Anda di halaman 1dari 17

NASIB

SENYAWA
POLUTAN DI
LINGKUNGAN

FINKA REZTYA SUTANTO, MKM


PERILAKU ZAT TOKSIK DILUAR
ORGANISME
SUMBER PENCEMAR

JALUR MASUK DIPENGARUHI LAMANYA


TOKSIK OLEH : PAJANAN

BENTUK DAN JUMLAH ZAT YANG SAMPAI


KE LINGKUNGAN
SUMBER PENCEMAR
1. Sumber Distributif

Zat pencemar sampai pada waktu yang bersamaan di


beberapa tempat di lingkungan
Contoh :
• Pestisida yang dipakai oleh petani dalam pertanian
• Bahan kimia untuk rumah tangga
• Gas buangan mobil

2. Sumber Non-distributif
Zat Pencemar terlokasi pada suatu titik Contoh :
• Pabrik
• TPA Sampah
LAMANYA PAJANAN
1. Tunggal

Contoh :
• Pembuangan limbah insidentil (skala besar tp sew
aktu)
• Kecelakaan mobil tangki
• Penggunaan pestisida sekali saja

2. Continous
Contoh :
• Pencemaran partikel Pb oleh lalu lintas
• SO2 yang dihasilkan dari proses pembakaran ind
ustri
• Deterjen rumah tangga dipakai setiap hari
JALUR MASUK
Contoh :

Malathion / Paration (Insektisida Org


anofosfat)  Kulit  Keracunan

CO  Inhalasi  Keracunan

As  Oral  Keracunan  Akut


BENTUK DAN JUMLAH ZAT
YANG SAMPAI KE
Contoh :
LINGKUNGAN
Pestisida digunakan sebagai Emulsi ( jenis koloid deng
an fase terdispersi berupa zat cair) dengan air  Bagi
an-bagiannya mudah bebas

Pestisida bentuk butir / kapsul  Bebas secara perlaha


n-lahan

Senyawa PCB (Poliklorirani binefil) masuk ke udara mel


alui :
• Cerobong asap
• Instalasi pembakaran sampah / masuk ke dalam
air lewat instalasi penjernih air  keadaan berb
eda penyebaran PCB lebih diffusi  di udara
Udara
Fotolisis
Penimbunan kering
dan basah
Penguapan
Penguapa
n Pengeluaran
AIR BIOTA
Hidrolisis, Metabolisme
TOKSIKAN Fotolisis,
Pengendapan Degradasi, bio akumulasi
Mikrobial,
Oksidasi
Adsorbsi
desorpsi
pencucian alami

SEDIMEN,
TANAH
Fotolisis
degradasi
Gambar proses pengangkutan dan perubahan bent7uk toksikan
PERUBAHAN ZAT
PENCEMAR DI LINGKUNGAN
1. SIFAT BIOTIK DAN ABIOTIK

LINGKUNGAN  Mempengaruhi toksisitas zat pencemar

Contoh :
Deterjen  Bahan pembentuk utama Na5P3O10 (Natrium Tripolifosfat)
mengalami hidrolisis dalam lingkungan air  Sifat toksik hilang  Pro
ses hidrolisis

Komponen organofosfat dan karbamat  dihidrolisis dalam air  me


ngalami degradasi  sifat toksik hilang

Organoklorin  tidak mengalami hidrolisis tetapi dipecah perlahan-la


han oleh mikroorganisme sifat toksik hilangnya lebih lama
2. PROSES OKSIDASI ABIOTIK

TANAH  Mempengaruhi sifat toksik zat pencemar


ALDRIN  DIELDRIN  Tetap Toksik

• Waktu paruh organoklorin di dalam tanah 2-4 tahun Organofosfat


 1 Minggu
Karbamat  1 – 10 Minggu
Organoklorin lambat di degradasi mikroba tanah berada lebih lama
dalam tanah sifat toks ik tetap / tidak hilang  butuh waktu berta
hun-tahun untuk mendegradasi
• Cahaya Matahari
 Reaksi fotolisis
 Terjadinya kabut fotokimia
 Terjadinya lubang ozon  CFC
3. PERAN JASAD RENIK

Jamur  dapat melakukan transformasi zat


Bakteri  toksik dalam aerob / anaerob

Proses Oksidasi  H2S


1) H2S  S Bakteri Fotosintetik dlm lingkungan anaerob
2) H2S
S  SO42- + E, bakteri kemoautotrop dalam SO3  lingk
ungan aerob
 Penguraian oleh mikroba  Pelindung vital terhadap pence
maran lingkungan, tetapi kadang-kadang menghasilkan seny
awa yang lebih toksik
Contoh :
Hg Anorganik  Proses Biodegradasi  CH3Hg
(mono methyl mercury)

 CO2 dalam lingkungan anaerob mengalami reduksi dalam


tan
ah  CH4 (metan)
CO2 + 4 H2O CH4 + 2 H2O
Padahal kemampuan CH4 dalam menyerap energi matahari 30
kali lebih kuat dari CO2 Efek rumah kaca meningkat
PROSES ZAT PENCEMAR DI LINGKUNGAN PERAIR
AN SEBELUM MASUK TUBUH ORGANISME

• Penimbunan substansi di dalam tubuh


BIOAKUMULASI
suatu organisme

• Perpindahan senyawa kimia xenobiotik dari


berbagai sumber di dalam lingkungan ke
makhluk hidup, yang menghasilkan suatu
BIOKONSENTRASI
kepekatan yang umumnya lebih tinggi di
dalam makhluk hidup dibandingkan
sumbernya.
•Proses dimana polutan untuk terkonsentrasi
dan berpindah dari satu tingkat trofik ke
BIOMAGNIFIKASI
tingkat berikutnya dan menunjukkan
kepekatan
JALUR TOKSIK

1. INHALASI  gas, partikel masuk saluran pernapasan

º Rongga hidung (nasofaring)


º Tracheo bronchial
º Alveoli

GAS :

º NH3, SO2  hidrofil (mudah larut dalam air) cepat diserap


le wat hidung
º HC aromatik, alifatik, keton, alkohol  lipofil (mudah larut
d alam lemak)  mudah masuk dalam alveoli dan darah
º CO, H2S  masuk paru-paru dan darah
PARTIKEL
 debu atau padatan halus aerosol yang banyak terdapat di u
dara

• Ukuran < 10 µ  Saluran pernapasan


• Ukuran 5 – 10 µ  Masuk tersaring oleh bulu-bulu hidung
trachea dan bronchus
• Ukuran 2 – 5 µ  Masuk diendapkan dalam alveoli paru
-paru
Contoh : Debu silika, debu kapas, debu asbes
2. DERMAL

º Tidak terjadi apa-apa (barrier kulit efektif)  Kulit


sehat
º Zat toksik bereaksi dengan kulit setempat  Iritan
Primer
º Zat toksik menembus kulit dan berkonjugasi deng
an protein jaringan (sensitizer)
Contoh : DDT (lipofilik), malathion, paration (hi
drofilik)
 Cepat diserap oleh kulit dibandingkan lewat
inhalasi & oral
3. ORAL

 Mulut  Enzim saliva


 Lambung  Asam Lambung (HCL) yang tidak tahan asam  Han
cur
Asam Lambung (HCL) yang tahan asam  Usus halus
 Usus Halus  Cairan yang bersifat basa  Netralisir
 Usus Besar  Zat toksik diencerkan oleh adanya makanan
 Gerakan Usus  Mendorong isi usus kearah anus untuk dibuang
 Ekskresi

Beberapa Zat toksik yang dapat melewati rintangan tersebut dan da


pat masuk dalam peredaran darah adalah  Hg (Mercury), Pb
(Timb al), Cd (Cadmium).
4. PARENTERAL (SUNTIKAN)

LANGSUNG  Intravena (IV)  Darah


TIDAK LANGSUNG  Intramuskular (IM)  Otot
 Intradermal (ID)  Subcutan

CONTOH :
Morfin dan Barbiturat

Anda mungkin juga menyukai