Anda di halaman 1dari 27

PERANCANGAN INSTALASI PENGELOLAAN AIR LIMBAH

DI INDUSTRI TEKSTIL
DI KABUPATEN SERANG BANTEN

Disusun guna memenuhi mata kuliah tugas PBP Air Bersih dan PBP Air Buangan
Dosen Pengampu : Dr. Anis Masyruroh, ST., MT

Kelompok 3 :
Vina Nur Rahmawati (2202181014)
Devi Durrotul Aini (2202181055)
Siti Masyitoh (2202181017)
Faturrohman (
Sugi Esa Firmansyah(2201181051)
Abdul Mukhit (
Miftahuttamimi (

PROGRAM STUDI TEKNIK LINGKUNGAN


FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS BANTEN JAYA
2021
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Industri tekstil PT. Secret adalah salah satu industri tekstil Kabupaten Serang
yang bergerak di bidang perajutan dan pencelupan. Industri tekstil PT. Secret
mampu memenuhi permintaan produk tekstil berwarna cerah dalam jumlah yang
besar. Perkembangan dunia fashion yang global dan dinamis membuat permintaan
produk tekstil dengan warna yang lebih variatif meningkat. Perkembangan dan
meningkatnya permintaan produk tekstil membuat industri tekstil PT. Secret
berusaha untuk tetap bersaing dengan memproduksi pakaian berwarna gelap.

Dampak peningkatan kegiatan produksi industri tekstil PT. Secret membuat


limbah yang dihasilkan bertambah dan mengalami perubahan karakteristik. IPAL
industri tekstil PT. Secret memiliki desain untuk mengolah air limbah tekstil
dengan karakter limbah berwarna cerah pada awalnya, tetapi akibat perubahan
karakteristik limbah yang dihasilkan menyebabkan IPAL tidak bekerja secara
efektif. Kurang efektifnya IPAL dalam mengolah limbah membuat industri tekstil
PT. Secret segera melakukan perbaikan pada sistem IPAL dengan penambahan
unit berupa tanki aerasi yang dikombinasikan dengan unit IPAL yang telah ada
sebelumnya. Kualitas limbah hasil dari modifikasi unit IPAL industri tekstil PT.
Secret untuk parameter COD, BOD, dan TSS masih belum memenuhi baku mutu
serta warna yang dihasilkan masih pekat.

Proses produksi industri tekstil PT. Secret dimulai dari tahapan, Texturizing
yaitu proses dimana benang-benang filament diproses dalam mesin dengan
temperatur dan tekanan tertentu, serta puntiran tertentu sehingga menghasilkan
efek keriting, ketebalan yang elastis, dan mempunyai crimp yang tinggi.

Twisting merupakan proses dimana benang diberikan puntiran dengan nilai


tertentu (twist per meter/tpm) untuk menjadikan benang semakin kompak dan
kuat, serta memiliki sifat lain sesuai dengan peruntukan desain. Dalam proses ini,
dikenal 2 macam puntiran, yaitu low twist (<450 tpm) dan high twist (>450 tpm).

Sizing merupakan proses pemberian lapisan kanji atau film kepada benang
agar lebih kuat sehingga tidak mudah putus saat dilakukan proses berikutnya.
Proses ini khususnya dilakukan pada benang non twist atau low twist.

Weaving Merupakan proses penenunan, dimana benang pakan disilangkan


dengan benang lusi sehingga teranyam dengan baik. Proses ini terdiri dari 5
tahapan, yaitu penguluran lusi (let off motion), pembukaan mulut lusi (shedding
motion), peluncuran benang pakan (weft insertion), serta pengetekan (beating
motion dan take up motion).

Dyeing & Finishing Merupakan proses pencelupan atau pemberian warna,


serta penyempurnaan (treatment) kain dalam proses finishing untuk mendapatkan
warna dan handfeel sesuai desain yang diinginkan konsumen.

Final Inspect & Logistic Center Merupakan proses pemeriksaan kualitas


akhir produk yang meliputi quality control laboratorium untuk beberapa
parameter, antara lain fastness, resistance, slippage, density, shrinkage, kualitas
fisik (seperti neps, crease mark, creasing, spots, bowing, skewing), serta kualitas
warna dan handfeel.

Teknologi pengolahan air limbah terus berkembang seiring bertambahnya


kebutuhan dan perubahan karakteristik air limbah yang lebih variatif.
Perkembangan teknologi pengolahan limbah harus disesuaikan dengan kebutuhan
dan daya dukung yang dimiliki oleh penggunanya. Salah satu teknologi
pengolahan air limbah tekstil yang dapat digunakan adalah biofilter tercelup
anaerobik-aerobik. Unit ini memiliki banyak keunggulan salah satunya adalah
dengan kombinasi proses anaerobik-aerobik yang memiliki beberapa keunggulan
seperti efisiensi penghilangan yang cukup besar untuk parameter yang diolah,
pengoperasian yang lebih mudah, dan energi yang digunakan untuk operasi lebih
kecil sehingga biaya lebih murah (Said, 2002b).
1.2 Rumusan Masalah

Rumusan masalah dari tugas ini adalah:


1. Bagaimana perancangan desain IPAL di PT. Secret ?
2.Bagaimana merencanakan desain IPAL menggunakan unit biofilter anerobik-
aerobik untuk sistem pengolahan air limbah di industri tekstil Secret ?
3.Menentukan rancangan anggaran biaya yang diperlukan untuk desain
pengolahan alternatif yang direncanakan ?

1.3 Tujuan Perancangan

Tujuan dari perencanaan tugas ini adalah:


1. Merancang desain IPAL di PT.Secret
2. Merencanakan unit IPAL dengan menggunakan alternatif desain berupa unit
biofilter tercelup anaerobik-aerobik.
3. Menentukan rancangan anggaran biaya alternatif IPAL yang direncanakan
dengan menggunakan unit biofilter tercelup anaerobik-aerobik.

1.4 Ruang Lingkup Perancangan

Ruang lingkup dalam perencanaan tugas ini adalah:.


1. Alternatif desain meliputi desain aiofilter tercelup anaerobik-aerobik dan unit
pengolahan tambahan sesuai dengan kebutuhan.
2. Perhitungan rancangan anggaran biaya menggunakan Harga Satuan Pokok
Kegiatan (HSPK).
3. Parameter untuk IPAL yang digunakan dalam aspek finansial meliputi biaya
investasi berupa rancangan anggaran biaya (RAB) dan biaya operasi.

1.5 Manfaat Perancangan

Manfaat dari perencanaan tugas ini adalah:


1. Sebagai acuan untuk pembangunan unit pengolahan air limbah di industri
tekstil PT. Secreat dimasa mendatang.
2. Menjaga kualitas air Sungai Kabupaten Serang sehingga dapat meringankan
beban PDAM Kabupaten Serang untuk menggunakan air Sungan Kabupaten
Serang sebagai air baku PDAM Kabupaten Serang.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKAN
2.1 Karakteristik Air Limbah Industri Tekstil

Air limbah industri tekstil adalah salah satu limbah cair yang memiliki
banyak permasalahan karena memiliki kandungan yang bermacam-macam
(kompleks) dan terdiri dari bahan kimia yang susah untuk diurai. Bahan kimia
penyusun air limbah industri tekstil didominasi oleh zat-zat pewarna kain yang
bersifat sintetis yang berasal dari kegiatan produksi entah pencelupan maupun
pencapan. Karakteristik air limbah dengan parameter BOD, COD, TSS, dan warna
yang relatif tinggi menimbulkan masalah yang serius bagi lingkungan.

2.2 Baku Mutu Air Limbah

Sebuah peraturan yang mengatur air limbah diperlukan untuk menjaga


kualitas air permukaan atau badan air agar tidak tercemar. Salah satu peraturan
yang berlaku di Indonesia untuk standardisasi adalah baku mutu. Peraturan baku
mutu air limbah yang digunakan PERMENLHK RI No.
P.16/MENLHK/SETJEN/KUM.1/4/2019. Tentang perubahan kedua atas
peraturan Menteri lingkungan hidup nomor 5 tahun 2014 tentang baku mutu air
limbah.

Berikut Baku mutu air limbah bagi usaha dan/kegiatan industri tekstil :

Debit

Parameter Satuan 100 100 < x 1000 1000

BOD m3/L 60 45 35

COD m3/L 150 125 115

TSS m3/L 50 40 30

Fenol Total m3/L 0,5 0,5 0,5

Krom Total m3/L 1 1 1

Aminia Total m3/L 8 8 8

Sulfida m3/L 0,3 0,3 0,3

Minyak Lemak m3/L 3 3 3

pH - 6–9 6–9 6–9

Warna Pt-Co 200 200 200


Suhu ⸰C Deviasi 2* Deviasi 2* Deviasi 2*

Debit Maksumum m3/ton 100 100 100


produk

a. BOD (Biochemichal Oxygen Deman)

BOD adalah banyaknya oksigen yang diperlukan untuk menguraikan zat-zat


organik secara biokimia oleh mikroorganisme. Bahan organik dalam air buangan
tersusun dari karbon, oksigen, dan sedikit unsur-unsur lainnya, seperti belerang,
nitrogen. Mikroorganisme mempunyai potensi untuk bereaksi dengan oksigen.
Oksigen tersebut dipergunakan oleh mikroorganisme untuk respirasi sehingga
dapat menguraikan senyawa organik.
b. COD (Chemical Oxygen Deman)

COD merupakan banyaknya oksigen yang diperlukan untuk menguraikan zat-


zat organik dalam air, sehingga parameter COD mencerminkan banyaknya
senyawa organik dalam air yang dapat dioksidasi secara kimia.

c. Padatan Total (Total Solid)

Jumlah zat padat yang tertinggal apabila air buangan yang diuapkan pada
suhu 103–105 oC. Padatan ini dapat digolongkan menjadi padatan tersuspensi,
koloid, dan terlarut.

d. Warna

Warna air buangan industri tekstil terutama disebabkan oleh sisa-sisa zat
warna yang tidak terpakai dan juga berasal dari kotoran-kotoran yang berasal
dari serat pakaian. Air buangan tekstil yang berwarna dapat menyebabkan
penurunan kandungan oksigen dalam air. Penurunan kandungan oksigen dalam
waktu yang lama membuat air berwarna hitam dan berbau.

e. pH

Fluktuasi pH yang sangat besar merupakan karakteristik negatif dari air


buangan industri tekstil. Variasi pH ini terutama disebabkan oleh berbagai
jenis warna yang digunakan pada proses pencelupan.

2.3 Sistem Pengolahan Air Limbah

Sistem pengolahan air limbah tersusun dari metode unit operasi dan unit
proses pengolahan yang terintegrasi sehingga mampu membentuk sebuah sistem
pengolahan air limbah yang terpadu. Penyisihan polutan selama pengolahan
tergantung pada konsep tahap pengolahan dan efisiensi dari tiap tahap
pengolahan (von Sperling, 2005). Konsep dari unit operasi dan unit proses dapat
disusun secara acak karena dapat dilakukan secara bergantian dengan susunan
yang tepat dan disesuaikan dengan kegunaan serta konsep dari setiap unit yang
digunakan (Metcalf dan Eddy, 1991). Jenis metode pengolahan air limbah dapat
dibagi menjadi tiga yaitu:

a. Pengolahan fisik
Pengolahan fisik adalah metode pengolahan untuk mengolah fisik yang
sangat dominan dan mudah terlihat dari air limbah. Contoh unit
pengolahan fisik adalah penyaringan (screening), pengadukan (mixing),
flokulasi, sedimentasi, pengapungan (flotation), dan filtrasi.
b. Pengolahan biologis
Pengolahan biologis metode adalah pengolahan untuk menghilangkan
polutan dengan bantuan bakteri atau mikroorganisme melalui aktivitas
biologis seperti nitrifikasi, denitrifikasi, dan penghilangan zat-zat
organik (BOD, COD, dll).
c. Pengolahan kimiawi
Pengolahan kimiawi adalah metode pengolahan untuk mengonversi
atau menghilangkan polutan dengan penambahan zat kimia maupun
melalui proses kimiawi seperti presipitasi, adsorpsi, dan desinfeksi.

Menurut von Sperling (2005), pengolahan air limbah dibagi dalam beberapa
tahap yaitu:

a. Pra-pengolahan (Pre-eliminary)
Tahap pra-pengolahan adalah pengolahan untuk menghilangkan
material dengan ukuran yang besar seperti sampah, timbulan, dan
sebagainya.
b. Pengolahan Primer
Pengolahan primer adalah pengolahan untuk menurunkan padatan
tersuspensi dan zat-zat organik.
c. Pengolahan Sekunder
Pengolahan sekunder adalah pengolahan untuk menurunkan parameter
zat-zat organik terlarut.
d. Pengolahan Tambahan
Pengolahan tambahan adalah pengolahan untuk mengolah parameter
nutrient, bakteri penyakit atau patogen, logam, sisa-sisa padatan
tersuspensi, dan sebagainya.

2.4 Pengolahan Biologia Air Limbah

Pengolahan biologis dalam sebuah sistem pengolahan terbagi dalam dua


jenis, yaitu sistem terlekat (attached growth) dan sistem sistem tersuspensi
(suspended growth). Perbedaan dari kedua sistem ini adalah jenis media yang
digunakan untuk tempat tumbuh mikroorganisme. Kelebihan dari sistem
pengolahan biologis adalah dapat menurunkan parameter pencemar dalam jumlah
yang besar sedangkan kekurangan dari sistem ini adalah waktu yang dibutuhkan
untuk mengolah limbah relatif lebih lama. (Metcalf dan Eddy, 2004). Proses
biologis dapat dilakukan pada kondisi aerobik, kondisi anaerobik, dan kombinasi
dari keduanya. Proses aerobik umumnya digunakan untuk pengolahan air limbah
dengan karakteristik beban pencemar zat organik yang rendah, sedangkan proses
anaerobik digunakan untuk mengolah air limbah yang memiliki beban pencemar
zat organik yang lebih tinggi (Said, 2000).

2.5 Metode dan Teknologi Pengolahan Air Limbah Industri Tekstil

Metode pengolahan limbah cair industri tekstil dapat dilakukan secara kimia,
fisika, biologi ataupun gabungan dari ketiganya. Pengolahan secara kimia
dilakukan dengan koagulasi, flokulasi dan netralisasi. Proses kimia menggunakan
koagulasi dan flokulasi dilakukan dengan penambahan koagulan untuk
menstabilkan partikel-partikel koloid dan padatan tersuspensi membentuk
gumpalan yang dapat mengendap oleh gaya gravitasi. Proses gabungan secara
kimia dan fisika seperti pengolahan limbah cair secara kimia (koagulasi) yang
diikuti pengendapan lumpur. Pengolahan limbah cair secara fisika dapat dilakukan
dengan cara adsorpsi, filtrasi, dan sedimentasi. Adsorpsi dilakukan dengan
penambahan adsorban seperti karbon aktif atau sejenisnya. Filtrasi merupakan
proses pemisahan zat padat dari zat cair melalui suatu alat penyaring (filter).
Sedimentasi merupakan proses pemisahan padat-cair dengan cara mengendapkan
partikel tersuspensi dengan adanya gaya gravitasi. Pengolahan limbah cair secara
biologi adalah pemanfaatan aktivitas mikroorganisme menguraikan bahan- bahan
organik yang terkandung dalam air limbah.

Dari ketiga cara pengolahan diatas masing-masing mempunyai kelebihan dan


kekurangan. Pengolahan limbah cair secara kimia akan menghasilkan lumpur
dalam jumlah yang besar, sehingga menimbulkan masalah baru untuk penanganan
lumpurnya. Oksidasi menggunakan ozon selain biaya tinggi juga tidak efektif
untuk mereduksi sulfur yang ada didalam limbah. Penggunaan karbon aktif dalam
pengolahan limbah yang mengandung zat warna menghasilkan persentase
penurunan zat warna tinggi, tetapi harga karbon aktif relatif mahal dan juga akan
menambah ongkos peralatan untuk regenerasi karbon aktif tersebut.

Proses pengolahan limbah cair secara biologi adalah salah satu alternatif
pengolahan yang sederhana dan ekonomis. Pada proses ini tidak diperlukan bahan
kimia seperti pada proses koagulasi sehingga biaya operasinya relatif lebih
rendah. Pengolahan limbah cair secara biologi ini dapat dikategorikan pada
pengolahan limbah secara anaerobik dan aerobik atau kombinasi keduanya.
Namun sampai sekarang ini pengolahan dengan sistem lumpur aktif tidak efisien
untuk menghilangkan warna dari efluen industri tekstil (Manurung dkk, 2004).

2.6 Bak Ekualisasi

Bak ekualisasi merupakan salah satu unit yang paling penting dalam sistem
pengolahan air limbah. Unit ini terletak pada posisi pertama karena memiliki
fungsi untuk menstabilkan debit air limbah yang masuk kedalam sistem IPAL
sehingga debit yang masuk unit IPAL selanjutnya tetap konstan dan dapat
beroperasi dengan baik. Bak ekualisasi memiliki dua macam yaitu tipe in-line dan
off-line equalization (Metcalf dan Eddy, 2004).

2.7 Bak Koagulasi – Flokulasi

Koagulasi dan flokulasi adalah salah satu metode yang digunakan untuk
memulihkan air dan merupakan rangkaian pengolahan yang berkelanjutan.
Koagulasi adalah proses pencampuran antara air yang akan diolah dengan
penambahan zat kimia atau koagulan untuk mengikat polutan menggunakan
bantuan pengadukan. Pengadukan yang terjadi dalam proses koagulasi memiliki 3
macam yaitu pengadukan secara hidrolis, mekanis, dan pneumatis. Flokulasi
adalah proses pengikatan zat- zat pencemar oleh koagulan dan membentuk sebuah
flok dengan bantuan pengadukan baik secara hidrolis maupun mekanis. Flok yang
terbentuk akan mengendap secara gravitasi dan air yang dikeluarkan dari proses
ini akan berwarna lebih cerah (Metcalf dan Eddy, 2004).

2.8 Bak Pengendapan

Bak pengendapan merupakan salah satu unit dalam pengolahan air limbah
untuk mengendapkan partikel dengan cara memisahkan partikel tersuspensi dari
air limbah maupun air bersih dengan menggunakan prinsip gravitasi untuk
menurunkan atau mengendapkan padatan tersuspensi dalam kurun waktu tertentu
(Reynolds, 1995). Kriteria desain yang digunakan untuk menghitung sebagai
acuan perhitungan sehingga dapat mengoptimalkan unit untuk bekerja secara
efektif dalam mengendapakan partikel tersuspensi.
2.9 Teknologi Biofilter dalam Pengolahan Air Limbah

Proses pengolahan air limbah dengan proses biofilm atau biofilter tercelup
dilakukan dengan cara mengalirkan air limbah ke dalam reaktor biologis yang
didalamnya diisi dengan media penyangga untuk pengembangbiakan
mikroorganisme dengan atau tanpa aerasi. Untuk proses anaerobik dilakukan
tanpa pemberian udara atau oksigen. Posisi media biofilter tercelup di bawah
permukaan air. Media biofilter yang digunakan secara umum dapat berupa bahan
material organik atau bahan material anorganik. Untuk media biofilter dari bahan
organik misalnya dalam bentuk tali, bentuk jaring, bentuk butiran tak teratur
(random packing), bentuk papan (plate), bentuk sarang tawon dan sebagainya.
Sedangkan untuk media dari bahan anorganik misalnya batu pecah (split), kerikil,
batu marmer, batu tembikar, batu bara, dan lainnya (Kemenkes RI, 2011).

Proses pengolahan air limbah dengan sistem biofilter tercelup aerobik, sistem
suplai udara dapat dilakukan dengan berbagai cara. Beberapa cara yang sering
digunakan antara lain aerasi samping, aerasi tengah (pusat), aerasi merata seluruh
permukaan, aerasi eksternal, aerasi dengan “air lift pump”, dan aerasi dengan
sistem mekanik. Masing-masing cara mempunyai keuntungan dan kekurangan.
Sistem aerasi juga tergantung dari jenis media maupun efisiensi yang diharapkan.
Penyerapan oksigen dapat terjadi disebabkan terutama karena aliran sirkulasi atau
aliran putar kecuali pada sistem aerasi merata seluruh permukaan media. Dalam
proses biofilter dengan sistem aerasi merata, lapisan mikroorganisme yang
melekat pada permukaan media mudah terlepas, sehingga seringkali proses
menjadi tidak stabil. Tetapi pada sistem aerasi melalui aliran putar, kemampuan
penyerapan oksigen hampir sama dengan sistem aerasi dengan menggunakan
diffuser, oleh karena itu untuk penambahan jumlah beban yang besar sulit
dilakukan. Selain itu, pada penggunaan unit ini juga terdapat beberapa keunggulan
yaitu:

a. Pengoperasian mudah
b. Lumpur yang dihasilkan sedikit
c. Dapat digunakan untuk pengolahan air limbah dengan konsentrasi yang
tinggi maupun rendah
d. Tahan terhadap fluktuasi debit/jumlah air limbah maupun fluktuasi
konsentrasi
e. Pengaruh penurunan suhu terhadap efisiensi pengolahan kecil

Selain keunggulan yang dimiliki, berdasarkan penelitian Said (2002a), biofilter


tercelup anaerobik-aerobik memiliki kemampuan yang cukup tinggi untuk
menghilangkan zat pencemar. Kemampuan biofilter untuk removal BOD
adalah sebesar 77- 94%, COD sebesar 73-94%, TSS sebesar 93-98%, dan
warna sebesar 76-88%.
BAB III
METODELOGI

3.1 Perencangan IPAL


Pengolahan air limbah pada perencanaan ini adalah dengan sistem biofilter
kombinasi antara biofilter aerob dan biofilter anaerob. Lokasi perencanaan unit
IPAL ini adalah di PT. Secret di Kawasan industri Serang-Banten dengan jumlah
6 mesin yang beroperasi. Objek perencanaan adalah industri tekstil PT. Secret
yang merupakan salah satu industri tekstil di Kabupaten Serang. Industri tekstil
PT. Secret berlokasi di suatu area kawasan industri dibagian barat daya
Kabupaten Serang, tepatnya di Kecamatan Cikande. Industri tekstil PT. Secret
termasuk dalam industri tekstil dibidang perajutan dan pencelupan hingga menjadi
pakaian siap pakai. Industri tekstil PT. Secret melayani permintaan pasar berupa
pakaian jadi dalam berbagai macam bentuk dan ukuran dengan tipe polos
berwarna cerah seperti putih, kuning, jingga, biru muda, dan sebagainya sejak
pertama kali berdiri tetapi saat ini industri tekstil PT. Secret juga memproduksi
pakaian berwarna gelap. Pangsa pasar tertinggi dari produk yang dihasilkan oleh
industri tekstil PT. Secret adalah toko-toko besar kaos kreatif di Pulau Bali.
Volume air limbah yang dihasilkan adalah sebesar 81 m3/hari. Dengan
jumlah limbah sebanyak itu dan belum adanya instalasi pengolah limbah sendiri,
dikhawatirkan pada tahun – tahun mendatang wilayah ini akan mengalami
penurunan kualitas hidup dan kehidupan. Oleh karena itu, dipilihlah sistem
pengolahan domestik secara komunal dengan membangun suatu instalasi
pengolah air limbah sendiri berupa biofilter aerob - anaerob.

3.2 Perhitungan Desain IPAL Biofilter


Bak Pemisah Lemak/Minyak
Kapasitas pengelohan
: 81 m3/hari
: 3,375 m3/jam
: 0,056 liter/menit
Kriterian perencanaan :
Retention Time : ± 30 menit Volume bak yang diperlukan :
30 3
V= hari x 81 m /hari
60 x 24
= 1,68 m3
Dimensi bak didapat :
Panjang : 1,7m
Lebar : 1 m
Kedalaman Air : 1 m
Ruang bebas : 0,5 m
Volume efektif : 1,7 m3
3.2.1 Bak Ekualisasi/Bak Penampung
Sementara waktu tinggal di dalam bak (HRT) = 2 - 24 jam Ditetapkan
waktu tinggal di dalam bak ekualisasi 8 jam. Jadi, volume bak yang diperlukan :
8
V= hari x 81 m3/hari
24
= 15.552 m3
Jika direncanakan untuk dibangun 2 unit bak ekualisasi, maka volume bak yang
diperlukan adalah :
8
V= hari x 81 : 2 m3/hari
24
= 7.776 m3
Ditetapkan dimensi bak :
Kedalaman bak : 1,5 m
Lebar bak : 2 m
Panjang bak : 2,6 m
Tinggi ruang bebas : 0,5 m
Volume efektif : 7,8 m3
Waktu tinggal (retention time) rata-rata (T)
1,5 m x 2 m2,6 m jam
T= x 24 =2,3 jam
81 m3 hari
3.2.2 Desain Bak Pengendap Awal
Unit ini dapat mengendapkan (50 - 70)% padatan yang tersuspensi
(suspended solid) dan mengurangi (30 - 40)% BOD.
Diketahui :
Debit Air Limbah : 81 m3/hari
Waktu tinggal di dalam bak : 3 - 5 jam
waktu tinggal dalambak
Volume bak : x Kapasitas pengolahan
24
5
Volume = hari x 81 m3/hari
24
= 16,87 m3
Dimensi ditetapkan :
Lebar : 2,9 m
Kedalaman : 2 m
Panjang : 3 m
Tinggi ruang bebas : 0,5 m
Volume efektif : 17,4 m3
Check : Waktu tinggal (retention time) rata-rata (T) :
3 m x 2,9 m 2m jam
T= x 24 =5 jam
81 m3 hari
3.2.3 Bak Biofilter Anaerob
Perencanaan desain bak anaerob,
diketahui :
Debit Limbah = 81 m3/hari
Tinggi ruang lumpur = 0,5 m
Tinggi air di atas bed media = 20 cm
Tinggi bed media pembiakan mikroba = 0,9 - 1,5 m
Untuk pengolahan air dengan proses biofilter standar beban BOD per volume
media 0,4 – 4,7 kg BOD/m3.hari (Ebie Kunio, 1995). Ditetapkan beban BOD
yang digunakan : 1,5 kg BOD/m3.hari dan kadar maksimal BOD adalah sebesar
100 mg/L. Beban BOD di dalam air limbah :
BOD = 81 m3/hari x 100 g/m3
= 8,1 kg/hari
Volume media yang diperlukan :
8,1 kg /hari
V media= =5,4 m3
1,5 kg /hari
Volume media = 60% dari total volume reaktor,
Volume reaktor yang diperlukan :
V reactor = 100/60 x 5,4 m3
= 9 m3

Waktu Tinggal di dalam Reaktor Anaerob :


9 m3 jam
T= =x 24 =2,7 jam
81 m3/hari hari
Ditetapkan dimensi Reaktor Anaerob :

Lebar : 2 m

Kedalaman air efektif : 1,5 m

Panjang : 3 m

Tinggi ruang bebas : 0,5 m

Volume efektif : 9 m3

Jumlah ruang : Dibagi jadi 2 ruangan


Check:
Waktu tinggal (retention time) rata-rata (T) :

m3 jam
T= =x 24 =2,8 jam
2877,32m 3 hari
3.2.4 Bak Biofilter Aerob

Perencanaan desain bak aerob


Diketahui :
Debit Limbah = 81 m3/hari A=π r 2
Tinggi ruang lumpur = 0,5 m
Tinggi air di atas bed media = 20 cm
Tinggi bed media pembiakan mikroba = 1,2 m
Kadar BOD = 60% dari BOD maksimal
yaitu sebesar 100 mg/L. Beban BOD di dalam air limbah :
BOD = 81 m3/hari x 40 g/m3
= 3,24 kg/hari
Beban BOD per volume media yang digunakan : 1 kg/m3 hari
Volume media yang diperlukan :
V media = (3,24/1)
= 3,24 m3
Volume media = 40 % dari volume reaktor.
Volume reaktor Biofilter Aerob yang diperlukan :
V reactor = 100/40 x 3,24 m3
= 8,1 m3
Biofilter Aerob terdiri dari dua ruangan yakni ruang aerasi dan ruang bed media.
Dimensi Reaktor Biofilter Aerob :
Ruang Aerasi :
Lebar : 0,3 m
Kedalaman air efektif : 0,5 m
Panjang: 0,5 m
Tinggi ruang bebas : 0,2 m
Ruang Bed Media :
Lebar :1m
Kedalaman air efektif :,09 m
Panjang :1 m
Tinggi ruang bebas : 0,2 m
Total Volume Efektif Biofilter Aerob :
Total Volume = 0,9 m x 1 m x 1 m = 0,81 m
Check :
Waktu tinggal (retention time) rata-rata (T)
2m 3 jam
T= =x 24 =2,4 jam
2877,32m 3 hari
3.2.5 Bak Pengendap Akhir

Debit Air Limbah : 81 m3/hari

Waktu tinggal di dalam bak : 3 - 5 jam

Volume bak yang diperlukan :


3
V= =x 2877,32 m3=359,67 m3
24

Dimensi ditetapkan :

Lebar : 8 m

Kedalaman : 3 m

Panjang : 15 m

Tinggi ruang bebas : 0,5 m

Volume efektif : 360

Chek

Waktu tinggal (retention) rata-rata (T)


15 m x 8 m x 3 m jam
T= =x 24 =3 jam
2877,32m 3 hari

3.2.6 Media Pembiakan Mikroba Media Biofilter

yang digunakan adalah media dari bahan plastik yang ringan, tahan lama,
mempunyai luas spesifik yang besar, serta mempunyai volume rongga yang besar
sehingga resiko kebuntuan media sangat kecil. Berdasarkan kriteria tersebut,
dipilihlah media dengan tipe sarang tawon.

Gambar 4.3.7 Media Biofilter Berupa Sarang Tawon


BAB IV

RENCANA ANGGARAN BIAYA (RAB)

4.1 Rencana Anggaran Biaya

Rancangan anggaran biaya dari perencanaan IPAL di PT. Secret meliputi biaya
investasi dan biaya operasi. Biaya investasi meliputi biaya untuk pembangunan
dari pembangunan unit bak ekualisasi, biofilter tercelup anaerobik-aerobik, unit
adsorpsi, dan pembelian filter press. Rancangan anggaran biaya investasi disusun
berdasarkan beban biaya pekerjaan. Rancangan anggaran biaya dihitung
berdasarkan HSPK BANTEN
No. Uraian Pekerjaan Satuan Volume Harga Jumlah
Satuan Harga (Rp)
(Rp)
I II III IV
I Pekerjaan Persiapan
1. Pembersihan Lokasi m2 200 17.000 3.400.000
2.Pengukuran & Bouwplank m2 12 25.580 306.960
Sub Total 3.706.960
II Pekerjaan Intake
1. Pekerjaan Tanah
a. Galian Tanah m3 20 100.00 2.000.000
0
b.Urugan Tanah m3 3 130.000 390.000
c.Pembuangan Tanah Sisa m3 15,75 38.000 598.500
d.Pekerjaan Pondasi m3 8 274.826 2.198.608
e.Pekerja Orang 2 95.000 190.000
f.Pekerjaan Kelistrikan unit 1 75.000 150.000
g.Pompa unit 2 722.000 1.444.000
Sub Total 6.961.180
III Unit Koagulasi & Flokulasi
1. Pekerjaan Tanah
a. Galian Tanah m3 40 100.00 40.000.000
0
b.Urugan Tanah m3 7 130.000 910.000
c.Urugan Pasir m3 9 235.000 2.115.000
d.Pembuangan Tanah Sisa m3 24 38.000 912.000
e.Pekerjaan Pondasi m3 15,5 274.82 4.259.803
6
f.Pekerjaan Kontruksi m3 35 715.51 25.042.885
1
g.Perpipaan & Perlengkapan unit 1 9.220.600 9.220.600
h.Baffle & Flokulator unit 2 5.000.000 10.000.000
i.Pekerjaan Tangki Pembubuh unit 2 400.000 800.000
j.Pekerjaan Kelistrikan unit 1 75.000 75.000
k.Mandor Orang 1 120.000 120.000
l.Pekerjaan Orang 15 95.000 190.000
Sub Total 93.645.288
IV Unit Sedimentasi
1.Pekerjaan Tanah
a. Galian Tanah m3 10 100.000 1.000.000
b.Urugan Tanah m3 2 130.000 260.000
c.Urugan Pasir m3 2,5 235.000 587.500
d.Pembuangan Tanah Sisa m3 5,5 38.000 209.000
e.Pekerjaan Kontruksi m3 20 715.511 14.310.220
f.Pekerjaan Khusus (Plate 37.500 2.625.000
Settler) Buah 70
g.Mandor Orang 1 120.000 120.000
h.Pekerja Orang 15 95.000 1.425.000
Sub Total 20.536.720
V Unit Filtrasi (SPC)
1.Pekerjaan tanah
a. Galian Tanah m3 5 100.000 500.000
b.Urugan Tanah m3 1 130.000 130.000
c.Urugan Pasir m3 1 235.000 235.000
d.Pembuangan Tanah Sisa m3 3 38.000 114.000
e.Pekerjaan Kontruksi m3 20 715.511 14.310.220
f.Perpipaan & Perlengkapan m3 1 9.220.000 9.220.000
g.Pekerjaan Kelistrikan unit 1 75.000 75.000
h.Mandor Orang 1 120.000 120.000
i.Pekerja Orang 9 95.000 855.000
Sub Total 25.559.220
VI Unit Desinfeksi
1.Pekerjaan tanah
a. Galian Tanah m3 0,8 100.000 80.000
b.Urugan Tanah m3 1,68 130.000 218.400
c.Urugan Pasir m3 8,32 235.000 1.955.200
d.Pembuangan Tanah Sisa m3 0,29 38.000 11.020
e.Pekerjaan Kontruksi m3 15 715.511 10.732.665
f.Pekerjaan Elektrik & unit 2 400.000 800.000
Mekanik
g.Pekerja Orang 6 95.000 570.000
Sub Total 14.367.285
VII Unit Reservoir
1.Pekerjaan tanah
a. Galian Tanah m3 250 100.00 25.000.000
0
b.Urugan Tanah m3 125 130.00 16.250.000
0
c.Urugan pasir m3 3 235.000 705.000
d.Pembuangan Tanah Sisa m3 122 38.000 4.636.000
e.Pekerjaan Pondasi m3 50 274.82 13.741.300
6
f.Pekerjaan Kontruksi m3 65 715.51 46.508.215
1
g.Pekerjaan Kelistrikan unit 2 75.000 150.000
h.Mandor Orang 2 120.000 240.000
i.Pekerja Orang 20 95.000 1.900.000
Sub Total 62.622.300
Total Keseluruhan 227.398.953

Anda mungkin juga menyukai