Mewujudkan Permukiman
Layak Huni dan Berkelanjutan
Strategi Pelaksanaan :
? Peningkatan kesadaran masyarakat;
? Peningkatan kepedulian dan komitmen pemda;
? Peningkatan kelembagaan dan kompetensi SDM;
? Peningkatan akses air limbah layak;
? Pengembangan skala penanganan;
? Peningkatan kualitas perencanaan air limbah.
Strategi Pelaksanaan :
? Peningkatan kesadaran masyarakat;
? Peningkatan kepedulian dan komitmen pemda;
? Peningkatan kelembagaan dan kompetensi SDM;
? Pengembangan teknologi;
? Peningkatan kerjasama lintas sektor dan kemitraan;
? Peningkatan implementasi produk pengaturan.
Tanda atau keterangan ikon di bawah merupakan link untuk fitur atau konten
(gambar, video dan 3D) yang dapat dibuka / dilihat dengan cara melakukan
KLIK atau TAPPING pada ikon tersebut.
3 DIMENSI
GAMBAR
VIDEO
Gambar
Meralis adalah teknologi pengolahan air limbah dengan menggunakan sistem lumpur
aktif dan filtrasi membran ultrafiltrasi untuk menghasilkan air yang dapat didaur ulang
untuk kebutuhan umum gedung.
Manfaat :
Tersedianya alternatif teknologi daur ulang limbah yang hemat lahan untuk permuki-
man perkotaan sehingga dapat di pertimbangkan oleh pengambil keputusan dan pe-
rencana di dalam pengendalian pencemaran air.
Target Pemanfaat:
Direktorat Jenderal Cipta Karya Kementerian PUPR melalui Satker Pengembangan Kinerja Pengelolaan Air Minum dan
Sanitasi di daerah, Pemda, aplikator, pengembang dan masyarakat.
TEKNOLOGI PENGOLAHAN
AIR LIMBAH BIO-FILTER
3 Dimensi 3 Dimensi
Teknologi pengolahan air limbah menggunakan Sistem Bio-Filter dapat memperluas bidang permukaan media tempat bakteri
didalam degradasi kontaminan air limbah. Air olahan dari sistem ini dapat dibuang langsung ke badan air karena sudah
memenuhi standar baku mutu air limbah domestik sesuai dengan Keputusan Menteri Negara Lingkungan Hidup No. 112 Tahun
2003. Pusat Litbang Permukiman telah mengembangkan pengolahan air limbah menggunakan Sistem Bio-Filter dengan nama
komersial : Biofil, Biority dan Bio3.
Keunggulan :
- Tidak memerlukan tempat yang luas karena tanpa bidang resapan atau
sumur resapan air limbah;
- Mengolah air limbah rumah tangga skala komunal atau individual;
- Dapat dipasang pada kondisi air tanah tinggi;
- Dapat diterapkan pada kondisi darurat;
- Efisiensi pengolahan limbah > 80%.
Aplikator :
- Teknologi Biority telah memiliki aplikator CV. Tribina Reinforced;
- Teknologi Biofil telah memiliki aplikator PT. Induro International;
- Teknologi Bio3 telah memiliki aplikator CV. Aman Makmur Indonesiaku
(AMI).
Penerapan :
Biority telah diterapkan di Kab. Toba Samosir, Kab. Tapanuli Utara, Kota
?
Denpasar, Kab. Lombok Utara, Kab. Ngada dan Kota Kupang;
Biofil telah dijual umum di toko bahan bangunan, telah dijual umum di
?
toko bahan bangunan yang tersebar di 14 provinsi di Indonesia;
Bio3 telah diterapkan :
?
- Di perumahan Kota Baru Parahyangan Bandung;
- Kawasan DAS di Solo, Bandung City View Bandung;
- Kawasan perbatasan Kalimantan Barat di Bengkayang.
Target Pemanfaat :
Direktorat Jenderal Cipta Karya Kementerian PUPR melalui Satker Pengembangan Kinerja Pengelolaan Air Minum dan Sanitasi
di daerah, Pemda, aplikator, pengembang dan masyarakat.
Gambar
Proses daur ulang air limbah di kawasan perkotaan menggunakan Sistem BIOTOUR (sistem pengolahan sekunder dan tersier)
dapat menghasikan air daur ulang untuk kebutuhan umum rumah tangga dan merupakan modifikasi sistem biofilm melekat
dengan kondisi operasi dapat dilakukan secara anaerobik atau kombinasi anaerobik dan aerobik.
Penerapan :
Flat Puslitbang Permukiman di Jalan Turangga, Bandung. Media biofilter yang digunakan pada sistem Biotour
Target Pemanfaat :
Direktorat Jenderal Cipta Karya Kementerian PUPR melalui Satker Pengembangan Kinerja Pengelolaan Air Minum dan Sanitasi
di daerah, Pemda, aplikator, pengembang dan masyarakat.
Kolam Anaerobik Media Biofilter Upflow filter pasir lambat Keran umum dan daur ulang air
dan filtrasi karbon
Saluran
Saringan
Drainase
Kasar
Sub-reservoir Sumur
Resapan Air
Drainase permukiman berwawasan lingkungan zero run off adalah sistem drainase gabungan antara pemanenan air hujan
(rain water harvesting), tampungan, resapan dan aliran (TRMA) kelebihan air hujan ke luar persil/kawasan sekecil mungkin
atau mencapai nol persen (zero run off) atau ekuivalen dengan zero delta Q policy yang beroperasi secara terintegrasi. Drainase
zero run off bermanfaat untuk penyediaan air minum (air baku), konservasi air tanah dan reduksi puncak banjir.
Spesifikasi :
Drainase zero run off dapat diterapkan dalam skala individual (bangunan gedung dan persilnya) atau skala kawasan dengan
luas maksimal 100 hektar.
Kriteria Penerapan :
Curah hujan rata-rata (mm) 4 – 10 tahun dari Stasiun BMKG setempat. Durasi hujan 5 menit, 10 menit, 15 menit, 30 menit,
?
60 menit dan 24 jam dan periode ulang hujan (PUH) diambil 2 tahun atau 5 tahun;
Jumlah penghuni/pegawai dalam bangunan dihitung berdasarkan proyeksi ke depan dan hari kerja rata-rata 20 hari setiap
?
bulan;
Kebutuhan air minum dalam Liter/orang/hari, misal untuk kebutuhan air minum bangunan kantor sebesar 50
?
Liter/orang/hari [SNI 03-7065-2005]. Kebutuhan air minum lainnya dan kehilangan air;
Topografi persil atau kawasan ditentukan dari peta topografi skala 1 : 5000 s/d 1 : 25000 atau pengukuran langsung di
?
lapangan dan juga peta situasi rencana sistem drainase kawasan. Elevasi berguna untuk menetapkan sistem pengaliran
gravitasi, pompa atau kombinasi; dan
Geohidrologi ditentukan berdasarkan pada peta skala 1 : 5000 s/d 1 : 25000 dan/atau pengamatan muka air sumur yang
?
ada di sekitar persil atau kawasan. Berguna untuk menetapka kedalaman sumur resapan air hujan. Jika mungkin,
kedalaman sumur ≥5m.
Gambar
Teknologi berfungsi untuk pengolahan air limbah non kakus terutama yang berasal dari air limbah dapur dengan menggu-
nakan sistem biofilter dan taman sanitasi dengan resirkulasi, untuk menghasilkan air olahan yang dapat didaur ulang untuk
keperluan bangunan gedung.
Spesifikasi :
unit pengolahan air limbah kapasitas 0,8 m3/hari:
- Tangki grease trap dari stainless steel, volume 200 L, dilengkapi saringan sampah dan ventilasi;
- Tangki biofilter volume 500 L dari fiber dengan tebal 5 mm, kandungan serat gelas 25-30 %, serat fiber ultimate strength 450
kg/cm2, resistant terhadap asam dan tahan sinar ultraviolet;
- Pada tangki terjadi auto rotasi air limbah terbagi 3 kompartemen: unit ekualisasi, unit media geotextile (200 L) dan unit
media karbon (100 L);
- Media geotextile yang digunakan di anyam sehingga mampu memfilter padatan dan tempat melekatnya biomassa dan luas
permukaan spesifik ± 120 m2/m3;
- Bak taman atap luas 10 m2 kedalaman 0,5 m difungsikan sebagai unit lahan basah buatan;
- Taman atap memiliki pelapisan dasar dan dinding taman atap, saluran drainase, sirkulasi air olahan, pertimbangan
konstruksi atap bangunan;
- Media pengolahan terdiri dari kerikil, potongan botol plastik dan bambu;dan
- Zona pengolahan terbagi 3:
1.Zona inlet dan outlet menggunakan media porositas tinggi (kerikil, potongan botol plastik);
2.Zona tengah;
3. Zona pengolahan menggunakan media dengan porositas kecil (kerikil, potongan bambu, potongan botol plastik, tanah,
pasir).
Target Pemanfaat :
Direktorat Jenderal Cipta Karya Kementerian PUPR melalui Satker Pengembangan Kinerja Pengelolaan Air Minum dan
Sanitasi di daerah Pemda, aplikator, pengembang dan masyarakat.
Subreservoir adalah tangki air yang dibangun di bawah permukaan tanah untuk menampung air hujan yang berasal dari
talang atap rumah, bangunan atau lainnya.
Sumur resapan adalah sumur yang dibuat sebagai tempat penampungan air hujan berlebih agar memiliki waktu dan ruang
untuk meresapkan ke dalam tanah melalui proses infiltrasi dan perkolasi. Sumur resapan dapat diterapkan menggunakan
metode Sunjoto (1988), Soenarto (1995) dan metode SNI (2002).
Target Pemanfaat :
Direktorat Jenderal Cipta Karya Kementerian PUPR melalui Satker Pengembangan Kinerja Pengelolaan Air Minum dan Sanitasi
di daerah, Pemda, aplikator, pengembang dan masyarakat.
KOMPOSTER
3 Dimensi
Komposter adalah alat yang digunakan untuk membantu kerja bakteri pengurai (dekomposter) material organik berupa
sampah menjadi bentuk baru dengan sifat seperti tanah. Penggunaan komposter dibedakan jenisnya tergantung pada skala
pelayanan rumah tangga atau skala komunal.
Keunggulan : Kriteria Penerapan :
- Sampah yang ditampung tidak tercecer dan tidak bau; - Mengolah sampah organik dapur rumah tangga
- Kompos yang dihasilkan digunakan sebagai pupuk alam; - Setiap lokasi harus dipasang 2 buah, dapat berdekatan
- Mengurangi volume sampah; maupun ada jarak disesuaikan dengan lahan yang terse-
- Wujud nyata partisipasi, masyarakat dalam menjaga ke- dia karena proses pengomposan dilakukan secara ber-
sehatan lingkungan. gantian sepanjang tahun;
- Penempatan komposter sedekat mungkin dengan sum-
Sistem kerja : ber sampah;
- Mengolah sampah dapur (45% s/d 53%) yang dihasilkan - Tidak ada sampah organik dapur yang dibuang dari rumah
dari sampah rumah tangga; tangga, secepatnya sampah dimasukan ke dalam kom-
- Melalui proses pembusukan mikroorganisme; poster;
- Kapasitas : 60 - 100 Lt (200kg sampah) dan dapat diope- - Sampah yang akan diolah harus ditiriskan dahulu sampai
rasikan untuk penampunghan sampah antara 7 - 12 bu- kadar air 50 – 55 %;
lan per KK (5 - 6) org; - Sampah yang telah ditiriskan harus dimasukan ke dalam
- Lama proses pengomposan (4 - 6) bulan setelah terisi komposter setiap hari ( pagi hari );
penuh; - Ratio Carbon berbanding Nitrogen sampah organik dapur
- Menghasilkan kompos (30% - c/n = 16 - 20, N=1, 79, Ca = – C/N = 30 -35;
23, 27). - Kadar air sampah 50 – 55 %;
- Ukuran sampah organik dapur maksimal 5 cm.
Penerapan : Target Pemanfaat :
Kota/Kab Bandung, Kota Cirebon, Sumedang dan Bogor Direktorat Jenderal Cipta Karya Kementerian PUPR melalui
Kota/Kab Cirebon, Tangerang , Makassar, Pekalongan, Ban- Satker Pengembangan Kinerja Pengelolaan Air Minum dan
jarmasin dan Depok. Sanitasi di daerah, Pemda, aplikator, pengembang dan ma-
syarakat.