Artikel Ilmiah
Untuk memenuhi sebagian persyaratan
Mencapai derajat Sarjana S-1 Jurusan Teknik Sipil
Oleh :
ABSTRAK
Kapasitas produksi kedelai sembilan industri tahu di Desa Gemel sebesar 279
kg/hari dan menghasilkan debit harian rata-rata limbah cair tahu sebesar 7,546
m3/hari. Untuk mengalirkan limbah cair tahu ke Instalasi Pengolahan Air Limbah
(IPAL) direncanakan jaringan perpipaan dengan menggunaan pipa PVC.
Kualitas limbah cair industri tahu di Desa Gemel belum memenuhi syarat baku
mutu Peraturan Menteri Lingkungan Hidup Nomor 5 tahun 2014. Untuk itu, perlu
direncanakan IPAL agar limbah cair tersebut dapat diolah sebelum dibuang ke saluran
irigasi. IPAL yang direncanakan terdiri dari bak ekualisasi, bak digester anaerobik, bak
pengendapan awal, bak biofilter anaerobik, bak biofilter aerobik, dan bak pengendapan
akhir. Perkiraan effluent hasil pengolahan IPAL didapatkan nilai BOD 61,44 mg/liter,
COD 87,66 mg/liter, TSS 1,60 mg/liter, dan pH 7,20. Berdasarkan baku mutu
Peraturan Menteri Lingkungan Hidup Nomor 5 tahun 2014, nilai kualitas effluent
tersebut telah memenuhi syarat baku mutu.
Pengelolaan jaringan pipa dan industri tahu eksisting sesuai perencanaan dan
pembentukan Kelompok Swadaya Masyarakat (KSM) perlu dilakukan guna
mengoptimalkan fungsi dan pemeliharaan IPAL di Desa Gemel. Kerjasama antara
KSM dan pemerintah setempat perlu dioptimalkan sehingga pencemaran akibat limbah
cair tahu dapat diatasi secara maksimal.
Kata kunci : industri tahu, limbah cair tahu, debit harian rata-rata, IPAL, effluent
ABSTRACT
The production capacity of nine tofu industries in Gemel Village is 279 kg/day
and produces average daily discharge tofu wastewater of 7,546 m3/day. To drain the
tofu wastewater into Wastewater Treatment Plant (WTP), pipeline network is planned
using PVC pipes.
The quality of tofu wastewater in Gemel Village does not fullfil standard
quality requirement of the regulation; PERMEN LH No.5/2014. Due to this matter, it
is necessary to plan an Wastewater Treatment Plant (WTP) in order to the tofu
wastewater can be treated before disposing into irrigation channel. The Wastewater
Treatment Plant (WTP) consist of Equalization Tank, Anaerobic Digestion Tank,
Primary Sedimentation Tank, Anaerobic Biofilter Tank, Aerobic Biofilter Tank, and
Secondary Sedimentation Tank. The effluent estimated of Wastewater Treatment Plant
(WTP) is BOD value 61,44 mg/liter, COD value 87,66 mg/liter, TSS value 1,60
mg/liter, and pH value 7,20. Based on quality standard of the regulation; PERMEN
LH No.5/2014, the effluent quality values has fulfilled the quality standard
requirement.
The management of network pipelines and tofu industries existing accordance
with the planning and formation of community-based organizations are needed to
optimize the function and maintenance of WTP in Gemel Village. Collaboration
between the community-based organization and the local government need to be
optimized so that pollution from tofu wastewater can be overcome optimally.
Keywords : tofu industries, tofu wastewater, average daily discharge, WTP, effluent
2
I. PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Sesuai amanat Rencana hasil uji kadar BOD, COD, TSS dan
Pembangunan Jangka Menengah pH air limbah tersebut tidak sesuai
Nasional (RPJMN), khususnya dengan baku mutu air bersih yang telah
Kabupaten Lombok Tengah akses ditetapkan Peraturan Menteri
universal sanitasi ditargetkan 100% di Lingkungan Hidup Nomor 5 Tahun
akhir tahun 2019 (Bappenas, 2015, 2014.
2015). Limbah cair industri tahu dapat
Hasil studi Environmental diolah dengan menggunakan metode
Health Risk Assessment (EHRA) pengolahan Digester Anaerobik dan
Lombok Tengah tahun 2012 Biofilter Anaerobik – Aerobik.
menunjukkan presentase masyarakat Efisiensi menggunakan Digester
yang menggunakan Instalasi Anaerobik ini sebesar 80-90%
Pembuangan Air Limbah (IPAL) (Kaswinarni, 2007). Teknologi
sebagai saluran pembuangan air limbah Digester Anaerobik harus
industri baru mencapai sebesar 0.3% dikombinasikan dengan teknologi lain
(Bappeda, 2012). agar dapat menekan tingginya kadar
Proses pembuatan tahu di Desa senyawa organik dari limbah tahu
Gemel Kabupaten Lombok Tengah tersebut. Teknologi kombinasi yang
menghasilkan 3 jenis limbah, yaitu digunakan adalah Biofilter Anaerobik –
limbah cair, limbah padat (ampas tahu), Aerobik. Biofilter Anaerobik memiliki
dan abu bakar (hasil pembakaran untuk keunggulan yaitu dapat mereduksi
proses perebusan kedelai). Hanya senyawa organik yang besar. Akan
limbah cair tidak dapat dimanfaatkan tetapi, untuk pereduksian pathogen dan
secara efektif. Industri tahu di Desa nutriennya rendah. Untuk mereduksi
Gemel tidak memiliki sistem patogen, nutrien, dan senyawa organik
pengolahan limbah cair tahu sehingga lain secara maksimal, Biofilter
pihak industri tahu langsung Anaerobik dikombinasikan dengan
membuang limbah cairnya ke badan air sistem Biofilter Aerobik. Efisiensi
(saluran irigasi). Melihat kapasitas pengolahan secara Biofilter Anaerobik
produksi yang cukup besar yaitu – Aerobik ini sebesar 80-90%
sebesar 279 kg/hari, saluran irigasi (Kaswinarni, 2007). Memanfaatkan
yang ada di Desa Gemel akan terkena teknologi pengolahan limbah tahu
dampak jika limbah tersebut langsung dengan sistem Digester Anaerobik dan
dibuang ke saluran tersebut. Jika Biofilter Anaerobik – Aerobik
limbah cair tahu tidak diolah (hanya diharapkan dapat menghasilkan effluent
disimpan atau diendapkan ke dalam yang ramah lingkungan sesuai dengan
tanah), maka akan menimbulkan baku mutu Peraturan Menteri
pencemaran lingkungan. Menurut hasil Lingkungan Hidup Nomor 5 Tahun
uji UPTD Laboratorium Kesehatan 2014.
Pengujian Kalibrasi dan Penunjang Berdasarkan latar belakang
Medis Kota Mataram, karakteristik diatas, perlu adanya suatu perencanaan
limbah cair tahu Desa Gemel meliputi Instalasi Pengolahan Air Limbah
parameter BOD sebesar 5625 mg/L, (IPAL) industri tahu dengan Digester
COD sebesar 8855 mg/L, TSS sebesar Anaerobik dan Biofilter Anaerobik –
820 mg/L dan pH sebesar 3,39. Dari Aerobik di Desa Gemel Kabupaten
3
Boyd, C.E., 1998, Water Quality for Direktorat Jenderal Cipta Karya, 2016,
Pond Aquaculture, International Center Prosedur Mobilisasi dan Pemasangan
for Aquaculture and Aquatic Pipa Air Minum Suplemen Modul
Environments, Alabama Agricultural SPAM Perpipaan Berbasis Masyarakat
Experiment Station Auburn University. Dengan Pola KKN Tematik,
Departemen Pekerjaan Umum RI,
Bappeda, 2012, Buku Putih Sanitasi Indonesia.
(BPS) Kabupaten Lombok Tengah Dhahiyat, Y., 1990, Kandungan
2012, Lombok Tengah, Praya. Limbah Cair Pabrik Tahu dan
Pengolahan dengan Eceng Gondok,
Bappenas, 2015, Sanitasi dan Fakultas Pascasarjana IPB, Bogor.
Sustainable Development Goals
(SDGs), Erawan, A,. 2015, Jenis-Jenis Pipa
http://www.sanitasi.or.id/?p=709. PVC Yang Perlu Anda Ketahui,
https://www.rumah.com/berita-
Bayuseno, A.P., 2009, Penerapan dan properti/2015/3/86231/jenis-jenis-pipa-
Pengujian Model Teknologi Anaerob pvc-yang-perlu-anda-ketahui.
Digester untuk Persampahan Buah-
buahan dari Pasar Tradisional, Fikri, A.A., 2014, BOD (Biological
Universitas Diponegoro, Semarang. Oxygen Demand) dan COD (Chemycal
Oxygen Demand), Universitas
BPPT, 2010, Pengolahan Air Limbah Padjadjaran, Bandung.
Teknologi Biofilter Anaerob-Aerob
Dengan Media Plastik Sarang Tawon, Fitriadi, H., 2010, Sistem Sanitasi dan
www.kelair.bppt.go.id/Berita/Data/140 Drainase pada Bangunan, SMKN 2
72010.htm. Amuntai, Kalimantan Selatan.