Anda di halaman 1dari 12

Ryan Adrian Rahardi | 13012065

RANGKUMAN PLIK UJIAN 2

PENGOLAHAN LIMBAH CAIR

(Bab V, slide air limbah industri I & II, penanganan lumpur, dan karakteristik air limbah, prosol)

1. Karakteristik air limbah dibagi atas 3 jenis:


a. Fisik
i. Padatan total vi. Turbiditas
ii. Padatan terendapkan vii. Transmitansi
iii. Distribusi ukuran partikel viii. Temperatur
iv. Warna ix. Densitas
v. bau x. Konduktivitas

b. Kimiawi
Anorganik: Organik:
i. Nitrogen total x. BOD
ii. Fosfor toal xi. COD
iii. pH xii. NOD
iv. alkalinitas xiii. TOC
v. klorida xiv. Senyawa organik spesifik
vi. sulfat
vii. logam
viii. unsur anorganis spesifik lainnya
ix. gas terlarut

c. Biologis
i. Bakteri coliform (untuk mengetes adanya pathogen)
ii. Mikroorganisme spesifik lainnya

(Semua baku mutu diatur dalam LAMPIRAN XLVII PERMEN LH NO 5 /2014)

2. Dampak kelebihan N & P bagi lingkungan


Kelebihan unsur nitrogen dan fosfor bagi lingkungan dapat menyebabkan eutrofikasi, yaitu
tumbuhnya tanaman perairan seperti eceng gondok, alga, dll yang berlebihan pada perairan. Hal ini
menyebabkan perairan tertutupi dengan tanaman dan sinar matahari sulit masuk ke dalam perairan.
Akibatnya banyak makhluk hidup yang mati dan kadar oksigen terlarut menjadi berkurang sehingga
ekosistem terganggu

Halaman 1
Ryan Adrian Rahardi | 13012065

3. Padatan dalam air limbah diklasifikasi berdasarkan gambar berikut beserta cara pengujiannya

4. Pengertian dan cara pengukuran BOD, COD, TOC, dan TOD

a. BOD (Biochemical oxygen demand) = ukuran jumlah limbah


organik dalam limbah cair secara tidak langsung yang
dinyatakan dalam jumlah oksigen yang dibutuhkan
mikroorganisme untuk mendekomposisi materi organik dalam
sejumlah limbah tertentu selama waktu tertentu. Pengukuran
dilakukan dengan cara memasukkan mikroorganisme ke dalam
limbah lalu diukur kadar oksigen awal dan didiamkan pada
suhu 20oC dalam keadaan gelap selama 5 hari sebelum diukur
kadar oksigen akhir.

b. COD (Chemical oxygen demand) = ukuran jumlah limbah


dalam limbah cair secara tidak langsung yang dinyatakan
dalam jumlah oksigen yang dibutuhkan untuk
mendekomposisi materi anorganik dan organik dalam

Halaman 2
Ryan Adrian Rahardi | 13012065

sejumlah limbah tertentu selama waktu tertentu dengan menggunakan dikromat dan pelarut
asam. Kondisi pengukuran sama dengan BOD hanya lama waktu yang dibutuhkan hanya selama
2-3 jam.

c. TOC (Total oxygen Carbon) dan TOD (Total oxygen demand), yaitu ukuran jumlah limbah secara
tidak langsung dengan cara membakar sampel kemudian dilakukan pengukuran karbon dioksida
yang dihasilkan. TOC menghitung jumlah CO2 yang dihasilkan, sedangkan TOD menghitung
selisih oksigen sebelum pembakaran dan oksigen sisa.

5. Baku mutu air limbah dan baku mutu air sungai


a. Baku mutu effluent standard (air limbah): ukuran batas/ kadar pencemar yang boleh dibuang ke
air permukaan dari satu jenis kegiatan tertentu.
b. Baku mutu stream standard (air sungai): ukuran batas / kadar suatu makhluk hidup / zat / energi
/ komponen pencemar, yang boleh ada dalam air pada sumber air sungai tertentu.

6. Tahapan pengolahan air limbah

Terdapat 5 tahap pengolahan air limbah, yaitu:

a) Tahap Awal (Pretreatment)


b) Pengolahan Tahap Pertama (Primary Treatment) melibatkan proses kimia-fisika
c) Pengolahan Tahap Kedua (Secondary Treatment) melibatkan proses biologis
d) Pengolahan Tahap Ketiga (Tertiary Treatment) melibatkan proses kimia
e) Pengolahan Lumpur (Sludge Treatment)

Contoh teknologi pengolahan yang dilakukan dalam industri ditampilkan pada gambar di bawah ini.

Halaman 3
Ryan Adrian Rahardi | 13012065

7. Pengolahan awal dan tahap pertama dari air limbah

Tujuan pengolahan awal dan tahap pertama dari air limbah adalah:
Meminimalkan variasi konsentrasi dan laju alir air limbah
Menghilangkan zat pencemar tak terbiodegradasi atau beracun agar tidak mengganggu proses
selanjutnya

Umumnya pengolahan awal dan tahap pertama ini menggunakan proses fisika walau kadang ada
beberapa proses kimia yang diterapkan.

Terdapat 4 tahap pengolahan awal dan tahap pertama:

a) Penyaringan (Screening) bertujuan menghilangkan partikel besar (eg: plastik, dll)


Dengan: Bar racks, static screens, vibrating screens.

b) Ekualisasi mengurangi variasi laju alir & konsentrasi air limbah agar tidak ada pembebanan tiba-
tiba (shock load)
Dengan: kolam ekualisasi (dengan/tanpa pengaduk)
Ada dua jenis konfigurasi kolam ekualisasi yaitu berupa kolam biasa dan dengan sistem overflow.

Soal di prosol: (Fungsi bak ekualisasi + jelaskan salah satu alternative penempatan bak ekualisasi)

Halaman 5
Ryan Adrian Rahardi | 13012065

Tambahan: bentuk comminutor (untuk menghancurkan sampah menjadi partikel kecil) & grit removal

c) Netralisasi mengendalikan pH dengan mencampurkan asam atau basa


Umumnya menggunakan dua atau tingkat sistem netralisasi agar pH stabil

d) Sedimentasi menghilangkan zat padat tersuspensi

Proses kimia yang dilaksanakan sebelum masuk dalam kolam sedimentasi berupa koagulasi dan
flokulasi. Dalam proses ini ditambahkan bahan kimia tertentu sehingga terjadi penetralan muatan
partikel (koagulasi) dan kemudian flok-flok halus yang terbentuk menjadi agregat yang lebih besar
dan mengendap (flokulasi). Pada Koagulasi pengadukan cepat sedangkan pada flokulasi pengadukan
lambat. Umumnya bahan kimia yang digunakan berupa tawas (alumunium sulfat), natrium aluminat,
ferric sulfat, ferric chloride, dsb. ; dengan coagulant aid berupa separan, clays, coagulant aid 2350,
dsb. Penentuan senyawa kimia dilakukan dengan JAR TEST, yaitu memasukkan bahan kimia ke
dalam air limbah dan ditinjau hasilnya. Diinginkan air jernih dengan padatan yang terendapkan lebih
padat dan stabil (tidak tebal).

Pemilihan teknologi pengolahan limbah tahap pertama ditentukan pada diagram di halaman selanjutnya.
Pembagian dibagi menjadi dua bagian yaitu anorganik dan organik. Treatment yang dilakukan berupa
proses fisik seperti absorbs, presipitasi, filtrasi, koagulasi, clarifikasi, dan stripping. Untuk organik ada
perbedaan treatment untuk senyawa yang dapat diolah dengan biodegradasi.

Halaman 6
Ryan Adrian Rahardi | 13012065

8. Pengolahan Biologis (tahap kedua) dari air limbah

Tujuan pengolahan biologis dari air limbah adalah untuk menghilangkan (atau mengurangi) kandungan
senyawa organik / anorganik dari air limbah dengan bantuan aktifitas mikroorganisme. Organisme akan
mengkonsumsi senyawa organik tersebut sebagai makanannya untuk bertumbuh membentuk
mikroorganisme baru.

Proses pengolahan biologis dikelompokkan sebagai berikut:


a) Berdasarkan pemanfaatan oksigen
Aerobik
Membutuhkan oksigen untuk hidup, jika tidak ada oksigen bakteri akan mati. Reaksi yang
dilakukan berupa oksidasi ke bilangan oksidasi tinggi seperti CO2, SO42-, NO3-, NO2-. Karena
memerlukan oksigen untuk hidup, maka selalu ditambahkan proses aerasi dan umumnya
pengolahan dilakukan di tempat terbuka.

Anaerobik
Tidak membutuhkan oksigen untuk hidup, jika ada oksigen bakteri akan mati. Reaksi yang
dilakukan berupa oksidasi ke bilangan oksidasi rendah seperti CH4, S2-, NH3 yang menimbulkan
bau. Karena tidak boleh ada oksigen untuk bisa hidup, umumnya pengolahan dilakukan di
tempat tertutup.

Perbandingan Neraca Karbon dan Energi antara Proses Aerobik dan Anaerobik:
Neraca Proses Aerobik Proses Anaerobik

Karbon 50% diubah menjadi biomassa dan 95% diubah menjadi biogas dan
50% menjadi CO2 5% menjadi biomassa

Energi 60% disimpan dalam jumlah besar Hampir 90% energi dalam zat
pada sel baru yang terbentuk dan 40% organik diperoleh kembali dalam
hilang sebagai panas biogas, 5-7 % digunakan untuk
pertumbuhan sel dan 2-5 %
dibuang sebagai panas

Anoksid
Tidak membutuhkan oksigen untuk melangsungkan reaksi, tapi jika ada oksigen bakteri tidak
akan mati hanya reaksinya yang berhenti berlangsung. Contohnya adalah denitrifikasi NO3
menjadi N2.

Kombinasi; eg: aerated lagoons (laguna teraerasi)

Halaman 8
Ryan Adrian Rahardi | 13012065

b) Berdasarkan kondisi operasi


Batch
Kontinyu
Semi batch

c) Berdasarkan sistem pertumbuhan


Tersuspensi (melayang-layang),
Eg: Activated sludge (lumpur aktif)
Menempel pada media inert yang diam
Eg: Trickling Filters (Saringan percik)
Kombinasi
Eg: Rotary Biological Contactors

9. Teknologi-teknologi pengolahan biologis air limbah

a) Sistem Lumpur aktif (Activated sludge)

Sistem lumpur aktif adalah kumpulan mikroorganisme yang hidup berkoloni menyerupai lumpur yang
dapat menyerap dan mereduksi substrat dalam air limbah menjadi biomassa baru atau zat organik.
Sistem lumpur aktif merupakan teknologi pengolahan air limbah secara tersuspensi dan aerobic.

Pembuatan sistem ini mudah, yaitu dengan menambahkan reaktor aerasi tempat bakteri akan tumbuh
dan mengkonsumsi limbah organik. Kemudian ada settling chamber untuk mengendapkan bakteri-
bakteri dan senyawa anorganik hasil reaksi. Endapan berisi mikroba ini dikembalikan lagi ke dalam
tangki aerasi. Effluent (supernatant) yang bersih keluar dari settling chamber dari bagian atas secara
meluber atau tumpah.

Halaman 9
Ryan Adrian Rahardi | 13012065

Ciri-ciri sistem lumpur aktif:


Menggunakan lumpur mikroorganisme untuk mengkonversi zat organik dalam air limbah
menjadi biomassa baru dan zat anorganik
Memungkinkan terjadinya pengendapan sehingga effluent yang keluar hanya sedikit
mengandung padatan mikroba
Mendaur ulang sebagian lumpur dari tangki pengendapan kembali ke dalam reaktor aerasi
Kinerja pengolahan bergantung pada waktu tinggal sel rata-rata dalam reaktor

Yang perlu diperhatikan adalah proses aerasi yang dilakukan.


Sistem aerasi ada dua:
- Dengan Diffuser diinginkan fine bubble dengan PVC + karet (jika keramik maka coarse bubble)
- Dengan Surface aeration

b) Laguna teraerasi (Aerated lagoons)

Berupa kolam dengan kedalaman 2,5 5 meter, sebagai tempat pengolahan limbah dengan bakteri
aerobic dan anaerobic. Pengadukan hanya terjadi di permukaan saja, sehingga sebagian padatan
mengendap dan terdekomposisi oleh mikroorganisme anaerobic di dasar kolam dan produknya
didekomposisi oleh mikroorganisme aerobic di permukaan.

Halaman 10
Ryan Adrian Rahardi | 13012065

c) Saringan percik (Trickling Filters)


Sistem pengolahan limbah dengan menggunakan bakteri aerobic yang menempel pada unggun
berjejal. Air limbah dipercikkan ke dalam kolom berjejal kemudian hasil keluarannya diklarifikasi
untuk mendapatkan effulentnya

W aste water recycle effluent

Trickling
Filter

effluent

Clarifier
Rock or plastic
packing
sludge

d) Rotary biological contactors


Berupa piringan disc yang dipasang pada poros berputar. Pada piringan terjadi pertumbuhan biofilm

Plastic-disc
Rotating biological media
contactor

Waste water Treated effluent

e) Membrane Bioreactors

Halaman 11
Ryan Adrian Rahardi | 13012065

10. Sumber limbah dibagi dua yaitu:


- Point sources (Sumber tertentu) Sumbernya diketahui dengan jelas dengan air masuk terdeteksi,
eg: limbah dari pipa pembuangan industri
- Non point sources (Sumber tak tentu) Sumber tidak jelas dan air masuk tersebar dari luas, eg:
limbah dari pertambangan atau pertanian yang terbawa aliran hujan

11. Potensi limbah dari industri berikut:


a. Industri pengolahan Ikan (pengalengan ikan) :
i. Air limbah: padatan tersuspensi, senyawa organik (BOD, COD), minyak, dan lemak
ii. Limbah Gas: Bau busuk
iii. Limbah Padat: sisa potongan ikan
b. Industri tekstil :
i. Air limbah: Padatan tersuspensi, senyawa organik (BOD, COD), zat warna, logam berat
c. Industri Perakitan mobil (Assembling) :
i. Air limbah: minyak, lemak, sisa cat, padatan tersuspensi
ii. Limbah padat: potongan dari sisa karoseri
d. Industri pengolahan kapur :
i. Limbah Gas : partikulat/ debu, Sox

12. PELAJARI Soal nomor 2 dari Ujian 2 tanggal 8 Desember 2012, halaman 62 pada prosol edisi terbaru!
Tipe tipe soal pa tjandra

Solusi : lihat di prosol masing-masing, sudah jelas solusinya.

PENGOLAHAN LIMBAH B3

(Bab VII, VIII, slide Pengelolaan limbah padat B3, Insinerasi B3, Coprocessing semen, Hazardous waste
reduction and CP, prosol)

13. On-site vs off-site penanganan limbah B3


a. On-site treatment dilakukan oleh industri, pertimbangannya:
i. Jenis dan karakteristik limbah diketahui pasti, agar dapat ditentukan teknologi pengolahan
yang tepat dan antisipasi terhadap jenis limbah mendatang.
ii. Jumlah limbah memadai sehingga dapat menjustifikasi biaya yang dikeluarkan dan perlu
mempertimbangkan jumlah limbah dalam waktu mendatang.
iii. Membutuhkan tenaga tetap (in-house staff) yang menangani proses pengolahan.
iv. Perlu memperhatikan baku mutu dari peraturan pemerintah yang akan dikeluarkan masa
mendatang.
b. Off-site treatment dilakukan oleh pihak ketiga di pusat pengolahan limbah industri

Halaman 12

Anda mungkin juga menyukai