ABSTRAK
Pabrik Tahu “3 Saudara” Malang memiliki kapasitas produksi per hari sebanyak 1500 -
2000 kg kedelai per hari yang menghasilkan limbah cair hasil proses pengolahan sebesar
39,78 - 58,96 m3/hari dengan kandungan BOD5, COD, TSS dan pH berturut – turut
sebesar 4526 mg/L, 26000 mg/L, 1259 mg/L dan 4,5. Berdasarkan baku mutu limbah cair
yang telah ditentukan oleh pemerintah, maka dibutuhkan suatu perencanaan Instalasi
Pengolahan Air Limbah (IPAL) untuk mengatasi limbah cair pabrik tahu. IPAL dapat
menggunakan kombinasi biofilter anaerobik – aerobik karena limbah cair pabrik tahu dapat
terurai secara biologis dengan peranan mikroorganisme. Hasil pengolahan air limbah oleh
IPAL yang direncanakan tidak menghasilkan lumpur dengan kandungan BOD5, COD, TSS
dan pH berturut – turut sebesar 51,95 mg/L, 296,40 mg/L, 1,20 mg/L dan 7,5.
Kata kunci : Limbah cair pabrik tahu, IPAL, biofilter anaerobik – aerobik, baku mutu,
mikroorganisme
ABSTRACT
"3 Saudara" Malang’s tofu factory has a production capacity per day of 1500 - 2000 kg
soybean and release 39.78 to 58.96 m3 / day wastewater with quality BOD5, COD, TSS
and pH respectively are 4526 mg / L, 26000 mg / L, 1259 mg / L and 4.5. Based on effluent
quality standards set by the government, there should be need a planning about
Wastewater Treatment Plant (WWTP). WWTP can used a combination of anaerobic -
Aerobics with biofilter because a tofu wastewater is biodegradable with the action of
microorganisms. The results of wastewater treatments by WWTP planned does not release
any sludge and estimated of BOD5, COD, TSS and pH respectively are 51.95 mg / L,
296.40 mg / L, 1.20 mg / L and 7.5.
Keywords : Tofu factory wasterwater, WWTP, biofilter anaerobic – aerobic, effluent
standard, microorganism
2002). Tingginya kandungan bahan
organik pada limbah Tahu dapat
1. PENDAHULUAN mengakibatkan rusaknya ekosistem
badan air penerima air limbah. Oleh
Industri Tahu merupakan salah satu
karena itu dibutuhkan adanya
industri pangan yang berpotensi dalam
perencanaan Instalasi Pengolahan Air
pencemaran air dari limbah cair yang
limbah untuk dapat mengatasi
dihasilkannya. Produksi Tahu masih
permasalahan air limbah tersebut.
dilakukan dengan teknologi yang
Pengolahan dasar untuk mengatasi
sederhana dengan rendahnya tingkat
limbah cair tahu dapat berupa pengolahan
efisiensi penggunaan air dan bahan baku
secara aerobik, anaerobik, membrane bio-
kedelai serta menghasilkan produksi
reactor technology dan kombinasi
limbah sangat tinggi. Tahu dibuat dengan
pengolahan anaerobik – aerobik (Zhao,
bahan baku utama berupa kedelai dan
membutuhkan banyak air dalam setiap 2012). Dalam pemilihan proses
tahapan proses pembuatannya. pengolahan yang akan digunakan harus
Kandungan bahan-bahan organik pada mempertimbangkan kelebihan maupun
limbah cair industri tahu umumnya kekurangan dari masing – masing sistem
sangat tinggi dan bersifat pengolahan.
biodegradable.aSenyawa - senyawa Pokok permasalahan yang dapat
organik di dalam air buangan tersebut diidentifikasi adalah tidak adanya usaha
dapat berupa protein, karbohidrat, lemak, pengolahan limbah cair dari proses
dan minyak dengan komposisi 40 - 60% produksi Tahu dan limbah cair yang
protein, 25 – 50% karbohidrat, dan 10% dialirkan menuju badan sungai belum
lemak (Azizah dkk, 2005) memenuhi standar baku mutu air limbah
Limbah cair yang dihasilkan setiap berdasarkan Keputusan Gubernur Jawa
proses pembuatan tahu mempunyai debit Timur Nomor 72 tahun 2013 tentang
yang cukup besar. Untuk setiap 1 kg Baku Mutu Air Limbah Bagi Industri
bahan baku kedelai dibutuhkan rata-rata dan/atau Kegiatan Usaha Lainnya.
45 liter air dan akan dihasilkan limbah Tujuan dari penelitian ini adalah
cair berupa whey tahu sebanyak 43.5 liter untuk mengetahui debit dan kandungan
(Nuraida dalam Amir Husin 2008). Whey limbah cair dari proses produksi Tahu
merupakan produk sampingan dari pada Pabrik Tahu “3 Saudara” Malang
produksi tahu. Meskipun mengandung untuk mendapatkan desain IPAL dengan
oligosakarida, protein dan isoflavon, yang kombinasi biofilter anaerobik – aerobik
dapat diisolasi dan dapat digunakan yang sesuai, sehingga diharapkan dapat
menjadi produk fungsional kembali, mengurangi pencemaran oleh air limbah
namun saat ini whey tidak dimanfaatkan yang masuk ke Sungai Bocek di
tetapi langsung dibuang sebagai aliran Kecamatan Karangploso Kabupaten
limbah. whey tahu bisa menyebabkan bau Malang.
tak sedap dan pencemaran permukaan
dan air tanah (Hernandez, 2012). Whey 2. METODE PENELITIAN
mengandung bahan-bahan organik berupa - Lokasi Penelitian
protein, karbohidrat dan lemak yang Penelitian dilakukan di Pabrik Tahu
tinggi (Nurhasan dan Pramudyanto, 1987 “3 Saudara” Malang yang terletak di
dalam Amir Husin 2008). Limbah cair Desa Bocek Kecamatan Karangploso
tahu dengan karateristik mengandung Kabupaten Malang Jawa Timur.
bahan organik tinggi, suhu mencapai
40°C - 46°C, kadar BOD5 (6000 – 8000
mg/l), COD (4500 – 14000 mg/l), TSS
dan PH yang tinggi pula (Herlambang,
Gambar 1. Lokasi Penelitian
- Metode Analisa Pertimbangan Pemilihan Desain
Langkah-langkah metode analisa IPAL
yang dilakukan dalam pembuatan jurnal Berdasarkan hasil perhitungan
ini adalah sebagai berikut : didapatkan suatu desain Instalasi
Pengumpulan data Pengolahan Air Limbah (IPAL) guna
Sumber data yang diperlukan d mengolah limbah cair hasil produksi tahu
berupa data kualitas air limbah dan data yang kemudian desain IPAL ini dapat
debit air limbah hasil produksi. dijadikan rekomendasi desain IPAL yang
Pengambilan data kualitas air limbah sesuai untuk diterapkan pada Pabrik Tahu
dilakukan sebanyak tiga kali yaitu pada “3 Saudara” Karangploso Malang.
tanggal 26 April 2016, 23 Agustus 2016 Pertimbangan – pertimbangan dalam
dan 30 Agustus 2016 saat jam puncak pemilihan desain IPAL diantaranya
produksi dengan mengasumsikan semua adalah sebagai berikut :
proses produksi sedang berlangsung Area lahan kosong yang terbatas (± 375
sehingga sampel telah mewakili kondisi m2) sehingga perlu dicari desain IPAL
sebenarnya. Pengambilan data debit air yang compact yang memungkinkan
limbah dilakukan selama tujuh hari pada diletakkan dibawah permukaan tanah
tanggal 19 – 24 April 2016 saat proses sehingga lahan bagian atas dapat
produksi berlangsung yaitu pada pukul dimanfaatkan untuk keperluan lainnya.
08.00 – 16.00 WIB. Desain IPAL harus mampu mencegah
bau yang ditimbulkan dari limbah cair
Pengolahan data maupun akibat proses pengolahan
Melakukan perhitungan prediksi debit limbah cair pada IPAL untuk menjaga
air limbah. Perhitungan berdasarkan kenyamanan lingkungan sekitar,
hasil pengukuran debit air limbah sehingga desain IPAL harus tertutup
yang dilakukan setiap jam dan pada dari segi konstruksinya.
setiap jam diperoleh sepuluh data Industri Tahu merupakan jenis usaha
debit yang nantinya data tersebut menengah kebawah, sehingga modal
akan di rata-rata untuk mendapatkan yang dimiliki relatif sedikit. Sehingga
nilai debit pada setiap jam. Debit desain IPAL yang dipilih harus yang
yang digunakan adalah debit rerata memiliki biaya operasional dan
harian maksimum yang terjadi pada perawatan yang murah.
hari puncak. Desain IPAL harus mampu mengatasi
Membandingkan data kualitas air fluktuasi atau lonjakan debit (kuantitas)
limbah (nilai parameter BOD, COD, maupun kualitas limbah cair akibat
TSS, dan pH) dengan standar baku peningkatan jumlah produksi, sehingga
mutu air limbah sesuai dengan hasil pengolahan IPAL dapat
peraturan Gubernur Jawa Timur memenuhi baku mutu air limbah yang
Nomor 72 Tahun 2013, untuk telah ditentukan.
selanjutnya apabila data kualitas air
limbah melebihi standar baku mutu 3. HASIL DAN PEMBAHASAN
maka dilakukan perencanaan Instalasi - Perhitungan Debit Limbah Cair
Pengelolaan Air Limbah (IPAL). Tabel 1. Perhitungan Debit Limbah Cair
Data kualitas air yang dipilih untuk Rerata Harian Maksimum
perencanaan desain IPAL adalah data Hari Biasa Hari Puncak
Hari
kualitas air yang paling tinggi (m3/hari) (m3/hari)
(maksimum). Senin 32,42 40,93
Selasa 39,78 58,96
Rabu 35,81 53,72
Kamis 33,72 49,35
Jum’at 32,90 50,58
Sabtu 38,35 57,53
Hari Biasa Hari Puncak Tabel 2. Hasil Analisa Kualitas Limbah
Hari
(m3/hari) (m3/hari)
Minggu 38,44 57,67
Cair Pabrik Tahu
Debit Parameter A B C D
39,78 58,96
Maksimum (mg/L) (mg/L) (mg/L) (mg/L)
Sumber : Hasil Pengukuran pH 4,5 4,5 4,5 6–9
Perhitungan debit dengan cara BOD5 4526 4176 3926 150
pengukuran langsung di lapangan COD 16000 21800 26000 300
dilakukan di lapangan pada saat jam-jam TSS 828,5 1259 318,8 100
produksi. Pengukuran debit berlangsung
Sumber : Hasil Analisa
selama 8 jam mulai pukul 08.00 – 16.00
WIB selama 7 hari (19 – 24 April 2016). Keterangan :
Proses pengukuran dilakukan setiap satu A : Hasil Analisa I (26 April 2016)
jam sekali dan setiap pengukuran B : Hasil Analisa II(23 Agustus 2016)
dilakukan sebanyak 10 kali untuk C : Hasil Analisa III (30 Agustus 2016)
mendapatkan keberagaman data debit, D : Baku Mutu Limbah Cair
sehingga dalam satu hari pengukuran Dari hasil analisa pada kualitas
didapatkan 80 data debit limbah cair. limbah cair pada Tabel 2, dapat diketahui
Data debit rata-rata harian selama satu bahwa kualitas limbah cair hasil proses
minggu (pada hari puncak / 1,5 kali dari produksi tahu belum memenuhi baku
debit hari biasa) yang nantinya hasil mutu limbah cair berdasarkan Peraturan
pengukuran akan dibandingkan dengan Gubernur Jawa Timur No.72 Tahun 2013
perhitungan debit berdasarkan kebutuhan sehingga perlu diadakan suatu
air untuk proses produksi dan dipilih data perencanaan Instalasi Pengolahan Air
yang paling maksimum sebagai dasar Limbah (IPAL) yang sesuai yang dapat
perencanaan kapasitas Instalasi diterapkan pada pabrik tahu.
Pengolahan Air Limbah (IPAL).
Rekapitulasi perhitungan debit limbah Penentuan Desain IPAL
cair berdasarkan pengukuran langsung Desain proses IPAL untuk limbah
disajikan pada Tabel 1. cair pabrik tahu didasarkan pada kriteria
Dari perhitungan debit limbah cair kebutuhan pada lokasi studi. Menurut
rerata harian maksimum pada Tabel 1 kajian teori pada bab sebelumnya dan
dapat diketahui debit maksimum pada beberapa penelitian yang telah dilakukan,
hari biasa sebesar 39,78 m3/hari dan pada maka didapatkan desain proses sebagai
hari puncak sebesar 58,96 m3/hari, maka berikut:
debit maksimum yang digunakan untuk a Air limbah hasil proses produksi tahu
perencanaan Instalasi Pengolahan Air akan dialirkan menuju bak pemisah
Limbah (IPAL) yaitu 39,78 m3/hari dan lemak. Bak ini direncanakan dapat
58,96 m3/hari. menurukan kadar TSS sebesar ±5%.
b Selanjutnya air limbah akan dialirkan
Penentuan Kualitas Limbah Cair menuju bak ekualisasi. Bak ini
Pengambilan sampel kualitas limbah didesain untuk menampung air
cair dilakukan dengan cara grab sampling limbah, menstabilkan aliran air
pada outlet Pabrik Tahu “3 Saudara” limbah.
Malang pada saat jam puncak produksi c Air limbah yang telah stabil debitnya
dengan pertimbangan pada saat jam akan dialirkan menuju bak
puncak seluruh proses produksi sedang
pengendapan awal untuk
dilakukan. Hasil Analisa Kualitas Limbah
Cair disajikan pada Tabel 2. mengendapkan padatan (lumpur)
yang terdapat pada air limbah. Bak
pengendapan awal ini direncanakan
memiliki effisiensi pengolahan Keterangan :
sebesar 25%. A : Bak Pemisah Lemak
d Air limbah yang telah dipisahkan dari B : Bak Ekualisasi
lemak dan setelah stabil debitnya C : Pompa Bak Ekualisasi
akan dialirkan menuju bak anaerobik D : Bak Pengendapan Awal
dengan biofilter. Effisiensi penurunan E : Bak Anaerobik
zat organik pada bak ini direncanakan F : Bak Aerobik
sebesar ±80%. G : Bak Penjernih
e Air limpasan dari bak kontaktor
anaerob dialirkan ke bak kontaktor Untuk menghitung kapasitas rencana
aerob. Didalam bak kontaktor aerob dibutuhkan data – data sebagai berikut :
ini diisi dengan media biofilter, a Debit (Q) :40,00 ~ 60,00 m3/hari
sambil diaerasi atau dihembus dengan b BOD5 maks : 4526 mg/l
udara sehingga mikro organisme yang c COD maks :26000 mg/l
ada akan menguraikan zat organik d Konsentrasi TSS : 1259 mg/l
yang ada dalam air limbah. Bak e Konsentrasi pH : 4,5
aerobik ini direncanakan memiliki f Baku mutu BOD5 : 150 mg/l
effisiensi penurunan zat organik g Baku mutu COD : 300 mg/l
sebesar ±95%. h Baku mutu TSS : 100 mg/l
f Limbah cair yang telah diolah dalam i Baku mutu pH : 6,0 – 9,0
bak kontaktor aerobik kemudian akan j Lama produksi : 8 jam
dialirkan menuju bak pengendap
akhir atau bak penjernih yang telah - Bak Pemisah Lemak
ditanami ikan sebagai indikator air Rencana Desain
limbah secara biologis. Lumpur yang Desain bak pemisah lemak
terdapat pada bak penjernih akan direncanakan dengan proses – proses
disirkulasi denga memecah lumpur sebagai berikut :
tersebut dengan memompakan a Bak pemisah lemak/skimmer diren-
kembali meuju bak aerobik. Proses canakan untuk mengurangi beban
tersebut akan berlangsung terus bahan organik yaitu lemak.
menerus selama pengolahan. b Minyak/lemak yang telah menga-
g Air limbah selanjutnya akan dialirkan pung ke permukaan limbah cair
menuju bak penjernih. Didalam bak kemudian akan di dikikis dengan
ini lumpur aktif yang mengandung menggunakan scraper dengan jangka
massa mikroorganisme diendapkan waktu 1 – 2 minggu sekali atau
dan dipompa kembali ke bagian inlet bergantung pada jumlah
bak aerasi dengan pompa sirkulasi minyak/lemak yang dihasilkan dari
lumpur. Pada bak ini terjadi proses produksi. Scraper dapat
penurunan BOD dan COD sebesar menggunakan alat – alat sederhana
±5% dan TSS sebesar ±90%. seperti stainless pipih panjang, kayu,
h Air limbah siap dialirkan ke badan air serok, maupun alat bantu lainnya.
(sungai). c Pengikisan akan dilakukan secara
manual dikarenakan lemak/minyak
dari limbah cair pabrik tahu relatif
sedikit.