Anda di halaman 1dari 19

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Air limbah rumah tangga dan pengelolaannya merupakan salah
satu prioritas dalam pengelolaan lingkungan di kota-kota di Indonesia,
sebab apabila pengelolaan air limbah rumah tangga tidak dilaksanakan
dengan baik maka dapat mengakibatkan pencemaran lingkungan dan
mengganggu kenyamanan serta bahaya penyakit bagi masyarakat sekitar.
Manajemen pengelolaan air limbah terdiri dari beberapa aspek yang saling
terkait. Seluruh aspek dalam pengelolaan air limbah memerlukan
kerjasama dan koordinasi dalam kegiatan baik pada perencanaan,
pelaksanaan, pengorganisasian dan pengawasan.
Di Indonesia hasil pemantauan kualitas air yang dilaksanakan
melalui program Prokasih masih menunjukkan tingginya kadar polutan di
badan air. Air mempunyai karakteristik fisik dan kimiawi yang sangat
mempengaruhi kehidupan organisme di dalamnya. Apabila terjadi
perubahan kualitas perairan, terutama oleh bahan pencemaran lingkungan,
maka keseimbangan hidup organisme yang ada di perairan tersebut bahkan
kehidupan manusia pada khususnya dapat terganggu. Pencemaran
lingkungan air sebaiknya dikendalikan pada tingkat awal dari suatu proses
pencemaran yang terjadi. Apabila tingkat pencemaran air sangat dominan,

maka pencegahan dan penanggulangannya memerlukan biaya yang sangat


mahal (Sugiharto, 2008).
Maka dari itu mahasiswa Poltekkes Kemenkes Yogyakarta
melakukan kunjungan ke IPAL Sewon guna untuk menambah wawasan
serta pengetahuan dalam bidang pengelolaan limbah domestik yang tidak
hanya komunal melainkan secara regional. Karena pada IPAL Sewon
sendiri telah mengolah limbah sebagian besar dari kota Yogyakarta.
B. Rumusan Masalah
1. Apa yang anda ketahui tentang IPAL Sewon, Bantul?
2. Bagaimana pengolahan air limbah di IPAL Sewon, Bantul?
3. Apa saja kendala- kendala yang ditemui di IPAL Sewon, Bantul?
4. Bagaimana pemantauan kualitas air di IPAL Sewon, bantul?
C. Tujuan
1. Untuk mengetahui tentang IPAL Sewon, Bantul
2. Untuk mengetahui Pengolahan air limbah di IPAL Sewon, Bantul
3. Untuk mengetahui kendala-kendala yang ditemui di IPAL Sewon,
Bantul
4. Untuk mengetahui pemantauan kualitas air di IPAL Sewon, Bantul.

BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Pengertian IPAL
IPAL adalah suatu perangkat peralatan teknik beserta
perlengkapannya yang memproses / mengolah cairan sisa

proses produksi pabrik, sehingga cairan tersebut layak dibuang


ke lingkungan.
B. Tujuan IPAL
Tujuan IPAL yaitu untuk menyaring dan membersihkan
air yang sudah tercemar dari baik domestik maupun bahan
kimia industri.
C. IPAL Sewon
IPAL Sewon dibangun mulai awal Januari 1994 Desember 1995 dan beroperasi pada tahun 1996. Berdirinya
IPAL Sewon ini karena mendapat hibah dari Pemerintah Jepang
senilai Rp. 59 M. IPAL ini dibangun diatas lahan seluas 6,7 Ha
di dusun Cepit, Pendowoharjo, Sewon, Bantul.
Sistem IPAL ini menjangkau kurang lebih 1250 hektar
daerah pelayanan atau sekitar 110.000 penduduk dengan
18.420 sambungan yang terdiri atas 17.330 sambungan rumah
tangga dan 1.090 sambungan non rumah tangga. Luas lahan
IPAL Sewon ini adalah 6, 7 hektar. Wilayah pelayanan IPAL
Sewon meliputi seluruh Kota Yogyakarta, sebagian wilayah
Kabupaten Bantul (5 kecamatan) dan sebagian Kabupaten
Bantul (3 kecamatan).
IPAL ini dibangun untuk mengolah limbah rumah
tangga (kamar mandi, air cucian, WC, dapur). Proses
Pengolahan secara Biologi dengan Laguna Aerasi Fakultatif.
Instalasi Pengolahan Limbah ini bertujuan untuk mencegah
bibit penyakit yang ditimbulkan oleh kotoran2 yang mencemari

air permukaan tersebut. Instalasi Pengolahan Limbah ini sangat


sederhana, pengendalian operasi yang mudah dan kebutuhan
energi

yang

minimal.

diolah/dimurnikan

dalam

Limbah

kota

instalasi

yang

telah

pengolahan

akan

dikeluarkan ke sungai Bedog melalui sebuah pipa beton dan


kanal saluran terbuka. Sungai Bedog termasuk dalam
Pengendalian salura limbah golongan II yang dinyatakan dalam
Kep.Men LH, dan BOD5 keluaran berada dibawah nilai 50
mg/L.

Kontribusi IPAL Sewon adalah :


1. Aspek Lingkungan
Mengurangi pencemaran

air

kebersihan air sungai dari limbah.


2. Aspek kesehatan
Mengurangi
penyakit,

meningkatkan

tanah,

menjaga

gizi,

meningkatkan kemampuan anak-anak dan meningkatkan


produktivitas kerja.
3. Aspek citra
Mempertahankan citra Jogja sebagai kota budaya.
IPAL SEWON sejak tahun 2009 berstatus BALAI IPAL
merupakan Unit Pelaksana Teknis Daerah PU PERUMAHAN dan
ESDM, berdasarkan Perda. No. 6 tahun 2008 tentang Organisasi
dan Tata Kerja Dinas Daerah Provinsi DIY, dan Peraturan
Gubernur no. 36 tahun 2008 tentang rincian tugas dan fungdi dinas
dan UPTD pada Dinas PU, perumahan dan ESDM Provinsi DIY.

Dasar hukum yang digunakan oleh IPAL SEWON ini


adalah :
1. Perda Prov. DIY no. 6 th. 2008 tentang Organisasi dan Tata
Kerja Dinas Daerah Daerah DIY.
2. Peraturan Gubernur no. 36 th 2008 tentang Organisasi dan
Tata Kerja UPTD dan UPT Lembaga Teknis Daerah Daerah
DIY.
3. Peraturan Gubernur no. 41 th. 2008 tentang rincian tugas
dan fungsi dinas dan UPTD pada Dinas PU, Perumahan dan
ESDM Daerah DIY.

BAB III
METODE PELAKSAAN
A. Waktu Pelaksanaan
Hari, tanggal : Selasa, 09 Juni 2015
Waktu
: 09.0 11.00 WINB
Lokasi
: Balai IPAL, Jalan Bantul KM 6, di Dusun Cepit,
Pendowoharjo, Sewon, Bantul, Yogyakarta.

B. Hasil Kunjungan
1. Proses Pengolahan air pada IPAL Sewon
Pengolahan air limbah yang digunakan untuk mengolah limbah
domestik di IPAL Sewon Bantul adalah dengan proses pengolahan
secara fisika biologi dan tidak menggunakan proses secara kimia.
Pengolahan air limbah di IPAL Sewon Bantul dapat dikelompokkan
sebagai berikut :
a. Pengolahan pendahuluan (pre treatment)
Pengolahan pendahuluan yang

digunakan

meliputi

saringan jeruji,saringan kasar, bak equalisasi dan pengandap pasir


(grift chamber).

b. Pengolahan pertama (primary treatment)


Pengolahan pertama adalah pengolahan yang bertujuan
untuk menghilangkan zat padat tercampur di dalam air limbah
melalui pengendapan atau pengapungan.
c. Pengolahan kedua (secondary treatment)
Pengolahan kedua yang digunakan dalam pengolahan air
limbahdomestik di IPAL Sewon Bantul adalah aerasi dan
pertumbuhan bakteri.
d. Pengolahan lanjut (Ultimate disposal)
Pengolahan lanjut yang digunakan dalam pengolahan air
limbah domestik di IPAL Sewon Bantul adalah pengolahan
lumpur agar dapat dimanfaatkan kembali.
2. Unit pengolahan air limbah
Unit pengolahan air limbah yang digunakan dalam IPAL
Sewon Bantul meliputi:
a. Saluran pembawa

Air limbah yang dialirkan sebelum masuk IPAL akan


dilewatkan pada saluran pembawa. Saluran pembawa berbentuk
lingkaran terbuat dari betondengan diameter 100 - 130 cm.
b. Rumah pompa
Rumah pompa terdiri dari :
1) Bak equalisasi (equalition pond)
Tujuan bak equalisasi dalam IPAL :
a) Untuk menjaga sistem pengolahan biologis

dari

pembebanan bahan organik yang berfluktuasi.


b) Untuk mengawasi derajat pH
c) Untuk meredam aliran yang masuk bagi sistem
pengolahan fisik.
d) Untuk memberikan aliran yang kontinyu pada sistem
pengolahan

biologis

saat

IPAL

sedang

tidak

dioperasikan.
e) Untuk memberikan kontrol kapasitas aliran air limbah
yang lebih merata.
f) Mencegah masuknya konsentrasi zat beracun yang tinggi
dalamsistem pengolahan biologis.
Bak equalisasi di dalam IPAL dirancang secara
khusus sebagai bagian dari rumah pompa, sehingga dari luar
fungsinya tidak terlihat begitu jelas.
2) Saringan jeruji
Saringan jeruji terletak sebelum pompa angkat.
Berfungsi untuk memisahkan kotoran-kotoran seperti tas-tas
plastik dan bahan terapung lainnya dalam aliran masuk.
Kotoran-kotoran tersebut dipisahkan secara manual dengan
penggaruk aluminium dari ayakan jeruji dan dibuang minimal
sehari sekali.

3) Water indicator level


Water indicator
ketinggian

air

limbah

level
yang

berfungsi
akan

menunjukkan

diolah

dan

jenis

pengoperasian pompa. Ada dua jenis pengoperasian pompa


berdasarkan ketinggian air :
a) Operasi pompa otomatis
b) Operasi pompa manual
Jika ada peningkatan air limbah yang terjadi pada saat
hujan deras maka air limbah secara langsung dibuang ke
sungai menggunakan by pass, karena kualitas air limbah
telah memenuhi effluen standar yang dapat diterima oleh
badan air penerima.
4) Pompa angkat
Pompa angkat jenis ulir (screw) berjumlah tiga buah
dengan kapasitas 10,7 m3/menit. Dimana dua unit operasional
dan satu unit sebagai cadangan. Keuntungan menggunakan
pompa ulir:
a) Saluran air limbah lanjutan tidak tersumbat oleh kotorankotoran tas-tas plastik dan bahan-bahan terapung lainnya.
b) Mampu menurunkan beban BOD air limbah sampai
dengan 30%.
c) Menghilangkan buih-buih tidak masuk ke dalam kolam
fakultatif.
c. Bak penangkap pasir (Grift Chamber)
Grift Chamber digunakan untuk menyaring pasir, batu
atau kerikil dan material kecil lainnya dari limbah cair. Partikel
yang diendapkan pada grift chamber mempunyai berat jenis yang
besar dan terdiri dari partikel-partikel anorganik dan organik.
Pada umumnya partikel yang diendapkan pada grift chamber

adalah pasir. Grift chamber di IPAL Sewon Bantul berjumlah satu


buah dua jalur dan dilengkapi dengan :
1) Pompa pasir
Pompa pasir yang digunakan berjenis pompa celup
(submersible pump) dengan spesifikasi alat berdiameter alat
100 x 1 m3/menit x15 m x 5,5 kw.
2) Siklon pemisah
Siklon pemisah yang digunakan memiliki spesifikasi
alat diameter 100 x 1 m3/menit dan berjumlah dua buah.
Siklon pemisah ini dihubungkan langsung dengan pipa
keluaran

dari

pompa

pasir. Tanah

dan

pasir

yang

dikumpulkan pada dasar grift chamber dihisap bersama


kotoran oleh pompa pasir yang dipisahkan menjadi padatan
dan cairan di dalam siklon pemisah, lalu tanah dan pasir yang
sudah dipisah ditimbun pada ruang dasar siklon.
3) Saringan kasar Saringan kasar yang digunakan berjumlah dua
buah dengan spesifikasi alat W 2000 x 40 mm (ukuran mesh).
Berfungsi untuk menghilangkan kotoran-kotoran plastik dan
kotoran mengapung lainnya yang lolos dari saringan jeruji.
Kotoran tersebut dihilangkan dari saringan kasar dengan cara
manual dengan penggaruk aluminium satu atau dua kali
dalam sehari.
d. Laguna aerasi fakultatif
Laguna aerasi fakultatif merupakan salah satu jenis
pengolahan air limbah secara biologis dengan memanfaatkan tiga
jenis bakteri, yaitu bakteri aerob, anaerob dan fakultatif (aerobanaerob) untuk mendegradasi kandungan bahan pencemar yang

terdapat dalam air limbah. Laguna aerasi fakultatif dirangkai


dalam dua kolam pararel dan tiap kolam terdiri dari dua buah
kolam atau laguna, dengan demikian semuanya berjumlah empat
kolam atau laguna. Tiap kolam dilengkapi denganaerator berjenis
surface aeration dan waktu tinggal air limbah dilaguna aerasi
fakultatif 5,5 hari. Laguna aerasi fakultatif juga dilengkapi
dengan :
1) Aerator Aerator yang digunakan berjumlah empat buah, type
surfaceaeration dengan spesifikasi alat diameter 2000 x 48
rpm x 30 Kw. Aerator dioperasikan berdasarkan laju alir
masukan kotoran. Meskipun laju alir masukan dari kotoran
lebih kecil dari laju alir rancangan, kotoran harus tetap
diumpan ke saluran laguna. Jikalaju alir masukan dari
kotoran 80% lebih kecil dari harga rancangan, maka dapat
dioperasikan hanya satu kolam saja (No.1-1/1-2 atau No. 21/2-2). Pada kasus ini aerator No. 1-1/1-2 atauNo. 2-1/2-2
harus dioperasikan.
2) Kapal utama unit pembuangan lumpur
Kapal utama unit pembuangan lumpur satu buah
dengan spesifikasi alat W 2300 x L 6000 X H 1000 bertenaga
mesin. Berdasarkan harga rancangan 3300 m3 (110.000 orang
dalam daerah layanan dan menghasilkan lumpur 30
L/orang.th : (110.000 orang x 30 L/org.th x 1000 = 3300
m3/th) lumpur per tahun akan terkumpul dalam laguna aerasi
fakultatif. Alat pembuang lumpur yang digunakan terdiri dari

10

atas sebuah unit penghisap dengan kapasitas 20 m3/jam


(kandungan 20% padatan dan 80 % cairan) pada sebuah kapal
utama.
3) Indikator ikan
Ikan digunakan sebagai bioindikator terhadap tingkat
pemulihan kualitas air melalui proses pengolahan. Jika ikan
yang dijadikan indikator mati, maka hal itu menunjukkan
bahwa kualitas air limbah masih jelek.
e. Kolam pematangan
Air limbah yang telah diolah di kolam fakultatif dialirkan
ke kolam pematangan dengan maksud untuk menstabilkan air
limbah sebelum dibuang ke badan air. Kolam pematangan terdiri
dari dua sistem yang dirangkai secara pararel dengan kolam
fakultatif. Setelah penghilangan kotoran organik dan bakteri
collon bacilli, limbah olahan selanjutnya di alirkan ke dalam
Sungai Bedog melalui pipa beton dan saluran terbuka.
f. Tempat pengeringan lumpur (sludge drying bed)
Lumpur yang terkumpul dari dalam laguna aerasi
fakultatif di buang ke tempat pengeringan dengan menggunakan
unit pembuangan lumpur setahun sekali. Tempat pengeringan
lumpur keseluruhannya terdiri dari 25 kolam, dibagi menjadi tiga
bagian. Bagian No. 1 terdiri dari 9 kolam dan bagian No.2/No.3
masing-masing terdiri dari 8 kolam. Kapasitas efektif dari satu
kolam sekitar 240 m3. Jika konsentrasi lumpur 20 % maka
kapasitas unit pembuangan lumpur adalah 20 m3/jam. Sehingga
satu kolam pengering akan penuh dalam dua hari jika waktu

11

operasi 6 jam/hari. Lumpur yang berada pada tempat pengeringan


lumpur terbagi menjadi lapisan atas yang jernih dan lumpur yang
kental pada bagian bawah. Batang penutup dipindahkan untuk
mengeluarkan lapisan atas yang jernih dari tempat pengeringan.
Operasi seperti ini diulangi untuk mengentalkan lumpur hingga
cairan tidak dapat dipisahkan lagi. Setelah lumpur dikeringkan
dengan panas matahari sampai bisa dikeluarkan dengan
pengeruk/sekop. Setelah dikeringkan di terik matahari 2-3 bulan,
lumpur kering dibawa dengan sebuah lori dan dibuang di tempat
pembuangan lumpur.
3. Proses pengolahan air buangan
Air limbah domestik yang berasal dari kota Yogyakarta
dansebagian Kabupaten Sleman serta Kabupaten Bantul dialirkan
melalui jaringan pipa yang telah ada pada jaman Belanda. Sistem
jaringan pipa yang menuju ke IPAL juga dilengkapi dengan pipa
penggelontor.
Fungsi dari pipa penggelontor adalah untuk melarutkan
sampah-sampah

yang

ada

dalam

pipa-pipa

yang

tidak

disingkirkanakan menghambat laju aliran air limbah ke IPAL. Air


penggelontor diambil dari empat inlet, yaitu Dam Bendolele, Dam
Pogung, Dam Prawirodirjan dan Selokan Mataram. IPAL sebagai
tujuan akhir merupakan titik terendah dibandingkan dengan jaringan
pipa keseluruhan, sehingga jaringan pipa air limbah ini memanfaatkan
sistem pengaliran secara gravitasi dalam pengaliran air limbahnya.
Limbah kota (kotoran) dipompakan ke dalam grift chamber dengan

12

menggunakan pompa angkat. Sebelum pompa angkat tersebut


dipasangi jeruji untuk melindungi pompa dari kerusakan akibat bendabenda besar seperti sampah. Pompa angkat tersebut jenis ulir (screw).
Pompa tersebut menghisap limbah secara kontinu tanpa tersumbat oleh
kotoran-kotoran yang terbawa aliran limbah. Pada IPAL ini dipasang
tiga buah pompa, dimana satu buah sebagai cadangan. Pompa jenis
screw dapat dikendalikan secara otomatis berdasarkan kuantitas air
limbah yang mengalir.
Dengan pompa angkat limbah kotor dituangkan ke dalam grift
chamber dimana kotoran-kotoran kasar dan berat seperti tanah dan
pasir akan mengendap. Keluaran dari grift chamber dialirkan
kesaringan kasar untuk menangkap kotoran-kotoran seperti kantung
plastik, ranting kayu dan kotoran lainnya akan mengendap dan
berkumpul di dasar grift chamber. Kotoran tersebut kemudian dialirkan
dengan menggunakan pompa celup (submersible pump) dan akan
dipisahkan dari limbah cair dan padatan dengan menggunakan siklon
pemisah. Kemudian padatan ditampung dalam hooper yang berada
dibawah siklon dan dibuang secara berkala, sedangkan limbah cair
dikembalikan ke dalam grift chamber. Limbah kotor yang telah diolah
secara fisik tersebut diumpankan melalui tangki distribusi ke laguna
aerasi fakultatif.
Laguna aerasi fakultatif dibagi dalam dua jalur dan tiap jalur
terdiri dari dua kolam yang dirangkai secara seri. Di dalam laguna
aerasi fakultatif, kotoran-kotoran organik yang terkandung dalam

13

limbah kotor akan diuraikan dan dihilangkan secara biokimiawi


dengan bantuan bakteri aerobik dan anaerobik. Pada permukaan laguna
aerasi fakultatif, aerator mekanis dipasang sebagai pemasok oksigen,
kemudian kotoran organik diuraikan oleh bakteri aerobik secara
bersamaan pada bagian dasar atau bawah laguna yang tidak
mengandung oksigen terjadi penguraian kotoran organik oleh bakteri
anaerobik. Setelah penghilangan kotoran organik dilaguna aerasi,
limbah olahan tersebut dialirkan ke kolam pertumbuhan seperti halnya
laguna aerasi fakultatif, kolam pertumbuhan juga terdiri dari dua
sistem yang dirangkai secara pararel. Setelah penghilangan kotoran
selanjutnya dialirkan ke dalam Sungai Bedog melalui pipa beton dan
saluran terbuka. Lumpur yang mengendap di dasar laguna aerasi
fakultatif, diurai oleh bakteri anaerobik dan lumpur tersebut harus
dikuras atau dihisap setiap satu sampai dua tahun sekali secara vakum
dengan menggunakan ejector udara.
Lumpur yang terkumpul dihisap dan kemudian ditampung di
dalam bak-bak pengeringan lumpur. Kemudian lumpur dikeringkan
secara alamiah, selanjutnya lumpur kering tersebut dimusnahkan di
tempat pengolahan limbah padat yang berada di luar lahan pengelolaan
limbah kota ini.
4. Rangkuman
Pengolahan air limbah di IPAL SEWON diawali dengan
masuknya air limbah melalui sambungan rumah dan pipa lateral
(Arsenering Kota) ke dalam IPAL SEWON. Di IPAL SEWON aliran

14

limbah masuk melalui lubang control, dimana pada lubang ini terdapat
saringan kasar yang akan menyaring benda-benda besar seperti (kasur,
sepatu, sandal, baju , ranting dan lain-lain) agar tidak ikut masuk dan
menyumbat pipa pengolahan. Setelah itu air limbah masuk dan akan
diangkat oleh pipa tipe ulir pada rumah pompa dan mengalirkan ke bak
pengendap pasir. Pada bak pengendap pasir (pasir dan krikil halus)
yang termuat dalam air limbah akan diendapkan. Setelah diendapkan
air limbah ini akan masuk kedalam kolam fakultatif dimana pada bak
ini terjadi proses bakteri aerob dan anaerob sehingga bahan polusi
organis dalam air limbah akan terdegradasi atau teruraikan oleh bakteri
tersebut. Setelah masuk kolam fakultatif terdapat 2 pengolahan yang
berbeda yaitu pengolahan air limbah dan pengolahan lumpur yang
terbentuk. Air limbah setelah melalui kolam fakultatif akan memasuki
kolam pematangan dimana terjadi proses pengurangan dan penjernihan
bakteri coliform dengan bantuan sinar UV yang kemudian setelah
dikurangi bakteri coliform pada limbah maka limbah sudah boleh
dibuang ke badan air yaitu sungai Bedog. Sedangkan untuk lumpur
yang terbentuk dari proses kolam fakultatif (degradasi bakteri aerob
dan anaerob) akan dikumpulkan dan disedot dengan alat penyedot dan
dipindahkn ke bak pengering lumpur dengan vacuum truck. Untuk
kemudian lumpur kering tersebut akan dimanfaat sebagai pupuk
tanaman.

15

BAB IV
PENUTUP

A. Kesimpulan
1. Balai IPAL Sewon Bantul merupakan temapat pengolahan air yang
berasal dari aktifitas Rumah Tangga yaitu air buangan kamar mandi,
kloset, mencuci dan memasak.
2. Bagian bagian IPAL sewon bantul sudah sangat lengkap.mulai dari
tahap awal hingga tahap pengelolalan akhir. Hal ini menunnjukkan
bahwa IPAL Sewon Bantul dikategorikan IPAL yang baik dan lengkap.
3. Hasil olahan di Balai IPAL di buang ke sungai Bedog standar dengan
air golongan B yang diperuntukkakn untuk irigasi pertanian.
Berdasarkan Surat Keputusa Gibernur DIY baku mutu golongan B,
yaitu BOD 30 mg/liter dan lumpur kering dimanfaatkan untuk pupuk
tanaman.

B. Saran
1. Lumpur yang sudah kering tersebut sebaiknya dapat dimanfaatkan
menjadi pupuk yang sudah siap pakai dengan cara pengepakan dan
apabila lumpur tersebut tidak mengandung B3 (Bahan Beracun dan
Berbahaya)

16

2. Bagi pengelola IPAL Sewon Bantul bisa lebih ditingkatkan kembali


fasilitas-fasilitas pendukung yang belum tersedia di IPAL Sewon
Bantul.

DAFTAR PUSTAKA

Feri dan Astuti. 2010. Manajemen Pengelolaan Air Limbah. Yogyakarta. UGM

17

Mara dan Cairncross, 1994. Pemanfaatan Air Limbah & Ekskreta Patoakan untuk
perlindungan Kesehatan Masyarakat. Bandung : ITB. Universitas Udayana
http://setonc.blogspot.com/2013/07/makalah-balai-ipal-sewon-bantul.html

LAMPIRAN

18

19

Anda mungkin juga menyukai