Anda di halaman 1dari 6

TUGAS MANAJEMEN BENCANA

OLEH:
AKTO SANJAYA

J1A119225
K3 2019

FAKULTAS KESEHATAN MASYARAKAT


UNIVERSITAS HALUOLEO
KENDARI
2022
BAB I
PENDAHULUAN

Tanggap Darurat Bencana adalah serangkaian kegiatan yang dilakukan dengan


segera pada saat kejadian bencana untuk menangani dampak buruk yang ditimbulkan yang
meliputi kegiatan penyelamatan dan evakuasi korban, harta benda, pemenuhan kebutuhan
dasar, perlindungan, pengurusan pengungsi, penyelamatan, serta pemulihan prasarana dan
sarana masyarakat.
Tanggap darurat bencana dan segala sesuatu yang berhubungan dengan
kebencanaan baik mitigasi, tanggap darurat, rehabilitasi dan rekonstruksi di indonesia
merupakan tanggung jawab pemerintah, seperti yang terdapat dalam UU No 24 tahun 2007
tentang penanggulangan bencana dan Peraturan Daerah Kota Palangkaraya Nomor 1 tahun
2015 tentang organisasi dan tata kerja badan penanggulangan bencana dan pemadam
kebakaran. Indonesia yang merupakan wilayah rawan bencana alam, sebagian besar
bencana alam yang terjadi bertipe bencana cepat terjadi (quick-onset natural disaster), baik
yang terprediksi maupun tidak (atau setidaknya sulit) diperkirakan. Pada jenis bencana
seperti ini, tindakan tindakan pada fase tanggap darurat terlebih lagi penting dilakukan.
Tahapan tanggap darurat didalam kebencanaan bersifat cepat terjadi, segala sesuatu
ditandai dengan waktu tanggap yang sangat penting.
Bencana merupakan suatu rangkaian peristiwa yang mengancam dan mengganggu
kehidupan dan penghidupan masyarakat. Bencana kebakaran hutan dan lahan dapat terjadi
oleh faktor alam dan non alam. Kebakaran hutan dan lahan akibat faktor alam dapat
disebabkan oleh Sambaran petir, gesekan antar batang ranting kering yang dapat mebuat
percikan api, Aktivitas vulkanis seperti terkena aliran lahar atau awan panas dari letusan
gunung berapi, Kebakaran di bawah tanah/ground fire pada daerah tanah gambut yang
dapat menyulut kebakaran di atas tanah pada saat musim kemarau. Faktor non alam
disebabkan oleh campur tangan manusia seperti pembakaran hutan untuk membuka lahan,
membuang puntung rokok yang masih menyala, tidak mematikan api setalah melakukan
aktivitas di hutan (camping, berburu dll). Bencana tersebut yang merupakan faktor alam
dan faktor non alam dapat menyebabkan kerugian materi atau non materi
bahkan menimbulkan korban jiwa, kerusakan lingkungan, dan dampak psikologis
masyarakat.
BAB II
PEMBAHASAN
Tanggap Darurat Bencana
Tanggap Darurat Bencana adalah serangkaian kegiatan yang dilakukan dengan
segera pada saat kejadian bencana untuk menangani dampak buruk yang ditimbulkan yang
meliputi kegiatan penyelamatan dan evakuasi korban, harta benda, pemenuhan kebutuhan
dasar, perlindungan, pengurusan pengungsi, penyelamatan, serta pemulihan prasarana dan
sarana masyarakat.
Tujuan umum dari tanggap darurat adalah:
1. Memastikan keselamatan sebanyak mungkin korban dan menjaga mereka
dalam kondisi kesehatan sebaik mungkin.
2. Menyediakan kembali kecukupan diri dan pelayanan-pelayanandasar
secepat mungkin bagi semua kelompok populasi,dengan perhatian khusus
bagi mereka yang paling membutuhkan yaitu kelompok paling rentan baik
dari sisi umur,jenis kelamin dan keadaan fisiknya.
3. Memperbaiki infrastruktur yang rusak atau hilang dan menggerakkan
kembali aktivitas ekonomi yang paling mudah.
4. Dalam situasi konflik kekerasan,tujuannya adalah melindungi dan
membantu masyarakat sipil dengan memahami bentuk kekerasan Secara
umum proses tanggap darurat meliputi: yang mungkin manifestasinya
berbeda bagi korban lelaki, perempuan dan anak-anak. Kekerasan dalam
situasi konflik yang dialamiperempuanseperti kekerasan seksual tak selalu
mudah terungkap terutama jika kaum lelaki dari kelompok korban
menyembunyikan fakta itu untuk menjaga harga diri kelompok.
5. Dalam kasus pengungsian, tujuannya adalah mencari solusi-solusi yang
bertahan lama secepat mungkin.
Siaga Darurat
Setelah ada peringatan maka aktivitas yang pertama kali dilakukan
adalah siaga darurat. Peringatan mengacu pada informasi yangberkaitan
dengan jenis ancaman dan karakteristik yang diasosiasikan dengan ancaman
tersebut.
Pengkajian Cepat
Tujuan utama pengkajian adalah menyediakan gambaran situasi
paska bencana yang jelas dan akurat. Dengan pengkajian itu dapat
diidentifikasikan kebutuhan-kebutuhan seketika serta dapat
mengembangkan strategi penyelamatan jiwa dan pemulihan dini Kaji cepat
dialkukan pada umumnya dengan menggunakan beberapa indikator.
Penentuan Status Kedaruratan
Penentuan status kedaruratan dilakukan setelah pengkajian cepat
dilakukan. Penentuan status dilakukan oleh pemerintah setelah
berkoordinasi dengan tim pengkaji. Penentuan status dilakukan sesuai
dengan skala bencana, dan status kedaruratan
Search and Rescue
Search and rescue (SAR) adalah proses mengidentifikasikan lokasi korban
bencana yang terjebak atau terisolasi dan membawa mereka kembali pada kondisi
aman serta pemberian perawatan medis. Dalam situasi banjir, SAR biasanya
mencari korban yang terkepung oleh banjir dan terancam oleh naiknya debit air.
Pencarian, Penyelamatan dan Evakuasi
Evakuasi melibatkan pemindahan warga/masyarakat dari zona berisiko
bencana ke lokasi yang lebih aman. Perhatian utama adalah perlindungan
kehidupan masyarakat dan perawatan segera bagi mereka yang cedera. Evakuasi
sering berlangsung dalam kejadian seperti banjir, tsunami, konflik kekerasan, atau
longsor.
Respon and Bantuan
Response and relief harus berlangsung sesegera mungkin;
penundaan tidak bisa dilakukan dalam situasi ini. Oleh karena itu, sangat
penting untuk memiliki rencana kontinjensi sebelumnya. Relief adalah
pengadaan bantuan kemanusiaan berupa material dan perawatan medis yang
dibutuhkan untuk menyelamatkan dan menjaga keberlangsungan hidup.
Pengkajian untuk rehabilitasi danrekonstruksi
Beberapa minggu sesudah berlangsungnya tanggap darurat,
pengkajian yang lebih mendalam tentang kondisi masyarakat korban
bencana harus dilakukan. Langkah ini berkaitan dengan identifikasi
kebutuhan pemulihan masyarakat.
Hambatan-Hambatan Dalam Tanggap Darurat
Hambatan-hambatan yang mungkin muncul antara lain:
• Kekurangsiapan atau kegagapan dalam memberikan bantuan.
• Informasi tidak akurat atau tidak lengkap dan cenderung
membingungkan
• Terputusnya komunikasi dan transportasi sedangkan
pemulihan/fasilitasi komunikasi dan transportasi darurat tidak bisa
segera dilakukan.
• Sasaran/target pemberian bantuan yang tidak jelas.
• Ketidakamanan dan tidak adanya jaminan perlindungan sedangkan
fasilitasi keamanan belum bisa diciptakan secara cepat.
• Hambatan politis dan administratif/birokrasi yang lambat.
• Tidak seimbangnya kebutuhan/permintaan dari lapangan dan
persedian bantuan.
BAB III
KESIMPULAN
Tanggap Darurat Bencana adalah serangkaian kegiatan yang dilakukan dengan segera pada
saat kejadian bencana untuk menangani dampak buruk yang ditimbulkan yang meliputi kegiatan
penyelamatan dan evakuasi korban, harta benda, pemenuhan kebutuhan dasar, perlindungan,
pengurusan pengungsi, penyelamatan, serta pemulihan prasarana dan sarana masyarakat.
Tujuan umum dari tanggap darurat adalah:
1. Memastikan keselamatan sebanyak mungkin korban dan menjaga mereka dalam
kondisi kesehatan sebaik mungkin.
2. Menyediakan kembali kecukupan diri dan pelayanan-pelayanandasar secepat
mungkin bagi semua kelompok populasi,dengan perhatian khusus bagi mereka
yang paling membutuhkan yaitu kelompok paling rentan baik dari sisi umur,jenis
kelamin dan keadaan fisiknya.
3. Memperbaiki infrastruktur yang rusak atau hilang dan menggerakkan kembali
aktivitas ekonomi yang paling mudah.
4. Dalam situasi konflik kekerasan,tujuannya adalah melindungi dan membantu
masyarakat sipil dengan memahami bentuk kekerasan Secara umum proses tanggap
darurat meliputi: yang mungkin manifestasinya berbeda bagi korban lelaki,
perempuan dan anak-anak. Kekerasan dalam situasi konflik yang
dialamiperempuanseperti kekerasan seksual tak selalu mudah terungkap terutama
jika kaum lelaki dari kelompok korban menyembunyikan fakta itu untuk menjaga
harga diri kelompok.
5. Dalam kasus pengungsian, tujuannya adalah mencari solusi-solusi yang bertahan
lama secepat mungkin.
DAFTAR PUSTAKA

Undang-Undang Penanggulangan Bencana No. 24 Tahun 2007. pasal 1.

BNPB. 2012. Buku Panduan Fasilitator : Modul Pelatihan Dasar Penanggulangan


Bencana. Diterbitkan oleh Badan Nasional Penanggulangan Bencana Nasional.
Cetakan Pertama.

Anda mungkin juga menyukai