tahun (Rara,2009).
Kandungan kimia buah, daun dan kulit batang pohon jambu biji
mengandung tanin, sedang pada bunganya tidak banyak mengandung tanin. Daun
jambu biji juga mengandung zat lain kecuali tanin, seperti minyak atsiri, asam
ursolat, asam psidiolat, asam kratogolat, asam oleanolat, asam guajaverin dan
vitamin. Kandungan buah jambu biji (100 gr) - Kalori 49 kal - Vitamin A 25 SI -
Vitamin B1 0,02 mg - Vitamin C 87 mg - Kalsium 14 mg - Hidrat Arang 12,2
gram - Fosfor 28 mg - Besi 1,1 mg - Protein 0,9 mg - Lemak 0,3 gram - Air 86
gram (Anonim,2005)
Jambu biji mengandung tannin, yang menimbulkan rasa sepat pada buah
tetapi juga berfungsi memperlancar sistem pencernaan, sirkulasi darah, dan
berguna untuk menyerang virus. Zat tannin ini merupakan zat yang menyebakan
jambu biji memiliki kemampuan penyerapan. Diketahui bahwa adanya ikatan
karbonil pada zat tannin menjadikannya molekul yang mudah terprotonasi atau
bermuatan positif sehingga dapat menarik atau menyerap anion krom yang
bermuatan negative (Sutrasno,2009).
METODE PENELITIAN
Bahan Penelitian
Bahan yang digunakan dalam penelitian ini adalah :
1. Limbah tekstil, baik dalam sampel endapan maupun cairan.
2. Sumber-γ yang digunakan sebagai sumber standar adalah Eu-152 untuk
kalibrasi energi dan efisiensi.
3. Material standar endapan dengan kandungan Cr 3%.
4. Material standar cairan dengan kandungan Cr 20 ppm, Cd 20 ppm, Co 10
ppm, Zn 20 ppm, As 5 ppm, Sc 5 ppm.
Preparasi Sampel
Prosedur Iradiasi
Pada penelitian ini, proses adsorbsi ion logam krom akan dilakukan
melalui proses biosorpsi, yaitu proses dimana padatan yang berasal dari bahan
alam digunakan untuk mengikat logam berat krom. Bahan alam yang akan
digunakan dalam penelitian ini berasal dari kulit batang tanaman jambu biji
(Psidium guajava). Eksperimen yang dilakukan dibagi menjadi empat bagian
besar, yaitu preparasi biosorben, uji kinetika adsorpsi, uji pengaruh temperatur,
dan uji adsorpsi isotermis logam krom oleh biosorben dari larutan krom.
Preparasi biosorben yang berasal dari kulit batang jambu biji dimulai
dengan menghaluskan kulit batang jambu tersebut menggunakan blender.
Biomaterial ini kemudian dicuci, dikeringkan oleh matahari selama 5 hari. Setelah
kering, material akan dimasukan kedalam kotak kedap udara yang tertutup rapat.
Semua material ini akan digunakan langsung untuk proses biosorpsi tanpa adanya
perlakuan awal.
Uji kinetika adsorpsi ion logam krom oleh biosorben dilakukan di dalam
beaker glass pada temperatur ruang (25°C) menggunakan pengaduk pada 70 rpm.
Eksperimen ini akan dilakukan pada pH 2, 7 dan 10 dan konsentrasi awal ion
krom 10 mg/liter sebanyak 100 ml dan dosis biosorbennya 2 gram/liter. Sampel
dari dalam beaker glass diambil pada interval waktu yang berbeda kemudian
disaring dimana filtratnya akan diukur absorbansinya dengan spektrofotometer
untuk mengetahui konsentrasi ion krom yang masih tertinggal di dalam larutan
tersebut.
Uji pengaruh temperatur dilakukan di dalam beaker glass pada variasi
temperatur 25, 30, 35, 40, 45 dan 50°C menggunakan pengaduk pada 70 rpm.
Eksperimen ini hanya dilakukan pada pH 2 dengan konsentrasi awal ion logam
krom 10 mg/liter sebanyak 100 ml dan dosis biosorbennya 2 gram/liter. Setelah
sampel dicampur selama 75 menit, sampel disaring menggunakan kertas saring,
dan filtratnya dianalisa untuk diukur konsentrasi ion krom yang tersisa dalam
larutan.
Uji adsorpsi isotermis dilakukan di dalam beaker glass pada temperatur
ruang (25°C) menggunakan pengaduk pada 70 rpm. Eksperimen hanya akan
dilakukan pada pH optimum dengan variasi konsentrasi awal ion logam krom (10;
20; 40; 60; 100 mg/liter) sebanyak 100 ml dan dosis biosorbennya 2 gram/liter.
Setelah sampel dicampur selama waktu kontak optimal, sampel disaring
menggunakan kertas saring, dan filtratnya dianalisa untuk diukur konsentrasi ion
krom yang tersisa dalam larutan (Sutrasno,dkk,2009).
HASIL DAN PEMBAHASAN
KESIMPULAN
DAFTAR PUSTAKA