Anda di halaman 1dari 33

TIB 216

EKOLOGI INDUSTRI
Bahasan: PENGOLAHAN LIMBAH

Oleh: Tim Dosen


Arie Desrianty
Lauditta Irianti
Alif Ulfa Afifah
Said Muhammad Baisa

Program Studi Teknik Industri


INSTITUT TEKNOLOGI NASIONAL BANDUNG
 pH: kadar keasaman atau kebasaan air (Kondisi netral = 7)
 COD (Chemical Oxygen Demand).
 Secara tidak langsung mengukur jumlah senyawa organik
dalam air
 Terutama untuk mengukur limbah pabrik makanan yang
banyak mengandung senyawa organik
 BOD (Biological Oxygen Demand).
 Jumlah organisme dalam air.
 Jumlah oksigen yang dibutuhkan organisme untuk
menguraikan materi organik dalam air
 Terutama digunakan untuk mengukur limbah rumah sakit
karena mengandung banyak kuman.
 TSS (Total Suspended Solids).
Jumlah zat padat tersuspensi
 TDS (Total Dissolved Solids).
Jumlah zat padat terlarut.
 Satuan COD, BOD, TSS, dan TDS: mg/L.
Metode pengurangan polutan

Fisika
Biologi Kimia

Filtration Coagulation Absorption Aerobic Anaerobic


Chlorine

Screening, Activated carbon,


Sand filtration Ion exchange resin Suspended biology
Bio film process
Dehydrator

Coagulating sedimentation Digestion process

Flotation separation Obligate aerobe

Oxidation reduction
 Air limbah dilewatkan
ke dalam filter, lalu
polutan akan ditahan
oleh material filter

Sand filter: menggunakan pasir halus


Carbon filter :
lebih halus dari sand filter Ultra filter:
menggunakan membran
 Dengan bantuan zat kimia tertentu (cth: tawas),
polutan diendapkan sehingga air buangan lebih bersih

Skema
Aplikasi
Koagulan dimasukkan ke dalam kolam
 Polutan diserap
oleh zat kimia
tertentu (misal:
karbon aktif)

❑ Contoh aplikasi karbon aktif: pada norit, untuk menyerap


racun yang termakan ke dalam tubuh
 Air limbah dimasukkan ke dalam tangki
seperti septic tank, di dalamnya akan
berkembang bakteri anaerob yang akan
mencerna polutan
 Biasanya digunakan untuk limbah senyawa
anorganik
Limbah Awal (Pabrik Gula) Tangki Anaerob (45 hari)
COD = 100.000 mg/L

Hasil Akhir
COD = 15.000 mg/L
(Baku Mutu: 300 mg/L)
 Air limbah dimasukkan ke dalam kolam, di
dalamnya akan berkembang bakteri aerob
yang akan mencerna polutan
 Biasanya digunakan untuk limbah senyawa
organik
IPAL Terpadu Kab. Bandung
TPA Bantar Gebang
 Polutan diurai dengan
menggunakan zat kimia
(tergantung jenis
polutannya)

Contoh: penguraian molekul fenol (zat


pewarna tekstil) oleh molekul ozon

Rantai siklik (tertutup) benzena


diputus terlebih dahulu (desiklisasi),
kemudian baru diuraikan, hasil akhir
adalah CO2 dan H2O
 Beberapa teknologi digabung dalam satu IPAL.
oxidation
equalization screening O 3/UV coagulation sedimentation filtration clear well

wastewater

ozone generator
IPAL
IPAL Mobile salah
satunya diaplikasikan
untuk mengolah limbah
pengeboran minyak.

Satu unit IPAL Mobile (bergerak) menggunakan teknologi


oksidasi (termasuk penguraian secara kimia), koagulasi-
sedimentasi dan filtrasi.
SUMBER LIMBAH PADAT:
 PABRIK GULA
 PULP
 KERTAS
 RAYON
 PLYWOOD
 LIMBAH NUKLIR
 PENGAWETAN BUAH, IKAN, DAGING
 RUMAH TANGGA
1. Limbah padat yang mudah terbakar.
2. Limbah padat yang sukar terbakar.
3. Limbah padat yang mudah membusuk.
4. Lumpur.
5. Limbah yang dapat di daur ulang.
6. Limbah radioaktif.
7. Bongkaran bangunan.
Dengan adanya limbah padat dalam lingkungan,
maka akan timbul:
1. Gas beracun seperti:
- Asam Sulfida H2S
- Amoniak (NH3)
- Methan (CH4)
- CO2
- CO
Gas ini akan timbul, bila limbah padat ditimbun dan
membusuk karena adanya mikroorganisme.
Dengan adanya musim hujan dan kemarau, akan
terjadi proses pemecahan bahan organik oleh bakteri
penghancur dalam suasana aerob/anaerob.
2. Penurunan kualitas udara
Dalam sampah yang ditumpuk akan terjadi reaksi
kimia seperti gas H2S, NH3 methane yang bila melebihi
Nilai Ambang Batas akan merugikan manusia, di mana
kadar H2S sebesar 50 ppm akan membawa mabuk dan
pusing.

3. Penurunan kualitas air


Karena limbah padat biasanya langsung dibuang dalam
perairan/bersama-sama air limbah, maka akan
menyebabkan air menjadi keruh dan rasanya berubah.

4. Kerusakan permukaan tanah


Menurut sifatnya pengolahan limbah padat dibagi menjadi 2 cara,
yaitu: Limbah padat tanpa pengolahan dan limbah padat dengan
pengolahan

Limbah padat tanpa pengolahan:


Limbah padat yang tidak mengandung unsur kimia yang beracun
dan berbahaya, bisa langsung dibuang ke tempat tertentu seperti
TPA.

Limbah padat dengan pengolahan:


Limbah padat yang mengandung unsur kimia yang beracun dan
berbahaya, harus diolah dahulu sebelum dibuang ke tempat
tertentu.
Ada 4 proses, yaitu:
 Pemisahan
 Penyusutan ukuran
 Pengomposan
 Pembuangan limbah
 Karena limbah padat terdiri dari: ukuran yang berbeda
dan kandungan bahan yang berbeda maka harus
dipisahkan dahulu, supaya peralatan pengolahan
menjadi awet.

 Pemisahan ada 3 sistem, yaitu:


a. Sistem balistik: adalah sistem pemisahan untuk mendapatkan
keseragaman ukuran/berat volume
b. Sistem gravitasi: adalah sistem pemisahan berdasarkan gaya
berat.
misal : barang yang ringan/terapung
barang yang berat/tenggelam
c. Sistem magnetis: adalah sistem pemisahan berdasarkan sifat
magnet, yang bersifat magnet akan langsung menempel.
misal: untuk memisahkan campuran logam dan non logam
Sampah dibakar, volumenya menyusut atau bahkan hilang, masalah
penumpukan sampah terselesaikan. Bahkan ada yang kemudian
dilengkapi dengan unit pembangkit tenaga listrik yang memanfaatkan
panas hasil pembakaran sampah itu.
Bahan baku pembuatan kompos adalah sampah organik
terutama sisa sayuran, sisa makanan yang mudah membusuk
Bahan baku pembuatan biogas adalah sampah organik
termasuk tinja manusia, hasil akhirnya adalah gas
metana. Biogas yang dihasilkan dapat dikemas dalam
tabung seperti elpiji.

Kendala bisnis biogas adalah panas (kalori) yang


dihasilkan per kg gas hanya 1/3 panas per kg elpiji
(harga jualnya lebih rendah dari elpiji.
Proses akhir dari pengolahan limbah padat adalah pembuangan limbah
yang dibagi menjadi 2, yaitu:
a. Pembuangan di laut
b. Pembuangan di darat (sanitary landfill)

a. Pembuangan di laut
Pembuangan limbah padat di laut tidak boleh dilakukan di sembarang
tempat dan perlu diingat bahwa tidak semua limbah padat dapat
dibuang ke laut.

Hal ini disebabkan:


 Laut sebagai tempat mencari ikan bagi nelayan
 Laut sebagai tempat rekreasi dan lalu-lintas kapal
 Laut menjadi dangkal
 Limbah padat yang mengandung senyawa kimia beracun dan
berbahaya (misal: limbah B3 /limbah radioaktif), dapat membunuh
biota laut.
b. Pembuangan di darat/tanah
Untuk pembuangan di darat, perlu dilakukan pemilihan lokasi
yang harus dipertimbangkan sebagai berikut:
 Pengaruh iklim, temperatur dan angin
 Struktur tanah
 Jaraknya harus jauh dengan pemukiman
 Pengaruh terhadap sumber air, perkebunan, perikanan
peternakan, flora atau fauna.

Jadi: Pilih lokasi yang benar2 tidak ekonomis lagi untuk


kepentingan apapun

Pembuangan di darat/tanah dibagi:


 Penebaran di atas tanah
 Penimbunan/penumpukan
 Pengisian tanah yang cekung (landfill)
Longsoran bukit sampah

Longsoran bukit sampah


TPA Bantar Gebang menjadi mata
pencaharian ratusan pemulung

TPA Leuwigajah longsor akibat gas


metana yang terbentuk akibat
pembusukan di dasar bukit sampah
meledak dan melongsorkan sampah
sampai sejauh 1 km

Longsoran dilihat dari bawah


Terima Kasih

Anda mungkin juga menyukai