Anda di halaman 1dari 14

Islam & Politik, Radikalisme & Terorisme

Kelompok 7:
1. Aidil Syahputra
2. Meila Faiza
3. Rasyidah
4. Rudi Wiranto
Hubungan Politik dan Islam

Hubungan politik dengan agama tidak dapat dipisahkan.


Dapat dikatakan bahwa politik berbuah dari hasil pemikiran
agama agar tercipta kehidupan yang harmonis dan tentram
dalam kehidupan berbangsa dan bernegara. Hal ini
disebabkan, pertama, oleh sikap dan keyakinan bahwa
seluruh aktifitas manusia, tidak terkecuali politik, harus
dijiwai oleh ajaran-ajaran agama; kedua, disebabkan oleh
fakta bahwa kegiatan manusia yang paling banyak
membutuhkan legitimasi adalah bidang politik, dan hanya
agamalah yang dipercayai mampu memberikan legitimasi
yang paling meyakinkan karena sifat dan sumbernya yang
transcendent.
Islam dan Politik
• Dalam urusan politik, Islam telah mensyari’atkan aturan yang
paling sempurna dan adil. Islam mengajari umatnya segala
yang seharusnya dilakuan dalam berintraksi (muamalah)
dengan sesama Muslim atau dengan yang lainnya. Dalam
peraturannya, Islam menggabungkan antara rahmah (kasih
sayang) dengan kekuatan,
Cara Memahami Tindakan Politik Islam
Rasulullah SAW
• Pemahaman terhadap tindakan politik Islam ala Nabi yang
‘tidak menentu’, memberi kesimpulan mengenai kebebasan
menentukan kebijakan-kebijakan politik suatu masyarakat,
termasuk sistem yang dianut.
• Di antara hal-hal yang hanya diberikan prinsipnya oleh Islam
adalah politik. Politik, baik di dalam Al-Quran maupun Sunah
tidak dijelaskan secara mendetil perihal tata cara dan
pelaksanaannya.
Pengertian Siyasah Syar’iyyah

• Politik dalam bahasa arab memiliki padanan kata siyasah. Kata


siyasah tidak ditemukan, baik di dalam Al-Qur’an maupun As-
Sunnah. Menurut bahasa, siyasah berarti ar-riyasah alias
kepemimpinan. Sedangkan menurut terminologis, seperti
diungkapkan Ibnu ‘Uqail adalah : “Perbuatan apapun yang
bertujuan untuk mendekatkan manusia kepada kesejahteraan
dan menjauhkannya dari  kerusakan, meskipun tidak diatur
oleh rasulullah maupun wahyu dari Allah”. Adapun Fathi Ad
Darini mendefinisikannya sebagai: “ Komitmen untuk
mewujudkan kemaslahatan”.
Kedudukan Politik dalam Islam

• Pemahaman terhadap tindakan politik Nabi yang ‘tidak


menentu’, memberi kesimpulan mengenai kebebasan
menentukan kebijakan-kebijakan politik suatu
masyarakat, termasuk sistem yang dianut. Maka Islam,
secara garis besar membuka lebar-lebar kesempatan bagi
umatnya untuk menunjukkan potensinya dalam
mencapai kesejahteraan hidupnya melalui kesepakatan
bersama, berlandaskan nilai-nilai luhur Islam seperti adil,
jujur, amanah, dan musyawarah.
Radikalisme dalam Islam
• Terminologi radikalisme dalam agama, apabila dihubungkan
dengan istilah dalam bahasa Arab, sampai saat ini belum
ditemukan dalam kamus bahasa Arab. Istilah ini adalah murni
produk Barat yang sering dihubungkan dengan
fundamentalisme dalam Islam. Dalam tradisi Barat istilah
fundamentalisme dalam Islam sering ditukar dengan istilah
lain, seperti: “ekstrimisme Islam
• Istilah tersebut digunakan untuk menunjukkan gejala
“kebangkitan Islam” yang diikuti dengan militansi dan
fanatisme yang terkadang sangat ekstrim.
Terapi Radikalisme
• Perilaku elite politik yang tidak akomodatif terhadap
kepentingan rakyat, dan mengabaikan kepentingan
rakyat, menjadi tempat persemaian subur bagi
berkembang biaknya kelompok radikalisme dan
funadamentalisme dalam Islam. Karena itu,
memberangus radikalisme tidak cukup dengan cara
menangkap, serta menggiring para pelaku kelompok
radikal yang kemudian menjadi teroris ke pengadilan.
Bahkan hukuman mati tidak cukup untuk memadamkan
aksi-aksi teror kelompok garis keras ini.
Kaitan Radikalisme dengan Terorisme
• Radikalisme sering dikaitkan dengan terorisme karena
kelompok radikal dapat melakukan cara apapun agar
keinginannya tercapai, termasuk meneror pihak yang tidak
sepaham dengan mereka. Walaupun banyak yang mengaitkan
radikalisme dengan Agama tertentu, pada dasarnya
radikalisme adalah masalah politik dan bukan ajaran Agama.
Beberapa ciri yang bisa dikenali dari sikap dan paham
radikal

1) intoleran
2) fanatik
3) eksklusif
4) revolusioner
Alasan seseorang mejadi radikal yaitu biasanya karena
kepentingan personal dan ideology finansial,
Faktor penyebab paham radikalisme bisa
menyerang seseorang:
1. Faktor Pemikiran Radikalisme dapat berkembang karena
adanya pemikiran bahwa segala sesuatunya harus
dikembalikan ke agama walaupun dengan cara yang kaku
dan menggunakan kekerasan. 
2. Faktor Ekonomi Masalah ekonomi juga berperan membuat
paham radikalisme muncul di berbagai negara
3. Faktor Politik
4. Faktor Sosial
5. Faktor Psikologis Peristiwa pahit dalam hidup seseorang
6. Faktor pendidikan Pendidikan yang salah merupakan faktor
penyebab munculnya radikalis di berbagai tempat,
Disepakati oleh kebanyakan ahli bahwa tindakan
yang tergolong kedalam tindakan Terorisme
adalah tindakan-tindakan yang memiliki elemen
• kekerasan
• tujuan politik
• teror/intended audience.
• Faktor penyebab radikalisme dan terorisme adalah faktor
politik dan ketidakpuasan terhadap berbagai penyelesaian
masalah yang dilakukan oleh pemerintah dan politik global.
Tugas berat bagi kalangan Muslim moderat, harus gencar
dalam menanamkan nilai Islam.
ShUKRON

Anda mungkin juga menyukai