Anda di halaman 1dari 32

REVIEW JURNAL

“FAKTOR BAHAYA FISIK DI INDUSTRI”

DISUSUN OLEH:

NAMA: IRFAN WIRA HERMAWAN


NABA NIM: J1A119039

MATA KULIAH : KESEHATAN


LINGKUNGAN INDUSTRI
KELAS: KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA 019

FAKULTAS KESEHATAN MASYARAKAT


UNIVERSITAS HALU OLEO
KENDARI
2022
JURNAL 1

MPLEMENTASI AUDIT LINGKUNGANPADA INDUSTRI


Judul PERHOTELAN DI KOTA MALANG
Tahun 2017
Penulis Fenny Claudia Handoko
Reviewer Irfan Wira Hermawan Naba
Tanggal 19 Juli 2022
membuktikan tingkat ketaatan penanggungjawab usaha dan/atau
kegiatan terhadap persyaratan hukum dan kebijakan yang
Tujuan Penelitian ditetapkan oleh pemerintah.

ampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah hotel


Populasi dan Sampel bintang empat dan bintang lima yang berada di Kota Malang.

Metoda yang digunakan dalam penelitian ini adalah kualitatif


Metode Penelitian deksriptif.
1. Hasil pengujian menunjukkan bahwa hotel bintang empat
dan bintang lima telah melakukan pengolahan limbah
cair yang dilakukan untuk mencegah terjadi pencemaran
lingkungan. Pengolahan limbah dipantau dan diawasi
oleh instansi pemerintah yaitu Dinas Lingkungan Hidup.
Pengolahan limbah yang dilakukan hotel bintang empat
Hasil dan Pembahasan dan limbah tidak semua memiliki laporan pengolahan
limbah dan laporan yang ada pun belum semua
hasilnya sesuai dengan standar baku mutu. Pemantauan
dan pengawasan yang dilakukan Dinas Lingkungan
Hidup Kota Malang juga belum menyeluruh ke hotel
bintang empat dan bintang lima.

Kesimpulan Kesimpulan yang dapat diambil dari penelitian ini


adalah tingkat ketaatan mengenai pengolahan limbah
pada hotel bintang empat dan bintang lima masih tergolong
rendah.
JURNAL 2
Pengelolaan Air Limbah Hotel Dan Pemanfaatannya Dalam

Judul Pembangunan Pariwisata Berkelanjutan : Studi Kasus Pada Pengelolaan


Air Limbah Lagoon, Itdc, Nusa Dua
Tahun 2019
Penulis Septi Ayu Andini

Reviewer Irfan Wira Hermawan Naba


Tanggal 19 Juli 2022
Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui Pengelolaan Air
Limbah Hotel Dan Pemanfaatannya Dalam Pembangunan Pariwisata

Tujuan Penelitian
-
Populasi dan Sampel
Penelitian ini menggunakan pendekatan analisis data kualitatif. Pada
Metode Penelitian penelitian ini untuk menganalisis data, dilakukan mulai dari 1)reduksi
data. 2)penyajian data dengan pengorganisasian dan penyatuan informasi.
3) penarikan kesimpulan dan verifikasi.
1. jumlah Kebututuhan Air Dan Limbah Yang Dihasilkan.
kebutuhan air bersih dan air limbah yang dihasilkan dalam lima tahun
terakhir relatif meningkat pada tahun 2014 sampai 2016 dan menurun pada
tahun 2017 hal ini dikarenakan produksi dari pengelolaan limbah di
Lagoon sudah mulai membaik dan para Stakeholder sudah mulai
melakukan penekanan dalam penggunaan air bersih.

2. Efisiensi Pengelolaan Air Limbah dan Produksi Air Irigasi


pengolahan limbah dapat dikatakan cukup efektif karena mampu
menampung dan mengolah limbah 4000-7000 m³/hari dan digunakan
sebagai air irigasi sebanyak 1000-2000 m³/ hari sedangkan kapasitas kelola
di Lagoon ITDC mencapai 10.000 m³/hari.

3. Pengelolaan Air Limbah Di Lagoon Terhadap Pembangunan


Pariwisata Berkelanjutan
penerapan pembangunan pariwisata berkelanjutan yang berdampak positif,
yaitu berkurangnya volume buangan air limbah ke laut sehingga
pencemaran lingkungan oleh kegiatan pariwisata dapat diminimalisir,
pemanfaatan produksi air irigasi dari pengelolaan air limbah untuk
penyiraman tanaman yang ada di Kawasan Pariwisata Nusa Dua dan
Hasil dan Pembahasan
meningkatnya populasi ikan dan menjadi tempat persinggahan burung
menjadikan ekosistem burung semakin meningkat hal ini merupakan
dampak positif secara ekologi.
Dari proses pengolahan air limbah ini, dihasilkan air daur
ulang (recycle) yang air diklasifikasikan sebagai Air Irigasi, yang
mana air ini dimanfaatkan untuk penyiraman taman hotel, golf dan
seluruh area taman di Kawasan Pariwisata Nusa Dua. areal lagoon ini
telah menjadi tempat persinggahan burung secara lintas benua (77
Kesimpulan Species). Penambahan menara pengintai burung, merupakan fasilitas
untuk memenuhi peminat pengamat burung yang serius akan
mengamati burung dan satwa lainnya di lagoon. Pengolahan limbah
dapat dikatakan cukup efektif karena mampu mengolah limbah 4000-
7000 m³/hari dan digunakan sebagai air irigasi sebanyak 1000- 2000
m³/ hari sedangkan kapasitas kelola di Lagoon ITDC mencapai 10.000
m³/hari. Hal ini mengakibatkan pengolahan limbah cukup efektif
karena kedalaman air limbah pada kolam stbilisasi tidak terlalu tinggi
sehingga proses pengolahan yang terjadi cukup stabil.
DISAIN PERENCANAAN INSTALASI PENGOLAHAN AIR LIMBAH

Judul (IPAL) DAN RE-USE AIR DI LINGKUNGAN PERHOTELAN

Tahun 2009
Penulis Setiyono

Reviewer Irfan Wira Hermawan Naba


Tanggal 19 Juli 2022
Tujuan Penelitian Tujuan dari kegiatan ini adalah membuat disain perencanaan instalasi
pengolahan air limbah (IPAL) dan Re-use air di lingkungan perhotelan. .
-
Populasi dan Sampel
Melakukan observasi lapangan dan perencanaan penentuan pengambilan
Metode Penelitian data- data sekunder. Selain itu juga dilakukan perencanaan disain teknis
sistem pengolahan air limbah.

JURNAL 3
Hasil dan Pembahasan Rencana pengelolaan limbah dengan teknologi IPAL dan
dilanjutkan dengan Re- use air akan dapat digunakan sebagai
solusi permasalahan bahaya pencemaran lingkungan dan
menghindari terjadinya defisit air bersih.  Teknologi re-use dapat
menghemat pemakaian air bersih, tanpa mengurangi jumlah
pemakaian air. Program ini dapat menghemat pemakaian air
sampai dengan 50%.  Ada banyak keuntungan yang akan
diperoleh oleh pengelola hotel jika gerakan “Green Hotel &
Resort”

Akan meningkatkan image di masyarakat sekitar dan


internasional sehingga akan meningkatkan tingkat hunian hotel. 2.
Menghindari ternyadinya konflik sosial dengan masyarakat di sekitar
karena persoalan kekurangan air bersih dan pencemaran lingkungan.
3. Menghindari terjadinya kerusakan lingkungan (intrusi air laut,
Kesimpulan penurunan muka daratan akibat penyedotan air bawah tanah) 4.
Memberikan lapangan kerja bagi operator IPAL, 5. Mendapatkan
keuntungan finasial, karena penurunan pajak pemakaian air. 6.
Sebagai hotel yang pertama kali berpredikat “Green Hotel”, maka
Segara Village akan menjadi pioneer di bidang pengolahan air limbah
dan akan dipublikasikan secara luas oleh berbagai media
Pengolahan Limbah Cair Hotel Aston Braga City Walk dengan Proses

Judul Fitoremediasi menggunakan Tumbuhan Eceng Gondok

Tahun 2013
Penulis DEBORA F. SITOMPUL

Reviewer Irfan Wira Hermawan Naba


Tanggal 19 Juli 2022
Tujuan awal dari penelitian ini adalah untuk memperoleh informasi
Tujuan Penelitian apakah proses fitoremediasi dapat diterapkan sebagai proses pengolahan
limbah cair Hotel Aston Braga City Walk. Tujuan lainnya adalah
mengetahui waktu kontak dan perlakuan terbaik yang menghasilkan
efisiensi pengolahan tertinggi. Karena dilakukan variasi jumlah eceng
gondok,pada akhir penelitian dapat diketahui apakah jumlah eceng
gondok memberikan pengaruh terhadap nilai efisiensi pengolahan,
dimana informasi tersebut akan sangat berguna saat dilakukan
pengaplikasian di lapangan.
-
Populasi dan Sampel
Penelitian ini dilakukan dengan skala laboratorium menggunakan reaktor
Metode Penelitian bebentuk persegi panjang dengan panjang 45 cm, lebar 36 cm, dantinggi
14 cm. Kapasitas reaktor adalah 22,68 liter dan volume limbah dalam
reaktor sebanyak 20 liter. Reaktor yang digunakan berjumlah 6 buah
dimana setiap P1,P2 dan P3 dilakukan secara duplo..

JURNAL 4
Hasil dan Pembahasan Proses fitoremediasi dalam penelitian ini dilakukan selama 8 hari,
dan 2 hari sekali dilakukan pengukuran terhadap parameter-parameter yang
telah ditentukan yaitu BOD, COD, TSS, pH, bau dan kekeruhan.
Penentuan parameter yang diukur merupakan mengacu pada Keputusan
Menteri Negara Lingkungan Hidup No 52 Tahun 1995, Tentang Baku
Mutu Limbah Cair Untuk Kegiatan Hotel. Parameter yang tercantum pada
KepMen tersebut antara lain adalah parameter BOD, COD, TSS dan pH.
Dilakukan pula pengukuran terhadap dua parameter tambahan, yaitu
parameter bau dan kekeruhan. Parameter bau dan kekeruhan diukur dengan
pertimbangan aspek estetika. Pada penelitian ini limbah cair hotel
mendapat 3 perlakuan berbeda, yaitu perlakuan I. Tanpa Eceng Gondok
(kontrol), perlakuan II.Dengan 1 Eceng Gondok, dan perlakuan III. Dengan
2 Eceng Gondok. Masing-masing perlakuandilakukan secara duplo. Pada
hari ke-0 dilakukan pengukuran kualitas limbah cair hotel sebelum
dilakukan pengolahan menggunakan proses fitoremediasi. Hasil
pengukuran yang diperoleh ditampilkan pada tabell dibawah ini.
1. Hasil penelitian menunjukkan pengolahan limbah Hotel Aston
Braga City Walk dengan proses fitoremediasi menggunakan
tumbuhan eceng gondok cukup optimal dalam penyisihan
parameter BOD, TSS dan kekeruhan. Dengan kata lain, proses
fitoremediasi ini dapat diaplikasikan sebagai proses pengolahan
Kesimpulan limbah cair Hotel Aston Braga City Walk. Perlakuan III
menghasilkan nilai efisiensi tertinggi yaitu 84,48 % untuk
penyisihan BOD, 89,95% untuk penyisihan TSS, dan 87,76 %
untuk penyisihan kekeruhan. Oleh karena itu dapat disimpulkan
bahwa jumlah eceng gondok yang digunakan memberikan
pengaruh terhadap nilai efisiensi pengolahan.Waktu kontak yang
paling optimum adalah hari ke-6 dimana untuk setiap perlakuan
baik perlakuan I, II maupun III, nilai efisiensi yang ditunjukkan
pada hari ke-6 merupakan nilai efisiensi tertinggi.
Implementasi Kebijakan Pengendalian Pencemaran Limbah Cair Hotel di

Judul Kota Yogyakarta Tahun 2017

Tahun 2018
Penulis Oki Oktami Yuda

Reviewer Irfan Wira Hermawan Naba


Tanggal 19 Juli 2022
Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui implementasi
Tujuan Penelitian kebijakan pengendalian pencemaran limbah cair hotel di Kota Yogyakarta
tahun 2017
-
Populasi dan Sampel
Penelitian ini menggunakan jenis penelitian kualitatif dengan teknik
Metode Penelitian pengambilan data melalui wawancara staff Dinas Lingkungan Hidup Kota
Yogyakarta dan dokumentasi.

JURNAL 5
Hasil dari analisis data diketahui implementasi kebijakan
dilaksanakan melalui 3 kegiatan yaitu pengendalian, pengawasan dan
pembinan. Adapun hasil dari implementasi kebijakan pengendalian
pencemaran limbah cair hotel terlaksana dengan baik, hal tersebut dapat
dilihat dari sasaran utama capaian kinerja tahun 2017 mencapai 99.60%,
penggunaan anggaran yang efisien, sarana dan prasarana yang sudah
memadai, Standard Operating Procedure (SOP) yang jelas serta adanya
dorongan dari lembaga swadaya masyakarat yang secara tidak langsung
Hasil dan Pembahasan membantu dalam proses pelaksanaan, komunikasi yang informatif kepada
pihak manajemen hotel, adanya koordinasi dengan stakeholder terkait,
Dinas Lingkungan Hidup Kota Yogyakarta bertindak sebagai mediator
antara masyarakat dan pihak hotel. Kendala yang terjadi dalam
pelaksanaan kebijakan pengendalian masih minimnya sumber daya
manusia sehingga pelaksanaan kegiatan pengawasan menjadi terhambat.
Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan yang telah dilakukan
dapat diketahui implementasi kebijakan pengendalian pencemaran limbah
cair oleh Dinas Lingkungan Hidup Kota Yogyakarta pada tahun 2017
terlaksana dengan baik, hal tersebut dapat dilihat capaian kinerja yang
hampir memenuhi target capaian kinerja, penggunaan anggaran yang
Kesimpulan efisien, sarana dan prasarana yang sudah mencukupi untuk operasional,
kejelasan standar operasional prosedur dalam pelaksanaan kebijakan,
adanya tekanan yang bersifat dorongan dari lembaga swadaya masyarakat
terhadap isu isu limbah cair yang kemudian disampaikan kepada birokrasi,
komunikasi yang informatif kepada pihak hotel dalam urusan hak dan
kewajiban pihak hotel terutama masalah limbah cair, adanya koordinasi
dengan pihak stakeholder terkait dalam urusan penegakan hukum, Dinas
Lingkungan Hidup Kota Yogyakarta bertindak sebagai mediator antara
pihak masyarakat yang dirugikan akibat limbah cair hotel dengan pihak
manajemen hotel. Dalam pelaksanaan kebijakan tersebut masih ada
kendala yang berupa kurangnya sumber daya manusia, sehingga dalam
pelaksanaan kegiatan pengawasan menjadi terhambat
JURNAL 6
Strategi Pengawasan Pemerintah Dalam Pengelolaan Limbah Bahan

Judul Berbahaya dan Beracun (B3) Hotel di Kota Makassar

Tahun 2017
Penulis Nursaid

Reviewer Irfan Wira Hermawan Naba


Tanggal 19 Juli 2022
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui Strategi Pengawasan
Tujuan Penelitian Pemerintah Dalam Pengelolaan Limbah Bahan Berbahaya dan Beracun
(B3) Hotel di Kota Makassar.
-
Populasi dan Sampel
Jenis penelitian yang digunakan adalah deskriptif kualitatif dan tipe yang
Metode Penelitian digunakan fenomonologis.
Hasil dan Pembahasan Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa Dinas Lingkungan Hidup
Kota Makassar mempunyai tugas pokok yaitu merumuskan, membina,
mengkoordinasikan dan mengendalikan kebijakan di bidang lingkungan
hidup meliputi analisis dampak lingkungan, pemulihan dampak lingkungan
serta penaatan hukum lingkungan. Selain itu strategi pengawasan
pemerintah dalam pengelolaan limbah B3 hotel di Kota Makassar, Dinas
Lingkungan Hidup belum maksimal dalam pengawasan pengelolaan
limbah B3 dengan pertimbangan faktor determinan, antara lain minim
degan sarana dan prasarana yang belum memadai serta kurangnya
pemahaman mengenai limbah B3 oleh pihak hotel..

Berdasarkan hasil penelitian yang dibahas pada bab sebelumnya, maka


dapat ditarik kesimpulan bahwa: (1) Strategi pengawasan pemerintah
dalam pengelolaan limbah bahan berbahaya dan beracun hotel di Kota
Makassar yaitu: (a) Menentukan standar menetapkan standar pengeloaan
yaitu harus memiliki dokumen lingkungan hidup, kelengkapan izin yang
Kesimpulan ditetapkan untuk tujuan pengawasan dalam acuan yang dapat diukur agar
terkelola dengan benar dan efektif dapat dilaksanakan dan tepat sasaran
yang sebagai dasar dari kegiatan pengelolalaan dalam meningkatkan atau
mengotimalkan pengelolaan limbah bahan berbahaya dan beracun namun
masih ada hotel yag belum memiliki izin secara lengkap .
Judul ANALISIS EFEKTIVITAS INSTALASI PENGOLAHAN AIR
LIMBAH DOMESTIK STUDI KASUS BATIKITE RESORT
JENEPONTO
Tahun 2020
Penulis Herlina Sattuang

Reviewer Irfan Wira Hermawan Naba


Tanggal 19 Juli 2022
Penelitian ini dilakukan untuk menganalisis karakteristik air limbah pada
Tujuan Penelitian Batikite Resort, menganalisis efektivitas instalasi pengolahan air limbah
pada Batikite Resort, dan menganalisis desain instalasi pengolahan air
limbah yang sesuai dengan keadaan Batikite Resort. .
-
Populasi dan Sampel
Desain penelitian ini menggunakan metode eksperimen yaitu membuatan
Metode Penelitian instalasi pengolahan limbah cair domestik berdasarkan hasil penelitian
skala laboratorium (Eryanto, 2013) dan menguji efektivitas peralatan
yang dibuat berdasarkan penyisihan parameter air limbah domestik usaha
perhotelan pada Peraturan Menteri Lingkungan Hidup nomor 05 tahun
2014.

JURNAL 7
1. Karakterisasi Limbah
Estimasi produksi air limbah harian yang dihasilkan Batikite
Resort oleh 10 karyawan dan 28 tamu diperoleh 6000 liter/hari.
Perhitungan estimasi laju alir air limbah ini sangat menentukan
dalam perhitungan dimensi kolam pengendapan instalasi
pengolahan air limbah Batikite Resort.
2. Hasil Analisis Efektivitas Peralatan
Untuk menguji efektivitas instalasi pengolahan air limbah
domestik yang dibuat, dilakukan analisis sampel air limbah
sebelum pengolahan, setelah pengendapan, dan setelah
penyaringan.
3. Penyisihan Total Suspensi Solid (TSS)
Pada tahapan penelitian ini sampel air limbah yang diuji diambil
air limbah sebelum pengolahan dan sesudah penyaringan pada
instalasi pengolahan air limbah.
Hasil dan Pembahasan 4. Penyisihan Derajat Keasaman (pH)
Pada tahapan penelitian ini sampel air limbah yang diuji diambil
air limbah sebelum pengolahan dan sesudah penyaringan pada
instalasi pengolahan air limbah.
5. Penyisihan Amoniak
Kadar amoniak dalam sampel air limbah Batikite Resort tidak
berpotensi mencemari lingkungan. Kadar amoniak dalam sampel
sebelum diolah telah berada di range baku mutu yaitu 0,73 mg/l
dan setelah diolah kadar amoniak menurun sebesar 0,15 mg/l,
sedangkan standar baku mutu sebesar 10 mg/l. Hal ini disebabkan
karena air limbah yang masuk ke instalasi pengolahan air limbah
merupakan air limbah non-kakus, sedangkan air limbah kakus
mempunyai saluran khusus (septic tank).
6. Penyisihan Fosfat
Fosfat air limbah berasal dari aktifitas pencucian yang
menggunakan detergen. Kadar fosfat dalam sampel air limbah
Batikite Resort sebelum diolah sebesar 4,0 mg/l. Kadar fosfat
mulai menurun setelah pengendapan sebesar 15% dan semakin
menurun setelah melalui proses penyaringan hingga 72,5%.
7. Penyisihan Minyak
Kadar minyak dalam sampel air limbah Batikite Resort sebelum
diolah berada diatas standar baku mutu yaitu sebesar 27,3 mg/l
dan sampel setelah diolah sebesar 0 mg/l. Hal ini disebabkan
karena pada kolam pengendapan, sebagian besar minyak akan
mengapung dipermukaan air sehingga minyak akan berpisah
dengan air limbah dan tidak mengalir ke kolam penyaringan.
8. Penyisihan Biological Oxigen Demand (BOD5)
Nilai BOD5 pada sampel air limbah Batikite Resort sebelum
diolah menunjukkan nilai yang berada diatas baku mutu yaitu
152,3 mg/l. Nilai BOD5 dalam air limbah disebabkan oleh zat-zat
pencemar seperti total suspensi solid, minyak, dan zat organik.
Penurunan TSS, minyak, dan zat organik pada kolam
pengendapan oleh gaya gravitasi berdampak pada penurunan
BOD5 setelah air limbah diendapkan sebesar 43,47%. Proses
pengolahan air limbah yang dilanjutkan dengan proses
pengurangan TSS, minyak, dan zat organik melalui proses
penyaringan pasir sistem down flow dan up flow juga berdampak
pada penurunan nilai BOD5 secara signifikan hingga 93,56%.
9. Penyisihan Chemical Oxigen Demand (COD)
Nilai COD pada sampel air limbah Batikite Resort sebelum
diolah menunjukkan nilai sebesar 660 mg/l. Hasil analisis sampel
air limbah pada instalasi pengolahan air limbah Batikite Resort
yang menunjukkan adanya korelasi penurunan nilai BOD, TSS,
dan minyak. Penurunan nilai COD sebesar 53,03% pada proses
pengendapan dan semakin menurun setelah melalui proses
penyaringan dengan media pasir yang mengkombinasikan sistem
down flow dan up flow secara signifikan hingga 96,21%. Hal ini
sesuai dengan pendapat Rahmawati (2019), bahwa nilai COD
merupakan total keseluruhan dari pengotor TSS, Zat organik,
mineral bervalensi rendah, ditambah dngan zat kimia yang
memakan oksigen (oxygen scavenger), dan didukung oleh
pendapat Maulani (2016) bahwa nilai BOD5 dan TSS sangat
mempengaruhi nilai COD pada instalasi pengolahan air limbah.
Kesimpulan pada penelitian ini adalah air limbah pada Batikite Resort
berada diatas baku mutu air limbah perhotelan dengan nilai parameter
BOD5 sebanyak 152,3 mg/l, COD sebanyak 660 mg/l, TSS sebanyak
122,6 mg/l, dan minyak sebanyak 27,3 mg/l, sedangkan parameter amoniak
dan pH masih memenuhi standar baku mutu. Hasil analisis efektivitas
Kesimpulan instalasi pengolahan air limbah pada Batikite Resort berhasil menurunkan
nilai BOD5 sebesar 93,56%, COD sebesar 96,21%, fosfat sebesar 72,5%,
minyak sebesar 100%, amoniak sebesar 79,45%, TSS sebesar 97,23%, dan
pH sebesar 7,5. Instalasi pengolahan air limbah yang dibuat cukup efektif
untuk mengolah air limbah pada Batikite Resort, akan tetapi perlu
ditambahkan arang pada media penyaring untuk menghilangkan bau yang
timbul pada effluent.
Judul Pengolahan Dan Kualitas Limbah Cair Hotel Swiss-Bell Panakukkang Di
Kota Makassar Tahun 2017
Tahun 2017
Penulis Aninditta Putri Fitriyanti

Reviewer Irfan Wira Hermawan Naba


Tanggal 19 Juli 2022
Kajian ini bertujuan untuk
Tujuan Penelitian menentukan pengolahan dan kualitas limbah cair Swiss Hotel-Bell
Panakukkang Makassar Tahun 2017 dilihat dari parameter pH,
BOD,
COD, TSS dan Amoniak.
Populasi dan Sampel -

Jenis penelitian ini adalah observasional dengan


Metode Penelitian pendekatan deskriptif.

JURNAL 8
Hasil dan Pembahasan Hasil menunjukkan bahwa masih ada parameter
yang melebihi baku mutu karena tidak sesuai dengan
Peraturan Menteri Lingkungan Hidup Nomor 5 Tahun 2014
tentang Baku Limbah Cair untuk Kegiatan Perhotelan. Rata-
rata inlet pH 6,8 dan rata-rata tingkat pH outlet 6,15. Dalam
rata-rata konten BOD inlet 79,82 mg/L dan keluaran 138,78
mg/L. Rata-rata inlet COD 120 mg/L dan keluaran 200 mg/L.
Rata-rata kandungan TSS inlet 45,5 mg/L dan outlet dari 88
mg/L. Dalam rata-rata inlet dan outlet untuk amonia <0,01
mg/L. Pengolahan air limbah dilakukan dengan lima kali
fase: pendahuluan pengobatan, pengobatan primer,
pengobatan sekunder, pengobatan tersier dan pembuangan
akhir.
Untuk kadar pH sudah sesuai standar Baku Mutu yang ditetapkan karena
rata-rata hasil untuk inlet sebesar 6,8 dan outlet sebesar 6,15. Untuk kadar
Kesimpulan BOD tidak memenuhi standar karena rata-rata hasil pada inlet sebesar
79,82 mg/L dan outlet sebesar 138,78 mg/L. kadar COD tidak memenuhi
standar karena rata-rata kadar COD pada inlet sebesar 120 mg/L dan outlet
sebesar 200 mg/L. kadar TSS tidak memenuhi standar karena rata-rata
kadar TSS pada inlet sebesar 45,5 mg/L telah memenuhi syarat sedangkan
rata-rata kadar TSS pada outlet sebesar 88 mg/L tidak memenuhi syarat
karena melebihi standar baku mutu. Untuk pengolahan limbah cair yang
dilakukan oleh pihak Hotel Swiss-Bel Panakukkang Makassar sudah cukup
baik karena telah melakukan lima kali tahapan pengolahan. Perlunya
pencatatan pH harian sebagai kontrol terhadap proses pengolahan limbah
secara biologis agar menjamin keberlangsungan hidup mikroorganisme
pengurai. Sebaiknya dilakukan pengawasan secara berkala terhadap
kebersihan bak inlet dan juga outlet serta perlunya penambahan nutrien
pada limbah cair agar kadar BOD memenuhi standar baku mutu yang
ditentukan.
Judul PENILAIAN MASYARAKAT DALAM PENGELOLAAN
LINGKUNGAN PADA AKOMODASI PERHOTELAN UNTUK
MEWUJUDKAN GREEN HOTEL
Tahun 2019
Penulis Abdur Rochman

Reviewer Irfan Wira Hermawan Naba


Tanggal 19 Juli 2022
Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui penilaian masyarakat
Tujuan Penelitian dalam pengelolaan lingkungan pada akomodasi perhotelan untuk
mewujudkan green hotel.
Populasi dan Sampel Jumlah informan dalam penelitian ini yaitu masyarakat di sekitar
perhotelan.
Jenis penelitian yang digunakan adalah analisis deskriptif.
Metode Penelitian

Hasil dan pembahasan Hasil penelitian dari responden dengan pendapatan dengan pendapatan
kelas atas mengunjungi hotel yang melakukan penghematan air sejumlah
70%, penghematan energi 55%, pengelolaan kawasan dilarang merokok
55%, penghijauan 45%, pengelolaan kebersihan 60%,komitmen
pengelolaan 65% dan dukungan stakeholder 55%.
Kesimpulan Tercapainya keselarasan, keserasian, dan keseimbangan antara manusia
dan lingkungan hidup merupakan salah satu sasaran dalam pengelolaan
lingkungan hidup. Lingkungan dikatakan seimbang bila antara biotik dan
abiotiknya berada dalam komposisi yang proporsional. Pemerintah telah
membuat peraturan. tentang pengelolaan lingkungan yang harus
dilaksanakan untuk suatu jenis usaha dan/atau kegiatan. Dalam rangka
green hotel, ada banyak kriteria yang harus dicapai, mulai dari
penghematan air, energi, penghijauan, pengelolaan kebersihan hingga
pada komitmen dalam pengelolaannya. Selain itu dukungan para
stakeholder juga sangat berperan dalam terwujudnya hotel yang ramah
lingkungan tersebut.
JURNAL 9
Judul PENILAIAN MASYARAKAT DALAM PENGELOLAAN
LINGKUNGAN PADA AKOMODASI PERHOTELAN UNTUK
MEWUJUDKAN GREEN HOTEL
Tahun 2019
Penulis Abdur Rochman

Reviewer Irfan Wira Hermawan Naba


Tanggal 19 Juli 2022
untuk mengetahui penilaian masyarakat dalam pengelolaan
Tujuan Penelitian lingkungan pada akomodasi perhotelan untuk mewujudkan green
hotel. Jenis penelitian yang digunakan adalah analisis deskriptif
Populasi dan Sampel -

Metode yang digunakan yaitu kualitatif deskriptif.


Metode Penelitian

JURNAL 10
Hasil penelitian dari responden dengan pendapatan dengan pendapatan
kelas atas mengunjungi hotel yang melakukan penghematan air sejumlah
70%, penghematan energi 55%, pengelolaan kawasan dilarang merokok
55%, penghijauan 45%, pengelolaan kebersihan 60%,komitmen
Hasil dan Pembahasan
pengelolaan 65% dan dukungan stakeholder 55%

Tercapainya keselarasan, keserasian, dan keseimbangan antara manusia


dan lingkungan hidup merupakan salah satu sasaran dalam pengelolaan
Kesimpulan lingkungan hidup. Lingkungan dikatakan seimbang bila antara biotik dan
abiotiknya berada dalam komposisi yang proporsional. Pemerintah telah
membuat peraturan. tentang pengelolaan lingkungan yang harus
dilaksanakan untuk suatu jenis usaha dan/atau kegiatan. Dalam rangka
green hotel, ada banyak kriteria yang harus dicapai, mulai dari
penghematan air, energi, penghijauan, pengelolaan kebersihan hingga pada
komitmen dalam pengelolaannya. Selain itu dukungan para stakeholder
juga sangat berperan dalam terwujudnya hotel yang ramah lingkungan
tersebut.

Anda mungkin juga menyukai