Anda di halaman 1dari 24

TUGAS MAKALAH

Makalah Minimisasi Limbah

Nama Kelompok : Fransisca Rica Sidauruk 1415041018

Naftalia Ariska M Bangun 1415041039

Mata Kuliah : Teknologi Buangan Industri

Dosen Pengampu : Panca Nugrahini F, S.T., M.T.


KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena atas berkat dan karunia yang diberikan

sehingga kami dapat menyelesaikan tugas makalah Mata Kuliah Teknologi Buangan Industri yang

diberikan oleh Ibu Dosen Panca Nugrahini F, S.T., M.T. mengenai Minimisasi Limbah. Kami

sadar bahwa makalah ini masih belum sempurna dan masih banyak kekurangan dalam penyusunan

makalah ini. Oleh karena itu, kami mohon saran dan kritik yang membangun agar makalah ini

dapat lebih baik dari sebelumnya.

Akhir kata, semoga makalah ini dapat membawa manfaat bagi kita semua.

Bandarlampung,30 Mei 2017


DAFTAR ISI

Kata Pengantar

Daftar Isi

BAB I.PENDAHULUAN

1.1.Latar Belakang

1.2.Rumusan Masalah

1.3 Manfaat

BAB II.PEMBAHASAN

2.1. Definisi Limbah

2.1.1 Karakteristik Limbah

2.1.2. Macam- Macam Limbah

2.2. Metode Pengolahan Limbah

2.3. Minimisasi Limbah

2.4. Keuntungan Minimisasi Limbah

BAB III PENUTUP

3.1Kesimpulan

DAFTAR PUSTAKA
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Permasalahan lingkungan merupakan isu yang tidak bisa di hindarkan. Salah satu penyebab

masalah lingkungan hidup adalah limbah, tetapi timbulnya limbah tersebut tidak dapat

dihindarkan, karena limbah adalah salah satu hasil dari kegiatan. Dalam kehidupan kita sehari-

hari, sebagai contoh sederhana kemasan makanan yang kita beli, dulu sebelum tahun 1980-an

makanan tersebut dibungkus dengan daun pisang, setelah tahun 1980-an mulai digunakan

kertas berplastik, menjelang tahun 2000-an makanan dikemas dengan styrofoam.

Peningkatan limbah berbanding lurus dengan konsumsi masyarakat berbanding lurus dengan

peningkatan kesejahteraan. Oleh karena itu, masalah limbah tidak habis-habisnya dipersoalkan

dan dicari solusi penanganannya. Masalah lingkungan itu timbul akibat pembuangan limbah

yang sembarangan yang akan mengganggu kesehatan, merusak lingkungan hidup serta

kenyamanan hidup.

Pada masa sekarang sudah banyak gerakan terkait mengurangi produksi limbah. Salah satunya

adalah dengan metode minimisasi limbah yaitu merupakan metode pengurangan limbah

dengan cara pemanfaatan kembali sehingga jumlah limbah yang dihasilkan oleh industri

maupun rumah tangga dapat dapat diminimalkan bahkan sampai tidak menghasilkan limbah

lagi.
Oleh karena itu, makalah ini disusun untuk memaparkan bagaimana cara meminimisasi libah

tersebut, sehingga kita dapat mengetahui bagaimana seharusnya menangani limbah tersebut

dengan tepat.

1.2 Rumusan Masalah

1. Apakah yang dimaksud dengan limbah?

2. Bagaimana karakteristik dari limbah tersebut?

3. Bagaimana prinsip pengolahan limbah dengan metode minimisasi?

1.3 Manfaat

1. Untuk mengetahui karakteristik dan jenis limbah

2. Untuk mengetahui prinsip pengolahan lombah dengan metode minimisasi


BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Definisi Limbah

Menurut Undang-undang Republik Indonesia (UU RI) No. 32 Tahun 2009 tentang Perlindungan Dan

Pengelolaan Lingkungan Hidup (PPLH), definisi limbah adalah sisa suatu usaha dan/atau kegiatan.

Definisi secara umum, limbah adalah bahan sisa atau buangan yang dihasilkan dari suatu kegiatan dan

proses produksi, baik pada skala rumah tangga, industri, pertambangan, dan sebagainya. Bentuk limbah

tersebut dapat berupa gas dan debu, cair atau padat. Di antara berbagai jenis limbah ini ada yang bersifat

beracun atau berbahaya dan dikenal sebagai Limbah Bahan Berbahaya dan Beracun (Limbah B3).

Semakin meningkat kegiatan manusia, semakin banyak pula limbah yang dihasilkan. Oleh karena itu

perlu peraturan yang mengikat secara hukum terkait dengan limbah dan pengelolaannya. UU No 32

Tahun 2009 sudah memuat aturan segala sesuatu yang terkait limbah tersebut. Aturan itu menyangkut

apa yang diperbolehkan, dilarang dan sanksi hukumnya. UU no 32/2009 ini merupakan penyempurnaan

dari UU sebelumnya yaitu UU No 23 Tahun 1997 tentang Pengelolaan Lingkungan Hidup dan UU No

4 Tahun 1982 tentang Ketentuan-ketentuan Pokok Pengelolaan Lingkungan Hidup. Disamping itu,

sudah ada UU yang lebih khusus lagi yaitu UU no 18 tahun 2008 tentang Pengelolaan Sampah.

2.1.1 Karakteristik limbah :

Pada umumnya sesuatu yang ada di bumi ini memiliki suatu karakteristik yang berbeda.

Termasuk juga limbah yang mempunyai karakteristik sebagai berikut :

 Berukuran mikro

Karekteristik ini merupakan karakterisik pada besar kecilnya limbah/ volumenya. Contoh dari

limbah yang berukuran mikro atau kecil atau bahkan tidak bias terlihat adalah limbah industri
berupa bahan kimia yang tidak terpakai yang di buang tidak sesuai dengan prosedur

pembuangan yang dianjurkan.

 Dinamis

Mungkin yang dimaksud dinamis disini adalah tentang cara pencemarannya yang tidak dalam

waktu singkat menyebar dan mengakibatkan pencermaran. Biasanya limbah dalam menyerbar

di perlukan waktu yang cukup lama dan tidak diketahui dengan hanya melihat saja. Hal ini

dikarenakan ukuran limbah yang tidak dapat dilihat

Berdampak luas (penyebarannya)

Luasnya dampak yang di timbulkan oleh limbah ini merupakan efek dari karakteristik limbah

yang berukuran mikro yang tak dapat dilihat dengan mata telanjang. Contoh dari besarnya

dampak yang ditimbulkan yaituadanya istilah “Minamata disease” atau keracunan raksa (Hg)

di Jepang yang mengakibatkan nelayan-nelayan mengidap paralis (hilangnya kemampuan

untuk bergerak karena kerusakan pada saraf). Kejadian ini terajadi di Teluk Minamata dan

Sungai Jintsu karena pencemaran oleh raksa (Hg).

Berdampak jangka panjang (antar generasi)

Dampak yang ditimbulkan limbah terutama limbah kimia biasanya tidak sekedar berdampak

pada orang yang terkena tetapi dapat mengakibatkan turunannya mengalami hal serupa.
Dari karakteristik limbah di atas pencemaran limbah juga didukung oleh adanya faktor-faktor

yang mempengaruhi pencemaran limbah terhadap lingkungan diantaranya :

1. Volume Limbah

Tentunya semakin banyak limbah yang dihasilkan oleh manusia dampak yang akan

ditimbulkan semakin besar pula terasa.

2. Kandungan Bahan Pencemar

Kandunngan yang terdapat di limbah ini mengakibatkan pencemaran lingkungan apabila

kandunganya berbahaya dapat mengakibatkan pencemaran yang fatal bahkan dapat

membunuh manusia serta mahluk hidup sekitar.

3. Frekuensi Pembuangan Limbah

Pada saat sekarang ini pembuangan limbah semakin naik frekuensinya di karenakan banyaknya

industry yang berdiri. Dengan semakin banyak frekuensi limbah tentunya pembuangan limbah

menjadi tidak terkandali dan usaha untuk mengolahnya tidak dapat maksimal dikarenakan

pengolahan limbah yang masih jauh dari harapan kita semua.

2.1.2 Macam-macam Limbah

1. Ditinjau secara Kimiawi

Pengertian senyawa adalah zat yang terdiri atas dua unsur atau lebih yang bergabung melalui suatu

reaksi kimia. Semua benda yang ada di sekeliling kita, seperti tanah, air, udara, minyak, besi, dan

Iain-Iain disebut zat atau materi. Semua zat terdiri atas unsur. Unsur adalah zat yang paling

sederhana yang tidak dapat diuraikan lagi. Limbah ditinjau secara kimiawi, terdiri atas:
a. Limbah Organik

Limbah organik adalah limbah yang berasal dari tumbuhan dan hewan yang diambil dari alam atau

dihasilkan dari kegiatan pertanian, petemakan, rumah tangga, dan industri yang secara alami

mudah terurai oleh aktivitas mikroorganisme baik secara aerob maupun anaerob. Contoh limbah

organik adalah batang sayuran, kulit buah-buahan, bulu ayam, dan kotoran hewan.

b. Limbah Anorganik

Limbah anorganik adalah limbah yang bukan berasal dari makhluk hidup dan tidak dapat di

uraikan oleh mikroorganisme. Limbah anorganik tidak mudah hancur. contohnya botol, kaleng,

kaca, pestisida, logam,plastik, dan sebagainya. Limbah B3 (bahan berbahaya dan beracun) adalah

limbah hasil dari kegiatanmanusia yang mengandung bahan kimia dan zat beracun yang berbahaya

bagi makhluk hidup, khususnya manusia.

2. Berdasarkan Wujudnya

Berdasarkan wujudnya limbah dibedakan menjadi tiga bagian, yaitu:

a. Limbah padat

Limbah padat adalah limbah yang berwujud padat. Limbah padat bersifat kering, tidak dapat

berpindah kecuali ada yang memindahkannya. Limbah padat ini misalnya, sisa makanan, sayuran,

potongan kayu, sobekan kertas, sampah plastik, dan logam.


b. Limbah cair

Limbah cair adalah limbah yang berwujud cair. Limbah cair terlarut dalam air, selalu berpindah,

dan tidak pernah diam. Contoh limbah cair adalah air bekas mencuci pakaian, air bekas pencelupan

warna pakaian, air rembesan AC dan sebagainya.

c. Limbah gas, Limbah gas adalah limbah zat (zat buangan) yang berwujud gas. Limbah gas dapat

dilihat dalam bentuk asap. Limbah gas selalu bergerak sehingga penyebarannya sangat luas.

Contoh limbah gas adalah gas pembuangan kendaraan bermotor. Pembuatan bahan bakar minyak

juga menghasilkan gas buangan yang berbahaya bagi lingkungan.

3.Berdasarkan Sumbernya

Jenis limbah berdasarkan sumbernya, dapat dibedakan menjadi:

a.Limbah rumah tangga

Limbah rumah tangga disebut juga limbah domestik.

b.Limbah industry

Limbah industri adalah limbah yang berasal dari industri. Hasil buangannya dapat berbentuk padat,

cair, dan gas bergantung benda yang dibuat.


c.Limbah pertanian

Limbah padat yang dihasilkan dari kegiatan pertanian, contohnya sisa daun-daunan, ranting,

jerami, dan kayu, sedangkan limbah cair

d.Limbah minyak

Minyak merupakan bahan bakar utama pembangkit tenaga pada alat transportasi maupun industri.

Limbah/buangan/tumpahan minyak dalam proses eksploitasi, pengangkutan, dan peng-gunaannya

dapat terjadi akibat kebocoran, kecelakaan, maupun tumpahan lainnya.

e. Limbah konstruksi

Limbah konstruksi secara umum didefinisikan sebagai subtansi atau suatu objek di mana pemilik

mempunyai keinginan untuk membuang. Adapun limbah konstruksi didefinisikan sebagai material

yang sudah tidak digunakan yang dihasilkan dari proses konstruksi, perbaikan atau

perubahan.Material limbah konstruksi dihasilkan dalam setiap proyek konstruksi, baik itu proyek

pembangunan maupun proyek pembongkaran (contruction and domolition). Limbah yang berasal

dari perobohan atau penghancuran bangunan digolongkan dalam domolition waste, sedangkan

limbah yang berasal dari pembangunan perubahan bentuk (remodeling), perbaikan baik itu rumah

atau bangunan komersial, digolongkan ke dalam construction waste.

Komposisi limbah konstruksi dikategorikan dengan berbagai cara, bergantung bagaimana cara

memandang limbah tersebut. Ada tiga faktor utama untuk mengkategorikan limbah konstruksi,

yaitu:a. Kayub. Puing-puing akibat perbaikan/bongkaranc. Besi tulangan atau bajad. Kertas atau
plastike. Bata, tegel, dan genteng. Logam bukan besi, termasuk kalengg. Sampah, seperti debu,

kain bekas, dan bungkus makanan.

f. Limbah radioaktif

Limbah radioaktif berasal dari setiap pemanfaatan tenaga nuklir, baik pemanfaatan untuk

pembangkitan daya listrik menggunakan reaktor nuklir, maupun pemanfaatan tenaga nuklir untuk

keperluan industri dan rumah sakit. Bahan atau peralatan terkena atau menjadi radioaktif dapat

disebabkan karena pengoperasian instalasi nuklir atau instalasi yang memanfaatkan radiasi

pengion.

Jenis limbah radioaktif dapat dibedakan berdasarkan:

1. Besarnya aktivitas Berdasarkan besarnya aktivitas, limbah radioaktif dapat dikelompokkan

menjadi tiga, yaitu limbah aktivitas tinggi, aktivitas sedang, dan aktivitas rendah.

2. Umur Berdasarkan umurnya, limbah radioaktif dapat dikelompokkan menjadi dua, yaitu limbah

umur paruh panjang dan umur paruh pendek.

3. Bentuk fisik Berdasarkan bentuk fisiknya, limbah radioaktif dapat dikelompokkan menjadi tiga,

yaitu limbah padat, cair, dan gas.Karena limbah radioaktif memancarkan radiasi, apabila tidak

diisolasi dari masyarakat dan lingkungan maka radiasi limbah tersebut dapat mengenai manusia

dan lingkunganRadiasi limbah radioaktif berbahaya bagi manusia karena dapat melakukan ionisasi

dan merusak sel organ tubuh manusia. Kerusakan sel tersebut mampu menyebabkan terganggunya

fungsi organ tubuh. Di samping itu, sel-sel yang masih tetap hidup namun mengalami perubahan,

dalam jangka panjang kemungkinan menginduksi adanya tumor atau kanker. Ada kemungkinan

dapat pula bahwa kerusakan sel akibat radiasi mengganggu fungsi genetika manusia, sehingga

keturunannya mengalami cacat.


4. Berdasarkan Sifatnya

Berdasarkan sifatnya, limbah terdiri atas enam jenis, yaitu:

a. Limbah mudah meledak

Limbah mudah meledak adalah limbah yang melalui proses kimia dapat menghasilkan gas dengan

suhu tekanan tinggi serta dapat merusak lingkungan.

b. Limbah mudah terbakar

Bahan limbah yang mudah terbakar adalah limbah yang mengandung bahan yang menghasilkan

gesekan atau percikan api jika berdekatan dengan api.

c. Limbah reaktif

Limbah reaktif adalah limbah yang memiliki sifat mudah bereaksi dengan oksigen atau limbah

organik peroksida yang tidak stabil dalam suhu tinggi dan dapat menyebabkan kebakaran.

d. Limbah beracun

Limbah beracun atau limbah B3 adalah limbah yang mengandung racun berbahaya bagi manusia

dan lingkungan. Limbah ini mengakibatkan kematian jika masuk ke dalam laut.

e. Limbah penyebab infeksi

Limbah penyebab infeksi adalah limbah yang berasal dari laboratorium yang terinfeksi penyakit,

seperti bagian tubuh manusia atau cairan tubuh manusia atau hewan yang terkena infeksi.
f. Limbah korosif

adalah limbah yang dapat menyebabkan iritasi pada kulit dan dapat membuat logam berkarat.

Limbah yang paling berbahaya adalah limbah kimia. Limbah kimia mengandung berbagai

senyawa kimia yang masih aktif maupun tidak yang tentunya sangat berbahaya bagi lingkungan.

Limbah kimia dapat berwujud padat, gas mauoun cair. Limbah kimia merupakan hasil samping

yang tidak berguna dan merupakan produksi yang tidak terpakai. Bisa berupa bahan kimia

kadaluarsa. Sumber limbah ini bisa berupa industri, pertanian maupun domestik.

Sumber utama limbah adalah dari industri. Berikut beberapa limbah industri tersebut:

1. Tekstil : sludges IPAL(endapan zat warna).

2. Polimer : resin, katalisator, pelarut, sludges, debu.

3. Farmasi : pelarut, residu organik, ingredien.

4. Pengilangan Minyak : emulsi minyak, sludges, katalisator, inhibitor boiler.

5. Smelting : sludges, slag, air limbah, amonia, silika, debu.

6. Elektroplating : air limbah, sludge, sisa elektrolit.

7. Elektronika : pelarut, air limbah, sludge, cat.

Limbah Kimia Berbahaya di Indonesia :

 Pencemaran Sungai :

1. Merusak tambak ikan/udang : S. Brantas, S. Ciujung


2. Mencemari sumur rakyat : Sidoarjo & Cimahi

3. Cemaran Hg (tambang emas rakyat) gangguan kesehatan (tremor) : Pongkor & Kulon

Progo.

 Pencemaran Pantai :

1. Pantura & Minahasa : kemiskinan nelayan dan gangguan kesehatan masyarakat.

 Penguburan racun tikus sisa di Bali:

2. Menyebar dan mencemari lingkungan.

Gambar 1. Dampak Pencemaran Lingkungan akibat Limbah Kimia


2.2 Metode Pengolahan Limbah

Pengelolaan limbah pada dasarnya bertujuan untuk mengendalikan pencemaran yang

disebabkan oleh kegiatan industri. Secara hirarki, upaya pengelolaan limbah tersebut dapat

dilihat pada Gambar 2.

Gambar 2. Hirarki Pengelolaan Limbah di Indonesia (Soemantojo, [2])


Pada gambar tersebut terlihat upaya pengelolaan limbah yang pertama sekali diupayakan

adalah meminimisasi limbah dengan cara reduksi pada sumbemya dan diikuti dengan

pemanfaatan limbah baik di dalam pabrik (on-site), maupun di luar pabrik (off-site) tersebut.

Reduksi limbah pada sumberya adalah upaya untuk mengurangi volume, konsentrasi,

toksisitas, dan tingkat bahaya limbah yang akan menyebar di lingkungan, secara preventif

langsung pada sumber pencemar. Pemanfaatan limbah adalah upaya mengurangi volume,

konsentrasi, toksisitas, dan tingkat bahaya yang menyebar di lingkungan, dengan cara

memanfaatkannya melalui cara penggunaan kembali (reuse), daur ulang (recycle), perolehan

kembali (recovery). Setelah upaya minimisasi limbah dilakukan dengan maksimal, kemudian

limbah yang terbentuk selanjutnya diolah dengan memperhatikan baku mutu limbah yang

berlaku. Setiap upaya pengolahan limbah umumnya akan menghasilkan sisa akhir, misalnya

lumpur (sludge). Sisa akhir proses pengolahan limbah tersebut sebelum dibuang ke

lingkungan, harus diolah terlebih dahulu, misalnya menggunakan matriks semen.

2.3 Minimisasi Limbah

Idealnya, suatu kegiatan industri berusaha untuk mencegah pencemaran sebelum pencemaran

itu terjadi. Konsep pencegahan tersebut dapat dilakukan dengan memanfaatkan teknologi

bersih (clean technology atau low and no waste technology) yanga kan melandaspi rogramp

roduksi bersih. Suatu pendekatan penting pada proses produksi bersih dalam suatu proses

adalah menggunakan upaya minimisasi limbah (Bapedal [4]). Minimisasi limbah adalah upaya

untuk mengurangi volume, konsentrasi, toksisitas, clan tingkat bahaya limbah yang berasal

dari proses produksi, dengan jalan reduksi pada sumbernya dan/atau pemanfaatan limbah,

Seperti yang terlihat pada Gambar 3.


Gambar 3. Teknik Minimisasi Limbah (Bapedal, [3])

Prinsip dalam pengelolaan limbah yang harus kita pegang adalah 3R, “REDUCE, REUSE,

RECYCLE”.

1. Reduce (pengurangan) adalah mengurangi segala sesuatu yang menyebabkan timbulnya

limbah. Sedapat mungkin kita mengurangi penggunaan bahan-bahan yang akan menghasilkan

limbah. Contoh: penggunaan sapu tangan untuk menghapus keringat akan mengurangi limbah dari

kertas tissue yang kita gunakan, menggunakan botol minum permanen yang sehat akan
mengurangi limbah berupa gelas plastik atau botol plastik air mineral, pemilihan produk dengan

kemasan yang dapat didaur-ulang.

2. Reuse (daur pakai) adalah kegiatan penggunaan kembali limbah yang masih dapat digunakan

baik untuk fungsi yang sama maupun fungsi lain. Sedapat mungkin kita menggunakan kembali

bahan-bahan yang masih memungkinkan untuk dipakai lagi. Contoh: kertas yang digunakan bolak-

balik akan mengurangi limbah kertas, gunakan wadah/kantong yang dapat digunakan berulang-

ulang, gunakan baterai yang dapat di- charge kembali.

3. Recycle (daur ulang) adalah mengolah limbah menjadi produk baru. Ada bahan bahan

tertentu yang dapat didaur-ulang, contoh: kertas, karton, plastik, botol, besi, minyak jelantah,

berbagai limbah organik.

Teknik minimalisasi limbah dapat diterapkan pada proses produksi dan pada operasional pekerjaan

sehari-hari.Tujuan akhir dari usaha minimisasi limbah adalah mengurangi biaya operasi dengan

kategori yang dilakukan adalah manajemen, modifikasi proses produksi, reduksi volume dan

mengadakan usaha daur ulang on site atau off site. Dalam upaya pelaksanaan pengelolaan limbah,

yang pertama harus dilaksanakan adalah upaya pencegahan, yaitu pengurangan volume atau

bahaya limbah yang dikeluarkan ke lingkungan atau disebut juga minimisasi limbah.

Berbagai cara yang dapat digunakan untuk mereduksi limbah pada sumbernya:

1. Bahan Baku

 Pengelolaan bahan

 Modifikasi bahan

2. Operasi

 Pelatihan pekerja
 Inisiatif manajemen

 Pemeliharaan kebocoran dan luapan

 Pengaturan kondisi operasi dan proses

3. Teknologi

 Modifikasi proses

 Re-desain perlengkapan

 Otomatisasi peralatan

 Perubahan modus operasi

4. Produk

 Substisusi produk

 Reformasi produk

Reuse (daur pakai) adalah kegiatan penggunaan kembali limbah yang masih dapat digunakan baik

untuk fungsi yang sama maupun fungsi lain. Sedapat mungkin kita menggunakan kembali bahan-

bahan yang masih memungkinkan untuk dipakai lagi. Dibawah ini adalah beberapa penggelolaan

sampah dengan prinsip reuse yang sudah diaplikasikan secara nyata :

1) Barang yang didapat dipakai berulang-ulang kali seperti kursi, meja, baju, papan tulis dan

lain-lain.

2) Ampas tahu yang bisa langsung digunakan untuk pakan ternak.

3) Kulit buah jeruk atau pisang yang biasanya hanya dibuang sebagai sampah organik dapat

dinanfaatkan sebagai obat penghilang jerawat dan bekas luka.


4) Klobot, tanaman dan tongkol jagung yang bisanya langsung dibuang, karena tidak dapat

dikonsumsi oleh manusia maka dapat digunakan kembali sebagai pakan ternak. Selain itu, klobot

jagung dapat digunakan sebagai pembungkus makanan saat memasak.

5) Daun pisang yang biasanya tidak dapat dikonsumsi oleh manusia dapat dimanfaatkan sebagai

pakan ternak dan pembungkus makanan (pembungkus nasi, pepes ikan, alas nasi pada piring,

bungkus kue dan lain-lain), serta sebagai pengganti polybag.

6) Sabut dan tempurung kelapa dapat digunakan sebagai bahan bakar pengganti arang, selain

itu sabut kelapa dapat digunakan untuk bahan media pada anggrek dan sebagai penggosok

peralatan masak.

7) Ranting pohon yang jatuh dapat dimanfaatkan sebagai bahan bakar.

8) Kaleng bekas susu dapat digunakan sabagai alat untuk melobangi mulsa plastik.

9) Rumput sisa pembersihan dapat dimanfaatkan langsung sebagai pakan ternak.

10) Hasil pangkasan tanaman pagar dapat digunakan langsung sebagai mulsa.

11) Kertas Koran bekas dapat digunakan sebagai alat pembersih dan pembungkus perlatan kaca.

12) Pakaian yang robek dapat digunakan sebagai lap pembersih lantai.

13) Air bekas cucian beras dan air bekas ikan dapat digunakan sebagai pupuk cair yang dapat

langsung diaplikasikan pada tanaman.

14) Oli bekas dapat dimanfaatkan sebagai pembersih dan pengkilap lantai pada kayu ulin.

15) Styrofoam bekas peralatan penyangga TV dapat dimanfaatkan sebagai tambahan median

tanam saat aklimatisasi kultur jaringan.


16) Botol selai bekas dapat digunakan kembali sebagai tempat untuk menumbuhkan planlet kultur

jaringan.

2.4 Keuntungan Minimisasi Limbah

Keuntungan yang diperoleh dengan menerapkan upaya minimisasi limbah adalah sebagai

berikut:

1. Penggunaan sumberdaya alam lebih efektif dan efisien.

2. Efisiensi produksi meningkat

3. Mencegah atau mengurangi terbentuknya limbah dan bahan pencemar pada umumnya.

4. Mencegah atau mengurangi berpindahnya pencemaran antar media.

5. Mengurangi terjadinya fisiko kesehatan manusia dan lingkungan.

6. Mendorong dikembangkan dan dilaksanakannya teknologi bersih dan produk akrab lingkungan.

7. Mengurangi biaya pentaatan hukum.

8. Mengurangi atau terhindar dari biaya pembersihan lingkungan.

9. Meningkatkan daya saing di pasar intemasional.

10. Pendekatan pengaturan bersifat fleksibel dan sukarela.

Konsep minimisasi limbah sepintas terlihat sangat mudah dilaksanakan, tetapi di dalam

penerapannya relatif sukar karena adanya faktor tak langsung yang terkait seperti Peraturan

Pemerintah, SDM yang berkualitas dan dari berbagai disiplin ilmu, dan yang utama adalah

komitrnen yang kuat dari pimpinan untuk melaksanakannya.


BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan

1. Definisi secara umum, limbah adalah bahan sisa atau buangan yang dihasilkan dari suatu kegiatan

dan proses produksi, baik pada skala rumah tangga, industri, pertambangan, dan sebagainya.

2. Pengelolaan limbah pada dasarnya bertujuan untuk mengendalikan pencemaran yang

disebabkan oleh kegiatan industri.

3. Pemanfaatan limbah adalah upaya mengurangi volume, konsentrasi, toksisitas, dan

tingkat bahaya yang menyebar di lingkungan, dengan cara memanfaatkannya melalui cara

penggunaan kembali (reuse), daur ulang (recycle), perolehan kembali (recovery).

4. Minimisasi limbah memiliki dampak positif yang sangat besar terutama bagi lingkungan.
DAFTAR PUSTAKA

PanggabeanS, .M., Minimisasi Limbah Pada Industri Pelapisan Logam,T esis, Universitas

Indonesia J,akarta,( 1999).

SoemantojoR, . W., Minimisasi Limbah dan Produksi Bersih, PPSMLill, Jakarta, (1996).

Badan Pengendalian Dampak Lingkungan (BAPEDAL), Penjajagan Kemungkinan

Pengembangan Pertukaran Limbah (Waste Exchange) Di Indonesia, Jakarta, (1992).

Badan Pengendalian Dampak Lingkungan (BAPEDAL), Produksi Bersih Di Indonesia,J akarta,(

1997).

Anda mungkin juga menyukai