Anda di halaman 1dari 19

PERENCANAAN INSTALASI PENGOLAHAN AIR LIMBAH

(IPAL) INDUSTRI TAHU DENGAN DIGESTER ANAEROBIK


DAN BIOFILTER ANAEROBIK – AEROBIK
DI DESA GEMEL KABUPATEN LOMBOK TENGAH
DESIGN OF TOFU INDUSTRIAL WASTEWATER TREATMENT PLANT
WITH ANAEROBIC DIGESTION AND ANAEROBIC – AEROBIC BIOFILTER
IN GEMEL VILLAGE CENTRAL LOMBOK REGENCY

Artikel Ilmiah
Untuk memenuhi sebagian persyaratan
Mencapai derajat Sarjana S-1 Jurusan Teknik Sipil

Oleh :

MADE ARYA DWI BHASKARA


F1A 015 077

JURUSAN TEKNIK SIPIL


FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS MATARAM
2019
1

PERENCANAAN INSTALASI PENGOLAHAN AIR LIMBAH


(IPAL) INDUSTRI TAHU DENGAN DIGESTER ANAEROBIK
DAN BIOFILTER ANAEROBIK-AEROBIK DI DESA GEMEL
KABUPATEN LOMBOK TENGAH

Made Arya Dwi Bhaskara1, Agustono Setiawan2, Lalu Wirahman Wiradarma2


1
Mahasiswa Jurusan Teknik Sipil, Fakultas Teknik, Universitas Mataram
2
Dosen Jurusan Teknik SIpil, Fakultas Teknik, Universitas Mataram

ABSTRAK
Kapasitas produksi kedelai sembilan industri tahu di Desa Gemel sebesar 279
kg/hari dan menghasilkan debit harian rata-rata limbah cair tahu sebesar 7,546
m3/hari. Untuk mengalirkan limbah cair tahu ke Instalasi Pengolahan Air Limbah
(IPAL) direncanakan jaringan perpipaan dengan menggunaan pipa PVC.
Kualitas limbah cair industri tahu di Desa Gemel belum memenuhi syarat baku
mutu Peraturan Menteri Lingkungan Hidup Nomor 5 tahun 2014. Untuk itu, perlu
direncanakan IPAL agar limbah cair tersebut dapat diolah sebelum dibuang ke saluran
irigasi. IPAL yang direncanakan terdiri dari bak ekualisasi, bak digester anaerobik, bak
pengendapan awal, bak biofilter anaerobik, bak biofilter aerobik, dan bak pengendapan
akhir. Perkiraan effluent hasil pengolahan IPAL didapatkan nilai BOD 61,44 mg/liter,
COD 87,66 mg/liter, TSS 1,60 mg/liter, dan pH 7,20. Berdasarkan baku mutu
Peraturan Menteri Lingkungan Hidup Nomor 5 tahun 2014, nilai kualitas effluent
tersebut telah memenuhi syarat baku mutu.
Pengelolaan jaringan pipa dan industri tahu eksisting sesuai perencanaan dan
pembentukan Kelompok Swadaya Masyarakat (KSM) perlu dilakukan guna
mengoptimalkan fungsi dan pemeliharaan IPAL di Desa Gemel. Kerjasama antara
KSM dan pemerintah setempat perlu dioptimalkan sehingga pencemaran akibat limbah
cair tahu dapat diatasi secara maksimal.
Kata kunci : industri tahu, limbah cair tahu, debit harian rata-rata, IPAL, effluent

ABSTRACT
The production capacity of nine tofu industries in Gemel Village is 279 kg/day
and produces average daily discharge tofu wastewater of 7,546 m3/day. To drain the
tofu wastewater into Wastewater Treatment Plant (WTP), pipeline network is planned
using PVC pipes.
The quality of tofu wastewater in Gemel Village does not fullfil standard
quality requirement of the regulation; PERMEN LH No.5/2014. Due to this matter, it
is necessary to plan an Wastewater Treatment Plant (WTP) in order to the tofu
wastewater can be treated before disposing into irrigation channel. The Wastewater
Treatment Plant (WTP) consist of Equalization Tank, Anaerobic Digestion Tank,
Primary Sedimentation Tank, Anaerobic Biofilter Tank, Aerobic Biofilter Tank, and
Secondary Sedimentation Tank. The effluent estimated of Wastewater Treatment Plant
(WTP) is BOD value 61,44 mg/liter, COD value 87,66 mg/liter, TSS value 1,60
mg/liter, and pH value 7,20. Based on quality standard of the regulation; PERMEN
LH No.5/2014, the effluent quality values has fulfilled the quality standard
requirement.
The management of network pipelines and tofu industries existing accordance
with the planning and formation of community-based organizations are needed to
optimize the function and maintenance of WTP in Gemel Village. Collaboration
between the community-based organization and the local government need to be
optimized so that pollution from tofu wastewater can be overcome optimally.
Keywords : tofu industries, tofu wastewater, average daily discharge, WTP, effluent
2

I. PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Sesuai amanat Rencana hasil uji kadar BOD, COD, TSS dan
Pembangunan Jangka Menengah pH air limbah tersebut tidak sesuai
Nasional (RPJMN), khususnya dengan baku mutu air bersih yang telah
Kabupaten Lombok Tengah akses ditetapkan Peraturan Menteri
universal sanitasi ditargetkan 100% di Lingkungan Hidup Nomor 5 Tahun
akhir tahun 2019 (Bappenas, 2015, 2014.
2015). Limbah cair industri tahu dapat
Hasil studi Environmental diolah dengan menggunakan metode
Health Risk Assessment (EHRA) pengolahan Digester Anaerobik dan
Lombok Tengah tahun 2012 Biofilter Anaerobik – Aerobik.
menunjukkan presentase masyarakat Efisiensi menggunakan Digester
yang menggunakan Instalasi Anaerobik ini sebesar 80-90%
Pembuangan Air Limbah (IPAL) (Kaswinarni, 2007). Teknologi
sebagai saluran pembuangan air limbah Digester Anaerobik harus
industri baru mencapai sebesar 0.3% dikombinasikan dengan teknologi lain
(Bappeda, 2012). agar dapat menekan tingginya kadar
Proses pembuatan tahu di Desa senyawa organik dari limbah tahu
Gemel Kabupaten Lombok Tengah tersebut. Teknologi kombinasi yang
menghasilkan 3 jenis limbah, yaitu digunakan adalah Biofilter Anaerobik –
limbah cair, limbah padat (ampas tahu), Aerobik. Biofilter Anaerobik memiliki
dan abu bakar (hasil pembakaran untuk keunggulan yaitu dapat mereduksi
proses perebusan kedelai). Hanya senyawa organik yang besar. Akan
limbah cair tidak dapat dimanfaatkan tetapi, untuk pereduksian pathogen dan
secara efektif. Industri tahu di Desa nutriennya rendah. Untuk mereduksi
Gemel tidak memiliki sistem patogen, nutrien, dan senyawa organik
pengolahan limbah cair tahu sehingga lain secara maksimal, Biofilter
pihak industri tahu langsung Anaerobik dikombinasikan dengan
membuang limbah cairnya ke badan air sistem Biofilter Aerobik. Efisiensi
(saluran irigasi). Melihat kapasitas pengolahan secara Biofilter Anaerobik
produksi yang cukup besar yaitu – Aerobik ini sebesar 80-90%
sebesar 279 kg/hari, saluran irigasi (Kaswinarni, 2007). Memanfaatkan
yang ada di Desa Gemel akan terkena teknologi pengolahan limbah tahu
dampak jika limbah tersebut langsung dengan sistem Digester Anaerobik dan
dibuang ke saluran tersebut. Jika Biofilter Anaerobik – Aerobik
limbah cair tahu tidak diolah (hanya diharapkan dapat menghasilkan effluent
disimpan atau diendapkan ke dalam yang ramah lingkungan sesuai dengan
tanah), maka akan menimbulkan baku mutu Peraturan Menteri
pencemaran lingkungan. Menurut hasil Lingkungan Hidup Nomor 5 Tahun
uji UPTD Laboratorium Kesehatan 2014.
Pengujian Kalibrasi dan Penunjang Berdasarkan latar belakang
Medis Kota Mataram, karakteristik diatas, perlu adanya suatu perencanaan
limbah cair tahu Desa Gemel meliputi Instalasi Pengolahan Air Limbah
parameter BOD sebesar 5625 mg/L, (IPAL) industri tahu dengan Digester
COD sebesar 8855 mg/L, TSS sebesar Anaerobik dan Biofilter Anaerobik –
820 mg/L dan pH sebesar 3,39. Dari Aerobik di Desa Gemel Kabupaten
3

Lombok Tengah sesuai dengan 4. Parameter limbah yang diuji dan


karakteristik air limbah dan daerah diperhitungkan dalam perencanaan
tersebut agar limbah cair dari proses adalah BOD, COD, TSS, dan pH;
pembuatan tahu dapat terolah dengan 5. Tidak menganalisis pemanfaatan
baik. dan pengelolaan gas metan (biogas)
B. Rumusan Masalah lebih lanjut;
Berdasarkan latar belakang 6. Tidak menganalisis baku mutu dan
diatas, rumusan masalah yang dapat metode pengujian air limbah;
diidentifikasi adalah sebagai berikut : 7. Tidak memperhitungkan jumlah
1. Bagaimana kondisi eksisting lumpur yang mengendap pada tiap
pengelolaan limbah cair tahu di bak.
Desa Gemel Kabupaten Lombok D. Tujuan Perencanaan
Tengah? Adapun tujuan perencanaan
2. Berapa debit air limbah masing- berdasarkan rumusan masalah, yaitu :
masing industri tahu di Desa Gemel 1. Mengetahui kondisi eksisting
Kabupaten Lombok Tengah? pengolahan limbah tahu di Desa
3. Bagaimana Detail Engineering Gemel Kabupaten Lombok Tengah;
Design (DED) jaringan perpipaan 2. Mengetahui debit air limbah
dari tiap industri tahu ke Instalasi masing-masing industri tahu di
Pengolahan Air Limbah (IPAL) Desa Gemel Kabupaten Lombok
yang direncanakan? Tengah;
4. Bagaimana Detail Engineering 3. Menghasilkan Detail Engineering
Design (DED) Instalasi Pengolahan Design (DED) jaringan perpipaan
Air Limbah (IPAL) industri tahu dari tiap industri tahu ke Instalasi
Desa Gemel Kabupaten Lombok Pengolahan Air Limbah (IPAL)
Tengah? yang direncanakan;
5. Berapa Rencana Anggaran Biaya 4. Menghasilkan Detail Engineering
(RAB) dari perencanaan Instalasi Design (DED) Instalasi Pengolahan
Pengolahan Air Limbah (IPAL) dan Air Limbah (IPAL) industri tahu
jaringan perpipaan industri tahu di Desa Gemel Kabupaten Lombok
Desa Gemel Kabupaten Lombok Tengah;
Tengah? 5. Mengetahui Rencana Anggaran
C. Batasan Masalah Biaya (RAB) dari perencanaan
Adapun batasan masalah dalam Instalasi Pengolahan Air Limbah
perencanaan, yaitu : (IPAL) dan jaringan perpipaan
1. Industri tahu yang masuk dalam industri tahu Desa Gemel
perencanaan adalah hanya pada Kabupaten Lombok Tengah.
Dusun Merobok, Desa Gemel E. Manfaat Perencanaan
Kecamatan Jonggat Kabupaten Adapun manfaat perencanaan
Lombok Tengah; berdasarkan rumusan masalah, yaitu :
2. Limbah yang akan masuk ke IPAL 1. Dapat mengatasi permasalahan
khusus hanya limbah cair tahu; limbah cair tahu di Desa Gemel
3. Pada Rencana Anggaran Biaya Kabupaten Lombok Tengah;
(RAB) tidak mengikutsertakan 2. Memberikan gambaran kepada
perhitungan biaya pemeliharaan masyarakat Desa Gemel mengenai
Instalasi Pengolahan Air Limbah pencemaran lingkungan yang
(IPAL); diakibatkan oleh limbah cair tahu;
4

3. Menjadi referensi acuan dalam air tanpa pengolahan terlebih dahulu.


realisasi perencanaan Instalasi Untuk pengambilan sampel limbah
Pengolahan Air Limbah (IPAL) dilakukan dengan cara sesaat (grab
Industri Tahu oleh Dinas Pekerjaan sampling) dengan pemilihan waktu
Umum Cipta Karya di Desa Gemel pada saat produksi mencapai jam
Kabupaten Lombok Tengah. puncak. Dari hasil perencanaan
didapatkan tahapan pengolahan yaitu
II. DASAR TEORI Bak Ekualisasi, Digester Anaerobik,
A. Tinjauan Pustaka Pengendapan Awal, Biofilter
Rani (2019) melakukan Anaerobik-Aerobik, dan Pengendapan
perencanaan Instalasi Pengolahan Air Akhir.
Limbah (IPAL) Industri Tempe dengan Kaswinarni (2007) melakukan
Digester Anaerobik dan Biofilter kajian teknis pengolahan limbah padat
Anaerobik – Aerobik. Desa Aikmual dan cair industri tahu. Penelitian ini
memiliki 11 produsen tempe dengan dilakukan pada tiga industri tahu, yaitu
kapasitas produksi sebesar 930 kg industri tahu Tandang Semarang
kedelai perhari menghasilkan limbah (Anaerob-Aerob), Sederhana Kendal
cair sebesar 31,62 m3/hari. Pada (Anaerob-Aerob) dan Gagak Sipat
perencanaan ini, untuk mengalirkan air Boyolali (Anaerob). Penelitian ini
limbah ke Instalasi Pengolahan Air bertujuan untuk mengetahui
Limbah (IPAL) digunakan pipa PVC pengolahan limbah tahu yang efektif
dengan mempertimbangkan elevasi dan efisien serta dampaknya bagi
rencana sehingga dapat mengalirkan air masyarakat dan lingkungan. Dari hasil
limbah secara gravitasi. Juga perhitungan, didapatkan IPAL industri
mempertimbangkan dimensi, tahu Tandang Semarang (Anaerob-
kecepatan, dan kedalaman penanaman Aerob) efisiensi pengolahan sebesar :
pipa. Untuk memudahkan BOD 99,3%, COD 97,9% dan luas
pemeliharaan, ada 11 bak kontrol lahannya 880 m2. IPAL industri tahu
direncanakan. Bak kontrol Sederhana Kendal (Anaerob-Aerob)
direncanakan pada titik pertemuan efisiensi pengolahan sebesar : BOD
saluran dan diletakkan pada saluran 97,8%, COD 95,9% dan luas lahannya
lurus dengan jarak 20 m atau sesuai 220 m2. IPAL industri tahu Gagak
kebutuhan. Tahapan pengolahan yang Sipat Boyolali (Anaerob) efisiensi
dibutuhkan yaitu Bak Ekualisasi, pengolahan sebesar : BOD 89,70%,
Digester Anaerobik, bak pengendapan COD 88,20% dan luas lahannya 25 m2.
awal, Biofilter Anaerobik – Aerobik, B. Landasan Teori
dan bak pengendapan akhir. 1. Debit Limbah Cair Tahu
Hidayati (2017) melakukan Debit limbah cair tahu diambil
studi perencanaan Instalasi Pengolahan dengan metode grab sampling. Grab
Air Limbah (IPAL) Pabrik Tahu Fit Sampling adalah sampel yang diambil
Malang dengan Digester Anarobik dan secara langsung dari badan air yang
Biofilter Anaerobik – Aerobik. Pabrik sedang dipantau. Sampel tersebut
Tahu FIT Malang memiliki kapasitas sudah mampu mewakili limbah atau
produksi sebanyak 910 kg kedelai per badan air secara keseluruhan dan dapat
harinya dengan limbah cair hasil menggambarkan karakteristik air pada
produksi sebesar 20,753 m3/dt yang saat pengambilan sampel (Wardhani,
langsung dibuang ke badan penerima 2012).
5

2. Baku Mutu Air Limbah Kecepatan aliran dirumuskan


Baku mutu air limbah mengacu sebagai berikut :
pada Peraturan Menteri Lingkungan vf = 1/n x R2/3 x S1/2 (3)
Hidup Nomor 5 tahun 2014. Peraturan Dengan :
tersebut menyatakan bahwa kadar vf = kecepatan aliran (m/dt)
BOD,COD,TSS dan pH harus aman n = koefisien kekasaran (0,05)
bagi lingkungan, jika nilai BOD 150 R = jari-jari hidrolik (m)
mg/liter, COD 300 mg/liter, TSS 200 S = kemiringan pipa
mg/liter, dan pH 6 – 9 khusus untuk Rumus kontinuitas disajikan dalam
limbah cair tahu. rumus berikut ini :
3. Penyaluran Air Limbah Qf = A x vf (4)
Kemiringan saluran dirumuskan Dengan :
sebagai berikut (Rani, 2019) : vf = kecepatan aliran (m/dt)
Elv hulu pipa - Elv hilir pipa A = luas penampang saluran (m2)
S= (1)
Panjang saluran Qf = debit untuk saluran penuh
Untuk memudahkan (m3/detik)
perhitungan diameter minimum pipa 4. Instalasi Pengolahan Air Limbah
maka rumus manning (rumus 3), A. Bak Ekualisasi
diturunkan menjadi (Rani, 2019) : Bak Ekualisasi adalah bak
3 penampung atau pengumpul limbah
5 8
43 x n x Qf cair. Bak ini berfungsi untuk
D=( ) (2) menampung air limbah sementara dan
π x S0.5
mengatur debit air menuju ke bak
Dengan : selanjutnya. Pengaturan debit ke IPAL
D = diameter pipa (m) dilakukan dengan pompa submersible
n = koefisien kekasaran bahan pompa celup).
pipa menurut manning B. Digester Anaerobik
(digunakan 0,05; pipa PVC) Penguraian anaerobik
Qf = debit air pada pipa dalam (Anaerobik Digestion) merupakan
kondisi penuh (tabel 1) salah satu metode pengolahan limbah
(m3/detik) secara biologis yang memiliki
Tabel 1 Elemen Hidraulika Sal. Bulat keunggulan berupa dihasilkannya
energi lewat pembentukan biogas.
Biogas adalah gas yang dihasilkan dari
pembusukan bahan-bahan organik oleh
bakteri pada kondisi anaerob (tanpa ada
oksigen bebas).
C. Bak Pengendapan
Bak pengendapan awal
Sumber : Gautam, 2018 berfungsi untuk menghilangkan
Awal saluran d/D = 0,6; padatan tersuspensi yang tidak dapat
Akhir saluran d/D = 0,8 terurai pada Digester Anaerobik
Perbandingan antara kedalaman dengan cara mengendapkan kotoran
berenang aliran (d) terhadap diameter padat berupa lumpur didasar bak
saluran (D) dapat ditentukan debit pengendapan (Hidayati, 2017).
rencana (Qp) dan debit air pipa dalam
kondisi penuh (Qf).
6

D. Biofilter Anaerobik • Jumlah pengusaha industri tahu di


Biofilter Anaerobik memiliki Desa Gemel, Kecamatan Jonggat,
kelebihan mampu mengolah air limbah Kabupaten Lombok Tengah;
dengan kandungan bahan organik yang • Data kualitas air limbah (uji
tinggi dan tahan terhadap perubahan laboratorium air limbah) dengan
konsentrasi serta debit aliran secara parameter uji BOD, COD, TSS,
mendadak. Sama seperti Digester dan pH. Pengujian dilakukan di
Anaerobik, Biofilter Anaerobik UPTD Laboratorium Kesehatan
dioperasikan tanpa ada oksigen dengan Pengujian Kalibrasi dan
mengembangbiakan mikroorganisme Penunjang Medis Kota Mataram
pada Biofilter. untuk mendapatkan hasil
E. Biofilter Aerobik pengujian kualitas limbah cair
Biofilter Aerobik dioperasikan tahu;
dengan tambahan pasokan oksigen • Data debit air limbah tahu.
melalui injeksi udara dari unit 2. Tahap Analisa Perencanaan
compressor atau blower. Biofilter Adapun langkah – langkah dalam
Aerobik dioperasikan dengan beban menganalisa data sebagai berikut :
pengolahan lebih rendah. Oleh karena a. Penentuan kecukupan lahan untuk
itu, proses aerobik selalu diletakkan IPAL dan jaringan perpipaannya;
setelah proses anaerobik. b. Membandingkan data kualitas
limbah cair tahu hasil uji
III. METODE PERENCANAAN laboratorium terhadap baku mutu
A. Lokasi Perencanaan Kementerian Lingkungan Hidup
Lokasi kawasan industri tahu no. 5 Tahun 2014;
terletak di Dusun Merobok, Desa c. Pemilihan teknologi pengolahan
Gemel, Kecamatan Jonggat, Kabupaten limbah cair tahu;
Lombok Tengah, Provinsi Nusa d. Perhitungan debit limbah cair;
Tenggara Barat. e. Analisa dimensi pipa limbah
menuju IPAL;
f. Analisa dimensi IPAL;
g. Gambar desain dari perencanaan;
h. Perhitungan RAB pembangunan
IPAL dan jaringan perpipaan.

Gambar 1 Lokasi Perencanaan IPAL


B. Rencana Pelaksanaan
1. Pengumpulan Data
Data yang digunakan pada perencanaan
adalah :
• Data hasil survei dan hasil
pengamatan kondisi topografi dan
badan air penerima;
7

3. Bagan Alir (Flow Chart) B. Analisis Letak Instalasi


Pengolahan Air Limbah (IPAL)
Letak Instalasi Pengolahan Air
Limbah (IPAL) direncanakan
berdasarkan inlet (elevasi industri tahu)
dan outlet (elevasi saluran irigasi)
tempat pembuangan limbah cair tahu
yang sudah diolah serta peta tata guna
lahan setempat.
C. Analisis Letak Jaringan
Perpipaan
Jaringan perpipaan limbah cair
tahu di Desa Gemel ditentukan
berdasarkan elevasi tanah, elevasi
rencana saluran dan tata guna lahan,
sehingga dapat mengalirkan limbah
cair tahu ke IPAL.

Gambar 2 Flow Chart

Gambar 3 Flow Chart

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN


A. Kondisi Eksisting Pengelolaan
Limbah Cair Tahu
Desa Gemel Kabupaten
Lombok Tengah memiliki sembilan
industri tahu. Enam industri langsung
membuang limbah cair tahu ke tanah
dan saluran irigasi melalui pipa PVC
berukuran 1/2 inch. Tiga industri
lainnya melakukan sebagian
pengelolaan limbah cair tah u dengan
menggunakannya sebagai minum
ternak sapi, sisanya dibuang ke tanah
dan saluran irigasi.
8

Gambar 4 Jar. Perpipaan Industri Tahu


`

Gambar 5 Peta Tata Guna Lahan di Desa Gemel


9

D. Debit Limbah Cair Tabel 3 Perhitungan Diameter Pipa


Pengukuran dilakukan dengan
mengambil sampel secara langsung
pada saluran outlet industri tahu.
Produksi limbah cair tahu terbanyak
terjadi pada proses pencetakan dan
pengerasan tahu, yaitu pukul 14.00 -
18.00 WITA. Debit harian rata-rata
untuk semua industri sebesar 7546,13
liter/hari.
E. Karakteristik Limbah Cair Tahu
Adapun hasil uji laboratorium
kualitas limbah cair industri tahu di
Desa Gemel adalah sebagai berikut :
Tabel 2 Kualitas Limbah Cair Industri
Keterangan :
Tahu di Desa Gemel
• (5) : (3)/(a) atau (b)
• (6) : persamaan (2)
Diambil diameter pipa 1 ½” dan 1 1 ¼”
sesuai ketersediaan di lapangan. Untuk
pipa limbah minimal harus
F. Perencanaan Pipa Limbah Cair menggunakan pipa 1 ¼”
1. Perencanaan Dimensi Pipa (Pratama,2017).
Perhitungan dimensi pipa dihitung Tabel 4 Perhitungan Kecepatan Aliran
dengan menggunakan debit puncak dalam Pipa
yang terproduksi dari proses
pencetakan dan pengerasan tahu. Debit
puncak pada proses tersebut mulai
terproduksi dari pukul 16.00 – 18.00
WITA, yaitu selama 2 jam.
Berdasarkan skema jaringan
perpipaan limbah cair industri tahu di
Desa Gemel yang ada pada gambar 2,
pipa P3 melayani 2 industri tahu.
QP3 = Q (Industri 1 + Industri 2)
= (506,76 + 575,88)
= 1082,4 liter/hari
= 1082,4 liter/2 x 3600
= 0,150 liter/detik
= 0,00015 m3/detik
Perhitungan selanjutnya ditabelkan.
• Koefisien kekasaran = 0,05
• (a) d/D = 0,6; Qp/Qf = 0,67 (awal Keterangan :
sal.) • (9) : persaman (3)
Untuk nilai R = A/P. Nilai P
• (b) d/D = 0,8; Qp/Qf =0,98
dikalikan 0,6 jika termasuk
(tengah/akhir saluran)
10

awal saluran dan 0,8 jika akhir = 0,0971 × 10


saluran. = 0,971 m3
• (10) : (9) × A Vreaktor
Volume kubah =
• (11) : (3)/(10) 5
• (12) : nilai (11) dicocokan 0,971
= = 0,194 m3
dengan nilai v/vf pada tabel 1. 5
• (13) : (12) × (9) Diameter silinder =1m
Dari hasil perhitungan kecepatan dalam Tinggi silinder = 1,25 m
pipa, didapatkan nilai sesuai pada tabel Tinggi kubah = 0,5 m
4. Sesuai dengan syarat kecepatan Bak Pengendap Awal
aliran dalam pipa yaitu 0,6 - 2,4 m/dt Debit limbah (Q) = 1,886 m3/jam
= 31,433 liter/menit
(Babbit, 1982).
Waktu tinggal (td) = 2 jam
F. Perencanaan Instalasi Pengolahan
Volume = Q × td
Air Limbah (IPAL)
= 1,886 m3/jam × 2 jam
Bak Ekualisasi
= 3,772 m3
Debit limbah (Q) = 1,886 m3/jam
Dimensi =p×l×t
= 31,433 liter/menit
= 2,1 × 1,25 × 1,5
Waktu tinggal(td) = 6 jam (Kementerian
= 3,938 m3 ≥ 3,772 m3
kesehatan, 2011)
Tinggi jagaan direncanakan 0,50 m.
Volume bak = Q × td
= 1,886 × 6 Vtotal 3,772 m3
td = =
= 11,316 m3 Q 1,886 m3 /jam
Dimensi =p×l×t = 1,999 jam
=  m × 2,5 m × 2 m
Bak Biofilter Anaerobik
= 11,500 m3 ≥11,316 m3
Debit limbah (Q) = 7,546 m3/hari
Tinggi jagaan direncanakan 0,50 m.
BODinfluent = 562,6 g/m3
Spesifikasi pompa celup :
Beban BOD = Q × Kadar BODinfluent
Dengan debit 31,433 liter/menit
= 7,546 × 562,6 g/m3
dibutuhkan pompa celup dengan
= 4,25 kg/hari
spesifikasi sebagai berikut :
Standar beban BOD untuk high rate
Jenis pompa = Wasser SD-P305K-2
dengan packing material berupa plastik
Kapasitas = 33-36 liter/menit
adalah 0,6 – 3,2 kg BOD/m3 hari
Material = Stainless Steel
(Metcalf et al, 2003 :893).
Daya Motor = 370 watt
Beban BOD
Harga = Rp 1,825,000.00 VMedia Biofilter =
Standar beban BOD
Digester Anaerobik 4,25 kg/hari
Debit limbah (Q) = 7,546 m3/hari =
2 kg BOD/m3
Waktu tinggal (td) = 10 hari
= 2,125 m3
TSSinfluent = 820 mg/liter
Volume media Biofilter adalah 60%
TSS = 80% × 820
dari jumlah total volume reaktor
= 656 g/m3 = 0,656 kg/m3
(Kementerian Kesehatan, 2011),
TSS × Q
Qlimbah = sehingga :
pw × Sd × Ps
100
0,656 × 7,546 Vreaktor diperlukan = × VMedia Biofilter
= 60
1000 × 1,02 × 0,05 100
= 0,0971 m3/hari = × 2,125 m3
60
Vreaktor = Qlimbah × td
11

= 3,542 m3 ≈ 4 m3 = 1 × 1,25× 1,5


Direncanakan terdapat 2 ruang = 1,875 m3
sehingga : Tinggi jagaan direncanakan 0,50 m.
Vreaktor tiap ruang = 4 m3 : 2 = 2 m3 Blower Udara
Vreaktor diperlukan Direncanakan blower dengan
td =
Q spesifikasi sebagai berikut :
4 m3 Model = HP-12000
= Power = 60 watt
1,886 m3/jam
= 2,121 jam ≈ 3 jam (syarat 3-62 Air Flow = 110 liter/menit
jam) (Metcalf et al, 2003). Pressure = 0,032 Mpa
Dimensi = p × l × t
= 2,2 × 1,25 × 1,5 Bak Pengendapan Akhir
= 4,125 m3 ≥ 4 m3 Debit limbah (Q) = 1,886 m3/jam
Tinggi jagaan direncanakan 0,50 m. td = 2 jam (syarat 2 – 5 jam)
Bak Biofilter Aerobik (Kementerian Kesehatan, 2011).
Debit limbah (Q) = 7,546 m3/hari Volume = Q × td
BODinfluent = 146,276 g/m3 = 1,886 × 2 = 3,772 m3
Beban BOD = Q × Kadar BODinfluent Dimensi = p × l × t
= 7,546 × 146,276 g/m3 = 2,1 × 1,25 × 1,5
= 1,104 kg/hari = 3,938 m3 ≥ 3,772 m3
Standar beban BOD per volume media Cek waktu tinggal rata – rata
sebesar 0,5 – 4 kg BOD/m3 hari Volume total
td =
(Kementerian Kesehatan, 2011). Q
Beban BOD 3,772 m3
VMedia Biofilter = = = 2 jam
Standar beban BOD 1,886 m3 /jam
1,104 kg/hari Beban permukaan rata-rata
=
1 kg BOD/m3 Q
= 1,104 m3 Vo =
A
Volume media Biofilter Aerobik adalah 1,886 m3 /jam
40% dari jumlah total volume reaktor =
1,7 m × 1,5 m
(Kementerian Kesehatan, 2011). = 0,740 m3/m2 jam
100 Tinggi jagaan direncanakan 0,50 m.
Vreaktor diperlukan = × VMedia Biofilter
40 Spesifikasi pompa :.
100
= × 1,104 m3 Jenis pompa = Wasser SD-P305K-2
40 Kapasitas = 33-36 liter/menit
= 2,760 m3 ≈ 3 m3
Material = Stainless Steel
Vreaktor diperlukan
td = Daya Motor = 370 watt
Q Harga = Rp 1,825,000.00
3 m3
=
1,886 m3/jam
= 1,591 jam ≈ 6 jam (syarat 6 – 8
jam) (Kementerian Kesehatan,
2011).
Vruang aerasi =p×l×t
= 0,6 × 1,25 × 1,5
= 1,125 m3
VMedia Biofilter = p × l × t
12

Gambar 6 Potongan Memanjang Bak Ekualisasi, Digester Anaerobik,


Bak Pengendapan Awal, Biofilter Anaerobik, Biofilter
Aerobik, dan Bak Pengendapan Akhir

Tabel 5 Rekapitulasi Dimensi IPAL G. Rencana Anggaran Biaya (RAB)


Rencana Anggaran Biaya (RAB)
dari perencanaan Instalasi Pengolahan
Air Limbah (IPAL) adalah sebesar Rp
122,375,702, jaringan perpipaan
limbah cair tahu sebesar 56,786,122,
dan bak kontrol Rp 10,306,500. Dari
hasil rekapitulasi, total biaya
Tabel 6 Perkiraan Kualitas Effluent perencanaan IPAL dan jaringan
perpipaannya sebesar Rp 189,468,324.

V. KESIMPULAN DAN SARAN


A. Kesimpulan
Berdasarkan analisa dan
pembahasan, perencanaan IPAL
industri tahu di Desa Gemel Kabupaten
Lombok Tengah, maka dapat diperoleh
kesimpulan sebagai berikut :
Tabel 7 Perbandingan Effluent dengan 1. Desa Gemel Kabupaten Lombok
Baku Mutu Air Limbah Tengah memiliki sembilan industri
tahu. Enam industri langsung
membuang limbah cair tahu ke
tanah dan saluran irigasi melalui
pipa PVC berukuran 1/2 inch. Tiga
industri lainnya melakukan
sebagian pengelolaan limbah cair
tahu dengan menggunakannya
sebagai minum ternak sapi,
sisanya dibuang ke tanah dan
saluran irigasi.
13

2. Dari analisa perhitungan dan kontrol Rp 10,306,500. Dari hasil


pengukuran debit masing-masing rekapitulasi, total biaya
industri, didapatkan total debit perencanaan IPAL dan jaringan
harian rata-rata sebesar 7,546 perpipaannya sebesar Rp
m3/hari yang digunakan sebagai 189,468,324.
acuan untuk menghitung Detail B. Saran
Engineering Design (DED) 1. Untuk perencanaan selanjutnya
Instalasi Pengolahan Air Limbah perlu diperhatikan jumlah industri
(IPAL) industri tahu di Desa tahu yang akan bertambah di Desa
Gemel Kabupaten Lombok Gemel Kabupaten Lombok
Tengah. Tengah seiring dengan berjalannya
3. Jaringan perpipaan limbah cair waktu;
tahu di Desa Gemel Kabupaten 2. Pembentukan Kelompok Swadaya
Lombok Tengah menggunaan pipa Masyarakat (KSM) dalam
PVC yantg ditentukan berdasarkan mengelola pemeliharaan IPAL
elevasi tanah, elevasi rencana perlu dibentuk untuk
saluran dan tata guna lahan, memaksimalkan kinerja IPAL
sehingga dapat mengalirkan seterusnya.
limbah cair tahu ke Instalasi
Pengolahan Air Limbah (IPAL). DAFTAR PUSTAKA
Untuk memudahkan pemeliharaan Abdurrahman, M.Z., 2017, Studi
jaringan perpipaan, direncanakan Perencanaan Sistem Perpipaan Air
29 bak kontrol. Limbah dengan Metode Self Cleansing
4. Detail Engineering Design (DED) di Universitas Brawijaya, Teknik
Instalasi Pengolahan Air Limbah Pengairan Universitas Brawijaya,
(IPAL) industri tahu di Desa Malang.
Gemel Kabupaten Lombok
Tengah terdiri dari Bak Ekualisasi Aisyah, S., 2012, Laporan Praktik
dengan dimensi 2,30 m × 2,50 m × Kerja Industri di PT SUCOFINDO
2,50 m; Bak Digester Anaerobik (PERSERO) cabang Samarinda
dengan diameter 1 m dan Kalimantan Timur, SMAK Bogor,
ketinggian 1,75 m; Bak Bogor.
Pengendapan Awal dengan
dimensi 2,10 m × 1,25 m × 2,00 Anonim, 2017, Daftar Lengkap Harga
m; Bak Biofilter Anaerobik Pipa PVC: Ukuran, Panjang,
dengan dimensi 2,20 m × 1,25 m Sambungan dan Tebal,
× 2,00 m; Bak Biofilter Aerobik https://pompair.com/pipa-pvc/.
dengan dimensi 1,60 m × 1,25 m ×
2,00 m; dan Bak Pengendapan Anonim, 2014, Toko Pompa Online,
Akhir dengan dimensi 2,10 m × https://tokopompaonline.com/pompa-
1,25 m × 2,00 m. submersible/pompa-submersible-
5. Rencana Anggaran Biaya (RAB) wasser-sd-p305k-2/.
dari perencanaan Instalasi
Pengolahan Air Limbah (IPAL) Anonim, 2011, Sistem Pengolahan Air
adalah sebesar Rp 122,375,702, Limbah di Komplek Pemukiman.
jaringan perpipaan limbah cair Universitas Sumatera Utara, Sumatera
tahu sebesar 56,786,122, dan bak Utara.
14

Direktorat Jenderal Cipta Karya, 2016,


Anonim, 2019, Ukuran & Berat Besi Pembangunan Infrastruktur Sanimas
Beton SNI, IDB, Kementerian PUPR RI,
https://www.klopmart.com/article-32- Indonesia.
ukuran--berat-besi-beton-sni.html. Direktorat Jenderal Cipta Karya, 2016,
Tata Cara Rancangan Sistem Jaringan
Babbit, H.E., Baumann E.R., 1982, Perpipaan Air Limbah Terpusat,
Sewerage and Sewage Treatment, John Departemen Pekerjaan Umum RI,
Wiley and Sons. Inc, New York. Indonesia.

Boyd, C.E., 1998, Water Quality for Direktorat Jenderal Cipta Karya, 2016,
Pond Aquaculture, International Center Prosedur Mobilisasi dan Pemasangan
for Aquaculture and Aquatic Pipa Air Minum Suplemen Modul
Environments, Alabama Agricultural SPAM Perpipaan Berbasis Masyarakat
Experiment Station Auburn University. Dengan Pola KKN Tematik,
Departemen Pekerjaan Umum RI,
Bappeda, 2012, Buku Putih Sanitasi Indonesia.
(BPS) Kabupaten Lombok Tengah Dhahiyat, Y., 1990, Kandungan
2012, Lombok Tengah, Praya. Limbah Cair Pabrik Tahu dan
Pengolahan dengan Eceng Gondok,
Bappenas, 2015, Sanitasi dan Fakultas Pascasarjana IPB, Bogor.
Sustainable Development Goals
(SDGs), Erawan, A,. 2015, Jenis-Jenis Pipa
http://www.sanitasi.or.id/?p=709. PVC Yang Perlu Anda Ketahui,
https://www.rumah.com/berita-
Bayuseno, A.P., 2009, Penerapan dan properti/2015/3/86231/jenis-jenis-pipa-
Pengujian Model Teknologi Anaerob pvc-yang-perlu-anda-ketahui.
Digester untuk Persampahan Buah-
buahan dari Pasar Tradisional, Fikri, A.A., 2014, BOD (Biological
Universitas Diponegoro, Semarang. Oxygen Demand) dan COD (Chemycal
Oxygen Demand), Universitas
BPPT, 2010, Pengolahan Air Limbah Padjadjaran, Bandung.
Teknologi Biofilter Anaerob-Aerob
Dengan Media Plastik Sarang Tawon, Fitriadi, H., 2010, Sistem Sanitasi dan
www.kelair.bppt.go.id/Berita/Data/140 Drainase pada Bangunan, SMKN 2
72010.htm. Amuntai, Kalimantan Selatan.

Burton, P., 1979, Kinematics and Flathman, P.E., 1994, Bioremediator:


Dynamics, Prentice Hall Inc Field Experience, CRC Press. Inc,
Englewood Cliffs, New Jersey. USA.

Direktorat Jenderal Cipta Karya, 2000, Gautam, V., 2018, Classification of


Kriteria Perencanaan Air Bersih, Sewers Sewage Waste Management,
Indonesia, Kementrian PUPR RI, http://www.engineeringenotes.com/was
Indonesia. te-management/sewers/classification-
of-sewers-sewage-waste-
management/39918
15

Anaerob – Aerob pada Fasilitas


Greyson, J., 1990, Carbon, Nytrogen Pelayanan Kesehatan, Jakarta.
and Sulfur Pollutants and Their
Determination in Air and Water, Lew, B., Tarre S., Belavski, M., and
Marcell Decker Inc, New York. Green, M., 2004, UASB Reactor for
Domestic Wastewater Treatment at
Hakim, I.A., 2017, Evaluasi Kapasitas Low Temperatures, A Comparison
dan Kecepatan Pipa Utama IPAL, Between A Classical UASB and
Universitas Sebelas Maret, Surakarta. Hybrid UASB-Filter Reactor. Water
Science and Technology Vol 49 No
Hardjosuprapto, M.M., 2000, 11–12, pp 295–301, Israel.
Penyaluran Air Buangan Volume II,
ITB, Bandung. Kementerian Lingkungan Hidup, 2014,
Peraturan Menteri Lingkungan Hidup
Herlambang, 2002, Teknologi Nomor 5 tahun 2014 tentang Baku
Pengolahan Limbah Cair Industri Mutu Air Limbah, Jakarta.
Tahu, Jakarta.
Marhadi, 2016, Perencanaan Instalasi
Hidayati, S.S., 2017, Studi Pengolahan Air Limbah (IPAL)
Perencanaan Instalasi Pengolahan Air Industri Tahu di Kecamatan Dendang
Limbah (IPAL) Pabrik Tahu FIT Kabupaten Tanjung Jabung Timur,
Malang dengan Digester Anaerobik Universitas Batanghari, Jambi.
dan Biofilter Anaerobik – Aerobik,
Teknik Pengairan Universitas Metcalf & Eddy., 2003, Wastewater
Brawijaya, Malang. Engineering Treatment and Reuse
Fourth Edition Internasional Edition,
Irhamsyah, 2015, Menggambar McGraw-Hill, New York.
Instalasi Drainase Gedung,
http://irhamsyah93.blogspot.com/2015/ Mufida, D.K., 2015, Perencanaan
04/drainasegedung- Instalasi Pengolahan Air Limbah
menggambardrainase.html (IPAL) dengan menggunakan
Kombinasi Sistem Anaerobik – Aerobik
Dekoruma, K., 2018, Mengenal pada Pabrik Tahu Duta Malang,
Macam-macam Pipa Paralon dan Cara Teknik Pengairan Universitas
Memasangnya, Brawijaya, Malang.
https://www.dekoruma.com/artikel/781
38/jenis-pipa-paralon. Nurhasan, Pramudyanto, B., 1987,
Pengolahan Air Buangan Industri
Kaswinarni, F., 2007, Kajian Teknis Tahu, 37 p, Yayasan Bina Lestari dan
Pengolahan Limbah Padat dan Cair WALHI, Semarang.
Industri Tahu, Universitas Diponegoro,
Semarang. Peraturan menteri Lingkungan Hidup
Republik Indonesia Nomor 5 Tahun
Kementerian Kesehatan, 2011, 2014 tentang baku Mutu Air Limbah.
Pedoman Teknis Instalasi Pengolahan
Air Limbah dengan Sistem Biofilter Peraturan Menteri Pekerjaan Umum
dan Perumahan Rakyat Nomor
16

04/PRT/M/2017 tentang Sugiharto, 1987, Dasar-dasar


Penyelenggaraan Sistem Pengelolaan Pengelolaan Air Limbah, UI Press,
Air Limbah Domestik Jakarta.

Permatasari, R., 2018, Treating (SSH) Standar Satuan Harga


Domestic Effluent Wastewater Pemerintah Kabupaten Lombok
Treatment by Aerobic Tengah Tahun Anggaran 2018.
Biofilter with Bioballs Medium,
Universitas Trisakti, Jakarta. Sya’bani, M.R., 2014, Anaerobic
Pratama, A., 2017, Pipa PVC Class Digester (Bio-Digester) dan Biogas,
AW, http://pipawavin.com/contact-us/. ITB, Bandung.

Qasim, S.R., 1999,Wastewater SNI DT 91- 0008 2007 Tata Cara


Treatment Plants : Planning, Design, Perhitungan Harga Satuan Pekerjaan
and Operation, Beton, oleh Dept Pekerjaan Umum.
eRC Press, BocaRaton-Florida.
Wardhani, T., 2012, Pengambilan
Rani, 2019, Perencanaan Instalasi Sampel Air Kran dan Aair Sumur
Pengolahan Air Limbah (IPAL) Galian, Jurusan Kesehatan Lingkungan
Industri Tahu dengan Digester Poltekkes Kemenkes Banjarmasin,
Anaerobik dan Biofilter Anaerobik- Banjarmasin.
Aerobik di Desa Aikmual Kabupaten
Lombok Tengah, Universitas Mataram, Welch, E.B., 1992, Ecological Effects
Mataram. of Waste Water Applied Limnology
Reynolds, T.D., 1985, Unit Operations and Pollutan Effect, E & F Spon,
And Processes In Environmental London-Glaslogow-New York-
Engineering, B/C Engineering Tokyo-Melbourne-Madras.
Division, Boston.
Wijatmiko, I., 2014, Dimensi saluran
Rumah Material, 2016, Apakah yang Air Buangan,
dimaksud dengan Bak Kontrol?, http://indradi.lecture.ub.ac.id/files/201
https://www.rumahmaterial.com/2016/ 4/02/13-Dimensi-saluran-air-
08/apakah-yang-dimaksud-dengan-bak- buangan.pdf.
kontrol.html.
Yuliantoro, I., 2018, Perancangan
Said dan Wahjono, 1999, Teknologi Tangki Reaktor Pengolah Limbah Tahu
Pengolahan Air Limbah Tahu-Tempe Cair Menjadi Energi Aalternatif
dengan proses Biofilter Anaerob dan Biogas, Fakultas Teknik Jurusan
Aerob, Jakarta. Mesin Universitas Nusantara PGRI,
Kediri.
Sastraatmadja, A.S., 1984, Analisa
(Cara Modern) Anggara Biaya
Pelaksanaan, Nova, Bandung.

Soeparman, H.M., 2001, Pembuangan


Tinja dan Limbah Cair, EGC, Jakarta.

Anda mungkin juga menyukai