Anda di halaman 1dari 46

MEKANISME KERJA DAN

INTERAKSI ZAT TOKSIK


Mekanisme Kerja Zat Toksik
Melewati Suatu Rantai Reaksi
• Mekanisme kerja suatu zat terhadap suatu organ sasaran pada
umumnya melewati suatu rantai reaksi yang dapat dibedakan
menjadi 3 fase utama:
1) Fase Eksposisi
2) Fase Toksokinetik
3) Fase Toksodinamik
MEKANISME INTERAKSI ZAT TOKSIK

BAHAN KIMIA ABSORPSI INTERAKSI AN-


DI AMBIEN : DISTRIBUSI TARA TOKSON
- GAS / UAP PENYIMPANAN DENGAN RESEP
- DEBU METABOLISME TOR DALAM ORGAN
- KABUT EKSKRESI
- FUME

1 2 3
FASE FASE FASE
EKSPOSISI TOKSIKOKINETIK TOKSIKODINAMIK
Lebih toksik

Efek lokal Ekskresi Bioaktivasi

Pemapar Absorpsi Distribusi Biotransformasi Metabolit


fisika Pernapasan antar sel fase 1
kimia Kulit sirkulasi fase 2
konsentrat Pencernaan
Bioinaktivasi
Penyimpanan Efek
Ekskresi
Fase Eksposisi
• Merupakan ketersediaan biologis suatu zat toksik di
lingkungan dan hal ini erat kaitannya dengan perubahan sifat-sifat
fisikokimianya.
• Selama Fase eksposisi, zat beracun dapat
diubah melalui berbagai reaksi kimia atau fisika menjadi senyawa
yang lebih toksik atau lebih kurang toksik. Jalur intoksikasinya lewat
Oral, Saluran Pernafasan dan Kulit.
• Transportasi dan transformasi zat di lingkungan berhubungan erat
dengan sifat-sifat fisikokimia zat tersebut, proses transportasi zat di
lingkungan dan transformasi zat yang terjadi di lingkungan. Pemaparan
bahan toksik ke lingkungan akan mengalami berbagai
proses transformasi tergantung atas media transportasinya antara lain
air, udara, tanah, makanan, organisme dan rantai makanan.
FASE EKSPOSISI
• Sifat Fisik zat kimia : padatan, larutan, gas
• Paparan di industri terbanyak via inhalasi, karena bahan
kimia pencemar di ruang kerja berada di udara ambien
sebagai airborne toxicant , yaitu :
 Gas
 Kabut
 Uap
 Asap
 Debu
 Fume
Absorpsi via inhalasi menyebabkan dosis
paparan akan tinggi, sebab :
- Luas permukaan sal. pernapasan yang besar
- Struktur dan fisiologi sal pernapasan
- Proses bernapas terjadi tanpa sadar, tanpa
daya pilih
1. Gas dan Uap
Gas :
• Zat tanpa bentuk, mengisi slrh ruang pada kondisi
normal (1 atmosfir, suhu kamar)
• Mempunyai dimensi tekanan, volume dan suhu
• Dapat berubah wujud dengan merubah ke tiga
dimensi tsb :
- LPG (liquified petroleum gas)
- Amoniak cair
- CO2 padat (es kering)
Uap :
Adalah gas yang pada keadaan normal berupa cairan
atau padatan :
- Volatile organic compound (VOC) :
- Uap air, dsb.

Efek toksik akibat paparan gas / uap pada saluran


pernapasan karena 2 hal :
1. paparan gas/uap irritan
2. paparan gas asfiksian
GAS / UAP IRITAN
- Menyebabkan iritasi - korosi
- Contoh : NH3, formaldehid, ozon, NOx, SOx,
H2S, HCl, Cl2, kromium, dll.
- Sangat larut air efek pada sal. napas atas
- Kurang larut air efek pada saluran napas bawah
- Efek : - inflamasi
- akut / kronis
GAS ASFIKSIAN
Menyebabkan asfiksia (gagal napas) :

1. ASFIKSIAN SEDERHANA
- Gas CO2, NH4, Asetilin, gas inert
- Sering pada confined space
- Penyebab : tekanan parsial oksigen turun
- Udara : 79% N2, 20 % O2, 1% lain-lain
- Tekanan oksigen < 16% fatal, kematian
sangat cepat
2. ASFIKSIAN KEMIKAL

a. Gas CO kegagalan transpor O2 oleh Hb


CO mempunyai afinitas terhadap Hb 300 x
darpada O2
b. Gas sianida inhibisi sistem enzim
sitokrom oksidase (siklus
Kreb), kegagalan
pembentukan ATP
2. Debu

Partikel padat, melayang di udara, organik/anorganik


Bentuk : debu, serat
Ukuran : - debu respirable (< 10 mikron)
- debu nonrespirable (> 10 mikron)
Inhalasi debu deposit pada saluran
pernapasan s.d. Alveoli
Di mana debu akan terdeposit ? tergantung :
• ukuran
• densitas debu
• pola pernapasan
• struktur saluran pernapasan
Jumlah dan lamanya deposisi akan mempengaruhi
besar kecilnya efek

Proses pembersihan debu (lung clearence):


- mekanis (batuk, bersin)
- mucocilliary escalator
- fagositosis (by alveolar macrophag)
Asap rokok, alkohol dan bahan kimia tertentu
melemahkan fungsi tersebut
3. Kabut
Partikel cair berasal dari proses spraying dsb.
Tergantung sifat cairan : mudah larut / sukar
larut

4. Fume
Partikel padat, berasal dari kondensasi uap metal
dengan oksigen oksida logam
Ukuran : < 1 mikron
Efek : bergantung sifat metalnya
Contoh : Pb oksida, Seng oksida, dsb.
INTERAKSI SELAMA FASE EKSPOSISI
1) Kombinasi Zat yang membahayakan
• Kombinasi zat yang membahayakan adalah kombinasi dari zat-zat yang hanya
berbahaya jika diberikan bersama-sama (bercampur). Zat semacam ini harus
disimpan ditempat secara terpisah, harus dibungkus dan diangkut secara
terpisah pula.
• Contoh Jika asam berkontak dengan sianida akan terbentuk gas asam sianida
(HCN) yang sangat toksik bagi pekerja.
• Kegunaan sianida di Industri sebagai pembasmi hama pada bidang pertanian,
pelarut logam dalam proses ekstraksi logam dari batuan mineralnya (misalnya
ekstraksi emas menggunakan sianida), penyepuhan perhiasan yang terbuat
dari logam mulia, sebagai katalis pada industri pembuatan polimer, cat air.
INTERAKSI SELAMA FASE EKSPOSISI
• Aluminium dan magnesium bubuk tidak boleh berkontak
dengan halogen dan karbontetraklorida, karena akan
bereaksi dengan hebat. Seperti :
1) Methyl Chlorida bila terkena bubuk aluminium akan
menghasilkan Aluminium Methyl yang dapat menyala
seketika dan terjadi meledakan
2) Carbon Tetrachlorida bila terkena bubuk Aluminium
dapat menimbulkan ledakan
3) Methyl Bromide bila terkena bubuk Magnesium dapat
menimbulkan ledakan.
• Beberapa jenis pemadam yang berbahan Halogen / Halon
untuk memadamkan kebakaran tipe B&C dapat
menimbulkan ledakan bila terkena bubuk metal Aluminium
dan Magnesium.
Bahaya Kebakaran Dan Penanggulangannya
 Penggunaan air pada penanggulangan kebakaran mempunyai masalah
tersendiri. Berbagai zat kimia, bila bereaksi dengan air membebaskan gas
yang mudah terbakar(misalnya logam alkali natrium dan kalium,
kalsiumkarbida). Bila terkena air akan terurai dan membentuk gas beracun
serta kalor dalam jumlah besar (misalnya aluminium klorida,
fosfortriklorida, dan fosfida).
 Uap dan gas beracun dapat pula terbentuk pada kebakaran atau pada
penanggulangan kebakaran. Jika pada pembuatan kerangka kapal
digunakan pembakar asetilen, serta kapal dicat dengan zat warna yang
mengandung timbal atau senyawa timbal, akan sangat berbahaya kalau
pekerjaan tersebut dilakukan dalam ruang tertutup.
Pembentukan Produk Toksik
Dalam Lingkungan
 Pada reaksi kimia antara zat-zat yang mencemari lingkungan, terdapat bahaya
timbulnya produk toksik, bahkan tanpa perlakuan apapun oleh manusia.
Contohnya adalah kabut fotokimia. Kabut terdiri dari zat yang terbentuk karena
interaksi nitrogen oksida dan hidrokarbon tertentu dengan oksigen, dibawah
pengaruh sinar matahari. Ozon dan peroksida organik merangsang selaput
lendir dengan sangat kuat.
 Hasil pembakaran industri dan mobil dapat berubah menjadi kabut fotokimia
pada kondisi cuaca tertentu, misalnya pada penyinaran oleh sinar matahari dan
tak ada angin. Contoh lain adalah berubahnya senyawa raksa anorganik
menjadi senyawa raksa organik oleh mikroorganisme, terutama metil dan dimetil
raksa. Karena senyawa raksa organik bersifat lipofil, maka akan tertimbun dalam
ikan dan anjing laut. Hal yang sama terjadi pada DDT, yang menyebabkan
terjadinya pemekatan sepanjang rantai makanan, dan hewan/organisme yang
ada pada ujung rantai ini akan terkena bahayanya.
Adsorbensia Dalam Filter
 Penggunaan adsorbensia dalam
filter (termasuk filter pada
topeng gas) juga dapat dilihat
sebagai interaksi zat selama fase
eksposisi. Karena terdapat
begitu banyaknya racun yang
berbeda-beda, maka tidak
dapat digunakan filter universal.
Tergantung pada jenis uap atau
gas racun yang mungkin terjadi,
maka digunakan filter tertentu
yang ditandai dengan nomor
atau warna.
FASE TOKSIKOKINETIK
 Hanya sebagian dari jumlah zat yang diabsorpsi mencapai tempat
kerjanya yang sebenarnya, yaitu jaringan yang sesuai dan reseptor,
lokasi kerjanya ditingkat molekul. Fase toksokinetik, bersama bagian
prosesnya, yaitu transpor (absorpsi, distribusi, ekskresi, penyimpanan)
dan perubahan kimiawi (metabolik) (biotransformasi) sangat turut
menentukan daya kerja zat.
 Interaksi semacam ini akan menyebabkan naik atau turunnya
konsentrasi zat dalam plasma atau menyebabkan bertambah lama atau
bertambah singkatnya obat/zat ada dalam organisme. Berbagai zat,
mulai dari zat kimia biasa sampai obat-obatan bahkan komponen
makanan.
TOKSIKOKINETIKA

1. Transpor zat : absorpsi, distribusi,


ekskresi, dan
penyimpanan

2. Perubahan biokimiawi (metabolik) :


proses biotransformasi
ABSORPSI & DISTRIBUSI:
Jalur masuk utama:
- sal. Napas
- kulit
- sal. pencernaan

Harus melewati membran sel : difusi, osmosis, transport


aktif
Dapat timbul efek lokal pada tempat kontak : bahan iritan
– korosif
PENYIMPANAN
Terutama bahan lipofilik dan yang tidak dibiotransformasi

Tempat : jar. Lemak, tulang, hemoglobin, gusi, hati, ginjal, kuku,


rambut, dll.

Jar. Lemak : DDT hati-2 pada kondisi kelaparan atau


trauma jaringan redistribusi efek toksik

Penting dalam rantai trofik makanan kasus penyakit Minamata


karena pajanan Merkuri organik

Hati & ginjal : tempat penyimpanan sekaligus tempat biotransformasi


EKSKRESI

Organ ekskretor utama : ginjal, saluran pencernaan, paru


Lainnya : kulit, air susu, air mata
Ginjal : organ utama, bahan hidrofil
filtrasi glomeruli
diffusi tubuler
sekresi tubuler
Paru : bahan-bahan volatil
BIOTRANSFORMASI
Tujuan utama : detoksifikasi

Lipofil hidrofil (polar) ekskresi

Reaksi enzimatik : enzim, ko enzim


Di semua sel, terutama sel hati
Hasil : metabolit
Bioaktivasi metabolit yang lebih aktif
Bioinaktivasi metabolit kurang aktif
Reaksi fase I : degradasi (oksidasi, reduksi, hidrolisis)
Reaksi fase II : konjugasi polar
Oksidasi :
Reaksi di mana substrat kehilangan elektron dalam reaksi :
oksigenasi, dehidrogenasi atau transfer elektron
Enzim : enzim oksidase (mis. Sitokrom)
Mikrosomal atau non mikrosomal
oksidasi seny. alifatik
oksidasi seny. aromatik
epoksidasi
N-dealkilasi
oksidasi amin
desulfurisasi, dll
Illustration of oxidation :
REDUKSI
Reaksi kimia di mana substrat mendapat elektron
Biasanya pada bahan yang memiliki atom oksigen
sangat sedikit, misalnya golongan azo (N-N dengan
ikatan rangkap) atau senyawa nitro (NO2), amino,
dll.

Amino metabolit aktif


Karbon tetraklorida senyawa radikal
HIDROLISIS
Terutama untuk golongan
ester : asetilkolin (asetilkolin esterase)
amida : amidase
fosfat : fosfatase
KONJUGASI

Oleh senyawa endogen konjugat

Mekanisme ;
1. Glukoronid
2. Sulfat
3. Metilasi
4. Asetilasi
5. Glutation

Tjd mekanisme kejenuhan


Reaksi konjugasi :
INTERAKSI SELAMA FASE TOKSIKOKINETIK
 Interaksi antara senyawa yang menginhibisi biotransformasi zat asing dengan
zat toksik
Inhibisi enzim yang berperan pada biotransformasi dapat menaikkan kerja biologik
suatu zat dan dengan demikian akan memperkuat efek toksiknya. Karena sejumlah
besar senyawa kimia yang masuk ke dalam organisme, pada metabolismenya
diuraikan oleh beberapa enzim yang sama, maka seringkali terjadi interaksi pada
proses enzimatiknya. Induksi enzim, disamping dapat timbul karena insektisida
(DDT) atau obat-obatan tertentu, juga dapat disebabkan oleh zat kimia yang
digunakan di industri.
 Interaksi akibat reaksi pendesakan
Pendesakan zat toksik dari berbagai tempat ikatan, dapat mengubah distribusi zat
tersebut dalam jaringan, dan kerja toksik akan meningkat atau pada keadaan
tertentu juga dapat turun. Yang paling berarti adalah interaksi pada ikatan protein
plasma. Karena pendesakan suatu toksik dari tempat ikatannya pada protein
plasma, maka konsentrasinya dalam jaringan akan naik.
FASE TOKSIKODINAMIK
• Fase toksodinamik meliputi interaksi antara molekul zat racun dan tempat kerja spesifik yaitu
reseptor.
• Salah satu masalah dalam toksikologi terutama toksikologi industri adalah penggunaan
menggunakan campuran zat, yang seringkali susunan kualitatif dan kuantitatifnya beragam.
• Zat toksik biasanya berada dalam bentuk campuran/kombinasi, untuk interaksi dua zat atau
lebih terdapat berbagai kemungkinan. Kedua zat itu dapat diabsorpsi bersama-sama atau
dapat pula ada perbedaan waktu antara absorpsi senyawa yang satu dengan absorpsi
senyawa yang lain. Kombinasi dapat menyebabkan diperkuatnya efek toksik, atau dua efek
toksik yang tak saling mempengaruhi atau reaksi toksik yang diperlemah. Reaksi toksik yang
diperlemah berlaku pada pemberian zat yang bekerja melindungi atau penggunaan antidot
pada keracunan.
• Konsentrasi zat aktif pada tempat sasaran menentukan kekuatan efek biologi yang
dihasilkan. Jika konsentrasi zat aktif pada jaringan tertentu tinggi, maka berarti dengan
sendirinya berlaku sebagai tempat sasaran yang sebenarnya, tempat zat bekerja. Pada
umumnya ditemukan konsentrasi zat aktif yang tinggi dalam hati dan ginjal, karena di sini zat
itu dimetabolisme dan diekskresi.
TOKSIKODINAMIK

Terjadi interaksi zat toksik aktif dengan target /


reseptor efek toksik
Target : molekul perubahan struktur dan
fungsi
MEKANISME

1. Ikatan dengan sistem enzim


2. Inhibisi transpor oksigen
3. Gangguan fungsi umum dari sel
4. Gangguan sintesa DNA – RNA (mutagenik, karsinogenik)
5. Teratogenik
6. Reaksi hipersensitivitas
7. Mekanis
8. Penimbunan di organ tertentu, dll.
SPEKTRUM EFEK :

1. Akut - kronik
2. Lokal – sistemik
3. Reversible – irreversible
4. Segera – tertunda
5. Perubahan morfologi-fungsi-biokimiawi
ORGAN TARGET :

• Hepatotoksik
• Nefrotoksik
• Neurotoksik
• Hematotoksik
• Pulmotoksik
• Dll.
INTERAKSI SELAMA FASE TOKSIKODINAMIK
• Masuknya beberapa racun bersama-sama, yang cara kerjanya sangat berbeda satu
dari yang lainnya, seringkali mempertinggi risiko karena dengan kerja zat yang satu
tidak jarang kemampuan pertahanan tubuh berkurang hingga daya tahan tubuh
terhadap racun lainnya juga berkurang.
• Contoh : dalam hal ini terutama pada kerja karsinogenik dan mutagenik, karena
biasanya jika dua karsinogen atau dua mutagen bekerja, akan terjadi sumasi
(penjumlahan) dari kerja kedua zat tersebut. Juga kontak sebelumnya dengan zat
karsinogen atau mutagen patut diperhitungkan. Sumasi kerja dapat pula terjadi pada
kerusakan kronis yang terjadi sebelumnya.
• Contohnya : pekerja yang merokok dapat menyebabkan kanker paru dan juga
bekerja di bagian polimerisasi polivinil klorida (PVC) yang menggunakan bahan
dasar monomer vinil klorida dapat menyebabkan timbulnya tumor maupun kanker
pada organ otak, paru-paru maupun hati dengan jalan inhalasi dan vinil klorida
terisolasi dalam DNA sehingga menyebabkan mutasi DNA. PVC digunakan untuk
pipa paralon, mainan, pembungkus kabel, botol.
Interaksi Toksikodinamik
• Penggolongan interaksi toksikodinamik
dari zat aktif biologi dapat digunakan
untuk mengenal dan mengatasi
persoalan yang timbul akibat
pemakaian kombinasi beberapa zat.
Pada kombinasi dua zat dapat terjadi
kemungkinan berikut:
1) Kombinasi suatu zat aktif A dengan
zat B yang tak aktif akan tetapi dapat
mengubah kerja zat A,
2) Kombinasi dua zat, yang keduanya
aktif.
Antagonisme
• Antagonisme Persaingan (Kompetitif). Pada jenis antagonisme ini, agonis
dan antagonis bekerja pada pusat aktif yang sama, reseptor yang sama.
Antagonis mendesak agonis dari tempat kerjanya.
• misalnya Asam fitat banyak terdapat dalam bahan makanan serealia, asam
oksalat banyak terdapat dalam sayuran, phospitin banyak terdapat dalam
kuning telur. Senyawa tersebut akan mengikat besi sehingga besi menjadi
sulit diserap. tanin (teh dan kopi) juga menghambat absorbsi besi.
• Antagonisme Kimia. Antagonisme kimia atau antagonisme dengan
penetralan (netralisasi) adalah suatu bentuk antagonisme, yang dalam
peristiwa ini antagonis bereaksi secara kimia dengan agonis dan kemudian
menginaktifkannya. Jenis antagonisme ini juga sering berguna pada
penanganan keracunan. Antagonisme kimia terjadi pada fase toksokinetik.
• Contoh : pekerja tambang mengalami keracunan fosfor yang dapat
menyebabkan iritasi lokal, keracunan sistemik, sehingga memerlukan
larutan/cairan curpie sulfat 2% yang berfungsi sebagai emetik (pemuntah)
dan antidot .
Sinergisme
• Berbagai jenis sinergisme terjadi pada interaksi
selama fase eksposis dan toksokinetik. Misalnya,
sinergisme antara suatu tokson dengan zat, yang
meninggikan absorpsinya atau yang menghambat
inaktivasi biokimia atau ekskresinya. Sinergisme lain
yang juga terjadi pada fase toksikokinetik, ialah
naiknya pembentukan metabolit toksik oleh senyawa
yang menaikkan kapasitas sistem enzim di hati
dengan induksi. Sedangkan sinergisme pada fase
toksikodinamik terutama sinergisme zat karsinogenik
dan mutagenik.
Tugas Individu
• Jelaskan fase mekanisme kerja zat toksik ?
• Jelaskan fase dampak dari kebakaran hutan dan lahan
saat ini hingga timbulnya efek bagi kesehatan manusia
yang terdampak (dimulai dari fase munculnya bahan
toksik akibat kebakaran, pemaparan ke manusia
sampai dengan organ target yang mengalami
kerusakan) ?
• Jelaskan efek biologis pada manusia yang muncul
akibat dari kebakaran hutan pada saat ini ?

Anda mungkin juga menyukai