Anda di halaman 1dari 35

Penyusunan DED IPAL Kawasan Sinduharjo (KDL-2)

Kabupaten Sleman

8.1. UMUM

Volume bak pengolahan dihitung berdasarkan jumlah beban air


limbah dikalikan angka faktor pengaman 1,1 – 1,4 (umumnya diambil
1,25) dan dikalikan dengan waktu pengolahan (td).

Lama waktu yang dibutuhkan pengolahan sangat tergantung


dari jenis dan sistem pengolahan yang digunakan, semakin tinggi
teknologi yang digunakan semakin sedikit waktu yang dibutuhkan
artinya semakin kecil beban air limbah yang tertahan dan semakin
sedikit lahan yang dibutuhkan. Sistem pengolahan air limbah yang
direkomendasikan antara lain:
 IPAL sederhana sistem Anaerobik Baffle Reaktor (bak tertutup).
 IPAL sederhana sistem Anaerobik Filter (bak tertutup).

1. Kriteria pemilihan IPAL


 Luas lahan yang disediakan.
 Kinerja yang diinginkan.
 Mudah dioperasikan dan dipelihara.
 Biaya investasi dan operasional rendah dengan mengurangi
pemakaian pompa atau tenaga listrik.

2. Prinsip perencanaan kapasitas IPAL


 Debit rata-rata Qr = 70% – 80% debit Air minum (m3/hari).
 Debit hari maksimum Qmd = 1,1 – 1,30 Qr (m3/hari).
 Lama pengolahan (td) tiap bagian sampai didapat efluen BOD air
limbah < 30 mg/l (hari).

VIII - 1
Penyusunan DED IPAL Kawasan Sinduharjo (KDL-2)
Kabupaten Sleman

 Kapasitas IPAL = Qmd  td (m3).


 Luas pengolahan : A = V/h (m2).
 Kedalaman air : h = tergantung unit yang dipakai (m).

8.2. DESAIN IPAL KOMUNAL KAPASITAS 1000 KK

Debit air limbah yang ditetapkan dalam rancangan


menggunakan pendekatan sebagai berikut:
a. Air limbah = 0,8  penggunaan air bersih hunian (KK).
b. Per KK diasumsikan dihuni rata-rata sebanyak 5 jiwa.
c. Jumlah zona pelayanan Kawasan Sinduharjo = 1.000 KK.

Debit air limbah

Debit air limbah yang ditetapkan dalam rancangan menggunakan


pendekatan sebagai berikut:
 Air limbah = 0,8  penggunaan air bersih hunian (kapling) 120
lt/org/hr
 Per kapling diasumsikan dihuni rata-rata sebanyak 5 jiwa.
 Jumlah kapling Kawasan Sinduharjo 1.000 unit.
 Faktor desain = 20%.

Sistem pengolahan menggunakan sistem paralel dengan


menggunakan 4 (empat) unit IPAL dengan kapasitas sebagai berikut:

Kapling (hunian) = 1.000 unit  4 jiwa/unit  120 lt/org/hr  0,8  1,2


= 480 m3/hari, atau 1 unit IPAL kapasitas 120 m3/hari.

Pengembangan desain digunakan rasio 1,2  120 m3/hari = 144


m3/hari, debit rancangan diambil 150 m3/hari.

Kapasitas IPAL domestik Kawasan Sinduharjo 150 m3/hari.

8.2. PENETAPAN INSTALASI PENGOLAHAN AIR LIMBAH


(IPAL) DOMESTIK KAWASAN SINDUHARJO

Air limbah domestik dikategorikan sebagai limbah organik,


sehingga akan efisien dan murah apabila dilakukan pengolahan

VIII - 2
Penyusunan DED IPAL Kawasan Sinduharjo (KDL-2)
Kabupaten Sleman

secara biologi. Penetapan pengolahan secara biologi harus juga


mempertimbangkan faktor kemudahan dan murah dalam
pengoperasian, pengawasan dan pengendalian, serta perawatannya.
Kriteria pengolahan secara biologi yang demikian hanya dapat
digunakan proses secara fakultatif anaerob dan anaerob dan
ditetapkan rangkaian IPAL seperti berikut:
 Equalisasi dan saringan kasar
 Anaerobik Baffled Reaktor
 Anaerobic Baffled Filter
 Wetland

Penetapan rangkaian IPAL Domestik Kawasan Sinduharjo


seperti di atas berdasarkan pada pertimbangan:

1. Karakter perilaku domestik cenderung kurang menjaga dan


merawat sanitasi lingkungan, sehingga air limbah mengandung
patikel diskrit, seperti pasir, partikel apung, seperti pembalut
wanita, daun, plastik dan lain-lain, sehingga dapat menyumbat
saluran. Untuk hal tersebut dipasangkan equalisasi dan saringan
kasar yang berfungsi sebagai penyaring, pengendap, dan perata
beban pencemar.

2. Karakter air limbah domestik cenderung banyak mengandung


partikel apung dan bahan apung, seperti partikel organik, sabun,
deterjen dan minyak/lemak harus dilakukan penahanan agar
terurai menjadi partikel lebih halus, senyawa organik dengan
rantai karbon rendah dan scum. Untuk hal tersebut dipasang
baffled septic tank yang terdiri dari beberapa chamber, dengan
maksud agar terjadi efek turbulensi dari aliran up-flow yang
digunakan.

3. Pemilihan Anaerobic Baffled Filter dimaksudkan sebagai


pengolahan utama dengan kemampuan degradasi bahan organik
cukup tinggi dan hampir tidak diperlukan perawatan dan

VIII - 3
Penyusunan DED IPAL Kawasan Sinduharjo (KDL-2)
Kabupaten Sleman

pengendalian proses, seperti halnya pada Anaerobik Baffled


Reaktor,

4. Pemilihan Wetland dimaksudkan sebagai pengolahan akhir


untuk menurunkan kandungan N, P, K yang masih ada pada efluen
air limbah dari pengolahan utama sebelum dibuang ke badan air
penerima.

Karakteristik air limbah Kawasan Sinduharjo merupakan


pendekatan seperti tersaji dalam Tabel 8.1.

Mencermati karakteristik dalam Tabel 8.1, sumber air limbah


domestik berasal dari kegiatan KM/WC, dapur, dan pencucian,
sehingga air limbah mengandung komponen partikel maupun bahan
organik/anorganik terlarut.

VIII - 4
Penyusunan DED IPAL Kawasan Sinduharjo (KDL-2)
Kabupaten Sleman

Tabel 8.1. Karakteristik Air Limbah Domestik

Parameter Besaran Satuan


pH 6–8 -
BOD 300 mg/lt
COD 600 mg/lt
TSS 1.000 mg/lt
Lemak 100 mg/lt
Flowrate 80%  air bersih lt/orang.hari
Feaces 0,8 Kg/orang.hari
Urine 1,1 lt/orang.hari

Sumber: Pusteklim, 2016

8.3. KRITERIA DESAIN IPAL DOMESTIK KAWASAN


SINDUHARJO

Kriteria desain merupakan kisaran kuantitas yang sudah


diterapkan di lapangan, sehingga perhitungan rancangan IPAL
Domestik Kawasan Sinduharjo harus dilakukan uji fungsi dan masuk
dalam kisaran tersebut. Kriteria desain rangkaian IPAL Domestik
Kawasan Sinduharjo meliputi unit pengolahan berikut ini:

1. Equalisasi Dan Saringan Kasar

Kriteria desain bak equalisasi dan saringan kasar adalah seperti


disajikan pada Tabel 8.2.

Tabel 8.2. Kriteria Desain Bak Equalisasi


No. Item Satuan Kriteria Desain
1 Waktu tinggal (HRT) jam 1-4 2
2 Beban permukaan m3/m2.hari 20 - 48 20
3 Kedalaman bak m 2,5 – 3,7 2,5
4 Freeboard m 0,3 – 0,5 0,5
5 Rasio panjang : lebar - min. 2 : 1 2:1
6 Beda tinggi outlet dan inlet m min. 0,5 0,5
7 TSSremoval % 10 – 15 10
Sumber: Montgomery, 1985

VIII - 5
Penyusunan DED IPAL Kawasan Sinduharjo (KDL-2)
Kabupaten Sleman

Penetapan kriteria di atas berdasarkan pada karakteristik air


limbah domestik yang bersifat organik agar tidak terjadi
pembusukan dan terjadi turbulensi di bak equalisasi. TSS removal
ditetapkan 10%, diharapkan merupakan partikel diskrit (pasir) dan
apung (plastik, daun, dan lain-lain). Kriteria saringan kasar seperti
tersaji pada Tabel 8.3.

Tabel 8.3. Kriteria Desain Saringan Kasar


No. Item Satuan Kriteria Desain
1 Kecepatan aliran m/detik 0,3 – 0,6 0,3
2 Lebar kisi (w) mm 5 – 15 12
2 Tebal kisi (t) mm 12 – 17 12
3 Jarak antar kisi (b) mm 25 – 50 25
4 Kemiringan kisi derajad 30 – 45 45
5 Freeboard m 0,3 – 0,5 0,5
Sumber: Metcalf and Eddy, 1979

Penetapan kriteria di atas dipilih dengan mempertimbangkan


fungsi bak equalisasi, oleh karena saringan kasar diletakkan di
dalamnya.

2. Sedimentasi

Kriteria-kriteria yang diperlukan untuk menentukan ukuran bak


pengendap antara lain adalah waktu tinggal hidrolik, beban
permukaan (surface loading), dan kedalaman bak.
Waktu Tinggal Hidrolik (Hydraulic Retention Time, WTH) adalah
waktu yang dibutuhkan untuk mengisi bak dengan kecepatan
seragam yang sama dengan aliran rata-rata per hari.
Waktu tinggal dihitung dengan membagi volume bak dengan laju
alir masuk, satuannya jam. Nilai waktu tinggal adalah:
T = 24 V/Q
Dimana:
T = waktu tinggal (jam)

VIII - 6
Penyusunan DED IPAL Kawasan Sinduharjo (KDL-2)
Kabupaten Sleman

V = volume bak (m3)


Q = laju rata-rata harian (m3 per hari)

Beban permukaan (surface loading), sama dengan laju alir (debit


volume) rata-rata per hari dibagi luas permukaan bak, satuannya
m3 per meter persegi per hari.
Q
Vo 
A
Dimana:
Vo = laju limpahan / beban permukaan (m3/m2. hari)
Q = aliran rata-rata harian, m3 per hari
A = total luas permukaan (m2)

Kriteria desain disajikan sebagai berikut.


 Bentuk segi empat dengan panjang : lebar = 1 : 2
 Kedalaman bak = 1 – 3 m
 Jumlah bak = minimum 2 bak
 Waktu detensi = 1 – 3 jam
 Slope dasar saluran = 1% – 2%
 Nre aliran < 2.000 agar aliran laminer
 NFr > 10 – 5 agar tidak terjadi aliran pendek
 Nre partikel < 0,5 untuk pengendapan partikel
 Vh < Vsc agar tidak terjadi penggerusan
 Freeboard = 30 – 50 cm
 Weir Loading = 9 – 13 m3/m.dt
(Sumber: Pusteklim, 2012)

3. Anaerobik Baffled Reaktor

Kriteria desain baffled septic tank disajikan pada Tabel 8.4.


Tabel 8.4. Kriteria Desain Anaerobik Baffled Reaktor

No. Item Satuan Kriteria Desain


1 HRT jam min. 8 8
2 Uplift velocity m/jam maks. 2 0,5

VIII - 7
Penyusunan DED IPAL Kawasan Sinduharjo (KDL-2)
Kabupaten Sleman

3 Jumlah chamber buah min. 4 4


4 Rasio panjang/dalam - 0,5 – 0,6 0,5
5 Lebar lorong m min. 0,25 0,25
6 Volume lumpur % maks. 5 5
0
7 Suhu C 25 - 30 29
8 Rasio pengendapan SS/COD - 0,3 – 0,42 0,3
9 Freeboard m 0,3 – 1,0 0,5
10 BODremoval % 20 – 40 30
11 CODremoval % 20 – 40 30
12 TSSremoval % 20 – 40 30
12 Minyak/lemak removal % 60 – 80 70
Sumber: Pusteklim, 2012

Penetapan kriteria Anaerobik Baffled Reaktor seperti di atas


dimaksudkan untuk menahan partikel apung dan bahan apung,
seperti partikel organik, sabun, deterjen, dan minyak/ lemak agar
terurai menjadi partikel lebih halus, senyawa organik dengan
rantai karbon rendah dan scum.

4. Anaerobic Baffled Filter

Kriteria desain anaerobic baffled filter disajikan pada Tabel 8.5.

Tabel 8.5. Kriteria Desain Anaerobic Filter


No
Item Satuan Kriteria Desain
.
1 Diameter media (batu koral) cm 5 – 10 5 – 10
2 3
2 Spesific surface area m /m 100 – 300 150
3 Void ratio % 35 – 40 40
4 HRT jam 24 – 48 24
5 Uplift velocity m/jam maks. 2 0,5
6 Sekat chamber/shaft m min. 0,25 0,25
Pertambahan efisiensi per
7 % maks. 4 4
chamber
8 Ratio pengendapan SS/COD - 0,3 – 0,42 0,4
0
9 Suhu C 25 – 30 25 – 30
10 Jumlah chamber buah min. 4 4

VIII - 8
Penyusunan DED IPAL Kawasan Sinduharjo (KDL-2)
Kabupaten Sleman

No
Item Satuan Kriteria Desain
.
11 Jarak media-lubang outlet m min. 0,25 0,25
maks.
12 Ketinggian plat media dari dasar m 0,25
0,50
13 Rasio panjang : dalam - min. 0,5 0,5
14 Freeboard m 0,3 – 1,0 0,5
15 BODremoval % 70 – 90 90
16 CODremoval % 70 – 90 90
17 TSSremoval % 70 – 90 80
18 Minyak/lemak % 20 – 40 30
Sumber: Pusteklim, 2012

Media filter dipilih adalah batu koral, sehingga membutuhkan plat


penyangga media dari struktur beton bertulang berlubang.

VIII - 9
Penyusunan DED IPAL Kawasan Sinduharjo (KDL-2)
Kabupaten Sleman

8.4. NERACA MASSA

Neraca massa adalah merupakan gambaran perubahan


kuantitatif dan kualitatif bahan pencemar masing-masing unit
pengolahan maupun seluruh rangkaian IPAL Domestik Kawasan
Sinduharjo. Karakteristik dan debit air limbah domestik sebagai dasar
perhitungan disajikan pada Tabel 8.6.

Tabel 8.6. Karakteristik dan Debit Air Limbah


Parameter Satuan Besaran
BOD mg/l 300
COD mg/l 600
TSS mg/l 1.000
Minyak/lemak mg/l 100
Debit m3/hari 480
Sumber: Data Primer, 2016

Neraca massa masing-masing unit pengolahan air limbah


domestik adalah sebagai berikut:

1. Equalisasi dan saringan kasar

Penetapan persen removal seperti tersaji pada Tabel 8.7.

Tabel 8.7. Persen Removal Equalisasi dan Saringan Kasar

Parameter Removal (%)


TSS 10

Asumsi:
Lumpur didefinisikan sebagai campuran zat padat (solid) berkadar
rendah (0,25% – 6%) dengan cairan (air), sehingga sifat-sifat
fisiknya hampir sama dengan sifat-sifat fisik cairan (air) seperti
mudah mengalir dan mempunyai berat jenis mendekati 1 Kg/liter.

Ditetapkan:
Kadar lumpur = 5% dari cairannya
Densitas lumpur = 1 Kg/liter

VIII - 10
Penyusunan DED IPAL Kawasan Sinduharjo (KDL-2)
Kabupaten Sleman

Neraca massa Equalisasi dan Saringan Kasar:


Air limbah masuk = Air limbah keluar

Air limbah masuk (influen):


Q1 = (480.000 l/hari  1,0 Kg/l) / (24 j/hari)
= 20.000 Kg/jam
Komponen BOD = (400 mg/l  480.000 l/hari) / (24 j/hari)
= 8 Kg/jam
Komponen COD = (800 mg/l  480.000 l/hari) / (24 j/hari)
= 16 Kg/jam
Komponen TSS = (1.000 mg/l  480.000 l/hari) / (24 j/hari)
= 20 Kg/jam
Komponen M/L = (100 mg/l  480.000 l/hari) / (24 j/hari)
= 2,0 Kg/jam
Komponen H2O = (20.000 Kg/jam) – (46 Kg/jam)
= 19.954 Kg/jam

Air limbah Keluar sebagai lumpur:


Komponen TSS = 0,1  20 Kg/jam
= 2,0 Kg/jam
Komponen H2O = (95/5)  2,0 Kg/jam
= 38 Kg/jam
Q3 = (2,0 Kg/jam) + (38 Kg/jam)
= 40 Kg/jam

Air limbah keluar (efluen):


Q2 = (20.000 – 40) Kg/jam
= 19.960 Kg/jam
Komponen BOD = 8 Kg/jam
Komponen COD = 16 Kg/jam
Komponen TSS = (20 – 2,0) Kg/jam
= 18 Kg/jam
Komponen M/L = 2 Kg/jam
Komponen H2O = (19.960 – 38) Kg/jam

VIII - 11
Penyusunan DED IPAL Kawasan Sinduharjo (KDL-2)
Kabupaten Sleman

= 19.922 Kg/jam

VIII - 12
Penyusunan DED IPAL Kawasan Sinduharjo (KDL-2)
Kabupaten Sleman

Neraca massa Equalisasi dan Saringan Kasar seperti tersaji pada


Gambar 8.2.

Q1 = 20.000 Kg/jam
BOD = 8 Kg/jam Q2 = 19.960 Kg/jam
COD = 16 Kg/jam BOD = 8 Kg/jam
TSS = 20 Kg/jam COD = 16 Kg/jam
M/L = 2 Kg/jam TSS = 18 Kg/jam
H2O = 19.954 Kg/jam M/L = 2 Kg/jam
H2O = 19.922 Kg/jam

Q3 = 40 Kg/jam
TSS = 2 Kg/jam
H2O = 32 Kg/jam

Gambar 8.1. Neraca Massa Equalisasi dan Saringan Kasar

Tabel 8.8. Neraca Massa Equalisasi dan Saringan Kasar

Aru
s Influen Lumpur
Efluen (Q2) Satuan
(Q1) (Q3)
Bahan
BOD 8,00 8,00 Kg/jam
COD 16,00 16,00 Kg/jam
TSS 20,0 2 18 Kg/jam
Minyak 2,0 2,0 Kg/jam
lemak
H2O 19.954 38 19.922 Kg/jam
Jumlah 20.000 40 19.966 Kg/jam

Sumber: Data Prmer, 2016

2. Bak Sedimentasi

Penetapan persen removal seperti tersaji pada Tabel 8.9.

Tabel 8.9. Persen Removal Bak Sedimentasi


Parameter Removal (%)
TSS 70
BOD 30

VIII - 13
Penyusunan DED IPAL Kawasan Sinduharjo (KDL-2)
Kabupaten Sleman

Asumsi:
Lumpur didefinisikan sebagai campuran zat padat (solid) berkadar
rendah (0,25% – 6%) dengan cairan (air), sehingga sifat-sifat
fisiknya hampir sama dengan sifat-sifat fisik cairan (air) seperti
mudah mengalir dan mempunyai berat jenis mendekati 1 Kg/liter.

Ditetapkan:
Kadar lumpur = 5% dari cairannya
Densitas lumpur = 1 Kg/liter

Neraca massa Bak Sedimentasi:


Air limbah masuk = Air limbah keluar

Tabel 8.9. Neraca Massa Bak Sedimentasi


Aru
s Influen Lumpur
Efluen (Q2) Satuan
(Q1) (Q3)
Bahan
BOD 8,00 8,00 Kg/jam
COD 16,00 16,00 Kg/jam
TSS 20,0 2 18 Kg/jam
Minyak 2,0 2,0 Kg/jam
lemak
H2O 19.954 38 19.922 Kg/jam
Jumlah 20.000 40 19.966 Kg/jam

Air limbah masuk (influen):


Q2 = 19.960 Kg/jam
Komponen BOD = 8 Kg/jam
Komponen COD = 16 Kg/jam
Komponen TSS = 18 Kg/jam
Komponen M/L = 2 Kg/jam
Komponen H2O = 19.922 Kg/jam

Akumulasi sebagai lumpur:


Komponen BOD = 0,3  8 Kg/jam
= 2,4 Kg/jam

VIII - 14
Penyusunan DED IPAL Kawasan Sinduharjo (KDL-2)
Kabupaten Sleman

Komponen COD = 0,3  16 Kg/jam


= 4,8 Kg/jam
Komponen TSS = 0,3  18 Kg/jam
= 5,4 Kg/jam
Komponen M/L = 0,7  2 Kg/jam
= 1,4 Kg/jam
Komponen H2O = (95 / 5)  2 Kg/jam
= 38 Kg/jam
Q4 = (5,4 Kg/jam) + (38 Kg/jam)
= 43,4 Kg/jam

Air limbah keluar (efluen):


Q3 = (19.960 – 252) Kg/jam
= 19.708 Kg/jam
Komponen BOD = (8 – 2,4) Kg/jam
= 5,6 Kg/jam
Komponen COD = (16 – 4,8) Kg/jam
= 11,2 Kg/jam
Komponen TSS = (18 – 5,4) Kg/jam
= 14,6 Kg/jam
Komponen M/L = (2 – 1,4) Kg/jam
= 0,6 Kg/jam
Komponen H2O = (19.922 – 38) Kg/jam
= 19.884 Kg/jam

Neraca massa Bak Sedimentasi seperti tersaji pada Gambar 8.1.


Q2 = 19.960 Kg/jam
BOD = 8 Kg/jam Q3 = 19.708Kg/jam
COD = 16 Kg/jam BOD = 5,6 Kg/jam
TSS = 18 Kg/jam COD = 11.2 Kg/jam
M/L = 2 Kg/jam TSS = 14,6 Kg/jam
H2O = 19.922 Kg/jam M/L = 0,6 Kg/jam
H2O = 19.884 Kg/jam

Q4 = 43,4 Kg/jam
BOD = 2,4 kg/jam
COD = 4,8 kg/jam
TSS = 5,4 Kg/jam
M/L = 1,4 kg/jam
H2O = 38 kg/jam
VIII - 15
Penyusunan DED IPAL Kawasan Sinduharjo (KDL-2)
Kabupaten Sleman

Gambar 8.2. Neraca Massa Bak Sedimentasi

VIII - 16
Penyusunan DED IPAL Kawasan Sinduharjo (KDL-2)
Kabupaten Sleman

Tabel 8.10. Neraca Massa Bak Sedimentasi

Aru
s Influen Lumpur
Efluen (Q4) Satuan
(Q2) (Q5)
Bahan
BOD 8,00 2,4 5,6 Kg/jam
COD 16,00 4,8 11,2 Kg/jam
TSS 18,0 5,4 14,6 Kg/jam
Minyak 2,0 1,4 0,6 Kg/jam
lemak
H2O 19.922 38 19.884 Kg/jam
Jumlah 19.966 253,4 19.714 Kg/jam
Sumber: Data Hasil Perhitungan, 2016

3. Anaerobik Baffled Reaktor

Penetapan persen removal seperti tersaji pada Tabel 8.11.

Tabel 8.11. Persen Removal Anaerobik Baffled Reaktor


Parameter Removal (%)
BOD 70
COD 70
TSS 70
Minyak/lemak 70

Ditetapkan:
Volume lumpur = 5% dari volume cairannya
Kadar lumpur = 5% dari cairannya
Densitas lumpur = 1 Kg/liter

Neraca massa Baffled Septic Tank:


Air limbah masuk = Air limbah keluar + akumulasi

Air limbah masuk (influen):


Q3 = 19.708 Kg/jam
Komponen BOD = 5,6 Kg/jam
Komponen COD = 11,2 Kg/jam
Komponen TSS = 14,6 Kg/jam

VIII - 17
Penyusunan DED IPAL Kawasan Sinduharjo (KDL-2)
Kabupaten Sleman

Komponen M/L = 0,6 Kg/jam


Komponen H2O = 19.884 Kg/jam

Akumulasi sebagai lumpur:


Komponen BOD = 0,7  5,6 Kg/jam
= 3,92 Kg/jam
Komponen COD = 0,7  11,2 Kg/jam
= 7,84 Kg/jam
Komponen TSS = 0,7  14,6 Kg/jam
= 10,22 Kg/jam
Komponen M/L = 0,7  0,6 Kg/jam
= 0,42 Kg/jam
Komponen H2O = (95/5)  10,22 Kg/jam
= 194,18 Kg/jam
Q5 = (10,22 Kg/jam) + (194,18 Kg/jam)
= 204,4 Kg/jam

Air limbah keluar (efluen):


Q4 = (19.708 – 204,4) Kg/jam
= 19.503,6 Kg/jam
Komponen BOD = (5,6 – 3,92) Kg/jam
= 1,68 Kg/jam
Komponen COD = (11,2 - 7,84) Kg/jam
= 3,36 Kg/jam
Komponen TSS = (14,6 – 10,22) Kg/jam
= 4,38 Kg/jam
Komponen M/L = (0,6 - 0,42) Kg/jam
= 0,18 Kg/jam
Komponen H2O = (19.884 - 194,18) Kg/jam
= 19.689,82 Kg/jam

VIII - 18
Penyusunan DED IPAL Kawasan Sinduharjo (KDL-2)
Kabupaten Sleman

Neraca massa Baffled Septic Tank seperti tersaji pada Gambar


8.3.

Q3 = 19.708 Kg/jam
BOD = 5,6 Kg/jam Q4 = 19.503,6Kg/jam
COD = 11,2 Kg/jam BOD = 1,68 Kg/jam
TSS = 14,6 Kg/jam COD = 3,36 Kg/jam
M/L = 0,6 Kg/jam TSS = 4,38 Kg/jam
H2O = 19.884 Kg/jam M/L = 0,18 Kg/jam
H2O = 19.689,82 Kg/jam

Q5 = 204,4 Kg/jam
BOD = 3,92 Kg/jam
COD = 7,84 Kg/jam
TSS = 10,22 Kg/jam
M/L = 0,42 Kg/jam
H2O = 194,18 Kg/jam

Gambar 8.2. Neraca Massa Anaerobik Baffled Reaktor

Tabel 8.12. Neraca Massa Anaerobik Baffled Reaktor


Aru
Influen Lumpur
s Efluen (Q4) Satuan
(Q3) (Q5)
Bahan
BOD 5,6 3,92 1,68 Kg/jam
COD 11,2 7,84 3,36 Kg/jam
TSS 14,6 10,22 4,38 Kg/jam
Minyak 0,6 0,42 0,18 Kg/jam
lemak
H2O 19.884 194,18 19.689,82 Kg/jam
Jumlah 19.916 216,58 19.699, Kg/jam
42
Sumber: Data Primer, 2016

4. Anaerobic Baffled Filter

Penetapan persen removal seperti tersaji pada Tabel 8.13.

Tabel 8.13. Persen Removal Anaerobic Baffled Filter

Parameter Removal (%)


BOD 90
COD 90

VIII - 19
Penyusunan DED IPAL Kawasan Sinduharjo (KDL-2)
Kabupaten Sleman

TSS 80

Ditetapkan:
Volume lumpur = 5% dari volume cairannya
Kadar lumpur = 5% dari cairannya
Densitas lumpur = 1 Kg/liter

Neraca massa Anaerobic Baffled Filter:


Air limbah masuk = Air limbah keluar + akumulasi

Air limbah masuk (influen):


Q4 = 19.503,6 Kg/jam
Komponen BOD = 1,68 Kg/jam
Komponen COD = 3,36 Kg/jam
Komponen TSS = 4,38 Kg/jam
Komponen M/L = 0,18 Kg/jam
Komponen H2O = 19.689,82 Kg/jam

Akumulasi sebagai lumpur:


Komponen BOD = 0,9  1,68 Kg/jam
= 1,512 Kg/jam
Komponen COD = 0,9  3,36 Kg/jam
= 3.024 Kg/jam
Komponen TSS = 0,9  4,38 Kg/jam
= 3,942 Kg/jam
Komponen M/L = 0,3  0,18 Kg/jam
= 0,054 Kg/jam
Komponen H2O = (95/5)  3,942 Kg/jam
= 74,898 Kg/jam
Q6 = (3,942 Kg/jam) + (74,898 Kg/jam)
= 78,84 Kg/jam

Air limbah keluar (efluen):

VIII - 20
Penyusunan DED IPAL Kawasan Sinduharjo (KDL-2)
Kabupaten Sleman

Q5 = (19.503,6 – 78,84) Kg/jam


= 19.424,76 Kg/jam
Komponen BOD = (1,68 – 1,512) Kg/jam
= 0,168 Kg/jam
Komponen COD = (3,36 – 3,024) Kg/jam
= 0,336 Kg/jam
Komponen TSS = (4,38 – 3,942) Kg/jam
= 0,438 Kg/jam
Komponen M/L = (0,18 - 0,054) Kg/jam
= 0,126 Kg/jam
Komponen H2O = (19.689,82 -74,898) Kg/jam
= 19.614,92 Kg/jam

Neraca massa Anaerobic Baffled Filter seperti tersaji pada


Gambar 8.4.

Q4 = 19.503,6
Kg/jam Q5 = 19.424,76
BOD = 1,68 Kg/jam
Kg/jam BOD = 0,168
COD = 3,36 Kg/jam
Kg/jam COD = 0,336
TSS = 4,38 Kg/jam
Kg/jam TSS = 0,438
M/L = 0,18 Kg/jam
Kg/jam Q6 = 78,84 M/L = 0,126
H2O = 19.689,82 Kg/jam
Kg/jam
Kg/jam BOD = 1,512 H2O = 19.614,92
Kg/jam Kg/jam
COD = 3,024
Kg/jam
TSS = 3,942
Kg/jam
M/L = 0,054
Gambar 8.3. Neraca Massa Anaerobic Baffled Filter
Kg/jam
H2O = 74,898
Kg/jam
Tabel 8.13. Neraca Massa Anaerobic Baffled Filter

Aru
Influen Lumpur Efluen
s Satuan
(Q4) (Q6) (Q5)
Bahan
BOD 1,68 1,512 0,168 Kg/jam

VIII - 21
Penyusunan DED IPAL Kawasan Sinduharjo (KDL-2)
Kabupaten Sleman

COD 3,36 3,024 0,336 Kg/jam


TSS 4,38 3,942 0,438 Kg/jam
Minyak 0,18 0,054 0,126 Kg/jam
lemak
H2O 19.689,8 74,898 19.614,9 Kg/jam
2 2
Jumlah 19.699, 83,43 19.615, Kg/jam
42 98

Sumber: Data Primer, 2016

VIII - 22
Penyusunan DED IPAL Kawasan Sinduharjo (KDL-2)
Kabupaten Sleman

5. Wetland

Penetapan persen pengurangan TSS dan BOD seperti tersaji pada


Tabel 8.18 dan Tabel 8.19.

Tabel 8.20. Prosesntase Pengurangan Polutan BOD dan TSS Metode Wetland

% Pengurangan Polutan
No Jenis Media
BOD TSS Coliform
1 Kerikil 80 80 99
2 Tanah 80 80 -
3 Pasir 96 94 100
4 Tanah Liat 92 91 -

Tabel 8.3. Kemampuan Tanaman air menyerap N & P Metode


Wetland

Kemampuan Penyerapan
N Jenis Tanaman (Kg/Ha/Th)
o
N P
1 Cyperus 1.100 50
2 Typha latifolia 1000 180
3 Eichornia crassipes 2400 350
4 Pistia stratoites 900 40
5 Potamogeton pectinatus 500 40
6 Ceratophylum demersum 100 10

8.5. PERHITUNGAN RANCANGAN

Perhitungan rancangan unit-unit pengolahan pada IPAL


Domestik Kawasan Sinduharjo meliputi:
1. Equalisasi dan saringan kasar
Debit = 480 m3/hari
= 20 m3/jam
HRT = 2 jam (kriteria desain)

VIII - 23
Penyusunan DED IPAL Kawasan Sinduharjo (KDL-2)
Kabupaten Sleman

Volume air = 20 m3/jam  2 jam


= 40 m3
Kedalaman air = 2,0 m (kriteria desain)
Panjang : Lebar = 2 : 1 (kriteria desain), maka:
Luas bak = (40 m3) / (2,0 m)
= 20 m2
Lebar bak ={(20 m2) / (2)}1/2
= 3,16 m ≈ 3,5 m
Panjang bak = 7,0 m

Rechecking:
Beban permukaan = Q/A
= (480 m3/hari) / (20 m2)
= 24 m3/m2 hari (sesuai kriteria desain)

Jumlah jeruji (n) dapat dihitung menggunakan rumus:

L = nw + (n + 1)d

dimana:
L = Lebar saluran (mm)
n = Jumlah jeruji
w = Lebar jeruji, untuk bentuk silinder = tebal jeruji
(diameter)
= 12 mm (kriteria desain)
d = Jarak antar jeruji (mm) = 25 mm (kriteria desain)

Jadi:
1.500 mm = n (12 mm) + n(25 mm) + (25 mm)
n = (1.500 – 25) / (12 + 25)
= 40 buah

Spesifikasi Bak Equalisasi dan Saringan Kasar:


Panjang = 4,0 m
Lebar = 2,0 m
Kedalaman air = 2,0 m

VIII - 24
Penyusunan DED IPAL Kawasan Sinduharjo (KDL-2)
Kabupaten Sleman

Freeboard = 0,5 m
Kedalaman bak = 2,5 m
Beda tinggi inlet dan outlet = 0,5 m
Konstruksi bak equalisasi = beton bertulang
Saringan kasar = jenis jeruji besi
Kemiringan jeruji = 450
Material jeruji = besi beton
Diameter jeruji = 12 mm
Jarak antar jeruji = 25 mm
Jumlah jeruji = 40 buah

2. Sedimentasi
Debit = 150 m3/hari
= 6,25 m3/jam
HRT = 12 jam (kriteria desain)

Kriteria Desain
a. Bentuk segi empat dengan panjang : lebar =2:1
b. Kedalaman bak =1–3m
c. Waktu detensi = 12 – 24 jam
d. Slope dasar saluran = 1% – 2%

BOD masuk: 300 mg/liter  Efisiensi: 30%

BOD keluar: 210 mg/liter

Waktu tinggal di dalam bak (HRT) = 12 – 24 jam (MedCalf And


EDDY, 1999)

Ditetapkan : waktu tinggal (td) limbah di dalam bak sedimentasi =


12 jam.

Jadi, volume bak yang diperlukan =12/24 hari  150 m3/hari = 75


m3

Dimensi bak direncanakan


Kedalaman air = 2,0 m (kriteria desain)
Panjang : Lebar = 2 : 1 (kriteria desain), maka:

VIII - 25
Penyusunan DED IPAL Kawasan Sinduharjo (KDL-2)
Kabupaten Sleman

Luas bak = (75 m3)/(2,0 m) = 37,5 m2


Lebar bak ={(37,5 m2)/(2)}1/2 = 4,33 m ≈ 4,5
m
Panjang bak =8m

Cek:
3
Volumeefektif(m )
td(jam)
debit(m3/h)

75(m3 )
td
150(m3/h)

= 0,5 hari  24 jam


= 12 Jam

Jadi, waktu tinggal (td) di dalam bak = 12 jam sesuai


dengan kriteria.

Spesifikasi Sedimentasi:
Panjang =7m
Lebar = 3,5 m
Kedalaman = 2,0 m
Ruang bebas (Free board) = 0,2 m
Volume efektif = 40 m3
Tebal dinding = 15 cm

3. Anaerobik Baffled Reaktor


Debit = 6,25 m3/jam (ρ = 1,0 Kg/l)
HRT = 12 jam (kriteria desain)
Volume air total = 6,25 m3/jam  12 jam
= 75 m3
Koreksi debit = 6,25 m3/jam

Ditetapkan:
Jumlah baffle chamber = 4 buah
Panjang : Dalam =1:1

VIII - 26
Penyusunan DED IPAL Kawasan Sinduharjo (KDL-2)
Kabupaten Sleman

Panjang : Lebar =1:1

Jadi:
Volume air per baffle chamber = (75/4) m3
= 18,75 m3
Volume, V =PLT
= P  P  2P
= 2 P3
Panjang baffle chamber = {(18,75 m3) / (2)}1/3
= 2,1 m
Lebar baffle chamber = 2,1 m
Kedalaman air baffle chamber = 2,1 m

Rechecking:
Uplift velocity = (debit)/(luas baffle chamber)
= (6,25 m3/jam) / (4,41 m2)
= 1,41 m/jam (masuk kriteria desain)

Koreksi:
Uplift velocity dalam rancangan, tetap dipergunakan 1,41 m/jam,
oleh karena masih < 2 m/jam sebagai nilai maksimum.

Volume lumpur ditetapkan = 5% (nilai maksimum kriteria desain),


maka:
Volume lumpur = 0,05  18,75 m3
= 0,94 m3
Tinggi ruang lumpur = (0,94 m3) / (4,41 m2)
= 0,21 m ≈ 0,15 m
Jadi:
Kedalaman bak = 2,1 m + 0,21 m + 0,5 m (freeboard)
= 2,81 m ≈ 3,0 m

Rechecking:

BODin  Q rate 24
BODoverloading =
volume
bafflereactor  1.000

VIII - 27
Penyusunan DED IPAL Kawasan Sinduharjo (KDL-2)
Kabupaten Sleman

= (300 gr/m3  6,25 m3/j  24) / (75 m3  1.000)

= 0,6 Kg BOD/m3.hari

BODremoval rate = F. BODin  F. Suhu  F. Uplift  F. HRT 


BODoverload

Dari:
Grafik 3.25. Faktor Suhu-CODremoval (300) = 1,05
Grafik 3.26. Faktor CODinflow = 0,9
Grafik 3.27. Faktor Surface Area = 0,95
Grafik 3.28. Faktor HRT-CODremoval = 0,8
Grafik 6.8. Faktor BODoverloading = 1,0

Maka:
BODremoval rate = 0,9  1,05  0,95  0,8  1,0
= 0,718
BOD efluen Anaerobik Baffled Reaktor = (1 – BOD rem.rate) 
BODin
= (1 – 0,718)  300 gr/m3
= 84,6 mg/l

Dari hasil rechecking didapat BOD efluen Baffled Septic Tank 84,6
mg/l, sedangkan hasil penetapan kriteria desain, BOD efluen
adalah sebesar 280 mg/l, sehingga rancangan aman untuk
dilaksanakan.

Spesifikasi Anarobik Baffled Reaktor:


Panjang baffle chamber = 2,1 m
Lebar baffle chamber = 2,1 m
Kedalam air baffle chamber = 2,1 m
Tinggi ruang lumpur = 0,15 m
Freeboard = 0,5 m
Kedalaman bak = 3,0 m
Jumlah baffle chamber = 4 buah

VIII - 28
Penyusunan DED IPAL Kawasan Sinduharjo (KDL-2)
Kabupaten Sleman

Lebar lorong inlet = 0,25 m


Konstruksi = beton bertulang

4. Anaerobic Baffled Filter


Debit = 6,25 m3/jam (ρ = 1,0 Kg/l)
HRT = 12 jam (kriteria desain)
Volume air total = 6,25 m3/jam  12 jam
= 75 m3
Koreksi debit = 6,25 m3/jam

Ditetapkan:
Jumlah baffle chamber = 4 buah
Panjang : Dalam =1:1
Panjang : Lebar =1:1

Jadi:

Volume air per baffle chamber = (75/4) m3

= 18,75 m3
Volume, V =PLT
=PPP
= P3
Panjang baffle chamber = (18,75 m3) 1/3

= 2,65 m ≈ 2,75 m
Lebar baffle chamber = 2,75 m
Kedalaman air baffle chamber = 2,75 m

Koreksi:
Volume air per baffle chamber = 75 m3

Rechecking:
Uplift velocity = (debit)/(luas baffle chamber)
= (6,25 m3/jam)/(7,56 m2)
= 0,8 m/jam (masuk kriteria desain)
Koreksi:

VIII - 29
Penyusunan DED IPAL Kawasan Sinduharjo (KDL-2)
Kabupaten Sleman

Uplift velocity dalam rancangan, tetap dipergunakan 0,8 m/jam,


oleh karena masih < 2 m/jam sebagai nilai maksimum.

Surface area dapat dihitung dengan menggunakan rumus:

Luasmedia (m2 )
Surface area (m /m )= 2 3
VolumeUpliftChamber (m3 )

Void ratio dapat dihitung dengan menggunakan rumus:

Volumemedia(m3 )
Void ratio =
VolumeUpliftChamber (m3 )

Ditetapkan:
Surface area = 150 m2/m3
Void ratio = 40%

Maka:
Luas media = 150 m2/m3 75 m3
= 1.125 m2
Volume media = 75 m3  0,4
= 30 m3

Jadi:
Kedalaman media = {(30)/(75)}  2,75 m
= 1,1 m

Menurut kriteria yang ada jarak antara media dengan dasar


bangunan maksimal 0,50 m, dalam perencanaan ini digunakan
jarak 0,25 m.

Rechecking:

Dari:
Grafik 6.9. Faktor Suhu (300) = 1,08
Grafik 6.10. Faktor COD inflow = 0,91
Grafik 6.11. Faktor Surface area= 1,03
Grafik 6.8. Faktor HRT = 67%

Maka:

VIII - 30
Penyusunan DED IPAL Kawasan Sinduharjo (KDL-2)
Kabupaten Sleman

CODremoval rate = F. Suhu  F. CODin  F. SA  F. HRT  (1+ Σ.Cham 


4%)

CODef = (1 - COD )  CODin


removal rate

Keterangan:

1. CODremoval rate merupakan prosesntase penurunan


kandungan COD.

2. 4%, merupakan pertambahan efisiensi penurunan


kandungan COD.

CODremoval rate = 1,08  0,91  1,03  0,67{1+(4  0,04)}


= 0,78
CODefluen = (1 – 0,78)  225,6 mg/liter
= 49,6 mg/l

Perhitungan BODremoval adalah sebagai berikut:

BODremoval rate = F. pengali CODremoval  CODremoval rate

BODef = (1 - BODremoval rate) x BODin

Jadi:
BODremoval rate = 1,0  0,78
= 0,78
BODefluen = (1 – 0,78)  112,8 mg/liter
= 24,8 mg/l

Dari hasil rechecking didapat BOD efluen Anaerobic Baffled Filter


24,8 mg/l, sedangkan standar baku mutu limbah cair domestik
maksimum diperbolehkan adalah 30 mg/l, sehingga rancangan
aman untuk dilaksanakan.

5. Wetland

Model fisik constructed wetland terdiri dari bagian penampung air


limbah/bak inlet, reaktor dan bagian pengumpul air olahan/bak
outlet. Pendimensian bak constructed wetland direncanakan
berdasarkan hasil dari volume rata-rata air limbah dengan waktu
detensi rencana 1 hari. Direncanakan tinggi media constructed

VIII - 31
Penyusunan DED IPAL Kawasan Sinduharjo (KDL-2)
Kabupaten Sleman

wetland yaitu 2 m dengan tinggi media kerikil 1,0 m dan media


tanah hitam 1,0 m. Tinggi freeboard direncanakan 0,5 m. Dengan
perencanaan waktu detensi 4 hari, maka volume rata-rata
dikalikan dengan waktu detensi untuk mendapatkan luas bak.
Berikut penjabaran perhitungan dimensi constructed wetland:
Tinggi total (H) = h + fb
= 2 + 0,5
= 2,5 m
Volume 4 hari detensi (Vtd)
Vtd = Q  td
= 150 m3/hari  1 hari
= 150 m3
Vtd
Luas Reaktor (A) =
H
150 m 3
=
2,5 m

= 60 m2
Dengan menggunakan perbandingan luas panjang dan lebar yaitu
5 : 1 dari luas bak 60 m 2, maka diperoleh panjang bak 17,5 m dan
lebar 3,5 m. Untuk bak inlet dan bak outlet didesain dengan
ukuran yang sama dan menyatu pada bak dengan panjang masing-
masing bak yaitu 0,5 m, lebar 3,5 m dan tinggi 0,65 m. Dimensi
bak, bak inlet dan outlet constructed wetland dapat dilihat pada
Tabel 8.2 dan untuk gambar rencana model fisik constructed
wetland dapat dilihat pada Gambar 8.1.

GAMBAR RANCANGAN UNIT PENGOLAHAN


IPAL DOMESTIK KAWASAN SINDUHARJO
KAPASITAS 150 M3/HARI

VIII - 32
Penyusunan DED IPAL Kawasan Sinduharjo (KDL-2)
Kabupaten Sleman

Gambar 8.4. : Saringan Kasar (Bar Screen)

Gambar 8.5. Bak Equalisasi

VIII - 33
Penyusunan DED IPAL Kawasan Sinduharjo (KDL-2)
Kabupaten Sleman

Gambar 8.6. Bak Sedimentasi

Gambar 8.7. Bak Anaerobik Baffled Reaktor

25
25

130

120

50

25 300 25 300 25 300 25 300

VIII - 34
Penyusunan DED IPAL Kawasan Sinduharjo (KDL-2)
Kabupaten Sleman

Gambar 8.8. Bak Anaerobik Baffled Filter

Gambar 8.8. Wetland

VIII - 35

Anda mungkin juga menyukai