Anda di halaman 1dari 13

PERENCANAAN DAUR ULANG AIR LIMBAH MENJADI AIR

BERSIH PADA TERMINAL GSN

Tugas Akhir E-Devation

Disusun Oleh

Nama Peserta : Sion Michael Siagian


Unit Kerja : Head Office Regional 3
Divisi / Sub Divisi : Operasi/HSSE

PROGRAM MAGANG MAHASISWA BERSERTIFIKAT

PT PELABUHAN INDONESIA (PERSERO)


BATCH II TAHUN 2022

IDENTITAS PEMAGANG

Nama Lengkap : Sion Michael Siagian


Tempat, Tanggal Lahir : Medan, 15 Oktober 2001
Alamat : Jl. Lembaga Pemasyarakatan Gg. Rezeki
No. 2, Sunggal, Deli Serdang, Sumatera
Utara
Agama : Kristen Protestan
Pendidikan : S-1
Email : michaelsion927@gmail.com
HALAMAN PERSETUJUAN

Laporan Tugas Akhir dengan Judul Perencanaan Daur Ulang Air Limbah
Menjadi Air Bersih pada Terminal GSN telah disetujui oleh Pembimbing
Utama PMMB PT. Pelindo Regional III
A. Latar Belakang

Pelabuhan Tanjung Perak merupakan pelabuhan utama yang ada di utara


kota Surabaya. Pelabuhan ini terdiri dari beberapa terminal yang memiliki jenis
pelayanan yang berbeda. Salah satu terminal yang ada pada pelabuhan Tanjung
Perak sendiri adalah Terminal Gapura Surya Nusantara (GSN). Terminal GSN
sendiri merupakan terminal keberangkatan dan kedatangan penumpang yang
dikelola oleh PT. Pelindo Reg III. Pelabuhan Tanjung Perak yang merupakan pusat
dari PT. Pelindo Reg III secara tidak langsung juga membuat terminal GSN menjadi
penghubung utama pelabuhan di reg III dengan pelabuhan-pelabuhan Indonesia
lainnya. Selain itu juga, terminal GSN sendiri juga dilabeli sebagai terminal
penumpang termewah di Indonesia. Hal ini bukan tanpa alasan, sebagai terminal
pertama dengan dua buah garbata untuk kapal serta terminal yang menjadi rute dari
kapal feri Surabaya-Makassar dan Surabaya-Banjarmasin mengharuskan terminal
ini untuk fasilitas yang mendukung untuk dapat menyokong kebutuhan para
penumpang (Rahman dkk, 2022). Hal tersebut yang menyebabkan fasilitas yang
disediakan Terminal GSN menjadi fasilitas termewah jika dibandingkan terminal
kapal lainnya di Indonesia.

Pelabuhan sendiri tak lepas dari menghasilkan air limbah. Untuk air limbah
yang diolah IPAL pada terminal GSN sendiri bersumber dari Surabaya North Quay
serta terminal penumpang. Penggunaan sistem sanitasi, pelayanan penumpang,
serta operasional kantor menjadi sumber utama air limbah yang diolah oleh IPAL
pada terminal GSN. Akan tetapi, pada saat ini IPAL tersebut sedang tidak aktif
sehingga air limbah tidak mampu diproses dan langsung dialirkan ke pembuangan.
Sebagai terminal yang operasionalnya cukup padat serta Surabaya North Quay
sebagai salah satu tempat wisata di Surabaya mengakibatkan kebutuhan air menjadi
cukup tinggi. Salah satu cara untuk mengatasi kebutuhan air yang cukup tinggi
adalah mendaur ulang grey water. Selain itu, penggunaan kembali air limbah
memakan biaya yang lebih murah dibandingkan menggunakan dan meningkatkan
pasokan air (Abellan dkk, 2019). Selain sebagai cara untuk penghematan biaya,
mendaur ulang greywater sendiri berpotensi membantu mempromosikan
konservasi pasokan air bersih berkualitas serta mengurangi polutan pada
lingkungan (Taemthong, 2018). Di Eropa sendiri, penerapan Arahan Pengolahan
Air Limbah Perkotaan (91-271-EEC) telah berkontribusi untuk memperoleh hasil
pengolahan air limbah dengan kualitas yang cukup tinggi sehingga dapat digunakan
kembali dengan tujuan tertentu (Voulvoulis, 2018). Namun untuk dapat
menerapkan hal tersebut diperlukan sistem pengolahan air bersih yang mumpuni.
Hal tersebut bertujuan agar kualitas air yang dibutuhkan dapat terpenuhi. Selain itu,
beberapa hal lain harus diperhatikan untuk melaksanakan hal tersebut, seperti
pengoperasian dan pemeliharaan IPAL. Pengoperasian dan pemeliharaan IPAL
yang tepat menjadi masalah utama karena meningkatnya kepedulian terhadap
pencemaran lingkungan. Untuk meningkatkan efisiensi serta kualitas IPAL, penting
untuk menggunakan model yang tepat untuk memprediksi parameter kunci tertentu
dari influen berdasarkan pengetesan yang dilakukan (Ebrahimi dkk, 2018).

Selain mempertimbangkan kualitas air yang dihasilkan, jalur perpipaan juga


penting agar kualitas air dapat terjaga pada saat penyaluran, serta debit air yang
disalurkan maksimal. Untuk menjaga jaringan perpipaan dengan sistem pengaliran
pompa yang direncanakan di kondisi yang diinginkan, diperlukan sistem
operasional serta pemeliharaan yang tepat sehingga fungsi dari sarana tersebut
dapat sesuai dengan rencana (Tuames dkk, 2015). Selain itu, dalam rangka
mengoptimalkan penyaluran air bersih, diperlukan perencanaan yang baik,
sehingga survey wilayah perlu dilakukan untuk menentukan perhitungan teknis,
jalur perpipaan air bersih, serta gambar kerja (Hasibuan & Hariati, 2017).

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang tersebut dapat diuraikan rumusan masalah yang


terdapat pada IPAL terminal GSN, hal tersebut antara lain:
1. Bagaimana kondisi eksisting IPAL Terminal GSN sehingga saat ini tidak
mampu untuk dipergunakan?
2. Apa sistem pengolahan yang diperlukan agar air limbah Terminal GSN
dapat dikelola menjadi air bersih?
3. Bagaimana cara mengintegrasikan air recycle dengan sistem penyediaan air
bersih yang sudah ada?

C. Usulan Penyelesaian Masalah


Berdasarkan rumusan masalah yang tertera diatas, maka diperlukan
penyelesaian masalah yang tepat untuk mengatasi masalah tersebut. Akan tetapi
sebelum mendapatkan solusi yang paling tepat dan detail terkait hal tersebut perlu
disusun garis besar dari tujuan inovasi terlebih dahulu dan dilakukan secara
bertahap agar solusi tersebut tidak lari dari tujuan utama, yaitu:
1. Mengevaluasi kondisi IPAL eksisting Terminal GSN agar dapat
dioperasikan kembali.
2. Merencanakan sistem pengolahan tambahan untuk mengelola air limbah
menjadi air bersih.
3. Mengintegrasikan air recycle dengan sistem penyediaan air bersih yang
sudah ada.

Setelah tujuan tersebut disusun, maka dapat dicari solusi yang tepat untuk
mencapai tujuan-tujuan yang ditargetkan. Untuk tujuan pertama, yang dapat
dilakukan sebagai solusi antara lain:
a. Menghitung debit air limbah domestik
Debit air limbah didapatkan berdasarkan data pemakaian air bersih
terminal GSN. Data penggunaan air tersebut dapat diperoleh dari data
meteran air yang ada setiap bulannya. Setelah debit penggunaan air bersih
diketahui, debit air limbah dapat diketahui dengan rumus berikut:

Qair limbah = 80% x Qair bersih

Qpeak air limbah = Qair limbah x faktor puncak

b. Menghitung kualitas air limbah setelah melewati proses pengolahan yang


ada secara teoritis
Dikarenakan kondisi IPAL di Terminal GSN yang sedang inaktif,
maka tidak dapat diketahui secara nyata kualitas efluen yang dihasilkan.
Oleh karena itu, penghitungan kualitas efluen IPAL Terminal GSN perlu
dilakukan secara teoritis, sehingga dapat diketahui nilai kemungkinan dari
kualitas efluen yang dihasilkan.
Setelah tujuan pertama telah dilakukan, maka dilakukan tujuan berikutnya,
yaitu menentukan alternatif pengolahan lanjutan berdasarkan karakteristik air
limbah setelah pengolahan dan baku mutu air di Terminal GSN. Terdapat beberapa
hal yang harus dipertimbangkan dalam menentukan pengolahan lanjutan yang
sesuai untuk mengelola efuen IPAL sebingga bisa menjadi air bersih. Hal-hal
tersebut antara lain:
 Kuantitas dan kualitas air baku
 Kemudahan pengoperasian dan ketersediaan SDM
 Jumlah lumpur
 Biaya pembangunan dan pengoperasian
 Kualitas efluen
 Kebutuhan energi
 Ketersediaan lahan

Untuk perencanaan ini sendiri diperlukan pengolahan air minum yang


mampu memenuhi kuantitas dari air baku yang akan diolah serta menghasilkan
kualitas air yang mampu untuk memenuhi standar baku mutu air bersih.
Penggunaan lahan yang tidak terlalu luas, mudahnya perawatan dan pengoperasian,
serta penggunaan energi yang tidak terlalu besar juga menjadi hal yang diharapkan
dari alternatif pengolahan yang dipilih. Selain itu biaya terkait konstruksi,
perawatan dan operasional juga menjadi faktor agar nilai investasi tidak terlalu
besar. Untuk unit pengolahan yang bisa ditambahkan sendiri ada unit pengolahan
konvensional dan non-konvensional. Untuk sistem pengolahan konvensional
sendiri terdiri dari koagulasi-flokulasi, sedimentasi, filtrasi (filter pasir cepat
ataupun filter pasir lambat), serta desinfeksi. Apabila sistem pengolahan
konvensional tersebut tidak mampu memenuhi kriteria air yang diperlukan, maka
dapat ditambahkan sistem pengolahan non-konvensional yaitu ion exchange, filter
karbon aktif, serta teknologi membran. Target kualitas air bersih yang akan
dipenuhi itu sendiri tertera pada PermenKes No. 416 Tahun 1990 yang tertera pada
tabel berikut:

Baku Mutu Untuk Air Bersih PermenKes Nomor 416 Tahun 1990
No Parameter Satuan Baku mutu

Fisika

1 Kekeruhan NTU 5

2 Warna TCU 15

3 Zat Padat terlarut mg/L 1000

4 Suhu oC suhu udara ± 3

5 Rasa Tidak berasa

6 Bau Tidak berbau

Biologi

1 Total Coliform CFU / 100 mL 0

2 E. Coli CFU / 100 mL 0

Kimiawi (Anorganik)

1 pH mg/L 0,05

2 Besi mg/L 1

3 Fluorida mg/L 1,5

4 Kesadahan (CaCO3) mg/L 500

5 Mangan mg/L 0,5

6 Nitrat mg/L 10

7 Nitrit mg/L 1

8 Sianida mg/L 0,1

9 Kromium (val 6) mg/L 0,05


No Parameter Satuan Baku mutu

10 Air Raksa mg/L 0,001

11 Arsen mg/L 0,05

12 Kadmium mg/L 0,005

13 Klorida mg/L 600

14 Selenium mg/L 0,01

15 Seng mg/L 15

16 Sulfat mg/L 400

17 Timbal mg/L 0,05

Kimiawi (Organik)

1 Aldrin dan dieldin mg/L 0,0007

2 Benzene mg/L 0,01

3 Benzo (a) pyrene mg/L 0,00001

4 Chloroform (Total Isomer) mg/L 0,007

5 Chloroform mg/L 0,03

6 2,4-D mg/L 0,10

7 DDT mg/L 0,03

8 Detergen mg/L 0,5

9 1,2-Dichloroethene mg/L 0.01

10 1,1-Dichloroethene mg/L 0,0003

11 Heptchlor dan heptachlor epoxide mg/L 0,003


No Parameter Satuan Baku mutu

12 Hexachlorobenzene mg/L 0,00001

13 Gamma-HCH (Lindane) mg/L 0,004

14 Methoxychlor mg/L 0,10

15 Pentachloropenol mg/L 0,01

16 Pestisida Total mg/L 0,10

17 2,4,6-trichorophenol mg/L 0,01

18 Zat organik (KMNO4) mg/L 10

Setelah tujuan kedua terpenuhi makan dilanjutkan ketujuan yang ketiga.


Tujuan ini berguna agar air yang telah diolah dapat secara langsung memberikan
dampak pada operasional terminal GSN. Untuk itu, diperlukan sistem mekanisme
pengaliran air bersih yang tepat, dimana dapat menggunakan sistem pengaliran
gravitasi, sistem pemompaan, maupun sistem pengolahan pengaliran yang
merupakan kombinasi dari dua sistem sebelumnya. Selain itu juga perlu
direncanakan pengadaan tandon penampungan air yang sistem perpipaannya
disatukan dengan sistem perpipaan air eksisting terminal GSN namun air yang telah
diolah tidak dapat digabung dengan sumber air utama dikarenakan apabila terjadi
kerusakan sistem, maka sumber air utama tidak akan terpengaruh oleh beban
pencemar.
DAFTAR PUSTAKA

Abellan, A. J., Ortiz, M. I. L., & Moreno, J. M. (2019). Wastewater Treatment


and Water Reuse in Spain. Current Situation and Perspectives. Water. 11(8),
1551: https://doi.org/10.3390/w11081551

Ebrahimi, A., Najafpour, G. D., Anazadeh, M., & Ghavami, M. (2018).


Optimization of Whey Treatment in Rotating Biological Contactor:
Application of Taguchi Method. Iranica Journal of Energy and
Environment, 9(2), 146-152.

Hasibuan, A. F. & Hariarti, F. (2017). Perencanaan Sistem Perpipaan Air Bersih


Kelurahan Abadi Jaya Kecamatan Sukmajaya Kota Depok. Jurnal
Rekayasa Sipil, 6(2), 69-79.

Rahman, N. M., Basuki, M., & Pranatal, E. (2022). Analisis Pelayanan


Penumpang pada Terminal Penumpang Gapura Surya Nusantara Menurut
Pm37 Tahun 2015 dengan Metode Servqual (Service Quality). Jurnal
Sumberdaya Bumi Berkelanjutan (SEMITAN), 1(1), 408-414.

Taemthong, W. (2018). Grey Water Recycling for Reuse in Toilet Flushing: A Case
Study in Thailand. Journal of Green Building, 13(1), 73-82.

Tuames, G. Y. K., Bunganaen, W., & Utomo, S. (2015). Perencanaan Teknis


Jaringan Perpipaan Air Bersih dengan Sistem Pengaliran Pompa Di Desa
Susulaku Kecamatan Insana Kabupaten Timor Tengah Utara. Jurnal Teknik
Sipil, 4(1), 1-16.

Voulvoulis, N. (2018). Water Reuse from a Circular Economy Perspective and


Potential Risks from An Unregulated Approach. Environmental Science &
Health, 2, 32-45.

Anda mungkin juga menyukai