Anda di halaman 1dari 55

SURAT EDARAN

DIREKTUR JENDERAL SUMBER DAYA AIR


Nomor : 02 / SE / D / 2020

PERUBAHAN LAMPIRAN I
SURAT EDARAN DIREKTUR JENDERAL SUMBER DAYA
AIR NOMOR 02 / SE / D / 2019 TENTANG PETUNJUK
TEKNIS PROGRAM PERCEPATAN PENINGKATAN TATA
GUNA AIR IRIGASI (P3-TGAI)

Direktorat Bina Operasi dan Pemeliharaan


Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat
-4-

LAMPIRAN
SURAT EDARAN DIREKTUR JENDERAL SUMBER
DAYA AIR
NOMOR 02/SE/D/2020
TENTANG
PERUBAHAN LAMPIRAN I SURAT EDARAN
DIREKTUR JENDERAL SUMBER DAYA AIR
NOMOR 02/SE/D/2019 TENTANG PETUNJUK
TEKNIS PROGRAM PERCEPATAN PENINGKATAN
TATA GUNA AIR IRIGASI
BAB I
PENDAHULUAN
I. Latar Belakang
P3-TGAI dilaksanakan untuk mendukung kedaulatan pangan nasional
sebagai perwujudan kemandirian ekonomi dengan menggerakkan sektor
strategis ekonomi domestik sebagaimana termuat dalam program nawa
cita ke tujuh melalui pemberdayaan masyarakat petani dalam perbaikan
jaringan irigasi, rehabilitasi jaringan irigasi dan peningkatan jaringan
irigasi secara partisipatif di wilayah pedesaan.
Perbaikan jaringan irigasi, rehabilitasi jaringan irigasi dan peningkatan
jaringan irigasi secara partisipatif tersebut merupakan bagian dari
pemberdayaan masyarakat petani secara terencana dan sistematis untuk
meningkatkan kinerja pengelolaan jaringan irigasi. Proses pemberdayaan
dimulai dari perencanaan, pelaksanaan konstruksi, pengawasan, dan
pengelolaan jaringan irigasi dengan melibatkan peran serta masyarakat
sebagai pelaksana kegiatan.
Sehubungan dengan perkembangan pandemik Corona Virus Disease 2019
yang selanjutnya disebut Covid-19 dan menindaklanjuti arahan Presiden
Republik Indonesia pada tanggal 15 Maret 2020 terkait upaya pencegahan
Covid-19 serta mempertimbangkan adanya penetapan Covid-19 sebagai
Kejadian Luar Biasa (KLB) oleh Kementerian Kesehatan Republik
Indonesia perlu dilakukan upaya pencegahan penyebaran dan dampak
Covid-19 dalam penyelenggaraan P3-TGAI.
-5-

Upaya pencegahan dan penanganan Covid-19 bertujuan untuk


mewujudkan keselamatan konstruksi termasuk keselamatan dan
kesehatan kerja, keselamatan publik, dan keselamatan lingkungan pada
setiap tahapan penyelenggaraan kegiatan P3-TGAI.

II. Sasaran
Sasaran dari P3-TGAI yaitu:
1. Pemberdayaan P3A/GP3A/IP3A dalam kegiatan teknis perbaikan
jaringan irigasi, rehabilitasi jaringan irigasi dan peningkatan
jaringan irigasi;
2. Perbaikan jaringan irigasi untuk mengembalikan kondisi dan
fungsi saluran dan/atau bangunan irigasi seperti semula secara
parsial;
3. Rehabilitasi jaringan irigasi untuk perbaikan jaringan irigasi guna
mengembalikan fungsi dan pelayanan irigasi seperti semula; dan
4. Peningkatan jaringan irigasi untuk meningkatkan fungsi dan
kondisi jaringan irigasi yang sudah ada atau kegiatan menambah
luas areal pelayanan pada jaringan irigasi yang sudah ada dengan
mempertimbangkan perubahan kondisi lingkungan daerah irigasi.

III. Prinsip dan Pendekatan


P3-TGAI dilaksanakan berdasarkan prinsip:
1. Partisipatif
Partisipasi masyarakat petani dalam pengembangan dan
pengelolaan sistem irigasi yang diwujudkan mulai dari pemikiran
awal, pengambilan keputusan, dan pelaksanaan kegiatan dalam
pembangunan, peningkatan, operasi, pemeliharaan dan
rehabilitasi.
Partisipasi masyarakat petani dapat diwujudkan dalam bentuk
sumbangan pemikiran, gagasan, waktu, tenaga, material, dan
dana.
2. Transparansi
Manajemen dan administrasi penggunaan dana diketahui oleh
-6-

seluruh anggota masyarakat petani yang terlibat.


3. Akuntabilitas
Kegiatan program yang dilaksanakan oleh masyarakat petani
harus dapat dipertanggungjawabkan dalam hal ketepatan
sasaran, waktu, pembiayaan, dan mutu pekerjaan.
4. Berkesinambungan
Hasil kegiatan yang didanai program dapat memberikan manfaat
langsung kepada masyarakat petani secara berkelanjutan
(sustainable), sehingga dapat dilanjutkan dan dikembangkan
secara mendiri oleh P3A/GP3A/IP3A.

IV. Indikator Kinerja


Indikator kinerja dalam pelaksanaan P3-TGAI meliputi:
1. Terlaksananya pemberdayaan dan partisipasi masyarakat petani
dalam kegiatan teknis perbaikan jaringan irigasi, rehabilitasi
jaringan irigasi atau peningkatan jaringan irigasi; dan
2. Meningkatnya kondisi jaringan irigasi.
-7-

BAB II
TAHAPAN PELAKSANAAN P3-TGAI

Pelaksanaan P3-TGAI terdiri atas tahapan:


a. persiapan;
b. perencanaan;
c. pelaksanaan; dan
d. penyelesaian kegiatan.
Kegiatan P3-TGAI dilaksanakan dengan memperhatikan kebutuhan, kesulitan,
dan aspirasi setiap orang baik laki-laki maupun perempuan termasuk lansia,
kelompok disabilitas, dan berkebutuhan khusus lainnya, sehingga tercipta
kesetaraan dan keadilan gender. Untuk itu akses partisipasi, kontrol dan
manfaat harus dibuka seluas-luasnya pada seluruh kelompok masyarakat
baik laki-laki, perempuan termasuk lansia, kelompok disabilitas dan
berkebutuhan khusus lainnya di setiap tahapan kegiatan.
Kegiatan dilaksanakan sesuai dengan usulan prioritas yang telah disusun
melalui proses musyawarah desa. Selain itu, pemberdayaan masyarakat petani
juga bertujuan untuk memperkuat dan meningkatkan kemandirian
masyarakat petani dalam kegiatan pengelolaan jaringan irigasi.
Dalam upaya pencegahan penyebaran Covid-19 pada pelaksanaan P3-TGAI
maka perlu adanya langkah-langkah pencegahan, penanganan, dan
pengendalian penyebaran Covid-19 dalam tahapan pelaksanaan P3-TGAI.
Selama masa penanganan penyebaran Covid-19, tata cara pencegahan,
penanganan, dan pengendalian penyebaran Covid-19 dalam pelaksanaan P3-
TGAI terdiri atas:
1. Tata cara Pelatihan/Sosialisasi/Musyawarah Desa/Rapat P3-TGAI
selama, dilakukan dengan ketentuan penyelenggara harus:
a. Melakukan pencegahan penyebaran COVID-19 dan menyediakan
fasilitas kesehatan sesuai standar dan aturan yang berlaku.
b. Melakukan penyemprotan disinfektan pada seluruh tempat
acara/pertemuan dan fasilitasnya.
-8-

c. melaksanakan secara bertahap dan membatasi jumlah peserta dengan


tetap menjaga jarak (Physical Distancing) dengan kebutuhan ruang
2,5 m2/orang.
2. Tata cara Pelaksanaan Pekerjaan Fisik P3-TGAI dilakukan dengan
ketentuan:
a. Melaksanakan pekerjaan dengan membatasi jumlah pekerja dengan
cara menjaga jarak (Physical Distancing) minimal 2 m antar pekerja;
b. Para pekerja menggunakan masker dan pencuci tangan (air, sabun
dan hand sanitizer);
c. Pengawas Lapangan/TPM memulangkan pekerja yang terindikasi
memiliki suhu tubuh diatas 38 derajat Celcius;
d. Dalam hal ditemukan pekerja di lapangan sebagai Orang Dalam
Pemantauan (ODP) COVID-19, maka pelaksanaan kegiatan mengikuti
prosedur berdasarkan Instruksi Menteri Pekerjaan Umum dan
Perumahan Rakyat Nomor 02/IN/M/2020 tentang Protokol
Pencegahan Penyebaran COVID-19 Dalam Penyelenggaraan Jasa
Konstruksi.
Tahap pelaksanaan kegiatan P3-TGAI sebagaimana dapat dilihat pada Gambar
1.
-9-

Gambar 1 :
Bagan Alir Kegiatan P3-TGAI

Mulai A

Pembentukan TTP Sosialisasi Kegiatan P3-TGAI di


Tingkat Pusat

Penyusunan Petunjuk Teknis P3-TGAI


Pelaksanaan ToT kepada TPB
dan/atau KMB
Pembentukan TPB
Pelaksanaan pelatihan
(Training) kepada TPM
Pengadaan Konsultan Tingkat
Pusat dan BBWS/BWS
Pelaksanaan Sosialisasi P3-TGAI
di Tingkat BBWS/BWS
Penjaringan Usulan
Lokasi P3-TGAI

TAHAP PERSIAPAN
Pelaksanaan Sosialisasi P3-TGAI
di Tingkat Penerima P3-TGAI

Pelaksanaan Musyawarah Desa I


Validasi Lokasi Tidak
D.I. Oleh TPB Valid
Usulan Calon Penerima P3-TGAI
kepada PPK

Valid

Usulan Lokasi D.I. P3-TGAI dari


Verifikasi
Kepala BBWS/BWS ke Menteri
Calon P3A/GP3A/
melalui Direktur Jenderal SDA Tidak
tembusan ke Direktur Bina O&P IP3A Penerima
P3-TGAI oleh
KMB

SK Penetapan Lokasi D.I.


Ya
P3-TGAI
Penetapan dan Pengesahan
P3A/GP3A/IP3A
A

B
-10-

Survei Perbaikan Jaringan Irigasi, Rehabilitasi


Jaringan Irigasi atau Peningkatan Jaringan Irigasi

Pelaksanaan Musyawarah
Desa II

TAHAP PERENCANAAN
Penyusunan RKP3A/RKGP3A/RKIP3A

Usulan RKP3A/RKGP3A/RKIP3A
kepada PPK

Verifikasi
RKP3A/RKGP3A/ Tidak
RKIP3A oleh
KMB

Ya

Persetujuan RKP3A/RKGP3A/RKIP3A oleh PPK

Penandatanganan Pakta Integritas


dan Perjanjian Kerja Sama

TAHAP PELAKSANAAN
Pencairan Dana Pencairan Dana
Tahap I Tahap II

Pelaksanaan, Pemantauan, Pengawasan dan Evaluasi, Pelaporan,


dan Pendokumentasian Kegiatan Perbaikan Jaringan Irigasi,
Rehabilitasi Jaringan Irigasi atau Peningkatan Jaringan Irigasi

Musyawarah Desa III


TAHAP PENYELESAIAN KEGIATAN

Laporan Penyelesaian Pelaksanaan Kegiatan P3- TGAI

Surat Pernyataan Penyelesaian Pelaksanaan Kegiatan (SP3K) P3-TGAI

Penyerahan Hasil Pekerjaan

Pemeliharaan Pekerjaan

Selesai
-11-

1. Tahap persiapan
Tahap persiapan P3-TGAI terdiri atas:
a. pembentukan TTP
TTP ditetapkan oleh Menteri dan dapat didelegasikan kepada
Direktur Jenderal Sumber Daya Air untuk penandatanganan
pembentukan TTP.
b. penyusunan petunjuk teknis pelaksanaan P3-TGAI
TTP menyusun petunjuk teknis pelaksanaan P3-TGAI sesuai
dengan ketentuan yang tercantum dalam pedoman umum yang
ditetapkan oleh Menteri.
Petunjuk teknis pelaksanaan P3-TGAI tersebut ditetapkan oleh
Direktur Jenderal Sumber Daya Air.
c. pembentukan TPB
TPB dibentuk oleh Kepala BBWS/BWS yang terdiri atas unsur
BBWS/BWS, Dinas Pekerjaan Umum Provinsi atau dengan nama
lain atau Dinas Pekerjaan Umum Kabupaten/Kota atau dengan
nama lain, serta dapat dibantu oleh Pengamat dan Juru
Pengairan.
d. pengadaan KMP, KMB, dan TPM
Pengadaan KMP, KMB, dan TPM dilakukan melalui mekanisme
pengadaan barang dan jasa.
Untuk pengadaan KMP diproses melalui Satuan Kerja Direktorat
Bina Operasi dan Pemeliharaan.
Sedangkan untuk pengadaan KMB dan TPM diproses melalui
pengadaan barang dan jasa pada Satuan Kerja yang diberi
penugasan untuk melaksanakan P3-TGAI.
e. penjaringan usulan lokasi daerah irigasi penerima P3-TGAI
Penjaringan usulan lokasi P3-TGAI dilakukan oleh TPB untuk
menghimpun data berdasarkan surat usulan perbaikan jaringan
irigasi, rehabilitasi jaringan irigasi atau peningkatan jaringan
irigasi P3-TGAI dari Kepala Desa melalui Dinas Pekerjaan Umum
Kabupaten/Kota atau dengan nama lain.
-12-

Dalam hal usulan lokasi penerima P3-TGAI diberikan langsung


kepada BBWS/BWS atau Dinas Pekerjaan Umum Provinsi atau
dengan nama lain, maka TPB akan berkoordinasi dengan Dinas
Pekerjaan Umum Kabupaten/Kota atau dengan nama lain.
Contoh format surat usulan perbaikan jaringan irigasi, rehabilitasi
jaringan irigasi atau peningkatan jaringan irigasi P3-TGAI
sebagaimana tercantum dalam Format 1 Lampiran II Surat Edaran
Direktur Jenderal Sumber Daya Air Nomor 02/SE/D/2019.
f. validasi lokasi daerah irigasi calon penerima P3-TGAI
Validasi lokasi daerah irigasi calon penerima P3-TGAI
dilaksanakan oleh TPB untuk memastikan kelayakan lokasi
daerah irigasi calon penerima P3-TGAI.
g. penetapan lokasi daerah irigasi penerima P3-TGAI
Berdasarkan hasil validasi lokasi daerah irigasi calon penerima P3-
TGAI yang dilakukan oleh TPB, Kepala BBWS/BWS mengajukan
daftar usulan lokasi daerah irigasi penerima P3-TGAI kepada
Menteri melalui Direktur Jenderal Sumber Daya Air dengan
tembusan ke Direktur Bina Operasi dan Pemeliharaan untuk
ditetapkan dalam Keputusan Menteri Pekerjaan Umum dan
Perumahan Rakyat.
h. sosialisasi kegiatan P3-TGAI di tingkat pusat
Setelah ditetapkannya Keputusan Menteri Pekerjaan Umum dan
Perumahan Rakyat tentang penetapan lokasi daerah irigasi
penerima P3-TGAI, TTP melaksanakan sosialisasi kegiatan P3-
TGAI yang meliputi sosialisasi Pedoman Umum P3-TGAI dan
Petunjuk Teknis Pelaksanaan P3-TGAI kepada Kepala
BBWS/BWS, Kasatker, PPK, dan TPB.
i. ToT kepada TPB dan/atau KMB
ToT dilaksanakan oleh TTP kepada TPB dan/atau KMB dalam
rangka pembekalan pelaksanaan P3-TGAI.
-13-

j. pelatihan kepada TPM


Untuk memberikan pembekalan pendampingan TPM kepada
P3A/GP3A/IP3A dalam pelaksanaan P3-TGAI, TPB melakukan
pelatihan kepada TPM dengan difasilitasi oleh Kasatker.
Materi pelatihan tersebut antara lain berisi petunjuk teknis P3-
TGAI, tata cara pelaksanaan pekerjaan secara swakelola, tata cara
desain, pengawasan pekerjaan perbaikan jaringan irigasi,
rehabilitasi jaringan irigasi dan peningkatan jaringan irigasi serta
penjelasan tata cara pencegahan, penanganan, dan pengendalian
penyebaran Covid-19.
k. sosialisasi P3-TGAI di tingkat BBWS/BWS
Sosialisasi P3-TGAI di tingkat BBWS/BWS dilaksanakan oleh TPB
kepada Camat, Kepala Desa, Pengamat dan Juru Pengairan pada
daerah irigasi penerima P3-TGAI.
Materi dan topik sosialisasi P3-TGAI meliputi:
1) Penjelasan maksud, tujuan, sasaran dan prinsip pendekatan
P3-TGAI;
2) Penjelasan tahapan persiapan, perencanaan, pelaksanaan dan
tahap penyelesaian P3-TGAI;
3) Penjelasan kriteria perbaikan jaringan irigasi, rehabilitasi
jaringan irigasi atau peningkatan jaringan irigasi;
4) Penjelasan sumber dana dan mekanisme penyaluran dana;
5) Penjelasan tugas dan tanggung jawab penerima P3-TGAI; dan
6) Penjelasan tentang Pakta Integritas.
Selain materi dan topik dimaksud dan selama masa penanganan
penyebaran Covid-19, TPB juga harus menjelaskan tata cara
pencegahan, penanganan, dan pengendalian penyebaran Covid-19
kepada Camat, Kepala Desa, Pengamat dan Juru Pengairan pada
daerah irigasi penerima P3-TGAI.
Dalam hal diperlukan, BBWS/BWS dapat melibatkan TPM dalam
sosialisasi P3-TGAI di tingkat BBWS/BWS.
-14-

l. sosialisasi P3-TGAI di tingkat penerima P3-TGAI


Sosialisasi P3-TGAI di tingkat penerima P3-TGAI dilaksanakan
oleh TPM untuk memberikan penjelasan petunjuk teknis
pelaksanaan P3-TGAI dan Pakta Integritas serta tata cara
pencegahan, penanganan, dan pengendalian penyebaran Covid-19
kepada P3A/GP3A/IP3A dan aparatur desa.
Contoh format berita acara sosialisasi P3-TGAI di tingkat penerima
P3-TGAI sebagaimana tercantum dalam Format 2 Lampiran II
Surat Edaran Direktur Jenderal Sumber Daya Air Nomor
02/SE/D/2019.
m. musyawarah desa I
Musyawarah desa I dilaksanakan di tingkat desa dengan
didampingi oleh TPM untuk melakukan pemilihan dan penetapan
P3A/GP3A/IP3A calon penerima P3-TGAI serta pembentukan Tim
Swakelola. Dalam pembentukan Tim Swakelola agar melibatkan
peran perempuan.
Tim Swakelola tersebut terdiri atas:
1) Tim Perencana;
2) Tim Pembelian Bahan;
3) Tim Pelaksana; dan
4) Tim Pengawas.
Hasil musyawarah desa I tersebut dituangkan dalam berita acara.
Contoh format berita acara musyawarah desa I sebagaimana
tercantum dalam Format 3 Lampiran II Surat Edaran Direktur
Jenderal Sumber Daya Air Nomor 02/SE/D/2019.
Berdasarkan Musyawarah Desa I di atas, Ketua P3A/GP3A/IP3A
menyampaikan usulan scalon penerima P3-TGAI dan susunan
keanggotaan Tim Swakelola beserta dokumen administrasi
pendukung lainnya yang diperlukan kepada PPK.
Usalan calon penerima P3-TGAI disampaikan secara tertulis
dengan melampirkan surat pernyataan kesediaan melaksanakan
kegiatan P3-TGAI secara swakelola.
-15-

Pelaksanaan musyawarah desa I dilakukan dengan tetap


mengikuti protokol penanganan penyebaran Covid-19.
Contoh format surat usulan calon penerima P3-TGAI sebagaimana
tercantum dalam Format 4 dan contoh format surat pernyataan
kesediaan melaksanakan kegiatan P3-TGAI secara swakelola
sebagaimana tercantum dalam Format 5 Lampiran II Surat Edaran
Direktur Jenderal Sumber Daya Air Nomor 02/SE/D/2019.

n. verifikasi calon P3A/GP3A/IP3A penerima P3-TGAI


Verifikasi calon P3A/GP3A/IP3A penerima P3-TGAI dilakukan oleh
KMB.
KMB menyampaikan hasil verifikasi calon P3A/GP3A/IP3A
penerima P3-TGAI tersebut kepada PPK.
Verifikasi calon P3A/GP3A/IP3A penerima P3-TGAI tersebut
dilakukan dengan memeriksa kelengkapan administrasi.
Pelaksanaan verifikasi calon P3A/GP3A/IP3A penerima P3-TGAI
tersebut, dilakukan untuk memeriksa:

1) keabsahan administrasi identitas calon P3A/GP3A/IP3A


penerima P3-TGAI sesuai dengan persyaratan yang tercantum
dalam Petunjuk Teknis ini;

2) kelengkapan dan keabsahan data pengurus P3A/GP3A/IP3A


(dilengkapi kartu tanda penduduk masing-masing pengurus
yang masih berlaku);
3) nomor rekening pada bank pemerintah atas nama
P3A/GP3A/IP3A (bukan Bank Perkreditan Rakyat dan tidak
atas nama perseorangan); dan

4) data pengalaman dan kompetensi P3A/GP3A/IP3A dalam


melaksanakan pekerjaan perbaikan jaringan irigasi/
rehabilitasi jaringan irigasi/peningkatan jaringan irigasi.
-16-

o. penetapan dan pengesahan P3A/GP3A/IP3A


Berdasarkan hasil verifikasi calon P3A/GP3A/IP3A penerima P3-
TGAI yang dilakukan oleh KMB, PPK melakukan penetapan
P3A/GP3A/IP3A penerima P3-TGAI untuk selanjutnya disahkan
oleh Kasatker.
Contoh format surat keputusan penetapan P3A/GP3A/IP3A
penerima P3-TGAI sebagaimana tercantum dalam Format 6
Lampiran II Surat Edaran Direktur Jenderal Sumber Daya Air
Nomor 02/SE/D/2019.
2. Tahap perencanaan
Tahap perencanaan P3-TGAI terdiri atas:
a. survai perbaikan jaringan irigasi, rehabilitasi jaringan irigasi atau
peningkatan jaringan irigasi
Survai perbaikan jaringan irigasi, rehabilitasi jaringan irigasi atau
peningkatan jaringan irigasi dilaksanakan oleh P3A/GP3A/IP3A
dengan didampingi oleh TPM dengan tujuan untuk pengumpulan
data kondisi jaringan irigasi.
Pengumpulan data kondisi jaringan irigasi tersebut digunakan
untuk melakukan penyusunan usulan perbaikan jaringan irigasi,
rehabilitasi jaringan irigasi atau peningkatan jaringan irigasi, sket
lokasi, sket desain, serta rencana anggaran dan biaya.
b. musyawarah desa II untuk menentukan prioritas kegiatan
Musyawarah desa II untuk menentukan prioritas kegiatan
dilaksanakan oleh P3A/GP3A/IP3A dengan didampingi oleh TPM
bertujuan untuk menentukan prioritas perbaikan jaringan irigasi,
rehabilitasi jaringan irigasi atau peningkatan jaringan irigasi yang
akan dilaksanakan dalam kegiatan P3-TGAI.
Selain untuk menentukan prioritas kegiatan yang dilaksanakan
oleh P3A/GP3A/IP3A tersebut, musyawarah desa II juga
dilaksanakan dalam rangka mencapai kesepakatan mengenai:
1). permasalahan irigasi pada lokasi tersebut;
2). beberapa usulan penanganan masalah irigasi;
-17-

3). pemilihan upaya penanganan masalah berdasarkan urutan


prioritas dalam perbaikan jaringan irigasi, rehabilitasi
jaringan irigasi atau peningkatan jaringan irigasi kegiatan P3-
TGAI; dan
4). perumusan rencana kegiatan untuk penyusunan
RKP3A/RKGP3A/RKIP3A.
Hasil Musyawarah Desa II dituangkan dalam Berita Acara.
Pelaksanaan musyawarah desa II dilakukan dengan tetap
mengikuti protokol penanganan penyebaran Covid-19.
Contoh format berita acara pelaksanaan musyawarah desa II
sebagaimana tercantum dalam Format 7 Lampiran II Surat Edaran
Direktur Jenderal Sumber Daya Air Nomor 02/SE/D/2019.
c. penyusunan RKP3A/RKGP3A/RKIP3A
Penyusunan RKP3A/RKGP3A/RKIP3A dilaksanakan oleh
P3A/GP3A/ IP3A dengan didampingi TPM yang berisi rencana
kerja pelaksanaan P3-TGAI.
Contoh format penyusunan RKP3A/RKGP3A/RKIP3A sebagaimana
tercantum dalam Format 8 Lampiran II Surat Edaran Direktur
Jenderal Sumber Daya Air Nomor 02/SE/D/2019.
RKP3A/RKGP3A/RKIP3A tersebut meliputi:
1). sket lokasi dan sket desain
Contoh format sket lokasi sebagaimana tercantum dalam
Format 9 Lampiran II Surat Edaran Direktur Jenderal
Sumber Daya Air Nomor 02/SE/D/2019.
2). jenis dan kuantitas kegiatan perbaikan jaringan irigasi,
rehabilitasi jaringan irigasi atau peningkatan jaringan irigasi
yang akan dilaksanakan, berupa perhitungan volume
pekerjaan
Contoh format perhitungan volume sebagaimana tercantum
dalam Format 10 Lampiran II Surat Edaran Direktur Jenderal
Sumber Daya Air Nomor 02/SE/D/2019.
-18-

3). rencana anggaran dan biaya


Contoh format rencana anggaran biaya sebagaimana
tercantum dalam Format 11 Lampiran II Surat Edaran
Direktur Jenderal Sumber Daya Air Nomor 02/SE/D/2019.
Rencana anggaran dan biaya dilampiri:
a). daftar satuan bahan, material, alat bantu, dan tenaga
kerja
Contoh format harga satuan bahan, material, alat bantu,
dan tenaga kerja sebagaimana tercantum dalam Format
12 Lampiran II Surat Edaran Direktur Jenderal Sumber
Daya Air Nomor 02/SE/D/2019; dan
b). analisa harga satuan
Contoh format analisa harga satuan sebagaimana
tercantum dalam Format 13 Lampiran II Surat Edaran
Direktur Jenderal Sumber Daya Air Nomor
02/SE/D/2019.
4). jadual pelaksanaan kegiatan P3-TGAI
Contoh format jadual pelaksanaan kegiatan P3-TGAI
sebagaimana tercantum dalam Format 14 Lampiran II Surat
Edaran Direktur Jenderal Sumber Daya Air Nomor
02/SE/D/2019.
d. usulan RKP3A/RKGP3A/RKIP3A
RKP3A/RKGP3A/RKIP3A beserta lampirannya disampaikan
kepada PPK.
e. verifikasi RKP3A/RKGP3A/RKIP3A
Verifikasi RKP3A/RKGP3A/RKIP3A dilaksanakan oleh KMB dan
hasil verifikasi RKP3A/RKGP3A/RKIP3A disampaikan kepada PPK.
Pelaksanaan verifikasi RKP3A/RKGP3A/RKIP3A, meliputi:
1) pemeriksaan kelengkapan dan kesesuaian RKP3A/RKGP3A/
RKIP3A dengan kriteria perbaikan jaringan irigasi, rehabilitasi
jaringan irigasi atau peningkatan jaringan irigasi;
-19-

2) penentuan urutan prioritas kegiatan perbaikan jaringan


irigasi, rehabilitasi jaringan irigasi atau peningkatan jaringan
irigasi yang dilengkapi dengan dokumen administrasi dan
teknis (kelengkapan administrasi dan RKP3A/RKGP3A/
RKIP3A); dan
3) jenis pekerjaan yang diusulkan dalam RKP3A/RKGP3A/
RKIP3A harus sesuai dengan kemampuan teknis kelompok
masyarakat pelaksana pekerjaan.
Hasil verifikasi RKP3A/ RKGP3A/RKIP3A dilaporkan kepada PPK.
f. persetujuan RKP3A/RKGP3A/RKIP3A
Berdasarkan hasil verifikasi RKP3A/RKGP3A/RKIP3A dari KMB,
PPK memeriksa dan menyetujui RKP3A/RKGP3A/RKIP3A.
3. Tahap pelaksanaan
Tahap pelaksanaan P3-TGAI terdiri atas:
a. penandatanganan Pakta Integritas dan Perjanjian Kerja Sama.
Penandatanganan Pakta Integritas dilakukan oleh Ketua
P3A/GP3A/ IP3A dengan disetujui oleh Kepala Desa dan diketahui
oleh PPK.
Pakta Integritas tersebut dibuat dalam rangkap 3 (tiga) dengan
ketentuan:
1). rangkap pertama disimpan oleh Ketua P3A/GP3A/IP3A;
2). rangkap kedua disimpan oleh Kepala Desa; dan
3). rangkap ketiga disimpan oleh PPK.
Penandatanganan Perjanjian Kerja Sama dilaksanakan oleh Ketua
P3A/GP3A/IP3A dengan PPK.
Contoh format Perjanjian Kerja Sama sebagaimana tercantum
dalam Format 16 Lampiran II Surat Edaran Direktur Jenderal
Sumber Daya Air Nomor 02/SE/D/2019.
b. penyaluran atau pencairan dana P3-TGAI
Penyaluran atau pencairan dana P3-TGAI dilaksanakan sesuai
dengan ketentuan yang tercantum dalam BAB V.
-20-

c. pelaksanaan perbaikan jaringan irigasi, rehabilitasi jaringan irigasi


atau peningkatan jaringan irigasi
Pelaksanaan perbaikan jaringan irigasi, rehabilitasi jaringan irigasi
atau peningkatan jaringan irigasi dilaksanakan oleh
P3A/GP3A/IP3A dengan didampingi oleh TPM.
Dalam rangka pencegahan, penanganan, dan pengendalian
penyebaran Covid-19, seluruh rangkaian kegiatan pekerjaan fisik
P3-TGAI harus mengikuti protokol penanganan penyebaran Covid-
19.
Proses pelaksanaan perbaikan jaringan irigasi, rehabilitasi
jaringan irigasi atau peningkatan jaringan irigasi tersebut antara
lain:
1). pekerjaan persiapan (misalnya pengukuran lapangan,
pembersihan lapangan, penyiapan lokasi, dan penyediaan
fasilitas kesehatan/fasilitas tambahan dalam rangka
pencegahan, penanganan, dan pengendalian penyebaran
Covid-19);
2). pengadaan material dan barang
Pengadaan material dan barang harus sesuai dengan
spesifikasi atau rincian material dan barang yang telah
disepakati dan disetujui dalam RKP3A/RKGP3A/RKIP3A.
Material yang akan digunakan harus diperiksa oleh Tim
Pengawas.
Proses pengadaan material dan/atau barang dilakukan sesuai
dengan ketentuan peraturan perundang-undangan yang
berlaku.
Pengadaan material dan/atau barang dapat dibeli langsung
kepada penyedia material dan/atau barang dengan bukti
berupa:
a). nota pembelian/bukti pembelian untuk pengadaan
material dan/atau barang dengan nilai sampai dengan
Rp 10.000.000,00 (sepuluh juta rupiah); dan
-21-

b). kuitansi dengan materai secukupnya untuk pengadaan


material dan/atau barang dengan nilai sampai dengan
Rp 50.000.000,00 (lima puluh juta rupiah).
Material harus disimpan sedemikian rupa untuk menjamin
perlindungan kualitas dan mudah diperiksa.
3). pelaksanaan konstruksi
Dalam pelaksanaan konstruksi, dilakukan pengawasan
kuantitas dan kualitas serta memeriksa bahan-bahan yang
ditempatkan, dipindahkan, atau yang terpasang;
4). pengaturan tenaga kerja
Jadwal kebutuhan tenaga kerja harus disesuaikan dengan
target jumlah dan waktu. Bila kondisi pekerjaan diperkirakan
tidak bisa diselesaikan, maka tenaga kerja perlu ditambah
Jumlah kebutuhan tenaga kerja selama masa penanganan
penyebaran Covid-19 disesuaikan dengan cara membatasi
jumlah pekerja dan menjaga jarak aman antar pekerja
minimal 2 (dua) meter antar pekerja;
5). pengendalian waktu (jadual pekerjaan)
Jadual pekerjaan tersebut dijabarkan ke dalam target harian,
kemudian diperiksa terhadap pencapaian target hariannya.
Apabila target harian tidak terpenuhi maka selisih volume
harus diprogramkan untuk hari berikutnya; dan
6). pengendalian dana dan/atau biaya.

d. pelaporan dan dokumentasi


Pelaporan dan dokumentasi pelaksanaan P3-TGAI dilakukan oleh
P3A/GP3A/IP3A dengan didampingi TPM.
Hasil pelaporan dan dokumentasi tersebut disampaikan kepada
PPK.
-22-

e. tahap pengawasan dan evaluasi


1) pengawasan
Pengawasan pekerjaan dilakukan oleh P3A/GP3A/IP3A
melalui Tim Pengawas untuk mengawasi pekerjaan mulai dari
tahap persiapan sampai dengan tahap penyelesaian kegiatan.
Pengawasan tersebut meliputi pengawasan administrasi,
pengawasan teknis, dan pengawasan keuangan.
Pengawasan administrasi, pengawasan teknis, dan
pengawasan keuangan tersebut dilakukan dengan ketentuan
sebagai berikut :
a) pengawasan administrasi yang dilakukan terhadap
dokumentasi pelaksanaan kegiatan dan pelaporan;
b) pengawasan teknis terhadap hasil pelaksanaan
pekerjaan untuk mengetahui realisasi fisik pekerjaan
lapangan, meliputi:
i) pengawasan terhadap bahan meliputi pengadaan,
pemakaian, dan sisa bahan;
ii) pengawasan terhadap penggunaan peralatan atau
suku cadang untuk menghindari tumpang tindih
pemakaian di lapangan;
iii) pengawasan terhadap penggunaan tenaga kerja
atau ahli agar pelaksanaan pekerjaan sesuai yang
direncanakan; dan
c) pengawasan keuangan yang mencakup cara pembayaran
serta efisiensi dan efektifitas penggunaan keuangan.
Dalam hal berdasarkan hasil pengawasan administrasi,
pengawasan teknis, dan pengawasan keuangan tersebut
ditemukan penyimpangan, PPK harus segera mengambil
tindakan.
2) evaluasi
Evaluasi terhadap pelaksanaan P3-TGAI dilaksanakan oleh
Tim Pengawas.
-23-

Tim Pengawas tersebut melakukan evaluasi terhadap:


a). pengadaan dan penggunaan material atau bahan;
b). pengadaan dan penggunaan tenaga kerja; c).
pengadaan dan penggunaan peralatan;
d). realisasi keuangan dan biaya yang diperlukan;
e). pelaksanaan fisik; dan
f). hasil kerja setiap jenis pekerjaan.
Hasil evaluasi tersebut berupa masukan dan rekomendasi
yang disampaikan kepada Ketua P3A/GP3A/IP3A.
Berdasarkan hasil evaluasi tersebut P3A/GP3A/IP3A
melakukan perbaikan dan peningkatan pelaksanaan P3-TGAI.
4. Tahap penyelesaian kegiatan
Tahap penyelesaian kegiatan P3-TGAI terdiri atas:
a. musyawarah desa III
Musyawarah desa III diawali dengan pelaksanaan survei oleh
P3A/GP3A/IP3A terhadap pekerjaan fisik yang telah mencapai
100% (seratus persen).
Musyawarah desa III dilaksanakan dalam rangka melaporkan hasil
pekerjaan P3-TGAI oleh P3A/GP3A/IP3A kepada masyarakat desa,
Musyawarah desa III tersebut dilaksanakan dalam hal:
1). kondisi pada saat seluruh jenis kegiatan dinyatakan telah
selesai dilaksanakan (100%); dan
2). rangkuman penggunaan dana, dan pelaksanaan kegiatan
(memuat volume, jumlah hari orang kerja, gambar-gambar/
as built drawing) berdasarkan RKP3A/RKGP3A/RKIP3A dan
kondisi aktual di lapangan.
Hasil musyawarah desa dituangkan dalam bentuk berita acara
musyawarah desa III.
Pelaksanaan musyawarah desa III dilakukan dengan tetap
mengikuti protokol penanganan penyebaran Covid-19.
-24-

Contoh format berita acara musyawarah desa III sebagaimana


tercantum dalam Format 29 Lampiran II Surat Edaran Direktur
Jenderal Sumber Daya Air Nomor 02/SE/D/2019.
b. laporan penyelesaian pelaksanaan kegiatan P3-TGAI
Laporan penyelesaian pelaksanaan kegiatan P3-TGAI disusun oleh
P3A/GP3A/IP3A untuk disampaikan kepada PPK.
Contoh format laporan penyelesaian pelaksanaan kegiatan P3-
TGAI sebagaimana tercantum dalam Format 30 Lampiran II Surat
Edaran Direktur Jenderal Sumber Daya Air Nomor
02/SE/D/2019.
Laporan penyelesaian pelaksanaan kegiatan P3-TGAI dengan
melampirkan:
1). laporan kemajuan fisik yang telah mencapai 100% (seratus
persen) yang dibuktikan dengan berita acara pemeriksaan
hasil pekerjaan P3-TGAI.
Contoh format laporan kemajuan pelaksanaan kegiatan P3-
TGAI sebagaimana tercantum hal dalam Format 25 Lampiran
II Surat Edaran Direktur Jenderal Sumber Daya Air Nomor
02/SE/D/2019;
Contoh format berita acara pemeriksaan hasil pekerjaan P3-
TGAI sebagaimana tercantum dalam Format 28 Lampiran II
Surat Edaran Direktur Jenderal Sumber Daya Air Nomor
02/SE/D/2019;
2). foto dokumentasi pelaksanaan pekerjaan 100% (seratus
persen);
3). berita acara musyawarah desa III beserta lampirannya;
4). data pendukung posisi progres 50% (lima puluh persen)
sampai dengan 100% (seratus persen) berupa:
a). Catatan harian, terdiri atas:
(1) catatan harian penggunaan bahan ; dan
(2) catatan harian kondisi cuaca.
-25-

Contoh format catatan harian penggunaan bahan


sebagaimana tercantum dalam Format 22 dan contoh
format catatan harian kondisi cuaca sebagaimana
tercantum dalam Format 23 Lampiran II Surat Edaran
Direktur Jenderal Sumber Daya Air Nomor
02/SE/D/2019.
b). laporan 2 (dua) mingguan dan bulanan;
c). salinan absensi harian tenaga kerja, contoh format
absensi harian tenaga kerja sebagaimana tercantum
dalam Format 24 Lampiran II Surat Edaran Direktur
Jenderal Sumber Daya Air Nomor 02/SE/D/2019; dan
d). buku kas yang dilampiri salinan bukti pembelian (nota)/
kuitansi, contoh format laporan keuangan/buku kas
P3A/GP3A/IP3A sebagaimana tercantum dalam Format
26 Lampiran II Surat Edaran Direktur Jenderal Sumber
Daya Air Nomor 02/SE/D/2019.
c. surat pernyataan penyelesaian pelaksanaan kegiatan P3-TGAI
Surat pernyataan penyelesaian pelaksanaan kegiatan P3-TGAI
dibuat oleh P3A/GP3A/IP3A dan disampaikan kepada PPK.
Contoh format Surat Pernyataan Penyelesaian Pelaksanaan
Kegiatan P3-TGAI sebagaimana tercantum dalam Format 31
Lampiran II Surat Edaran Direktur Jenderal Sumber Daya Air
Nomor 02/SE/D/2019.
d. penyerahan hasil pekerjaan dari P3A/GP3A/IP3A
Penyerahan hasil pekerjaan dari P3A/GP3A/IP3A dilakukan oleh
P3A/GP3A/IP3A setelah pekerjaan selesai kepada PPK.
Penyerahan hasil pekerjaan tersebut dituangkan dalam berita
acara penyerahan hasil pekerjaan.
Contoh format berita acara penyerahan hasil pekerjaan oleh
P3A/GP3A/IP3A sebagaimana tercantum dalam Format 32
Lampiran II Surat Edaran Direktur Jenderal Sumber Daya Air
Nomor 02/SE/D/2019.
-26-

e. pemeliharaan pekerjaan
Pemeliharaan pekerjaan wajib dilaksanakan oleh P3A/GP3A/IP3A.
Pemeliharaan pekerjaan bertujuan untuk memelihara hasil
pelaksanaan P3-TGAI.
f. tindak lanjut penyelesaian pekerjaan yang belum selesai
Tindak lanjut penyelesaian pekerjaan yang belum selesai
dilakukan dalam hal berdasarkan hasil pemeriksaan di lapangan
terdapat kekurangan dalam pelaksanaan termasuk administrasi,
maka PPK memerintahkan kepada P3A/GP3A/IP3A untuk
menyelesaikan kegiatan dan/atau melakukan perbaikan.
g. penyerahan hasil pekerjaan dari PPK
Penyerahan hasil pekerjaan dari PPK kepada Kasatker yang
dituangkan dalam berita acara serah terima hasil pekerjaan.
Contoh format berita acara penyerahan hasil pelaksanaan P3-TGAI
oleh PPK kepada Kepala Satuan Kerja sebagaimana tercantum
dalam Format 33 Lampiran II Surat Edaran Direktur Jenderal
Sumber Daya Air Nomor 02/SE/D/2019.
h. penyerahan hasil P3-TGAI
Berdasarkan hasil serah terima pekerjaan dari PPK kepada
Kasatker, Kasatker tersebut menyerahkan hasil P3-TGAI kepada
Pemerintah Desa yang dituangkan dalam berita acara serah terima
hasil pekerjaan.
Contoh format berita acara penyerahan hasil pelaksanaan P3-TGAI
oleh Kepala Satuan Kerja sebagaimana tercantum dalam Format
34 Lampiran II Surat Edaran Direktur Jenderal Sumber Daya Air
Nomor 02/SE/D/2019.
-27-

BAB III
ORGANISASI DAN TUGAS PELAKSANA P3-TGAI

I. Struktur Organisasi
Struktur organisasi dalam pelaksanaan kegiatan P3-TGAI sebagaimana
dapat dilihat pada Gambar 2 berikut:

Gambar 2 :
Struktur Organisasi P3-TGAI

MENTERI PU-PR

DIREKTUR JENDERAL
SUMBER DAYA AIR

TIM TEKNIS PUSAT KONSULTAN


MANAJEMEN PUSAT

DINAS PROVINSI TIM PELAKSANA


BALAI

DINAS KAB./KOTA SATKER

KONSULTAN
PEJABAT PEMBUAT MANAJEMEN BALAI
PEMERINTAH DESA
KOMITMEN

TENAGA PENDAMPING
Masyarakat Petani P3A/GP3A/IP3A
MASYARAKAT

Keterangan:
Tugas/Perintah
-------- Koordinasi
-28-

II. Organisasi dan Tugas Pelaksana di Tingkat Pusat


Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat merupakan
penyelenggara P3-TGAI. Pelaksana P3-TGAI pada tingkat pusat terdiri
atas TTP dan KMP.
TTP ditetapkan oleh Menteri. Menteri dalam pelaksanaannya dapat
mendelegasikan penandatanganan pembentukan TTP kepada Direktur
Jenderal Sumber Daya Air.
1. TTP
TTP bertugas:
a. menyusun kebijakan penyelenggaraan P3-TGAI;
b. menyusun Petunjuk Teknis Pelaksanaan P3-TGAI;
c. menyusun program dan anggaran P3-TGAI secara
keseluruhan;
d. melakukan sosialisasi P3-TGAI di tingkat BBWS/BWS;
e. melakukan ToT kepada TPB dan/atau KMB dengan dibantu
oleh KMP;
f. melaksanakan pembinaan teknis terhadap TPB;
g. melakukan pemantauan dan evaluasi terhadap pelaksanaan
P3-TGAI; dan
h. meyusun dan menyampaikan laporan pelaksanaan P3-TGAI
di tingkat pusat kepada Menteri melalui Direktur Jenderal
Sumber Daya Air paling sedikit 1 (satu) kali dalam setahun.
Selain tugas tersebut di atas, TTP juga melakukan pemantauan
pelaksanaan kegiatan KMP.
2. KMP
KMP bertugas:
a. membantu TTP dalam setiap tahapan pelaksanaan P3-TGAI;
b. membantu TTP dalam pemantauan dan evaluasi pelaksanaan
P3-TGAI di tingkat BBWS/BWS; dan
c. membantu TTP dalam penyusunan pelaporan pelaksanaan
P3-TGAI di tingkat pusat.
-29-

III. Organisasi dan Tugas Pelaksanaan P3-TGAI di Tingkat BBWS/BWS


1. Pelaksana P3-TGAI pada tingkat BBWS/BWS terdiri atas:
a. TPB;
b. Kasatker;
c. PPK; dan
d. KMB.
2. Keanggotaan TPB terdiri atas unsur:
a. BBWS/BWS, yang terdiri atas Kepala Bidang pada Balai
Besar Wilayah Sungai atau Kepala Seksi pada Balai Wilayah
Sungai, dan staf pendukung;
b. Dinas Pekerjaan Umum Provinsi atau dengan nama lain,
terdiri atas Kepala Bidang atau Kepala Seksi, dan dapat
dibantu oleh Pengamat dan Juru Pengairan; dan
c. Dinas Pekerjaan Umum Kabupaten/Kota atau dengan nama
lain, terdiri atas Kepala Bidang atau Kepala Seksi, dan dapat
dibantu oleh Pengamat dan Juru Pengairan.
3. Tugas pelaksana P3-TGAI pada tingkat BBWS/BWS:
a. TPB, bertugas:
1) mengidentifikasi kebutuhan dan prioritas perbaikan
jaringan irigasi, rehabilitasi jaringan irigasi atau
peningkatan jaringan irigasi dalam rangka P3-TGAI;
2) melakukan validasi usulan daerah irigasi penerima P3-
TGAI;
3) mengusulkan lokasi daerah irigasi penerima P3-TGAI
kepada Kepala BBWS/BWS, selanjutnya Kepala
BBWS/BWS mengajukan daftar lokasi daerah irigasi
penerima P3-TGAI kepada Menteri melalui Direktur
Jenderal Sumber Daya Air dengan tembusan kepada
Direktur Bina Operasi dan Pemeliharaan;
4) melakukan pelatihan (training) dalam bidang
administrasi dan teknis terhadap TPM dengan dibantu
oleh KMB;
-30-

5) melakukan sosialisasi P3-TGAI kepada Camat, Kepala


Desa, Pengamat, dan Juru Pengairan pada daerah irigasi
penerima P3-TGAI;
6) berkoordinasi dengan Dinas Pertanian Provinsi/
Kabupaten/Kota dan Kecamatan setempat;
7) menyusun dan menyampaikan laporan pelaksanaan P3-
TGAI di tingkat balai kepada Kepala Balai Besar/Balai
Wilayah Sungai, dengan tembusan kepada Direktur
Jenderal Sumber Daya Air, Dinas PU/PSDA Provinsi,
Dinas PU/PSDA Kabupaten/Kota, Dinas Pertanian
Provinsi/Kabupaten/Kota paling sedikit 1 (satu) kali
dalam setahun atau apabila sewaktu-waktu diperlukan;
dan
8) selama masa penanganan penyebaran Covid-19, TPB
berkoordinasi dengan dinas/instansi yang terkait dengan
pencegahan, penanganan, dan pengendalian penyebaran
Covid-19 antara lain Satgas Pencegahan COVID-19,
Aparat TNI/Polri, Dinas Kesehatan setempat dan instansi
terkait lainnya.
b. Kasatker, bertugas:
1) mengesahkan Surat Keputusan Penetapan P3A/GP3A/
IP3A penerima P3-TGAI dari PPK;
2) bertanggungjawab atas pencapaian target kinerja
penyaluran dana P3-TGAI kepada P3A/GP3A/IP3A;
3) melakukan pengawasan penyaluran dana P3-TGAI dan
dapat melakukan koordinasi dengan aparat pengawasan
fungsional;
4) menyusun laporan pertanggungjawaban untuk menjamin
akuntabilitas dan transparansi penyaluran dana P3-TGAI
(paling sedikit memuat jumlah dana P3-TGAI yang
disalurkan, realisasi dana P3-TGAI yang telah
disalurkan, dan sisa dana P3-TGAI yang disetorkan ke
-31-

rekening kas umum negara serta melampirkan data


bukti transfer/tanda terima penerima dana P3-TGAI);
5) menyampaikan laporan bulanan pelaksanaan kegiatan
P3-TGAI berdasarkan laporan dari PPK kepada Kepala
BBWS/BWS dengan tembusan kepada TTP;
6) melaporkan hasil pelaksanaan kegiatan melalui e–
monitoring; dan
7) menyerahkan hasil pekerjaan P3-TGAI kepada
Pemerintah Desa yang dituangkan dalam berita acara
serah terima hasil pekerjaan.

c. PPK, bertugas:
1) melakukan proses seleksi, penentuan dan penetapan
P3A/GP3A/IP3A penerima P3-TGAI;
2) melakukan pengadaan KMB dan TPM yang diproses
melalui pengadaan barang dan jasa;
3) menandatangani Perjanjian Kerja Sama bersama dengan
P3A/GP3A/IP3A;
4) melaksanakan pencairan dana P3-TGAI yang diajukan
oleh Ketua P3A/GP3A/IP3A setelah dinyatakan
memenuhi syarat;
5) melakukan pemantauan dan evaluasi terhadap
pelaksanaan P3-TGAI sesuai dengan peraturan
perundang-undangan;
6) memberikan arahan kepada KMB dan TPM dalam
pelaksanaan P3-TGAI;
7) memeriksa, mengevaluasi, dan menyetujui RKP3A/
RKGP3A/RKIP3A;
8) menyusun laporan tengah bulanan dan akhir bulanan
untuk disampaikan kepada Kasatker mengenai progres
fisik dan keuangan, dilengkapi dengan foto dokumentasi
pelaksanaan kegiatan P3-TGAI serta laporan yang
bersifat khusus;
-32-

9) melakukan verifikasi persyaratan dalam pencairan dana


Tahap I dan Tahap II;
10) memeriksa laporan pelaksanaan kegiatan yang dibuat
oleh P3A/GP3A/IP3A;
11) menyerahkan hasil pekerjaan kepada Kasatker yang
dituangkan dalam berita acara serah terima hasil
pekerjaan; dan
12) melakukan pencatatan hasil pelaksanaan P3-TGAI
termasuk antara lain output (buah/m), outcome (ha) dan
penyerapan tenaga kerja (HOK).
Selain tugas tersebut di atas, PPK juga:
1) membuat dokumentasi kegiatan berupa foto paling
sedikit pada saat progres fisik 0% (nol persen), 50% (lima
puluh persen), 100% (seratus persen), dan sampel video
sebelum pelaksanaan, pada saat dilakukan pelaksanaan
kegiatan dan pada saat selesai pelaksanaan kegiatan P3-
TGAI;
2) memantau pelaksanaan kegiatan KMB;
3) membuat surat teguran tertulis kepada P3A/GP3A/IP3A
penerima P3-TGAI dengan tembusan kepada Kepala
Balai Besar Wilayah Sungai/Balai Wilayah Sungai dan
Kepala Desa selaku Pembina P3A/GP3A/IP3A, apabila
terjadi ketidaksesuaian antara pelaksanaan kegiatan P3-
TGAI dengan RKP3A/RKGP3A/RKIP3A yang telah
disetujui;
4) memastikan bahwa seluruh rangkaian kegiatan P3-TGAI
dilaksanakan sesuai dengan tatacara pencegahan,
penanganan, dan pengendalian penyebaran Covid-19;
dan
5) menghentikan sementara pekerjaan paling sedikit selama
14 (empat belas) hari kerja. Penghentian sementara
pekerjaan tersebut dilakukan sampai dengan selesai
-33-

dilaksanakan proses evakuasi dan penyemprotan


disinfektan, pemeriksaan kesehatan dan isolasi tenaga
kerja yang pernah melakukan kontak fisik dengan tenaga
kerja yang terpapar; dan
6) PPK harus berkoordinasi dengan dinas instansi yang
terkait dalam rangka pencegahan, penanganan, dan
pengendalian penyebaran Covid-19 yaitu Satgas
Pencegahan Covid -19, Aparat TNI/Polri, Dinas
Kesehatan setempat dan instansi terkait lainnya, mulai
dari tahap persiapan sampai dengan tahap penyelesaian
kegiatan.

d. KMB, bertugas:
1) membantu TPB dalam pelaksanaan P3-TGAI;
2) melakukan verifikasi terhadap kelengkapan administrasi
P3A/GP3A/IP3A;
3) memberikan bantuan teknis dan administrasi kepada
TPM untuk melaksanakan pendampingan terhadap
P3A/GP3A/IP3A, pada saat melakukan:
a) survai perbaikan jaringan irigasi, rehabilitasi
jaringan irigasi atau peningkatan jaringan irigasi
dan gambar kerja;
b) penyusunan RKP3A/RKGP3A/RKIP3A;
c) pelaksanaan dan pengawasan pekerjaan fisik di
lapangan;
d) rapat berkala di lapangan;
e) proses musyawarah desa dan penyiapan berita
acaranya;
f) penandatanganan Pakta Integritas dan Perjanjian
Kerja Sama;
g) administrasi pengajuan pencairan dana;
h) administrasi pelaksanaan dan pengawasan kegiatan
secara swakelola;
-34-

i) administrasi penyelesaian dan penyerahan


pekerjaan; dan
j) administrasi persiapan audit pekerjaan;
4) melakukan verifikasi RKP3A/RKGP3A/RKIP3A sebelum
ditetapkan oleh PPK;
5) memantau aktivitas dan peran TPM dalam
pendampingan pelaksanaan P3-TGAI, termasuk
penyelesaian masalah, baik di tingkat persiapan,
pelaksanaan kegiatan fisik, penarikan atau pencairan
dana, dan pencapaian progres di lapangan;
6) menyusun laporan bulanan kepada PPK yang berisi:
a) progres pelaksanaan fisik, keuangan dan
penyerapan tenaga kerja (HOK) dari masing-masing
P3A/GP3A/IP3A;
b) catatan masalah yang terjadi di setiap
P3A/GP3A/IP3A beserta upaya penanganan yang
telah dan akan dilakukan;
c) pengaduan masyarakat yang terjadi; dan
d) dokumentasi pelaksanaan kegiatan per masing-
masing P3A/GP3A/IP3A paling sedikit pada saat
progres fisik 0% (nol persen), 50% (lima puluh
persen), dan 100% (seratus persen);
7) membantu PPK dalam memeriksa laporan pelaksanaan
kegiatan yang dibuat oleh P3A/GP3A/IP3A.

1) secara berkala melakukan bimbingan kepada TPM dalam


proses pendampingan terhadap P3A/GP3A/IP3A;
2) menandatangani Berita Acara Pemeriksaan Hasil
Pekerjaan dalam rangka pengajuan pembayaran termijn
oleh P3A/GP3A/IP3A; dan
3) menyampaikan edukasi dan penjelasan tata cara
pencegahan, penanganan, dan pengendalian penyebaran
-35-

Covid-19 selama masa penanganan penyebaran Covid-


19.

IV. Organisasi dan Pembagian Tugas Pelaksana di Tingkat Penerima P3-


TGAI
1. Pelaksana P3-TGAI pada tingkat penerima P3-TGAI terdiri atas:
a. P3A/GP3A/IP3A, paling sedikit terdiri atas Ketua, Sekretaris,
Bendahara, dan Anggota; dan
b. TPM.
2. TPM minimal berpendidikan Diploma Tiga (D3) atau yang setara
diutamakan Teknik Sipil/Pengairan dan tidak terikat kontrak
kerja dengan instansi pemerintah.
TPM hanya dapat melakukan pendampingan pada lokasi penerima
P3-TGAI maksimal 2 (dua) tahun berturut-turut pada desa
penerima P3-TGAI yang sama.
3. Tugas pelaksana P3-TGAI pada tingkat penerima P3-TGAI:
a. P3A/GP3A/IP3A, bertugas:
1) menandatangani dan mentaati Pakta Integritas yang
disetujui Kepala Desa dan diketahui PPK;
2) membentuk Tim Swakelola yang terdiri atas Tim
Perencana, Tim Pembelian Bahan, Tim Pelaksana, dan
Tim Pengawas;
3) mengikuti setiap tahapan pelaksanaan kegiatan P3-TGAI
sesuai dengan ketentuan yang tercantum dalam
petunjuk teknis pelaksanaan P3-TGAI;
4) menyusun pelaporan dan dokumentasi fisik pelaksanaan
P3-TGAI kepada PPK dengan dampingi oleh TPM;
5) membuka rekening dalam rangka pelaksanaan P3-TGAI
(rekening harus dual account yang terdiri atas Ketua dan
Bendahara P3A/GP3A/IP3A);
6) menjamin dan memfasilitasi transparansi kegiatan;
-36-

7) melaksanakan dan menyelesaikan pekerjaan secara


swakelola sesuai dengan Pakta Integritas dan Perjanjian
Kerja Sama ;
8) menghimpun bukti-bukti pengeluaran pelaksanaan P3-
TGAI; dan
9) bertanggungjawab penuh terhadap penyelesaian
pekerjaan baik fisik, keuangan, dan pelaporan.
Selain tugas tersebut di atas, P3A/GP3A/IP3A juga:
1) menandatangani dan mentaati Perjanjian Kerja Sama;
2) mengikuti musyawarah desa dan menandatangani berita
acara musyawarah desa;
3) mengajukan RKP3A/RKGP3A/RKIP3A dilengkapi dengan
KAK kepada PPK;
4) mengajukan surat permohonan pencairan dana P3-TGAI
kepada PPK dibantu oleh TPM;
5) membuat surat pernyataan penyelesaian pelaksanaan
kegiatan P3-TGAI;
6) menyimpan seluruh dokumen perencanaan dan
pelaksanaan secara baik untuk kepentingan audit;
7) menyerahkan hasil pekerjaan P3-TGAI kepada PPK
setelah disepakati dalam musyawarah desa III dan
mendapatkan persetujuan dari Kepala Desa;
8) membuat berita acara pemeriksaan hasil pekerjaan P3-
TGAI;
9) memelihara hasil pelaksanaan pekerjaan P3-TGAI; dan
10) ikut memberikan penjelasan dan melaksanakan upaya
pencegahan, penanganan, dan pengendalian penyebaran
Covid-19.
Pelaporan dan dokumentasi fisik pelaksanaan P3-TGAI yang
disusun oleh P3A/GP3A/IP3A tersebut diatas termasuk
didalamnya:
-37-

1) penyusunan laporan kemajuan pelaksanaan secara


berkala kepada PPK; dan
2) penyusunan laporan penyelesaian pelaksanaan kegiatan
P3-TGAI.
Bukti-bukti pengeluaran pelaksanaan P3-TGAI yang
dihimpun oleh P3A/GP3A/IP3A termasuk juga bukti biaya
persiapan, koordinasi, perencanaan, rapat pelaksanaan,
pelaporan, dan dokumentasi (paling banyak 5 %).
Dalam pelaksanaan tugasnya tersebut, P3A/GP3A/IP3A
dibina oleh Kepala desa.
b. TPM bertugas:
1) melaksanakan sosialisasi P3-TGAI di tingkat penerima
P3-TGAI;
2) memotivasi P3A/GP3A/IP3A untuk berpartisipasi secara
aktif sesuai peran dan tanggungjawabnya;
3) melakukan pendampingan kepada P3A/GP3A/IP3A, baik
dalam hal teknis, administrasi, penyusunan laporan, dan
dokumentasi pelaksanaan P3-TGAI; dan
4) membuat catatan harian, laporan 2 (dua) mingguan, dan
laporan bulanan serta menyampaikannya kepada PPK.

1) mengikuti pelatihan (training) yang diselenggarakan oleh


TPB;
2) membantu penyusunan laporan dan dokumentasi
P3A/GP3A/IP3A dalam pelaksanaan P3-TGAI;
3) membantu P3A/GP3A/IP3A dalam pengajuan surat
permohonan pencairan dana P3-TGAI dan
kelengkapannya;
4) menandatangani Berita Acara Pemeriksaan Hasil
Pekerjaan dalam rangka pengajuan pembayaran termijn
oleh P3A/GP3A/IP3A;
5) berkoordinasi dengan KMB dalam hal pelaporan;
-38-

6) menginformasikan sesegera mungkin kepada KMB


apabila terjadi permasalahan di lapangan yang tidak
dapat diselesaikan TPM;
7) selama masa penanganan penyebaran Covid-19, TPM
ikut menyampaikan edukasi dan penjelasan pencegahan,
penanganan, dan pengendalian penyebaran Covid-19.
Pendampingan P3A/GP3A/IP3A dalam hal teknis,
administrasi, penyusunan laporan, dokumentasi pelaksanaan
P3-TGAI, dan upaya pencegahan, penanganan, dan
pengendalian penyebaran Covid-19 oleh TPM tersebut diatas,
meliputi:
1) musyawarah desa;
2) survei perbaikan jaringan irigasi, rehabilitasi jaringan
irigasi atau peningkatan jaringan irigasi dan pembuatan
gambar kerja;
3) penyusunan rencana kerja P3A/GP3A/IP3A;
4) pelaksanaan perbaikan jaringan irigasi, rehabilitasi
jaringan irigasi atau peningkatan jaringan irigasi; dan
5) pelaporan pekerjaan selesai.
4. P3A/GP3A/IP3A dalam melaksanakan tugasnya dibantu oleh Tim
Swakelola.
Tim Swakelola tersebut terdiri atas Tim Perencana, Tim Pembelian
Bahan, Tim Pelaksana, dan Tim Pengawas.
a. Tim Perencana, bertugas:
1) survei perbaikan jaringan irigasi, rehabilitasi jaringan
irigasi atau peningkatan jaringan irigasi;
2) penyusunan RKP3A/RKGP3A/RKIP3A yang dilengkapi
KAK yang meliputi kegiatan pembuatan desain
sederhana, dan jadual pelaksanaan; dan
3) penyusunan RAB, yang dilengkapi dengan:
a) analisa harga satuan; dan
b) perhitungan volume pekerjaan.
-39-

b. Tim Pembelian Bahan, bertugas melakukan pengadaan


barang yang dibutuhkan dalam pelaksanaan Swakelola.
Dalam penyusunan RAB, Tim Pembelian Bahan juga bertugas
menyusun daftar harga satuan bahan, material, alat bantu
dan tenaga kerja;
c. Tim Pelaksana, bertugas melaksanakan pekerjaan sesuai
dengan RKP3A/RKGP3A/RKIP3A yang telah disetujui PPK
dan membuat laporan pelaksanaan pekerjaan kepada Ketua
P3A/GP3A/IP3A.
Laporan pelaksanaan pekerjaan kepada Ketua P3A/GP3A/
IP3A tersebut, memuat:
1) rencana penggunaan dana untuk pengajuan pencairan
dana;
2) laporan kemajuan pelaksanaan kegiatan P3-TGAI (tengah
bulanan dan bulanan); dan
3) absensi harian tenaga kerja.
d. Tim Pengawas, bertugas melaksanakan pengawasan dan
evaluasi terhadap pelaksanaan dan pelaporan (baik fisik
maupun administrasi pekerjaan P3-TGAI) kepada ketua
P3A/GP3A/IP3A.
Laporan tersebut, terdiri atas:
1) catatan harian penggunaan bahan; dan
2) catatan harian kondisi cuaca.
Selain tugas tersebut di atas, Tim Pengawas juga harus
memastikan bahwa pelaksanaan pekerjaan P3-TGAI sesuai
dengan tata cara pencegahan, penanganan, dan pengendalian
penyebaran Covid-19.
-40-

BAB IV
JENIS KEGIATAN DAN URUTAN PRIORITAS PELAKSANAAN P3-TGAI

I. Jenis Kegiatan P3-TGAI


Jenis kegiatan P3-TGAI terdiri atas:
a. perbaikan jaringan irigasi, merupakan usaha untuk
mengembalikan kondisi dan fungsi saluran dan/atau bangunan
irigasi seperti semula secara parsial;
b. rehabilitasi jaringan irigasi, merupakan kegiatan perbaikan
jaringan irigasi guna mengembalikan fungsi dan pelayanan irigasi
seperti semula; dan
c. peningkatan jaringan irigasi, merupakan kegiatan meningkatkan
fungsi dan kondisi jaringan irigasi yang sudah ada atau kegiatan
menambah luas areal pelayanan pada jaringan irigasi yang sudah
ada dengan mempertimbangkan perubahan kondisi lingkungan
daerah irigasi.

II. Pelaksanaan Perbaikan Jaringan Irigasi, Rehabilitasi Jaringan


Irigasi, dan Peningkatan Jaringan Irigasi
Pelaksanaan perbaikan jaringan irigasi, rehabilitasi jaringan irigasi,
dan peningkatan jaringan irigasi meliputi kegiatan:
a. pengerukan sedimen tanpa menggunakan alat berat pada saluran
pembawa dan/atau saluran pembuang;
b. perbaikan, rehabilitasi atau peningkatan berupa lining beton,
pasangan batu pada saluran pembawa dan/atau saluran
pembuang;
c. perbaikan, rehabilitasi atau peningkatan tanggul pada saluran
pembawa dan/atau saluran pembuang;
d. perbaikan, rehabilitasi atau peningkatan bangunan air, bangunan
bagi/sadap, box tersier, atau box kuarter; dan
-41-

e. perbaikan, rehabilitasi atau peningkatan bangunan pelengkap


antara lain berupa gorong-gorong, bangunan terjun, jembatan
layanan, tangga cuci, tempat mandi hewan, dan jalan inspeksi.

III. Obyek P3-TGAI


Pelaksanaan kegiatan P3-TGAI yang berupa perbaikan jaringan irigasi,
rehabilitasi jaringan irigasi dan peningkatan jaringan irigasi
dilaksanakan pada:
a. daerah irigasi kecil dengan luas kurang dari 150 (seratus lima
puluh) ha dan/atau irigasi desa; atau
b. jaringan irigasi tersier pada daerah irigasi kewenangan Pemerintah
Pusat, Pemerintah Daerah Provinsi, dan Pemerintah Daerah
Kabupaten/ kota.
Kegiatan pada huruf a dan huruf b tidak boleh tumpang tindih dengan
kegiatan lain.

IV. Urutan Prioritas Kegiatan P3-TGAI


Dalam hal pada desa calon penerima P3-TGAI terdapat beberapa jenis
jaringan irigasi, P3-TGAI diberikan berdasarkan urutan prioritas:
a. irigasi permukaan;
b. irigasi rawa (pasang surut dan lebak);
c. irigasi air tanah;
d. irigasi pompa; atau
e. irigasi tambak.
Urutan prioritas sebagaimana dimaksud di atas, diberikan sesuai
dengan kondisi pada masing-masing desa calon penerima P3-TGAI.

V. Kegiatan Yang Dikecualikan Dalam Kegiatan P3-TGAI


Penggunaan dana P3-TGAI dikecualikan untuk:
a. semua kegiatan yang dapat merusak jaringan irigasi;
b. kegiatan yang berbahaya dan/atau merusak lingkungan;
c. pembelian lahan, kendaraan, dan peralatan elektronika;
-42-

d. pembelian mesin pompa dan/atau pengeboran sumur air tanah;


dan
e. kegiatan lainnya yang tidak sesuai dengan tujuan dan sasaran P3-
TGAI.
-43-

BAB V
PEMBIAYAAN

I. Sumber Dana
Pembiayaan P3-TGAI bersumber dari anggaran pendapatan dan belanja
Negara tahun anggaran berjalan dalam:
a. DIPA Satuan Kerja Direktorat Bina Operasi dan Pemeliharaan; dan
b. DIPA Satuan Kerja yang diberi penugasan untuk melaksanakan
P3-TGAI di tingkat BBWS/BWS.

II. Penerima P3-TGAI


P3-TGAI diberikan kepada P3A/GP3A/IP3A yang memenuhi syarat
sesuai Pedoman Umum, yang ditetapkan oleh PPK serta disahkan oleh
Kasatker, untuk perbaikan jaringan irigasi, rehabilitasi jaringan irigasi
atau peningkatan jaringan irigasi.
Penerima P3-TGAI diberikan dengan syarat dan urutan prioritas :
a. P3A/GP3A/IP3A yang telah berbadan hukum;
b. P3A/GP3A/IP3A yang telah disahkan dengan Keputusan Kepala
Daerah;
c. P3A/GP3A/IP3A yang telah disahkan dengan Akta Notaris; atau
d. P3A yang disahkan dengan Keputusan Kepala Desa.

III. Alokasi Anggaran


1. Alokasi Dana P3-TGAI pada P3A/GP3A/IP3A
Dana P3-TGAI dialokasikan paling banyak sebesar Rp
195.000.000,- (seratus sembilan puluh lima juta rupiah) sudah
termasuk pajak per P3A/GP3A/IP3A.
Dana P3-TGAI digunakan oleh P3A/GP3A/IP3A untuk perbaikan
jaringan irigasi, rehabilitasi jaringan irigasi atau peningkatan
jaringan irigasi yang dikerjakan atau dihasilkan sendiri oleh
P3A/GP3A/IP3A secara swakelola.
-44-

Jumlah dana tersebut, sudah termasuk biaya yang dikeluarkan


oleh P3A/GP3A/IP3A sendiri untuk persiapan, koordinasi,
perencanaan, rapat pelaksanaan, penyediaan fasilitas
kesehatan, penyediaan vitamin dan nutrisi tambahan,
pelaporan dan dokumentasi paling banyak sebesar 5 % (lima per
seratus).
Biaya yang dikeluarkan oleh P3A/GP3A/IP3A untuk kegiatan
persiapan antara lain termasuk biaya pembuatan akta notaris.
2. Alokasi Dana Belanja Barang pada KMB dan TPM
Selain untuk gaji atau upah, PPK mengalokasikan biaya
operasional dan kegiatan bagi KMB maupun untuk TPM sesuai
dengan ketersediaan dana.
KMB boleh berbentuk badan usaha atau konsultan
individual. Biaya operasional untuk KMB tersebut terdiri atas:
a. biaya mobilisasi dan demobilisasi;
b. biaya komunikasi;
c. biaya sewa kendaraan;
d. biaya transportasi (BBM);
e. biaya penyusunan laporan serta dokumentasi; dan
f. sewa ruang kerja.
Biaya operasional dan pelaksanaan untuk TPM tersebut terdiri
atas:
a. biaya komunikasi;
b. biaya sewa kendaraan;
c. biaya transportasi; dan
d. biaya penyusunan laporan yang menjadi tugas TPM.
3. Alokasi Dana Belanja Barang untuk Operasional Satker. dan TPB
Biaya yang digunakan untuk operasional Satker. dan TPB terdiri
atas:
a. biaya pengadaan/tender konsultan;
b. biaya penyelenggaraan pelatihan bagi TPM;
c. biaya sewa kendaraan;
-45-

d. biaya perjalanan dinas untuk koordinasi dan pemantauan;


e. biaya alat tulis kantor;
f. biaya rapat/pertemuan/sosialisasi (misalnya snack/makan,
sewa ruangan);
g. pengadaan fasilitas kesehatan dan fasilitas tambahan
lainnya antara lain thermometer gun, masker, hand
gloves, hand sanitizer, sabun cuci tangan, cairan
disinfektan, vitamin dan nutrisi tambahan;
h. honor tenaga pembantu TPB;
i. honor rapat/transport lokal;
j. biaya penyusunan laporan;
k. biaya dokumentasi; dan
l. honor narasumber dan tim pendukung P3-TGAI.

IV. Proses Penyaluran atau Pencairan Dana


1. Penyaluran dana P3-TGAI
Penyaluran dana P3-TGAI berupa uang yang secara langsung
disalurkan dari rekening Kas Negara ke rekening P3A/GP3A/IP3A
melalui mekanisme LS sesuai RKP3A/RKGP3A/RKIP3A.
2. Proses pencairan dana
Proses pencairan dana P3-TGAI kepada P3A/GP3A/IP3A sebagai
berikut:
a. dalam rangka pelaksanaan P3-TGAI, Ketua bersama
bendahara P3A/GP3A/IP3A diwajibkan untuk membuka
rekening di Bank Umum Pemerintah terdekat. Rekening
tersebut dibuat atas nama P3A/GP3A/IP3A dengan
ditandatangani bersama oleh ketua dan bendahara dengan 2
(dua) identitas diri dan nama yang berbeda;
Bank Umum Pemerintah tersebut bukan merupakan Bank
Perkreditan Rakyat dan sejenisnya;
b. pada saat P3A/GP3A/IP3A menyerahkan RKP3A/RKGP3A/
RKIP3A, P3A/GP3A/IP3A harus menyampaikan salinan buku
rekening tersebut kepada PPK sebagai lampiran;
-46-

c. dalam melakukan pencairan dana, P3A/GP3A/IP3A membawa


dan menunjukkan asli buku rekening tersebut kepada PPK;
d. dalam hal P3A sebagai penerima P3-TGAI yang sudah
ditetapkan oleh PPK masih berbentuk P3A yang disahkan
dengan Keputusan Kepala Desa, maka P3A tersebut wajib
mengurus keabsahannya paling sedikit dengan akta notaris
terlebih dahulu guna dijadikan lampiran pada saat pencairan
Tahap I;
e. Proses pencairan dana P3-TGAI dilakukan secara bertahap
setelah Pakta Integritas ditandatangani oleh Ketua
P3A/GP3A/IP3A dan disetujui oleh Kepala Desa dan
diketahui oleh PPK serta setelah Perjanjian Kerja Sama
ditandatangani oleh PPK dan Ketua P3A/GP3A/IP3A.
Contoh format pakta integritas sebagaimana tercantum dalam
Format 15 Lampiran II Surat Edaran Direktur Jenderal
Sumber Daya Air Nomor 02/SE/D/2019.
pencairan dana P3-TGAI tersebut dilakukan dengan tahapan
sebagai berikut:
1) tahap I (sebesar 70% dari nilai Perjanjian Kerja Sama).
P3A/GP3A/IP3A mengajukan surat permohonan
pencairan dana tahap I kepada PPK.
Contoh format surat permohonan pencairan dana
sebagaimana tercantum dalam Format 18 Lampiran II
Surat Edaran Direktur Jenderal Sumber Daya Air Nomor
02/SE/D/2019;
Surat permohonan pencairan dana tahap I dengan
melampirkan:
a) salinan Perjanjian Kerja Sama dan buku rekening
bank P3A/GP3A/IP3A;
-47-

b) rencana penggunaan dana P3-TGAI sebesar 70%


(tujuh puluh persen) dari nilai Perjanjian Kerja
Sama.
Contoh format rencana penggunaan dana
sebagaimana tercantum dalam Format 19 Lampiran
II Surat Edaran Direktur Jenderal Sumber Daya Air
Nomor 02/SE/D/2019;
c) surat pernyataan telah siap melaksanakan
swakelola.
Contoh format surat pernyataan siap melaksanakan
kegiatan P3-TGAI secara swakelola sebagaimana
tercantum dalam Format 17 Lampiran II Surat
Edaran Direktur Jenderal Sumber Daya Air Nomor
02/SE/D/2019;
d) kuitansi tanda terima tahap I yang ditandatangani
Ketua P3A/GP3A/IP3A.
Contoh format kuitansi tanda terima sebagaimana
tercantum dalam Format 20 Lampiran II Surat
Edaran Direktur Jenderal Sumber Daya Air Nomor
02/SE/D/2019;
e) salinan legalitas P3A paling sedikit dibuktikan
dengan Akta Notaris; dan
f) surat pernyataan tanggung jawab mutlak
ditandatangani oleh Ketua P3A/GP3A/IP3A.
Contoh format surat pernyataan tanggung jawab
mutlak (SPTJM) sebagaimana tercantum dalam
Format 21 Lampiran II Surat Edaran Direktur
Jenderal Sumber Daya Air Nomor 02/SE/D/2019.
2) tahap II (sebesar 30% dari nilai Perjanjian Kerja Sama).
Apabila kemajuan fisik pelaksanaan kegiatan telah
mencapai 50% (lima puluh persen), P3A/GP3A/IP3A
-48-

mengajukan surat permohonan pencairan dana tahap II


kepada PPK.
Contoh format surat permohonan pencairan dana
sebagaimana tercantum dalam Format 18 Lampiran II
Surat Edaran Direktur Jenderal Sumber Daya Air Nomor
02/SE/D/2019.
P3A/GP3A/IP3A dalam mengajukan surat permohonan
pencairan dana tahap II harus melampirkan:
a) laporan kemajuan fisik telah mencapai 50% (lima
puluh persen), yang dibuktikan dengan berita acara
pemeriksaan hasil pekerjaan P3-TGAI;
b) rencana penggunaan dana P3-TGAI sebesar 30%
(tiga puluh persen) dari nilai Perjanjian Kerja Sama;
c) Laporan pendukung pencairan dana berupa:
i. dokumentasi pelaksanaan pekerjaan;
ii. salinan buku kas yang dilampirkan salinan
bukti pembelian (nota)/kuitansi; dan
iii. salinan absensi tenaga kerja;
d) catatan harian, laporan 2 (dua) mingguan dan
bulanan;
e) kuitansi tanda terima tahap II yang ditandatangani
oleh Ketua P3A/GP3A/IP3A; dan
f) surat pernyataan tanggung jawab mutlak yang
ditandatangani oleh Ketua P3A/GP3A/IP3A.
f. setelah seluruh lampiran surat permohonan pencairan
tersebut di atas telah diterima oleh PPK, PPK melakukan
proses pencairan dana P3-TGAI.
etentuan Perpajakan
Disusun berd
-49-

BAB VI
PENGADUAN MASYARAKAT

Pengaduan oleh masyarakat dapat dilakukan secara individu maupun


melalui organisasi masyarakat yang ada di wilayah setempat. Pengaduan
dapat disampaikan baik secara lisan maupun tertulis kepada BBWS/BWS
terkait atau melalui TPM yang ada di lapangan.
Penanganan pengaduan dilaksanakan oleh BBWS/BWS dibantu oleh KMB
sesuai dengan kewenangannya. Dalam penanganan pengaduan BBWS/BWS
dapat berkoordinasi dengan Dinas dan Instansi yang terkait dengan
pelaksanaan P3-TGAI dan sesuai dengan ketentuan perundang-undangan
yang berlaku.
Penanganan pengaduan menggunakan prinsip-prinsip sebagai berikut:
1. Rahasia
Identitas pelapor harus dirahasiakan kecuali yang bersangkutan
menghendaki sebaliknya. Hal ini dimaksudkan untuk melindungi hak
pelapor agar merasa aman, nyaman dan tenteram berkaitan dengan
masalah yang dilaporkannya.
2. Transparan
Penanganan masalah harus mengacu pada asas “Dari, Oleh, Untuk
Masyarakat” (DOUM), artinya harus diberitahu dan dilibatkan dalam
proses penanganan pengaduan atau masalah dengan didampingi oleh
TPM. Kemajuan penanganan masalah harus disampaikan kepada
seluruh masyarakat baik melalui forum musyawarah maupun melalui
papan informasi dan media lain yang memungkinkan sesuai kondisi
setempat. Masyarakat dimotivasi untuk berperan aktif dan mengontrol
proses penanganan pengaduan atau masalah yang terjadi. Tugas TPM
adalah mendorong dan mengadvokasi serta memastikan bahwa
masyarakat pro-aktif dalam keseluruhan proses penanganan masalah.
-50-

3. Proposional
Penanganan pengaduan harus sesuai dengan cakupan kasus atau
masalah yang terjadi. Jika kasusnya berkaitan dengan penyimpangan
prinsip dan prosedur, maka fokus penanganannya harus mengenai
prinsip dan prosedur tersebut. Jika permasalahannya berkaitan
dengan penyimpangan dana, maka masalah atau kasus yang ditangani
harus mengenai penyimpangan prinsip dan prosedur maupun
penyimpangan dana.
4. Akuntabilitas
Proses kegiatan pengelolaan pengaduan dan masalah serta tindak
lanjutnya harus dipertanggungjawabkan kepada masyarakat sesuai
dengan ketentuan dan prosedur yang berlaku.
5. Obyektif
Penanganan pengaduan ditangani secara objektif, yang artinya
pengaduan-pengaduan yang muncul harus selalu diuji kebenarannya
melalui mekanisme uji silang, sehingga tindakan yang dilakukan sesuai
dengan data yang sebenarnya. Tindakan yang dilakukan bukan
berdasarkan pemihakan kepada salah satu pihak, melainkan
pemihakan pada prosedur yang semestinya.
-51-

BAB VII
PEMANTAUAN DAN PELAPORAN

I. Pemantauan
Pemantauan pelaksanaan P3-TGAI dilaksanakan bersama oleh seluruh
anggota P3A/GP3A/IP3A dan Kepala Desa yang bersangkutan.
Pemantauan dilaksanakan secara berjenjang dimulai dari P3A/GP3A/
IP3A sampai dengan TTP.
PPK/Satuan Kerja yang diberi penugasan untuk melaksanakan P3-
TGAI melakukan pemantauan pelaksanaan P3-TGAI di wilayah
kerjanya bersama dengan TPB dan KMB.
TTP bersama KMP melakukan pemantauan P3-TGAI dalam lingkup
nasional.

II. Pelaporan
Pelaporan dilaksanakan secara berjenjang mulai dari P3A/GP3A/IP3A,
PPK, Kasatker, Kepala BBWS/BWS, Direktur Bina Operasi dan
Pemeliharaan, sampai Direktur Jenderal Sumber Daya Air. Selain itu
TPM, KMB, dan KMP juga melaksanakan pelaporan secara berjenjang
sesuai tugas masing-masing. Ketentuan pelaporan P3-TGAI sebagai
berikut:
1. Pelaporan oleh P3A/GP3A/IP3A
Seluruh laporan disusun oleh P3A/GP3A/IP3A dan biaya
penyusunannya diambil dari biaya manajemen P3A/GP3A/IP3A.
Laporan pelaksanaan kegiatan P3-TGAI oleh P3A/GP3A/IP3A
terdiri atas:
a. catatan harian, meliputi catatan harian penggunaan bahan
dan catatan harian kondisi cuaca;
b. absensi harian tenaga kerja;
c. laporan 2 (dua) mingguan dan laporan bulanan, berupa
laporan kemajuan fisik dan keuangan;
-52-

d. laporan keuangan/buku kas, dengan dilampirkan salinan


bukti pembelian (nota)/kuitansi; dan
e. dokumentasi pelaksanaan P3-TGAI, berupa foto dokumentasi
pelaksanaan pekerjaan fisik P3-TGAI di lapangan, sekurang-
kurangnya pada saat pekerjaan fisik lapangan mencapai 0%,
50% dan 100%.
2. Pelaporan oleh TPM, KMB dan KMP
Laporan dilaksanakan secara berjenjang mulai dari TPM di tingkat
desa, KMB di tingkat BBWS/BWS, dan KMP di tingkat Pusat.
a. pelaporan oleh TPM
Laporan TPM secara garis besar terdiri atas:
1) catatan harian;
2) laporan 2 (dua) mingguan;
3) laporan bulanan; dan
4) dokumentasi pelaksanaan Pekerjaan Lapangan.
Dokumentasi pelaksanaan P3-TGAI oleh P3A/GP3A/IP3A
paling sedikit meliputi kegiatan sosialisasi masyarakat,
musyawarah desa I, survai lokasi, musyawarah desa II,
kondisi fisik 0%, kondisi fisik 50%, kondisi fisik 100%,
musyawarah desa III.
b. pelaporan oleh KMB
Jenis laporan KMB disusun sesuai yang dipersyaratkan
dalam KAK.
Laporan bulanan KMB terhadap pelaksanaan P3-TGAI yang
dilaksanakan oleh P3A/GP3A/IP3A meliputi:
1) progres pelaksanaan fisik, keuangan dan penyerapan
tenaga kerja (HOK) dari masing-masing P3A/GP3A/IP3A;
2) catatan masalah yang terjadi di setiap P3A/GP3A/IP3A
beserta upaya penanganan yang telah dan akan
dilakukan;
3) pengaduan masyarakat yang terjadi; dan
-53-

4) dokumentasi progres kegiatan per masing-masing


P3A/GP3A/IP3A paling sedikit pada saat progres fisik
0%, 50% dan 100%.
c. pelaporan oleh KMP
Jenis laporan KMP disusun sesuai yang dipersyaratkan dalam
KAK.
Laporan KMP merupakan laporan pelaksanaan P3-TGAI
secara nasional yang bersumber dari laporan KMB.
3. Pelaporan oleh PPK
Jenis laporan PPK dalam pelaksanaan P3-TGAI meliputi:
a. laporan tengah bulanan dan akhir bulanan kepada Kasatker.
mengenai progres fisik dan keuangan, dilengkapi dengan foto
dokumentasi pelaksanaan kegiatan P3-TGAI serta laporan
yang bersifat khusus;
b. dokumentasi kegiatan berupa foto paling sedikit pada saat
progres fisik 0%, 50% dan 100% dan sampel video sebelum
pelaksanaan, pada saat dilakukan pelaksanaan kegiatan dan
pada saat selesai pelaksanaan kegiatan P3-TGAI; dan
c. pencatatan hasil pelaksanaan pekerjaan P3-TGAI termasuk
output (buah/m), outcome (ha) dan penyerapan tenaga kerja
(HOK).
4. Pelaporan oleh Kasatker.
Kasatker menyampaikan laporan bulanan pelaksanaan kegiatan
P3-TGAI berdasarkan laporan dari PPK kepada Kepala
BBWS/BWS dengan tembusan kepada TTP.
Laporan Kasatker. berisikan progres fisik, progres keuangan dan
permasalahan, dilengkapi dengan foto dokumentasi pelaksanaan
kegiatan P3-TGAI, serta laporan yang bersifat khusus (bila ada)
yang telah dibuat oleh PPK.
Kasatker membuat Laporan Akhir Pelaksanaan, yang berisi
seluruh proses penyelenggaraan P3-TGAI, termasuk output
(buah/m), outcome (ha) dan penyerapan tenaga kerja (HOK).

Anda mungkin juga menyukai