Anda di halaman 1dari 79

MENYUSUN RENCANA

PEMANTAUAN

1
KOMPETENSI

Aspek kritis
• 5.1 Kecermatan dalam memantau
tingkat kepatuhan terhadap baku
mutu emisi
• 5.2 Ketepatan dalam menentukan
titik pengambilan sampel udara
dari emisi

2
Pemantauan Kualitas udara adalah kegiatan yang terencana
dalam pengukuran untuk mendapatkan konsentrasi zat
pencemar di

PEMANTAUAN KUALITAS
UDARA

PEMANTAUAN UDARA PEMANTAUAN UDARA


EMISI AMBIEN

3
TUJUAN PEMANTAUAN
Secara khusus pengukuran emisi sumber tidak bergerak
dilakukan dengan tujuan sebagai berikut :
1. Untuk mengetahui dipenuhi atau tidaknya peraturan yang
terkait; dalam hal ini Baku Mutu dari emisi sumber tidak
bergerak suatu sumber tertentu.
2. Untuk mengukur tingkat emisi berdasarkan laju produksi yang
ada, sebagai data yang diperlukan oleh industry dalam
mengevaluasi jalannya proses industri.
3. Untuk mengevaluasi efektivitas metode pengendalian dan
peralatan pengendali pencemar yang dipasang.

4
MANFAAT PEMANTAUAN
Bagi Pemerintah Bagi Industri
• Data hasil pemantauan digunakan ■ Mendukung informasi terhadap kegiatan
untuk menentukan tingkat emisi atau proses produksi
beban emisi yang dihasilkan: ■ Memenuhi penaatan peraturan
■ Mendorong pemodelan kualitas udara di
• persektor industri,
wilayah area perusahaan
• per provinsi/kab/kota ■ Menentukan laju emisi (emission rate -
• Data hasil pemantauan digunakan banyaknya emisi yang dikeluarkan persatuan
waktu).
untuk memenuhi tingkatpenaatan
■ mengevaluasi program pengendalian dan
• Data hasil pemantauan digunakan peralatan pengendalian pencemar yang telah
penetapan baku mutu emisi diterapkan.
■ Data hasil pengukuran emisi diperlukan untuk
evaluasi biaya yang hilang akibat kehilangan
material atau produk melalui emisi 5
TATACARA PEMANTAUAN EMISI SUMBER
TIDAK BERGERAK
A. PERENCANAAN
• Tentukan tujuan pemantauan
• Tentukan Parameter berdasarkan hasil Identifikasi Sumber Pencemar
• Tentukan Lokasi / Fasilitas yang Akan Dipantau
• Tentukan Metode Pemantauan sesuai dengan sumber daya yang dimiliki seperti dana, waktu, peralatan, personil dan sarana
prasarana lainnya.
• Penetapan periode pemantauan
B. PERSIAPAN
• Pemilihan Laboratorium yang terakreditasi dan teregristasi
• Penentuan jadwal pengambilan sampel dan koordinasi dengan unit terkait
• Persiapan peralatan-peralatan penunjang seperti: peralatan meteorologi, peralatan keselamatan di lapangan;
• Persiapan dokumentasi lapangan meliputi: alat tulis, kamera, formulir rekaman lapangan, dll;
• Pengecekan ulang kinerja peralatan PPU yang diperlukan
C. PELAKSANAAN
Pelaksanaan sampling dilaksanakan sesuai dengan perencanaan dan metode yang akan digunakan. Metoda sampling pada
umumnya merupakan satu kesatuan yang terintegrasi dengan metoda analisanya. Metoda yang dipakai bisa Standar Nasional
Indonesia (SNI) ataupun standar internasional lainnya seperti USEPA, JIS, dll.

6
Kewajiban Penanggung Jawab Usaha dalam
upaya Pengendalian /Pemantauan Emisi
Udara
• Inventarisasi dan identifikasi semua sumber emisi;
• Fasilitasi semua ketentuan teknis terhadap sumber emisi yang teridentifikasi;
• Rencanakan pemantauan emisi sesuai dengan peraturan yang berlaku;
• Lakukan pemantauan emisi menggunakan laboratorium yang kompeten atau
laboratorium terakreditasi;
• Evaluasi hasil pemantauan;
• Penyampaian laporan hasil pemantauan sesuai aturan yang berlaku.

7
8
9
INVENTARISASI & IDENTIFIKASI SERTA
EVALUASI KETENTUAN TEKNIS TERHADAP
SUMBER EMISI
• Nama Sumber Emisi (Jam/Tahun) • Bentuk Cerobong (Kotak,
Silender/Kerucut)
• Lokasi • Kecepatan laju alir
(m/det., m/s) • Dimensi Cerobong (panjang, lebar,
• Titik Koordinat
tinggi satuan meter)
• Kode Seluruh
• Posisi Lubang Sampling (D/De
Sumber Emisi
Satuan Meter)
• Kapasitas Sumber
• Alat Pengendali
Emisi
• Data pemantauan terhadap
• Bahan Bakar (Gas,
seluruh cerobong
Minyak, Batu Bara)

• Waktu Operasi

10
EMISI SUMBER EMISI SUMBER TIDAK BERGERAK
UDARA AMBIEN BERGERAK

• PP Nomor 22 Tahun 2021 tentang ■ Permen LH No. 04/2009 ttg ■ Kepmen LH No. 13/1995 ttg Baku Mutu Emisi Sumber Tidak
Penyelenggaraan Perlindungan Ambang Batas Emisi Gas Bergerak
dan Pengelolaan Lingkungan Buang Kendaraan ■ Kepdal No. 205/1996 ttg Pedoman Teknis Pengendalian
Bermotor Tipe baru Pencemaran Udara dari Sb Tidak bergerak
• Kepmen LH No. 45/96 ttg Indeks
Standar Pencemar Udara (ISPU) ■ Permen LH No. 07/2009 ttg ■ Kepmen LH No.133/2004 ttg Baku Mutu Emisi Usaha Bagi Kegiatan
Ambang Batas Kebisingan Industri Pupuk
• Kepdal No. 107/BAPEDAL/II/ 1997 Kendaraan Bermotor Tipe
Ttg Perhitungan Dan Pelaporan baru ■ Permen LH No. 7/2007 ttg Baku Mutu Emisi Sb tidak Bergerak bagi
Serta Informasi Indeks Standar Ketel Uap
Pencemar Udara ■ Keputusan Menteri Negara
LH No: KEP ■ Permen LH No. 17/2008 ttg Baku Mutu Emisi Sb tidak Bergerak bagi
• Kepmen LH No.48/1996 ttg Baku 05/MENLH/2006 tentang Usaha dan/atau kegiatan industri Keramik
Tingkat Kebisingan Ambang Batas Emisi Gas ■ Permen LH No. 18/2008 ttg Baku Mutu Emisi Sb tidak Bergerak bagi
Buang Kendaraan Usaha dan/atau kegiatan industri carbon black
• KepMen LH No. 49/1996 ttg Baku
Tingkat Getaran
Bermotor lama ■ Permen LH No. 21/2008 ttg Baku Mutu Emisi Sumber tidak Bergerak
■ Kepmen No.252/2004 bagi Usaha dan/atau Kegiatan Pembangkit Tenaga Termal
• KepMen LH 50/1996 ttg Baku tentang Program Penilaian ■ Permen LH No. 13 Thn 2009 ttg Baku Mutu Emisi Kegiatan
Tingkat Kebauan Peringkat Hasil Uji Tipe Industri Minyak dan Gas Bumi Sumber Emisi Proses
Emisi Gas Buang
kendaraan bermotor Tipe
Pembakaran
Baru ■ Permen LHK No. 15 Tahun 2019 tentang BME Pembangkit
Listrik Tenaga Termal
■ Permen LHK No. 11/2021 tentang BME Mesin Pembakaran Dalam

11
BAKU
MUTU
UDARA
AMBIEN
NASIONAL

12
13
14
PENILAIAN PROPER ....
Aspek Penaatan “Pengendalian Pencemaran
Udara” untuk :
➢ Pemenuhan Parameter dengan Isokinetik :
Partikulat dan Laju Alir
➢ Pemenuhan Baku Mutu : terdapat
Prosentasi Pengukuran Isokinetik
➢ Pemenuhan Kriteria Teknis : Pengujian
Sumber Emisi Cerobong wajib dilakukan oleh
Laboratorium Terakrediasi dan Teregristrasi
dengan melakukan pengukuran secara
Isokinetik 15
Aspek Eksternal
Perlu dipahami perusahaan sbb:
• Melakukan penilaian terhadap kemampuan laboratorium
eksternal apakah dapat melakukan pengujian emisi
secara isokinetik
• Memastikan lab eksternal :
✓ memiliki peralatan pengambilan sampling untuk
isokinetik,
✓ melakukan kalibrasi peralatan sebelum dilakukan
sampling ,
✓ memiliki petugas pengambil sampling yang paham
teknis pengambilan emisi cerobong
✓ memiliki petugas yang paham menghitung hasil
pengukuran isokinetik dilapangan
16
Peran Perusahaan VS Lab Penguji
Perusahaan Laboratorium Penguji

• sumber emisi untuk pengambilansampling • personel melakukan pengambilan sampling


emisi dipastikan memiliki beban atau yang kompeten
beropersasi optimal • Memastikan sumber emisi yang diambil
• Laboratorium penguji yang di pilih sudah memiliki memiliki beban dan beroperasi
terakreditasi dan teregristrasi optimal
• Peralatan pengukuran lab dipastikan telah • memastikan kepada pihak perusahaan untuk
dikalibrasi oleh laboratorium pengujisebelum sampling emisi secaraisokinetik dengan
dilakukan sampling penjelasan dan detail tatacarapengukuran
• Personel yang melakukan pengukuran dilapangan
memiliki kompetensi yang memadahi dalam • memiliki data sheet peralatan yang akan
melakukan pengambilan sampling emisi digunakan dan telah dikalibrasi (temperatur
cerobong sensor, probe nozzle, pressure sensor)
• data pengukuran dilapangan dapat dihitung • memiliki data sheet informasiseperti sumber
oleh personel laboratorium (isokinetik) cerobong emisi, sampel dan kecepatan
• menyimpan raw data hasilpengukuran travers baik cerobong bulat dankotak
isokinetik • data pengukuran lapangan dapat disampaikan
ke pihak perusahaan

17
Frekwensi PemantauanEmisi
• Pemantauan Manual 6
Semester I Semester II
(enam) bulan sekali ke
laboratorium eksternal
terakreditasi atau rujukan Januari Juli
gubernur
Februari Agustus
• PemantauanKontinyu
melalui CEMSdilakukan
Maret September
pengukuran setiap hari.
Batas aman pengukuran dan
pengajuan sampling emisi April Oktober

Penting dipahami : Mei November


yang diakreditasi adalah peameter
pengujiannya yang telah terakrediasi di
laboratorium penguji Juni Desember
(partikulat, SO2, NOx , NH3, dll
atau logam logam (Pb, Cd,Cu Hg dll)
Ketersediaan lab penguji dapat menyebabkan 18
sampling dilakukan pada semester berikutnya
PEMANTAUAN EMISI DAN PARAMETER
DALAM DOKUMEN LINGKUNGAN

19
Fungsi Dokumen Lingkungan

❖ M ENGAT URKEWAJI BAN KEGI ATAN


Apakah pernah
USAHA TERHADAPPENGELO LAAN dibaca, pernah
LINGKUNGAN lihat dokumenya??
❖ M E N G A T U RS U M B E R – S U M B E R
PENCEMAR DARI KEGIATAN/USAHA
❖ MENGATUR TENTANG PELAPORAN ,dll

20
Lingkup Muatan Dokumen Lingkungan

❑ PERUSAHAAN MEMILIKI o PENGESAHAN DARI INSTANSI TERKAIT


DOKUMEN o KEBERADAAN DOKUMEN LINGKUNGAN
LINGKUNGAN (AMDAL/ (AMDAL/UKL-UPL) ADA DI LOKASI KEGIATAN /
UKL-UPL) PERUSAHAAN

o LINGKUP UPAYA PEMANTAUAN DAN


PENGELOLAAN LINGKUNGAN
o AIR
o UDARA
❑ MEMILIKI MATRIK
o PLB3
RENCANA o DLL
PEMANTAUAN &
PENGELOLAAN
LINGKUNGAN o MATRIK PENGELOLAAN/PEMANTAUAN
(RKL & RPL) MENCANTUMKAN
o FREKWENSI PEMANTAUAN
o PARAMETER PENGUJIAN
o ACUAN PERATURAN
o PELAPORAN HASIL PEMANTAUAN

21
KAITAN DOKUMENLINGKUNGAN DENGAN
PARAMETER EMISI

SUMBER EMISI DALAM DOKUMEN


TELAHDIATUR PARAMETER &
FREKWENSINYA 22
Matrik Rencana PemantauanLingkungan

SIMPEL / KLHK Instansi apa?


Buktinya?

Ya
Ambien, Acuan Metode Pengujian
Memenuhi
cerobong, Peraturan Pemenuhan Pelaporan
Frekwensi Pemantauan
kebisingan, (Nasional, BME UKL/UPL?!
1x/periode (Jan s/d Juni, Tidak
kebauan, PerGub) Juli s/d Des) memenuhi
getaran Data CEM → 90 hari Tidak
(triwulan) Penyebab??

Mengapa tdk
dilaporkan? 23
Apa saja yang
dilaporkan?

Isi Laporan → Hasil Pengelolaan dan Pemantauan


• Implementasi Kewaajiban Dalam Izin Lingkungan
• Pengendalian Pencemaran Air
• Pengendalian Pencemaran Udara
• Pengelolaan Limbah padat dan LB3

24
Frekwensi pelaporan ?

Kepmen LHNo.45 Tahun 2005 RKL& RPL

25
Mesin Pembakaran Dalam

26
Kemana
dilaporkan?
• Disesuaikan dengan tertera dalam dokumen
lingkungan
• Tindaklanjut dari hasil pengawasan

SIMPEL

27
Pemantauan Udara Ambien

28
 Pemantauan kualitas udara ambient adalah kegiatan pengukuran zat pencemar
yang terencana dan berkesinambungan dengan tujuan untuk mengetahui
apakah kualitas udara ambien tersebut masih memenuhi baku mutu yang berlaku.
 Hasil pengukuran zat pencemar di udara ambient dinyatakan dengan satuan
konsentrasi zat pencemar, yaitu satuan yang menyatakan banyaknya zat
pencemar yang terkandung dalam volume udara tertentu , misalnya satuan
μg/m3. Selanjutnya dibandingkan dengan konsentrasi zat pencemar yang
tercantum dalam baku mutu.
 Parameter kualitas udara yang diukur adalah terdiri dari parameter debu ( TSP,
PM10,PM2,5) dan gas pencemar yang terdiri dari NO2, SO2, Oksidan , Hidrokarbon
, CO , NH3, H2S dll).
 Berdasarkan peralatan yang digunakan , pemantauan kualitas udara dilakukan
secara otomatik (kontinyu) dengan menggunakan analyzer atau dilakukan secara
manual dengan menggunakan metode konvesional.

29
Tujuan Pemantauan udara ambien
 Pemantauan udara ambien ditujukan untuk mengetahui
apakah kualitas udara yang kita pantau masih memenuhi
baku mutu udara ambien yang berlaku.
 Data hasil pemantauan juga dapat digunakan untuk
mengetahui trend atau kecenderungan pola peningkatan
atau penurunan konsentrasi zat pencemar.
 Data hasil pemantauan juga dapat digunakan untuk
menentukan konsentrasi background suatu daerah /wilayah
sebelum adanya kegiatan baru yang akan mengemisikan zat
pencemar.
 Data hasil pemantauan juga dapat digunakan untuk
mengkalibrasi dan memvalidasi model penyebaran zat
pencemar.

30
Persiapan pemantauan udara ambien
Penentuan Lokasi pemantauan

 Pemantauan kualitas udara harus dilakukan di lokasi yang representative agar


diperoleh data hasil pengukuran yang representatif ( yang mewakili) .
 Pertimbangan dalam menentukan lokasi pemantauan ambient harus
memperhatikan faktor meteorolog (arah angin), tataguna lahan , tinggi
cerobong, luas sebaran zat pencemar.
 Lokasi pemantauan yang umum di pilih adalah : lokasi dengan konsentrasi
maksimum, di kawasan pemukiman padat, pada tempat-tempat dimana
reseptor sensitif berada ( rumah sakit, sekolah dll) .
 Pada arah angin dominan, titik pemantauan minimum 2 titik dengan
mengutamakan daerah pemukiman atau daerah-daerah sensitif.
 Industri yang mempunyai dokumen AMDAL, maka pemilihan lokasi
pemantauan dapat mengacu pada dokumen tersebut.

31
Gambar Posisi penampatan alat pemantau udara terhadap tinggi
bangunan dan pohon

32
Metode Pengukuran udara ambien

 Pengukuran secara otomatik dan kontinyu adalah pengukuran secara langsung ,


tanpa menambahkan bahan kimia, dengan waktu respon pembacaan yang
relatif singkat , dalam beberapa menit, alat sudah bisa menunjukkan hasil
pengukuran .

 Kelebihan dari pemantauan secara otomatik dan kontinyu, data hasil


pengukuran dapat digunakan untuk mengetahui pola fluktuasi konsentrasi zat
pencemar pada periode tertentu .

 Pengukuran secara konvensional adalah pengukuran zat pencemar yang terdiri


dari tahap pengambilan / pengumpulan contoh udara, kemudian dilanjutkan
dengan tahap analisis di laboratorium menggunakan metode analitik tertentu.

 Pada tahap pengambilan sampel gas diperlukan rangkaian alat pengambil


sampel gas yang terdiri dari : Collector untuk mengumpulkan zat pencemar;
flowmeter yang berfungsu untuk mengukur laju alir udara yang amsuk ke dalam
collector dan pompa hisap yang berfungsi untuk menarik udara masuk ke
dalam rangkaian alat sampling
33
Gambar Impinger dan adsorber

Midget impinger Tabung Adsorben karbon aktif

34
Foto alat sampling gas di udara ambien

35
Skema dan foto alat Hi-Vol

36
Pengukuran PM 10

37
Skema dan foto alat Dichotomous
sampler untuk PM10 dan PM 2.5

38
PENENTUAN LOKASI PENGAMBILAN SAMPEL
EMISI SUMBER TIDAK BERGERAK

39
Aspek Teknis
Pengendalian
Pencemaran
Udara

40
ASPEK TEKNIS PENGENDALIAN
PENCEMARAN UDARA

• Bahan baku/bahan bakar digunakan dan


proses kegiatannya
• Alat pengendali emisi yang digunakan
• Hood, duck dan cerobong emisi
• Metoda analisa emisi yang digunakan
• Laboratorium yang digunkan
• Hasil pengukurannya (Kontinyu dan Manual)

41
Aspek Penaatan

42
◼ Harus mempunyai lubang sampling
1 atau lebih
◼ Lubang sampling harus terletak di
Posisi antara 8 D dan 2 D
◼ Ukuran diameter lubang
sampling 3 – 3,5 inchi
◼ Tersedia tangga untuk naik
◼ Tersedia platform (tempat kerja),
◼ Tersedia alat pengangkut
peralatan
◼ Tersedia pagar pengamanan
◼ Tersedia sumber listrik

43
1m
1m

Tampak Cerobong dari Atas Tampak Cerobong dari Depan

44
45
Penahan angin

D
Flange

2
Lubang sampling

10 cm
1.25 m
1m

Detail Lubang sampling


D

Lantai kerja +
8

pagar
pengaman

Tangga

46
47
2D
2De

a
2 LW b
8De De=
(L + W)
c

Mana 8Dyang
benar?
a, b, atau c?
W
L

48
PENGECEKAN DAN PENGHITUNGAN
POSISI LUBANG SAMPLING CHIMNEYBOILER
STANDAR 1,4 m
Kepdal 205/1996

1,83 m
2D

Hasil Pengecekan :

Chimney Boiler saat ini mempunyai ukuran sbb:

8D 9,81 m o Diameter Chimney : 1,4 m


o Jarak lubang sampling dari batas atas : 1,83 m
o Jarak lubang sampling dari outlet boiler : 9,81 m
o Jarak titik atas outlet boiler dari pondasi : 5,74 m
o Tinggi total chimney : 17,38 m

8D = 1,4 x 8 = 11,2 m
5,74 m

49
Posisi lubang sampling :
❑ 8 D ke arahhilir
❑ 2 D ke arah hulu

50
Pemantauan Emisi Mesin Pembakaran Dalam
(Genset)

51
52
53
54
55
Sampling Emisi
Pengukuran
A. Pertikulat A. Isokinetik
B. Gas B. Non Isokinetik

56
57
Tujuan utama pengambilan sampel Isokinetik:
• untuk mendapatkan sampel yang mewakili konsentrasi
partikulat gasbuang

Perlu diperhatikan :
• Sifat fisik partikulat dalam aliran gas - kerapatan, bentuk,
ukuran, dll.
• Sifat heterogen campuran partikulat dalam aliran gas
• Distribusi partikel yang tidak merata pada aliran gas -
turbulensi, gravitasi, dll.

58
• Emisi partikulat yang berasal dari sumber kegiatan wajib
dilakukan pengujian secara Isokinetik (Kepdal No.205
tahun 1996)
• Sampling dihasilkan dianalisa untuk mengetahui
konsentrasi polutannya.

59
Kecepatan gas Konsentrasi pollutan

60
Rangkain Peralatan Sampling

61
62
1. 8 titik pengukuran untuk cerobong silinder dengan diameter
antara 0,30 -0,61 m .

2. 9 titik pengukuran untuk cerobong persegi panjang dengan


diameter ekivalen ( De) antara 0,30 -0,61 meter .

3. 12 titik pengukuran untuk cerobong selinder dan persegi


panjang dengan diameter > 0,61 meter.

63
64
sumber: Kepdal 205/1996 65
66
67
100% Isokinetic

Vs = Vn

68
69
❖ Metode uji Non Isokinetik titik tunggal digunakan
untuk mengetahui polutan pada gas atau uap
dimana efek partikel isokinetik dapat diabaikan.

❖ Sampel diserap ke media sorben padat atau diserap


/ direaksikan dalam larutan

❖ Sampling biasanya dilakukan pada satu titik di


saluran atau tumpukan karena polutan diasumsikan
berada dalam keadaan gasdan tidak bertingkat.

❖ Tingkat sampel bervariasi dengan polut an,


konsentrasi, jenis media koleksi

❖ Sampel biasanya dianalisis di luar lokasi, namun


analisis di tempat dapat dilakukan tergantung pada
kompleksitas analisis dan kebutuhan akan data
realtime

70
71
72
73
HOOD DAN DUCK

74
Hood &
Duct

• Hood: Tudung / cerobong yang dipasang tepat diatas sumber emisi atau
sangat dekat dengan sumber emisi
• Duct : atau pipa yang dihubungkan dengan hood, juga dihubungkan
dengan air cleaner (pembersih udara)
• Air cleaner / Alat Pengendali Emisi : harus mampu mengumpulkan bahan
kimia pencemar (kontaminan yang ada diudara) dari suatu konsentrasi
sehingga tdk menyebabkan pencemaran

75
Proses Dalam Industri
Penempatan
Lubangsampling

dennysil@b@n 76
Hood, Duck & AirCleaner

77
Hood, Duck & AirCleaner

78
Tugas Mandiri
1. Jelaskan Sumber Emisi yang ada di Perusahaan Anda beserta
Regulasi yang Dijadikan Acuan dan Parameter yang di Ukur?
2. Jelaskan Frekuensi pemantauan dan Pelaporan PPU di Perusahaan
saudara?
3. Apa Saja yang perlu diperhatikan dalam Pemilihan laboratorium
pihak ketiga untuk melakukan pemantauan ?

79

Anda mungkin juga menyukai