Tjokorda Ananta Wira Dharma1*, Ni Made Pertiwi Jaya2 dan ida Ayu Rai Widhiawati3
1
Teknik Lingkungan, Fakultas Teknik, Universitas Udayana, Bali, Indonesia
*e-mail : anantamataram@gmail.com
ABSTRAK
Instalasi Pengolahan Air Limbah (IPAL) Komunal Kawasan Dauh Pala Kabupaten Tabanan mulai
beroperasi pada tahun 2017. IPAL ini dirancang untuk mengolah air limbah domestik dengan daerah pelayanan
yaitu, Desa Dajan Peken, Desa Dauh Peken dan Desa Delod Peken. Kapasitas IPAL dirancang dengan debit 160
m3/hari, pelayanan saat ini menampung 108 m3/hari. Hasil pengujian kualitas air limbah IPAL komunal Kawasan
Dauh Pala tahun 2020 dan 2022 menunjukkan parameter TSS melebihi baku mutu yang ditetapkan pada Permen
LHK No.68 Tahun 2016. Parameter lainnya seperti BOD, COD, Minyak dan Lemak, Amoniak juga perlu
diperhatikan sesuai persyaratan kualitas air limbah. IPAL Komunal di Kawasan Dauh Pala menggunakan sistem
pengolahan utama yaitu biofilter aerobik.. Penyisihan parameter pencemar pada unit biofilter aerobik IPAL saat
ini adalah TSS sebesar 35%, BOD sebesar 84,97%, dan COD sebesar 76,65%. Waktu tinggal unit biofilter
aerobik adalah 8,93 jam, sedangkan kriteria desain menunjukkan waktu tinggal optimal adalah 10-40 jam.
Alternatif peningkatan kinerja IPAL direncanakan dengan mempercepat pengurasan IPAL yang semula
dilakukan setiap 6 bulan (180 hari) menjadi 3 bulan (90 hari) dan menambah jumlah kompartemen pada unit
pengolahan biofilter aerobik. Karena keterbatasan lahan, penambahan unit baru tidak memungkinkan. maka,
dilakukan penggantian pada unit tangki pengendap akhir dengan unit tangki baru yang memiliki kompartemen
biofilter aerobik dan pengendap akhir. Dengan penambahan jumlah kompartemen dari 10 menjadi 11,
peningkatan Hydraulic Retention Time (HRT) menjadi 11,78 jam, untuk meningkatkan efisiensi khususnya TSS
sebesar 45%, BOD sebesar 86,63%, dan COD sebesar 82,50%.
Kata kunci: Air Limbah Domestik, Instalasi Pengolahan Air Limbah (IPAL) Komunal, Biofilter Aerobik,
Efektivitas Kinerja IPAL, Perhitungan Desain IPAL, Kawasan Dauh Pala
ABSTRACT
Installation of Waste Water Treatment (WWTP) Komunal Dauh Pala Regency Tabanan began operation in
2017. This IPAL is designed to process domestic wastewater with ministry areas namely, Dajan Peken Village,
Dauh Peken Village and Delod Peken Village. WWTP capacity is designed with 160 m3/day discharge, the current
service houses 108 m3/day. The results of quality testing of IPAL Dauh Pala Region 2020 and 2022 showed that
the parameters of TSS exceed the quality raw set at Candy LHK No.68 of 2016. Other parameters such as BOD,
COD, Oil and Fat, Ammoniac also need to be considered according to the quality requirements of wastewater.
WWTP uses the main processing system namely aerobic biofilter. The setup of pollutants parameters in IPAL’s
IPAL Aerobic Biofilter unit Dauh Pala Region is currently TSS of 35%, BOD of 84.97%, and COD of 76.65%.
The stay time on the aerobic biofilter unit is 8.93 hours, while the design criteria indicate the optimal stay time is
10-40 hours. An alternative WWTP performance improvement is planned by accelerating the drain of IPAL that
was originally performed every 6 months (180 days) to 3 months (90 days) and increasing the number of
compartments in the aerobic biofilter processing unit. Due to land limitations, the addition of new units is not
possible. hence, a replacement is made on the final settler tank unit with a new tank unit which has aerobic biofilter
compartment and final settler. With the addition of compartments from 10 to 11, the increase in Hydraulic
Retention Time (HRT) to 11.78 hours, to improve the efficiency of TSS by 45%, BOD by 86.63%, and COD by
82.50%.
Keywords: Domestic waste water, Installation of waste water treatment komunal, aerobic biofilter, Performance
effectiveness, WWTP Design Calculation, Dauh Pala region
PENDAHULUAN
Kabupaten Tabanan memiliki tempat pengolahan limbah cair terpusat yang terletak di Kecamatan
Tabanan, tepatnya di sebelah barat Pasar Dauh Pala. IPAL komunal Kawasan Dauh Pala dibangun pada
tahun 2016 oleh Kementrian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) dan mulai beroperasi
pada tahun 2017. IPAL komunal Kawasan Dauh Pala dirancang dengan kapasitas pelayanan untuk 400
Kepala Keluarga (KK) yang mencakup 3 desa, yaitu Desa Dauh Peken, Desa Dajan Peken, dan Desa
Delod Peken. Sistem pendistribusian air limbah dari sambungan rumah menuju lokasi IPAL
menggunakan sistem gravitasi, sehingga dari ketiga desa yang menjadi daerah pelayanan, hanya rumah
yang memiliki elevasi yang lebih tinggi dari lokasi IPAL yang dapat terlayani (Dinas Lingkungan Hidup
Kabupaten Tabanan, 2023).
IPAL komunal Kawasan Dauh Pala menggunkan sistem biofilter aerobik yang terdiri dari
beberapa komponen yaitu, grase trap, bak ekualisasi, reaktor IPAL sistem biofilter, dan kolam indikator.
Grease trap berfungsi untuk menyisihkan komponen-komponen ringan seperti minyak dan lemak.
Kemudian terdapat bak ekualisasi yang berfungsi sebagai pengendap padatan tersuspensi dalam air
limbah. Bak ekualisasi digunakan dalam menangani masalah operasional yaitu, variasi debit dan beban
air limbah (Dinda Syifa Sakinah dan Ipung Fitri Purwanti, 2018). Air limbah dari bak ekualisasi
dialirkan ke sistem utama dari IPAL yaitu reaktor IPAL yang menggunakan sistem biofilter. Biofilter
adalah sistem pengolahan air limbah menggunakan proses biologi melalui mikroorganisme yang tumbuh
berkembang dengan melekat pada permukaan media kontak yang telah tersedia kemudian membentuk
lapisan lendir yang disebut lapisan biofilm (Kerkly A. Turangan, Isri R. Mangangkaet et all, 2021).
Berdasarkan hasil pengujian kualitas efluen IPAL komunal Kawasan Dauh Pala pada tahun 2020
dan 2022, diperoleh bahwa parameter Total Suspended Solid (TSS) melebihi baku mutu kualitas air
limbah domestik sesuai dengan Peraturan Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan Nomor
P.68/Menlhk-Setjen/2016. Adapun kandungan Total Suspended Solid (TSS) sebesar 41-260 mg/l,
dimana batas maksimum sesuai baku mutu adalah 30 mg/l. Disamping itu, terdapat parameter lainnya
yang perlu diperhatikan mengacu pada persyaratan kualitas air limbah, seperti Biological Oxygen
Demand (BOD), Chemical Oxygen Demand (COD), minyak dan lemak, amoniak dan parameter biologi
(total coliform). Tujuan penelitian yaitu untuk mengetahui kondisi eksisting dan efisiensi Instalasi
Pengolahan Air Limbah (IPAL) komunal Kawasan Dauh Pala terhadap parameter pencemar pada air
limbah, mengetahui kesesuaian desain unit pengolahan utama Instalasi Pengolahan Air Limbah (IPAL)
komunal Kawasan Dauh Pala dengan kriteria desain Biofilter aerobik, mengetahui alternatif
peningkatan kinerja pengolahan air limbah instalasi pengolahan air limbah (IPAL) komunal Kawasan
Dauh Pala.
METODE PENELITIAN
Pengumpulan data dalam penelitian ini dengan cara pengumpulan data primer dan data sekunder.
Data primer dalam penelitian ini berupa wawancara dengan pihak teknisi/pengelola instalasi pengolahan
air limbah kawasan Dauh Pala. Lalu dilakukan observasi lapangan. observasi lapangan yang dilakukan
berupa pengambilan gambar dari IPAL meliputi gambar grease trap, tangki unit biofilter aerobik, dan
pengambilan serta pengujian sampel inlet IPAL yang dilakukan di Laboratorium Unilab. Sedangkan,
data sekunder yang dikumpulkan, yaitu jumlah Sambungan Rumah (SR), ukuran kompartemen pada
unit IPAL, dan SOP pengoperasian dan pemeliharaan IPAL.
Cara analisis data pada penelitian ini dilakukan dengan Perhitungan kebutuhan air dan debit air
limbah sesuai dengan SNI 19-6728.1-2002. Lalu dilakukan evaluasi kinerja IPAL terhadap efisiensi
pengolahan air limbah komunal Kawasan Dauh Pala untuk parameter BOD5, COD, TSS, minyak dan
lemak, amonia, total coliform, dan detergen. Data parameter kualitas air limbah inlet dan outlet
dibandingkan untuk menghitung penurunan kadar parameter pencemar pada air limbah. Perhitungan
teknis terhadap desain IPAL yang terbangun sesusai dengan kriteria desain biofilter aerobik. Berikut
peta lokasi penelitian dapat dilihat pada Gambar 1.
Gambar 1. Lokasi Penelitian
Data eksisting IPAL (Instalasi Pengolahan Air LimbaH) kawasan Dauh Pala diperoleh dari
Dinas Lingkungan Hidup Kabupaten Tabanan. dan observasi di lapangan. Pengujian parameter
pencemar dilakukan di laboratorium UNILAB Kondisi Eksisting meliputi kapasitas IPAL, Unit Proses
IPAL, Efisiensi IPAL berdasarkan nilai parameter pencemar inlet dan otlet, Dimensi IPAL, serta
Operasional IPAL.
A. Kapasitas IPAL
Kapasitas IPAL Komunal Kawasan Dauh Pala dengan Sistem Biofilter Aerobik
dirancang untuk dapat mengolah air limbah domestik di daerah pelayanan dengan cakupan
pelayanan sejumlah 400 Kepala Keluarga (KK). Cakupan pelayanan ini ditentukan berdasarkan
daerah yang dapat terlayani secara gravitasi menuju ke IPAL. Namun demikian, kapasitas
pelayanan eksisting IPAL Komunal Dauh Pala saat ini adalah 270 KK (Dinas Lingkungan
Hidup Kabupaten Tabanan, 2017).
B. Unit Proses IPAL
Pada Limbah IPAL komunal Kawasan Dauh Pala, tahap awal proses pengolahan
adalah bak penangkap lemak, dimana lemak, sisa lemak dan benda yang terapung dibersihkan
pada unit ini. Selanjutnya, yaitu air limbah masuk ke unit ekualisasi melalui pipa yang telah
dilengkapi dengan saringan agar air limbah tidak tercampur saat masuk ke unit ekualisasi.
Setelah bak ekualisasi, air limbah akan masuk ke dalam tangki reaktor yang berisi kompartemen
pengendap awal dan biofilter aerobik. Paramter Pencemar akan diolah dalam tangki tersebut
lalu dialirkan menuju kolam indikator. Unit IPAL komunal Kawasan Dauh Pala dapat dilihat
pada Gambar 2.
Gambar 2. Unit IPAL komunal Kawasan Dauh Pala
Tabel 1. Kualitas Influen dan Efluen IPAL Komunal Kawasan Dauh Pala
Berdasarkan data kualitas efluen IPAL Komunal Kawasan Dauh Pala yang diperoleh dari
hasil analisis laboratorium, dapat dilihat bahwa parameter pH, BOD, COD, Minyak Lemak, dan
Amoniak telah memenuhi baku mutu air limbah domestik yang ditetapkan pada Peraturan
Menteri Lingkungan Hidup No.68 Tahun 2016. Namun demikian, terdapat satu parameter yang
belum memenuhi baku mutu yang dipersyaratkan, yaitu parameter TSS. Lebih lanjut, efisiensi
instalasi pengolahan limbah cair IPAL Komunal Kawasan Dauh Pala dapat dihitung
berdasarkan perbandingan kualitas influen dan efluen IPAL. Hasil perhitungan efisiensi
pengolahan untuk masing-masing parameter kualitas air limbah, dapat diketahui bahwa efisiensi
penyisihan parameter TSS sebesar 39,17% tergolong rendah. Sementara itu, untuk parameter
lainnya, yaitu pH, BOD, COD, Minyak Lemak, dan Amoniak memiliki efisiensi lebih dari 50%.
Efisiensi yang tinggi ditunjukkan dari penyisihan Minyak Lemak, BOD dan COD yaitu sebesar
80 -85%.
D. Dimensi IPAL
Dimensi IPAL terbangun pada IPAL Komunal Kawasan Dauh Pala dapat dilihat pada Tabel 2.
2. Kesesuaian Desain Unit Pengolahan Utama IPAL Dengan Kriteria Desain Biofilter Aerobik
Berdasarkan hasil perhitungan, diketahui bahwa debit limbah cair yang masuk ke unit IPAL
adalah 108 m3/hari. Hal ini masih lebih rendah apabila dibandingkan dengan debit maksimum
limbah cair yang dapat di tampung oleh unit IPAL, yaitu 160 m3/hari
Berdasarkan hasil perhitungan dapat diketahui perbadingan dengan hasil uji efluen IPAL,
dimana parameter pencemar BOD, COD, dan TSS efluen pada hasil perhitungan lebih rendah
dibandingkan hasil uji laboratorium.
C. Kesetimbangan Massa
Kesetimbangan massa digunakan dalam menggambarkan perubahan massa yang terjadi pada
saat proses pengolahan air limbah. Hasil Perhitungan kesetimbangan massa pada unit IPAL
dapat dilihat pada Tabel 5.
Tabel 7. Hasil perhitungan debit lumpur, volume lumpur, volume lumpur terkompaksi, dan
volume bak
Item Nilai
Debit lumpur 0,46 m3/hari
Volume Lumpur 82,6 m3
Volume lumpur terkompaksi 8,26 m3
Volume bak 7,9 m3
Volume Lumpur yang dihasilkan pada bak pengendap awal dengan interval pengurasan
lumpur setiap 6 bulan lebih besar dibandingkan volume bak.
Tabel 10. Hasil perhitungan debit lumpur, volume lumpur, volume lumpur terkompaksi, dan
volume bak
Item Nilai
Debit lumpur 0,46 m3/hari
Volume Lumpur 41,35 m3
Volume lumpur terkompaksi 4,1 m3
Volume bak 7,9 m3
Volume Lumpur yang dihasilkan pada bak pengendap awal dengan interval pengurasan
lumpur setiap 3 bulan lebih kecil dibandingkan volume bak.
Tabel 11. Hasil Perhitungan dimensi bak aerob dan perhitungan kriteria desain
Tabel 13. Perbandingan efisiensi sebelum dan sesudah penambahan unit biofilter aerobik
Berdasrkan hasil perhitungan unit biofilter aerobik dan unit pengendap akhir, berikut hasil
modifikasi IPAL dapat dilihat pada Gambar 3.
Unit pengolahan utama IPAL sistem aerobik belum memenuhi kriteria untuk waktu tinggal 8,93
jam (< 10-40 jam). Sementara itu, untuk Organic Loading Rate (ORL) sudah memenuhi kriteria sebesar
1,12 kg COD/m3.hari (< 5-6 kg COD/m3.hari). Alternatif peningkatan kinerja IPAL mempertimbangkan
aspek teknis dan ketersediaan lahan, dilakukan pengurasan lumpur dengan interval 3 bulan dan
mengganti unit pengendap akhir (reaktor 6) dengan unit yang memiliki 2 kompartemen, terdiri dari
biofilter aerobik dan tangki pengendap akhir dengan dimensi sama dengan kompartemen lainnya.
Dengan penggantian tersebut diperoleh efisiensi pengolahan TSS maksimum sebesar 45% sehingga
memenuhi baku mutu, dan peningkatan efisiensi BOD dan COD berturut-turut menjadi 86,63% dan
82,50%.
DAFTAR PUSTAKA
Badan Standardisasi Nasional. 2002. Penyusunan neraca sumber daya Bagian 1: Sumber daya air
spasial .Standar Nasional Indonesia, SNI 19-6728.1-2002
Badan Standardisasi Nasional. 2008. Tentang Tata Cara Perencanaan Unit Paket Instalasi Pengolahan
Air .Standar Nasional Indonesia. SNI 6774:2008
Casey, TJ. 2006. Unit Treatment Process in Water and Wastewater Engineering. Blackrock: Aquavarra
Research Limited
Dinas Lingkungan Hidup Kabupaten Tabanan. 2017. Buku Panduan Standart Operasional Prosedur
Instalasi Pengolahan Air Limbah IPAL Kawasan Dauh Pala Kabupaten Tabanan. Bali. Hal : 1
Dinda, S.,& Ipung, F. 2018. Perencanaan IPAL pengolahan Limbah Cair Industri Pangan Skala Rumah
Tangga. Jurnal Teknik ITS. Vol.7, No.1
Kerkly A. Turangan, Isri R. Mangangka dan Roski R. I. Legran. 2021. Tinjauan Kinerja Instalasi
Pengolahan Air Limbah Metode Biofilter Di Kelurahan Malendeng Kecamatan Paal 2 Kota
Manado.Jurnal Tekno Volume: 19, nomor 77
Peraturan Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan Republik Indonesia Nomor:
P.68/Menlhk/Setjen/Kum.1/8/2016 Tentang Baku Mutu Air Limbah Domestik, 2016
Said, Nusa Idaman, 2006. Paket Tehnologi Pengolahan Air Limbah Rumah Sakit dengan Sistem
Biofilter Anaerob-aerob, http://ejurnal.bppt.go.id , tanggal mengunduh 30 Januari 2012
Sasse, L. 2009. Desentralised Wastewater Treatment in Developing Countries. Delhi: Bremen Overseas
Research and Development Association.