Anda di halaman 1dari 2

Sion Michael Siagian

03211940000046
UP Bio B

Teknik Lingkungan

Bagian 2
1. Jelaskan mengenai 3 (tiga) prinsip pengolahan biologis beserta contoh.
Aerobik

Pengolahan secara biologis yang menggunakan mikroorganisme yang hidup pada aerobik atau kondisi
yang mana mikroorganisme memerlukan keberadaan oksigen bebas di lingkungannya. Prinsip ini
diperuntukan pada limbah yang beban organiknya tidak terlalu tinggi (beban organik lemah atau
beban organic sedang menuju ke lemah)

Contoh: Activated Sludge, kolam aerobic, oxidation ditch (suspended growth)

Tricking Filter, biofilter (Attached growth)

Anaerobik

Pengolahan limbah dimana tidak memerlukan, bahkan tidak boleh ada oksigen pada saat melakukan
proses penguraian bahan pencemar organic. Keberadaan oksigen sendiri bahkan dapat menjadi racun
bagi pengurainya. Prinsip pengolahan ini diperuntukkan bagi pengolahan air limbah yang berbeban
organic tinggi. Pengolahan anaerob memiliki 3, yaitu hidrolisis (bakteri hidrolisa), pembentukan asam-
asam (bakteri asetogenik), pembentukan gas (Bakteri metanogenik).

Contoh: Septic tank, ABR (IPAL-IPAL komunal), kolam anaerobic, inhaff tank (kinerja kurang
baik), Upflow Anaerobic Sludge Blanket (UASB) (Suspended Growth)

Anaerobik Filter (Attached Growth)

Anoxic

Prinsip pengolahan ini merupakan pengolahan yang terjadi pada kondisi dimana sudah tidak terdapat
oksigen bebas di lingkungan, sehingga mikroorganisme yang berfungsi sebagai pengolah air limbah
harus melepaskan senyawa oksigen terikat dalam bentuk senyawa nitrit atau nitrat, yang mana proses
tersebut dikenal dengan nama denitrifikasi. Proses ini sendiri lebih dikenal sebagai pengolahan
kombinasi.

Pengolahan ini sendiri terjadi apabila senyawa nitrat pada air limbh berlebih, sehingga perlu diubah
menjadi wujud gas

Contoh: Activated Sludge dengan proses nitrifikasi dan denitrifikasi

2. Jelaskan mengenai fase pertumbuhan biomassa (mikroorganisme) serta hubungannya


dengan penurunan polutan pada proses pengolahan air limbah secara biologis.
Fase pertumbuhan biomassa terdiri atas beberapa fase, yaitu:

Fase lag :Merupakan fase adaptasi pada lingkungan baru. Waktu generasi
mikroorganisme lama, dengan laju pertumbuhan nol. Ukuran sel
serta laju aktifitas metabolisme berada pada kondisi maksimum.

Fase percepatan :Waktu generasi menurun serta laju pertumbuhannya meningkat.

Fase eksponensial :Waktu generasi konstan dan berada pada titik minimal. Untuk laju
pertumbuhan spesifik berada pada kondisi maksimum dan konstan.
Untuk laju konsversi substrat berada pada kondisi maksimum dan
pertambahan jumlah mikrobaterjadi secara eksponensial.

Fase pertumbuhan menurun :Waktu generasi mengalami serta laju pertumbuhan spesifik
mengalami penurunan yang diakibatkan adanya penurunan dari
konsentrasi subtrat secara perlahan.

Fase stasioner :Terjadi penurunan yang tajam pada konsenstrasi substrat serta
terdapat akumulasi dari senyawa toksik hasil proses metabolisme.
Pada kondisi ini seolah-olah terjadi keseimbangan diantara laju
kematian dan pertumbuhan.

Fase endogeneous :Terjadi respirasi dan metabolisme endogeneous, laju kematian


meningkat dan terjadi “cell lysis”.

Hubungan antara pertumbuhan biomassa dengan penurunan polutan adalah, saat awal fase,
khusunya fase percepatan, sel-sel bertumbuh dengan sangat cepat. Alasan sel-sel ini tumbuh dengan
sangat cepat salah satunya adalah terdapat sumber makanan yang melimpah bagi mereka, yaitu
polutan tersebut, sehingga saat pertumbuhan mikroorganisme semakin meningkat, maka akar terjadi
penurunan pada kandungan polutan di air limbah, dan saat kandungan polutan menurun secara
drastis, bahkan hingga habis, disitulah titik laju kematian biomassa meningkat akibat kada polutan
yang menurun.

Anda mungkin juga menyukai