ABSTRAK
Pabrik Tahu FIT Malang memiliki kapasitas produksi sebanyak 910 kg kedelai per harinya
dengan limbah cair hasil produksi sebesar 20,753 m3/dt yang langsung dibuang ke badan penerima
air tanpa pengolahan terlebih dahulu. Hasil uji laboratorium menyebutkan bahwa kandungan BOD,
COD, TSS, dan pH pada limbah cair tahu belum memenuhi baku mutu yang berlaku sehingga
diperlukan adanya upaya untuk meminimisasi dampak negatif pada badan penerima air dengan
merencanakan instalasi pengolahan air limbah serta memanfaatkan potensi limbah cair menjadi
sumber daya berupa biogas. Pada perencanaan ini dibutuhkan dua jenis data yaitu data debit limbah
cair serta data kualitas air. Pengukuran debit limbah cair tahu dilakukan pada saluran outlet pabrik
selama tujuh hari pada saat jam produksi di setiap jamnya. Untuk pengambilan sampel limbah
dilakukan dengan cara sesaat (grab sampling) dengan pemilihan waktu pada saat produksi
mencapai jam puncak. Dari hasil perencanaan didapatkan tahapan pengolahan yaitu bak ekualisasi,
digester anaerobik, bak pengendapan awal, biofilter anaerobik-aerobik, dan bak pengendapan akhir.
Dari proses pengolahan tersebut akan diperoleh hasil effluent yang mampu memenuhi baku mutu
sehingga layak dibuang ke badan penerima air. Perkiraan effluent hasil pengolahan sebesar BOD =
10,53 mg/L, COD = 128,19 mg/L, TSS = 3,96 mg/L dan pH = 7,5. Perkiraan perolehan biogas
secara teoritis yang diperoleh dari nilai COD sebesar 516,31 m3 untuk setiap harinya.
Kata Kunci: limbah cair tahu, IPAL, digester anaerobik, biofilter anaerobik-aerobik, biogas
ABSTRACT
FIT Tofu Industry Malang has production capacity of 910 kg soybeans per day release 20,753
m3/s wastewater that directly discharged to the water without first processing. The results of
laboratory tests mentioned that BOD, COD, TSS, and pH in tofu wastewater are far from the
quality standards specified so that there is an effort to minimize the negative impact on the water
recipient by planning the wastewater treatment installation and utilizing the potential of wastewater
into a alternative resource namely biogas. In this planning required two types of data that is
wastewater discharge data and water quality data. Measurement of wastewater discharge is carried
out on the outlet channel for seven days at the hour of production in each hour. For wastewater
sampling is used by grab sampling with the election time when production reaches peak hour. The
results of wastewater planning, the processing stage is equalization, anaerobic digester, pre-settling
basin, anaerobic-aerobic biofilter, and final settling basin. From the processing process will be
obtained the effluent results that is able to meet the quality standards so that proper discharged to
the recipient water. The estimated effluent of processing result is BOD = 10,53 mg/L, COD =
128,19 mg/L, TSS = 3,96 mg/L and pH = 7,5. The theoretical estimation of biogas obtained from
the COD value are 516.31 m3 for each day.
Keywords: tofu wastewater, WTI, anaerobic digester, anaerobic-aerobic biofilter, biogas
PENDAHULUAN yang dihasilkan mengandung gas metana
Industri tahu merupakan salah satu (50-70% volume), karbondioksida (30-
industri pangan yang berpotensi dalam 40%), serta sejumlah kecil gas seperti H2,
pencemaran air dari limbah cair yang H2S, uap H20, dan nitrogen (Romli, M.
dihasilkannya (Mufida, 2015). Besarnya dan Suprihatin, 2009). Biogas dapat
pemakaian air pada proses produksi tahu dimanfaatkan sebagai bahan bakar
menghasilkan limbah cair dengan debit pengganti minyak tanah dan LPG.
yang cukup besar yaitu 12 m3/ton kedelai Efisiensi pada proses digester
(Zamroni, 2004 dalam Wagiman, 2006) anaerobik hanya berkisar antara 60-90%
dan kandungan bahan organiknya juga saja, sehingga hal ini masih menjadi
tinggi seperti COD sebesar 5000-8000 sumber pencemaran lingkungan
mg/L (Wagiman, 2001 dalam Wagiman, mengingat kandungan senyawa organik
2006). Selain pencemaran air, bau yang pada limbah cair tahu sangat tinggi. Suatu
dihasilkan dari limbah cair tahu sangat alternatif pengolahan limbah yang cukup
busuk sehingga mengganggu sederhana agar lebih efisien kinerjanya
kenyamanan masyarakat sekitar dalam adalah dengan menggunakan pengolahan
beraktivitas. sistem kombinasi biofilter anaerobik-
Berdasarkan Peraturan Gubernur aerobik.
Jawa Timur Nomor 72 Tahun 2013 Pengolahan air limbah dengan
Tentang Baku Mutu Air Limbah Bagi biofilter anaerobik lebih efisien dalam
Industri dan/atau Kegiatan Usaha mereduksi senyawa organik yang tinggi,
Lainnya untuk industri berbahan dasar namun effluent yang dihasilkan masih
kedelai, parameter yang digunakan mengandung metana dan amonia
adalah BOD, COD, TSS, dan pH sehingga menimbulkan bau busuk.
sehingga kualitas limbah yang dihasilkan Sehingga ditambahkan biofilter aerobik
harus memenuhi keempat kriteria untuk mereduksi senyawa organik yang
tersebut. tersisa, serta menghilangkan bau yang
Pabrik Tahu FIT Malang merupakan dihasilkan dari proses sebelumnya
salah satu industri tahu dengan kapasitas dengan penambahan oksigen.
produksi cukup besar yaitu 910 kg Tujuan dari penelitian yang
kedelai/hari yang belum melakukan dilakukan untuk mendapatkan desain
pengolahan terhadap limbah cair tahu IPAL yang sesuai untuk memberi
yang dihasilkannya. Oleh karena itu masukan kepada Pabrik Tahu FIT
diperlukan suatu instalasi pengolahan air Malang agar melakukan pengolahan
limbah (IPAL) yang ramah lingkungan terhadap limbah cair yang dihasilkan
serta dengan memanfaatkan potensi sehingga air limbah dapat dibuang secara
sumber daya yang dihasilkan dari limbah layak ke badan penerima air karena telah
cair tahu. Kandungan COD yang tinggi memenuhi baku mutu yang ditentukan
pada limbah cair tahu berpotensi untuk oleh pemerintah.
menghasilkan biogas. Biogas dapat
diproduksi dari proses pengolahan secara METODOLOGI PENELITIAN
anaerobik (Faisal dkk., 2016). Lokasi Studi
Dalam perencanaan ini akan Lokasi penelitian berada di Pabrik
digunakan pengolahan secara biologis Tahu FIT Malang yang terletak di Desa
menggunakan sistem anaerobik dan Bocek, Kecamatan Karangploso,
aerobik. Untuk pengolahan awal Kabupaten Malang. Letak geografis
menggunakan digester anaerobik agar Pabrik Tahu FIT berada pada koordinat
dihasilkan biogas dari proses degradasi 7º52’45,5” Lintang Selatan dan
senyawa organik oleh bakteri 112º35’28,8” Bujur Timur Adapun peta
metanogenik tanpa adanya udara. Biogas lokasi dapat dilihat pada Gambar 1.
BOCEK
Keterangan:
A : Saluran Pembuangan Limbah Cair pada
1.0 m
Muka tanah asli
0.6 m
Dinding beton K275 t=15 cm 0.2 m 0.2 m Balok sloof (15 x 20 cm)
0.2 m
dengan waterproofing 0.2 m 0.5 m Media biofilter honey comb
(120 x 50 x 60 cm) Pasangan batu kali
0.05 m 0.2 m Pasangan batu kosong
0.05 m Rak penyangga beton Pasir urug
(5x5 cm) Lantai kerja Beton K275, t=15cm
0.3 m
dengan waterproofing
0.6 m
2.0 m 0.15 m 2.0 m 0.15 m 2.3 m 0.15 m 2.7 m 0.15 m 1.3 m 0.15 m 2.0 m 0.15 m
DAFTAR PUSTAKA
Faisal, M., Gani, Asri, & Daimon,
Hiroyuki. 2016. Effect Of Organic
Loading On Production Of Methane
Biogas From Tofu Wastewater Treated
By Thermophilic Stirred Anaerobic
Reactor. Rayasan. Vol. 9 (2): 133 –
138
Metcalf & Eddy. 2003. Wastewater
Engineering Treatment and Reuse.
Fourth Edition. International Edition.
New York: McGraw-Hill.
Mufida, D. K., Sholichin, M., Cahyani,
C. 2015. Perencanaan Instalasi
Pengolahan Air Limbah (IPAL)
Dengan Menggunakan Kombinasi
Sistem Anaerobik-Aerobik Pada
Pabrik Tahu “DUTA” Malang. Jurnal
Pengairan.