Jl. Tole Iskandar Komplek Ruko Sukmajaya No. 17 Telp. 021-77823891 Fax. 021-77823891
Term Of Reference
(T O R)
KEGIATAN
PENYUSUNAN DOKUMEN
ANALISIS MENGENAI DAMPAK LINGKUNGAN
HIDUP
(AMDAL)
TERMINAL JATIJAJAR
KOTA DEPOK
Term of
Reference (T O R)
PENYUSUNAN DOKUMEN
ANALISI DAMPAK LINGKUNGAN
(AMDAL)
TERMINAL JATIJAJAR
KOTA DEPOK
TAHUN 2011
Secara administratif Kota Depok terdiri dari 11 Kecamatan, 63 Kelurahan dengan luas
wilayah 200,29 km2 atau 20.029 ha. Secara geografis letak Kota Depok berada di
Selatan DKI Jakarta dan sebelah Utara Kabupaten Bogor serta kota-kota lain yang ada di
sekitarnya. Kemudahan aksesibilitas untuk menuju kota-kota yang ada di sekitarnya
adalah melalui jaringan jalan.
Pada tahun 2003 penduduk Kota Depok mencapai 1,2 juta. Berdasarkan data (BPS)
tahun 2007 penduduk Kota Depok 1,4 juta jiwa dan pada tahun 2009 mencapai 1,5 juta
jiwa. Salah satu faktor pendorong pertumbuhan penduduknya adalah lebih disebabkan laju
pertumbuhan migrasi (penduduk komuter) dari wilayah sekitarnya.
Pada dasarnya, pembangunan fasilitas perkotaan terbentuk melalui proses sosial ekonomi
dan budaya yang berlangsung terus menerus. Sarana-prasarana untuk mendukung
mobilitas penduduk adalah transportasi baik berupa moda, jaringan jalan dan terminal.
Pembangunan terminal sebagai fasilitas kota merupakan tempat (node) transfer mobilitas
penduduk yang datang dan pergi ke tempat lain baik di dalam maupun di luar perkotaan.
Fasilitas perpindahan penumpang angkutan umum dapat didefinisikan suatu tempat
dimana terdapat fasilitas bagi penumpang agar dapat naik ke atau turun dari angkutan
umum.
Hingga saat ini (tahun 2010), Kota Depok memiliki satu buah terminal tipe B (luas 1,5
ha) terletak di pusat Kota Depok, yang memiliki akses langsung ke Jalan Raya Margonda.
Hingga kini Terminal Margonda (Tipe B ini) masih beroperasi, dengan kondisi yang sudah
tidak layak lagi, baik dari segi kapasitas maupun fungsinya, terutama untuk kendaraan bus
yang melayani Antar Kota Dalam Provinsi (AKDP) dan kendaraan bus yang melayani
Antar Kota Antar Provinsi (AKAP).
Berdasarkan letak dan luasnya serta banyaknya arus lalu lintas yang keluar masuk dari
dan ke lokasi Terminal Margonda di Kota Depok ini, menyebabkan kinerja sistem
transportasi semakin menurun. Kondisi ini mendasari pemerintah Kota Depok untuk
merencanakan pembangunan Terminal Tipe A yang berlokasi di Jatijajar.
Rencana pembangunan Terminal Jatijajar Kota Depok diusulkan sebagai Terminal Tipe A
seluas 10,12 ha dengan tujuan untuk mengatasi permasalahan angkutan penumpang
yang cenderung padat dan terpusat di Kota Depok.
Pemilihan lokasi dan tipe terminal adalah berdasarkan Studi Kelayakan Terminal Jatijajar
sesuai arahan Pengembangan Sub Pusat Kota dalam RTRW Kota Depok, (Bappeda
Kota Depok, 2001), Surat Keputusan Gubernur Jawa Barat No. 551.22/Kep.146-
Sarek/2005 tentang Penetapan Lokasi Terminal dan Keputusan Menteri Perhubungan No.
31/1995, serta berdasarkan SK Dirjen Perhubungan Darat No. SK.371/AJ.101/DRJD/2008
tentang Penetapan Lokasi Terminal Penumpang Tipe A di Kota Depok .
Berdasarkan uraian di atas, rencana pembangunan Terminal Jatijajar (Terminal Tipe A) ini
telah sesuai dengan rencana pengembangan sub sub-pusat Kota Depok, yaitu Sub-Pusat
Kota pada BWK Jatijajar yaitu di dalam Rencana Tata Ruang Wilayah Kota Depok 2000 –
2010 hasil revisi sesuai Peraturan Daerah (Perda) Kota Depok No. 2 tahun 2009
tentang Perubahan Perda No. 12 Tahun 2001 tentang Rencana Tata Ruang Wilayah
Kota Depok Tahun 2000 – 2010.
1.2. TUJUAN DAN KEGUNAAN AMDAL
Tujuan dan kegunaan dari Penyusunan AMDAL bidang Perhubungan (sub sector
Prasarana Transportasi, sub- sektor terminal adalah sebagai berikut:
1.2.1. Tujuan
1. 3. DASAR HUKUM
Dasar hukum yang digunakan sebagai acuan penyususnan dokumen AMDAL Terminal
Jatijajar adalah:
1.3.1. Undang-Undang
Jenis kegiatan yang akan dilakukan penyusunan dokumen AMDAL ini adalah Kegiatan
Pembuatan Dokumen AMDAL Terminal Jatijajar Tipe A di Kota Depok.
8. Melaksanakan sidang KA
Tenaga ahli yang diperlukan dalam studi ini terdiri dari ketua tim dan tenaga ahli yang
mempunyai pengalaman dibidang masing-masing sesuai dengan keahliannya, yaitu
dengan ketentuan sebagai berikut :
a. Team Laeder (Ketua Tim-S2) 1 Orang
b. Ahli Biologi / lingkungan 1 Orang
c. Ahli lingkungan Fisika- Kimia 1 Orang
d. Ahli Sosial Budaya dan/ Kesmas 1 Orang
e. Tenaga Pendukunga Adminstrasi/ Sekretaris 1 Orang
f. Tenaga Pendukung Surveyor 2 Orang
Tenaga ahli untuk ketua tim dengan latar belakang pendidikan S-1/S-2 Ilmu Lingkungan
dan atau yang sudah memiliki sertifikat AMDAL B (penyusun), sertifikat kompetensi
sebagai ketua team leader dan sertifikat lingkungan lainnya, dengan pengalaman lebih
dari 7 tahun, serta minimal sudah 5 kali menjadi Ketua Tim AMDAL, tugas dan tanggung
jawab:
Ahli Fisik-kimia mempunyai latar belakang pendidikan S-1/S-2 Ilmu Lingkungan atau
kajian fisik-kimia pengalaman minimal 5 tahun memiliki sertifikat AMDAL A dan sertifikat
lingkungan lainnya, dengan tugas dan tanggung jawab antara lain:
Mengidentifikasi permasalahan dan dampak yang terjadi dan akan terjadi terkait
dengan operasional proyek terhadap komponen lingkungan fisik-kimia.
Melakukan pengumpulan dan mengkaji data yang berkaitan dengan dampak
pada aspek fisik-kimia: seperti ketata-ruangan, perubahan penggunaan lahan
dan debit limpasan serta kualitas lingkungan yang akan terjadi.
d. Ahli Sosekbudkesmas
Ahli Sosial dan atau kesmas, mempunyai latar belakang pendidikan S-1 dengan
pengalaman dibidang sosial lebih dari 4 tahun, dengan tugas dan tanggungjawab:
e. Tenaga Pendukung
Tenaga pendukung yang membantu dalam penyusunan dokumen ini adalah tenaga
administrasi (minimal SMU) dan dua orang tenaga surveyor (minimal SMU).
Biaya Penyusunan Dokumen AMDAL Terminal Jatijajar Tahun Anggaran 2011 adalah
sebesar Rp. 250.000.000,00.