Anda di halaman 1dari 7

PENGELOLAAN SUNGAI DAN SITU

Rezha Setyawan (H1E108076)


Jurusan Teknik Lingkungan, Fakultas Teknik, Universitas Lambung Mangkurat
Jln. A. Yani Km. 36, Banjarbaru, Kalimantan Selatan, 70714, Telepon: (0511) 4773868
Pembimbing: Nopi Stiyati, S.Si, MT.

ABSTRACT

In arranging human life, irrigate a lot of playing a part important for example to
drink, to cooking, cleaning and take a bath. Despitefully irrigate also a lot of needed to
to irrigate the rice field, farm, industrial, and still a lot of again. So that do not realize
the ugly impact contaminating the water source like river and situ.

Hence from that needing of inwrought management and also classification of is


existence of an effective pollution in handling management and conservancy of the
river and or situ so that can take care of the quality irrigate for first function.

Research conducted in area of DKI Jakarta at 2005, where in this research was
that calculation Result to value IKA indicated that 83 % river and 79 % situ in DKI
Jakarta there was in ugly category. This matter was caused do not look after of river
and situ better, lack of society awareness and governmental in the effort looking after
river and situ.
Keywords : River, situ, quality irrigate

ABSTRAK

Di dalam tata kehidupan manusia, air banyak memegang peranan penting antara
lain untuk minum, memasak, mencuci dan mandi. Di samping itu air juga banyak
diperlukan untuk mengairi sawah, ladang, industri, dan masih banyak lagi. Sehingga
tidak menyadari dampak buruk yang mencemari sumber air tersebut seperti sungai dan
situ.
Maka dari itu diperlukannya pengelolaan terpadu serta pengklasifikasian
penduga adanya zat pencemar yang efektif dalam menangani pengelolaan dan
pemeliharaan pada sungai ataupun situ sehingga dapat menjaga kualitas air
sebagimana mestinya.
Penelitian dilakukan pada daerah DKI Jakarta pada tahun 2005, dimana dalam
penelitian ini menunjukan bahwa Hasil perhitungan terhadap nilai IKA menunjukkan
bahwa 83 % sungai dan 79 % situ yang ada di DKI Jakarta ada dalam kategori buruk.
Hal ini disebabkan tidak terpeliharanya sungai dan situ dengan baik, kurangnya
kesadaran masyarakat dan pemerintah dalam upaya memelihara sungai dan situ.
Kata kunci : Sungai, situ, kualitas air.
PENDAHULUAN

Latar Belakang

Seiring dengan bertambah tingginya angka pertumbuhan penduduk tentunya juga


mempengaruhi sektor air. Dimana air merupakan Air merupakan komponen penting
dalam kehidupan makhluk hidup di dunia ini. Di dalam peranan kehidupan manusia, air
digunakan untuk untuk minum, memasak, mencuci dan mandi. Di samping itu air juga
banyak diperlukan untuk mengairi sawah, ladang, industri, dan masih banyak lagi.
Karena adanya proses kegiatan manusia seperti diatas dan tanpa adanya pengelolaan,
pengendalian sekaligus pemeliharaan yang serius maka air tersebut dapat tercemar dan
membawa dampak negatif berbahaya bagi kelangsungan makhluk hidup itu sendiri.

Pencemaran air adalah masuknya atau dimasukkannya makhluk hidup, zat, energi
dan atau komponen lain ke dalam air oleh kegiatan manusia, sehingga kualitas air turun
sampai ke tingkat tertentu yang menyebabkan air tidak dapat berfungsi sesuai dengan
peruntukannya. Mengingat bahwa air adalah komponen dari lingkungan hidup, maka
pencemaran air merupakan bagian dari pencemaran lingkungan hidup. Pencemaran air
perlu di kendalikan karena akibat pencemaran air dapat mengurangi pemanfaatan air
sebagai modal dasar dan faktor utama pembangunan. Pengendalian pencemaran air
adalah upaya pencegahan dan penanggulangan pencemaran air serta pemulihan kualitas
air untuk menjamin agar sesuai dengan baku mutu air.

Istilah pencemaran air terbentuk akibat adanya cairan bekas pakai yang di alirkan
kembali begitu saja ke perairan terbuka, dan menimbulkan berbagai dampak yang
merugikan masyarakat ataupun lingkungan. Seperti yang kita ketahui air yang tercemar
merupakan kumpulan dari bibit- bibit penyakit yang berdampak sangat buruk bagi
kesehatan manusia dan juga makhluk hidup lainnya. Terkecuali bakteri- bakteri berupa
patogen dan bakteri pendukung kerusakan kualitas air lainnya.

Batasan Masalah

Dalam hal ini maka dapat dirumuskan masalah yakni bagaimana dampak
pengaruh dari pencemaran air sungai ataupun situ serta bagaimana pengelolaan dan
pemeliharaan sebagaimana dapat memperbaiki kualitas air yang tercemar yang dilakukan
oleh pihak pemerintah serta masyarakat.

Tujuan

Tujuan dari penulisan ini yakni untuk memberikan penjelasan ataupun informasi
mengenai dampak pencemaran sungai maupun situ serta tindakan operasi pengelolaan
yang dilakukan pemerintah sehingga dapat mengembalikan fungsi air dan kualitas
sumber air tersebut sebagaimana mestinya.
Metode Penulisan

Dalam pembuatan tulisan ini, metode yang digunakan adalah metode


kepustakaan, yaitu dengan mengumpulkan data-data dari literatur-literatur dan jurnal
penelitian yang bersangkutan dengan kualitas air sungai ataupun situ sebagaimana
merupakan sumber air bagi kehidupan manusia, serta sistem operasi ataupun
pemeliharaan terhadap sumber air tersebut. Selain itu pengumpulan data juga di dapat
dari pencarian informasi-informasi dari internet.

TINJAUAN PUSTAKA

Pencemaran sumber air dan Kualitas air

Pencemaran air adalah masuknya atau dimasukkannya makhluk hidup, zat, energi
dan atau komponen lain ke dalam air oleh kegiatan manusia, sehingga kualitas air turun
sampai ke tingkat tertentu yang menyebabkan air tidak dapat berfungsi sesuai dengan
peruntukannya. Pencemaran air tentunya dapat membawa dampak buruk yang dapat
merugikan baik manusia ataupun makhluk hidup lainnya, karena air merupakan hal yang
tidak dapat dipisahkan dalam kehidupan sehari-hari. Dimana air memiliki multi fungsi,
baik untuk sumber air minum ataupun aktivitas manusia lainnya yang tidak pernah luput
dari sektor air. Maka dari itu diperlukannya kesadaran masyarakat dalam menjaga serta
memelihara kualitas sumber air yang dewasa ini kerap diabaikan oleh masyarakat.

Kualitas air adalah kondisi kualitatif air yang diukur dan atau diuji berdasarkan
parameter-parameter tertentu dan metode tertentu berdasarkan peraturan perundang-
undangan yang berlaku (Pasal 1 Keputusan Menteri Negara Lingkungan Hidup Nomor :
115 Tahun 2003). Kualitas air dapat dinyatakan dengan parameter kualitas air. Parameter
ini meliputi parameter fisik, kimia, dan mikrobiologis. Parameter fisik menyatakan
kondisi fisik air atau keberadaan bahan yang dapat diamati secara visual/kasat mata.
Yang termasuk dalam parameter fisik ini adalah kekeruhan, kandungan partikel/padatan,
warna, rasa, bau, suhu, dan sebagainya.

Sumber Pencemaran Air Sungai/ Situ

Melihat pengaruh polutan terhadap kehidupan organisme perairan dan


lingkungannya. Unit penduga adanya pencemar tersebut diklasifikasikan dalam
parameter fisika, kimia dan biologi. Dalam menetapkan kualitas air, parameter-parameter
tersebut sebaiknya tidak berdiri sendiri tapi dapat ditrasformasikan dalam suatu nilai
tunggal yang mewakili. Nilai tunggal ini disebut Indeks Kualitas Air. Tujuan perhitungan
Indeks adalah untuk menyederhanakan informasi sehingga dalam menyajikan kualitas
suatu perairan cukup disajikan dalam suatu nilai tunggal, sehingga dapat dibandingkan
antara kualitas suatu perairan dengan satu perairan lainnya atau kualitas perairan dari
waktu ke waktu. Berdasar pada sumbernya, bahan pencemar dapat dibedakan atas
pencemaran yang disebabkan oleh alam dan pencemaran oleh kegiatan manusia. Bahan
pencemar di perairan dapat berasal dari sumber buangan yang dapat diklasifikasikan
sebagai sumber titik (point source discharge) dan sumber menyebar (diffusesource).
Sumber titik adalah sumber pencemaran terpusat seperti yang berasal dari air buangan
industri maupun domestik dan saluran drainase. Sedangkan sumber menyebar polutan
yang masuk ke perairan seperti run off atau limpasan dari permukaan tanah permukiman
atau pertanian.

Dampak Pencemaran sungai/situ

Kepadatan penduduk dapat mempengaruhi pencemaran lingkungan sungai dan


situ. Hal ini dikaitkan dengan tingkat kesadaran penduduk dalam memelihara lingkungan
yang sehat dan bersih. Limbah domestik yang dapat berupa buangan air rumah tangga,
padatan berupa sampah yang dibuang ke sungai, air cucian kamar mandi maupun
buangan tinja akan mempengaruhi tingkat kandungan BOD, COD serta bakteri E. Coli
dalam sungai. Sedangkan limbah industri baik yang bersifat organik dan anorganik juga
akan mempengaruhi kualitas air permukaan. Limbah domestik, industri, maupun
pertanian akan memberikan pengaruh terhadap keberadaan komponen lingkungan sungai.
Apabila pengaruh itu telah mengubah kondisi perairan sehingga tidak dapat digunakan
kembali dengan baik, maka perairan tersebut dikatakan tercemar. Semakin padat
penduduk suatu lingkungan semakin banyak limbah yang harus dikendalikan.

Pengelolaan sungai/situ

Pengelolaan sungai adalah pembinaan sungai yang meliputi usaha pemanfaatan


adalah penggunaan dan pengembangan dan konservasi berupa perlindungan dan
pengendalian sungai yang merupakan bagian dari pengelolaan sungai, yang mana
tujuannya dari pengelolaan sungai adalah untuk memperoleh tata pengaturan air agar
dapat memberikan suatu manfaat yang maksimal untuk memenuhi berbagai kepentingan
bagi kesejahteraan masyarakat.

            Adapun faktor-faktor yang berkaitan dengan kepentingan masyarakat adalah : alur
sungai, debit sungai dan elevasi muka air sungai. Pengaturan alur sungai suatu pekerjaan
yang tidak mudah bahkan ada kekurangannya dan ketidak berhasilan yang antara lain
karena keterbatasan pengetahuan kita pada bidang teknik sungai serta pengenalan sifat-
sifat sungai. Pengaturan alur sungai sungai harus dilakukan dengan hati-hati di dasari
oleh ilmu pengetahuan. Untuk mengetahui perubahan berangsur-angsur pada bangunan
maupun sungainya.

Teknologi pencegahan dan penanggulangan pencemaran adalah sistem


perencanaan dan pengaturan buangan dengan berbagai bantuan fasilitas peralatan.
Beberapa hal yang harus dipertimbangkan dalam pemilihan teknologinya adalah
karakteristik limbah dan standar kualitas effluent, sistem desain peralatan dimana
diharapkan mempunyai kemampuan untuk mengubah kualitas influent yang memenuhi
standar kualitas effluent. Penanggulangan pencemaran akibat usaha industri
dititkberatkan pada pemasangan peralatan pengolahan yang lebih dikenal dengan istilah
end pipe of treatment. Yang perlu diperhatikan dalam pemasangan pengolah limbah
adalah jenis zat pencemar, volume limbah, lamanya berlangsung, jangkauan dan jumlah
yang terkena. Penanggulangan limbah juga dapat dilakukan dengan pengolahan kembali
limbah yang dihasilkan sehingga mempunyai nilai ekonomis. Pengolahan kembali (daur
ulang) dapat menghemat biaya produksi, menghemat biaya pengendalian pencemaran dan
menghasilkan tambahan pendapatan. Selain itu penanggulangan pencemaran dapat juga
dengan melakukan perubahan proses yang lebih baik sehingga zat pencemar yang
terbuang lebih sedikit, substitusi bahan baku yang bersifat berbahaya dan beracun dengan
bahan lain yang lebih kecil resiko pencemarannya atau dengan jenis teknologi tertentu
yang mempunyai kadar buangan rendah.

Penetapan standar merupakan salah satu upaya efektif dalam pengendalian


pencemaran air. Standar memberikan arahan bagi pihak-pihak yang berkaitan dengan
program tersebut. Standar kualitas air adalah pesyaratan kualitas air yang ditetapkan oleh
suatu negara atau wilayah untuk keperluan perlindungan dan manfaat air pada negara
atau wilayah yang bersangkutan. Standar kualitas air yang berlaku harus dapat
dilaksanakan yaitu semaksimal mungkin dapat melindungi lingkungan tetapi memberikan
toleransi bagi pembangunan industri dan sarana pengendalian pencemaran air yang
ekonomis. Dalam pengelolaan kualitas air dikenal dua macam standar, yaitu stream
standard dan effluent standar. Pengelolaan sumberdaya harus meliputi seluruh sistem dan
idealnya dalam pengelolaan tersebut harus terdapat keseimbangan antar pengguna,
mengoptimalkan penggunaan sumberdaya alam, memperhatikan keseimbangan
lingkungan, memperbaiki jika terjadi kerusakan.

HASIL DAN PEMBAHASAN

Metode Penelitian

Di Jakarta terdapat 13 sistem aliran sungai yang digunakan untuk berbagai


keperluan seperti air baku air minum, perikanan dan pertanian serta usaha perkotaan
lainnya. Sungai-sungai tersebut mengalir ke Teluk Jakarta melalui 10 muara. Situ di DKI
Jakarta berjumlah 40 buah dimana di Jakarta Selatan terdapat 7 situ dengan luas 66,5 Ha,
Jakarta Pusat 3 situ dengan luas 7,4 Ha, Jakarta Utara 12 situ dengan luas 179,5 Ha,
Jakarta Barat 2 situ dengan luas 5 Ha dan Jakarta Timur 16 situ dengan luas 66,875 Ha.

Dari ke 40 situ tersebut 12 situ (30 %) merupakan buatan yaitu Situ Taman Ria Remaja,
Waduk Kebon Melati, Waduk PIK I, Waduk PIK II, Waduk Muara Angke, Waduk
Sunter I, Waduk Sunter III, Waduk Setiabudi, Situ Elok, Waduk PDAM, Situ TMII
(Archipelago Indonesia) dan Situ TMII. Sedangkan 28 Situ (70 %) lainnya merupakan
situ alami.

Hasil dan Pembahasan

Berdasarkan fungsi dan kondisi situ di DKI dapat diketahui bahwa 19 situ (47,5
%) dalam kondisi terawat, 14 situ (35%) dalam kondii tidak terawat dan 5 situ (12,5 %)
telah berubah menjadi daratan yaitu Situ Rawa Kendal, Situ Rawa Rorotan, Situ Rawa
Penggilingan, Situ Rawa Segaran dan Situ Dirgantara. Pada ke-19 situ yang terawat
secara fisik, 5 situ ternyata tercemar oleh limbah rumah tangga dan limbah industri.
Perairan berwarna kehitaman dan berbau busuk. Perawatan yang dilakukan terhadap situ
misalnya dengan mengerasan pada sekeliling situ, upaya penghilangan sampah yang ada
dan memelihara kontinuitas air. Sedangkan pada situ yang tidak terawat karena
masyarakat masih menganggap bahwa situ sebagai tempat penampungan sampah dan
terlihat pada situ yang sekelilingnya terdapat permukiman kumuh. Dari penelitian terlihat
bahwa 83 % sungai dan 79 % situ yang ada di DKI Jakarta ada dalam kategori buruk. Hal
ini disebabkan tidak terpeliharanya perairan dengan baik, kurangnya kesadaran
masyarakat dan pemerintah dalam upaya memelihara sungai dan situ. Baru beberapa situ
yang dilindungi dengan SK Gubernur DKI Jakarta No. 1873 Tahun 1987 dan SK
Gubernur DKI Jakarta No. 138 Tahun 1990 yaitu Situ Babakan, Situ Mangga Bolong,
Situ Rawa Dongkal, Situ Kelapa Dua Wetan.

4. Kesimpulan

Berdasarkan studi kasus dengan kualitas air sungai dan situ di DKI Jakarta, didapat
beberapa kesimpulan bahwa :

Secara umum sungai dan situ di DKI Jakarta telah mengalami perubahan pada
kualitas airnya. Indeks Kualitas Air pada sungai mupun situ di DKI Jakarta menunjukkan
nilai buruk sampai sedang, padahal perairan tersebut digunakan untuk berbagai keperluan
manusia. Dampak buruk yang terjadi pada perairan di sungai dan situ di DKI Jakarta
dapat berdampak balik negatif berupa timbulnya berbagai bibit penyakit. Perlu adanya
tindakan nyata dari seluruh lapisan masyarakat untuk memperbaiki kualitas perairan yang
ada yaitu dimulai dari diri sendiri untuk secara bijak melihat lingkungan sebagai suatu
kesatuan yang tidak terpisahkan dari manusia dan mentaati peraturan yang ada.

DAFTAR PUSTAKA

Aceh Pedia. 2009. Rusaknya kualitas air


http://www.acehblogger.org/Rusaknya_kualitas_air

Anonim1.2007. Pencemaran air


http://www.slideshare.net/KarlaSolo/pencemaran-air-presentation-809125

Anonim2.2010. Pencemaran lingkungan


http://hend-learning.blogspot.com/2009/04/pencemaran-lingkungan.html

Diana Hendrawan.2005. Kualitas air sungai dan situ di daerah DKI Jakarta
http://journal.ui.ac.id/upload/artikel/03_KUALITAS%20AIR%20SUNGAI%20DAN
%20SITU%20DI%20DKI%20JAKARTA_Diana.pdf
Masduqi, Ali.2007. Kualitas air sebagai indikator DAS
http://blog.its.ac.id/masduqi/2007/11/04/kualitas-air-sebagai-indikator-pengelolaan-
daerah-pengaliran-sungai/

Anda mungkin juga menyukai