OLEH :
A. Limbah Tekstil
Air limbah adalah sisa dari hasil usaha atau kegiatan yang berwujud cair. Air limbah ini
merupakan air dari suatu daerah pemukiman yang telah dipergunakan untuk berbagai keperluan.
Terdapat berbagai sumber air limbah diantaranya, air hasil pengolahan rumah tangga, industri,
pertanian, perikanan dan lainnya. Salah satu air limbah yang sangat berbahaya bagi manusia dan
mahkluk hidup adalah air limbah yang dihasilkan dari industri tekstil.
Limbah tekstil merupakan limbah yang dihasilkan dalam proses pengkanjian, proses
penghilangan kanji, penggelantangan, pemasakan, merserisasi, pewarnaan, percetakan dan proses
penyempurnaan. Limbah cair dominan yang dihasilkan industri tekstil adalah hasil dari proses
pemberian warna atau yang dikenal dengan istilah dying. Proses pewarnaan ini menggunakan
bahan kimia dengan media air sebagai pelarut sehingga menghasilkan air limbah yang berwarna
dengan COD tinggi dan bahan lain seperti fenol dan logam. Selain itu, proses penghilang kanji
dapat menghasilkan limbah yang mengandung zat kimia pengkanji dan penghilang kanji pati,
PVA, CMC, enzim dan asam.
Air limbah tekstil memiliki ciri-ciri yang digolongkan menjadi 2 (dua) bagian, yaitu:
a. Ciri-ciri fisik
Ciri fisik utama air limbah adalah kandungan bahan padat, warna, bau dan suhu. Bahan
padat dapat dibedakan menjadi padatan terendap (sedimen), padatan tersuspensi dan koloid,
padatan terlarut serta minyak dan Lemak. Warna adalah ciri kualitatif yang dapat dipakai untuk
mengkaji kondisi umum air limbah sedangkan bau air limbah disebabkan oleh pembusukan air
limbah akibat adanya zat organik terurai secara tidak sempurna dalam air limbah.
Adapun suhu merupakan kondisi penting dari lingkungan, suhu dapat mempengaruhi
kondisi lapisan atas (epilimnion), lapisan transisi (termokline) dan lapisan bawah
(hipolimnion). Suhu air limbah biasanya lebih tinggi daripada air bersih, karena adanya
tambahan air hangat dari sisa hasil usaha ataupun kegiatan yang berwujud cair.
b. Ciri-ciri Kimiawi
Air limbah umumnya mengandung berbagai macam zat kimia. Bahan kimia seperti bahan
organik pada air limbah dapat menghabiskan oksigen serta akan menimbulkan rasa dan bau
yang tidak sedap pada penyediaan air bersih. Pengujian kimia yang utama adalah yang
berkaitan dengan BOD, COD, Amonia, Fenol, pH, dan logam berat
BOD (Biological Oxygen Demand) merupakan jumlah oksigen yang diperlukan untuk
mengoksidasi bahan organik dalam air. BOD mengukur kandungan oksigen total dan
kemampuan sistem untuk menururnkan oksigen di lingkungan.
COD (Chemical Oxygen Demand) merupakan jumlah oksigen yang diperlukan untuk
mengoksidasi senyawa kimia dalam air atau jumlah materi yang terdegradasi oleh makhluk
hidup dan materi yang bersifat racun atau toksik.
Adapun sumber & jenis limbah cair tekstil dapat dilihat pada skema berikut:
Untuk memenuhi baku mutu air limbah sebelum dibuang ke lingkungan perairan maka
perlu dilakukan analisis air limbah industri tekstil sehingga tidak mencemari lingkungan di sekitar
tempat industri.
dimana:
BPM = Beban Pencemaran maksimum yang diperbolehkan (Kg parameter / hari)
(Cm)j = Kadar maksimum parameter j (mg/L)
Dm = Debit limbah cair maksimum (L limbah cair/ detik/ hektar
A = Luas lahan kawasan yang terpakai (hektar)
f = Faktor konfersi = 1Kg * 24 x 3600 detik = 0,086
1.000.000 mg hari
b. Beban pencemaran sebenarnya (BPA) dapat dihitung dengan rumus:
BPA = (CA)j x DA x f
dimana:
BPA = Beban Pencemaran sebenarnya (Kg parameter / hari)
(CA)j = Kadar sebenarnya parameter j (mg/L)
DA = Debit limbah cair sebenarnya (L limbah cair/ detik/ hektar
f = Faktor konfersi = 0,086
Berdasarkan nilai BPM dan BPA maka dapat dievaluasi tingkat pencemaran dari limbah
cair tersebut. Jika nilai BPA lebih besar dari nilai BPM maka parameter yang dianalisis
pada kawasan ini tidak memenuhi baku mutu limbah cair, sebaliknya jika nilai BPA lebih
kecil dari BPM maka untuk parameter yang dianalasis pada kawasan tersebut memenuhi
baku mutu limbah cair yang ditentukan.
Untuk baku mutu limbah cair tersebut dapat dilihat pada tabel berikut:
A. Kesimpulan
Limbah cair tekstil merupakan limbah hasil olahan industri tekstil yang berasal dari proses
pengkanjian, penghilangan kanji, penggelantangan, pemasakan, meserisasi, pewarnaan,
pewarnaan dan proses penyempurnaan. Proses- proses tersebut menghasilkan limbah berupa
bahan organik dan logam yang dapat menurunkan kualitas perairan disekitar limbah jika dibuang
begitu saja. Berdasarkan baku mutu air limbah maka limbah cair tekstil harus memnuhi baku
mutu sebelum di buang ke lingkungan, baku mutu tersebut meliputi parameter fisika dan kimia.
Parameter tersebut perlu dianalisis guna menjaga kualitas air limbah tekstil sesuai baku mutu.
Analisis limbah cair tekstil dapat dilakukan dengan mempertimbangkan beberapa aspek yaitu
penentuan lokasi sampling, metode pengambilan sampel, pengawetan, metode analisis dan
interpretasi data.
B. Saran
Perlu dilakukan pengkajian tentang perizinan dan pengolahan limbah cair industri tekstil
sehingga dapat mencegah pencemaran di daerah perairan sekitar lokasi pembuangan limbah cair
tekstil.
DAFTAR PUSTAKA
APHA. 1998. Standard Method for the Examination Of Water and Wastewater 20 th Edition.
Washington.
Badan Standar Nasional. 2008. Metode Pengambilan Contoh air Limbah. SNI 6989.59:2008.
Fatimah, Fita. 2006. Pengaruh Pengolahan Limbah Tekstil PT. APAC Inti Corpora (AIC) terhadap
Kualitas Air Sungai Bade Bawen. Universitas Negeri Semarang.
Habibi, Islam. 2012. Tinjauan Instalasi Pengolahan Air Limbah Industri Tekstil PT. Sukun Tekstil
Kudus. UNY. Yogyakarta.
Kemenentian Lingkungan Hidup. 2010. Kadar dan beban pencemaran maksimum air limbah tekstil.