Oleh:
AGUNG WASKITO
HIEI08047
Fakultas Teknik
Program Studi Teknik Lingkungan
Universitas Lambung Mangkurat
2008/2009
ABSTRACT
rubber is kumoditi trade very beneficial, but with period progress very fast
this is rubber processing factory factory mouldy. and more the mouldyer estate
tune tune causing continuous polemic that is waste that is produced by rubber
milling factory, especially gas waste. gas waste from rubber milling very harry
because evoke smell very not delicious, this waste can evoke dangerous diseases
for us human
by gas the settlement of disposal technique will use scrubber will produce
waste in the form of other that is liquid waste and also with technique deorub k.
deorub k can overcome all problems on because contain compounds that can
freeze swiftly, prevent bacteria growth and proportional the price formic acid).
ABSTRAK
PENDAHULUAN
Latar Belakang
Tujuan Penulisan
Batasan Masalah
TINJAUAN PUSTAKA
Pembagian Karet
Karet dibagi menjadi 2 yaitu karet alam dan karet sintesis. Karet alam
dibuat dari getah pohon karet yang diproses, sedang karet sintesis dibuat dari
bahan baku minyak tanah. Karena memiliki kualitas yang lebih baik otomatis
karet alam lebih mahal, Namun, prosentase pemakaiannya mengalami perubahan
tergantung dari nilainya. Misalnya pada ban, biasanya menggunakan bahan dari
karet alam dan karet sintesis dengan perbandingan 55 : 45. Bila karet alam
mengalami kenaikan harga, maka dapat diganti dengan karet sintesis sekitar 5%,
dan bila karet sintesis pun mengalami kenaikan harga akibat kenaikan harga bahan
bakar minyak, maka jumlah pemakaian karet alam yang diperbesar.
Karet Alam
Karet alam diperoleh dari getah resin karet (lateks karet alam) yang
disebut Hevea Brasiliensis yang berasal dari daerah Amazon dengan cara
penggumpalan dan pengeringan. Tergantung dari cara memprosesnya, secara
umum karet alam dibagi menjadi 3. Daerah penghasil karet alam terbesar yang
memproduksi 70% dari jumlah seluruh produksi karet dunia adalah Thailand,
Indonesia, dan Malaysia.
Lateks
Merupakan karet alam yang awet disimpan yang dibuat dengan cara
menambahkan anmonia ke dalam getah karet. Bila akan dikirim biasanya
dikentalkan terlebih dahulu dengan mesin sentrifugal hingga kekentalannya
mencapai 60%. Digunakan untuk sarung tangan karet, zat perekat, benang karet,
alat-alat kedokteran, dan lain-lain.
RSS : karet alam yang diperoleh dengan cara memasukkan lateks ke dalam
asam untuk dipadatkan, kemudian di panaskan dan diasapkan. Digunakan sebagai
bahan baku produksi ban, dan tube.
TSR : Karet yang telah digumpalkan kemudian dihaluskan, setelah itu
dikeringkan dengan pemanasan. Sama seperti dengan RSS, TSR digunakan
sebagai bahan baku produksi ban, dan tube. Tergantung dari negara yang
memproduksi, ada SMR ( Produk Malaysia ), SSR ( Produk Singapura ), SIR
( produk Indonesia ), TTR ( Produk Thailand ) dan lain lain.
Karet Sintetis
Karet sistetis sengaja dibuat sedemikian rupa mirip dengan karet alam.
Ada banyak macamnya yaitu Karet Isopuren ( IR ), Karet Stiren Butadien ( SBR ),
Karet Butadien ( BR ), Karet Khloropuren ( CR ), Karet Nitril ( NR ), Karet
BUTIL ( IIB ), Karet etilen propilen ( EPDM ), Karet Uretan ( AU, EU ), Karet
silicon ( VMQ, FVMQ ), Karet Acril ( ACM ) dan lain lain.Karet sintetis yang
paling banyak diproduksi ada 3 jenis yaitu karet isopuren, karet stiren butadiene,
dan karet butadiene. Bila digabung dengan karet alam, prosentase karet sintetis ini
meliputi 80 %. Karet tersebut terutama digunakan sebagai bahan baku pembuatan
ban.
Getah karet merupakan cairan berbentuk koloid yang mengandung zat zat
seperti lateks, tepung, lemak, protein dan lain lain. Molekul molekul karet pada
siang hari terbentuk di bagian daun tumbuhan karet, dan bila hari menjelang sore,
getah dikirim ke bagian kulit pohon dalam bentuk polimer. Proses pengambilan
getah karet dilakukan pada pukul 5 sampai pukul 8 pagi hari, karena getah karet
berkumpul pada pagi hari.Getah dari pohon Hevea Brasiliensis ( lateks ) dapat
diperoleh sekitar 200 ~ 400 ml, dan selain mengandung isopuren, ia juga
mengandung bermacam macam elemen lainnya.
Masalah bau busuk yang mencemari udara di sekitar pabrik karet remah
ini sampai saat ini sangat sulit diatasi walaupun semua pabrik sudah
menggunakan scrubber (cerobong asap), padahal disekeliling pabrik sudah
menjadi kawasan perumahan. Pada akhirnya bau busuk ini menimbulkan keluhan-
keluhan masyarakat disekeliling pabrik atau bahkan yang jauh dari pabrik (bau
terbawa oleh angin). Sedangkan masalah nilai plastisitas (Po dan PRI) yang
rendah dapat diatasi oleh pabrik karet remah dengan proses penggantungan angin
selama 7-14 hari, walaupun hal ini akan menyebabkan waktu pengolahan
meningkat karena terhentinya perputaran modal dalam jumlah besar selam waktu
tersebut.
Untuk mengatasi masalah bau busuk dan mutu karet tersebut, Balai
Penelitian Sembawa telah mengembangkan dan menghasilkan formula Deorub
yang disebut dengan Deorub K. Deorub K dapat mengatasi semua masalah
tersebut diatas karena mengandung senyawa-senyawa yang dapat membekukan
dengan cepat, mencegah pertumbuhan bakteri dan harganya sebanding dengan
asam semut (format). Mutu teknis, karakteristik vullkanisasi dan sifat fisik
vulkanisat dari karet yang dibekukan dengan Deorub K adalah setara dengan asam
semuT
PEMBAHASAN
KESIMPULAN
Dari makalah diatas dapat kita yaitu:
Pembangunan di bidang industri tersebut di satu pihak akan menghasilkan
barang yang bermanfaat bagi kesejahteraan hidup rakyat, dan di lain pihak
industri itu juga akan menghasilkan limbah
Getah karet merupakan cairan berbentuk koloid yang mengandung zat zat
seperti lateks, tepung, lemak, protein dan lain lain.
Kondisi pengolahan limbah cair dikatakan sedang apabila setidaknya terdiri
dari kolam anaerobik dan fakultatif yang dengan baik mampu menurunkan
COD dan BOD walaupun belum optimal untuk menyisihkan nutrien.
Untuk mengatasi masalah bau busuk dan mutu karet tersebut, Balai
Penelitian Sembawa telah mengembangkan dan menghasilkan formula
Deorub yang disebut dengan Deorub K.
Bau busuk menyengat terjadi juga karena pertumbuhan bakteri pembusuk
yang melakukan biodegradasi protein di dalam bokar menjadi amonia dan
sulfida.
Teknik penanganan limbah gas menggunakan scrubber akan menghasilkan
limbah dalam bentuk lain yaitu limbah cair
DAFTAR PUSTAKA
Anonim ,2001
http.wikipedia Limbah karet.com
diakses tanggal 24 maret 2010