Anda di halaman 1dari 7

PERENCANAAN DAN PERANCANGAN INSTALASI PENGOLAHAN

AIR MINUM DI KECAMATAN BINJAI TIMUR

PLANNING AND DESIGN OF DRINKING WATER TREATMENT INSTALLATION


IN BINJAI TIMUR DISTRICT
Prof. Dr. Ir. Muhammad Turmuzi1, MS, Muhammad Faisal, ST.2, MT, Benripan S M Siregar3
1Departemen Teknik Kimia, Fakultas Teknik, Universitas Sumatera Utara,

Medan (20155) Sumatera Utara, Indonesia


2Departemen Teknik Sipil, Fakultas Teknik, Universitas Sumatera Utara,

Medan (20155) Sumatera Utara, Indonesia


3Departemen Teknik Lingkungan, Fakultas Teknik, Universitas Sumatera Utara,

Medan (20155) Sumatera Utara, Indonesia


Email: turmuzi@yahoo.com
Email: mhd.faisal.mdn@gmail.com
Email: benripanregar@gmail.com

ABSTRAK

Penelitian ini dilatarbelakangi masih kurangnya pelayanan air bersih kepada masyarakat di Kecamatan Binjai
Timur. Kecamatan Binjai Timur merupakan salah satu kecamatan yang berada di Kota Binjai. Jumlah penduduk
di Kecamatan Binjai Timur adalah sebanyak 61.293 jiwa dengan kepadatan penduduk 2.824 jiwa/km 2. Dari hasil
penelitian didapatkan total kebutuhan air bersih oleh masyarakat Kecamatan Binjai Timur adalah sebesar
20.131.200 liter/hari atau sekitar 233 liter/detik. IPAM direncanakan akan dibangun pada lahan seluas 4500 m2
dengan sumber air baku diambil dari Sungai Mencirim. Pengolahan air bersih terdiri dari deretan pengolahan
bertingkat, dimulai dari unit berupa unit intake, unit koagulasi, unit flokulasi, unit sedimentasi, unit membran
ultrafiltrasi, dan unit reservoir. Untuk kelancaran pengolahan, diperlukan adanya bangunan pelengkap berupa
rumah pompa intake dan pos kerja yang terdiri dari ruang karyawan, gudang, rumah pompa, laboratorium mini
dan ruang kontrol.

Kata kunci: Instalasi Pengolahan Air Minum, Air Bersih, Kecamatan Binjai Timur, Studi kelayakan pendirian
IPAM

ABSTRACT

This research is motivated by the lack of clean water services to the community in East Binjai District. East Binjai
District is one of the sub-districts in Binjai City. The total population in East Binjai District is 61,293 people with
a population density of 2,824 people/km2. From the results of the study, it was found that the total need for clean
water by the people of East Binjai District was 20,131,200 liters/day or about 233 liters/second. IPAM is planned
to be built on an area of 4500 m2 with raw water source taken from the Mencharim River. Clean water treatment
consists of a series of stratified treatments, starting from units in the form of intake units, coagulation units,
flocculation units, sedimentation units, ultrafiltration membrane units, and reservoir units. For smooth processing,
it is necessary to have complementary buildings in the form of an intake pump house and a work post consisting
of an employee room, warehouse, pump house, mini laboratory and control room.

Keywords: Drinking Water Treatment Plant, Clean Water, East Binjai District, Feasibility study for IPAM
establishment
I. PENDAHULUAN yang digunakan sebagai desinfektan (Wenten,
2015).
Air merupakan salah satu unsur yang sangat penting
Teknologi membrane merupakan suatu metode
dalam kehidupan manusia. Air menutupi hampir
pengolahan air yang mampu menghasilkan air
70% permukaan bumi dan bila dikalkulasikan
berkualitas tinggi dengan biaya yang terjangkau.
terdapat sekitar 326 juta mil3 (1,35691 x 109 km3)
Teknologi membran merupakan teknologi yang
tersedia di bumi dan 97,2% terdapat di lautan.
menggunakan membran dengan ukuran pori tertentu
Namun, dari jumlah yang besar itu air yang dapat
dalam penjernihan air. Berdasarkan diameter
dimanfaatkan hanya sekitar 0,003%. Adapun air
porinya, membran dibagi menjadi beberapa kategori
yang kita pergunakan salah satu peruntukannya
yaitu membran mikrofiltrasi (MF), ultrafiltrasi (UF),
adalah air minum. Air minum adalah air yang
nanofiltrasi (NF) dan Reverse Osmosis (RO).
melalui proses pengolahan atau tanpa proses
Penggunaan teknologi membrane, terutama
pengolahan yang memenuhi syarat kesehatan dan
membrane ultrafiltrasi, dalam purifikasi air telah
dapat langsung diminum (Susana, 2003; Peraturan
banyak diterapkan dibeberapa negara maju seperti
Menteri Kesehatan No. 492 Tahun 2010).
Singapura, Cina, Amerika Serikat, dan negara
Instalasi pengolahan air bersih memiliki peran yang
lainnya. Membran ultrafiltrasi memiliki diameter
sangat penting dalam meningkatkan perkembangan
pori 0,1 – 0,0 µm sehingga mampu memisahkan
daerah. Setiap daerah membutuhkan adanya sistem
makromolekul dan koloid dari air (Himmah, 2014;
perencanan air bersih yang memadai dalam upaya
Wenten, 2015).
pemenuhan kebutuhan air bagi masyarakat untuk
Berdasarkan hasil pengamatan di lapangan, banyak
pertumbuhan penduduknya. Pengelolaan system air
masyarakat di Kecamatan Binjai Timur yang masih
bersih yang memadai memiliki peran yang sangat
belum menerima pelayanan air bersih yang layak,
penting dalam meningkatkan produktivitas dan
juga tidak sedikit dari masyarakat yang masih
kesejahteraan masyarakat. Ketersediaan air yang
menggunakan sumur pribadi (sumur gali dan sumur
dilakukan Pemerintah tentunya berbanding lurus
bor) sebagai sumber air utamanya. Berdasarkan
dengan peningkatan kesejahteraan masyarakat
hasil uji laboratorium yang dilakukan oleh pihak
(Direktorat Cipta Karya, 2010).
Bapedal Kota Binjai dalam RPI2JM Kota Binjai
Di Indonesia secara umum pengolahan air baku
2015-2019, didapatkan bahwa beberapa parameter
menjadi air bersih menggunakan pengolahan
kualitas air sungai di Binjai, terutama sungai
konvensional (Koagulasi-Flokulasi, Sedimentasi
Mencirim masih belum memenuhi standar baku
dan Filtrasi). Namun pengolahan secara
mutu yang berlaku. Maka dari itu diperlukan
konvensional ini memiliki keterbatasan tersendiri
pengolahan air yang berstandar nasional di
seperti kebutuhan lahan yang luas, pengoperasian
Kecamatan Binjai Timur, terutama wilayah tepian
dan perawatan yang cukup rumit, juga kualitas air
Sungai Mencirim untuk menghasilkan air bersih
yang dihasilkan terkadang berada dibawah standar
yang memenuhi baku mutu yang sesuai standar yang
yang berlaku. Hal inilah yang menimbulkan
berlaku.
pemikiran baru untuk mengembangkan dan
memodifikasi teknik pengolahan dengan teknologi II. METODOLOGI PERANCANGAN
baru sehingga dapat diperoleh hasil akhir yang lebih A. Kerangka Perancangan
baik dengan operasional yang lebih mudah Rangkaian kegiatan perancangan yang terdapat
(Mahardani, 2017). dalam kerangka perancangan dapat diuraikan
Penggunaan senyawa kimia klorin sebagai sebagai berikut:
desinfektan merupakan salah satu tahap penting
1. Ide studi
dalam pengolahan air menggunakan metode
Ide penyusunan penelitian ini adalah
konvensional. Penambahan klorin bertujuan untuk
merencanakan instalasi pengolahan air minum di
menekan konsentrasi Coliform dalam air sehingga
Kecamatan Binjai Timur untuk meningkatkan
memenuhi batas yang berlaku. Namun penambahan
kualitas penyediaan air bersih bagi masyarakat di
klorin ini memiliki efek samping tersendiri yaitu
wilayah perancangan. Dengan menggunakan
kemungkinan terbentuknya produk samping
Sungai Mencirim sebagai sumber air baku.
desinfektan seperti Trihalometan (THM) yang dapat
2. Studi Literatur
berdampak bagi kesehatan manusia. Pembentukan
Studi literatur merupakan kegiatan pengumpulan
THM terjadi karena adanya reaksi antara material
informasi yang dibutuhkan dalam perancangan,
organic dengan klorin atau senyawa oksidator lain
memahami konsep perancangan dan melalui analisis ekonomi sehingga dapat
mendapatkan data penunjang untuk kegiatan menjadi pertimbangan.
perancangan yang berasal dari literatur. Dalam
III. HASIL DAN PEMBAHASAN
ghal ini, tinjauan pustaka yang dilakukan
A. Lokasi Perencanaan
meliputi peraturan yang berlaku terkait baku
mutu air baku, air minum dan unit-unit Lokasi IPAM direncanakan berada pada lahan
pengolahan air minum. seluas 4.500 m2 di Kecamatan Binjai Timur pada
3. Pengumpulan Data koordinat 3°35'51.22"N dan 98°29'45.77"E yang
Data yang digunakan dalam perancangan ini meliputi keseluruhan unit pengolahan dan unit
adalah data sekunder berupa: pelengkap. Dan unit intake berada pada koordinat
a. Data Karakteristik Air Baku yang diperoleh 3°35'49.84"N dan 98°29'47.64"E.
dari Data Bapedal Kota Binjai untuk
menentukan kelayakan air baku yang B. Perencanaan Unit IPAM
digunakan dalam segi kualitas. Berdasarkan perhitungan, diketahui bahwa total
b. Data Debit Air Baku yang diperoleh dari kebutuhan air di Kecamatan Binjai Timur adalah
Data Bapedal Kota Binjai untuk menentukan sebesar 0,233 m3/detik. IPAM direncanakan
kelayakan air baku yang dalam segi kuantitas memiliki unit intake, koagulasi, flokulasi,
dan kontinuitas. sedinmentasi, feed water basin, membran, dan
c. Data Penduduk yang diperoleh dari BPS reservoir.
Kota Binjai untuk menentukan kapasitas
1. Perencanaan Unit Intake
pengolahan IPAM yang akan direncanakan.
Intake merupakan bangunan penyadap air yang
d. Peta lokasi dan topografi yang diperoleh dari
memiliki bar screen dan soft screen.
Google earth dan Data Bapedal Kota Binjai
Direncanakan :
untuk menentukan lokasi perancangan unit
- Debit = 0,233 m3/s
penolahan air.
- Pipa Sadap = 3,5 m
e. Kriteria Desain Pengolahan yang diperoleh
- Pipa Pembawa = 23 m
dari SNI 6774:2008 dan literatur lainnya
- Kec. Aliran = 1.5 m/detik
untuk menentukan patokan standar
perancangan unit pengolahan. Perhitungan :
f. Harga bahan struktur, mekanikal dan - Pipa Sadap
kelistrikan yang diperoleh dari Data Satuan Digunakan pipa galvanis dengan diameter
Harga Pemerintah Kota Binjai untuk 18 inch
menentukan rencana anggaran biaya dalam - Pipa Pembawa
perancangan IPAM. Digunakan pipa galvanis dengan diameter
4. Perancangan Unit Pengolahan 18 inch
Perancangan unit dilakukan berdasarkan - Sumur Pengumpul
pertimbangan-pertimbangan yang ada, meliputi Vol. Sumur = 349,5 m3
kondisi lapanagan, kondisi topografis daerah P = 10,5 m
perancangan dan hasil analisa data yang telah L =7m
dikumpulkan, yang mengacu pada parameter h =5m
standar kualitas air minum yang berlaku yaitu - Pompa Intake
Permenkes No. 492/Menkes/Per/IV/2010 Major Loses = 0,122 m
tentang Persyaratan Kualitas Minum, sehingga Minor Loses = 4,551 m
dapat dirancang unit-unit pengolahan yang Hf total = 4,673 m
diperlukan. Daya Pompa = 6.704,4 watt
5. Perhitungan Perkiraan RAB - Rumah Pompa
Perhitungan RAB dilakukan untuk menentukan Tinggi = 2,5 m
perkiraan anggaran yang harus dikeluarkan Panjang =4m
dalam pengadaan keseluruhan unit-unit Lebar = 3,5 m
pengolahan. Hal ini juga diperlukan untuk
menentukan kelayakan perancangan IPAM
- Kapasitas bak = 4 hari

Gambar 1. Layout Unit Intake


Gambar 3. Layout Unit Koagulasi

3. Perencanaan Unit Flokulasi


Unit flokulasi merupakan unit pengadukan
lambat setelah pencampuran dengan koagulan
untuk memperbesar flok yang telah terbentuk
pada unit koagulasi
Direncanakan :
- Kedalaman air =4m
- Jumlah bak =2
Gambar 2. Desain Unit Intake
- Td = 30 menit
2. Perencanaan Unit Koagulasi - Kompartemen =6
Pada unit koagulasi dilakukan penambahan - G Kompartemen I = 60 s-1
koagulan. - G Kompartemen II = 50 s-1
Direncanakan : - G Kompartemen III = 40 s-1
- Debit = 0,233 m3/s - G Kompartemen IV = 30 s-1
- Jumlah Terjun = 1 - G Kompartemen V = 20 s-1
- Tipe = Pengaduk cepat - G Kompartemen VI = 10 s-1
- G = 500 s-1
Perhitungan :
- Td = 60 s
- Q per unit = 0,117 m3/s
- GxTd = 30.000
- Vol. total bak = 210,6 m3
- H bak =2m
- Vol. kompartemen = 35,1 m3
Perhitungan : - P Sisi (S) = 1,84 m
- Vol. bak = 14 m3 - Td per bak = 300 s
- Tinggi terjun = 1,365 m - Luas penampang = 8,8 m2
- Panjang = 3,74 m - Kec. Aliran = 2 m/s
- Lebar = 1,87 m - Headloss diperlukan untuk memnuhi G
GI = 60 s-1 Hl = 0.089 m
Pada unit koagulasi, diperlukan adanya bak G II = 50 s-1 Hl = 0,061 m
penampung koagulan. G III = 40 s-1 Hl = 0,039 m
Direncanakan : G IV = 30 s-1 Hl = 0,022 m
- Ukuran = (1 x 1 x 1) m G V = 20 s-1 Hl = 0,01 m
- Kadar tawas bonkahan = 17 % G VI = 10 s-1 Hl = 0,002 m
- Kadar pembubuhan = 5 mg/l - Penghubung antar saluran
- Kadar tawas di larutan = 5% Saluran 1-2 = 0,32 m
Perhitungan : Saluran 2-3 = 0,35 m
- Kebutuhan tawas = 100,66 kg/hari Saluran 3-4 = 0,39 m
- Kebutuhan tawas 17% = 17,112 kg/hari Saluran 4-5 = 0,45 m
- Vol. tawas = 10,56 lt/hari Saluran 5-6 = 0,55 m
- Vol. air pelarut = 200,69 lt/hari
- Vol. larutan = 211,25 lt/hari
- Debit pembubuhan = 8,8 lt/jam
Perhitungan :
- NRe = 87,671 (sesuai)
- NFr = 18,10-3 (sesuai)

Ruang lumpur direncanakan berbentuk limas


dengan spesifikasi ditentukan.
Direncanakan :
- Persen Lumpur = 2%
- Lama pengurasan = 10 menit
- Waktu pengurasan = 1 kali sehari
- Kec. Pengurasan = 0,5 m/s
- Q underdrain = 0,00233 m3/s
Gambar 4. Layout Unit Flokulasi
Perhitungan :
4. Perencanaan Unit Sedimentasi
- Vol. lumpur (1 hari) = 0,4 m3
Unit Sedimentasi berfungsi mengendapkan
- Debit lumpur = 6,7 x 10-4 m3/s
flok yang terbentuk pada proses flokulasi.
- D pipa penguras = 2 inch
Direncanakan :
- Vol. limas = 0,48 m3
- Surface loading rate = 5,0 x 10-4 m/s
- P sisi limas = 1,7 m
- H bak =4m
- Jumlah unit = 2 unit
- To/td = 3,5

Perhitungan :
- Q per bak = 0,117 m3/s
- L bak = 4,1 m
- P bak = 16,35 m
Gambar 5. Layout Unit Sedimentasi
Tube settler diperlukan untuk proses lanjutan
dari sedimentasi 5. Perncanaan Unit UF Membran
Direncanakan :
Membran merupakan unit yang berfungsi
- L tube settler = 5 cm
sebagai media penyaring air dengan ukuran
- Tinggi tube settler =1m
pori-pori yang disesuaikan berdasarkan jenis
- Tebal tube settler = 0,25 cm
membran yang digunakan. Dalam perancangan
- Sudut tube settler = 60o
ini digunakan membran jenis Ultrafiltrasi.
- Jarak antar tube settler = 5 cm
- Viskositas pada 25oC = 0,9905 x 10-6 Bak feed water direncanakan memiliki
m2/s spesifikasi:
- Td = 5 menit
Perhitungan :
- h =2m
- P tube settler =5m
- Lebar efektif tube settler = 0,06 m Perhitungan :
- Jumlah tube settler = 83 buah (pada - V. bak = 35 m3
sisi panjang) - l bak = 4,3 m
- Jumlah tube settler = 68 buah (pada
sisi lebar) Membran UF direncanakan memiliki
- Jari-jari tube settler =0,0125 m spesifikasi:
- Design flux = 1500 - 4000 lmh
Bilangan Reynold dan Bilangan Froude pada - Effective membran area = 51 m2
bak sedimentasi harus berada pada angka - Membran Material = PVDF
tertentu agar unit dikatakan layak. - Max inflow pressure = 0,3 Mpa
Direncanakan : - Highest water temp = 40ºC
- NRe = <2000 - Backwash pressure = ≤ 0,2 Mpa
- NFr = >10-5 - Backwash flow = 100-150 lmh
- Interface = DN50
- Durasi = 24 jam

Perhitungan :
- Luas area membran (A) = 280,8 m2
- Jumlah Membran = 5,5 ~7 module
per unit

Pompa direncanakan 2 buah per unit membran


dengan perhitungan:

Pompa feed water:


- Hftotal = 12,039 m
- Daya Pompa = 17 KW

Pompa backwash:
- Hftotal = 12,427 m Gambar 7. Layout Unit Reservoir
- Daya Pompa = 17 KW
IV. RAB
Berdasarkan perhitungan, digunakan pompa
sentrifugal tipe QI 150 dengan spesifikasi
sebagai berikut:

- Flow = 99 – 240 m3/h


- Head = up to 57,5 m
- Power = 15 - 55 KW

Gambar 6. Layout Unit Membran


V. Kesimpulan
6. Perencanaan Unit Reservoir - Total Kebutuhan air di Kecamatan Binjai
Timur sebesar 20.131.200 liter/hari (233
Direncanakan :
liter/detik)
- Aktivitas masyarakat (Tmas) = 18 jam
- Berdasarkan perhitungan dan perencanaan
- Waktu produksi (Tpro) = 24 jam
desain, didapatkan ukuran tiap unit pengolahan
- Debit produksi (Qpro) = 0,117 m3/s
sebagai berikut:
- Kedalaman =8m
• Unit intake: pipa sadap 3,5 m; pipa
- Lebar = 15 m
pembawa 23 m; volume sumur pengumpul
- Jarak antar baffle = 2,5 m
349,5 m3; panjang 10,5 m; lebar 7 m;
- Free board = 0,25 m
kedalaman 5 m.
Perhitungan: • Rumah pompa intake: panjang 4 m; lebar
- V. Reservoir = 2.527,2 m3 3,5 m; tinggi, 2,5 m.
- P. Reservoir = 21,1 m • Unit koagulasi: volume 14 m3 ; kedalaman
bak 2 m; panjang bak 3,74 m; lebar bak
1,87 m.
• Unit flokulasi: dibagi menjadi 2 bak;
volume per bak 210,6 m3; satu
kompartemen berbentuk heksagon dengan
volume per kompartemen 35,1 m3; SNI 6774:2008 tentang Tata Cara Perencanaan Unit
kedalaman bak 4 m; panjang sisi Paket Instalasi Pengolahan Air
kompartemen 1,84 m.
Susana, T. 2003. Air Sebagai Sumber Kehidupan.
• Unit sedimentasi: dibagi menjadi 2 bak;
Jakarta: Oseana Vol. 28 (3)
volume per bak 268,96 m3; panjang 16,4 m;
lebar 4,1 m; kedalaman 4 m; lebar tube Wenten, I. G. 2015. Teknologi Membran: Prospek
settler 4,1 m; ketinggian tube settler 1 m; dan Tantangannya. Teknik Kimia Institut
panjang tube setler 5 m; kedalaman saluran Teknologi Bandung.
pengontrol 1 m; panjang saluran pengontrol
4,1 m; lebar saluran pengontrol 0,9 m.
• Unit membran: volume bak feed water35
m3; panjang 4,1 m; lebar 4,3 m; kedalaman
2 m; flux membran UF 1500 lmh; jumlah
membran per unit 7 modul; ketinggian
skeed 2,8 m; panjang skeed 2,4 m; lebar
skeed 0,65 m.
• Unit reservoir: dibagi menjadi 2 bak;
volume per bak 2.527,2 m3; panjang 21,1
m; lebar 15 m; kedalaman 8 m.
• Pos Kerja: luas pos kerja 231,6 m2; panjang
20,5 m; lebar 11,3 m; meliputi ruang
pompa, ruang kontrol, laboratorium, ruang
kerja pegawai dan gudang.
- Perkiraan RAB yang dibutuhkan dalam
perencanaan IPAM ditaksir sebesar
Rp. 3.640.140.000.

DAFTAR PUSTAKA

DPU Ditjen Cipta Karya. 2010. Rwncana Strategis


Direktorat Cipta Karya 2010-2014. Jakarta:
Departemen Pekerjaan Umum, Direktorat
Jendral Cipta Karya.

Himmah, M. N. dan Marsono, B.D. 2014. Desain


Mobile Unit Instalasi Pengolahan Air Minum
Untuk Kondisi Darurat Bencana Banjir
Menggunakan Membran Ultrafiltrasi.
Surabaya: JURNAL TEKNIK POMITS Vol. 3
(2).

Mahardani, N. S. dan Kusuma, F. H. 2010.


Pengolahan Air Baku Menjadi Air Minum
dengan Teknologi Membran Mikrofiltrasi dan
Ultrafiltrasi. Surabaya: PKMP-1-10-1.

PerMenKes Republik Indonesia Nomor


492/MENKES/PER/IV/2010 tentang Syarat-
Syarat dan Pengawasan Kualitas Air Bersih.

RPI2JM kota Binjai 2015-2019

Anda mungkin juga menyukai