Anda di halaman 1dari 255

Penyusunan Rencana Pengelolaan SDA

Wilayah Sungai Benanain Tahap II Laporan Akhir

BAB 4
INVENTARISASI SUMBER DAYA AIR

WILAYAH SUNGAI BENANAIN

4.1. Data dan Informasi Pola Pengelolaan Sumber Daya Air Wilayah Sungai
Benanain
Pengumpulan data atau inventarisasi data merupakan proses awal dalam pelaksanaan

analisis ini ke depan secara menyeluruh. Data yang dikumpulkan berupa data

sekunder maupun data primer berupa hasil survei di lapangan yang akan memberikan

informasi awal mengenai kondisi di lapangan.

4.1.1 Data Sumber Daya Air


4.1.1.1 Klimatologi

Klasifikasi iklim di pulau Timor menurut Schmidt-Ferguson (SF) tergolong : E atau agak

kering dan menurut Koppen tergolong Aw (iklim hujan tropis muson yang kering).

a. Suhu Udara

Suhu udara rerata bulanan di Stasiun Oebobo adalah 24,9°C. Fluktuasi suhu relatif

kecil dilihat dari perbedaan suhu udara pada bulan Juli 23,2 oC dan Oktober

26,3oC. Untuk Stasiun Naibonat, suhu rerata bulanannya adalah 27,3oC dan

fluktuasi suhu relatif kecil, dimana perbedaannya dapat dilihat pada suhu udara

bulan Agustus 26,3°C dan Nopember 28,6°C.

b. Kelembaban Relatif

Kelembaban rerata tahunannya adalah 87,9% dengan nilai terkecil pada bulan

Oktober sebesar 85,5% dan tertinggi sebesar 90,4% pada bulan Juli.

4-1
Penyusunan Rencana Pengelolaan SDA
Wilayah Sungai Benanain Tahap II Laporan Akhir

c. Lama Penyinaran Matahari

Lama penyinaran matahari rerata pada Stasiun Manumuti adalah 58,1% durasi

maksimum 73,3% terjadi pada bulan Oktober dan durasi minimum 45,4% terjadi

pada bulan Januari.

d. Kecepatan Angin

Untuk Stasiun Oebobo, rata-rata kecepatan angin bulanannya adalah 0,43 m/dt

berkisar dari 0,22 m/dt pada bulan Januari sampai dengan 0,81 m/dt pada bulan

Oktober. Sedangkan untuk Stasiun Naibonat, rata-rata kecepatan angin

bulanannya adalah 0,83 m/dt berkisar dari 0,46 m/dt pada bulan Maret sampai

dengan 1,23 m/dt pada bulan Mei. Pada Stasiun Manumuti, kecepatan angin

rerata bulanannya adalah 1,80 m/dt berkisar dari 1,00 m/dt pada bulan Maret

sampai dengan 2,60 m/dt pada bulan September.

4.1.1.2 Kualitas Sumber Daya Air

a. Baku Mutu Air Wilayah Sungai Benanain

Wilayah Sungai Benanain berada di 2 (dua) Negara mempunyai luas Wilayah Sungai
Benanain sebesar 9.618,67 Km2 mempunyai 45 DAS (daerah aliran sungai), terbagi
yaitu 25 DAS di wilayah Negara Kesatuan Republik Indonesia dan 20 (dua puluh)
DAS di wilayah Negara Timor Leste (lihat Bab.sebelumnya; Pembagian DAS Wilayah
Sungai Benanain). Sebagian besar kualitas air sungai maupun air tanah dalam di
wilayah sungai Benanain belum terlalu tercemar berat seperti halnya di wilayah
sungai yang banyak terdapat daerah-daerah industri dan pemukiman yang
menghasilkan limbah cair.

Status Mutu Air Wilayah Sungai Benanain Nusa Tenggara Timur, dapat diketahui
dengan cara membandingkan kualitas air hasil pengukuran terhadap Baku Mutu
dan Peruntukan Sumber Air yang dikeluarkan oleh Gubernur Provinsi Nusa
Tenggara Timur. Mengingat di Provinsi Nusa Tenggara Timur belum dibuat
peraturan yang mengacu pada peraturan terbaru, maka tolak ukur untuk
mengetahui status mutu air dipakai Peraturan Pemerintah RI, No: 82/Tahun 2001
tentang Pengelolaan Kualitas Air dan Pengendalian Pencemaran Air yang terdiri
dari empat kelas sebagai berikut :

4-2
Penyusunan Rencana Pengelolaan SDA
Wilayah Sungai Benanain Tahap II Laporan Akhir

 Kelas satu, air yang peruntukannya dapat digunakan untuk air baku air
minum, dan atau peruntukan lain yang mempersyaratkan mutu air yang sama
dengan kegunaan tersebut.

 Kelas dua, air yang peruntukannya dapat digunakan untuk prasarana/sarana


rekreasi air, pembudidayaan ikan air tawar, peternakan, air untuk mengairi
pertanaman, dan atau peruntukkan lain yang mempersyaratkan mutu air yang
sama dengan kegunaan tersebut.

 Kelas tiga, air yang peruntukannya dapat digunakan untuk pembudidayaan


ikan air tawar, peternakan, air untuk mengairi pertanaman, dan atau
peruntukkan lain yang mempersyaratkan mutu air yang sama dengan
kegunaan tersebut.

 Kelas empat, air yang peruntukannya dapat digunakan untuk mengairi


pertanaman, dan atau peruntukkan lain yang mempersyaratkan mutu air yang
sama dengan kegunaan tersebut.

Sedangkan untuk Status mutu air di Wilayah Sungai Benanain Nusa Tenggara II
diukur dan dinilai sesuai dalam Tabel 4.1. berikut ini ;

Tabel 4. 1 Klasifikasi dan Kriteria Mutu Air, Peraturan Pemerintah Nomor: 82/Tahun 2001
KELAS Mutu Air
PARAMETER SATUAN
Keterangan
I II III IV

FISIKA ;

Deviasi temperatur dari keadaan


Temperatur C Deviasi 3 Deviasi 3 Deviasi 3 Deviasi 5
alamiahnya.

Residu Terlarut mg/L 1000 1000 1000 2000

Bagi pengolahan air minum secara

Residu Tersuspensi mg/L 50 50 400 400 konvensional (PAMK) residu tersuspensi <

5000 mg/L.

KIMIA ANORGANIK;

Apabila secara alamiah diluar rentang tsb.,

pH - 6-9 6-9 6-9 5-9 maka ditentukan berdasarkan kondisi

alamiah

BOD mg/L 2 3 6 12

COD mg/L 10 25 50 100

DO mg/L 6 4 3 0 Angka batas minimum.

Total fosfat, sbg.P mg/L 0,2 0,2 1 5

4-3
Penyusunan Rencana Pengelolaan SDA
Wilayah Sungai Benanain Tahap II Laporan Akhir

KELAS Mutu Air


PARAMETER SATUAN
Keterangan
I II III IV

mg/L,NO3 –
Nitrat 10 10 20 20
N

mg/L,NH3 – Bagi perikanan,amonia bebas utk ikan


Amoniak 0.5 (-) (-) (-)
N peka < 0,02 mg/l sbg.NH 3.

Arsen mg/L, As 0.05 1 1 1

Kobalt mg/L,Co 0.2 0.2 0.2 0.2

Barium mg/L,Ba 1 (-) (-) (-)

Boron mg/L,B 1 1 1 1

Selenium mg/L,Se 0.01 0.05 0.05 0.05

Kadmium mg/L,Cd 0.01 0.01 0.01 0.01

Khrom (VI) mg/L,Cr 0.05 0.05 0.05 1

Tembaga mg/L.Cu 0.02 0.02 0.02 0.2 Bagi PAMK,Cu < 1 mg/L

Besi mg/L,Fe 0.3 (-) (-) (-) Bagi PAMK, Fe < 5 mg/L

Timbal mg/L,Pb 0.03 0.03 0.03 1 Bagi PAMK, Pb < 0,1 mg/L

Mangan mg/L,Mn 0.1 (-) (-) (-)

Air Raksa mg/L,Hg 0.001 0.002 0.002 0.005

Seng mg/L,Zn 0.05 0.05 0.05 2 Bagi PAMK, Zn < 5 mg/L

Khlorida mg/L,Cl 600 (-) (-) (-)

Sianida mg/L,CN 0.02 0.02 0.02 (-)

Fluorida mg/L,F 0.5 1.5 1.5 (-)

mg/L,NO2 –
Nitrit,sbg N 0.05 0.05 0.05 (-) Bagi PAMK, NO 2 -N < 1 mg/L
N

Sulfat mg/L,SO4 400 (-) (-) (-)

Bagi Air Baku Air Minum tidak


Klorin Bebas mg/L 0.03 0.03 0.03 (-)
dipersyaratkan.

Belerang sbg H2 S mg/L 0.002 0.002 0.002 (-) Bagi PAMK, S sbg H2S < 0,1 mg/L

MIKROBIOLOGI ;

Fecal coliform Jml/100mL 100 1000 2000 2000 Bagi PAMK,Fecal Coliform < 2000 jml/100

mL, dan Total Coliform < 10.000 jml/100


Total Coliform Jml/100mL 1000 5000 10000 10000
mL.

RADIOAKTIVITAS ;

Gross A Bq/L 0.1 0.1 0.1 0.1

Gross B Bq/L 1 1 1 1

KIMIA ORGANIK ;

Minyak dan Lemak g/L 1000 1000 1000 (-)

Detergent sbg
g/L 200 200 200 (-)
MBAS

Senyawa Fenol g/L 1 1 1 (-)

4-4
Penyusunan Rencana Pengelolaan SDA
Wilayah Sungai Benanain Tahap II Laporan Akhir

KELAS Mutu Air


PARAMETER SATUAN
Keterangan
I II III IV

BHC g/L 210 210 210 (-)

Aldrien/Dieldrin g/L 17 (-) (-) (-)

Chlordane g/L 3 (-) (-) (-)

DDT g/L 2 2 2 2

Heptachlor &
g/L 18 (-) (-) (-)
H.Epoxide

Lindane g/L 56 (-) (-) (-)

Methoxychlor g/L 35 (-) (-) (-)

Endrin g/L 1 4 4 (-)

Toxaphan g/L 5 (-) (-) (-)

Keterangan : ( Sumber : Lampiran PP. No. 82 tahun 2001, tentang Pengelolaan Kualitas Air dan Pengendalian Pencemaran Air )
g =
Mg = milligram Bq = Bequerel
mikrogram
m L = mililiter MBAS = Methylene Blue Active Substance Nilai diatas merupakan batas max,kecuali p H & DO
Logam berat merupakan logam
p H, merupakan nilai rentang yang tidak boleh kurang dan lebih
terlarut
Nilai DO merupakan batas minimum Arti (-), bahwa pada kelas tsb,parameter tsb.tidak dipersyaratkan.

b. Kegiatan Pemantauan Kualitas Air di WS. Benanain

1) Pemantauan Kualitas Air Balai Besar Wilayah Sungai (BBWS) Nusa


Tenggara Timur -II

Balai Besar Wilayah Sungai Nusa Tenggara II pada bulan Juli 2011 telah

melakukan pemantauan dan pengukuran kualitas air sungai Benanain hanya 1

(satu) lokasi di Desa Niola Kecamatan Bikomi, Kabupaten Timor Tengah Utara

dengan koordinat 090 33' 34" LS dan 1240 29' 56" BT dan Air Tanah Dalam di

Wilayah Sungai Benanain di Wilayah Sungai Benanain. 3 (tiga) lokasi

pengambilan contoh air (sampling) yaitu di Desa Rinbesihat, Kecamatan

Tasbar, Kabupaten Belu berkoodinat 090 16' 50" LS - 1240 51' 30" BT; Desa

Liuntolu, Kecamatan Raimanuk, Kabupaten Belu berkoodinat 090 16' 56" LS -

1240 51' 37" BT dan Jl.Sisingamangaraja Kelurahan Kefa Selatan, Kecamatan

Kota Kefa, Kabupaten Timor Tengah Utara berkoodinat 090 28' 06" LS - 1240

28' 46" BT. Sedangkan hasil pemantauan kualitas air pada sungai Benanain

dan Air Tanah Dalam di dalam Wilayah Sungai Benanain dapat dilihat pada

Tabel 4.2 dan Tabel 4.3 berikut ini ;

4-5
Penyusunan Rencana Pengelolaan SDA
Wilayah Sungai Benanain Tahap II Laporan Akhir

Tabel 4. 2 Hasil Pengukuran Kualitas Air Sungai Benanain

Waktu
Parameter
Sampling
Lokasi
Nama Sungai DHL DO
Sampling pH Suhu
Tgl. Jam. (umhos/c ( mg/L
- ( 0C )
m) )

S.Benanain Ds.Niola, Kec.


20-7-2011 15.30 8.2 480 7.07 26.6
Bikomi ,
Kab.TTU
090 33' 34" LS -
1240 29' 56" BT
Peraturan Pemerintah No:
6–9 - 4 Dev +3
82/tahu.2001 – Kelas.II
Sumber : BWSNT-II, Juli 2011

4-6
Penyusunan Rencana Pengelolaan SDA
Wilayah Sungai Benanain Tahap II Laporan Akhir

Tabel 4. 3 Hasil Pengukuran Kualitas Air Beberapa Air Tanah Dalam di Wilayah Sungai Benanain Tahun 2011

Waktu
Lokasi Sampling Parameter
Nama Sampling
No & Keterangan
Sumur pH DHL DO Suhu
Koordinat Sampling Tgl. Jam.
- (Umhos/cm) (mg/L) ( 0C )
1 Sumur Artesis Ds.Rinbesihat, Kec.Tasbar,
Jumlah Penduduk 60 KK,
, SWT 08 Kabupaten Belu 20-7-2011 11.30 7.8 710 2.10 *) 26.7
Dimanfaatkan 30 KK (50%)
0 0
09 16' 50" LS - 124 51' 30" Dikelola pak Guru ,
BT masalah institusi dan OM

2 Artesis positif
Ds.Liuntolu, Kec.Raimanuk,
Kabupaten Belu
20-7-2011 11.45 7.34 758 2.76 *) 27.4 Sawah 200 Ha
0 0
09 16' 56" LS - 124 51' 37"
BT
3 Artesis, Jl.Sisingamangaraja
Kel.Kefa Selatan, Dimanfaatkan Rumah
20-7-2011 14.30 7.38 916 1.63 *) 25,0 Tangga =
Kec.Kota Kefa,
Kabupaten TTU 45 KK @ 6 orang/KK
0 0
PAT- 09 28' 06" LS - 124 28' 46" Operasi Setiap 2 hari/sekali
NTT,2009, BT Dikelola masyarakat
PKM163 (P.Johanes Etha)

Sumber : BWS NT-II, Juli 2011

4-7
Penyusunan Rencana Pengelolaan SDA
Wilayah Sungai Benanain Tahap II Laporan Akhir

2) Hasil Pemantauan Kualitas Air Tim Konsultan dan Laboratorium


Dinas Kesehatan Kota Kupang Tahun 2013

Pengukuran Kualitas Air Sungai dilakukan pengambilan contoh air (sample air)
langsung di lapangan dan analisa di laboratorium kualitas air terakriditasi yang
dilaksanakan tanggal 17 - 23 Juli 2013 oleh tim Konsultan dengan
Laboratorium Dinas Kesehatan Kota Kupang, Provinsi NTT, yang berdasarkan
Peraturan Pemerintah RI No: 82 Tahun 2001 tentang Pengelolaan Kualitas Air
dan Pengendalian Pencemaran Air. dan hasil analisa kualitas air dievaluasi
mengacu Kriteria Mutu Air Kelas II.

Pelaksanaan pemantauan kualitas air dipilih pada 15 (lima belas) lokasi


pengambilan contoh air di Sungai Bananain dan anak sungai pada Wilayah
Sungai Benanain diantaranya; Sungai Benanain (hulu/mata air) Bendung-
bendung sepanjang sungai Benanain, sungai Benanain (Muara), sungai Talau,
sungai Baukama, sungai Ekat, sungai Motabaouk, sungai Polen, sungai
Noemuti, dan Daerah Irigasi (DI) Jak. Pengukuran kualitas air tersebut diatas
dilakukan juga titik koordinat, elevasi lokasi sampling air, lebih jelasnya periksa
Tabel 4..4 berikut ini.

Tabel 4. 4 Lokasi Pengambilan dan Pengukuran Kualitas Air Sungai Wilayah Sungai Benanain

Koordinat
Lokasi Pengambilan
Pengambilan Contoh Air Elevasi
No dan Pengukuran
( mdp )
Kualitas Air Sungai S E

1 Bendung Benanain S. 09º 34' 06,7" E. 124º 50' 33,4" 46 mdp

2 Mata Air Alas S. 09º 23' 33,1" E. 125º 02' 34,5" 480 mdp

3 Bendung Holeki S. 09º 01' 27,8" E. 125º 08' 26,5" 180 mdp

4 Muara Benanain S. 09º 37' 03,1" E. 124º 56' 38,2" 4 mdp

5 Sungai Talau S. 08º 58' 57,9" E. 125º 06' 11,1" 117 mdp

6 Bendungan Haekesak S. 09º 00' 46,2" E. 125º 05' 15,3" 135 mdp

7 Sungai Baukama S. 09º 06' 33,7" E. 124º 59' 26,9" 307 mdp

8 Bendung Mena S. 09º 12' 41,3" E. 124º 35' 42,6" 24 mdp

4-8
Penyusunan Rencana Pengelolaan SDA
Wilayah Sungai Benanain Tahap II Laporan Akhir

Koordinat
Lokasi Pengambilan
Pengambilan Contoh Air Elevasi
No dan Pengukuran
( mdp )
Kualitas Air Sungai S E

9 DAS Ekat S. 09º 22' 43,4" E. 124º 22' 42,6" 228 mdp

10 Embung Nekafean S. 09º 05' 38,4" E. 124º 53' 25,3" 324 mdp

11 Sungai Motabaouk S. 09º 18' 22,6" E. 124º 52' 27,4" 360 mdp

12 DAS Polen S. 09º 41' 31,4" E. 124º 28' 58,3" 228 mdp

13 DAS Benanain S. 09º 22' 02,1" E. 124º 25' 28,1" 508 mdp

14 DAS Noemuti S. 09º 34' 04,6" E. 124º 28' 55,0" 305 mdp

15 DI Jak S. 09º 21' 38,3" E. 124º 31' 05,1" 699 mdp

Sumber : Laboratorium Dinas Kesehatan Kota Kupang, Provinsi NTT dan Tim Konsultan, Juli 2013

Hasil data pengukuran dan analisa kualitas air di laboratorium berdasarkan


Standar Nasional Indonesia (SNI) yang telah diterbitkan. pada 15 (lima belas)
lokasi pengambilan contoh air di Wilayah Sungai Benanain dengan 13 (tiga
belas) parameter yang dianalisa, dapat ditunjukkan pada Tabel 4.5 berikut ini
:

4-9
Penyusunan Rencana Pengelolaan SDA
Wilayah Sungai Benanain Tahap II
Laporan Akhir

Tabel 4. 5 Hasil Pengukuran Kualitas Air Wilayah Sungai Benanain Tahun 2013

PARAMETER
Keruh NH3-
No. TDS TSS pH Nitrat Nitrit Fe Mn BOD COD Cl Coliform
LOKASI an N
(mg/ (mg/ (mg/L (mg/ (mg/ Juml./100
NTU - (mg/L) (mg/L) (mg/L) (mg/L) (mg/L)
L) L) ) L) L) mL
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15
1 Bd. Bananain 194 23 30 7 1.8 0.02 0.05 0.23 5.2 9.6 0.09 17.61 7

2 Mata Air Alas 247 9 17 7.5 1.5 0.02 0.05 0.97 3.7 7.8 0,08 8.9 210

3 Bd.Holeki 238 41 15 7 1.5 0.06 0.05 0.15 3.1 9.1 011 11.71 460

4 Muara Benanain 195 24 14 6.5 2.7 0.03 0.14 0.07 3.2 7.9 0.08 23.81 75

5 S. Talau 213 22 20 7 1.3 0.02 0.05 0.11 2 7.9 0.11 8.93 7

6 Bd. Haekesak 224 38 21 7 2.8 0.02 0.08 0.24 4.3 8 0.11 6.5 7

7 S. Baukama 183 29 24 7 3.1 0.02 0.13 0,74 4.0 8.8 0.13 6.74 2400

8 Bd. Mena 174 26 23 7 2.6 0.02 0.24 0.44 3 8.1 0.17 5.45 2400

9 DAS Ekat 146 16 12 7 2.2 0.04 0.05 0.27 3.3 8 0.1 5.82 2400

10 Emb. Nekafean 123 56 23 7 1.4 0.02 0.05 0.15 6.2 11.9 0.11 6.13 2400

11 S. Motabaouk 207 34 12 7 2.4 0.03 0.06 0.13 4.8 6.5 0.06 7.21 1100

12 DAS Polen 215 32 17 8 1.2 0.02 0.1 0.22 4.2 7.5 0.08 6.48 9

13 DAS Benanain 189 27 15 8 2 0.02 0.05 0.35 3 7 0.12 6.36 9

4 - 10
Penyusunan Rencana Pengelolaan SDA
Wilayah Sungai Benanain Tahap II
Laporan Akhir

PARAMETER
Keruh NH3-
No. TDS TSS pH Nitrat Nitrit Fe Mn BOD COD Cl Coliform
LOKASI an N
(mg/ (mg/ (mg/L (mg/ (mg/ Juml./100
NTU - (mg/L) (mg/L) (mg/L) (mg/L) (mg/L)
L) L) ) L) L) mL
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15
14 DAS Noemuti 166 27 17 8 1.2 0.02 0.05 0.25 3.1 7 0.06 0.43 23

15 DI. Jak 120 14 20 7 1 0.02 0.05 0.19 3.8 7.1 0.11 5.14 7

PP. 82/2001 – Kelas.II 1000 50 - 6-9 10 0.05 - - 3 25 - - 1000

Sumber : Laboratorium Dinas Kesehatan Kota Kupang, Provinsi NTT dan Tim Konsultan, Juli 2013

4 - 11
Penyusunan Rencana Pengelolaan SDA
Wilayah Sungai Benanain Tahap II
Laporan Akhir

3) Laporan Pemantauan Kualitas Sungai Badan Lingkungan Hidup


Daerah, Propinsi NTT Tahun 2013

Menurut laporan buku Pemantauan kualitas sungai kerjasama Kementerian

Negara Lingkungan Hidup dengan Badan Lingkungan Hidup Daerah (BLHD)

Propinsi Nusa Tenggara Timur tahun 2013 yang dipelajari yaitu Lokasi

pemantauan kualitas air mengacu pada hasil pengukuran yang dilakukan oleh

Kementerian Negara Lingkungan Hidup pada tahun 2013 dan Peraturan

Pemerintah No.82/tahun 2001 peruntukan Kelas II. Frekuensi pemantauan dan

pengambilan contoh air dilakukan 5 (lima) kali dalam setahun yang mewakili

musim penghujan dan musim kemarau, yakni pada bulan Mei, Juni, Juli,

September dan Nopember tahun 2013.

Data kualitas air sungai-sungai daerah Aliran Sungai Benanain berserta anak-

anak sungainya diperoleh dari hasil pengukuran kualitas air sungai pada 8

(delapan) titik lokasi sungai yang terbagi 6 (enam) titik lokasi di Sungai

Benanain dan 2 (dua) titik lokasi di anak Sungai Benanain (Kadi Numbey dan

Baen Kadi Numbey) yaitu titik lokasi ; Polen Desa Puna, Jembatan Fatumuti-

Noemuti, Jembatan Noelmina, Kulu - Numbey, Kakaniuk - Numbey, Jembatan

Hatimuk, Kadi - Numbey dan Baen Kadi - Numbey. Pengukuran kualitas air

tersebut diatas dilakukan juga titik koordinat, elevasi lokasi sampling air, lebih

jelasnya periksa Tabel 4.6 berikut;

4 - 12
Penyusunan Rencana Pengelolaan SDA
Wilayah Sungai Benanain Tahap II
Laporan Akhir

Tabel 4. 6 Lokasi Titik Pengambilan dan Pengukuran Kualitas Air Sungai Wilayah Sungai
Benanain Tahun 2013
Lokasi Sampling Koordinat
Nama Titik Sampling Kualitas Air Pengambilan Contoh Air
No
(Sungai & Anak Sungai) (Desa/Kecamatan/
S E
Kabupaten)
Sungai Benanain;
Kabupaten Timor Tengah E. 124º 28'
1 Polen, Desa Puna S. 09º 41' 31,1"
Selatan 59,6"

Jembatan Fatumuti- Ds.Fatumuti, Kec.Noemuti, E. 124º 28'


2 S. 09º 30' 08,9"
Noemuti Kab. TTU 54,8"

Ds.Fatumuti, Kec.Noemuti, E. 124º 30'


3 Jembatan Noemuti S. 09º 33' 29,9"
Kab. TTU 03,8"

Ds.Betun, Kec.Malaka, E. 124º 49'


4 Kulu - Numbey S. 09º 33' 00,4"
Kab. Malaka 33,4"

Ds.Betun, Kec.Malaka, E. 124º 49'


5 Kakaniuk - Numbey S. 09º 33' 00,4"
Kab. Malaka 33,4"

E. 124º 51'
6 Jembatan Hatimuk Ds. Hatimuk, Kab. Malaka S. 09º 36' 04,9"
48,9"

Anak S. Benanain ;

Ds. Kateri, E. 124º 49'


7 Kadi - Numbey S. 09º 32' 58,8"
Kab. Malaka 34,2"

Ds. Kateri, E. 124º 51'


8 Baen Kadi - Numbey S. 09º 31' 01,0"
Kab. Malaka 16,8"

Sumber : Laboratorium Dinas Kesehatan Kota Kupang, Provinsi NTT dan Tim Konsultan, Juli 2013

Hasil analisa kualitas air Sungai-sungai Benanain dan anak Sungai Benanain pada Wilayah

Sungai Benanain yang dipantau dan dievaluasi dengan Peraturan Pemerintah. No.82 /Tahun

.2001, Kriteria Mutu Air Kelas II, sedangkan pelaksanaan pengukuran dan pemantauan

dilakukan 5 (lima) Tahap tahun 2013, yaitu Tahap I bulan Mei, Tahap II bulan Juni, Tahap III

bulan Juli, Tahap IV bulan September dan Tahap V pada bulan Nopember, hal tersebut

ditunjukkan pada Tabel 4.7 sampai dengan Tabel 4.11 berikut;

4 - 13
Penyusunan Rencana Pengelolaan SDA
Wilayah Sungai Benanain Tahap II
Laporan Akhir

Tabel 4. 7 Hasil Analisa Kualitas Air pada Wilayah Sungai Benanain Tahap I (Mei 2013)

Lokasi
PP .
Anak 82/2001
Sungai Benanain
No Parameter Satuan S. Benanain Kelas II
Jemb. Jemb. Jemb. Baku Mutu
Polen, Kulu - Kakaniuk- Kadi - Baen Kadi
Fatumuti- Air *)
Desa Puna Noelmina Numbey Numbey Hatimuk Numbey - Numbey
Noemuti
Fisika :
0
1 Suhu C 26 26.7 25.8 28.5 30.9 32.5 30.1 31.6 Deviasi + 3

2 TSS mg/L 1 2 1 3 2 2 1 1 50

3 TDS mg/L 175 195 198 207 218 211 27.3 26.3 1000

4 DHL Umhos/cm 330 364 373 389 407 394 513 493 -
Kimia AnOrganik –Organik ;

5 Nitrat (NO3-N) mg/L 0.46 0.10 0.20 0.30 0.13 0.90 0.36 0.10 10

6 Nitrit (NO2-N) mg/L tt 0.000 tt tt tt tt tt Tt 0.06

7 Mangan (Mn) mg/L 0.0829 0.2328 0.1933 0.1776 0.1933 0.2052 0.3906 0.3038 -

8 Amoniak (NH2-N) mg/L 0.0200 0.0100 0.0200 0.0200 0.0200 0.0100 0.0100 0.0100 -

9 pH - 8.4 8.3 8.2 8.4 8.4 8.4 8.3 8.5 6-9

10 DO mg/L 5.25 5.56 5.20 5.23 4.77 4.32 4.72 5.17 >4

11 BOD mg/L 0.93 0.68 1.02 1.44 1.53 1.44 2.21 1.61 3

12 COD mg/L 4.67 3.46 5.12 7.17 7.56 7.30 11.02 8.07 25

13 Minyak & Lemak Ug/L 200 200 3600 2800 1000 1600 tt 400 1000

4 - 14
Penyusunan Rencana Pengelolaan SDA
Wilayah Sungai Benanain Tahap II
Laporan Akhir

Lokasi
PP .
Anak 82/2001
Sungai Benanain
No Parameter Satuan S. Benanain Kelas II
Jemb. Jemb. Jemb. Baku Mutu
Polen, Kulu - Kakaniuk- Kadi - Baen Kadi
Fatumuti- Air *)
Desa Puna Noelmina Numbey Numbey Hatimuk Numbey - Numbey
Noemuti
14 Besi (Fe) mg/L 0.0970 0.0291 0.0970 0.1067 0.0679 0.1455 0.2231 0.1552 -

15 Timbal (Pb) mg/L 0.0826 tt tt tt tt tt tt tt 0.03

16 MBAS (deterjen) mg/L 0.0240 0.0298 0.0352 0.0476 0.0539 0.0536 0.0584 0.0360 200

17 Fosfat - P mg/L 0.23 0.20 0.18 0.11 0.09 0.14 0.05 tt 0.2

18 Sulfat (SO4) mg/L 14 1 10 22 22 21 31 27 -

19 Salinitas ppt 0.2 0.2 0.2 0.2 0.22 0.2 0.3 0.2 -

Mikrobiologi ;

20 Fecal Coliform Jml/100ml 700 600 500 300 0 600 200 0 1000

21 Total Coliform Jml/100ml 21300 17300 19800 5500 16800 4600 5300 5300 5000
Sumber : Badan Lingkungan Hidup Daerah (BLHD) Propinsi NTT, Tahun 2013
Keterangan : *) PP No ; 82/ tahun 2001 Kriteria Mutu Air Kelas. II

4 - 15
Penyusunan Rencana Pengelolaan SDA
Wilayah Sungai Benanain Tahap II
Laporan Akhir

Tabel 4. 8 Hasil Analisa Kualitas Air pada Wilayah Sungai Benanain Tahap II (Juni 2013)

Lokasi
PP .
Sungai Benanain Anak S. Benanain 82/2001
No Parameter Satuan Kelas II
Jemb. Baen
Polen, Jemb. Kulu - Kakaniuk- Jemb. Kadi - Baku Mutu
Fatumuti- Kadi -
Desa Puna Noelmina Numbey Numbey Hatimuk Numbey Air *)
Noemuti Numbey

Fisika :
0
1 Suhu C 22.5 26.9* 27.9 23.5 25.1 24.6 25.7 25.3 Deviasi + 3

2 TSS mg/L 4.2 5 8.3 272 8 115 30 8 50

3 TDS mg/L 176.4 191 192.8 249 264 260 334 337 1000

4 DHL Umhos/cm 324 343 351 454 482 472 319 360 -
Kimia AnOrganik –Organik ;

5 Nitrat (NO3-N) mg/L 0.0433 0.7433 0.0433 tt tt 0.3433 0.2433 0.2267 10

6 Nitrit (NO2-N) mg/L tt tt tt tt tt tt tt tt 0.06

7 Mangan (Mn) mg/L 0.0316 0.02276 0.0158 0.1105 0.0197 tt 0.0434 0.1302 -

8 Amoniak (NH2-N) mg/L 0.0200 tt tt tt tt tt tt 0.010 -

9 pH - 8.11 8.06 8.0 8.32 8.21 8.22 8.11 8.06 6-9

10 DO mg/L 3.88 3.88 4.29 4.49 4.60 4.32 3.88 3.06 >4

11 BOD mg/L 0.64 11.42 0.35 1.21 0.93 0.94 0.53 2.10 3

12 COD mg/L 3.15 91.34 1.73 6.06 4.62 4.68 2.66 12.56 25

13 Minyak & Lemak mg/L 400 800 4000 2400 1600 1800 600 1200 1000

4 - 16
Penyusunan Rencana Pengelolaan SDA
Wilayah Sungai Benanain Tahap II
Laporan Akhir

Lokasi
PP .
Sungai Benanain Anak S. Benanain 82/2001
No Parameter Satuan Kelas II
Jemb. Baen
Polen, Jemb. Kulu - Kakaniuk- Jemb. Kadi - Baku Mutu
Fatumuti- Kadi -
Desa Puna Noelmina Numbey Numbey Hatimuk Numbey Air *)
Noemuti Numbey

14 Besi (Fe) mg/L 0.4463 0.2037 0.4851 0.5627 0.6792 0.5045 0.3784 0.4560 -

15 Timbal (Pb) mg/L 0.6609 tt tt 0.0826 tt 0.0826 tt tt 0.03

16 MBAS (deterjen) Ug/L 30 40 70 20 10 100 50 60 200

17 Fosfat - P mg/L 2.83 1.98 4.87 1.89 1.86 1.92 1.40 2.97 0.2

18 Sulfat (SO4) mg/L 18.66 13.00 13.00 32.33 34.33 33.00 39.33 43.00 -

19 Salinitas ppt 0.2 0.2 0.2 0.2 - 0.2 0.3 0.3 -

Mikrobiologi ;

20 Fecal Coliform Jml/100ml 200 1100 200 200 200 100 600 500 1000

21 Total Coliform Jml/100ml 11600 6500 8100 17200 21200 7900 8300 7700 5000
Sumber ; Badan Lingkungan Hidup Daerah (BLHD) Propinsi NTT, Tahun 2013
Keterangan : *) PP No ; 82/ tahun 2001 Kriteria Mutu Air Kelas. II

4 - 17
Penyusunan Rencana Pengelolaan SDA
Wilayah Sungai Benanain Tahap II
Laporan Akhir

Tabel 4. 9 Hasil Analisa Kualitas Air pada Wilayah Sungai Benanain Tahap III (Juli 2013)

Lokasi
PP .
Anak
Sungai Benanain 82/2001
No Parameter Satuan S. Benanain Kelas II
Jemb. Baen Kadi Baku Mutu
Polen, Jemb. Kulu - Kakaniuk- Jemb. Kadi -
Fatumuti- - Air *)
Desa Puna Noelmina Numbey Numbey Hatimuk Numbey
Noemuti Numbey

Fisika ;
0
1 Suhu C 23.6 25.5 26.1 26.1 27.1 26.8 26.8 25.8 Deviasi + 3

2 TSS mg/L 10 3 6 20 19 31 33 12 50

3 TDS mg/L 205 236 227 308 323 298 343 377 1000

4 DHL Umhos/cm 376 441 420 580 604 556 646 707 -
Kimia AnOrganik –Organik ;

5 Nitrat (NO3-N) mg/L 0.0667 0.1667 0.3667 0.1667 0.7667 0.4667 0.3667 0.1667 10

6 Nitrit (NO2-N) mg/L tt 0.0093 tt tt tt tt tt tt 0.06

7 Mangan (Mn) mg/L 0.0947 tt tt 0.1736 0.0355 tt 0.0592 tt -

8 Amoniak (NH2-N) mg/L -

9 pH - 6.9 6.7 6.9 6.9 6.9 6.9 7.1 6.8 6-9

10 DO mg/L 4.17 3.79 3.91 4.20 4.91 4.16 4.53 4.93 >4

11 BOD mg/L 0.24 0.37 0.13 0.31 0.16 0.05 0.48 2.12 3

12 COD mg/L 1.15 1.84 0.61 1.54 0.80 0.22 2.41 12.69 25

4 - 18
Penyusunan Rencana Pengelolaan SDA
Wilayah Sungai Benanain Tahap II
Laporan Akhir

Lokasi
PP .
Anak
Sungai Benanain 82/2001
No Parameter Satuan S. Benanain Kelas II
Jemb. Baen Kadi Baku Mutu
Polen, Jemb. Kulu - Kakaniuk- Jemb. Kadi -
Fatumuti- - Air *)
Desa Puna Noelmina Numbey Numbey Hatimuk Numbey
Noemuti Numbey

13 Minyak & Lemak mg/L 0 400 3200 400 28400 400 400 200 1000

14 Besi (Fe) mg/L 2.8524 0.1358 0.1746 5.2392 3.0174 2.2994 5.1712 2.0375 -

15 Timbal (Pb) mg/L tt tt 1.1566 0.4131 0.5783 0.4957 0.5783 1.5697 0.03

16 MBAS (deterjen) mg/L 240 270 20 10 120 90 50 400 200

17 Fosfat - P mg/L 0.10 0.41 0.31 0.35 0.34 0.64 0.36 0.53 0.2

18 Sulfat (SO4) mg/L 23.33 12.00 13.00 33.66 36.00 36.00 36.0 37.0 -

19 Salinitas ppt 0.2 0.22 0.2 0.3 0.3 0.3 0.3 0.3 -

Mikrobiologi;

20 Fecal Coliform Jml/100ml 300 100 300 200 100 100 100 100 1000

21 Total Coliform Jml/100ml 9700 5100 12100 12600 14400 8100 10600 8000 5000
Sumber ; Badan Lingkungan Hidup Daerah (BLHD) Propinsi NTT, Tahun 2013
Keterangan : *) PP No ; 82/ tahun 2001 Kriteria Mutu Air Kelas. II

4 - 19
Penyusunan Rencana Pengelolaan SDA
Wilayah Sungai Benanain Tahap II
Laporan Akhir

Tabel 4. 10 Hasil Analisa Kualitas Air pada Wilayah Sungai Benanain Tahap IV (September 2013)

Lokasi
PP .
Anak
Sungai Benanain 82/2001
No. Parameter Satuan S. Benanain Kelas II
Jemb. Baen Baku Mutu
Polen, Jemb. Kulu - Kakaniuk- Jemb. Kadi -
Fatumuti- Kadi - Air *)
Desa Puna Noelmina Numbey Numbey Hatimuk Numbey
Noemuti Numbey

Fisika ;
0
1 Suhu C 27.8 32.1 31.6 30.7 30.8 31.7 30.4 30.7 Deviasi + 3

2 TSS mg/L 15 3 1 4 6 7 6 5 50

3 TDS mg/L 150 173 192 223 229 218 251 240 1000

4 DHL Umhos/cm 280 323 357 417 427 424 472 456 -
Kimia An Organik –Organik ;

5 Nitrat (NO3-N) mg/L 0.2 0.2 0.2 0.5 0.6 0.2 0.3 0.6 10

6 Nitrit (NO2-N) mg/L 0.01 tt tt tt tt 0.01 tt tt 0.06

7 Mangan (Mn) mg/L 0.01 0.02 0.03 0.01 0.07 0.05 1.20 0.86 -

8 Amoniak (NH2-N) mg/L 0.01 0.02 0.01 0.01 0.01 0.03 0.02 0.01 -

9 pH - 8.1 8 8 8.3 8.3 8.1 8.1 8.0 6-9

10 DO mg/L 0.73 9.80 7.55 9.8 8.16 10.61 7.96 9.93 >4

11 BOD mg/L 0.37 0.93 0.15 0.93 2.22 1.22 1.79 1.53 3

12 COD mg/L 1.8 4.63 0.74 4.62 11.06 6.11 8.95 7.60 25

4 - 20
Penyusunan Rencana Pengelolaan SDA
Wilayah Sungai Benanain Tahap II
Laporan Akhir

Lokasi
PP .
Anak
Sungai Benanain 82/2001
No. Parameter Satuan S. Benanain Kelas II
Jemb. Baen Baku Mutu
Polen, Jemb. Kulu - Kakaniuk- Jemb. Kadi -
Fatumuti- Kadi - Air *)
Desa Puna Noelmina Numbey Numbey Hatimuk Numbey
Noemuti Numbey

13 Minyak & Lemak mg/L tt 800 400 400 400 400 400 200 1000

14 Besi (Fe) mg/L 0.49 0.19 0.19 0.23 0.29 0.27 0.70 0.33 -

15 Timbal (Pb) mg/L 0.86 1.11 1.15 1.19 1.4 1.4 1.40 1.61 0.03

16 MBAS (deterjen) mg/L tt tt tt 240 120 253.3 900 186.7 200

17 Fosfat - P mg/L 0.20 0.32 0.42 0.31 0.28 0.40 0.23 0.40 0.2

18 Sulfat (SO4) mg/L 17 14.6 12 29.3 29.3 32.5 31 27.6 -

19 Salinitas ppt 0.1 0.2 0.2 0.2 0.2 0.2 0.2 0.2 -

Mikrobiologi ;

20 Fecal Coliform Jml/100ml 0 6300 300 0 0 0 100 0 1000

21 Total Coliform Jml/100ml 4500 20100 23800 3000 2000 9100 6300 1100 5000
Sumber ; Badan Lingkungan Hidup Daerah (BLHD) Propinsi NTT, Tahun 2013
Keterangan : *) PP No ; 82/ tahun 2001 Kriteria Mutu Air Kelas. II

4 - 21
Penyusunan Rencana Pengelolaan SDA
Wilayah Sungai Benanain Tahap II
Laporan Akhir

Tabel 4. 11 Hasil Analisa Kualitas Air pada Wilayah Sungai Benanain Tahap V (Nopember 2013)

Lokasi
PP .
Anak
Sungai Benanain 82/2001
No Parameter Satuan S. Benanain Kelas II
Jemb. Baen Baku Mutu
Polen, Jemb. Kulu - Kakaniuk- Jemb. Kadi -
Fatumuti- Kadi - Air *)
Desa Puna Noelmina Numbey Numbey Hatimuk Numbey
Noemuti Numbey

Fisika ;
0
1 Suhu C 30.3 35.1 32.8 31.5 31.3 35.3 31.5 31.2 Deviasi + 3

2 TSS mg/L 2 35 1 1 5 4 2 4 50

3 TDS mg/L 197 257 236 252 199 327 262 294 1000

4 DHL Umhos/cm 364 482 443 426 365 616 556 564 -
Kimia AnOrganik –Organik ;

5 Nitrat (NO3-N) mg/L 0.40 0.70 0.70 0.20 0.50 0.20 0.10 0.20 10

6 Nitrit (NO2-N) mg/L 0.003 0.0013 0.002 0.0003 0.002 0.05 0.002 0.003 0.06

7 Mangan (Mn) mg/L 0 0.17 0.07 0.13 0.15 0.23 0.19 0.20 -

8 Amoniak (NH2-N) mg/L 0.08 0.05 0.09 0.09 011 0.05 0.08 0.09 -

9 pH - 8.2 7.9 8.0 8.1 8.0 8.3 8.2 7.9 6-9

10 DO mg/L 4.02 3.96 3.91 3.56 3.81 4.82 3.93 4.02 >4

11 BOD mg/L 0.61 0.92 1.02 1.33 1.22 1.73 1.94 1.63 3

12 COD mg/L 1.95 2.41 3.67 7.12 7.41 9.31 10 9.08 25

4 - 22
Penyusunan Rencana Pengelolaan SDA
Wilayah Sungai Benanain Tahap II
Laporan Akhir

Lokasi
PP .
Anak
Sungai Benanain 82/2001
No Parameter Satuan S. Benanain Kelas II
Jemb. Baen Baku Mutu
Polen, Jemb. Kulu - Kakaniuk- Jemb. Kadi -
Fatumuti- Kadi - Air *)
Desa Puna Noelmina Numbey Numbey Hatimuk Numbey
Noemuti Numbey

13 Minyak & Lemak mg/L 800 400 1200 400 1200 800 tt 400 1000

14 Besi (Fe) mg/L 0.09 1.83 0.46 0.66 0.74 0.82 0.94 0.99 -

15 Timbal (Pb) mg/L 0.12 0.17 0.33 0.37 0.45 0.45 0.45 0.50 0.03

16 MBAS (deterjen) mg/L 28.19 22.18 137.20 1090.4 277.03 140.96 10.52 371.75 200

17 Fosfat - P mg/L 0.13 0.19 0.26 0.31 0.28 0.37 0.38 0.29 0.2

18 Sulfat (SO4) mg/L 16 14 13 27.7 27.1 36 26.7 28.7 -

19 Salinitas ppt 0.2 0.2 0.2 0.2 0.2 0.2 0.2 0.2 -

Mikrobiologi ;

20 Fecal Coliform Jml/100ml 0 0 0 0 0 0 0 0 1000

21 Total Coliform Jml/100ml 1700 21800 14600 8500 9800 13800 19500 29300 5000
Sumber ; Badan Lingkungan Hidup Daerah (BLHD) Propinsi NTT, Tahun 2013
Keterangan : *) PP No ; 82/ tahun 2001 Kriteria Mutu Air Kelas. II

4 - 23
Penyusunan Rencana Pengelolaan SDA
Wilayah Sungai Benanain Tahap II
Laporan Akhir

c. Parameter Kualitas Air Yang Melampaui KMA Kelas II

Parameter kualitas air yang telah melampaui KMA Kelas II peraturan Peraturan Pemerintah No.82/tahun 2013 pada Wilayah

Sungai Benanain di Kabupaten Belu, Kabupaten Malaka, Kabupaten TTU dan Kabupaten TTS, ditunjukkan pada Tabel 4.12

berikut:
Tabel 4. 12 Parameter Kualitas Air yang Melampaui KMA Kelas II PP No: 82/2001 pada Wilayah Sungai Benanain

Parameter Maksimum
Sungai dan Anak Sungai / yang tidak Memenuhi Syarat KMA Kls.II PP
No Kabupaten
DAS Embung KMA Kelas. II No: 82/2001
Parameter Kadar
1 Kab.Belu Umaklaran Embung Nekafean 10 TSS 56 1000 mg/L
BOD 6.2 3 mg/L
Fecal Coliform 2400 1.000 MPN
S.Motabaouk 11 BOD 4.8 3 mg/L
Fecal Coliform 1100 1.000 MPN
Talau Bd.Holeki (S.Talau) 3 BOD 3.7 3 mg/L
Nitrit 0.06 0,05 mg/L
S.Talau 5 - - - -
Lamak Senulu Bd.Haekesak (S.Lamak 6
BOD 4.3 3 mg/L
Senulu)
Lasiolat S.Baukama 7 BOD 4.0 3 mg/L
Fecal Coliform 2400 1.000 MPN
2 Kab. Malaka Benanain S.Benanain Muara 4 BOD 3.2 3 mg/L
S.Benanain 1
BOD 5.2 3 mg/L
(Bd.Benanain/Tengah)

4 - 24
Penyusunan Rencana Pengelolaan SDA
Wilayah Sungai Benanain Tahap II
Laporan Akhir

Parameter Maksimum
Sungai dan Anak Sungai / yang tidak Memenuhi Syarat KMA Kls.II PP
No Kabupaten
DAS Embung KMA Kelas. II No: 82/2001
Parameter Kadar
S.Benanain 4a TSS 272 1000 mg/L
(Jemb.Numbey-1) DO 3.56 4 mg/L
Minyak&Lemak 2800 1.000 mg/L
Timbal (Pb) 1.89 0,03 mg/L
Fosfat - P 0.35 0.2 mg/L
MBAS (deterjen) 1090.4 200 mg/L
Fecal Colliform 23800 1000 MPN
Total Colliform 17200 5000 MPN
S.Benanain 5a DO 3.81 4 mg/L
(Jemb.Numbey-2) Minyak&Lemak 2800 1.000 mg/L
Timbal (Pb) 1.86 0,03 mg/L
MBAS (deterjen) 277.03 200 mg/L
Fosfat - P 0.34 0.2 mg/L
Total Colliform 21200 5000 MPN
S.Benanain 6a TSS 115 1000 mg/L
(Jemb.Hatimuk) Minyak&Lemak 1800 1.000 mg/L
Timbal (Pb) 1.92 0,03 mg/L
Fosfat - P 0.64 0.2 mg/L
MBAS (deterjen) 251.3 200 mg/L
Fecal Colliform 9100 1000 MPN
Total Colliform 13800 5000 MPN
Anak S.Benanain (S.Mota 7a DO 3.93 4 mg/L

4 - 25
Penyusunan Rencana Pengelolaan SDA
Wilayah Sungai Benanain Tahap II
Laporan Akhir

Parameter Maksimum
Sungai dan Anak Sungai / yang tidak Memenuhi Syarat KMA Kls.II PP
No Kabupaten
DAS Embung KMA Kelas. II No: 82/2001
Parameter Kadar
Biaun hilir)
Timbal (Pb) 1.40 0.03 mg/L
MBAS (deterjen) 900 200 mg/L
Fecal Colliform 6300 1000 MPN
Total Colliform 19500 5000 MPN
Anak S.Benanain (S.Mota 8a
DO 3.06 4 mg/L
Biaun hulu)
Minyak&Lemak 1200 1.000 mg/L
Timbal (Pb) 2.97 0.03 mg/L
MBAS (deterjen) 371.75 200 mg/L
Total Colliform 29300 5000 MPN
Alas MA. Alas (S.Alas) 2 BOD 3.7 3 mg/L
3 Kab.TTU Benanain S.Benanain (Hulu) 13 - - - -
S.Noemuti 14 BOD 3.1 3 mg/L
DI.Jak (S.Maubesi) 15 BOD 3.8 3 mg/L
S.Benanain 2a DO 3.96 4 mg/L
(Jemb.S.Lakmenok) BOD 11.42 3 mg/L
Timbal (Pb) 1.11 0.03 mg/L
Fosfat - P 1.98 0.2 mg/L
MBAS (deterjen) 270 200 mg/L
Fecal Colliform 20100 1000 MPN
Total Colliform 21800 5000 MPN

4 - 26
Penyusunan Rencana Pengelolaan SDA
Wilayah Sungai Benanain Tahap II
Laporan Akhir

Parameter Maksimum
Sungai dan Anak Sungai / yang tidak Memenuhi Syarat KMA Kls.II PP
No Kabupaten
DAS Embung KMA Kelas. II No: 82/2001
Parameter Kadar
S.Benanain 3a DO 3.91 4 mg/L
(Jemb.S.NoeMuti) COD 91.34 25 mg/L
Minyak&Lemak 4000 1000 mg/L
Timbal (Pb) 1.1566 0,03 mg/L
Fosfat - P 4.87 0.2 mg/L
Total Colliform 19800 5000 MPN
Mena S.Mena 8 Fecal Coliform 2400 1000 MPN
KMnO4 - 10 mg/L
Ekat S.Ekat 9 BOD 3.3 3 mg/L
Fecal Coliform 2400 1000 MPN
4 Kab.TTS Benanain S.Polen 12 BOD 4.2 3 mg/L
S.Benanain (S.Polen) 1a DO 3.88 4 mg/L
Timbal (Pb) 0.86 0.03 mg/L
MBAS (deterjen) 240 200 mg/L
Fosfat - P 2.83 0.2 mg/L
Total Colliform 21300 5000 MPN
Sumber : Hasil Pengolahan Konsultan, 2014. Pemantauan kualitas air WS.Benanain th.2011/2013 BLHD Propinsi NTT, BWSNT-II, Lab.Dinas Kesehatan Kota Kupang dan Tim Konsultan

4 - 27
Penyusunan Rencana Pengelolaan SDA
Wilayah Sungai Benanain Tahap II
Laporan Akhir

4.1.1.3 Kuantitas Sumber Daya Air

a Air Baku

Penggunaan air baku untuk kebutuhan air bersih pada Wilayah Sungai Benanain,

dimana sumber air baku nya berasal dari sungai, mata air dan sumur dalam/artesis,

yang diperoleh dari data Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM) di wilayah kabupaten

yang termasuk dalam Wilayah Sungai Benanain.

Sumber air baku yang diambil oleh PDAM pada Kabupaten Belu, Timor Tengah

Selatan dan Kabupaten Timor Tengah Utara untuk diolah sebagai air bersih kebutuhan

dan aktivitas penduduk, selanjutnya didistribusikan ke konsumen yang berasal dari

Sungai Umaklaran & anak S.Benanain, Mata Air dan Sumur Dalam. Sumber air baku,

kapasitas pengambilan air baku dan lokasi pengambilan/intake PDAM yang

ditunjukkan pada Tabel 4.13 dan Tabel 4.14 beserta Gambar 4.1 berikut ini.

Tabel 4. 13 Sumber Air Baku dan Kapasitas Pengambilan PDAM di Wilayah Sungai Benanain

Sumber Air Baku


Total
(L/dt)
PDAM Kapasitas Cara
No Keterangan
Kabupaten Pengambilan Pengaliran
Mata Sumur
Sungai (L/dt)
Air Dalam

1 Belu dan 12 5 ‐ 17 Gravitasi 2.915


Malaka Pelanggan

2 Timor ‐ 10 15 25 Gravitasi & 4.663


Tengah Pompa Pelanggan
Selatan
3 Timor 10 215 ‐ 225 Gravitasi & 2.950
Tengah Pompa Pelanggan
Utara

Sumber : Perpamsi, 2010

4 - 28
Penyusunan Rencana Pengelolaan SDA
Laporan Akhir
Wilayah Sungai Benanain Tahap II

Gambar 4. 1 Peta PDAM di WS Benanain

4 - 29
Penyusunan Rencana Pengelolaan SDA
Wilayah Sungai Benanain Tahap II
Laporan Akhir

Tabel 4. 14 Sumber Air Baku dan Lokasi Pengambilan PDAM di Wilayah Sungai Benanain

PDAM Pengambilan Air Baku Kapasitas Pengambilan


No.
Kabupaten Sumber Air Lokasi (L/dt)

1 Kota Atambua S. Umaklaran Desa Niola, Kec. Bikomi 12


Kabupaten Belu (DAS.Umaklaran) Kab.TTU
Mata Air SWT 08 Desa Rinbesihat, Kec. Tasbar Kab. Belu 5
(DAS.Umaklaran)
2 Kota SoE Mata Air Kab. TTS 10
Kab.Timor Tengah (DAS.Benanain)
Selatan Sumur Dalam Kab. TTS 15
(DAS.Benanain)
3 Kota Kefamenanu anak S.Benanain Desa Niola, Kec. Bikomi 10
Kab.Timor Tengah Utara (DAS.Benanain) Kab.TTU
Mata Air PKM163 Kel. Kefa Selatan, Kec. Kefa, Kab.TTU 215
(DAS.Benanain)
Sumber : Perpamsi, 2010

b Cakupan Pelayanan Air Bersih

Secara Nasional, cakupan pelayanan Sarana Penyediaan Air Minum (SPAM) Nasional pada tahun 2009 adalah sebesar 24 %. Dengan
perincian 45% untuk kawasan perkotaan di Indonesia. Sedangkan untuk kawasan perdesaan cakupan pelayanannya sebesar 10% dari total
penduduk kawasan perdesaan di Indonesia. Pada skala propinsi Nusa Tenggara Timur pelayanan air bersih mencapai 40%. Di tingkat
Kabupaten Belu dan Malaka capaian pelayanan hanya mencapai 13,32%. Dari data di atas dapat diketahui bahwa cakupan pelayanan air
bersih di Kabupaten Belu dan Malaka masih jauh dari rata – rata cakupan pelayanan propinsi Nusa Tenggara Timur. Dari 24 Kecamatan yang

4 - 30
Penyusunan Rencana Pengelolaan SDA
Wilayah Sungai Benanain Tahap II
Laporan Akhir

ada di Kabupaten Belu dan Malaka cakupan pelayanan terbesar yaitu di Kecamatan Atambua Barat yaitu sebesar 38% dan masih terdapat 4
kecamatan yang cakupan pelayanannya 0% yaitu Kecamatan Weliman, Kecamatan Wewiku, Kecamatan Botin Leobele dan Kecamatan
Raimanuk seperti terlihat pada Tabel 4.15 di bawah ini.

Tabel 4. 15 Pelayanan Air Bersih di Kabupaten Belu dan Kabupaten Malaka

Layanan
Layanan Penduduk
Peperpipaan Cakupan
Penduduk Luas Area Non Belum
No Kab. Kecamatan Non Pelayanan
(Jiwa) (Km2) PDAM Perpipaan Terlayanan
PDAM (%)
(jiwa) (jiwa) (jiwa)
(jiwa)
Kabupaten Malaka ;
1 Malaka Malaka Barat 19554 87.41 365 - 3170 16019 18.1
2 Malaka Rinhat 13413 151.72 - 411 611 12390 7.6
3 Malaka Wewiku 17510 97.90 - - - 17510 0.0
4 Malaka Wliman 17244 88.25 - - - 17244 0.0
5 Malaka Malaka Tengah 34716 168.69 - 483 - 34233 1.4
6 Malaka Sasita Mean 7972 65.48 - 685 59 7228 9.3
7 Malaka Botin Leobele 4493 39.03 - - - 4493 0.0
8 Malaka Io Kufeu 7411 67.79 - 222 815 6374 14.0
9 Malaka Malaka Timur 9274 83.28 565 - 114 8595 7.3
10 Malaka Laen Manen 10917 94.02 - 3445 7472 31.6
11 Malaka Kobalima 16810 120.95 - 812 1174 14824 11.8
12 Malaka Kobalima Timur 6015 96.11 - 342 5673 5.7
Kabupaten Belu ;
13 Belu Raimanuk 14963 179.42 - - - 14963 0.0

4 - 31
Penyusunan Rencana Pengelolaan SDA
Wilayah Sungai Benanain Tahap II
Laporan Akhir

Layanan
Layanan Penduduk
Peperpipaan Cakupan
Penduduk Luas Area Non Belum
No Kab. Kecamatan Non Pelayanan
(Jiwa) (Km2) PDAM Perpipaan Terlayanan
PDAM (%)
(jiwa) (jiwa) (jiwa)
(jiwa)
14 Belu Tasifeto Barat 22369 224.19 - 1463 837 20069 10.3
15 Belu Kakuluk Mesak 17643 60.25 90 1263 1084 15206 13.8
16 Belu Nanaet Dubesi 4029 187.54 - 500 - 3529 12.4
17 Belu Kota Atambua 26702 24.90 7005 - - 19697 26.2
18 Belu Atambua Barat 21691 15.55 6745 1508 - 13438 38.0
19 Belu Atambua Selatan 22433 15.73 3925 930 - 17578 21,6
20 Belu Tasifeto Timur 21373 211.37 - 2100 78 19195 10.2
21 Belu Raihat 13274 87.20 - 411 611 12251 7.7
22 Belu Lasiolat 6054 64.48 - 517 - 5537 8.5
23 Belu Lamaknen 11679 105.90 - 1668 - 10011 14.3
24 Belu Lamaknen Selatan 7137 108.41 - 2543 676 3918 45.1
Total ; 354676 2445.57 18695 19302 9229 307450 45.1
Sumber : PDAM Kabupaten Belu, Tahun 2010, dan Penyususnan Materplan Air Minum Kawasan Perkotaan Bappeda Kab.Belu. TA.20011

4 - 32
Penyusunan Rencana Pengelolaan SDA
Wilayah Sungai Benanain Tahap II
Laporan Akhir

c Distribusi Pelayanan Air


Perusahaan Daerah Air Minum/PDAM Kabupaten Belu menggunakan dua reservoir

untuk memeratakan pendistribusian air minum yaitu reservoir Fatubenao dan reservoir

Waituan.

1. Reservoir Fatubenao

Reservoir Fatubenao dibangun pada tahun 1999 - 2000 dengan kapasitas sebesar 400

M3 terletak di Desa Fatubenao, Kecamatan Kota Atambua dengan elevasi + 402,00 m.

Air yang masuk ke reservoir ini berasal dari mata air Lahurus menggunakan pipa inlet

sebesar 150 mm.

Dimensi reservoir Fatubenao adalah panjang 16 m, lebar 10 m dan tinggi 2,5 m.

Pendistribusian dari reservoir fatubenao menggunakan pipa outlet sebesar 150 mm

dan wilayah yang dilayani adalah wilayah kelurahan Fatubenao, kelurahan Kota

Atambua, kelurahan Manumutin dan Kelurahan Tenukiik.

2. Reservoir Waituan

Reservoir Waituan berlokasi di Desa Manuaman, Kecamatan Atambua Selatan dengan

kapasitas sebesar 500 M3 yang mempunyai dimensi panjang 15 m, lebar 12 m dan

tinggi 2,8 m. Reservoir Waituan dibangun pada tahun 1998 dengan elevasi + 427,00

m. Air yang masuk ke reservoir tersebut berasal dari Mata Ar Lahurus dengan pipa

inlet sebesar 200 mm. Pipa outlet atau distribusi yang digunakan sebesar 150 mm

dengan wilayah pendistribusian yaitu kelurahan Umanen, kelurahan Tulamalae,

kelurahan Berdao, kelurahan Beirafu, kelurahan Manuaman, kelurahan Lidak,

kelurahan Fatukbot dan Kelurahan Rinbesi. Secara singkat data untuk masing - masing

reservoir dapat dilihat pada Tabel 4.16 berikut ini:

4 - 33
Penyusunan Rencana Pengelolaan SDA
Wilayah Sungai Benanain Tahap II Laporan Akhir

Tabel 4. 16 Reservoir PDAM Kabupaten Belu Tahun 2010

Kapasitas Dimensi Reservoir ( m ) Dia.Pipa (mm)


Nama Elevasi Tahun
No Sumber air Reservoir (
Reservoir (m) Pembuatan
m3 ) Panjang Lebar Tinggi Inlet Outlet

1 Fatubenao MA.Lahurus 400 402 16 10 2.5 150 150 1999-2000

2 Waituan MA.Lahurus 400 427 13 12 2.8 200 150 1999-2000

Sumber: PDAM Kabupaten Belu, 2010, Penyusunan Materplan Air Minum Kawasan Perkotaan Bappeda Kab.Belu. TA.20011

d Unit Pelayanan PDAM Kabupaten Belu

Pelayanan PDAM Kabupaten Belu meliputi Kecamatan Kota Atambua, Kecamatan Atambua Barat dan Kecamatan Atambua Selatan.

Jumlah pelanggan tahun 2006 sampai tahun 2010 sebesar 3.546 pelanggan dengan komposisi pelanggan PDAM pada Tabel 4.17 sebagai

berikut:

4 - 34
Penyusunan Rencana Pengelolaan SDA
Wilayah Sungai Benanain Tahap II Laporan Akhir

Tabel 4. 17 Perkembangan Jumlah dan Komposisi Pelanggan PDAM Kabupaten Belu

Perkembangan Komposisi Pelanggan PDAM pada Tahun


No Klasifikasi
2006 2007 2008 2009 2010

Kelompok - 1

1 HU (Hidran Umum) - 8 14 10 10

2 MCK (Mandi Cuci Kakus) - - - - -

3 Terminal Air - - - - -

4 Tempat Ibadah 14 9 9 6 6

Jumlah : 14 17 23 16 16

Kelompok - 2

1 Rumah Sakit Swasta - - - - -

2 Panti Asuhan - - - - -

3 Yayasan Sosial 5 4 2 10 11

4 Sekolah Negeri 25 25 27 15 17

5 Rumah Sakit Pemerintah 5 5 5 4 4

6 IP (Home Industri) Kecamatan - - - 1 2

Jumlah : 35 34 34 30 34

4 - 35
Penyusunan Rencana Pengelolaan SDA
Wilayah Sungai Benanain Tahap II Laporan Akhir

Perkembangan Komposisi Pelanggan PDAM pada Tahun


No Klasifikasi
2006 2007 2008 2009 2010

Kelompok – 3

1 Rumah Tangga 2439 2623 2926 3178 3255

2 Niaga Kecil 164 126 117 117 117

3 IK (Industri Kecil) 1 - - - -

4 IP (Home Industri) 35 44 52 55 59

Jumlah : 2639 2793 3095 3350 3431

Kelompok - 4

1 Niaga Besar 106 70 65 65 65

2 Industri Besar 1 1 - - -

Jumlah : 106 70 65 65 65

Total 2795 2915 3217 3461 3546

Sumber: PDAM Kabupaten Belu Tahun 2011, Penyusunan Materplan Air Minum Kawasan Perkotaan Bappeda Kab.Belu. TA.2011

4 - 36
Penyusunan Rencana Pengelolaan SDA
Wilayah Sungai Benanain Tahap II Laporan Akhir

e Sistem Jaringan Perpipaan Ibu Kota Kecamatan (IKK)

Saat ini jaringan perpipaan IKK (Ibu Kota Kecamatan) yang dikoodinir oleh PDAM

berjumlah 5 (lima) IKK diantaranya IKK-Halilulik, IKK-Boas, IKK-Atapupu, IKK-Besikama,

IKK-Haliwen, dimana jumlah sambungan jaringan perpipaan keseluruhannya

berjumlah 412 buah sambungan. Namun IKK-Halilulik sebanyak 157 buah sambungan

dan IKK-Atapupu sebanyak 51 buah sambungan sekarang sudah tidak beroperasi dan

berfungsi lagi. Sedangkan IKK-Besikama sebanyak 73 buah sambungan masih

berfungsi meskipun sebagian masih dalam perbaikkan. Selengkapnya dapat disajikan

data IKK yang dikoordinir /pengawasan PDAM Kabupaten Belu dan jumlah

sambungan pelanggannya pada Tabel 4.18 berikut;


Tabel 4. 18 IKK di PDAM Kabupaten Belu dan Jumlah Pelanggannya

Jumlah Sambungan
No Nama IKK Keterangan
(bh)
1 IKK Halilulik 157 Tidak Akfif
2 IKK Boas 113
3 IKK Atapupu 51 Tidak Akfif
4 IKK Besikama 73 Masih dalam perbaikkan pompa
5 IKK Haliwen 18
Total 412
Sumber: PDAM Kabupaten Belu Tahun 2011, Penyusunan Materplan Air Minum Kawasan Perkotaan
Bappeda Kab.Belu. TA.20011 IKK (Ibu Kota Kecamatan)

1. IKK-Boas

Mata air yang digunakan untuk IKK-Boas ini adalah mata air Babahane dengan

kapasitas sumber sebesar 8 L/det, Sedangkan kapasitas terpasang 8 L/det dengan

kapasitas produksinya 5 L/det. Sistem pengaliran yang digunakan adalah gravitasi

dengan system perpipaan dan melayani Desa Wemeda dan Desa Kusa Kecamatan

Malaka Timur.

2. IKK-Halilulik

IKK-Halilulik sekarang sudah tidak beroperasi lagi dikarenakan air pada waktu

dipompa berbau lumpur sehingga sudah tidak layak untuk dikonsumsi lagi oleh

masyarakat. berada di Kecamatan Tasifeto Barat yang melayani Desa Naitimu,

solusi perlu dilakukan perbaikkan pada sumber mata airnya.

4-37
Penyusunan Rencana Pengelolaan SDA
Wilayah Sungai Benanain Tahap II Laporan Akhir

3. IKK-Atapupu

IKK-Atapupu sekarang sudah tidak dioperasikan lagi karena bangunan

Broncaptering (penangkap mata air) sebagai penangkap air sudah berada di dalam

sungai, selain itu juga terdapat sengketa lahan oleh masyarakat pada lokasi

reservoir yang digunakan. IKK-Atapupu melayani Desa Jenilu dan Desa Dualaus,

Kecamatan Kakuluk Mesak.

4. IKK-Besikama

IKK-Besikama terletak di wilayah Kecamatan Malaka Barat. Wilayah pelayanan IKK-

Besikama meliputi wilayah Desa Motaulun, Desa Naas, Desa Maktihan, Desa

Besikama, Desa Umaloor, Desa Ramaitaus dan Desa Umatoos (Kecamatan Malaka

Barat) dan Desa Haitimuk, Desa Kleseleon dan Desa Laleten (Kecamatan Weliman).

Kapasitas sumber air IKK-Besikama sebesar 10 L/det, dengan kapasitas terpasang

sebesar 5 L/det dan mempunyai kapasitas produksi 5 L/det. Sistem pengaliran yang

digunakan adalah gravitasi dan pompanisasi melalui sistem perpipaan yang

beroperasi selama 3 jam per hari.

5. IKK-Haliwen

IKK-Haliwen melayani masyarakat Desa Kabuna Kecamatan Kakuluk Mesak. Dengan

menggunakan sistem perpipaan yang pengalirannya secara gravitasi dengan

pengoperasian selama 3 jam dalam 3 hari. IKK-Haliwen kapasitas sumber 5 L/det

dengan kapasitas terpasang 5 L/det mempunyai kapasitas produksi sebesar 4

L/det.

4.1.1.4 Ketersediaan Mata Air

Ketersediaan air berasal selain sungai di Kabupaten Belu juga terdapat mata air yang

biasa digunakan masyarakat untuk memenuhi kebutuhan air bersih. Sangat penting

pemanfaatan sumber mata air yang ada di Kabupaten Belu untuk dioptimalkan dan

4-38
Penyusunan Rencana Pengelolaan SDA
Wilayah Sungai Benanain Tahap II Laporan Akhir

dilestarikan sumber-sumber air tersebut. Adapun data-data sumber mata air yang

terdapat di Kabupaten Belu dapat dilihat Tabel 4.19 di bawah ini.

4.1.1.5 Ketersediaan Tampungan Air

Selain ketersediaan dan adanya mata air juga terdapat tampungan-tampungan air

yang ada di Kabupaten Belu berupa embung dan bendungan. Tampungan air yang

ada tersebut digunakan untuk kebutuhan air baku, irigasi, minum ternak dan lain –

lain, adapun data – data untuk tampungan air tersebut lihat Tabel 4.20

4-39
Penyusunan Rencana Pengelolaan SDA
Wilayah Sungai Benanain Tahap II Laporan Akhir

Tabel 4. 19 Nama Lokasi, Sumber dan Mata Air Kabupaten Belu dan Kabupaten Malaka

Lokasi Mata Air Koordinat Hasil Analisa / Sifat Fisik


Nama Debit
No TDS DHL Keterangan
Kecamatan Desa Kampung mata Air LS BT (L/det) pH 2
(mg/L) (Umos/cm )
o o
1 Laenmanen Tesa Borabe Oefkoun 09 23’ 10,1” 124 48’ 06,1” 0,21 8.67 470 740 Belum diturap
o o
Wemwat 09 22’ 55,5” 124 48’ 36,6” 0,1 7.3 530 820 Diturap oleh LIPI
o o
Eoleben 09 22’ 30,7” 124 49’ 17,5” 0,5 7.05 550 850 Belum diturap
2
o o 3 sumber, masing
Kapitanmeo Oehae Oenasi 09 23’ 42,4” 124 49’ 20,7” 3 7.37 490 740
Debit 1,0 L/det
Hedenfehan Ahabauk o o 7.2 410 620 Diturap
2 Tasifeto Derokfaturere 09 13’ 42,4” 124 55’ 05,8” 2
Sarabau
o o
Lebun 1-7 09 12’ 10,7” 124 55’ 09,0” 16 7.0 450 690 Belum diturap
o o
Bakustulama Rotinan Wesabot 09 14’ 15,6” 124 55’ 11,2” 1.5 7.2 440 650 Diturap
o o
Acora Wetabora 09 15’ 10,7” 124 52’ 35,4” 0.2 6.97 313 713 Diturap
o o
Abikibaras 09 15’ 03,3” 124 54’ 47,8” 0.4 7.37 276 624 Diturap
Halikelen o o Diturap
Oetfo Wehamusuk 09 15’ 03,3” 124 54’ 47,8” 0.9
Nakasa
o o
Kilosepuluh Wekonu 09 11’ 06,9” 124 53’ 17,3” 0.4 Diturap
Wekari 0.25 Diturap
Naikasa 3 Diturap
o o
Oetfo 09 11’ 03,0” 124 53’ 39,4” 1.5 7.75 420 650 Diturap
o o
Naikasa Wematan A 09 08’ 31,3” 124 53’ 39,4” 7.08 693 PDAM
o o
Wematan B 09 08’ 31,3” 124 53’ 39,4” 10 7.37 722
Wematan 1 & o o
09 08’ 31,3” 124 53’ 39,4”
2
o o
3 Tasifeto Barat Tukuneno Weberliku Bonan 09 12’ 09,9” 124 50’ 48,0” 0.4 6.82 460 670 Belum diturap
Wenaka 3.5 Diturap
Ebun 1 Belum diturap
o o
Tala Tala 1 09 06’ 51,9” 124 51’ 28,6” 0.2 7.31 754 Diturap
o o
Tala 2 09 06’ 50.0” 124 51’ 36,0” 7.5 445 Diturap

4-40
Penyusunan Rencana Pengelolaan SDA
Wilayah Sungai Benanain Tahap II Laporan Akhir

Lokasi Mata Air Koordinat Hasil Analisa / Sifat Fisik


Nama Debit
No TDS DHL Keterangan
Kecamatan Desa Kampung mata Air LS BT (L/det) pH 2
(mg/L) (Umos/cm )
o o
Tala 3 09 06’ 50,5” 124 51’ 51,5” 7.5 766 Diturap
o o
Berkase Berkase 09 08’ 07,6” 124 51’ 25,9” 0.3 7.24 521 Diturap
o o
4 Tasifeto Barat Dafala Dafala We Totan 09 11’ 11,8” 124 58’ 33,9” 3 7.21 340 490 Diturap
We Rinai
Wenu
Webora
o o
Depala 09 11’ 11,8” 124 58’ 33,9” 20 7.21 534
o o
Webuak Weraikuak 09 09’ 11,8” 124 59’ 14,5” 1 7.25 410 610
o o
Silawan Silawan Wekiar 09 01’ 04,7” 124 55’ 41,7” 3 7.64 - 953
o o
Suliren 09 01’ 32,2” 124 55’ 31,9” 0.1 8.02 - 907
o o
5 Kakulukmesak Kabuna Haliwen Kabuna 1 09 04’ 05,8” 124 54’ 48,2” 0.2 7.16 - 548 Diturap
o o
Kabuna 2 09 04’ 06,8” 124 54’ 49,0” 0.3 - - -
o o
Wetua 1 09 02’ 16,6” 124 52’ 47,6” 1 7.19 680 1090 Diturap
o o
Wetua 2 & 3 09 02’ 14,4” 124 52’ 40,3” - - - - Diturap
o o
6 Atambua Marileten Lalosuk Lalosuk 09 07’ 44,5” 124 54’ 09,5” 5 7.07 350 530
o o
Umanen Wenu Wenu 09 06’ 04,5” 124 52’ 08,8” 0.2 7.34 350 540
Wehedan - - - -
o o
Wekatimun Nuntores 09 06’ 21,9” 124 52’ 16,3” 1.52 7.31 310 460 Diturap
o o
Webukrak 09 06’ 13,5” 124 52’ 41,4” 0.2 7.04 450 680 Diturap
o o
Fatubenao Bakoek Wekakoli 09 06’ 57,2” 124 55’ 15,2” 0.3 7.13 490 730 Diturap
o o
Matitis 09 07’ 17,8” 124 55’ 24,7” 0.3 7.24 430 620 Diturap
o o
7 Raihat Tohe Haekesak Webot 1 09 00’ 45,2” 125 06’ 12,4” 80 - - - Diturap
o o
Webot 2 09 00’ 46,7” 125 06’ 09,3” 120 7.37 300 460 Diturap
Webot 3 40 - - - Diturap
o o
Motetu 09 00’ 53,7” 125 06’ 14,7” 25 7.30 300 450 Diturap
o o
Wekerame Wesanis 09 02’ 31,4” 125 06’ 13,0” 10 7.30 320 480 Diturap
o o
Fatukidi Webua 1 09 00’ 45,0” 125 06’ 31,5” 1.3 7.44 290 440 Belum diturap

4-41
Penyusunan Rencana Pengelolaan SDA
Wilayah Sungai Benanain Tahap II Laporan Akhir

Lokasi Mata Air Koordinat Hasil Analisa / Sifat Fisik


Nama Debit
No TDS DHL Keterangan
Kecamatan Desa Kampung mata Air LS BT (L/det) pH 2
(mg/L) (Umos/cm )
o o
Webua 2 09 00’ 26,5” 125 06’ 16,4” 3.5 7.46 270 400 Belum diturap
o o
Webua 3 09 00’ 26,5” 125 06’ 16,4” 0.5 - - - Belum diturap
o o
Webua 4 09 00’ 28,4” 125 06’ 15,7” 0.5 - - - Belum diturap
o o
Weraikuak 1 09 00’ 32,4” 125 06’ 22,5” 35.7 7.49 300 450 Belum diturap
o o
Weraikuak 2 09 00’ 32,4” 125 06’ 22,5” - - - - Belum diturap
o o
Kroe Weselawak 09 01’ 14,8” 125 06’ 43,6” 2 7.4 320 480 Belum diturap
o o
Raifatus Wetear 09 04’ 17,9” 125 07’ 28,0” 3 7.47 360 530 Diturap
o o 7.5 410 610 Diturap, Diesel
8 Sasitamean Asmanniea Loleon Oenoah 09 28’ 22,5” 125 50’ 50,2” 1
rusak
Oeboakmatin 0.5 - - -
Oefatureuk 2 - - -
o o
Klatun Klatun 09 27’ 05,9” 125 50’ 16,8” 7 - - -
o o
9 Lasiolat Fatulotu Fatulotu Weau 09 04’ 06,1” 125 03’ 02,7” 7 7.29 340 510 Diturap
o o
Takarabat Wekiik 09 03’ 51,8” 125 03’ 04,1” 0.3 - - -
o o
Amatohu 09 03’ 52,3” 125 02’ 33,8” 0.3 - - - Belum diturap
o o
Lahurus Lahurus 09 03’ 52,3” 125 02’ 33,8” 17 7.52 231 523 Diturap
o o
Baudaokma Hein Wemerut 09 03’ 19,8” 125 02’ 28,9” 0.7 7,61 270 410 Belum diturap
o o
Numoba 09 03’ 14,8” 125 03’ 33,8” 0.3 - - - Belum diturap
Wekaen - - - -
o o
Wetihu 1 09 03’ 13,9” 125 03’ 20,7” - 7.58 270 370 Belum diturap
o o
Wetihu 2 09 03’ 13,9” 125 03’ 20,7” 120 - - -
o o
Wetihu 3 09 03’ 13,9” 125 03’ 20,7” - - - -
o o
Dualasiraiulun Maulakak Weau 09 05’ 01,9” 125 05’ 05,2” 0.5 7.98 230 330 Diturap
o o
Wehalek 1 09 05’ 29,8” 125 05’ 20,8” 75 8.18 250 370 Belum diturap
o o
Wehalek 2 09 05’ 27,4” 125 05’ 17,4” - - - - Belum diturap
Wehalek 3 45 - - - Belum diturap
Siata - - - - Diturap

4-42
Penyusunan Rencana Pengelolaan SDA
Wilayah Sungai Benanain Tahap II Laporan Akhir

Lokasi Mata Air Koordinat Hasil Analisa / Sifat Fisik


Nama Debit
No TDS DHL Keterangan
Kecamatan Desa Kampung mata Air LS BT (L/det) pH 2
(mg/L) (Umos/cm )
Matawain o o 7.8 350 530 Diturap
Lakanmanu Haliren 09 04’ 41,1” 125 04’ 07,9” 2.5
(Wefeto)
penguk penguk pengukuran Diturap
Matawain o o
09 04’ 41,1” 125 04’ 07,9” 0.5 uranny uranny nya
(Weman)
a a
10 Lamaknen Dirun - Wenu; Kanlai; - - - - - - 15 nama mata air
Ewigie; Lesuama; belum dilakukan
Berewen; pemantauan,
Fatumutin; lokasi dan debit
Weonu; Hut;
Lookun; Liurai;
Wehan; Solimar;
Mauhale &
Sihata
o o
11 Raimanus Teun Teun Abaibuti 09 21’ 54,8” 124 52’ 56,8” 6 7.3 390 610 Belum diturap
Hera 4 - - - Diturap
Naihu 2 - - -
o o
Seon Kekuun Kekuun 1 09 22’ 39,0” 124 53’ 09,1” - 7.34 400 590 Diturap
o o
Kekuun 2 09 22’ 39,0” 124 53’ 09,1” - - - - Diturap
o o
Kekuun 3 09 22’ 39,0” 124 53’ 09,1” 6 - - - Diturap
o o
Kekuun 4 09 22’ 39,0” 124 53’ 09,1” - - - - Diturap
o o
12 Weliman Weliman Weliman Weliman 09 37’ 21,8” 124 52’ 01,6” 660 7.25 480 750 Diturap
Malaka o o 7.28 380 580 Diturap
13 Wehaki Laran Matankanuan 09 34’ 21,2” 124 53’ 42,8” 5
Tengah
o o
Wetiaau 09 34’ 21,2” 124 53’ 42,8” 7 - - - Belum diturap
o o
Weau 09 34’ 07,9” 124 53’ 23,0” 10 7.68 390 590 Diturap
o o
Wemaromak 09 34’ 23,9” 124 53’ 58,2” 3 7.11 530 810 Diturap

4-43
Penyusunan Rencana Pengelolaan SDA
Wilayah Sungai Benanain Tahap II Laporan Akhir

Lokasi Mata Air Koordinat Hasil Analisa / Sifat Fisik


Nama Debit
No TDS DHL Keterangan
Kecamatan Desa Kampung mata Air LS BT (L/det) pH 2
(mg/L) (Umos/cm )
(feto)
Wemaromak o o 7.11 530 810 Diturap
09 34’ 23,9” 124 53’ 58,2” 2
(man)
o o
Kamanasa Betun Wetubaki 09 33’ 02,1” 124 54’ 38,5” 8 7.2 269 617 Diturap
o o
14 Malaka Timur Bonibais Baunasa Inkatis 09 23’ 05,0” 124 53’ 25,4” 5 7.26 450 780 Diturap
o o
Wemeda Babahane Babahare 09 25’ 56,0” 124 54’ 38,5” 2 - - - Diturap
o o
15 Kobalima Lakekun Barat Lakekun Wematek 09 31’ 14,5” 124 56’ 33,1” 0.5 6.93 1280 1970 Diturap
o o
Litamali Litamali Wemasu 1 09 30’ 11,6” 124 59’ 59,5” 3 7.58 660 1010 Diturap
o o
Rainawe Rainawe Webua 1 09 28’ 59,4” 124 02’ 47,3” - 6.93 890 1390 Diturap
o o
Webua 2 09 28’ 59,4” 124 02’ 47,3” 3 - - - Diturap
Weseli 2.5 - - -

Sumber : Dinas Pertambangan dan Energi Kab. Belu, 2010, Penyusunan Materplan Air Minum Kawasan Perkotaan Bappeda Kab.Belu. TA.2011

4-44
Penyusunan Rencana Pengelolaan SDA
Wilayah Sungai Benanain Tahap II Laporan Akhir

Tabel 4. 20 Nama Lokasi, Sumber dan Debit Embung di Kabupaten Belu dan Kabupaten Malaka

Nama Lokasi Embung Tahun


No.
Waduk / Embung Irigasi Kecamatan Desa / Dusun Pembuatan

1 Embung Sesekoe Atambua Barat Umanen -


2 Embung Haliunlun Kota Atambua Fatubenao 2008
3 Embung Bereama Kobalima Babulu Selatan -
4 Embung Babulu I Kobalima Babulu 2009
5 Embung Alas Selatan Kobalima Timur Alas Selatan -
6 Embung Biakhale Kakuluk Mesak Fatuketi 1994
7 Embung Fatuketi Kakuluk Mesak Fatuketi 1994
8 Embung Fatuatis I Kakuluk Mesak Dualaus 1995
9 Embung Fatuatis II Kakuluk Mesak Dualaus 1995
10 Embung Baikene Kakuluk Mesak Dualaus 1995
11 Embung Oebuluan Kakuluk Mesak Fatuketi 1996
12 Embung Tniumanu Laen Manen Tniumanu 2008
13 Embung Meotroy Laen Manen Meotroy 2009
14 Embung Duomone Lasiolat Lasiolat 2005
15 Embung Raman Lasiolat Fatulotu -
16 Embung Dualasi Lasiolat Dualasi 2008
17 Embung Halifehan Lamaknen Halifehan 1997
18 Embung Luaguyu Lamaknen Luaguyu 1997
19 Embung Delebotu Lamaknen Dirun -
20 Embung Fulanfehan Lamaknen Dirun 2008
21 Embung Holgoto Lamaknen Fulur 2008
22 Embung Mahui Lamaknen Mahuitas 2009
23 Embung Lakuuman Lamaknen Selatan Lutharahato 2008
24 Embung Abistais Lamaknen Selatan Lakmaras 2009
25 Embung Nualain Lamaknen Selatan Nualain 2009
26 Embung Lo’onuna Lamaknen Selatan Lo’onuno -
27 Embung Kusa Malaka Timur Kusa 1993
28 Embung Oeniareu Malaka Timur Oeniareu 1996
29 Embung Bonan Malaka Timur Bonan 1996
30 Embung Fatukmetak Malaka Timur Sanleo -
31 Embung Halioan Malaka Tengah Barone 2008
32 Embung Fatukbesi Malaka Tengah Kakaniuk -
33 Embung Tolerun Nanaet Dubesi Lawalutoius 1996
34 Embung Nanaet Nanaet Dubesi Fohoeka 2008
35 Embung Dubesi Nanaet Dubesi Dubesi 2009
36 Embung Haliheobesi Raimanuk Rafae 2001
37 Embung Faturika Raimanuk Faturika 2008
38 Embung Fatuahu Raimanuk Rafae 2008
39 Embung Okleo Rinhat Biudukfoho 2001
40 Embung Saenama Rinhat Saenama 2009

4-45
Penyusunan Rencana Pengelolaan SDA
Wilayah Sungai Benanain Tahap II Laporan Akhir

Nama Lokasi Embung Tahun


No.
Waduk / Embung Irigasi Kecamatan Desa / Dusun Pembuatan

41 Embung Boen Rinhat Boen 2009


42 Embung Buris Rinhat Biris 2009
43 Embung Buris Rinhat Raifatus 2009
44 Embung Loncilon Rinhat Aitoun 2007
45 Embung Fatutofur Rinhat Toheleoen 2009
46 Embung Umutnana Sasta Mean Umutnana 2009
47 Embung Naisau Sasta Mean Naisau -
48 Embung Naiumu Tasifeto Barat Naiumu 2009
49 Embung Tala Tasifeto Barat Tala 1993
50 Embung Naekasa Tasifeto Barat Naekasa 1994
51 Embung Haliskun Tasifeto Barat Halisikun 1994
52 Embung Halikefen Tasifeto Barat Haikelen 1994
53 Embung Oetio Tasifeto Barat Naekasa 1994
54 Embung Kimbana Tasifeto Barat Bakustulama 1994
55 Embung Fatukarau Tasifeto Barat Fatukarau 1994
56 Embung Waikada Tasifeto Barat Waikada 1996
57 Embung Bekomean Tasifeto Timur Naiomu 2008
58 Embung Taslengluhan Tasifeto Timur Umaklaran 1993
59 Embung Wesasuit Tasifeto Timur Wesasuit 1997
60 Embung Salore Tasifeto Timur Tulakadi 1997
61 Embung Haliwen Tasifeto Timur Umaklaran 2002
62 Embung Sirani Tasifeto Timur Umaklaran 2002
63 Embung Haekrit Tasifeto Timur Marieten 2007
Sumber : RTRW Kabupaten Belu Tahun 2010, Penyusunan Materplan Air Minum Kawasan Perkotaan Bappeda
Kab.Belu. TA.20011

4.1.1.6 Irigasi dan Kebutuhan Air Bersih

Untuk melayani aktivitas wilayah dalam rangka mendorong produksi pertanian, maka

diperlukan upaya membentuk dan menambah jaringan prasarana irigasi, pada setiap

kecamatan potensial produksi tinggi tersebut. Pemerintah daerah Kabupaten Belu dan

Kabupaten Malaka telah membangun beberapa prasarana dan sarana irigasi,

diantaranya adalah Embung Sirani dan Embung Haekrit. Kedua embung ini selain

berfungsi untuk mengairi areal sawah juga digunakan sebagai air baku bersih/minum.

Lokasi kedua embung ini di letaknya tidak jauh dari Kota Atambua sehingga

diharapkan kedua embung ini juga bisa memenuhi kebutuhan air bersih/minum untuk

Kota Atambua dan sekitarnya.

4-46
Penyusunan Rencana Pengelolaan SDA
Wilayah Sungai Benanain Tahap II Laporan Akhir

Potensi Embung Sirani/Haliwen sebesar 20 liter/detik sebagai irigasi (Gambar 4.2),

Embung Haekrit dibangun pada Tahun 2007 – 2009 dengan sumber dana LOAN IP-

509 di manfaatkan untuk air bersih/minum, terletak di Desa Manleten, Kecamatan

Tasifeto Timur. Luas DAS Embung Haekrit sebesar 29,4 Km² dengan potensi Embung

Haekrit 30 Liter/detik (Gambar 4.3)

Tujuan pembangunan Embung Haekrit adalah :

1. Untuk mengairi areal irigasi potensial seluas 300 Ha, dengan intensitas tanam

sebesar 250 %.

2. Suplai air baku sebesar 30 liter/detik, untuk desa sekitarnya dan sebagian Kota

Atambua.

3. Konservasi sumber daya air dan lahan.

Bendungan Benanain dibangun pada Mei Tahun 2005 lokasi Desa Kakaniuk,

Kecamatan Malaka Tengah, Kabupaten Malaka (Gambar 4.4) di lengkapi dengan

sistem irigasi Malaka dengan kapasitas bendungannya yang mampu mengairi daerah

irigasi seluas 10.000 Ha yang mencakup wilayah Kecamatan Malaka Barat, Kecamatan

Malaka Tengah, Kecamatan Weliman, Kecamatan Wewiku dan Kabupaten Kobalima.

Dimanfaatkan sebagai sumber bersih/minum PDAM / IKK debit 25 Liter/detik

dibangun Ditjen Cipta Karya Departemen Pekerjaan Umum.

Gambar 4. 2 Embung Sirani / Haliwen, Kecamatan Tasifeto Timur

4-47
Penyusunan Rencana Pengelolaan SDA
Wilayah Sungai Benanain Tahap II Laporan Akhir

Gambar 4. 3 Embung Haekrit, Desa Manleten, Kecamatan Tasifeto Timur

Gambar 4. 4 Bendungan Benanain, lokasi Desa Kakaniuk, Kecamatan Malaka Tengah,

Kab.Malaka

4-48
Penyusunan Rencana Pengelolaan SDA
Wilayah Sungai Benanain Tahap II Laporan Akhir

4.1.1.7 Mata Air

Mata air adalah air tanah yang secara alami muncul karena adanya hubungan antara

akuifer dengan permukaan tanah. Jumlah Mata air di Kabupaten Belu sebanyak 24

mata air, sebagian besar tersebar pada Kecamatan Weliman dengan debit air sebesar

5 Liter/detik. Adapun data-data mata air yang sekaligus merupakan sumber air bersih

di Kabupaten Belu dapat dilihat pada Tabel 4.21.

Tabel 4. 21 Lokasi, Nama Sumber dan Debit Mata Air di Kabupaten Belu dan Kabupaten Malaka

Lokasi Sumber Mata Air Nama Debit


No. Keterangan
Kabupaten Desa Sumber (L/detik)
1 Belu Sasitamean Beaneno 2 -
2 Belu Mauhuitas Silala 0.7 -
3 Belu Dsn. Naebone Naebone 2 -
4 Malaka Malaka Barat Leunklok 7.5 -
5 Belu Fatuaruin Naibone 2.5 -
6 Belu Fatulotu Fatulotu 2.5 -
7 Belu Naitimu Inleat 1.5 Panjang pipa 8800 m
8 Belu Dirun Berewen 1.5 Panjang pipa 2792 m
9 Malaka Wesel Wesel 0.5 -
10 Belu Biudukfoho Biudukfoho 2.5 -
11 Belu Berewen Sisi 2.5 -
12 Malaka Weliman Weliman 5 Panjang pipa 10184 m
13 Malaka Weliman Weliman 0.5 Panjang pipa 822 m
14 Belu Niti / Webora Niti 1 Panjang pipa 2820 m
15 Belu Webereliku Tukuneno 1 Panjang pipa 2124 m
16 Belu Abatsali Umaklaran 2.5 Panjang pipa 3300 m
17 Belu Lesuama (Thp.I) Dirun 2.5 Panjang pipa 2170 m
18 Belu Wehedan Lakekun - Panjang pipa 796 m
19 Belu Lesuama (Thp.II) Dirun 2.5 Panjang pipa 3648 m
20 Belu Inleat Tasbar 1.5 Panjang pipa 150 m
21 Malaka Weseli Kobalima 2 Panjang pipa 264 m
22 Belu Motarama Naekasa 2 Panjang pipa 4049 m
23 Malaka Wehanok Barada - Panjang pipa 1671 m
24 Belu Berewen Dirun 2.5 Panjang pipa 500 m
Sumber: Dinas Kimpraswil Kab Belu Bid. Cipta Karya, 2009. Penyusunan Materplan Air Minum Kawasan Perkotaan
Bappeda Kab.Belu. TA.20011

4-49
Penyusunan Rencana Pengelolaan SDA
Wilayah Sungai Benanain Tahap II Laporan Akhir

a. Unit Air Baku

Unit air baku yang digunakan oleh PDAM Kabupaten Belu saat ini berasal dari

Mata Air Lahurus, Mata Air Tirta Bron-A1, Mata Air Tita Bron-A2 dan Mata Air

Bron-C. Sedangkan untuk air yang berasal dari Embung Haekrit masih dalam

tahap pembangunan. Rekapitulasi sumber air yang digunakan PDAM Kabupaten

Belu dapat dilihat pada Tabel 4.22 dibawah ini. Berdasarkan tabel di atas dapat

diketahui total kapasitas produksi PDAM Kabupaten Belu adalah 42 L/det

sedangkan kapasitas terpasangnya adalah 82 L/det.


Tabel 4. 22 Sumber Air Baku PDAM Kabupaten Belu

Kapasitas Kapasitas Kapasitas


Nama Sistem
No. Sumber Air Terpasang Produksi
Sumber Air Pengaliran
(L/det) (L/det) (L/det)

1 MA. Lahurus Gravitasi 120 20 20


2 MA. Tirta Bron-A1 Gravitasi 12 15 10
3 MA. Tirta Bron-A2 Gravitasi 5 5 3
4 MA. Tirta Bron-C Gravitasi 10 12 9
5 Embung Haekrit Pompa 30 30 -
Total 177 82 42

Sumber: PDAM Kabupaten Belu 2011, Penyususnan Materplan Air Minum Kawasan Perkotaan Bappeda Kab.Belu.
TA.2011

b. Mata Air Lahurus

Lokasi mata air MA. Lahurus berada pada elevasi + 559,00 m di Desa Fatulotu,

Kecamatan Lasiolat mempunyai kapasitas sumber mata air sebesar 120 L/det.

Kapasitas yang terpasang dan diproduksi sebesar 20 L/det. Sistem perpipaan

berdiameter 100 mm sebanyak dua buah dari bangunan broncaptering mata air

Lahurus dialirkan menuju ke bak pengumpul yang berdimensi Panjang 4 m, Lebar

2,8 m dan Tinggi 2,5 m. Dari bak pengumpul air di alirkan secara gravitasi

menggunakan pipa transmisi berdiameter 200 mm menuju reservoir Fatubenao,

reservoir Waituan dan sebagian menuju Desa Fatubenao, begitu juga dialirkan ke

Desa Lasiolat Kecamatan Lasiolat, Desa Manleten dan Desa Sarabau Kecamatan

Tasifeto Timur.

4-50
Penyusunan Rencana Pengelolaan SDA
Wilayah Sungai Benanain Tahap II Laporan Akhir

c. Mata Air Tirta Bron A1

Mata Air Tirta Bron -A1 berada pada elevasi + 360,00 m dan terletak di Desa

Fatukbot, Kecamatan Atambua Selatan. Kapasitas sumber mata air sebesar 12

L/det, kapasitas terpasang sebesar 15 L/det dan diproduksi produksi sebesar 10

L/det. Sistem perpipaan dari mata air Tirta Bron-A1, pipa outlet berdiameter 200

mm. Pipa tersebut diatas dialirkan menuju kedaerah pelayanan Kecamatan

Atambua Barat, Atambua Selatan dan Kota Atambua.

d. Mata Air Tirta Bron A2

Lokasi mata Air/MA.Tirta Bron-A2 berada pada elevasi + 360,00 m dan terletak di

Desa Fatukbot, Kecamatan Atambua Selatan. Kapasitas sumber Tirta Bron-A1

sebesar 5 L/det, kapasitas terpasang sebesar 5 L/det dan diproduksi sebesar 3

L/det. Sistem perpipaan berdiameter 100 mm dari mata air Tirta Bron-A2 dialirkan

menuju ke daerah pelayanan di Kecamatan Atambua Selatan.

e. Mata Air Tirta Bron C

Lokasi mata Air/ MA. Tirta Bron-C di Desa Fatukbot, Kecamatan Atambua Selatan

dengan elevasi + 373,00 m mempunyai kapasitas sumber mata air sebesar 10

L/det. Kapasitas terpasang sebesar 12 L/det dan diproduksi sebesar 9 L/det.

menggunakan system perpipaan berdiameter 150 mm. Selanjutnya pipa tersebut

dialirkan menuju daerah pelayanan di Kecamatan Atambua Selatan, Atambua

Barat dan Kota Atambua.

4-51
Penyusunan Rencana Pengelolaan SDA
Wilayah Sungai Benanain Tahap II Laporan Akhir

A. Irigasi
WS Benanain memiliki lahan sawah seluas 14304 Ha dan baru terlayani jaringan irigasi seluas : 12797 Ha (89 %) serta masih memiliki potensi

lahan irigasi seluas : 49173 Ha.

Berikut ini adalah daerah-daerah irigasi yang sedang dikembangkan di dalam Wilayah Sungai Benanain.
Tabel 4. 23 Daerah Irigasi Dalam WS Benanain
LUAS DAERAH IRIGASI (HA)

LOKASI POTENSIAL BELUM POTENSIAL


NO NAMA DAERAH TOTAL
NO NAMA DAS KEWENANGAN SAWAH BELUM ALIH
DAS IRIGASI JUM BELUM JUM LUAS
BELUM JUM SAWAH
KABUPATEN KECAMATAN IRIGASI LAH SAWAH LAH (HA)
IRIGASI LAH SAWAH FUNGSI

1 1 DAS EKAT BUK PUSAT KAB. TTU KEC. BIKOMI NILULAT 0 0 0 0 0 0 5 45 50 50

2 1 DAS EKAT INBATE PUSAT KAB. TTU KEC. BIKOMI NILULAT 0 0 0 0 0 0 5 45 50 50

3 2 DAS BANAIN OELFAUB PROVINSI KAB. TTU KEC. BIKOMI UTARA 50 0 50 0 0 50 0 200 200 250

4 4 DAS BAKITOLAS JAK PUSAT KAB. TTU KEC. BIKOMI UTARA 0 0 0 0 0 0 10 140 150 150

5 8 DAS OEMANU MENA / KAUBELE PUSAT KAB. TTU KEC. INSANA UTARA 586 101 687 0 0 687 0 402 402 1089

6 10 DAS PUNU PONU PUSAT KAB. TTU KEC. BIBOKI ANLEU 330 43 373 0 0 373 0 1057 1057 1430

7 11 DAS HASFUIK MAUBESI TANTORI / FATUONI PUSAT KAB. TTU KEC. BIBOKI ANLEU 0 0 0 0 0 0 25 395 420 420

8 13 DAS SELOWAI AINIBA KABUPATEN KAB. BELU KEC. KAKULUK MESAK 0 0 0 0 0 0 45 105 150 150

9 14 DAS UMAKLARAN HALIWEN PUSAT KAB. BELU KEC. TASIFETO TIMUR 50 0 50 249 0 299 0 0 0 299

10 14 DAS UMAKLARAN BUTASIK KABUPATEN KAB. BELU KEC. TASIFETO BARAT 150 0 150 0 0 150 0 0 0 150

11 14 DAS UMAKLARAN TAEKSORUK KABUPATEN KAB. BELU KEC. TASIFETO TIMUR 0 0 0 0 0 0 45 105 150 150

12 14 DAS UMAKLARAN SEONPASAR KABUPATEN KAB. BELU KEC. TASIFETO BARAT 0 0 0 0 0 0 30 70 100 100

13 14 DAS UMAKLARAN WEBUNI KABUPATEN KAB. BELU KEC. TASIFETO BARAT 0 0 0 0 0 0 30 70 100 100

14 14 DAS UMAKLARAN WEKARI KABUPATEN KAB. BELU KEC. TASIFETO BARAT 0 0 0 0 0 0 15 35 50 50

15 14 DAS UMAKLARAN LALOSUK KABUPATEN KAB. BELU KEC. TASIFETO BARAT 0 0 0 0 0 0 15 35 50 50

16 20 DAS LASIOLAT NOBELU PUSAT KAB. BELU KEC. TASIFETO TIMUR 128 0 128 0 0 128 0 0 0 128

17 20 DAS LASIOLAT BUATOK KABUPATEN KAB. BELU KEC. TASIFETO TIMUR 0 0 0 0 0 0 30 70 100 100

18 20 DAS LASIOLAT TAKIRIN KABUPATEN KAB. BELU KEC. TASIFETO TIMUR 0 0 0 0 0 0 120 0 120 120

4-52
Penyusunan Rencana Pengelolaan SDA
Wilayah Sungai Benanain Tahap II Laporan Akhir

LUAS DAERAH IRIGASI (HA)

LOKASI POTENSIAL BELUM POTENSIAL


NO NAMA DAERAH TOTAL
NO NAMA DAS KEWENANGAN SAWAH BELUM ALIH
DAS IRIGASI JUM BELUM JUM LUAS
BELUM JUM SAWAH
KABUPATEN KECAMATAN IRIGASI LAH SAWAH LAH (HA)
IRIGASI LAH SAWAH FUNGSI

19 24 DAS TALAU HAEKESAK PUSAT KAB. BELU KEC. RAIHAT 361 0 361 0 0 361 0 239 239 600

20 24 DAS TALAU MAUBUSA PUSAT KAB. BELU KEC. RAIHAT 259 0 259 0 0 259 0 1091 1091 1350

21 25 DAS LAMAKMEN HOLEKI PUSAT KAB. BELU KEC. LAMAKNEN 100 0 100 0 0 100 0 350 350 450

22 25 DAS LAMAKMEN HALILEKI PUSAT KAB. BELU KEC. LAMAKNEN 150 0 150 0 0 150 0 300 300 450

KEC. KOBA LIMA


23 29 DAS ALAS ALAS PROVINSI KAB. BELU 50 0 50 0 0 50 0 1600 1600 1650
TIMUR

24 31 DAS RAINAWE TUBAKI PROVINSI KAB. BELU KEC. NANAET DUBESI 50 0 50 0 0 50 0 250 250 300

25 31 DAS RAINAWE RAIMETAN KABUPATEN KAB. BELU KEC. KOBA LIMA 150 0 150 0 0 150 0 0 0 150

26 31 DAS RAINAWE WEOAN KABUPATEN KAB. BELU KEC. NANAET DUBESI 0 0 0 0 0 0 30 70 100 100

27 33 DAS LAWALU TOLOK PROVINSI KAB. BELU KEC. MALAKA TENGAH 50 0 50 0 0 50 0 550 550 600

28 33 DAS LAWALU WAEMAROMAK PROVINSI KAB. BELU KEC. MALAKA TENGAH 150 0 150 0 0 150 0 50 50 200

29 33 DAS LAWALU LAKEKUN I & II PROVINSI KAB. BELU KEC. KOBA LIMA 25 0 25 0 0 25 0 225 225 250

30 33 DAS LAWALU ETURAIFOU PROVINSI KAB. BELU KEC. MALAKA TENGAH 25 0 25 0 0 25 0 100 100 125

31 33 DAS LAWALU WEMATEK PROVINSI KAB. BELU KEC. KOBA LIMA 50 0 50 0 0 50 0 150 150 200

32 33 DAS LAWALU DEROK KABUPATEN KAB. BELU KEC. WELIMAN 0 0 0 0 0 0 30 70 100 100

33 33 DAS LAWALU WEBUA KABUPATEN KAB. BELU KEC. MALAKA TENGAH 0 0 0 0 0 0 30 70 100 100

34 34 DAS BENANAIN LURASIK PUSAT KAB. TTU KEC. BIBOKI UTARA 250 154 404 0 26 430 0 0 0 430

35 34 DAS BENANAIN HAEKTO PUSAT KAB. TTU KEC. NOEMUTI TIMUR 300 100 400 0 0 400 0 0 0 400

KEC. MIOMAFFO
36 34 DAS BENANAIN BILUANA PUSAT KAB. TTU 80 320 400 0 0 400 0 0 0 400
TENGAH

KEC. MIOMAFFO
37 34 DAS BENANAIN SEKO PUSAT KAB. TTU 0 0 0 0 0 0 5 75 80 80
BARAT

38 34 DAS BENANAIN AROKI PUSAT KAB. TTU KEC. BIBOKI UTARA 200 42 242 0 0 242 0 1000 1000 1242

39 34 DAS BENANAIN MALAKA PUSAT KAB. BELU KEC. MALAKA TENGAH 6700 0 6700 0 0 6700 100 18525 18725 25325

40 34 DAS BENANAIN FATUBESI PUSAT KAB. BELU KEC. SASITA MEAN 10 0 10 640 0 650 0 1000 1000 1650

41 34 DAS BENANAIN OBOR PUSAT KAB. BELU KEC. MALAKA TIMUR 308 0 308 0 0 308 0 1507 1507 1815

42 34 DAS BENANAIN BOKIS PROVINSI KAB. TTU KEC. INSANA 80 120 200 0 0 200 0 200 200 400

4-53
Penyusunan Rencana Pengelolaan SDA
Wilayah Sungai Benanain Tahap II Laporan Akhir

LUAS DAERAH IRIGASI (HA)

LOKASI POTENSIAL BELUM POTENSIAL


NO NAMA DAERAH TOTAL
NO NAMA DAS KEWENANGAN SAWAH BELUM ALIH
DAS IRIGASI JUM BELUM JUM LUAS
BELUM JUM SAWAH
KABUPATEN KECAMATAN IRIGASI LAH SAWAH LAH (HA)
IRIGASI LAH SAWAH FUNGSI

KEC. KOTA
43 34 DAS BENANAIN NAIN PROVINSI KAB. TTU 150 147 297 0 0 297 0 3 3 300
KEFAMENANU

44 34 DAS BENANAIN MAURISU PROVINSI KAB. TTU KEC. INSANA BARAT 50 0 50 0 0 50 0 350 350 400

KEC. MIOMAFFO
45 34 DAS BENANAIN SATAB PROVINSI KAB. TTU 50 0 50 0 0 50 0 215 215 265
BARAT

46 34 DAS BENANAIN OELOLOK PROVINSI KAB. TTU KEC. INSANA 147 3 150 0 0 150 0 0 0 150

47 34 DAS BENANAIN BAKATEU PROVINSI KAB. BELU KEC. MALAKA TENGAH 25 0 25 0 0 25 0 75 75 100

48 34 DAS BENANAIN WELIMAN PROVINSI KAB. BELU KEC. WELIMAN 250 0 250 0 0 250 0 750 750 1000

49 34 DAS BENANAIN LOLI KABUPATEN KAB. TTS KEC. POLEN 37 0 37 0 0 37 0 165 165 202

50 34 DAS BENANAIN BONLE'U I KABUPATEN KAB. TTS KEC. TOBU 0 0 0 0 0 0 200 0 200 200

KEC. AMANUBAN
51 34 DAS BENANAIN OEPUNU KABUPATEN KAB. TTS 30 40 70 15 0 85 0 75 75 160
TIMUR

52 34 DAS BENANAIN LOPON OEFUI KABUPATEN KAB. TTS KEC. POLEN 0 0 0 0 0 0 160 0 160 160

53 34 DAS BENANAIN SONAMNASI KABUPATEN KAB. TTS KEC. POLEN 0 0 0 0 0 0 160 0 160 160

54 34 DAS BENANAIN BONLE'U II KABUPATEN KAB. TTS KEC. TOBU 0 0 0 0 0 0 100 0 100 100

55 34 DAS BENANAIN FAFINISIN KABUPATEN KAB. TTS KEC. POLEN 0 0 0 0 0 0 100 0 100 100

56 34 DAS BENANAIN KAKAS KABUPATEN KAB. TTS KEC. POLEN 25 0 25 0 0 25 0 55 55 80

57 34 DAS BENANAIN HAUABAS KABUPATEN KAB. TTS KEC. POLEN 0 0 0 0 0 0 24 56 80 80

58 34 DAS BENANAIN TUAPUTU KABUPATEN KAB. TTS KEC. FATUKOPA 0 0 0 0 0 0 24 56 80 80

59 34 DAS BENANAIN ELONAEK KABUPATEN KAB. TTS KEC. POLEN 0 0 0 0 0 0 23 52 75 75

60 34 DAS BENANAIN TUNE KABUPATEN KAB. TTS KEC. TOBU 0 0 0 0 0 0 21 49 70 70

KEC. AMANUBAN
61 34 DAS BENANAIN FAILET KABUPATEN KAB. TTS 0 0 0 0 0 0 18 42 60 60
BARAT

62 34 DAS BENANAIN LAOB KABUPATEN KAB. TTS KEC. POLEN 0 0 0 0 0 0 18 42 60 60

63 34 DAS BENANAIN BISTITI KABUPATEN KAB. TTS KEC. OENINO 0 0 0 0 0 0 18 42 60 60

64 34 DAS BENANAIN NOELAKU KABUPATEN KAB. TTS KEC. KUATNANA 50 0 50 0 0 50 0 80 80 130

65 34 DAS BENANAIN TENE KABUPATEN KAB. TTS KEC. OENINO 0 0 0 0 0 0 65 0 65 65

4-54
Penyusunan Rencana Pengelolaan SDA
Wilayah Sungai Benanain Tahap II Laporan Akhir

LUAS DAERAH IRIGASI (HA)

LOKASI POTENSIAL BELUM POTENSIAL


NO NAMA DAERAH TOTAL
NO NAMA DAS KEWENANGAN SAWAH BELUM ALIH
DAS IRIGASI JUM BELUM JUM LUAS
BELUM JUM SAWAH
KABUPATEN KECAMATAN IRIGASI LAH SAWAH LAH (HA)
IRIGASI LAH SAWAH FUNGSI

66 34 DAS BENANAIN OENAEK KABUPATEN KAB. TTS KEC. FATUMNASI 50 0 50 0 0 50 0 10 10 60

67 34 DAS BENANAIN FAELUBU KABUPATEN KAB. TTS KEC. POLEN 0 0 0 0 0 0 60 0 60 60

68 34 DAS BENANAIN HAUSUSU KABUPATEN KAB. TTS KEC. POLEN 0 0 0 0 0 0 60 0 60 60

KEC. AMANUBAN
69 34 DAS BENANAIN FUKA KABUPATEN KAB. TTS 0 0 0 0 0 0 45 0 45 45
TIMUR

70 34 DAS BENANAIN NOENONI II KABUPATEN KAB. TTS KEC. OENINO 45 0 45 0 0 45 0 0 0 45

71 34 DAS BENANAIN TUANANU KABUPATEN KAB. TTS KEC. OENINO 0 0 0 0 0 0 14 31 45 45

72 34 DAS BENANAIN OEHALA I KABUPATEN KAB. TTS KEC. MOLLO TENGAH 0 0 0 0 0 0 5 35 40 40

73 34 DAS BENANAIN TUATUKA KABUPATEN KAB. TTS KEC. OENINO 0 0 0 0 0 0 15 25 40 40

74 34 DAS BENANAIN TUINAEK KABUPATEN KAB. TTS KEC. OENINO 0 0 0 0 0 0 12 28 40 40

75 34 DAS BENANAIN NUNUTAPI KABUPATEN KAB. TTS KEC. POLEN 0 0 0 0 0 0 12 28 40 40

76 34 DAS BENANAIN OEHALA II KABUPATEN KAB. TTS KEC. MOLLO TENGAH 0 0 0 0 0 0 10 30 40 40

77 34 DAS BENANAIN NUNA KABUPATEN KAB. TTS KEC. POLEN 11 0 11 0 0 11 0 26 26 37

78 34 DAS BENANAIN NOENONI I KABUPATEN KAB. TTS KEC. OENINO 35 0 35 0 0 35 0 0 0 35

79 34 DAS BENANAIN PUNA KABUPATEN KAB. TTS KEC. OENINO 0 0 0 0 0 0 10 25 35 35

80 34 DAS BENANAIN PAUMENU KABUPATEN KAB. TTS KEC. POLEN 0 0 0 0 0 0 9 21 30 30

81 34 DAS BENANAIN TESILEU KABUPATEN KAB. TTS KEC. OENINO 0 0 0 0 0 0 9 21 30 30

82 34 DAS BENANAIN BIBONAK KABUPATEN KAB. TTS KEC. POLEN 0 0 0 0 0 0 9 21 30 30

KEC. AMANUBAN
83 34 DAS BENANAIN OEMANAS KABUPATEN KAB. TTS 0 0 0 0 0 0 8 17 25 25
TIMUR

84 34 DAS BENANAIN OELUAN KABUPATEN KAB. TTU KEC. NOEMUTI 76 0 76 0 0 76 0 0 0 76

85 34 DAS BENANAIN TUALENE KABUPATEN KAB. TTU KEC. BIBOKI UTARA 108 72 180 0 0 180 0 0 0 180

86 34 DAS BENANAIN BAKAN KABUPATEN KAB. TTU KEC. BIBOKI UTARA 120 80 200 0 0 200 0 0 0 200

87 34 DAS BENANAIN HAUTEAS KABUPATEN KAB. TTU KEC. BIBOKI UTARA 60 40 100 0 0 100 0 0 0 100

88 34 DAS BENANAIN TUALEU KABUPATEN KAB. TTU KEC. INSANA 50 0 50 0 0 50 0 0 0 50

89 34 DAS BENANAIN KIUOLA KABUPATEN KAB. TTU KEC. NOEMUTI 50 30 80 0 0 80 15 0 15 95

90 34 DAS BENANAIN PULO KABUPATEN KAB. TTU KEC. NOEMUTI 75 50 125 0 0 125 0 75 75 200

4-55
Penyusunan Rencana Pengelolaan SDA
Wilayah Sungai Benanain Tahap II Laporan Akhir

LUAS DAERAH IRIGASI (HA)

LOKASI POTENSIAL BELUM POTENSIAL


NO NAMA DAERAH TOTAL
NO NAMA DAS KEWENANGAN SAWAH BELUM ALIH
DAS IRIGASI JUM BELUM JUM LUAS
BELUM JUM SAWAH
KABUPATEN KECAMATAN IRIGASI LAH SAWAH LAH (HA)
IRIGASI LAH SAWAH FUNGSI

91 34 DAS BENANAIN OEKOPA KABUPATEN KAB. TTU KEC. BIBOKI TAN’PAH 120 80 200 0 0 200 0 50 50 250

92 34 DAS BENANAIN OEMEU KABUPATEN KAB. TTU KEC. NOEMUTI TIMUR 0 0 0 0 0 0 100 0 100 100

93 34 DAS BENANAIN POPNAM KABUPATEN KAB. TTU KEC. NOEMUTI TIMUR 0 0 0 0 0 0 60 0 60 60

94 34 DAS BENANAIN TFOIN KABUPATEN KAB. TTU KEC. NOEMUTI TIMUR 0 0 0 0 0 0 100 0 100 100

95 34 DAS BENANAIN KUSTANIS KABUPATEN KAB. TTU KEC. NOEMUTI 0 0 0 0 0 0 70 0 70 70

96 34 DAS BENANAIN BAIKH KABUPATEN KAB. TTU KEC. NOEMUTI 0 0 0 0 0 0 60 0 60 60

97 34 DAS BENANAIN BENKOKO KABUPATEN KAB. TTU KEC. INSANA 0 0 0 0 0 0 150 0 150 150

98 34 DAS BENANAIN OELIMA KABUPATEN KAB. TTU KEC. BIBOKI SELATAN 0 0 0 0 0 0 40 0 40 40

99 34 DAS BENANAIN UPUNAEK KABUPATEN KAB. TTU KEC. BIKOMI SELATAN 0 0 0 0 0 0 21 49 70 70

100 34 DAS BENANAIN KLAE KABUPATEN KAB. TTU KEC. BIKOMI SELATAN 0 0 0 0 0 0 15 35 50 50

101 34 DAS BENANAIN OEMANU KABUPATEN KAB. TTU KEC. NOEMUTI 0 0 0 0 0 0 18 42 60 60

102 34 DAS BENANAIN PNUININ KABUPATEN KAB. TTU KEC. NOEMUTI 0 0 0 0 0 0 20 45 65 65

103 34 DAS BENANAIN NIT'OES KABUPATEN KAB. TTU KEC. NOEMUTI TIMUR 0 0 0 0 0 0 17 38 55 55

104 34 DAS BENANAIN FAUT KOLO KABUPATEN KAB. TTU KEC. NOEMUTI 0 0 0 0 0 0 21 49 70 70

105 34 DAS BENANAIN KLEJA KABUPATEN KAB. TTU KEC. INSANA 0 0 0 0 0 0 33 77 110 110

106 34 DAS BENANAIN OELIURAI KABUPATEN KAB. TTU KEC. INSANA TENGAH 0 0 0 0 0 0 10 20 30 30

107 34 DAS BENANAIN BONI KABUPATEN KAB. TTU KEC. INSANA 0 0 0 0 0 0 15 35 50 50

KEC. INSANA
108 34 DAS BENANAIN BOLKE KABUPATEN KAB. TTU 0 0 0 0 0 0 20 45 65 65
FAFINESU

109 34 DAS BENANAIN MIL'ANA KABUPATEN KAB. TTU KEC. BIBOKI UTARA 0 0 0 0 0 0 45 105 150 150

110 34 DAS BENANAIN OERINBESI KABUPATEN KAB. TTU KEC. BIBOKI TAN’PAH 0 0 0 0 0 0 54 126 180 180

111 34 DAS BENANAIN TEUTBESI KABUPATEN KAB. TTU KEC. INSANA 0 0 0 0 0 0 45 105 150 150

112 34 DAS BENANAIN USAPINONOT KABUPATEN KAB. TTU KEC. INSANA 0 0 0 0 0 0 60 140 200 200

113 34 DAS BENANAIN NAITIU KABUPATEN KAB. TTU KEC. INSANA 0 0 0 0 0 0 48 112 160 160

114 34 DAS BENANAIN RAIMEA KABUPATEN KAB. BELU KEC. IO KUFEU 196 0 196 0 0 196 0 204 204 400

115 34 DAS BENANAIN HALILULIK KABUPATEN KAB. BELU KEC. TASIFETO BARAT 175 0 175 0 0 175 0 25 25 200

116 34 DAS BENANAIN KIMBANA KABUPATEN KAB. BELU KEC. TASIFETO BARAT 0 0 0 0 0 0 15 35 50 50

4-56
Penyusunan Rencana Pengelolaan SDA
Wilayah Sungai Benanain Tahap II Laporan Akhir

LUAS DAERAH IRIGASI (HA)

LOKASI POTENSIAL BELUM POTENSIAL


NO NAMA DAERAH TOTAL
NO NAMA DAS KEWENANGAN SAWAH BELUM ALIH
DAS IRIGASI JUM BELUM JUM LUAS
BELUM JUM SAWAH
KABUPATEN KECAMATAN IRIGASI LAH SAWAH LAH (HA)
IRIGASI LAH SAWAH FUNGSI

117 34 DAS BENANAIN TEUN KABUPATEN KAB. BELU KEC. RAI MANUK 0 0 0 0 0 0 30 70 100 100

118 34 DAS BENANAIN SALORE KABUPATEN KAB. BELU KEC. BOTIN LEOBELE 0 0 0 0 0 0 45 105 150 150

119 36 DAS HALILAMUTU NAIBOKONG KABUPATEN KAB. TTS KEC. TOIANAS 0 0 0 0 0 0 23 52 75 75

120 36 DAS HALILAMUTU PEKE KABUPATEN KAB. TTS KEC. TOIANAS 0 0 0 0 0 0 12 28 40 40

121 36 DAS HALILAMUTU TAKLAM KABUPATEN KAB. TTS KEC. SANTIAN 0 0 0 0 0 0 15 25 40 40

122 36 DAS HALILAMUTU NOELIN KABUPATEN KAB. TTS KEC. TOIANAS 0 0 0 0 0 0 3 7 10 10

123 38 DAS OEKAEM SIAN KABUPATEN KAB. TTS KEC. BOKING 0 0 0 0 0 0 7 18 25 25

124 40 DAS BOKING BAUS PUSAT KAB. TTS KEC. BOKING 0 0 0 0 0 0 50 2950 3000 3000

125 41 DAS BONE MENU KABUPATEN KAB. TTS KEC. NUNKOLO 90 85 175 0 0 175 0 25 25 200

126 41 DAS BONE FAULEU KABUPATEN KAB. TTS KEC. NUNKOLO 50 0 50 0 0 50 0 10 10 60

127 41 DAS BONE SONAPOLEN KABUPATEN KAB. TTS KEC. BOKING 0 0 0 0 0 0 9 21 30 30

128 42 DAS SUU LOPON KABUPATEN KAB. TTS KEC. NUNKOLO 20 0 20 0 0 20 0 40 40 60

129 44 DAS NENOAT NUALUNAT KABUPATEN KAB. TTS KEC. KOT ' OLIN 0 0 0 0 0 0 21 49 70 70

130 44 DAS NENOAT BANLI KABUPATEN KAB. TTS KEC. NUNKOLO 10 0 10 0 0 10 0 60 60 70

TOTAL 12797 1507 14304 904 26 15234 3046 37493 49173 55773

Sumber : BWS NT II Provinsi NTT 2013

4-57
Penyusunan Rencana Pengelolaan SDA
Wilayah Sungai Benanain Tahap II Laporan Akhir

B. Embung
Tabel 4. 24 Embung Irigasi di WS Benanain s/d Tahun Anggaran 2013

TARGET
LOKASI DATA TEKNIS
PELAYANAN
NAMA TAHUN SUMBER
NO DESA / Luas Panjang Tinggi Daya KET.
EMBUNG Irigasi Manusia ANGGARAN DANA
KECAMATAN KELURAH DAS Tanggul Tanggul Tampung
3 (Ha) (KK)
AN (ha) (m) (m) (m )

KABUPATEN BELU
Embung 2002, 2003,
1 Tasifeto Timur Umaklaran 230,00 130,00 20,00 1.860.000,00 300,00 1.400,00 APBN B
HALIWEN 2005, 2006
Embung
2 Tasifeto Timur Manleten 2.940,00 220,00 16,50 2.640.000,00 200,00 272,00 2007 LOAN IP-509 B
HAEKRIT
KABUPATEN TIMOR TENGAH UTARA
Embung JICA GRANT
1 Insana Oenbit 25,00 414,00 19,50 170.000,00 70,00 190,00 1995/1996 B
BENKOKO AID
Embung JICA GRAND
2 Insana Oenbit 181,00 12,00 58.800,00 10,08 217,00 1995/1996 B
OEBUAIN AID
Embung
3 Insana Sekon 2010 APBN B
SEKON
Embung
4 Insana Oenaem 2011 APBN B
OENAEM
4 JUMLAH 3.195,00 4.728.800,00 580,08 2.079,00

Sumber : BWS NT II Provinsi NTT 2013

4-58
Penyusunan Rencana Pengelolaan SDA
Wilayah Sungai Benanain Tahap II Laporan Akhir

Tabel 4. 25 Embung Kecil di WS Benanain


Luas Panjang Tinggi Daya Layanan Layanan Layanan
Lintan Kabu Tahun Sumber
No Nama Bujur Desa Kecamatan DAS Tanggul Tanggul Tampung Manusia Hewan Perkebunan
g paten Anggaran Dana
(Ha) (m) (m) (m3) (KK) (ekor) (Ha)
1 EMBUNG AMOL 124.917 -9.383 Amol Miomafo Timur TTU 5.8 155 6 8370 31 93 1.6 1990/1991 APBN

2 EMBUNG OESTER 2 124.839 -9.467 Naisau Sasitamean Malaka 0 76 8 0 0 0 2010

3 EMBUNG SALORE 124.858 -9.471 Salore Malaka Timur Malaka 11 50 9 28700 210 87 7.2 1999/2000 APBN

5 EMBUNG SAINENU 124.421 -9.386 Sainenu Miomafo Timur TTU 9 110 7 19520 72 216 3.6 1992/1993 APBN

6 EMBUNG NUNMANU 124.501 -9.437 Nunmanu Kopeta Kefa TTU 9.8 95 7 22030 82 246 41 1992/1993 APBN

7 EMBUNG LULU'U 124.518 -9.482 Tubuhue Kota Kefamenanu TTU 10.5 70 9 23575 75 134 4.1 2006 APBN

8 EMBUNG MAOL 124.525 -9.481 Maol Kefa Kota TTU 5 70 9 26217 97 291 4.85 1997/1998 APBN

9 EMBUNG SUBUN 124.533 -9.475 Subun Biboki Selatan TTU 21 210 6 8500 104 312 5.2 1989/1990 APBN

10 EMBUNG PALBENO 124.520 -9.468 Tubuhue Kefa Kota TTU 12 98 9 31000 115 345 5.75 1995/1996 APBN

EMBUNG PAPIN
11 124.517 -9.458 Tubuhue Kefa Selatan TTU 12 80 9 28190 104 312 5.2 1995/1996 APBN
BAWAH

12 EMBUNG BESTOBE 124.556 -9.451 Subun Insana TTU 12 87 11 43511 162 483 2.27 2000 APBN

13 EMBUNG OEKLEO 124.738 -9.618 Biudukfoho Malaka Barat Malaka 23 56 8 27800 211 78 5.2 2001 APBN

Bakustulam
14 EMBUNG KIMBANA 2 124.878 -9.252 Tasifeto Barat Belu 20 60 7 20000 80 200 3.4 2007 APBN
a

EMBUNG
15 124.872 -9.331 Rafae Malaka Timur Malaka 25 56 9 29800 238 98 4.8 2001 APBN
HALIHEDIBESI

APBD/ONTO
16 EMBUNG TAPENPAH 124.632 -9.475 Tapenpah Insana TTU 8 225 6 12500 46 138 2.3 1988/1989
P

17 EMBUNG PANTAE 124.649 -9.382 Pantae Biboki Selatan TTU 5.4 85 6 29370 31 93 1.55 1989/1990 APBN

18 EMBUNG LANAUS 124.636 -9.404 Lanaus Insana TTU 15.2 100 6 13700 108 324 5.4 1989/1990 APBN

EMBUNG
19 124.667 -9.424 Manunain Insana TTU 6 125 6 9700 33 99 1.6 1989/1990 APBN
MANUNAIN B

20 EMBUNG BANAE 124.561 -9.436 Banae Insana TTU 6.5 85 6 9000 50 150 2.5 1989/1990 APBN

4-59
Penyusunan Rencana Pengelolaan SDA
Wilayah Sungai Benanain Tahap II Laporan Akhir

Luas Panjang Tinggi Daya Layanan Layanan Layanan


Lintan Kabu Tahun Sumber
No Nama Bujur Desa Kecamatan DAS Tanggul Tanggul Tampung Manusia Hewan Perkebunan
g paten Anggaran Dana
(Ha) (m) (m) (m3) (KK) (ekor) (Ha)
21 EMBUNG MANENU 124.752 -9.304 Manenu Biboki Selatan TTU 7.56 79 7 10640 39 117 1.95 1992/1993 APBN

22 EMBUNG NAITIMU 124.862 -9.271 Bekumean Tasifeto Barat Belu 13 109 8 32440 120 360 6 1993/1994 APBN

23 EMBUNG KIMBANA 1 124.869 -9.265 Naitimu Tasifeto Barat Belu 8 70 8 19800 73 219 3.65 1994/1995 APBN

24 EMBUNG OEIVO 124.870 -9.267 Naitimu Tasifeto Barat Belu 9 73 8 23400 86 258 4.3 1994/1995 APBN

25 EMBUNG ASU - ASU 124.616 -9.171 Oepuah Biboki Utara TTU 30 68 7 25000 100 250 4.2 2007 APBN

26 EMBUNG MATABESI 124.624 -9.260 Matabesi Biboki Selatan TTU 5 90 8 18930 70 210 3.5 1991/1992 APBN

27 EMBUNG TUNBESI 124.654 -9.285 Tunbes Biboki Selatan TTU 7 85 9 19360 72 216 3.6 1991/1992 APBN

28 EMBUNG HUMUSU 124.560 -9.297 Humusu Insana TTU 12.2 145 6 7330 27 81 1.35 1990/1991 APBN

29 EMBUNG MANENO 124.734 -9.275 Maneno Biboki Utara TTU 8 78 8 20600 76 228 3.8 1997/1998 APBN

30 EMBUNG BIAKHALE 124.889 -9.096 Fatuketi Tasifeto Barat Belu 10 96 8 24130 89 267 4.45 1994/1995 APBN

31 EMBUNG FATUKETI 124.860 -9.088 Fatuketi Kopeta Atambua Belu 7.5 134 10 40100 148 444 7.4 1994/1995 APBN

32 EMBUNG BATUPUTIH 124.717 -9.099 Batuputih Biboki Selatan TTU 9.8 83 7 34108 89 267 4.45 1997/1998 APBN

33 EMBUNG NUNMAFO 124.712 -9.440 Nunmafo Biboki Selatan TTU 7 95 9 17430 64 192 3.2 1991/1992 APBN

34 EMBUNG KOEBELE 124.618 -9.205 Oepuah Biboki Utara TTU 35 70 8 30000 114 300 5.1 2007 APBN

APBD/ONTO
41 EMBUNG HAHAE 124.480 -9.479 Sasi Miomafo Timur TTU 19 100 10 36000 133 399 6.65 1987/1988
P

APBD/ONTO
42 EMBUNG OEFUI 124.413 -9.465 Nimasi Miomafo Timur TTU 6 80 7 12200 45 135 2.25 1986/1987
P

43 EMBUNG KUATNANA 124.466 -9.393 Kuatnana Miomafo Timur TTU 8 105 8 14720 54 162 2.7 1993/1994 APBN

44 EMBUNG HAUMENI 124.426 -9.402 Haumeni Miomafo Timur TTU 9.1 175 6 8750 32 96 1.6 1990/1991 APBN

45 EMBUNG KENSULAT 124.469 -9.441 Kensulat Kopeta Kefa TTU 7.5 105 8 17930 66 198 3.3 1993/1994 APBN

APBD/ONTO
46 EMBUNG OENENU I 124.441 -9.427 Oenenu Miomafo Timur TTU 12 90 8 34800 129 387 6.45 1988/1989
P

APBD/ONTO
47 EMBUNG OENENU II 124.456 -9.432 Oenenu Miomafo Timur TTU 12 95 6 9100 33 99 1.7 1989/1990
P

4-60
Penyusunan Rencana Pengelolaan SDA
Wilayah Sungai Benanain Tahap II Laporan Akhir

Luas Panjang Tinggi Daya Layanan Layanan Layanan


Lintan Kabu Tahun Sumber
No Nama Bujur Desa Kecamatan DAS Tanggul Tanggul Tampung Manusia Hewan Perkebunan
g paten Anggaran Dana
(Ha) (m) (m) (m3) (KK) (ekor) (Ha)
EMBUNG PAPIN
50 124.516 -9.455 Tubuhue Kefa Kota TTU 9 80 9 29000 107 321 5.35 1995/1996 APBN
ATAS

APBN/ONT
51 EMBUNG PAPIN 124.513 -9.462 Papin Miomafo Barat TTU 5.5 115 6 6230 23 69 1.2 1988/1989
OP

52 EMBUNG BANSONE 124.327 -9.495 Bansone Kopeta Kefa TTU 12 85 7 17400 64 192 3.2 1992/1993 APBN

53 EMBUNG NILULAT 124.334 -9.493 Nilulat Miomafo Timur TTU 7.1 145 6 5750 21 63 1.1 1990/1991 APBN

54 EMBUNG BIJAEPASU 124.429 -9.539 Bijaepasu Miomafo Barat TTU 7.5 180 6 10220 38 114 1.9 1988/1989 APBN

55 EMBUNG TUABATAN 124.407 -9.546 Tuabatan Miomafo Barat TTU 8.2 70 6 28640 69 207 3.45 1989/1990 APBN

APBD/ONTO
56 EMBUNG OEOLO 124.393 -9.478 Oeolo Miomafo Barat TTU 9 115 6 6830 25 75 1.25 1989/1990
P

EMBUNG Haumenian
57 124.368 -9.481 Miomafo Barat TTU 7 98 9 26740 99 297 4.95 1996/1997 APBN
HAUMENIANA a

58 EMBUNG NIASU 124.444 -9.512 Akomi Miomafo Barat TTU 0 0 9 30000 0 0 2009

59 EMBUNG NIAN 124.456 -9.513 Nian Miomafo Barat TTU 7 155 6 12380 46 138 2.3 1988/1989 APBN

60 EMBUNG LETKASE 124.459 -9.509 Nian Miomafo Barat TTU 9 76 8 23500 87 261 4.35 1994/1995 APBN

APBD/ONTO
61 EMBUNG BEBA 124.471 -9.503 Oelami Miomafo Timur TTU 9 121 6 25000 92 278 4.6 1987/1988
P

APBD/ONTO
62 EMBUNG NAIOLA 124.487 -9.518 Naiola Miomafo Timur TTU 15 115 8 32000 118 352 6 1987/1988
P

63 EMBUNG OEBKIN 124.493 -9.520 Naiola Miomafo Timur TTU 38 75 8 28000 106 280 4.7 2007 APBN

64 EMBUNG LAPEON 124.654 -9.818 Lapeon Biboki Selatan TTU 8.5 105 9 17330 64 192 3.2 1991/1992 APBN

65 EMBUNG KUANEK 124.395 -9.461 Kuanek Miomafo Barat TTU 7 116 6 9530 35 105 1.75 1992/1993 APBN

66 EMBUNG AINIBA 124.814 -9.052 Fatuketi Kakuluk Mesak Belu 25 70 8 18500 72 185 3.1 2007 APBN

67 EMBUNG OEHARA 124.821 -9.345 Metroi Laen Manen Malaka 0 130 10 0 0 0 2010

68 EMBUNG KAREANA 124.908 -9.496 Kareana Sasita mean Malaka 36 86 7 27000 108 270 4.6 2007 APBN

69 EMBUNG KIKI 124.836 -9.293 Kiki Biboki Utara TTU 12 70 7 24220 89 267 4.45 1992/1993 APBN

4-61
Penyusunan Rencana Pengelolaan SDA
Wilayah Sungai Benanain Tahap II Laporan Akhir

Luas Panjang Tinggi Daya Layanan Layanan Layanan


Lintan Kabu Tahun Sumber
No Nama Bujur Desa Kecamatan DAS Tanggul Tanggul Tampung Manusia Hewan Perkebunan
g paten Anggaran Dana
(Ha) (m) (m) (m3) (KK) (ekor) (Ha)
70 EMBUNG OEKOLO 124.358 -9.540 Oekolo Miomafo Barat TTU 12 101 10 32650 121 363 6 1996/1997 APBN

71 EMBUNG KOREA 124.505 -9.572 Oeenak Niemuti TTU 0 0 8 30000 0 0 2009

72 EMBUNG KUSA 124.873 -9.402 Sunbaun Malaka Timur Malaka 8.5 70 8 17910 66 198 3.3 1993/1994 APBN

73 EMBUNG BONAN 124.767 -9.664 Bonan Malaka Timur Malaka 8 92 9 28300 104 312 5.2 1995/1996 APBN

74 EMBUNG OENIAREU 124.847 -9.350 Oeniareu Malaka Timur Malaka 9 88 10 23800 88 264 4.4 1996/1997 APBN

75 EMBUNG WESASUIT 124.899 -9.056 Wesasuit Tasifeto Barat Belu 9 66 8 29700 291 97 4.85 1997/1998 APBN

76 EMBUNG WESASEIK 125.058 -9.398 Kota Biru Kobalima Timur Malaka 0 0 8 15000 0 0 2009

EMBUNG
77 124.865 -9.642 Umaklaran Malaka Timur Malaka 12 67 9 29000 252 90 6.5 1999/2000 APBN
TASILENGLUHAN

78 EMBUNG HALIKELEN 124.877 -9.214 Halikelen Tasifeto Barat Belu 6.5 70 9 21204 78 234 4 1994/1995 APBN

79 EMBUNG WEHEDAN 124.802 -9.205 Birunatun Biboki Barat TTU 7 45 10 21500 68 220 4.1 1999/2000 APBN

80 EMBUNG OETULU 124.379 -9.500 Oetulu Miomafo Barat TTU 7.5 67 10 30336 75 225 3.75 1997/1998 APBN

EMBUNG
81 124.649 -9.396 Kiubaneno Biboki Selatan TTU 6 82 8 23600 87 261 4.35 1997/1998 APBN
KIUBANENO

82 EMBUNG FAFINESU 124.566 -9.316 Fafinesu C Insana Fafinesu TTU 0 105 8 0 0 0 2010

83 EMBUNG HAELUAN 125.012 -9.368 Kota Biru Kobalima Timur Malaka 0 0 11 30000 0 0 2009

84 EMBUNG BATNES 124.384 -9.457 Batnes Miomafo Barat TTU 6 130 6 6200 23 69 1.2 1990/1991 APBN

85 EMBUNG OESTER 124.839 -9.446 Uabau Laen Manen Malaka 0 0 10 38000 0 0 2009

86 EMBUNG TALA 124.859 -9.120 Tala Tasifeto Barat Belu 8 76 12 34335 127 381 6.35 1994/1995 APBN

87 EMBUNG NAEKASA 124.853 -9.208 Naekasa Tasifeto Barat Belu 9 124 10 36611 135 405 6.75 1994/1995 APBN

88 EMBUNG SAUNUA 124.413 -9.553 Akomi Miomafo Tengah TTU 0 87 8 0 0 0 2010

89 EMBUNG LUAGUJU 125.149 -9.083 Luaguju Lamaknen Belu 15 75 10 11700 351 117 5.85 1997/1998 APBN

90 EMBUNG TALERUN 124.892 -9.296 Lawalutous Tasifeto Barat Belu 9.7 60 10 23418 86 258 4.3 1996/1997 APBN

91 EMBUNG BANAIN 124.414 -9.347 Banain Miomafo Timur TTU 7 155 6 8140 30 90 1.5 1990/1991 APBN

92 EMBUNG OEPOPE 124.564 -9.614 Naob Noemuti TTU 8.2 70 8 15877 52 114 2.6 2006 APBN

4-62
Penyusunan Rencana Pengelolaan SDA
Wilayah Sungai Benanain Tahap II Laporan Akhir

Luas Panjang Tinggi Daya Layanan Layanan Layanan


Lintan Kabu Tahun Sumber
No Nama Bujur Desa Kecamatan DAS Tanggul Tanggul Tampung Manusia Hewan Perkebunan
g paten Anggaran Dana
(Ha) (m) (m) (m3) (KK) (ekor) (Ha)
93 EMBUNG BANFANU 124.458 -9.565 Banfanutu Miomafo Timur TTU 9.3 70 6 7350 27 81 1.35 1989/1990 APBN

94 EMBUNG HALIFEHAN 125.000 -9.461 Halifehan Lamaknen Belu 8 121 8 20100 74 222 3.7 1997/1998 APBN

95 EMBUNG OEKEL 124.414 -9.486 Nemasi Miomafo Timur TTU 6 78 8 18360 68 204 3.4 1994/1995 APBN

96 EMBUNG TISI 124.574 -9.430 Banae Insana TTU 7.5 62 8 26340 97 291 4.85 1994/1995 APBN

97 EMBUNG FATUATIS I 124.849 -9.033 Dualaus Tasifeto Barat Belu 8.8 85 8 26400 97 291 4.85 1995/1996 APBN

98 EMBUNG FATUATIS II 124.856 -9.036 Dualaus Tasifeto Barat Belu 8 72 8 27000 100 300 5 1995/1996 APBN

EMBUNG
99 124.895 -9.306 Fatukarau Tasifeto Barat Belu 15 96 9 31600 117 351 5.85 1996/1997 APBN
FATUKARAU

100 EMBUNG FAILET - - Nusa Kuatnana TTS 12.76 125 8 25645 275 438 12.70 2011 APBN

101 EMBUNG SISO - - Biloto Mollo Selatan TTS 13.55 96 9 24702 310 346 7.80 2011 APBN

102 EMBUNG SASI - - Tune Tobu TTS 10 64.14 8 28792.68 165 500 22 2013 APBN

103 EMBUNG AJAOTAMA - - Bestobe Tobu TTS 12 108.49 9 25091.31 115 700 31 2013 APBN

104 EMBUNG PUSU - - Pusu Kota SoE TTS 8 106.47 10 29966.98 214 400 26 2013 APBN

105 EMBUNG HU’EBAKI - - Lakat Amanuban Tengah TTS 7 82 10 25760 28 30 7 2013 APBN

106 EMBUNG OELBOSEN - - Tubuhue Kota Kefamenanau TTU 25 82.60 7 23690 107 363 8.25 2011 APBN

107 EMBUNG OELNITEP - - Tubuhue Kota Kefamenanau TTU 23 77.50 8 28763.80 97 261 9 2011 APBN

108 EMBUNG TATAN - - Subun Insana Barat TTU 30 67 10 25300 99 267 11.14 2011 APBN

109 EMBUNG DEROK - - Motadik Biboki Anleu TTU 18.70 70 9 22356 121 228 13.50 2011 APBN

110 EMBUNG AUDIAK - - Motadik Biboki Anleu TTU 17 83 9 24660.60 87 225 9.79 2011 APBN

111 EMBUNG FATUALAM - - Lapeom Insana Barat TTU 19.50 45 10 28152 89 291 10.01 2011 APBN

112 EMBUNG BESTOBE - - Manikin Noemuti Timur TTU 12.76 70 8 23552 75 220 8.44 2011 APBN

113 EMBUNG FATUIN - - Fatuin Insana TTU 7.80 91.60 9 27442.45 305 218 27 2013 APBN

114 EMBUNG SEKON - - Sekon Insana TTU 4 89.80 10 40128.48 105 1.300 50 2013 APBN

115 EMBUNG PALMA - - Lanaus Insana Tengah TTU 6 106 8 23310 25 125 35 2013 APBN

116 EMBUNG - - Lanaus Insana Tengah TTU 8 94 8 20790 40 20 45 2013 APBN

4-63
Penyusunan Rencana Pengelolaan SDA
Wilayah Sungai Benanain Tahap II Laporan Akhir

Luas Panjang Tinggi Daya Layanan Layanan Layanan


Lintan Kabu Tahun Sumber
No Nama Bujur Desa Kecamatan DAS Tanggul Tanggul Tampung Manusia Hewan Perkebunan
g paten Anggaran Dana
(Ha) (m) (m) (m3) (KK) (ekor) (Ha)
MANUMUTI

117 EMBUNG OE ANA - - Neo Nasi Miomaffo Tengah TTU 9 54 9 14160 28 50 28 2013 APBN

118 EMBUNG AKOMI - - Akomi Miomaffo Tengah TTU 6 88 9 22320 6 20 12 2013 APBN

119 EMBUNG NIAN - - Nian Miomaffo Tengah TTU 7 62 9 16080 30 10 20 2013 APBN

Derokfature
120 EMBUNG BEREKTAHENA - - Tasifeto Barat Belu 24 88 8 24656 227 185 34.05 2011 APBN
ne

EMBUNG
121 - - Mandeu Raimanuk Belu 11.50 92 9 29970.84 185 166 27.75 2011 APBN
HALITUKUNU

122 EMBUNG WELELAS - - Faturika Raimanuk Belu 15.75 95 9 26993 248 271 37.20 2011 APBN

123 EMBUNG TAERIDIK - - Naekasa Tasifeto Barat Belu 11.65 95 8 22494 189 226 28.35 2011 APBN

124 EMBUNG HALIULUN - - Fatubanao Kota Atambua Belu 12.66 92 10 24623.80 206 195 30.90 2011 APBN

125 EMBUNG RAIHANAS - - Sadi Tasifeto Timur Belu 24.76 85 8 23570.40 218 204 32.70 2011 APBN

126 EMBUNG MAUFUAS - - Naekesa Tasbar Belu 20 90 9 40500 - - - 2012 APBN

EMBUNG
127 - - Silawan Tastim Belu 30 145 10 72500 - - - 2012 APBN
MOTABENAR

128 EMBUNG NAHATAEK - - Mandeu Raimanuk Belu 12 92 10 60220.50 150 300 12 2013 APBN

129 EMBUNG MENABI - - Duakoran Raimanuk Belu 9 165 10 63750 75 160 15 2013 APBN

130 EMBUNG FATU UTU - - Naikasa Tasifeto Barat Belu 15 88 10 55780.45 160 175 9 2013 APBN

131 EEMBUNG BOAREU - - Umaklaran Tasifeto Timur Belu 12 100 10 45780.55 90 65 7.50 2013 APBN

132 EMBUNG FATUBA’A - - Fatubaa Tasifeto Timur Belu 13 64 10 33456.20 40 300 5 2013 APBN

133 EMBUNG HALIMUTI - - Manleten Tasifeto Timur Belu 10.50 130 10 47621.20 75 175 9 2013 APBN

134 EMBUNG FAUOAN - - Manleten Tasifeto Timur Belu 9.80 120 10 58765.10 80 200 6.70 2013 APBN

EMBUNG
135 - - Derok Tasifeto Barat Belu 9.70 115 10 42450.33 90 166 4.50 2013 APBN
HUDIMETAN

136 EMBUNG WEBERLIKU - - Tukuneno Tasifeto Barat Belu 6.50 70 8 21520 66 137 4 2013 APBN

4-64
Penyusunan Rencana Pengelolaan SDA
Wilayah Sungai Benanain Tahap II Laporan Akhir

Luas Panjang Tinggi Daya Layanan Layanan Layanan


Lintan Kabu Tahun Sumber
No Nama Bujur Desa Kecamatan DAS Tanggul Tanggul Tampung Manusia Hewan Perkebunan
g paten Anggaran Dana
(Ha) (m) (m) (m3) (KK) (ekor) (Ha)
Mandeu
137 EMBUNG KIAN RATE - - Raimanuk Belu 4.50 50 10 20945.30 85 144 8 2013 APBN
Rata

138 EMBUNG BEKOINUK - - Fatubaa Tasifeto Timur Belu 6.70 60 9 22237.52 92 176 6 2013 APBN

139 EMBUNG MASMAE - - Tukuneno Tasifeto Barat Belu 8.20 126 9 50780.40 88 145 5 2013 APBN

140 EMBUNG WEKLESE - - Tasain Raimanuk Belu 3.50 45 9 17986.35 80 152 4.50 2013 APBN

141 EMBUNG LO’O KOTA - - Derok Tasifeto Barat Belu 6.50 80 9 21691.44 72 150 5.60 2013 APBN

142 EMBUNG DAISTOIR - - Naisau Sasitamean Malaka 22.40 81 10 19500 107 175 5.40 2008 APBN

EMBUNG Kapitan
143 - - Laen Manen Malaka 25 82 8 20000 210 245 5.50 2008 APBN
SASITAMEAN Meo

144 EMBUNG WE ATOK LEKI - - Kakaniuk Malaka Tengah Malaka 27 50 8 21000 155 310 6.60 2008 APBN

145 EMBUNG BESBARA - - As Manulea Sasitamean Malaka 28 70 9 31500 - - - 2012 APBN

Sumber : BWS NT II Provinsi NTT 2014

4-65
Penyusunan Rencana Pengelolaan SDA
Wilayah Sungai Benanain Tahap II Laporan Akhir

Tabel 4. 26 Embung Di Kabupaten TTS


LOKASI DATA TEKNIS TARGET PELAYANAN
ALOKASI
NAMA Panjang Tinggi Luas TAHUN SUMBER
NO DESA / Luas DAS Daya Tampung (m3) Manusia Hewan Kebun DANA
EMBUNG KECIL KECAMATAN Tanggul Tanggul Genangan ANGGARAN DANA
KELURAHAN (xRp. 1000)
(ha) (m) (m) Kotor Bersih (Ha) (KK) (Ekor) (Ha)

1 BESATETA Amanuban Selatan Oebaki 12.00 80.00 9.00 11,500.00 11,500.00 0.49 43 127 2.15 1986/1987 APBD/ONTOP
2 HANE Amanuban Barat Hane 6.00 81.00 6.00 6,700.00 6,700.00 0.50 25 75 1.25 1986/1987 APBD/ONTOP
3 OETILO Amanuban Barat Pusu 6.50 80.00 9.00 11,500.00 11,500.00 0.49 43 127 2.15 1986/1987 APBD/ONTOP
4 FATULUI Amanuban Tengah Sopo 6.60 60.00 6.00 5,000.00 5,000.00 0.38 19 55 1.00 1987/1988 APBN
5 NOA ANA Amanuban Selatan Noebesa 7.00 62.00 7.00 6,700.00 6,700.00 0.40 25 75 1.25 1987/1988 APBD/ONTOP
6 O'ANIN Amanuban Barat O'0f 6.50 62.00 7.00 31,000.00 31,000.00 1.86 115 345 5.75 1987/1988 APBD/ONTOP
7 EON ANA Amanuban Selatan Boentuka 15.00 74.00 6.00 12,500.00 12,500.00 0.94 46 138 2.30 1988/1989 APBD/ONTOP
8 FATUMETAN Aman Barat Biloto 17.00 66.00 6.00 14,200.00 14,200.00 1.07 53 158 2.65 1988/1989 APBD
9 LINBAI Amanuban Selatan Kiubaat 7.00 60.00 8.00 14,000.00 14,000.00 0.70 52 156 2.60 1988/1989 APBN
10 OEKIU I Amanuban Selatan Oekiu 16.00 63.00 8.00 16,103.80 14,600.00 0.73 54 162 2.70 1988/1989 APBD/ONTOP
11 BESAMNUTU Amanuban Selatan Polo 7.00 66.00 7.00 9,700.00 9,700.00 0.58 36 108 1.80 1989/1990 APBN
12 BILLA Amanuban Timur Billa 8.00 50.00 5.00 5,500.00 5,500.00 0.55 20 60 1.00 1989/1990 APBN
13 BUAT I Molo Selatan Oinlasi 6.00 42.00 5.00 5,000.00 5,000.00 0.50 18 55 1.00 1989/1990 GOA
14 FALAS Amanuban Timur Falas 6.20 47.00 6.00 5,625.30 5,100.00 0.38 19 57 1.00 1989/1990 APBD/ONTOP
15 FATUKOPA Amanuban Timur Fatukopa 6.00 65.00 4.00 8,051.90 7,300.00 1.10 27 81 1.35 1989/1990 APBN
16 MAULEUM Amanuban Timur Mauleum 7.00 75.00 5.00 15,111.10 13,700.00 1.37 51 153 2.55 1989/1990 APBN
17 MNELA Amanuban Timur Mnelaanen 6.00 68.00 4.00 6,750.36 6,120.00 0.92 22 66 1.10 1989/1990 APBN
18 NAIMET Amanuban Tengah Niki-Niki Un 6.50 80.00 6.00 7,169.50 6,500.00 0.49 24 72 1.20 1989/1990 APBD/ONTOP
19 OENAI Amanuban Timur Oenai 6.50 50.00 5.00 6,066.50 5,500.00 0.55 20 60 1.00 1989/1990 APBN
20 OENALI Amanuban Barat Mnelatete 5.00 110.00 10.00 11,030.00 10,000.00 0.38 11 33 0.55 1989/1990 GOA
21 OINLASII Amanuban Timur Oinlasi 6.00 54.00 7.00 6,066.50 5,500.00 0.33 20 60 1.00 1989/1990 APBN
22 PILI Amanuban Timur Pili 7.00 100.50 6.00 9,375.50 8,500.00 0.64 31 93 1.55 1989/1990 APBN
23 FOTILO Amanuban Utara Fotilo 7.40 56.00 6.00 7,169.50 6,500.00 0.49 24 72 1.20 1990/1991 APBN
24 LILO Amanuban Utara Lilo 6.80 72.00 7.00 11,802.10 10,700.00 0.64 39 117 1.95 1990/1991 APBN
25 LOTAS Amanuban Utara Lotas 6.50 90.00 7.00 16,467.79 14,930.00 0.90 55 165 3.45 1990/1991 APBN
26 MANUFUI Amanuban Selatan Manufui 6.00 76.00 8.00 11,802.10 10,700.00 0.54 39 117 1.95 1990/1991 APBN
27 OINLASI II Amanuban Selatan Oinlasi 10.00 112.50 6.00 40,480.10 36,700.00 2.75 136 408 6.80 1990/1991 APBD/ONTOP
28 ONE Amanuban Selatan Poli 6.00 82.00 7.00 11,691.80 10,600.00 0.64 39 117 1.95 1990/1991 APBN
29 ONIBESAK Amanuban Utara Bokong 6.70 65.00 6.00 10,257.90 9,300.00 0.70 34 102 1.70 1990/1991 APBN
30 SUNU Amanuban Utara Sunu 5.50 86.00 7.00 20,626.10 18,700.00 1.12 69 207 1.95 1990/1991 APBN

4-66
Penyusunan Rencana Pengelolaan SDA
Wilayah Sungai Benanain Tahap II Laporan Akhir

LOKASI DATA TEKNIS TARGET PELAYANAN


ALOKASI
NAMA Panjang Tinggi Luas TAHUN SUMBER
NO DESA / Luas DAS Daya Tampung (m3) Manusia Hewan Kebun DANA
EMBUNG KECIL KECAMATAN Tanggul Tanggul Genangan ANGGARAN DANA
KELURAHAN (xRp. 1000)
(ha) (m) (m) Kotor Bersih (Ha) (KK) (Ekor) (Ha)

31 TONOM Amanuban Selatan Skinu 6.60 71.00 5.00 7,390.10 6,700.00 0.67 25 75 1.25 1990/1991 APBN
32 BESAMNUTU Amanuban Timur Bila 8.40 87.00 6.00 13,732.35 12,450.00 0.93 46 138 2.30 1991/1992 APBN
33 BUAT II Molo Selatan Oinlasi 6.00 102.00 9.00 19,703.99 17,864.00 0.77 66 198 3.30 1991/1992 APBN
34 BUAT III Molo Selatan Oinlasi 6.00 101.00 8.00 25,177.08 22,826.00 1.14 84 250 4.20 1991/1992 APBN
35 KATILE Amanuban Utara Nasi 7.00 97.00 9.00 15,254.49 13,830.00 0.59 51 153 2.75 1991/1992 APBN
36 NEKE Amanuban Tengah Neke 6.30 85.00 5.00 13,864.71 12,570.00 1.26 46 138 2.55 1991/1992 APBN
37 OENEL Amanuban Selatan Toi 6.00 64.00 6.00 14,614.75 13,250.00 0.99 49 147 2.45 1991/1992 APBN
38 BESNEO Amanuban Barat Hoi 6.50 84.00 8.00 23,913.04 21,680.00 1.08 80 240 4.00 1992/1993 APBN
39 NIUBELE Amanuban Timur Pisan 7.10 77.00 9.00 15,986.88 14,494.00 0.62 54 162 2.70 1992/1993 APBN
40 OEKLAU Amanuban Selatan Skinu 6.50 106.00 8.00 30,970.03 28,078.00 1.40 104 312 5.20 1992/1993 APBN
41 OETIMU Amanuban Timur Fatukopa 7.00 140.00 8.00 22,397.52 20,306.00 1.02 75 225 3.75 1992/1993 APBN
42 TUAKENA Amanuban Timur Oelet 7.50 95.00 7.00 36,994.62 33,540.00 2.01 124 372 6.20 1992/1993 APBN
43 BENA I Amanuban Selatan Bena 6.50 68.00 11.00 27,538.60 24,967.00 0.83 92 276 4.60 1993/1994 APBN
44 BENA II Amanuban Selatan Bena 8.80 63.00 8.00 12,480.45 11,315.00 0.57 42 126 2.10 1993/1994 APBN
45 KUAFEU Amanuban Barat Boentuka 6.00 105.00 10.00 35,296.00 32,000.00 1.20 118 354 6.00 1994/1995 APBN
46 NEONTES Amanuban Barat Boentuka 5.80 66.00 10.00 27,321.31 24,770.00 0.93 91 275 4.55 1994/1995 APBN
47 PUSU Amanuban Barat Pusu 7.50 140.00 8.00 32,428.20 29,400.00 1.47 109 327 5.45 1994/1995 APBN
48 NAIMOLO Molo Selatan Oinlasi 7.80 120.00 9.00 43,987.64 39,880.00 1.71 148 444 7.40 1995/1996 APBN
49 NETO Amanuban Barat Nusa 6.00 100.00 8.00 21,588.00 21,588.00 1.08 80 240 4.00 1995/1996 APBN
50 OEKIU Molo Selatan Tuasene 9.00 100.00 10.00 57,900.00 57,900.00 2.17 214 643 10.70 1995/1996 APBN
51 OEBAKI Amanuban Barat Oebaki 6.00 65.00 9.00 27,000.00 27,000.00 1.16 100 300 5.00 1996/1997 APBN
52 OENALI Amanuban Barat Mnelatete 6.50 78.00 8.00 23,500.00 23,500.00 1.18 87 261 4.35 1996/1997 APBN
53 OENIUPSAI Kopeta Soe Taubneno 11.00 72.00 8.00 22,600.00 22,600.00 1.13 84 252 4.20 1996/1997 APBN
54 BILUA Kuanfatu Bilua 6.00 78.00 9.00 16,700.00 16,700.00 0.72 62 186 3.10 1997/1998 APBN
55 FATUBNONOT Amanuban Tengah Fatubnonot 8.40 42.70 9.00 20,074.60 18,200.00 0.78 67 201 3.35 1997/1998 APBN
56 TUBUHUE Amanuban Tengah Neononi 7.20 66.00 9.00 23,163.00 21,000.00 0.90 77 231 3.85 1997/1998 APBN
57 MEMPOKO Amanuban Tengah Tubulopo 7.00 80.00 8.00 45,902.45 41,616.00 2.08 154 462 7.70 1998/1999 OECF
58 NISKAEN Amanuban Tengah Enoneontes 8.90 103.00 8.00 43,623.65 39,550.00 1.98 146 438 7.30 1998/1999 OECF
59 OEHUE Amanuban Tengah Enoneontes 7.50 87.00 8.00 27,630.15 25,050.00 1.25 93 279 4.65 1998/1999 OECF
60 OEEKAM Amanuban Timur Oeekam 7.30 65.00 7.00 30,398.68 27,560.00 1.65 39 117 0.50 2000 APBN
61 BESTOBE Insana Subun 12.00 87.00 11.00 47,992.63 43,511.00 1.45 162 483 2.27 2000 APBN
62 BIUS KOLOH Oenino Hoi 9.50 99.00 9.00 26,913.20 24,400.00 1.05 66 255 0.25 2004 316,577 APBN
63 NIFUKNONO Oenino Oenino 2.00 75.00 7.00 16,677.36 15,120.00 0.91 56 105 1.25 2006 433,745 APBN

4-67
Penyusunan Rencana Pengelolaan SDA
Wilayah Sungai Benanain Tahap II Laporan Akhir

LOKASI DATA TEKNIS TARGET PELAYANAN


ALOKASI
NAMA Panjang Tinggi Luas TAHUN SUMBER
NO DESA / Luas DAS Daya Tampung (m3) Manusia Hewan Kebun DANA
EMBUNG KECIL KECAMATAN Tanggul Tanggul Genangan ANGGARAN DANA
KELURAHAN (xRp. 1000)
(ha) (m) (m) Kotor Bersih (Ha) (KK) (Ekor) (Ha)
64 NONE Amanuban Barat None 6.00 80.00 7.00 22,335.75 20,250.00 1.22 75 108 2.40 2006 460,255 APBN
65 ABI Oenino Abi 30.00 64.00 7.00 22,060.00 20,000.00 1.20 80 200 3.40 2007 688,963 APBN
66 NIFUMETAN Oenino Abi 25.00 75.00 8.00 27,575.00 25,000.00 1.25 94 250 4.20 2007 688,963 APBN
67 OEHAUMOLO Amanuban Barat Tetaf 23.00 90.00 8.00 29,781.00 27,000.00 1.35 102 270 4.60 2007 688,963 APBN
68 AISIO Kualin Nunu Sunu 15.50 75.00 9.00 23,714.50 21,500.00 0.92 95 190 7.00 2008 654,552 APBN
69 BISUAF Molo Selatan Kesetnana 18.70 77.00 8.00 17,096.50 15,500.00 0.78 95 195 5.40 2008 654,552 APBN
70 ENO NIKIS Amanuban Barat Toblopo 19.50 90.50 7.00 19,633.40 17,800.00 1.07 105 185 4.50 2008 654,552 APBN
71 OE ANA Amanuban Selatan Bena 17.00 81.00 7.00 20,957.00 19,000.00 1.14 88 210 3.50 2008 654,552 APBN
72 FAILET Kuatnana Nusa 12.76 125.00 8.00 27,875.00 25,645.00 1.28 275 438 12.70 2011 954,180 APBN
73 TAENO'E Batu Putih Oehela 11.50 80.00 8.00 24,750.00 22,770.00 1.14 280 462 9.25 2011 954,180 APBN
74 TUPAN Batu Putih Tupan 15.75 65.00 9.00 22,765.00 20,943.80 0.90 302 117 10.40 2011 954,180 APBN
75 ENO ANA Batu Putih Tupan 11.65 99.00 9.00 26,700.00 24,564.00 1.05 315 255 9.50 2011 954,180 APBN
76 TUAKOLE Batu Putih Tuakole 12.66 80.00 7.00 30,655.00 28,202.60 1.69 255 108 8.50 2011 954,180 APBN
77 OEKIU Batu Putih Oekiu 10.60 87.00 10.00 25,650.00 23,598.00 0.88 267 105 8.75 2011 954,180 APBN
78 MIO Batu Putih Mio 15.25 92.00 9.00 24,250.00 22,310.00 0.96 254 250 10.20 2011 954,180 APBN
79 SISO Molo Selatan Biloto 13.55 96.00 9.00 26,850.00 24,702.00 1.06 310 346 7.80 2011 954,180 APBN
80 TUAIN Batuputih Oehala 2012 897,750 APBN
81 EON ANA Batuputih Tupan 2012 897,750 APBN
82 KOT KOTOS Amanuban selatan Mio 2012 897,750 APBN
83 ALE Amanuban selatan Bena 2012 897,750 APBN
84 FAUT FANE Amanuban selatan Batnun 2012 897,750 APBN
85 SASI Tobu Tune 10.00 68.14 8.00 31,441.61 28,792.68 1.44 165 500 22.00 2013 835,565 APBN
86 AJAOTAMA Tobu Bestobe 12.00 108.49 9.00 27,399.71 25,091.31 1.08 115 700 31.00 2013 986,243 APBN
87 NOEMUKE Kolbano Noemuke 11.00 95.97 8.00 31,832.33 29,150.49 1.46 108 900 28.00 2013 922,969 APBN
88 NONOHONIS Mollo Barat Salbait 9.00 124.18 10.00 65,595.75 60,069.37 2.25 290 1,500 30.00 2013 991,879 APBN
89 PUSU Kota Soe Pusu 8.00 106.47 10.00 32,723.95 29,966.98 1.12 214 400 26.00 2013 961,809 APBN
90 BON MALAT MOLLO BARAT BESANA 12.00 90.00 9.00 34671.49. 31,750.45 1.36 15 73 2.00 2013 949,700 APBN MBR
91 KIUKOLE MOLLO BARAT SALBAIT 12.00 84.00 9.00 29102.13. 26,650.30 1.14 23 115 50.00 2013 949,700 APBN MBR
92 SAESUNJANU MOLLO BARAT SALBAIT 6.00 55.00 10.00 24679.2. 22,600.00 0.85 7 60 85.00 2013 949,700 APBN MBR
93 TUA'MNANU MOLLO BARAT SALBAIT 6.00 102.00 9.00 32626.78. 29,878.00 1.28 13 53 5.00 2013 949,700 APBN MBR
94 HU'EBAKI AMANUBAN TENGAH LAKAT 7.00 82.00 10.00 28129.92. 25,760.00 0.97 28 30 7.00 2013 949,700 APBN MBR

JUMLAH 820.72 1,956,514.34 1,807,959.98 92.60 8,070 20,306 591.17 27,464,830

Sumber : BWS NT II Provinsi NTT 2014

4-68
Penyusunan Rencana Pengelolaan SDA
Wilayah Sungai Benanain Tahap II Laporan Akhir

Tabel 4. 27 Embung Di Kabupaten TTU


LOKASI DATA TEKNIS TARGET PELAYANAN
ALOKASI
NAMA Panjang Tinggi Luas TAHUN SUMBER
NO DESA / Luas DAS Daya Tampung (m3) Manusia Hewan Kebun DANA
EMBUNG KECIL KECAMATAN Tanggul Tanggul Genangan ANGGARAN DANA
KELURAHAN (xRp. 1000)
(ha) (m) (m) Kotor Bersih (Ha) (KK) (Ekor) (Ha)

1 OEFUI Miomafo Timur Nimasi 6.00 80.00 7.00 13,456.60 12,200.00 0.73 45 135 2.25 1986/1987 APBN
2 BEBA Miomafo Timur Oelami 9.00 121.00 6.00 27,575.00 25,000.00 1.88 92 278 4.60 1987/1988 APBD/ONTOP
3 HAHAE Miomafo Timur Sasi 19.00 100.00 10.00 39,708.00 36,000.00 1.35 133 399 6.65 1987/1988 APBD/ONTOP
4 NAIOLA Miomafo Timur Naiola 15.00 115.00 8.00 35,296.00 32,000.00 1.60 118 352 6.00 1987/1988 APBD/ONTOP
5 BIJAEPASU Miomafo Barat Bijaepasu 7.50 180.00 6.00 11,272.66 10,220.00 0.77 38 114 1.90 1988/1989 APBN
6 NIAN Miomafo Barat Nian 7.00 155.00 6.00 13,655.14 12,380.00 0.93 46 138 2.30 1988/1989 APBN
7 OENENU I Miomafo Timur Oenenu 12.00 90.00 8.00 38,384.40 34,800.00 1.74 129 387 6.45 1988/1989 APBD/ONTOP
8 PAPIN Miomafo Barat Papin 5.50 155.00 6.00 6,871.69 6,230.00 0.47 23 69 1.20 1988/1989 APBD/ONTOP
9 TAPENPAH Insana Tapenpah 8.00 225.00 6.00 13,787.50 12,500.00 0.94 46 138 2.30 1988/1989 APBD/ONTOP
10 TUBULOPO Miomafo Barat Tubupolo 7.60 127.00 7.00 40,480.10 36,700.00 2.20 136 408 6.80 1988/1989 APBD/ONTOP
11 BANAE Insana Banae 6.50 85.00 6.00 9,927.00 9,000.00 0.68 50 150 2.50 1989/1990 APBN
12 BANFANU Miomafo Timur Banfanutu 9.30 70.00 6.00 8,107.05 7,350.00 0.55 27 81 1.35 1989/1990 APBN
13 LANAUS Insana Lanaus 15.20 100.00 6.00 15,111.10 13,700.00 1.03 108 324 5.40 1989/1990 APBN
14 MANUNAIN B Insana Manunain 6.00 125.00 6.00 10,699.10 9,700.00 0.73 33 99 1.60 1989/1990 APBN
15 OENENU II Miomafo Timur Oenenu 12.00 95.00 6.00 10,037.30 9,100.00 0.68 33 99 1.70 1989/1990 APBD/ONTOP
16 OEOLO Miomafo Barat Oeolo 9.00 115.00 6.00 7,533.49 6,830.00 0.51 25 75 1.25 1989/1990 APBD/ONTOP
17 PANTAE Biboki Selatan Pantae 5.40 85.00 6.00 32,395.11 29,370.00 2.20 31 93 1.55 1989/1990 APBN
18 SUBUN Biboki Selatan Subun 21.00 210.00 6.00 9,375.50 8,500.00 0.64 104 312 5.20 1989/1990 APBN
19 TUABATAN Miomafo Barat Tuabatan 8.20 70.00 6.00 31,589.92 28,640.00 2.15 69 207 3.45 1989/1990 APBN
20 AMOL Miomafo Timur Amol 5.80 155.00 6.00 9,232.11 8,370.00 0.63 31 93 1.60 1990/1991 APBN
21 BANAIN Miomafo Timur Banain 7.00 155.00 6.00 8,978.42 8,140.00 0.61 30 90 1.50 1990/1991 APBN
22 BATNES Miomafo Barat Batnes 6.00 130.00 6.00 6,838.60 6,200.00 0.47 23 69 1.20 1990/1991 APBN
23 FAFINESU Insana Fafinisi 6.00 175.00 6.00 8,239.41 7,470.00 0.56 27 81 1.35 1990/1991 APBN
24 HAUMENI Miomafo Timur Haumeni 9.10 175.00 6.00 9,651.25 8,750.00 0.66 32 96 1.60 1990/1991 APBN
25 HUMUSU Insana Humusu 12.20 145.00 6.00 8,084.99 7,330.00 0.55 27 81 1.35 1990/1991 APBN
26 NILULAT Miomafo Timur Nilulat 7.10 145.00 6.00 6,342.25 5,750.00 0.43 21 63 1.10 1990/1991 APBN
27 AIJOBATAN Miomafo Timur Aijobatan 8.00 135.00 9.00 22,887.25 20,750.00 0.89 77 31 3.85 1991/1992 APBN
28 BITEFA Miomafo Timur Bitefa 6.50 126.00 8.00 20,626.10 18,700.00 0.94 69 207 3.45 1991/1992 APBN
29 LAPEON Biboki Selatan Lapeon 8.50 105.00 9.00 19,114.99 17,330.00 0.74 64 192 3.20 1991/1992 APBN
30 MATABESI Biboki Selatan Matabesi 5.00 90.00 8.00 20,879.79 18,930.00 0.95 70 210 3.50 1991/1992 APBN

4-69
Penyusunan Rencana Pengelolaan SDA
Wilayah Sungai Benanain Tahap II Laporan Akhir

LOKASI DATA TEKNIS TARGET PELAYANAN


ALOKASI
NAMA Panjang Tinggi Luas TAHUN SUMBER
NO DESA / Luas DAS Daya Tampung (m3) Manusia Hewan Kebun DANA
EMBUNG KECIL KECAMATAN Tanggul Tanggul Genangan ANGGARAN DANA
KELURAHAN (xRp. 1000)
(ha) (m) (m) Kotor Bersih (Ha) (KK) (Ekor) (Ha)

31 NUNMAFO Biboki Selatan Nunmafo 7.00 95.00 9.00 19,225.29 17,430.00 0.75 64 192 3.20 1991/1992 APBN
32 SAINONI Miomafo Timur Sainoni 6.00 124.00 9.00 19,170.14 17,380.00 0.74 65 195 3.25 1991/1992 APBN
33 TUNBES Biboki Selatan Tunbes 7.00 85.00 9.00 21,354.08 19,360.00 0.83 72 216 3.60 1991/1992 APBN
34 BANSONE Kopeta Kefa Bansone 12.00 85.00 7.00 19,192.20 17,400.00 1.04 64 192 3.20 1992/1993 APBN
35 KIKI Biboki Utara Kiki 12.00 70.00 7.00 26,714.66 24,220.00 1.45 89 267 4.45 1992/1993 APBN
36 KUANEK Miomafo Barat Kuanek 7.00 116.00 6.00 10,511.59 9,530.00 0.71 35 105 1.75 1992/1993 APBN
37 MANENU Biboki Selatan Manenu 7.56 79.00 7.00 11,735.92 10,640.00 0.64 39 117 1.95 1992/1993 APBN
38 NUNMANU Kopeta Kefa Nunmanu 9.80 95.00 7.00 24,299.09 22,030.00 1.32 82 246 41.00 1992/1993 APBN
39 SAINENU Miomafo Timur Sainenu 9.00 110.00 7.00 21,530.56 19,520.00 1.17 72 216 3.60 1992/1993 APBN
40 KENSULAT Kopeta Kefa Kensulat 7.50 105.00 8.00 19,776.79 17,930.00 0.90 66 198 3.30 1993/1994 APBN
41 KUATNANA Miomafo Timur Kuatnana 8.00 105.00 8.00 16,236.16 14,720.00 0.74 54 162 2.70 1993/1994 APBN
42 LETKASE Miomafo Barat Nian 9.00 76.00 8.00 25,920.50 23,500.00 1.18 87 261 4.35 1994/1995 APBN
43 OEKEL Miomafo Timur Nemasi 6.00 78.00 8.00 20,251.08 18,360.00 0.92 68 204 3.40 1994/1995 APBN
44 TISI Insana Banae 7.50 62.00 8.00 29,053.02 26,340.00 1.32 97 291 4.85 1994/1995 APBN
45 PALBENO Kefa Kota Tubuhue 12.00 98.00 9.00 34,193.00 31,000.00 1.33 115 345 5.75 1995/1996 APBN
46 PAPIN ATAS Kefa Kota Tubuhue 9.00 80.00 9.00 31,987.00 29,000.00 1.24 107 321 5.35 1995/1996 APBN
47 PAPIN BAWAH Kefa Selatan Tubuhue 12.00 80.00 9.00 31,093.57 28,190.00 1.21 104 312 5.20 1995/1996 APBN
48 HAUMENIANA Miomafo Barat Haumeniana 7.00 98.00 9.00 26,740.00 26,740.00 1.15 99 297 4.95 1996/1997 APBN
49 OEKOLO Miomafo Barat Oeolo 12.00 101.00 10.00 32,650.00 32,650.00 1.22 121 363 6.00 1996/1997 APBN
50 OEOLO Miomafo Barat Oeolo 12.00 102.00 10.00 26,350.00 26,350.00 0.99 97 291 4.85 1996/1997 APBN
51 BATUPUTIH Biboki Selatan Batuputih 9.80 82.60 7.00 34,108.00 34,108.00 2.05 89 267 4.45 1997/1998 APBN
52 KIUBANENO Biboki Selatan Kiubaneno 6.00 81.70 8.00 23,600.00 23,600.00 1.18 87 261 4.35 1997/1998 APBN
53 KNITI Miomafo Barat Kniti 9.00 83.00 9.00 21,216.00 21,216.00 0.91 78 234 3.90 1997/1998 APBN
54 MANENU Biboki Utara Maneno 8.00 77.50 8.00 20,600.00 20,600.00 1.03 76 228 3.80 1997/1998 APBN
55 MAOL Kefa Kota Maol 5.00 70.00 9.00 26,217.00 26,217.00 1.12 97 291 4.85 1997/1998 APBN
56 OETULU Miomafo Barat Oetulu 7.50 67.00 10.00 33,460.61 30,336.00 1.14 75 225 3.75 1997/1998 APBN
57 WEHEDAN Biboki Barat Birunatun 7.00 45.00 10.00 23,714.50 21,500.00 0.81 68 220 4.10 1999/2000 APBN
58 LULU'U Kota Kefamenanu Tubuhue 10.50 70.00 9.00 26,003.23 23,575.00 1.01 75 134 4.10 2006 510,828 APBN
59 OEPOPE Noemuti Naop 8.20 70.00 8.00 17,512.33 15,877.00 0.79 52 114 2.60 2006 510,140 APBN
60 ASU ASU Biboki Utara Oepuah 30.00 68.00 7.00 27,575.00 25,000.00 1.50 100 250 4.20 2007 693,115 APBN
61 KOEBELE Biboki Utara Oepuah 35.00 70.00 8.00 33,090.00 30,000.00 1.50 114 300 5.10 2007 693,115 APBN
62 OEBKIN Miomafo Timur Naiola 38.00 75.00 8.00 30,884.00 28,000.00 1.40 106 280 4.70 2007 693,115 APBN
63 LAMEL Miomafo Tengah Akomi 20.00 82.00 9.00 19,854.00 18,000.00 0.77 97 210 6.30 2008 613,185 APBN

4-70
Penyusunan Rencana Pengelolaan SDA
Wilayah Sungai Benanain Tahap II Laporan Akhir

LOKASI DATA TEKNIS TARGET PELAYANAN


ALOKASI
NAMA Panjang Tinggi Luas TAHUN SUMBER
NO DESA / Luas DAS Daya Tampung (m3) Manusia Hewan Kebun DANA
EMBUNG KECIL KECAMATAN Tanggul Tanggul Genangan ANGGARAN DANA
KELURAHAN (xRp. 1000)
(ha) (m) (m) Kotor Bersih (Ha) (KK) (Ekor) (Ha)

64 OENISA Kota Kefamenanu Tublopo 15.00 98.00 8.00 23,163.00 21,000.00 1.05 95 215 5.50 2008 613,185 APBN
65 SEBE Insana Ban'nae 17.50 62.00 9.00 21,508.50 19,500.00 0.84 125 185 7.40 2008 613,185 APBN
66 OELBOSEN Kota Kefamenanu Tubuhue 25.00 82.60 7.00 25,750.00 23,690.00 1.42 107 363 8.25 2011 953,532 APBN
67 OELNITEP Kota Kefamenanu Tubuhue 23.00 77.50 8.00 31,265.00 28,763.80 1.44 97 261 9.00 2011 953,532 APBN
68 TATAN Insana Barat Subun 30.00 67.00 10.00 27,500.00 25,300.00 0.95 99 267 11.14 2011 953,532 APBN
69 DEROK Biboki Anleu Motadik 18.70 70.00 9.00 24,300.00 22,356.00 0.96 121 228 13.50 2011 953,532 APBN
70 AUDIAK Biboki Anleu Motadik 17.00 83.00 9.00 26,805.00 24,660.60 1.06 87 225 9.79 2011 953,532 APBN
71 FATUALAM Insana Barat Lapeom 19.50 45.00 10.00 30,600.00 28,152.00 1.06 89 291 10.01 2011 953,532 APBN
72 NAOB Naob Naob 15.50 87.00 11.00 24,500.00 22,540.00 0.75 76 234 8.55 2011 953,532 APBN
73 BESTOBE Noemuti Timur Manikin 12.76 70.00 8.00 25,600.00 23,552.00 1.18 75 220 8.44 2011 953,532 APBN
74 NAIBAS Naiola Bikomi Selatan 2012 912,027 APBN
75 OE IKA Oelami Bikomi Selatan 2012 912,027 APBN
76 SOEN FINA Bitefa Miomafo Timor 2012 912,027 APBN
77 LEOB Haekto Noemuti Timur 2012 912,027 APBN
78 OENENU BIBOKI TENGAH OENENU UTARA 12.00 88.70 9.00 22,684.58 22,684.58 0.97 233 378 15.00 2013 940,243 APBN
79 FATUIN INSANA FATUIN 7.80 91.60 9.00 27,422.45 27,422.45 1.18 305 218 27.00 2013 940,243 APBN
80 SEKON INSANA SEKON 4.00 89.80 10.00 40,128.48 40,128.48 1.50 105 1,300 50.00 2013 940,243 APBN
81 OELAMI TUPLOPO OELAMI 4.60 96.00 10.00 23,548.40 23,548.40 0.88 185 488 41.00 2013 940,243 APBN
82 BEBA 2 TUPLOPO OELAMI 4.80 110 8.00 25,178.68 25,178.68 1.26 217 415 35.00 2013 940,243 APBN
83 PALAMA INSANA TENGAH LANAUS 6.00 106 8.00 25,454.52 23,310.00 1.17 25 125 35.00 2013 949,680 APBN MBR
84 MANUMUTI INSANA TENGAH LANAUS 8.00 94 8.00 22,702.68 20,790.00 1.04 40 20 45.00 2013 949,680 APBN MBR
85 OE ANA MEOMAFFO TENGAH NEO NASI 9.00 54 9.00 15,462.72 14,160.00 0.61 28 50 28.00 2013 949,680 APBN MBR
86 AKOMI MEOMAFFO TENGAH AKOMI 6.00 88 9.00 24,373.44 22,320.00 0.96 6 20 12.00 2013 949,680 APBN MBR
87 NIAN MEOMAFFO TENGAH NIAN 7.00 62 9.00 17,559.36 16,080.00 0.69 30 10 20.00 2013 949,680 APBN MBR

JUMLAH 906.92 1,827,463.93 1,693,395.98 86.18 6,613 18,389 660.63 25,665,842

Sumber : BWS NT II Provinsi NTT 2014

4-71
Penyusunan Rencana Pengelolaan SDA
Wilayah Sungai Benanain Tahap II Laporan Akhir

Tabel 4. 28 Embung Di Kabupaten Belu


LOKASI DATA TEKNIS TARGET PELAYANAN
ALOKASI
NAMA Panjang Tinggi Luas TAHUN SUMBER
NO DESA / Luas DAS Daya Tampung (m3) Manusia Hewan Kebun DANA
EMBUNG KECIL KECAMATAN Tanggul Tanggul Genangan ANGGARAN DANA
KELURAHAN (xRp. 1000)
(ha) (m) (m) Kotor Bersih (Ha) (KK) (Ekor) (Ha)

1 NAITIMU Tasifeto Barat Bekumean 13.00 109.00 8.00 35,781.32 32,440.00 1.62 120 360 6.00 1993/1994 APBN
2 BIAKHALE Tasifeto Barat Fatuketi 10.00 96.00 8.00 26,615.39 24,130.00 1.21 89 267 4.45 1994/1995 APBN
3 FATUKETI Kopeta Atambua Fatuketi 7.50 134.00 10.00 44,230.30 40,100.00 1.50 148 444 7.40 1994/1995 APBN
4 HALIKELEN Tasifeto Barat Halikelen 6.50 70.00 9.00 23,388.01 21,204.00 0.91 78 234 4.00 1994/1995 APBN
5 HALISIKUM Tasifeto Barat Halisikun 8.00 100.00 9.00 106,803.49 96,830.00 4.15 358 1,074 18.00 1994/1995 APBN
6 KIMBANA Tasifeto Barat Naitimu 8.00 70.00 8.00 21,839.40 19,800.00 0.99 73 219 3.65 1994/1995 APBN
7 NAEKASA Tasifeto Barat Naekasa 9.00 124.00 10.00 40,381.93 36,611.00 1.37 135 405 6.75 1994/1995 APBN
8 OEIVO Tasifeto Barat Naitimu 9.00 73.00 8.00 25,810.20 23,400.00 1.17 86 258 4.30 1994/1995 APBN
9 TALA Tasifeto Barat Tala 8.00 76.00 12.00 37,871.51 34,335.00 1.03 127 381 6.35 1994/1995 APBN
10 BAIKENE Tasifeto Barat Dualaus 9.00 76.00 10.00 31,656.10 28,700.00 1.08 106 318 5.30 1995/1996 APBN
11 FATUATIS II Tasifeto Barat Dualaus 8.00 72.00 8.00 29,781.00 27,000.00 1.35 100 300 5.00 1995/1996 APBN
12 FATUATISI Tasifeto Barat Dualaus 8.80 85.00 8.00 29,119.20 26,400.00 1.32 97 291 4.85 1995/1996 APBN
13 FATUKARAU Tasifeto Barat Fatukarau 15.00 96.00 9.00 34,854.80 31,600.00 1.35 117 351 5.85 1996/1997 APBN
14 OEBULUAN Tasifeto Barat Fatuketi 13.00 51.00 9.00 31,561.24 28,614.00 1.23 106 318 5.30 1996/1997 APBN
15 TALERUN Tasifeto Barat Lawalutous 9.70 60.00 10.00 25,830.05 23,418.00 0.88 86 258 4.30 1996/1997 APBN
16 HALIFEHAN Lamaknen Halifehan 8.00 121.00 8.00 22,170.30 20,100.00 1.01 74 222 3.70 1997/1998 APBN
17 LUAGUJU Lamaknen Luaguju 15.00 75.00 10.00 12,905.10 11,700.00 0.44 351 117 5.85 1997/1998 APBN
18 WAIKADA Tasifeto Barat Waikada 10.50 81.00 10.00 46,987.80 42,600.00 1.60 157 471 7.85 1997/1998 APBN
19 WESASUIT Tasifeto Barat Wesasuit 9.00 65.50 8.00 32,759.10 29,700.00 1.49 291 97 4.85 1997/1998 APBN
20 AINIBA Kakuluk Mesak Fatuketi 25.00 70.00 8.00 20,405.50 18,500.00 0.93 72 185 3.10 2007 579,533 APBN
21 KIMBANA Tasifeto Barat Bakustulama 20.00 60.00 7.00 22,060.00 20,000.00 1.20 80 200 3.40 2007 579,533 APBN
22 BEREKTAHENA Tasifeto Barat Derokfaturene 24.70 88.00 8.00 26,800.00 24,656.00 1.23 227 185 34.05 2011 953,067 APBN
23 HALITUKUNU Raimanuk Mandeu 11.50 92.00 9.00 32,577.00 29,970.84 1.28 185 166 27.75 2011 953,067 APBN
24 WELELAS Raimanuk Faturika 15.75 95.00 9.00 29,275.00 26,933.00 1.15 248 271 37.20 2011 953,067 APBN
25 TAERIDIK Tasifeto Barat Naekasa 11.65 95.00 8.00 24,450.00 22,494.00 1.12 189 226 28.35 2011 953,067 APBN
26 HALIULUN Kota Atambua Fatubanao 12.66 92.00 10.00 26,765.00 24,623.80 0.92 206 195 30.90 2011 953,067 APBN
27 RAIHANAS Tasifeto Timur Sadi 24.76 85.00 8.00 25,620.00 23,570.40 1.18 218 204 32.70 2011 953,067 APBN
28 MAUFUAS Tasbar Naekasa 20.00 90.00 9.00 40,500.00 40,500.00 2012 898,248 APBN
29 MOTABENAR Tastim Silawan 30.00 145.00 10.00 72,500.00 72,500.00 2012 898,248 APBN

4-72
Penyusunan Rencana Pengelolaan SDA
Wilayah Sungai Benanain Tahap II Laporan Akhir

LOKASI DATA TEKNIS TARGET PELAYANAN


ALOKASI
NAMA Panjang Tinggi Luas TAHUN SUMBER
NO DESA / Luas DAS Daya Tampung (m3) Manusia Hewan Kebun DANA
EMBUNG KECIL KECAMATAN Tanggul Tanggul Genangan ANGGARAN DANA
KELURAHAN (xRp. 1000)
(ha) (m) (m) Kotor Bersih (Ha) (KK) (Ekor) (Ha)

30 Nahataek Raimanuk Mandeu 12.00 92.00 10.00 65,760.79 60,220.50 2.26 150 300 12.00 2013 952,922 APBN
31 Menabi Raimanuk Duakoran 9.00 165.00 10.00 69,615.00 63,750.00 2.39 75 160 15.00 2013 952,922 APBN
32 Fatu utu Tasifeto Barat Naikasa 15.00 88.00 10.00 60,912.25 55,780.45 2.09 160 175 9.00 2013 952,922 APBN
33 Boareu Tasifeto Timur Umaklaran 12.00 100.00 10.00 49,992.36 45,780.55 1.72 90 65 7.50 2013 952,922 APBN
34 Fatuba'a Tasifeto Timur Fatubaa 13.00 64.00 10.00 36,534.17 33,456.20 1.25 40 300 5.00 2013 952,922 APBN
35 Halimuti Tasifeto Timur Manleten 10.50 130.00 10.00 52,002.35 47,621.20 1.79 75 175 9.00 2013 952,922 APBN
36 Fauoan Tasifeto Timur Manleten 9.80 120.00 10.00 64,171.49 58,765.10 2.20 80 200 6.70 2013 952,922 APBN
37 Hudimetan Tasifeto Barat Derok 9.70 115.00 10.00 46,355.76 42,450.33 1.59 90 166 4.50 2013 952,922 APBN
38 Weberliku Tasifeto Barat Tukuneno 6.50 70.00 8.00 23,499.84 21,520.00 1.08 66 137 4.00 2013 952,922 APBN
39 KIAN RATE Raimanuk Mandeu Rata 4.50 50.00 10.00 22,872.27 20,945.30 0.79 85 144 8.00 2013 949,655 APBN MBR
40 BEKOINUK Tasifeto Timor Fatubaa 6.70 60.00 9.00 24,283.37 22,237.52 0.95 92 176 6.00 2013 949,655 APBN MBR
41 MASMAE Tasifeto Barat Tukuneno 8.20 126.00 9.00 55,452.20 50,780.40 2.18 88 145 5.00 2013 949,655 APBN MBR
42 WEKLESE Raimanuk Tasain 3.50 45.00 9.00 19,641.09 17,986.35 0.77 80 152 4.50 2013 949,655 APBN MBR
43 LO'O KOTA Tasifeto Barat Derok 6.50 80.00 9.00 23,687.05 21,691.44 0.93 72 150 5.60 2013 949,655 APBN MBR

JUMLAH 507.92 1,596,078.74 1,465,415.38 56.69 5,367 10,462 413.00 21,998,535

Sumber : BWS NT II Provinsi NTT 2014

4-73
Penyusunan Rencana Pengelolaan SDA
Wilayah Sungai Benanain Tahap II Laporan Akhir

Tabel 4. 29 Embung Di Kabupaten Malaka

LOKASI DATA TEKNIS TARGET PELAYANAN


ALOKASI
NAMA Panjang Tinggi Luas TAHUN SUMBER
NO DESA / Luas DAS Daya Tampung (m3) Manusia Hewan Kebun DANA
EMBUNG KECIL KECAMATAN Tanggul Tanggul Genangan ANGGARAN DANA
KELURAHAN (xRp. 1000)
(ha) (m) (m) Kotor Bersih (Ha) (KK) (Ekor) (Ha)

1 KUSA Malaka Timur Sunbaun 8.50 70.00 8.00 17,910.00 17,910.00 0.90 66 198 3.30 1993/1994 APBN
2 BONAN Malaka Timur Bonan 8.00 92.00 9.00 28,300.00 28,300.00 1.21 104 312 5.20 1995/1996 APBN
3 OENIAREU Malaka Timur Oeniareu 9.00 88.00 10.00 23,800.00 23,800.00 0.89 88 264 4.40 1996/1997 APBN
4 SALORE Malaka Timur Salore 11.00 50.00 9.00 28,700.00 28,700.00 1.23 210 87 7.20 1999/2000 APBN
5 TASILENGLUHAN Malaka Timur Umaklaran 12.00 67.00 9.00 29,000.00 29,000.00 1.24 252 90 6.50 1999/2000 APBN
6 HALIHEDIBESI Malaka Timur Rafae 25.00 56.00 9.00 29,800.00 29,800.00 1.28 238 98 4.80 2001 411,950 APBN
7 OEKLEO Malaka Barat Biudukfoho 23.00 56.00 8.00 27,800.00 27,800.00 1.39 211 78 5.20 2001 411,950 APBN
8 KEREANA Sasitamean Kereana 36.00 86.00 7.00 27,000.00 27,000.00 1.62 108 270 4.60 2007 579,533 APBN
9 DAISTOIR Sasitamean Naisau 22.40 81.00 10.00 19,500.00 19,500.00 0.73 107 175 5.40 2008 633,333 APBN
10 SASITAMEAN Laen Manen Kapitan Meo 25.00 82.00 8.00 20,000.00 20,000.00 1.00 210 245 5.50 2008 633,333 APBN
11 WE ATOK LEKI Malaka Tengah Kakaniuk 27.00 50.00 8.00 21,000.00 21,000.00 1.05 155 310 6.60 2008 633,333 APBN
12 HAELUAN Kobalima Timur Kota Biru 0 0 11.00 30,000.00 30,000.00 1.00 0 0 0 2009 APBN
13 WESASEIK Kobalima Timur Kota Biru 0 0 8.00 15,000.00 15,000.00 0.75 0 0 0 2009 APBN
14 OESTER Laen Manen Uabau 0 0 10.00 38,000.00 38,000.00 1.43 0 0 0 2009 APBN
15 OESTER 2 Sasitamean Naisau 0 76.00 8.00 0 0 0 0 0 0 2010 APBN
16 OEHARA Laen Manen Metroi 0 130.00 10.00 0 0 0 0 0 0 2010 APBN
17 BESBARA Sasitamean As manulea 28.00 9.00 31,500.00 31,500.00 1.35 0 0 0 2012 898,248 APBN
70.00
JUMLAH 234.90 387,310.00 387,310.00 17.07 1,749 2,127 58.70 4,201,680

Sumber : BWS NT II Provinsi NTT 2014

4-74
Penyusunan Rencana Pengelolaan SDA
Wilayah Sungai Benanain Tahap II Laporan Akhir

Tabel 4. 30 Bendung Di Wilayah Sungai Benanain

Sumber : BWS NT II Provinsi NTT 2013

4-75
Penyusunan Rencana Pengelolaan SDA
Wilayah Sungai Benanain Tahap II Laporan Akhir

Sumber : Penyusunan Pola Pengelolaan SDA WS Benanain


Gambar 4. 5 Peta Daerah Irigasi

4-76
Penyusunan Rencana Pengelolaan SDA
Wilayah Sungai Benanain Tahap II Laporan Akhir

4.1.2 Prasarana Sumber Daya Air Di Wilayah Perbatasan

Terdapat beberapa Prasarana Sumber Daya Air Di WS Benanain yang berada diwilayah
perbatasana antara NKRI dan Timor Leste, yaitu seperti dalam Tabel dibawah ini:

4-77
Penyusunan Rencana Pengelolaan SDA
Wilayah Sungai Benanain Tahap II Laporan Akhir

Tabel 4. 31 Data Prasarana Sumber Daya Air di Daerah Aliran Sungai Perbatasan

POSISI DAS PERBATASAN ADMINISTRASI PERBATASAN


NO NAMA DAS/
BENTUK NAMA LOKASI KABU KECAMATA PRASARANA Sumber Daya Air
N0 DAS HULU TENGAH HILIR DESA
BATAS BATAS PATEN N
1 DAS EKAT Timor NKRI Timor Sungai Desa : Haumeni Kab. TTU Kec. Bikomi Haumeni Ana, Daerah Irigasi : DI. Buk (50 Ha), DI.
001 Leste Leste dan Ana, Sunkaen, Tengah, Kec. Sunkaen,Inbat Inbate (50 Ha)
daratan Inbate, Buk, Bikomi Utara, e, Buk, Napan Bendung : Ufmetan
Napan Kec. Bikomi Embung Kecil : Sainenu, Kuanek,
Nilulat Batnes, Oeolo
2 DAS BANAIN NKRI NKRI Timor Sungai Sungai di Desa Kab. TTU Kec. Bikomi Napan, Daerah Irigasi : DI. Oelfaub (250 Ha)
002 Leste Napan, Desa Utara Banain B
Banain B
3 DAS SUNSEA NKRI NKRI Timor Sungai Sungai : Noel Kab. TTU Kec. Bikomi Banain A, Embung Kecil : Banain
003 Leste Bilomi Utara Banain B
4 DAS NKRI NKRI Timor Sungai Sungai : Noel Kab. TTU Kec. Bikomi Banain B dan Daerah Irigasi : DI. Jak (150 Ha)
BAKITOLAS Leste Bilomi, Sungai di Utara Sunsea
004 Desa Banain B
dan Desa Sunsea
5 DAS WINI NKRI NKRI dan NKRI Sungai Sungai : Noel Kab. TTU Kec. Naibenu, Manamas, Pelabuhan Wini
005 dan Timor dan Meto Kec. Insana Kel. Humusu
Timor Leste Timor Utara C
Leste Leste
6 DAS NKRI NKRI NKRI Daratan Kab. TTU Kec. Naibenu Manamas,
OEMANU dan Benus,
008 Timor Bakitolas,
Leste Sunsea
7 DAS DAIKAIN NKRI NKRI dan NKRI Sungai Sungai Mota Kab. Belu Kec. Tasifeto Silawan
OEPOTIS Timor dan Akodato Timur
019 Leste Timor
Leste
8 DAS Timor NKRI NKRI Sungai Sungai : Mota Kab. Belu Kec. Tasifeto Tulakadi, Sadi, Daerah Irigasi : DI.Haliwen (300 Ha),
UMAKLARAN Leste dan dan Talau, Mota Timur, Kec. Dafala, Di. Butasik (150 Ha), DI. Taeksoruk
014 (Mota Timor daratan Lidosu Nanaet Sarabau, (200 Ha), DI. Seonpasar (80 Ha), DI.

4-78
Penyusunan Rencana Pengelolaan SDA
Wilayah Sungai Benanain Tahap II Laporan Akhir

POSISI DAS PERBATASAN ADMINISTRASI PERBATASAN


NO NAMA DAS/
BENTUK NAMA LOKASI KABU KECAMATA PRASARANA Sumber Daya Air
N0 DAS HULU TENGAH HILIR DESA
BATAS BATAS PATEN N
Haliboe) Leste Desa : Nanaet Duabesi, Kec. Nanaet, Webuni (50 Ha), DI. Wekari (50 Ha),
Tasifeto Barat Lookeu DI. Lalosuk (50 Ha),
Bendung : Mekafehan
Embung Kecil : Kimbana 2, Biakhale,
Wesasuit, Halikelen, Tala, Naekasa
9 DAS Timor NKRI NKRI Sungai Sungai : Mota Kab. Belu Kec. Tasifeto Sarabau, Daerah Irigasi : DI. Nobelu (128 Ha),
LASIOLAT Leste dan dan Talau, Mota Timur, Kec. Dafala, DI. Buatok (125 Ha), DI. Takirin (600
020 (Mota Timor daratan Merak, Mota Lamaknen Takirin, Ha)
Merak) Leste Baukama Selatan Debululik,
Loonuna
10 DAS DUALASI NKRI NKRI Timor Sungai Sungai : Mota Kab. Belu Kec. Tasifeto Sarabau,
021 Leste Talau Timur, Kec. Maneikun
Lasiolat
11 DAS BAUHO NKRI NKRI Timor Sungai Sungai : Mota Kab. Belu Kec. Raihat, Maneikun,
022 Leste Talau Kec. Lasiolat Fatulotu,
Dualasi
Raiulun,
Asumanu
12 DAS LAMAK NKRI NKRI Timor Sungai Sungai : Mota Kab. Belu Kec. Raihat Asumanu
SENULU Leste Talau
023
13 DAS TALAU NKRI NKRI Timor Sungai Sungai : Mota Kab. Belu Kec. Raihat Asumanu, Daerah Irigasi : DI. Haekesak (600
024 Leste Talau, Mota Tohe, Ha), DI. Maubusa (1350 Ha)
Malibaka Maumutin Bendung : Haekesak
14 DAS NKRI NKRI Timor Sungai Sungai : Mota Kab. Belu Kec. Maumutin, Daerah Irigasi : DI.Holeki (450 Ha),
LAMAKMEN Leste Malibaka Lamaknen, Lamaksenulu, DI. Halileki (450 Ha)
025 Kc. Raihat Makir, Kewar Bendung : Holeki
Embung Kecil : Luaguju
15 DAS NKRI NKRI Timor Sungai Sungai : Mota Kab. Belu Kec. Kewar,
DUARATO Leste Malibaka Lamaknen, Lakmaras,

4-79
Penyusunan Rencana Pengelolaan SDA
Wilayah Sungai Benanain Tahap II Laporan Akhir

POSISI DAS PERBATASAN ADMINISTRASI PERBATASAN


NO NAMA DAS/
BENTUK NAMA LOKASI KABU KECAMATA PRASARANA Sumber Daya Air
N0 DAS HULU TENGAH HILIR DESA
BATAS BATAS PATEN N
026 Kec. Henes
Lamaknen
Selatan
16 DAS TAFARA NKRI NKRI Timor Sungai Sungai : Mota Kab. Belu Kec. Nanaet Nanaet
027 Leste Tafara Duabesi
17 DAS Timor NKRI NKRI Sungai Sungai : Mota Kab. Belu
RAINAWE Leste dan Medik
031 daratan
18 DAS MOTA NKRI NKRI Timor Sungai Sungai : Mota Kab. Kec. Kobalima Alas Utara,
BAHULU Leste Masin Malaka Timur Kota Biru
028
19 DAS ALAS NKRI NKRI Timor Sungai Sungai : Mota Kab. Kec. Kobalima Alas, Kota Daerah Irigasi : DI.Alas (1650 Ha)
029 Leste Masin Malaka Timur Biru, Alas Embung Kecil : Wesaseik
Selatan
20 DAS ALAS NKRI NKRI Timor Sungai Sungai : Mota Kab. Kec. Kobalima Alas Selatan
SELATAN Leste Masin Malaka Timur
030
Sumber : Analisa SIG Lokasi Prasarana Sumber Daya Air

4-80
Penyusunan Rencana Pengelolaan SDA
Wilayah Sungai Benanain Tahap II Laporan Akhir

U TIMOR LESTE

001 002 003 004 005 006 007 008

(DAS Oemanu)
S. Oemanu
(DAS ekat)
S.Noel Ekat

(DAS Bakitolas)
S.Bakitolas

S. Mena (DAS Mena)


(DAS Sunsea)
S.Sunsea
(DAS Banain)
S.Noe Banain

S. Temkuna (DAS Temkuna)


S. Wini (DAS Wini)
Bdg. Ufmetan D.I. elfaub
S. Nono Fautpas 250 Ha D.I. Mena
D.I. Jak 1 .089 Ha
D.I. Buk EK. Sainenu 1 50 Ha
D.I. Inbate
50 Ha
50 Ha

S. Noel Manamas
Bdg. Mena
EK. Koebele

S. Noel
S. Noel Asoin Fatumtasa

S. Noel Fatuputu
EK. Humusu
EK. Matabesi
EK. Kuanek EK. Oeolo

EK. Batnes EK. Tunbesi


EK. Fafinesu

S. Noel Oesuu
KETERANGAN :
RENCANA BENDUNGAN

BENDUNGAN EKSISTING
RENCANA BENDUNG
BENDUNG EKSISTING
CHECK DAM
EMBUNG KECIL

EMBUNG IRIGASI
JEMBATAN
AREAL DAERAH IRIGASI
ALUR SUNGAI
BATAS NEGARA

Gambar 4. 6 Skema Sungai DAS 001 – DAS 008

4-81
Penyusunan Rencana Pengelolaan SDA
Wilayah Sungai Benanain Tahap II Laporan Akhir

U SELAT OMBAI

009 01 0 01 1 01 2 01 3 01 5 01 6 01 7 01 8 01 9

S. Punu (DAS Punu)

S. Fatukety (DAS Faukety

S. Daikain Oepotis(DAS Daikain Oepotis)


S. Selowai (DAS Selowai)

S. Matpao Sisiae (DAS Matpao Sisiae)


S. Dualaus (DAS Dualaus)
Hasfuik Maubesi)
S. Hasfuik (DAS
S. Ketwen (DAS Ketwen

S. Manukakae (DAS Manukakae)

S. Silawan (DAS Silawan)


EK. Fatuatis II
D.I. Ainiba
EK. Fatuatis I
150 Ha

D.I. Ponu D.I. Hasfuik S. Mota Wekakeu


1 .430 Ha Bdg. Tantori
Maubesi Nonatbatan
420 Ha EK. Ainiba

Renc. Bdgn.
Rotiklot
EK. Wehedan

EK. Maneno

EK. Fatukety

KETERANGAN :
RENCANA BENDUNGAN

BENDUNGAN EKSISTING
RENCANA BENDUNG
BENDUNG EKSISTING
CHECK DAM
EMBUNG KECIL

EMBUNG IRIGASI
JEMBATAN
AREAL DAERAH IRIGASI
ALUR SUNGAI
BATAS NEGARA

Gambar 4. 7 Skema Sungai DAS 009, 010, 011, 012, 013, 015, 016, 017, 018, 019

4-82
Penyusunan Rencana Pengelolaan SDA
Wilayah Sungai Benanain Tahap II Laporan Akhir

U TIMOR LESTE

S. Mota Talau
01 4 020 021 022 023 024

(DAS umaklaran)
S. Umaklaran

S. Mota abatoan

S. Talau (DAS Talau)


Lasiolat)
S. Lasiolat (DAS

Dualasi)
S. Dualasi (DAS
Bdg.

Lamak Senulu
S. Lamak Senulu (DAS
Haekesak

S. Bauho (DAS Bauho)


EK. Wesasuit D.I.
S. Mota Ahu D.I.
Renc. Bdgn. Haekesak Maubusa
Sadi 600 Ha 1 .350 Ha
S. Mota Wemaufani D.I. Buatok
1 00 Ha
D.I. Haliwen D.I. Nobelu
299 Ha 1 28 Ha
Bdg.
Mekafehan
EI. Haliwen D.I. Takirin
EK. Biakhale
D.I. Taeksoruk 1 20 Ha
1 50 Ha
S. Mota Oe S. Mota Atais
EK. Tala
S. Mota Baukaek

EI. Haekrit

EK. Naekasa
EK. Halikelen KETERANGAN :
RENCANA BENDUNGAN

BENDUNGAN EKSISTING
EK. Kimbana 2
RENCANA BENDUNG
BENDUNG EKSISTING

D.I. Wekari CHECK DAM


D.I. Lalosuk 50 Ha
50 Ha EMBUNG KECIL
D.I. Webuni
1 00 Ha EMBUNG IRIGASI
D.I. Butasik
1 50 Ha D.I. Seonpasar JEMBATAN
1 00 Ha
AREAL DAERAH IRIGASI
ALUR SUNGAI
BATAS NEGARA

Gambar 4. 8 Skema Sungai DAS 014, 020, 021, 022, 023, 024

4-83
Penyusunan Rencana Pengelolaan SDA
Wilayah Sungai Benanain Tahap II Laporan Akhir

U TIMOR LESTE

S. Mota Malibaka S. Mota Masin


025 026 027 028 029 030

(DAS Duarato)
S. Duarato

(DAS Alas Selatan)


S. Alas Selatan
(DAS Tafara)
S. Tafara

(DAS Mota Bahulu)


S. Mota Bahulu
(DAS Lamakmen)
S. Lamakmen

S. Alas(DAS Alas)
D.I. Holeki
450 Ha

EK.Wesaseik
Bdg. Holeki

D.I. Halileki D.I. Alas


450 Ha 1 .650 Ha

EK. Luaguju

D.I. Wematek
200 Ha

D.I. Webua D.I. Lakekun I & II


1 00 Ha 250 Ha

KETERANGAN : S.Mota Solo

RENCANA BENDUNGAN D.I. Weoan


1 00 Ha
D.I. Waemaromak D.I. Eturaifou D.I. Tubaki
BENDUNGAN EKSISTING 1 50 Ha 1 25 Ha 300 Ha
EK.Halifehan
S.Mota Wedik
RENCANA BENDUNG
S.Mota Toitoko
BENDUNG EKSISTING S.Mota Resi
EK.Wesaseik
D.I. Tolok
CHECK DAM 600 Ha

(DAS Mota Babulu)


EMBUNG KECIL

(DAS Rainawe)
(DAS Lawalu)

S. Mota Koke
EMBUNG IRIGASI

S. Rainawe
JEMBATAN D.I. Raimetan

S. Siwi
1 50 Ha
AREAL DAERAH IRIGASI
ALUR SUNGAI 033 032 031

BATAS NEGARA U
LA U T TIMOR

Gambar 4. 9 Skema Sungai DAS 025, 026, 027, 028, 029, 030, 031, 032, 033

4-84
Penyusunan Rencana Pengelolaan SDA
Wilayah Sungai Benanain Tahap II Laporan Akhir

D.I. Oepunu 1 60 Ha

S.Nono Bila

D.I. Oemanas25 Ha

S.Nono Oemanas
D.I. Kustanis
D.I. Tuaputu 80 Ha 7 0 Ha

Bdg. Naob
D.I. Nit’Oes D.I. Pulo D.I. Oeluan D.I. Kustanis D.I. Baikh
55 Ha 200 Ha 7 6 Ha 7 0 Ha 60 Ha

S.Noe Muti
Bdg. Nain

S.Noel Asban

Oemanu
S.Noel
D.I. Nain
300 Ha
D.I. Upunaek
Bdg. Kensulat
7 0 Ha
D.I. Bokis D.I. Naitiu D.I. Kleja
400 Ha 1 60 Ha 1 1 0 Ha

S.Mota Biau S.Mota Boni


D.I. Teutbesi

S.Nono Nunhala
1 50 Ha
D.I. Boni
50 Ha
D.I. Oelolok
1 50 Ha

D.I. Hauteas
D.I. Tualene 1 00 Ha
1 80 Ha D.I. Lurasik
D.I. Raimea D.I. Oekopa
430 Ha
400 Ha 250 Ha
D.I. Milana
1 50 Ha
KETERANGAN : S.Nono Bau

S.Nono Naitui
RENCANA BENDUNGAN

S.Noe Naitanu
D.I. Aroki

S.Noe Bemes
D.I. Fatubesi 1 .242 Ha D.I. Bakan
D.I. Salore
BENDUNGAN EKSISTING 1 .650 Ha 1 50 Ha 200 Ha

RENCANA BENDUNG S.Mota Baen

S.Mota Wetaka
S.Mota Mauk
BENDUNG EKSISTING Bdg. Benanain D.I. Obor D.I. Teun
1 .81 5 Ha 1 00 Ha
D.I. Bakateu
CHECK DAM 1 00 Ha D.I. Malaka
1 8.7 25 Ha D.I. Halilulik
EMBUNG KECIL 200 Ha
(DAS Benanain

Bdg. Obor I
Bdg. Obor II
EMBUNG IRIGASI
S. Benanain

D.I. Weliman
1 .000 Ha
JEMBATAN
AREAL DAERAH IRIGASI
ALUR SUNGAI 034
BATAS NEGARA U
LA U T TIMOR

Gambar 4. 10 Skema Sungai DAS 034

4-85
Penyusunan Rencana Pengelolaan SDA
Wilayah Sungai Benanain Tahap II Laporan Akhir

KETERANGAN :

RENCANA BENDUNGAN

BENDUNGAN EKSISTING
RENCANA BENDUNG
BENDUNG EKSISTING
CHECK DAM
EMBUNG KECIL

EMBUNG IRIGASI
JEMBATAN

S.Noe Kiba
S.Noe Kobelete
AREAL DAERAH IRIGASI
EK.Niubele
ALUR SUNGAI S.Noe Tufe
S.Noe Teluk
BATAS NEGARA
EK.Katile
S.Noe Bana

EK.Oenel EK.Fotilo
EK.Manufui EK.One
EK.Poli
EK.Lotas
S.Noe Ana
EK.Oekiu
S.Noe Besiuk
EK.Lilo
D.I. Fauleu EK.Lapeon

S. Nono Hanmasi (DAS Hanmasi)


EK.Oeklau EK.Bonan
60 Ha
S.Noe Oeana
S. Noe Boking (DAS Boking)

S. Oekaem (DAS Oekaem)


EK.Tonom D.I. Noelin
S. Saenam (DAS Saenam)

S. Noe Saun (DAS Sunu)

D.I. Banli D.I. Menu D.I. Baus 1 0 Ha


70 Ha 200 Ha 3000 Ha EK.Onibesak

S. Mota Halilamutu
S. Lake (DAS Lake)

(DAS Halilamutu)

(DAS Umalawain)
D.I. Lopon D.I. Sian
60 Ha D.I. Sonapolen 25 Ha

(DAS Toianas)
(DAS Nenoat)

D.I. Nualunat

S. Mota Delek
30 Ha
S. Noe Snuel

S. Noe Bone
(DAS Bone)

70 Ha

S. Toianas
S.Mota Briaman

045 044 043 042 041 040 039 038 037 036 035
U
LA U T T I M O R
Gambar 4. 11 Skema Sungai DAS 035 - 045

4-86
Penyusunan Rencana Pengelolaan SDA
Wilayah Sungai Benanain Tahap II Laporan Akhir

4.2. Review Studi Pengembangan dan Pengelolaan SDA WS Benanain


di Pulau Timor Barat, Provinsi NTT, Tahun 2001

Studi ini dilaksanakan tahun 2001 yang dibiayai melalui Loan JBIC ODA IP-499

bersamaan dengan proyek Small Scale Irrigation Management Project III (SSIMP III).

Kontrak studi diselesaikan tahun 2002 oleh PT Indra Karya Cabang Kupang berasosiasi

dengan PT. Virama Karya Cabang Kupang. Laporan Akhir studi ini terdiri atas 25 Bab

yang membahas berbagai hal seperti tersebut dibawah ini.

1. Pendahuluan : Latar Belakang, maksud dan tujuan, ruang lingkup studi dan

sasaranya.

2. Kebijakan Nasional Pengembangan & Pengelolaan SDA

3. Potensi Pengembangan DPS Benanain

4. Rencana Pengembangan & Pengelolaan DAS Benanain

5. Kebutuhan Konsultasi Masyrakat

6. Sosial, Budaya dan Sosial Ekonomi

7. Formulasi Awal Rencana Induk DAS Benanain (Rencana Pengembangan Jangka

Pendek)

8. Proyeksi Kebutuhan Air Rumah Tangga, Perkotaan dan Industri

9. Hasil Investigasi Geologi Permukaan

10. Aspek Hidrologi

11. Pertanian dan Irigasi

12. Kebutuhan Air Perikanan

13. Analisis Pembangkit Listrik Tenaga Air (PLTA)

14. Analisa Keseimbangan Air (Water Balance)

15. Visualisasi GIS

16. Kajian Perencanaan Awal (Basic Design)

17. Penyediaan Air Bersih Perdesaan (Rural Water Supply)

18. Rencana Perbaikan Sungai Benanain Hilir (River Training)

19. Analisa Kuantitas dan Biaya

20. Analisis Ekonomi

4-87
Penyusunan Rencana Pengelolaan SDA
Wilayah Sungai Benanain Tahap II Laporan Akhir

21. Rencana Pengelolaan di DAS Benanain

22. Kajian Informasi Lingkungan

23. Rencana Induk Pengembangan & Pengelolaan SDA WS Benanain

24. Rekomendasi Pelaksanaan proyek

25. Usulan Pengembangan Kelembagaan untuk Pengelolaan WS

Secara ringkas isi dari studi diatas adalah sebagai berikut.

1. Sebagai dampak dari Jajak Pendapat pada September 1999 maka terjadinya

perubahan status dari provinsi Timor Timur menjadi Negara Timor Leste. Dengan

adanya Negara baru tersebut kiranya perlu suatu perkuatan di daerah perbatasan

untuk menangkal adanya infiltrasi politik yang dikhawatirkan mengganggu

stabilitas keamanan khususnya didaerah perbatasan.

2. Pergeseran peran pemerintah dari sistem sentralisasi ke desentralisasi,

memerlukan upaya pemberdayaan dalam hal penanganan sektor pengairan

dengan memperhatikan aspek transparansi, efisiensi, dan akuntabilitas.

3. Berkaitan dengan Kebijakan Nasional dalam aspek Penataan Ruang.

4. Konsep dasar Pengembangan didasarkan atas aspek Pengembangan dan Aspek

Pengelolaan Sumber Daya Air.

5. Studi-Studi Terdahulu didasarkan atas Timor Island Water Resources Development

Study oleh Crippen International Ltd, Canada tahun 1980; termasuk Studi Optimasi

Pola Umum Pengembangan Sumber daya Air Provinsi NTT.

6. Tujuan studi didasarkan atas Tujuan Jangka Pendek/Mendesak (1-2 tahun) dan

Tujuan Jangka Panjang (5-20 tahun) dengan Manfaat studi adalah sbb :

a. Menghasilkan suatu perencanaan terpusat dan sarana koordinasi untuk

menerapkan pendekatan pengembangan sumber daya air terpadu.

b. Memberikan arahan bagi pengambil keputusan untuk pengelolaan DAS

Benanain secara optimal

c. Menghasilkan sejumlah rencana pengembangan sumber daya air untuk

mendukung pengelolaan DAS Benanain secara optimal.

4-88
Penyusunan Rencana Pengelolaan SDA
Wilayah Sungai Benanain Tahap II Laporan Akhir

d. Menyusun rencana pembangunan yang bertahap untuk menggali peluang

bagi proyek proyek pengembangan SDA baik yang bertujuan tunggal maupun

ganda di DAS Benanain.

7. Kebijakan Nasional Pengembangan dan Pengelolaan SDA didasarkan atas Pesan

GBHN dan Lima Prioritas Pembangunan Nasional (Propenas) yaitu

a. Prioritas Pembangunan Nasional REPETA

b. Prioritas Pembangunan Pemukiman dan Prasarana Wilayah

8. Potensi Pengembangan DAS Benanain berdasarkan Sumber Daya Alam adalah

sebagai berikut :

Luas NTT : Luas Darat 47.350 Km², Luas Perairan :200.000 km²

Merupakan daerah kepulauan dengan 566 buah pulau, 42 pulau berpenghuni 524

tidak berpenghuni.

Secara geografis NTT adalah Provinsi yang terletak paling selatan di Indonesia

berbatasan dengan Australia dan Timor Leste. Terletak 80 - 12º Lintang Selatan

dan Antara 118º-125º Bujur Timur.

Perbatasan sebelah Utara dengan Laut Flores, sebelah Selatan dengan Laut Hindia,

sebelah barat dengan NTB, sebelah timur dengan Timor Leste. Fisiografi pulau

Timor sebagai suatu wilayah pengembangan sumber daya air di Provinsi NTT

memiliki luas wilayah 16.401 km dan terdapat 2 sungai besar, yaitu Noelmina

dengan DAS 16000 km² (9,75%) dan Benanain dengan DAS 3.150 km (19,2%).

Gunung (Nuaf) Mutis dengan ketinggian 2.427 m adalah merupakan puncak

tertinggi di wilayah Timor Bagian Barat dan berperan penting sebagai penangkap

hujan sehingga kedua sungai besar tersebut mempunyai mata air.

Berdasarkan Studi ini bahwa Anak anak sungai DAS Benanain tentang Pembagian

Wilayah Sungai terdapat 5 SWS :

a. SWS Nunkurus (2.062,70 km²)

b. SWS Noelmina (2.744,10 km²)

c. SWS Mena (2.569,42 km²)

4-89
Penyusunan Rencana Pengelolaan SDA
Wilayah Sungai Benanain Tahap II Laporan Akhir

d. SWS Termanu (1.957,96 km²)

e. SWS Benanain (5.077,23 km²)

Terdapat sungai-sungai yang melintas antar Kabupaten dan melintasi antar

Negara, yaitu Kabupaten Timor Barat dan Timor Leste. Sungai-sungai yang

melintasi salah satu wilayah ini akan menjadi node dalam model analisis DAS.

Debit debit sungai yang diamati :

1. Data sungai Mio-Noil Mina

2. Data debit Bokong- Takari

3. Data debit Temef- Desa Neke

4. Data Debit Nunbei- Besikama

9. Kondisi-kondisi Permasalahan dan strategi Optimalisasi Pembangunan Bidang

Sumber Daya Air dan Irigasi adalah sbb :

a. Kondisi-kondisi Permasalahan dan Pembangunan bidang SDA dan Irigasi

didasarkan atas hasil kajian umum musim hujan yaitu terjadi pada Bulan

Desember-Maret yang memiliki potensial air permukaan sebesar 29.30% atau

16.67 milyar m³. Alokasi kebutuhan air 89% untuk irigasi dan 11% untuk air

baku perkotaan.

b. Permasalahan

Terdapat defisit ketahanan Pangan.

Strategi Penanganan Sektor PSDA provinsi NTT dilaksanakan melalui Teknologi

Pertanian dan teknologi Irigasi

10. Sosial Ekonomi dan Sosial Budaya meliputi hal-hal sbb :

a. letak geografis mempengaruhi masyarakat yang tinggal di daerah yang paling

kering dengan Luas DAS 3.158 km² mencakup 3 kabupaten Timor Tengah

Selatan, Timor Tengah Utara dan Belu,

b. Kependudukan yang diProyeksikan dalam kerangka makro ekonomi

c. pendekatan dan metode Proyeksi Penduduk dan Tenaga kerja

Tinjauan ekonomi dan perkembangannya meliputi berbagai sektor yaitu :

a. sektor Pertanian

4-90
Penyusunan Rencana Pengelolaan SDA
Wilayah Sungai Benanain Tahap II Laporan Akhir

b. sektor pertambangan dan Penggalian

c. sektor industry pengolahan

d. sektor Bangunan/Konstruksi

e. sektor perdagangan hotel dan restaurant

f. sektor pengangkutan dan komunikasi

g. sektor keuangan dan persewaan dan jasa perusahaan

h. sektor Jasa jasa

Kondisi Sosial budaya Penduduk Timor terdiri dari beberapa suku yaitu :

a. Penduduk suku Dawan (Atoin Metto)

b. Penduduk suku Tetun (Belu)

11. Formulasi Awal Rencana Induk DAS Benanain meliputi hal-hal sbb :

a. Secara Umum terdiri atas :

Jangka pendek (penyelarasan dengan RDTRW I dan II )

Jangka menengah penyelerasan dengan RUTRW I dan II

Jangka Panjang penyelerasan dengan dengan SNPTR/RTRWN

b. Rencana Pengembangan Jangka Pendek

c. Seleksi dasar Pemilihan Lokasi prioritas berdasarkan kondisi :

a. topografi

b. geologi permukaan

c. aksesbilitas jalan ke lokasi bendungan

d. aspek Luas DAS

Khusus untuk Aspek Teknis, hal-hal yang ditinjau meliputi :

a. Kapasitas Tampungan

b. Impounding Porosity

c. Harmful Geological Structure

e. Tinggi DAM Rencana

f. Potensi Sedimentasi

g. Foundation Bearing Capacity

4-91
Penyusunan Rencana Pengelolaan SDA
Wilayah Sungai Benanain Tahap II Laporan Akhir

h. Areal yang teririgasi (terairi)

i. Jarak ke Quarry

j. Perkiraan Volume Quarry

Untuk Aspek Pertanian meliputi hal-hal peninjauan sbb :

a. Potensi Area Pengembangan

b. Curah hujan Tahunan

c. Penggunaan Lahan

d. Kondisi hutan

e. vegetasi di daerah genangan

f. kesiapan lahan

g. angka erosivitas daerah Pengaliran

h. Perkolasi

Untuk Aspek sosial ekonomi, peninjauan meliputi hal-hal sbb :

a. Prakiraan Biaya Konstruksi

b. Tingkat Kebutuhan Air Baku

c. Densitas Penduduk

d. Relokasi Penduduk

e. Status Lahan di Daerah Genangan

f. Akses menuju Lokasi Bendung

g. Marketing Distance

h. Keuntungan Tambahan

12. Proyeksi Kebutuhan Air Rumah Tangga, Perkotaan, dan Industri didasarkan atas

berbagai hal dan asumsi sbb :

1. Kondisi Pemenuhan Air Baku Saat ini (per Kabupaten)

2. Penggunaan Air Rumah Tangga Perkotaan dan Industri

3. Proyeksi kebutuhan air RKI

4. Aspek sosial ekonomi terhadap kebutuhan air

4-92
Penyusunan Rencana Pengelolaan SDA
Wilayah Sungai Benanain Tahap II Laporan Akhir

13. Hasil Investigasi Geologi Permukaan

Pemetaan Geologi Permukaan terdiri atas :

1. Geologi Regional, dan

2. Geologi daerah penyelidikan

Hasil Investiagasi geologi permukaan meliputi :

a. Rekomendasi Awal untuk tahap studi Lanjutan

b. usulan volume pekerjaan investigasi geologi dan test laboratorium

c. Hasil Pekerjaan Investigasi Geologi dan test Laboratorium (per waduk)

14. Aspek Hidrologi didasarkan atas data dan perhitungan seperti dibawah ini.

a. Data hidrometeorologi dari stasiun meteorology berupa data Suhu,

kelembaban relative, evaporasi, lama penyinaran matahari, kecepatan angin.

b. data curah hujan berasal dari :

Stasiun penakar curah hujan, data pencatat hujan, curah hujan jam jaman,

curah hujan rerata DAS

c. Data debit diperoleh dari :

Stasiun pengamatan debit, data pengamatan debit sesaat, analisis debit

andalan, perhitungan debit jangka panjang di stasiun AWLR, debit simulasi di

rencana lokasi waduk, perhitungan debit banjir, hidrograf debit rencana,

d. Sedimentasi diperoleh dari :

Laju sedimentasi tahunan, sedimentasi waduk, penelusuran banjir melalui

waduk.

e. Analisa ketersediaan debit air tanah dilakukan berdasarkan data dari Sumber

data dan lokasi sumur sbb :

i. Ciri Hidrolika akuifer

ii. Geologi dan hidrogeologi

iii. analisis kualitas air tanah : Sumber data Mota Klik, Noil Muti, Noil

Maubesi, Noil Hala, Noil Sebau.

4-93
Penyusunan Rencana Pengelolaan SDA
Wilayah Sungai Benanain Tahap II Laporan Akhir

15. Pertanian dan Irigasi didasarkan atas berbagai kondisi sbb :

a. Kondisi Sektor pertanian Daerah studi

b. Pola Tata tanam

c. kebutuhan air Irigasi dan produksi untuk pertanian

d. perhitungan luas maksimum teririgasi.

e. Kondisi agro ekonomi seperti Areal tanam, sarana produksi, produksi per

hektar, biaya produksi per hektar, pendapatan per hektar.

Perkiraan kondisi Pertanian yaitu meliputi Pola dan intensitas tanam masa

mendatang, pemilihan tanaman, palawija, hortikultura, tingkat kemampuan lahan

dan lain sebagainya.

16. Kebutuhan Air Perikanan ;

a. Umum ;

1. Potensi perikanan lebih menonjol sebagai Hasil Kelautan di Prop. NTT

2. Potensi Tambak (Th.1999) = 35.455 ha (LAPAN, th.1990) ……> Dimanfaatkan

= 434,5 ha (1,23 %), diolah (tambak) = 855 ha, Hasil produksi 784,4 ton

(th.1999) dan bersifat tradisional (pasang surut)

b. Potensi Tambak dipengaruhi oleh :

1. Salinitas air

2. Jenis tambak, luas tambak (kedalaman = 0,8 m)

3. Curah hujan, Evaporasi, Rembesan (seepage)

4. Tingkat kebutuhan penggelontoran/penggantian air

5. Jadwal produksi

a) Proyeksi Budidaya Tambak; (Potensi seluas = 35.455 ha)…….> di Wilayah

S.Benanain adalah seperti tabel berikut :

Tabel 4. 32 Proyeksi Budidaya Tambak


Daerah Potensial Rencana Pembangunan Sarana
No. Kabupaten Tambak Pengairan untuk Tambak
(ha)
1 Kupang 8.649  Desain Irigasi Tambak

4-94
Penyusunan Rencana Pengelolaan SDA
Wilayah Sungai Benanain Tahap II Laporan Akhir

2 TTS (Timor Tengah Selatan) 9.264  Saluran Tambak

3 TTU (Timor Tengah Utara) 1.330  Situ Air Tawar untuk Tambak

= 1 ha

4 Belu 11.196  Pompa Air tambak

5 Ende 590  Pencetakan Lahan tambak

6 Ngada 2.000  Jalan Inspeksi

7 Manggarai 2.426

b) Sumber Air adalah Pengairan air laut dan air tawar; Kebutuhan air tawar yang

diperlukan berupa Penyediaan PAH yaitu Embung/ Waduk Kecil. Untuk itu dapat

dilihat pada RTRW Kabupaten – Kabupaten.

17. Analisis Pembangkit Listrik Tenaga Air (PLTA)

 Katagori PLTA ; a. Daya > 5 MW …………………………………> PLTA

b. Daya 1 MW > P > 5 MW ………….….....> Mini Hydro

c. Daya < 1 MW ………………………………> Microhydro

Waduk-waduk yang diusulkan dalam Study ;

 Waduk-waduk diusulkan PLTA adalah Temef Dam …>

Lokasi = Kec.Amanuban Tengah, Kab. TTS; Asal = S. Benanain Hulu; Kebutuhan

Untuk = Kota SoE

 Waduk-waduk diusulkan Mini hydro adalah ;

1. Maubesi Dam …………………………..> Lokasi = Kec. Insana, Kab. TTU

Asal = S. Maubesi Kebutuhan Untuk = Kec. Insana

2. Muti Dam ……………………………..> Lokasi = Kec. Miomafo Timur, Kab. TTU; Asal =

S. Muti; Kebutuhan Untuk = Kec. Miomafo Timur

 Waduk-waduk diusulkan Micro hydro adalah ;

1. Bijeli Dam ………………………..> Lokasi = Kec. Mollo Selatan, Kab. TTS

4-95
Penyusunan Rencana Pengelolaan SDA
Wilayah Sungai Benanain Tahap II Laporan Akhir

Asal = S. Bijeli Kebutuhan Untuk = Kota Soe

 Sistem jaringan PLN (supply mandiri) = 6 Jaringan ; ….> Kupang ; Oesao ; SoE ;

Kefamenanu ; Atambua; Kalabahi ( Koordinasi Cab.Kupang)

Tabel 4. 33 Cabang PLN KUPANG (Pembangkit Sistem Diesel)


Cap.
Cap. Produksi Konsumsi Th.1997
Cap. Consumption
Cabang / Ranting Diesel (GKwh) (GWh))
Diesel (GKwh)
PLN (unit)
(kW) Th. Th. Th. Th. Residen Commerci Industri
Public
1988 1997 1988 1997 tial al al

Cab. KUPANG : 12 32,54 38,76 103.65 31,13 12,68 48,08 14,63 16,75 11,49

R g. Oesao 30 0,34

R g. SOE 20 2,0

Rg. KEFAMENANU 12 2,51 - - - - - - - -

R g. ATAMBUA 24 2,98

R g. KALABAHI 2 2,5

18. Keseimbangan Air

 Alokasi Kebutuhan Air Baku direncanakan Th. 2003 s/d 2027

a) Kebutuhan PLTA dan Potensi Ketersediaan Air ;


 Waduk-Waduk Di Dalam Das Benanain (study PT.Indah Karya + Virama Karya th.1999-2001) ;
1. Wd. Muti Q = 251 L/det Ds.Manikin, Kec.Haekto Miomaffo Timur

Kab.TTU

2. Wd. Oinlasi Q = 191 L/det Ds.Oof, Kec.Amanuban Barat

Kab.TTS

3. Wd. Sekon Q = 164 L/det Ds.Tanepah, Kec.Insana

Kab.TTU

4. Wd. Biliuana Q = 103 L/det Ds.Fatunisuan, Kec. Miomaffo Barat

Kab.TTU

5. Wd. Maubesi Q = 30 L/det Ds.Susulaku, Kec.Insana

Kab.TTU

6. Wd. Bikomi Q = 74 L/det Ds.Maurisu, Kec.Miomaffo Timur

Kab.TTU

7. Wd. Kapan Q = 39 L/det Ds.Laob, Kec. Mollo Selatan

Kab.TTS

4-96
Penyusunan Rencana Pengelolaan SDA
Wilayah Sungai Benanain Tahap II Laporan Akhir

8. Wd. Oehala Q = 30 L/det Ds.Oelbobok, Kec.Mollo Selatan

Kab.TTS

9. Wd. Fatuhala Q= 7 L/det Ds.Mandeu, Kec.Malaka Timur

Kab.BELU

10. Wd. Siki Q= 9 L/det Ds.Hauteas, Kec.Biboki Utara

Kab.TTU

11. Wd. Aroki Q= 5 L/det Ds.Maubesi, Kec.Insana

Kab.TTU

12. Wd. Besiklaran Q= 9 L/det Ds.Naitimu, Kec.Tasifeto Barat

Kab.BELU

13. Wd. Kiumina Q = 15 L/det Ds.Oenenu, Kec.Miomaffo Timur

Kab.TTU

14. Wd. Bijeli Q = 54 L/det Ds.Laob.N Noni, Kec.Mallo Selatan.AT

Kab.TTS

15. Wd. Halikatuas Q = 50 L/det Ds.Sanleo, Kec.Malaka Timur

Kab.BELU

b) Kebutuhan Air Peternakan ;

c) Bangunan Pengendali Sedimen ;

d) Perhitungan /Kriteria Perencanaan Waduk ;

- Sedimen Waduk, Pengelak banjir/Coffer Dam, Bendungan Utama, Pelimpah/

Spillway;

- Bangunan intake ; Headrace Tunnel ; Surge Tank ; Penstock ; Tailrace Chanel ;

Powerhouse ; Road ;

- Acces Sabo Dam

e) Daftar Perencanaan Waduk / Bendungan

1. BD. Maubesi

2. BD. Bikomi

3. BD. Muti

4. BD. Temeh

5. BD. Bijeli

4-97
Penyusunan Rencana Pengelolaan SDA
Wilayah Sungai Benanain Tahap II Laporan Akhir

6. BD. Kapa

7. BD. OehaLa

8. BD. Ointasi

9. BD. Nollfatu

10. BD. Nipole

11. BD. Ubaki

12. BD. Halikatuas

13. BD. Fatulaha

14. BD. Sekon III

15. BD. Siki

16. BD. Kiumina

17. BD. Noenasi

18. BD. Billiuana

19. BD. Labobi

20. BD. AROKI

21. BD. Besiklaran

a) Potensi Ketersediaan Air, sebagai Suplai Air Baku sebagai berikut ;


1. Wd. Maubesi Q = 30 L/det Ds.Susulaku, Kec.Insana Kab.TTU

2. Wd. Kapan Q = 39 L/det Ds.Laob, Kec. Mollo Selatan Kab.TTS

3. Wd. Oehala Q = 30 L/det Ds.Oelbobok, Kec.Mollo Selatan Kab.TTS

4. Wd. Fatuhala Q= 7 L/det Ds.Mandeu, Kec.Malaka Timur Kab. Belu

5. Wd. Siki Q= 9 L/det Ds.Hauteas, Kec.Biboki Utara Kab.TTU

6. Wd. Aroki Q= 5 L/det Ds.Maubesi, Kec. Insana Kab.TTU

7. Wd. Besiklaran Q= 9 L/det Ds.Naitimu, Kec.Tasifeto Barat Kab. Belu

8. Wd. Kiumina Q = 15 L/det Ds.Oenenu, Kec.MiomafoTimur KabTTU

9. Wd. Bijeli Q = 54 L/det Ds.Laob.N Noni, Kec.Mallo Selatan, Kab.TTS

b) Kondisi Penyediaan Air Pedesaan ;

 Penduduk di Wilayah S.Benanain sumber air baku dari = Sumur Gali

(kedalaman = 5 – 10 m)

 Terbesar Pemanfaatan sumur gali = 4 rumah / 1 sumur ( 1 KK = 3 - 4 jiwa ) ; 1 KK

= 1 Rumah

4-98
Penyusunan Rencana Pengelolaan SDA
Wilayah Sungai Benanain Tahap II Laporan Akhir

 Terdapat system PDAM jaringan Transmisi ( + 12 Km) masyarakat belum semua

terlayani kebutuhan air PDAM

c) Rencana Pembangunan Penyediaan Air Bersih ;

 Kriteria pemilihan Desa

 Direncanakan Pembangunan Penyediaan Air Bersih periode 25 tahunan (th. 2003 –

2027 )

 Mutu Air ; Sumber air baku ;

19. Penyediaan Air Pedesaan terdiri atas Neraca air, kehandalan ketersedian air 80 %

dan beberapa kondisi sebagai berikut :


 Sistem perpompaan ; Hidran Umum/ Kran umum

 Sambungan Rumah (jumlahnya berapa?)

 Sistem pipa jaringan (Distribusi = diameter 20 – 25 mm GSP) ;

 System pengolahan AB (IPA) = Sederhana (IPAS) ; Air Filtrasi dengan IPAS ; dengan

system Desinfektan ( kaporit 3 ppm)

 Biaya Konstruksi Pembuatan IPAS = Rp. 25.000,-/M3 ( per Th. 2001 )

 Kebutuhan air (konsumsi per Kapita per Hari (Standard Dit.Cipta Karya- PU) ;

1. Penggunaan Hidran Umum/ Kran Umum = 30 Lt/ kapita/ hari

2. Penggunaan Sambungan Rumah = 60 Lt/ kapita/ hari

3. Kehilangan air (Max.) = 20 % dari Demand

20. Kajian Perbaikkan Sungai Benanain Hilir

Item kegiatan yang perlu diperhatikan adalah sebagai berikut :


 Daerah Irigasi (Kiri Kanan S. Benanain) = 15.000 ha merupakan Daerah pertanian

 Banjir Pernah terjadi tgl. 27 Mei 2000 yang merupakan bencana genangan Dataran

Besikama

a. Dataran Besikama, luas genangan = 10.155 ha (Kiri = 7.095 ha dan Kanan = 3.060

ha )

b. Debit puncak banjir = 5000 - 6000 m3/det

c. Bersamaan air pasang mencapai Elv. 5.50 M

 Perencanaan & Data Teknis Tanggul Wilayah Sungai / WS

4-99
Penyusunan Rencana Pengelolaan SDA
Wilayah Sungai Benanain Tahap II Laporan Akhir

 Analisa Manfaat Pengendalian Banjir

 Kelayakan Ekonomi

 Analisis Sensitivitas

 Jadwal Rencana Pelaksanaan

Konstruksi Tanggul dan PDAM dengan data-data sebagai berikut :

 Analisa Kuantitas dan Biaya

 Konstruksi Tanggul dan PDAM

 Analisis Kuantitas dan Biaya Pekerjaan

 Analisis Ekonomi (Bendungan, Pertanian, pengendali Banjir, Proyek PLTA, Ekonomi

Proyek, Pengembangan DAS Benanain)

21. Kajian Informasi Lingkungan

 Lokasi dan Pendekatan Pelaksanaan Studi diperlukan Untuk Pengembangan WS.

Benanain seperti yang dilaporkan dibawah ini


Lokasi Utama yang DIREKOMENDASIKAN untuk Pengembangan WS Benanain yaitu:

1. Wd. Temef / Neke di : S.Benanain Lok.: Ds.Neke. Kec. Amanuban, Kab.TTS

2. Wd. Haeneno / Bokis di : S.Maubesi Lok.: Ds….., Kec.Insana, Kab.TTU

(anak S.Benanain)

3. Wd. Aroki / Samala di : S. Atroki Lokasi : Ds.Aroki, Kec.Biboki Utara, Kab.TTU

(anak S.Benanain)

4. Wd. Halikatuas / Boas di : S. Hearan Lok.: Ds.Boas, Kec.Malaka Timur,

Kab.Belu (anak S.Betun. – Anak S.Benanain)

5. Wd. Kiumina di : S.Maubesi Lok.: Ds.Kiumina, Kec.Malaka Timur,

Kab.TTU (Anak S.Benanain)

22. Rencana Induk Pengembangan dan Pengelolaan SDA – WS Benanain

 Master Plan berdasarkan Komponen Pengembangan Pengelolaan SDA adalah sbb :

Komponen Pengelolaan SDA dalam Rencana Induk :

- Komponen 1: Pengembangan SDA ---> ( Sektor Air Bersih ;

4-100
Penyusunan Rencana Pengelolaan SDA
Wilayah Sungai Benanain Tahap II Laporan Akhir

Domestik, Industri, Irigasi dll)

- Komponen 2: Pengelolaan Daerah Tangkapan Air (DTA)

---> Konservasi Lahan

- Komponen 3: Pengendalian Banjir ---> Pengelolaan dan

Pengendalian Banjir

- Komponen 4: Memantapkan Kerangka Institusi Pengelola SDA –

---> Institusi SDA

- Komponen 5: Pengelolaan Kualitas Air ---> Rencana Pengelolaan

KA.sungai, Limbah RT + Industri

 Rencana Sektor Penyediaan Air Bersih dan Industri (PDAM) diantara (data Th. 2000 –

2001) :

1. Wd. Kiumina biaya konstruksi = USD 4.447 Million

2. Wd./ BD. Halikatuas biaya konstruksi = USD 5.6 Million

3. Wd./ BD. OehaLa biaya konstruksi = USD 3.156 Million

4. Wd.Serbaguna Muti biaya konstruksi = USD 28.2 Million

5. Wd. Sekon biaya konstruksi = USD 7.469 Million

6. Wd. Oinlasi biaya konstruksi = USD 7.098 Million

7. Wd. Siki biaya konstruksi = USD 4.04 Million

8. Wd. Maubesi biaya konstruksi = USD 21.98 Million

9. Wd. Kapan biaya konstruksi = USD 10.9 Million

10. Wd. Bijeli biaya konstruksi = USD 9.91 Million

11. Wd. Bikomi biaya konstruksi = USD 5.18 Million

12. Wd. Biliuana biaya konstruksi = USD 9.55 Million

13. Wd. Aroki biaya konstruksi = USD 6.83 Million

14. Wd. Besiklaran biaya konstruksi = USD 4.168 Million

15. Wd.Serbaguna Temef biaya konstruksi = USD 52.85 Million

4-101
Penyusunan Rencana Pengelolaan SDA
Wilayah Sungai Benanain Tahap II Laporan Akhir

Tabel 4. 34 Rencana / Usulan Pelaksanaan Program Induk Berdasarkan Komponen


(Laporan th. 2000-2001) ;
Waduk / Sungai Lokasi Curah Luas Type Vol. PLTA Irigasi Kapasitas PDAM Biaya Konstruksi
Bedungan (anak Sungai) Hujan DAS Bendung Tampung (MW) (Ha) (Lt/det) Melayani (jiwa) (USD Mllion)
(mm/t (km2) an Waduk
h) (Mm3)

Kiumina S.Bikomi (S.Nono Kec.Miomafo 1135 41,5 Rock fill 2,09 - - 19,5 56.182 4.447
Tasolak) Timur,
Kab.TTU
Halikatuas S.Bananain (S.Noil) Kec.Malaka 1000 21,77 Rock fill 2,09 - 103 50 31.920 5.6
Timur,
Kab.Belu
OehaLa S.Bananain (S.Mota) Kec.Mollo 1274 6,8 Rock fill 0,45 - - 30 86.599 3.156
Utara, Kab.TTS
Wd. S.Bananain Kec.Atambua, 1550 419,5 Rock fill 3,26 3,11 400 250 721.525 28.2
Serbaguna +S.Maubesi (S.Muti) Kab.TTU
Muti
Sekon S.Bananain Kec.Insana, 786 71,3 Rock fill 3,57 - - 150 472.782 7.469
(S.Maubesi) Kab.TTU
Oinlasi S.Bananain (S.Noe Kec.Amanuban 1154 45,70 Rock fill 3,95 - - 191 500.079 7.098
laku) Barat, Kab.TTS
Siki S.Maubesi (S.Siki) Kec.Atambua, 1098 12,41 Rock fill 0,72 - - 9 25.801 4.04
Kab.TTU
Maubesi S.Maubesi Kec.Insana, 1248 451,2 Rock fill 43,23 - 1272 30 86.400 21.98
Kab.TTU
Kapan S.Noe Sebau Kec.Mollo 2420 77 Rock fill 3,93 - 393 - - 10.9
Utara, Kab.TTS
Bijeli S.Bananain (S.Noe Kec.Mollo Sel, 2362 31,9 Rock fill 2,06 - - 54 155.520 9.91
Bijeli) Kab.TTS
Bikomi S.Noe Asbani (S.Noe Kec.Mollo Sel, 1603 204,6 Rock fill 2,41 - - 74 213.719 5.18
Bikomi) Kab.TTS
Biliuana S.Muti (S.Tasalok) Kec.Miomafo 1505 90,3 Rock fill 1,88 - - 103 295.849 9.55
Brt, Kab.TTU
Aroki S.Mota Maro (S.Aroki) Kec.Biboki 1505 20 Rock fill 3,6 - - 5 15.216 6.83
Utara, Kab.TTU

4-102
Penyusunan Rencana Pengelolaan SDA
Wilayah Sungai Benanain Tahap II Laporan Akhir

Besiklaran S.Noel Baen Kec.Malaka 907 17,9 Rock fill 0,31 - - 16 4.983 4.168
(S.Maukumu) Timur,
Kab.Belu
Wd. S.Bananain (S.Noe Kec.Atambua, 1916 476,1 Rock fill 161,47 7,0 1.953 - - 52.85
Serbaguna Bijeli) Kab.TTU
Temef

Sumber : Review Studi Pengembangan Pengelolaan SDA WS Benanain di Pulau Timor Barat, Tahun 2001

4-103
Penyusunan Rencana Pengelolaan SDA
Wilayah Sungai Benanain Tahap II Laporan Akhir

23. Rekomendasi Pelaksanaan Proyek

Berikut adalah saran dan rekomendasi pelaksanaan proyek

 Program Pelaksanaan Tahun 2004 – 2019


Tabel 4. 35 Program Pelaksanaan Tahun 2004 - 2009

Tahap Periode Jumlah Total Biaya


Waduk/SaboDam (Juta USD)
I 2004 - 2008 3 Waduk, 1 Sabo Dam 67 (lewat)

II 2009 – 2018 4 Waduk, 2 Sabo Dam 53,5 (berjalan)

III 2018 - 2029 6 Waduk, 1 Sabo Dam 64,2

(Laporan th. 2000-2001).

 Penyediaan Air Bersih


Tabel 4. 36 Penyediaan Air Bersih

No. Intake Lokasi Kapasitas Pelayanan Biaya


(Wd./Bd) (Lt/det) (jiwa) Konstruksi
(Juta x Rp.)
1 Maubesi Ds.Susulaku, TTU 27 77.760 66
2 Bikomi Ds.Maurisu, TTU 54 155.5520 127
3 Kapan Ds.laob, TTS 39 112.320 93
4 Oehala Ds.Oelbobok, TTS 30 86.400 73
5 Fatuhala Ds.Mandeu, TTS 7 20.160 21
6 Siki Ds.Maubesi, TTU 9 25.920 25
7 Aroki Ds.Hauteas, TTU 5 14.400 16
8 Besiklaran Ds.Naituma, Belu 9 25.920 25
9 Kiumina Ds.Oenenu, TTU 15 43.200 39
(Laporan th. 2000-2001).

 Pengembangan Irigasi & Penggunaan Lahan


Tabel 4. 37 Pengembangan Irigasi & Penggunaan Lahan
No. Intake Luas Areal Tanam Produksi Padi Pengembangan
(Wd./Bd) Dilayani (Ton) Debit Irigasi
(Ha) (Rata2 Lt/det)
1 Wd. Serbaguna 1832 5284 5,28

Temef (04)

2 Wd. Serbaguna 648 1869 1,87

Muti (3)

4-104
Penyusunan Rencana Pengelolaan SDA
Wilayah Sungai Benanain Tahap II Laporan Akhir

No. Intake Luas Areal Tanam Produksi Padi Pengembangan


(Wd./Bd) Dilayani (Ton) Debit Irigasi
(Ha) (Rata2 Lt/det)
3 Wd. Muti (01) 278 803 0,8

4 Wd. Kapan (06) 233 672 0,67

5 Wd. Bijeli (05) 231 866 0,67


(Laporan th. 2000-2001).

 Usulan Konservasi dan Daerah Tangkapan Air (DTA)


Tabel 4. 38 Usulan Konservasi dan Daerah Tangkapan Air (DTA)

No Uraian Kabupaten
a. Teknis – SABO DAM TTS

1 Noilfatu Sabo TTS

2 Ubaki Sabo TTS

3 Nepolei Sabo TTS

4 Waduk SikiSabo TTU

b. Penanganan VEGETATIF pada Hulu DAS

1 Reboisasi DAS Temef TTS

2 Reboisasi DAS Kiumina TTU

3 Reboisasi DAS Thalikatuas Belu

4 Reboisasi DAS NoilFatu Sabo TTS

5 Reboisasi DAS Oehala TTS

6 Reboisasi DAS Ubaki Sabo TTS

7 Reboisasi DAS Muti TTU

8 Reboisasi DAS Sekon TTU

9 Reboisasi DAS Nipolie Sabo TTU

10 Reboisasi DAS Oinlasi TTS

11 Reboisasi DAS Siki TTU

12 Reboisasi DAS Maubesi TTU

13 Reboisasi DAS Kapan TTS

14 Reboisasi DAS Bijeli TTS

4-105
Penyusunan Rencana Pengelolaan SDA
Wilayah Sungai Benanain Tahap II Laporan Akhir

No Uraian Kabupaten
15 Reboisasi DAS Bikomi TTU

16 Reboisasi DAS Noenasi Sabo TTU

17 Reboisasi DAS Biliuana TTU

18 Reboisasi DAS Fatuhala Belu

19 Reboisasi DAS Aroki / Samala TTU

20 Reboisasi DAS labobi Belu

21 Reboisasi DAS Besiklaran Belu

22 Noenasi Sabo TTU

c. Instalasi Hidrometri DAS Benanain


(Laporan th. 2000-2001).

 Usulan Pemasangan Peralatan Hidrometri


Tabel 4. 39 Usulan Pemasangan Peralatan Hidrometri

Kecamatan / DAS
No Usulan Stasiun
Kabupaten
a. Stasiun Penakar Hujan ;

1 Ponteu Pem. Mollo Tengah / TTS Noil Sebau

2 Sebot Mollo Utara / TTS Noil Bijeli

3 Noinbila Mollo Selatan / TTS Noil Tualeo

4 Bijaepasu Miomaffo Barat / TTU Noil Nibifei / Muti

Hulu

5 Oelet Amanuban Timur / TTS Noil Bunu

6 Niti Malaka Barat / Belu Noil Okan

7 Pantea Biboki Selatan / TTU Noil Maubesi Hulu

8 Tunbaen Biboki Utara / TTU Noil Maubesi Hulu

b. Stasiun Pengamat Muka Air (AWLR) ;

1 Bijeli Mollo Selatan / TTS Noil Sebau

2 Bosen Mollo Selatan / TTS Noil Bijeli

3 Loiram Insana / TTU Noil Maubesi

4 Manulea Malaka Tengah / Belu Noil Baen

c. Perbaikan Stasiun Pengamatan Muka Air (AWLR) ;

4-106
Penyusunan Rencana Pengelolaan SDA
Wilayah Sungai Benanain Tahap II Laporan Akhir

Kecamatan / DAS
No Usulan Stasiun
Kabupaten
1 Neke / Temef AWLR Amanuban Tengah / TTS Noil Benanain

d. Perbaikan Stasiun Pengamatan Iklim ;

1 Sekon Miomaffo Timur / TTU Noil Maubesi


(Laporan th. 2000-2001).

 Usulan Pengendalian Banjir (Laporan th. 2000-2001).

1. Rehabilitasi bangunan2 sungai

2. Ruas sungai yang belum dilakukan perbaikkan

3. Ruas sungai bagian Hilir perbaikkan dilakukan terleih dahulu

4. Rencana pekerjaan sungai bertahap ( tahap jangka pendek, menengah & panjang)

 Usulan Pemantapan Kerangka Institusi Pengelola SDA


(Laporan th. 2000-2001).

1. Dinas Irigasi & SDA Propinsi

2. Dinas Irigasi & SDA Kabupaten TTS, TTU dan Belu

3. Balai PSDA

4. Usulan Pembentukan Proyek Induk Pengembangan Wilayah Timor Barat

5. Pemberdayaan Instansi, punya Unit Kerja ;

a. Pengelolaan Daerah Tangkapan Air (DTA)

b. Pengelolaan Kualitas Air (KA)

c. Pengelolaan Air Tanah

d. Konservasi Lahan dan Air

 Rekomendasi Usulan Proyek Mendesak / Khusus (Laporan th. 2000-2001).

a. Pengembangan DAS ;

1. Waduk Temef

2. Waduk Kiumina

3. Waduk Halikatuas

b. Pengelolaan DAS dan Penanganan Erosi : Noilfatu Sabo Dam

c. Penangan Banjir : Pengendalian Banjir DAS Benanain

4-107
Penyusunan Rencana Pengelolaan SDA
Wilayah Sungai Benanain Tahap II Laporan Akhir

24. Usulan Pengembangan Kelembagaan untuk Pengelolaan Wilayah Sungai

Kelembagaan yang diusulkan meliputi hal sebagai berikut :

1. Operasi pemeliharaan dan Pengembangan di Satuan Wilayah Sungai Benanain

2. PJT Benanain (Perum Jasa Tirta Benanain)

3. PIP WS Benanain

4. Dinas PU Pengairan / SDA Propinsi Dan Balai PSDA

5. Dinas PU Pengairan/SDA Propinsi (DPUPP)

6. Balai PSDA

7. Pengelolaan SDA dan Pemanfaatan nya diantaranya ;

a) Pengelolaan Daerah Tangkapan Air (DTA) ----- Perencanaan pengelolaan

DTA, tanggung jawab

Pengelolaan DTA dengan Instansi

terkait (Dep.Kehutanan, Dep.

Pertanian, Dep.PU / Dinas SDA Prov. ,

dan instansi terkait)

b) Pengelolaan Kualitas Air ------------------------ Monitoring kualitas air

sungai/ air tanah,

Pemantauan Air dan air limbah dan

Pengujiaan kualitas air & air limbah

(Lab. Sdh Terakriditasi)

--------- Bapedal – KLH WQM (Water Quality

Management), Bappedal-da,

c) Pengelolaan Air Tanah --------------------------- Ttg; alokasi air tanah, suplai,

penggunaan,

konservasi & pengendalian

kualitas air.

d) Panitia Tata Pengaturan Air (PTPA) ----------- fungsi ; memberi nasehat/

Rekomendasi kepada Gubernur tentang SDA

4-108
Penyusunan Rencana Pengelolaan SDA
Wilayah Sungai Benanain Tahap II Laporan Akhir

4.2.1. Waduk Kiumina (Waduk Suplay air baku)

a. Lokasi
Lokasi Bendungan Kiumina di Desa Oesena, Kec. Miomafo Timur Kab. Timor Tengah

Utara terletak didekat kota Kefamenanau yang merupakan ibukota Kabupaten Timor

Tengah Utara. Site bendungan terletak di hulu aliran Sungai Bikomi yaitu Sungai

Nono Tasolak, Kecamatan Miomafo Timur, Kabupaten Timor Tengah Utara Nusa

Tenggara Timur. As Bendungan dapat dicapai dari km jalan Raya Kefamenanu –

Ambeno, berjalan kaki sejauh 2 km.

b. Tujuan Proyek
Bendungan ini direncanakan sebagai bendungan fungsi tunggal sebagai penyedia

air baku untuk melayani lokasi di sekitar bendungan, terutama kota Kefamenanu.

c. Deskripsi dan Latar Belakang Proyek


Lokasi Bendungan Kiumina terletak dihulu DAS, diharapkan dapat berfungsi untuk

menjaga kondisi hidro-orologis bagian hulu secara holistic. Sesuai konteks konservasi

dalam pengelolaan sumber daya air DAS Benanain, waduk merupakan salah satu

struktur fisik untuk konservasi lahan.

As Bendungan Kiumina diidentifikasikan pada anak sungai Noel Benanain, yaitu

Nono Tasolak. Secara administratif, as bendungan terletak di Kecamatan Miomafo

Timur, Kabupaten Timor Tengah Utara. Waduk direncanakan untuk sebagai waduk

suplai airbaku untuk kota Kefamenanu. Disamping itu adanya waduk akan

menunjang konservasi lahan dan hutan di hulu as bendungan, dimana reboisasi

diusulkan dilokasi tersebut karena adanya waduk.

Tinggi curah hujan tahunan di DAS adalah sebesar 1.135 mm dan limpasan

permukaan rerata yang ditimbulkan adalah sebesar 0,1 m3/det. Panjang aliran sungai

dari hulu sampai as bendungan adalah sekitar 5,1 km dan luas DAS 41,5 km2.

Jenis bendungan dipilih type rock fill dengan tinggi 23,5 m, dengan dasar

ketersediaan material yang ada pada lokasi, kondisi pondasi, topografi, tinggi

bendungan dan rencana jangka waktu pelaksanaan. Total volume tampungan waduk

sebesar 2,09 Mm3 dan volume efektif sebesar 0.28 Mm3. Dengan pembangunan

bendungan yang berkapasitas 19,5 lt/detik dan mampu melayani 56.186 jiwa.

4-109
Penyusunan Rencana Pengelolaan SDA
Wilayah Sungai Benanain Tahap II Laporan Akhir

Diharapkan dapat menunjang PDAM daerah dalam menyediakan air minum untuk

warga kota.

Tabel 4. 40 Data Teknis Bendungan Kiumina

No Kiumina Keterangan
1 Penggunaan Waduk Suplay air baku
2 Sungai Nono Tasolak
3 Curah hujan tahunan 1.135 mm
4 Rata-rata limpasan permukaan 0,1 m3/det
5 Panjang aliran sungai 5,1 km
6 Luas DAS 41,5 km2
7 Jenis bendungan type rock fill
8 Tinggi Bendungan 23,5 m
9 Panjang Bendung 240 m
10 Total volume tampungan waduk 2,09 Mm3
11 Volume Waduk Maksimal 5.189.886,34 m3
12 Volume efektif 0,28 Mm3
13 Ketersediaan material pada lokasi Tersedia
14 Kapasitas 19,5 lt/detik
15 Catchment Area 41,5 km2
16 Masa Pakai 50 tahun
17 Luas Genangan Waduk 473.116,17 m2
18 Elevasi Max 475 m

d. Manfaat
Rencana pembangunan Bendungan Waduk Kiumina merupakan usulan dari proyek

terpadu pengembangan Sumber Daya Air (SDA) dari kegiatan Study Pengembangan

dan Pengelolaan Sumber Daya Air WS Benanain di Pulau Timor Barat Provinsi Nusa

Tenggara Timur. Diharapkan dapat menunjang PDAM daerah dalam menyediakan

air minum untuk warga kota dengan kapasitas suplay air baku dan air minum

sebesar 19.5 lt/detik dan mampu melayani 56.186 jiwa.

e. Komponen Proyek
Komponen dari bendungan ini adalah :

4-110
Penyusunan Rencana Pengelolaan SDA
Wilayah Sungai Benanain Tahap II Laporan Akhir

1. Bangunan utama dan Pelengkap

2. Bangunan Pengambilan dan distribusi air minum (investasi PDAM)

Bangunan utama dan pelengkap terdiri dari

1. Bendungan Utama

2. Pengelak Banjir

3. Bangunan Pengambilan

4. Pelimpah

Bangunan investasi PDAM

1. Bangunan Pengambilan

2. Saluran Pembawa

3. Sarana Pengolahan air

4. Sambungan sambungan

5. Desain teknis

f. Biaya Proyek
Biaya konstruksi proyek pada tingkat harga ekonomi saat ini adalah USD 4,447

Million (4,447 juta Dollar) atau Rp.40.023.000.000,00 dengan Kurs Rp. 9.000,00. Kalau

di kurs kan dengan kondisi saat ini Dollar Rp. 11.772,00 maka menjadi

Rp. 52.350.084.000,00

g. Evaluasi Proyek
Kelayakan Bendungan Kiumina dievaluasi sebagai satu kesatuan sistem dengan

waduk Bikomi rencana induk pengembangan DAS Benanain, karena fungsi dan

letaknya berada dalam satu sub DAS. Fungsi Waduk Kiumina terhadap Bikomi

sebagai waduk konservasi lahan dan sedimen trap, sehingga nilai EIRR sistem adalah

13.77 %.

h. Rencana Pelaksanaan
Proyek Pelaksanaan Bendungan Kiumina, diusulkan pada periode jangka pendek

pada tahun pertama, selama 5 tahun termasuk studi kelayakan, detail desain, PQ dan

tender serta konstruksi.

4-111
Penyusunan Rencana Pengelolaan SDA
Wilayah Sungai Benanain Tahap II Laporan Akhir

i. Instansi Pelaksana
Dahulu dinyatakan Instansi Pelaksananya Direktorat Jenderal Pengairan, Departemen

Pemukiman dan Prasarana Wilayah Dinas Pemukiman dan Prasarana Wilayah


Provinsi Nusa Tenggara Timur, Proyek Pengembangan dan Pengelolaan Sumber Daya

Air, Nusa Tenggara Timur tetapi sekarang nama instansinya menjadi Balai Wilayah

Sungai Nusa Tenggara II (BWS NT II), Direktorat Jenderal Sumber Daya Air,

Kementrian Pekerjaan Umum.

j. Prakiraan Kelayakan Ekonomi

Tabel 4. 41 Prakiraan Kelayakan Ekonomi Waduk Kiumina

Rencana Biaya Pembangunan


No NPV BCR IRR 12% Keterangan
Bangunan (Rupiah)

Waduk 31.9 13.7


40.023.000.000,00 1,453,968,600,586 Layak
Kiumina

k. Prakiraan Kelayakan Teknis dan Ekonomi

Tabel 4. 42 Prakiraan Kelayakan Teknis dan Ekonomi Waduk Kiumina

PRAKIRAAN KELAYAKAN
NO UPAYA TEKNIS EKONOMI
Uraian Hasil Uraian Hasil
1 Waduk a.Formasi Geologi Aman 1.453.968.600.586
NPV
Kiumina b.Daya Dukung Tanah Aman
c.Topografi Memungkinkan 13.7
IRR
dibangun
d.Ketersediaan Bahan Tersedia
31.9
Bangunan BCR
e. Ketersediaan Air Tersedia
Kesimpulan Layak

4.2.2. Waduk Halikatuas (Waduk Suplai Air Baku)

a. Lokasi
Lokasi Bendungan Halikatuas di Kabupaten Malaka, Prov. Nusa Tenggara Timur

berada disekitar 45 km dari jalan Raya Kupang Atambua-Betun. Lokasi tersebut

berada pada arah timur desa Boas. Letak As bendungan dicapai dengan jalan kaki

melalui jalan desa sekitar 2 km.

4-112
Penyusunan Rencana Pengelolaan SDA
Wilayah Sungai Benanain Tahap II Laporan Akhir

b. Tujuan Proyek

Bendungan ini direncanakan sebagai waduk suplai air baku untuk desa Boas dan

sekitarnya, serta irigasi disepanjang Baen. Adanya waduk akan menunjang

pembentukan sentra perkembangan wilayah untuk memberikan iklim yang lebih

positif terhadap perkembangan wilayah untuk memberikan iklim kondusif terhadap

perkembangan kesejahteraan masyarakat disekitarnya, terutama aspek air baku dan

pertanian, selain aspek air baku dan pertanian, selain aspek sosial ekonomi.

c. Deskripsi dan Latar Belakang Proyek

As Bendungan Halikatuas diidentifikasi pada anak sungai Noil Baen, yaitu Mota Hoar

dan bermuara di sungai Benanain. Secara Administrasi terletak di Kecamatan Malaka

Timur Kabupaten Malaka. Luas DAS 21.77 km2, panjang sungai 7.8 km disebelah

timur pulau Timor. Tinggi curah hujan tahunan di DAS 1.000 mm dengan kapasitas

waduk 3.6 Mm3 (bruto) mampu melayani kebutuhan air baku untuk 31.920 jiwa

dengan kapasitas 50 lt/det .

Jenis Bendungan dipilih type rock fill dengan tinggi 18-20 m, dengan dasar

ketersediaan material yang ada pada lokasi, kondisi pondasi, topografi tinggi

bendungan dan rencana jangka waktu pelaksanaan. Total volume tampungan

sebesar 2.09 Mm3 dan volume efektif sebesar 0.28 Mm3.

Tabel 4. 43 Data Teknis Bendungan Halikatuas

No Bendungan Halikatuas Keterangan


1 Penggunaan Waduk Suplay air baku
2 kapasitas waduk 3,6 Mm3
3 Sungai Mota Hoar yaitu anak sungai
Noil Baen
4 Catchment Area 21,77 km2
5 Jenis Bendungan type rock fill type rock fill
6 Curah hujan tahunan di DAS 1.000 mm
7 Total volume tampungan 2,09 Mm3
8 volume efektif sebesar 0,28 Mm3.
9 panjang sungai 7,8 km
10 Luas DAS 21,77 km2
11 Luas genangan waduk maks 2.325.194,85 m2

4-113
Penyusunan Rencana Pengelolaan SDA
Wilayah Sungai Benanain Tahap II Laporan Akhir

No Bendungan Halikatuas Keterangan


12 Elevasi max 300 m
13 kapasitas 50 lt/det
14 Volume Waduk Maks 44.879.925,94 m3
15 Tinggi bendung 50 m
16 Panjang Bendung 353 m
17 Water Level 262 m
18 Low Water 260.567 m
19 Sedimen Water Level 260,4 m

d. Manfaat
Rencana pembangunan Bendungan Halikatuas merupakan usulan dari proyek

terpadu pengembangan Sumber Daya Air (SDA) dari kegiatan Study Pengembangan

dan Pengelolaan Sumber Daya Air WS Benanain di Pulau Timor Barat Provinsi Nusa

Tenggara Timur. Diharapkan dapat menunjang PDAM daerah dalam menyediakan

air minum untuk warga kota dan mampu melayani mampu melayani kebutuhan air

baku untuk 31.920 jiwa dengan kapasitas 50 lt/det .

e. Komponen bendungan
Komponen dari bendungan ini adalah :

1.Bangunan utama dan Pelengkap

2.Bangunan Pengambilan dan distribusi air minum (investasi PDAM)

Bangunan utama dan pelengkap terdiri dari

1.Bendungan Utamaw

2.Pengelak Banjir

3.Bangunan Pengambilan

4.Pelimpah

Bangunan investasi PDAM

1.Bangunan Pengambilan

2.Saluran Pembawa

3.Sarana Pengolahan air

4.Sambungan sambungan

5.Desain teknis

4-114
Penyusunan Rencana Pengelolaan SDA
Wilayah Sungai Benanain Tahap II Laporan Akhir

f. Biaya Proyek
Biaya konstruksi proyek pada tingkat harga ekonomi saat ini adalah USD 5.6 Million

(5.6 juta Dollar) atau Rp. 50.400.000.000,00 dengan kurs Rp. 9000,00. Kalau di kurs

kan dengan kondisi saat ini Dollar Rp. 11.772,00 maka menjadi Rp. 65.923.200.000,00

g. Evaluasi Proyek

Kelayakan Bendungan Halikatuar dievaluasi sebagai satu kesatuan sistem dengan

waduk Bikomi dalam rencana induk pengembangan DAS Benanain, karena fungsi

dan letaknya berada dalam satu sub DAS. Fungsi Waduk Kiumina terhadap Bikomi

sebagai waduk konservasi lahan dan sedimen trap, sehingga nilai EIRR sistem adalah

12.7 %.

h. Rencana Pelaksanaan
Proyek Pelaksanaan Bendungan Halikatuas, diusulkan pada periode jangka pendek

pada tahun pertama, selama 3 tahun termasuk studi kelayakan, detail desain, PQ dan

tender serta konstruksi.

i. Instansi Pelaksana
Dahulu dinyatakan Instansi Pelaksananya Direktorat Jenderal Pengairan, Departemen

Pemukiman dan Prasarana Wilayah Dinas Pemukiman dan Prasarana Wilayah


Provinsi Nusa Tenggara Timur, Proyek Pengembangan dan Pengelolaan Sumber Daya
Air, Nusa Tenggara Timur tetapi sekarang nama instansinya menjadi Balai Wilayah

Sungai Nusa Tenggara II (BWS NT II), Direktorat Jenderal Sumber Daya Air,

Kementrian Pekerjaan Umum.

j. Prakiraan Kelayakan Ekonomi

Tabel 4. 44 Prakiraan Kelayakan Ekonomi Waduk Halikatuas

Rencana Biaya Pembangunan IRR


No NPV BCR Keterangan
Bangunan (Rupiah) 12%

1 Waduk 0,31
50.400.000.000,00 29.601.000.000 12,7 Tidak layak
Halikatuas

4-115
Penyusunan Rencana Pengelolaan SDA
Wilayah Sungai Benanain Tahap II Laporan Akhir

k. Prakiraan Kelayakan Teknis dan Ekonomi

Tabel 4. 45 Prakiraan Kelayakan Teknis dan Ekonomi Waduk Halikatuas

PRAKIRAAN KELAYAKAN
NO Usulan TEKNIS EKONOMI
Uraian Hasil Uraian Hasil
a.Formasi Geologi Aman
NPV 29.601.000.000
b.Daya Dukung Tanah Aman
Waduk c.Topografi Memungkinkan
IRR 12,7
1 Halikatu dibangun
as d.Ketersediaan Bahan Tersedia
Bangunan BCR 0,31
e. Ketersediaan Air Tersedia
Kesimpulan Tidak Layak

4.2.3. Waduk Oehala (Waduk Suplay Air Baku)

a. Lokasi
Lokasi Bendungan Oehala di Desa Oesena, Kec. Mollo Utara, Kab. Timor Tengah

Selatan Provinsi Nusa Tenggara Timur. Site bendungan terletak di Sungai Mota

Boenbafe, anak sungai Benanain. As bendungan dapat dicapai dari 9 km jalan raya

SoE-Kapan, menuju air terjun Noil Hala.

Gambar 4. 12 Air Terjun Oehala

4-116
Penyusunan Rencana Pengelolaan SDA
Wilayah Sungai Benanain Tahap II Laporan Akhir

b. Tujuan Proyek
Bendungan ini direncanakan sebagai bendungan dengan fungsi tunggal sebagai

penyedia air baku untuk melayani lokasi disekitar Bendungan.

c. Deskripsi dan Latar belakang Proyek

Lokasi bendungan Oehala di hulu DAS, diharapkan dapat berfungsi untuk menjaga

kondisi kondisi hidroorologis bagian hulu secara holistic. Sesuai konteks konservasi

dalam pengelolaan sumber daya air DAS Benanain, waduk merupakan salah satu

struktur fisik untuk konservasi lahan.

As Bendungan Oehala diidentifikasi pada anak sungai Noil Benanain, yaitu Noil Laku

atau Mota Baenbafe menurut istilah warga setempat. Letak sumber air dari Noil Laku

berdekatan lokasi rekreasi air terjun Oehala. Lokasi ini sangat dekat sekali dengan

kota Soe, salah satu kota pusat pertumbuhan di Timor bagian Timur.

Secara administrasi, as Bendungan terletak di Kecamatan Mollo Utara, Kabupaten

Timor Tengah Selatan. Disamping itu adanya waduk akan menunjang konservasi

lahan dan hutan dihulu As Bendungan, dimana reboisasi akan diusulkan dilokasi

tersebut karena adanya waduk.

Panjang aliran sungai dari hulu sampai as bendung adalah sekitar 4 km dengan luas

DAS 6,8 km2. Tinggi curah hujan tahunan adalah sebesar 1.274 mm dan limpasan

permukaan rerata yang ditimbulkan adalah sebesar 0.1 m3/detik.

Jenis bendungan terpilih adalah type rock fill dengan tinggi 24.5 m dengan dasar

ketersediaan material yang ada pada lokasi, kondisi pondasi, topografi, tinggi

bendungan dan rencana jangka waktu pelaksanaan. Total volume tampungan waduk

sebesar 0.45 Mm3 dan volume efektif sebesar 0.31 Mm3.

Dengan pembangunan bendungan ini diharapkan dapat menunjang PDAM daerah

dalam menyediakan air minum, sehingga akan dilakukan pula kajian finansial untuk

perhitungan biaya investasi untuk distribusi air minum, dimana dengan adanya

bendungan tersebut yang berkapasitas 30 l/detik dapat memenuhi kebutuhan air

baku 86.599 jiwa.

4-117
Penyusunan Rencana Pengelolaan SDA
Wilayah Sungai Benanain Tahap II Laporan Akhir

Tabel 4. 46 Data Teknis Bendungan Oehala

No Oehala Keterangan
1 Penggunaan Waduk Suplay Air Baku
2 Sungai Mota Boenbafe
3 curah hujan tahunan 1.274 mm
3
4 Rata-rata limpasan permukaan 0,1 m /detik
5 Panjang aliran sungai 4 km
2
6 Luas DAS 6,8 km
7 Jenis bendungan type rock fill
8 Tinggi Bendungan 37,50 m
9 Panjang Bendung 133 m
3
10 Total volume tampungan waduk 0,45 Mm
3
11 Volume Waduk Maksimal 2.342.179,44 m
3
12 Volume efektif 0,31 Mm .
13 Ketersediaan material pada lokasi baik
14 Kapasitas 30 lt/detik
2
15 Catchment Area 6,8 km
16 Masa Pakai 50 thn
2
17 Luas Genangan Waduk 189.274 m
18 Elevasi Max 775 m

d. Manfaat
Rencana pembangunan Bendungan Oehala merupakan usulan dari proyek terpadu

pengembangan Sumber Daya Air (SDA) dari kegiatan Study Pengembangan dan

Pengelolaan Sumber Daya Air WS Benanain di Pulau Timor Barat Provinsi Nusa

Tenggara Timur. Diharapkan dapat menunjang PDAM daerah dalam menyediakan

air minum untuk warga kota dan mampu melayani mampu melayani kebutuhan air

baku untuk 86.599 jiwa dengan kapasitas 30 l/detik.

e. Komponen Proyek
Komponen daribendungan ini adalah :

1.Bangunan utama dan Pelengkap

2.Bangunan Pengambilan dan distribusi air minum (investasi PDAM)

Bangunan utama dan pelengkap terdiri dari

1.Bendungan Utama

2.Pengelak Banjir

3.Bangunan Pengambilan

4-118
Penyusunan Rencana Pengelolaan SDA
Wilayah Sungai Benanain Tahap II Laporan Akhir

4.Pelimpah

Bangunan investasi PDAM

1.Bangunan Pengambilan

2.Saluran Pembawa

3.Sarana Pengolahan air

4.Sambungan sambungan

5.Desain teknis

f. Biaya Proyek
Biaya Konstruksi proyek pada tingkat USD 3,156 Million atau sekitar

Rp. 28.404.000.000,- dengan Kurs Rp. 9000,-. Kalau di kurs kan dengan kondisi saat

ini Dollar Rp. 11.772,00 maka menjadi 37.152.432.000,-

g. Evaluasi Proyek
Kelayakan Bendungan Oehala dievaluasi sebagai satu kesatuan sebagai waduk

diprioritaskan pengembangannya dalam jangka pendek, bersama sama dengan

waduk Temef, Muti, Kiumina, Halikatuas dan sekon sesuai rencana induk

pengembangan DAS Benanain. Nilai EIRR sistem adalah 15.7 %.

h. Rencana Pelaksanaan

Proyek Pelaksanaan Bendungan Oehala, Nusa Tenggara Timur diusulkan pada

periode jangka pendek pada tahun pertama, selama 3 tahun termasuk studi

kelayakan, detail desain, PQ dan tender serta konstruksi.

i. Instansi Pelaksana

Dahulu dinyatakan Instansi Pelaksananya Direktorat Jenderal Pengairan, Departemen

Pemukiman dan Prasarana Wilayah Dinas Pemukiman dan Prasarana Wilayah


Provinsi Nusa Tenggara Timur, Proyek Pengembangan dan Pengelolaan Sumber Daya

Air, Nusa Tenggara Timur tetapi sekarang nama instansinya menjadi Balai Wilayah

Sungai Nusa Tenggara II (BWS NT II), Direktorat Jenderal Sumber Daya Air,

Kementrian Pekerjaan Umum.

4-119
Penyusunan Rencana Pengelolaan SDA
Wilayah Sungai Benanain Tahap II Laporan Akhir

j. Prakiraan Kelayakan Ekonomi

Tabel 4. 47 Prakiraan Kelayakan Ekonomi Waduk Oehala

Rencana Biaya Pembangunan IRR


No NPV BCR Keterangan
Bangunan (Rupiah) 12%

1 Waduk 0,16
28.404.000.000 20.007.000.000 15,7% Tidak layak
Oehala

k. Prakiraan Kelayakan Teknis dan Ekonomi

Tabel 4. 48 Prakiraan Kelayakan Teknis dan Ekonomi Waduk Oehala

PRAKIRAAN KELAYAKAN
NO UPAYA TEKNIS EKONOMI
Uraian Hasil Uraian Hasil
Formasi Geologi Aman 20.007.000
NPV
Daya Dukung Tanah Aman .000
Memungkinkan
Topografi IRR 15,7%
1 Waduk Oehala dibangun
Ketersediaan Bahan Tersedia 0,16
Bangunan BCR
Ketersediaan Air Tersedia
Kesimpulan Tidak Layak

4.2.4. Waduk Serbaguna Muti

a. Lokasi
Lokasi Waduk Serbaguna Muti terletak di Km. 173 jalan raya Kupang-Atambua,

Kabupaten Timor Tengah Utara, Provinsi Nusa Tenggara Timur. As Bendungan

terletak di sungai Muti, Desa Tublopo, 9 km arah timur sebelum Kefamenanu dan

dilanjutkan melalui jalan desa sekitar 12 km.

b. Tujuan Proyek

Terdapat beberapa manfaat yang bisa diwujudkan dengan dibangunnya bendungan

tersebut, antara lain PLTA, irigasi dan penyedia air baku, sehingga perlu dilakukan

analisa lebih lanjut untuk menentukan apakah akan dibangun sebagai waduk

dengan fungsi tunggal ataukah multiguna. Prioritas pemenuhan kebutuhan

dilakukan dengan mempertimbangkan aspek sosial ekonomi, finansial dan

lingkungan.

4-120
Penyusunan Rencana Pengelolaan SDA
Wilayah Sungai Benanain Tahap II Laporan Akhir

Proyek ini merupakan bagian dari rekomendasi penanganan DAS Benanain secara

integral dengan mempertimbangkan aspek sosial ekonomi, finansial, lingkungan

serta kebutuhan utama masyarakat yang berada di dalam DAS tersebut.

Tujuan utama dari studi ini apabila layak baik secara lingkungan maupun ekonomi

adalah untuk meningkatkan luas tanam dan produktivitas komoditi padi di DI

Haekto, memenuhi kebutuhan air baku dan listrik.

c. Deskripsi dan latar belakang proyek

Pembangunan daerah dimasa depan akan diarahkan untuk pemenuhan kebutuhan

air baku. As bendungan Muti diidentifikasi pada sungai Muti yang merupakan anak

sungai terbesar kedua dari sungai Benanain setelah sungai Maubesi. Mata air sungai

Muti terletak di gunung Mutis, yang juga menjadi sumber distribusi pelayanan dari

PDAM Kefamenanu. Secara administrasi as dam terletak di kecamatan Miomafo

Timur, Kabupaten Timor Tengah Utara.

Lebar dasar sungai 300 m dan panjang sungai dari hulu hingga as bendungan

adalah sekitar 47.5 km. Luas DAS 419.5 km2, tinggi curah hujan tahunan sebesar 1550

mm dan limpasan permukaan rerata adalah sebesar 2.89 m3/detik.

Sebagian besar lahan pertanian di Timor Barat terletak didataran tinggi dan

merupakan lahan kering. Disekitar sungai Muti tersebut terdapat hamparan Haekto

dengan luas potensial 400 Ha dengan intensitas tanam 118 % (data pertanian tahun

2001)

Dengan mempertimbangkan nilai debit yang ada dan tinggi bendungan. Muti

berpotensial sebagai PLTA dengan head rata rata 38 m dan kecepatan 6.4 m3/detik

dapat dibangkitkan 3.11 Mw Mikro Hydro yang menghasilkan energi pertahun

sebesar 10.4 GWh dengan pengoperasian 4 (empat) jam/hari.

Selain untuk irigasi dan mikrohidro, keberadaan bendungan juga mampu untuk

memenuhi kebutuhan air baku 721.525 jiwa penduduk dengan kapasitas 250

liter/detik. Keberadaan bendungan Muti juga mereduksi banjir hingga 3,26 Mm3,

setara dengan melindungi lahan seluas 1.631 Ha.

4-121
Penyusunan Rencana Pengelolaan SDA
Wilayah Sungai Benanain Tahap II Laporan Akhir

Dengan mempertimbangkan beberapa potensi yang ada, maka dibutuhkan studi

lanjutan untuk mengetahui kelayakannya dari aspek teknis, ekonomi maupun

lingkungan.

Tabel 4. 49 Data Teknis Bendungan Muti

No Bendungan Muti Keterangan


1 Penggunaan Waduk Serbaguna
2 Sungai Sungai Muti
3 Curah hujan tahunan 1.550 mm
4 Rata-rata limpasan permukaan 2,89 m3/detik
5 Panjang aliran sungai 47,5 km
6 Luas DAS 419,5 km2
7 Jenis bendungan type rock fill
8 Tinggi Bendungan 37,50
9 Panjang Bendung 353 m
10 Total volume tampungan waduk 26,59 Mm3
11 Volume Waduk Maksimal 29.334.427,25 m3
12 Volume efektif 13 Mm3
13 Ketersediaan material pada lokasi baik
14 Kapasitas 250 liter/detik
15 Catchment Area 419,54 km2
16 Masa Pakai 50 thn
17 Luas Genangan Waduk Max 1.817.537,69 m3
18 Elevasi Max 250,00

d. Manfaat
Rencana pembangunan Bendungan serbaguna Muti merupakan usulan dari proyek
terpadu pengembangan Sumber Daya Air (SDA) dari kegiatan Study Pengembangan
dan Pengelolaan Sumber Daya Air WS Benanain di Pulau Timor Barat Provinsi Nusa
Tenggara Timur. Untuk mendukung peningkatan produksi pertanian beririgasi, air
baku untuk air bersih, pembangkit listrik, pengendalian banjir.

 keberadaan bendungan Muti berpotensial sebagai PLTA dengan head rata rata
38 m dan kecepatan 6.4 m3/detik dapat dibangkitkan 3.11 Mw Mikro Hydro yang
menghasilkan energi pertahun sebesar 10.4 GWh dengan pengoperasian 4
(empat) jam/hari.
 keberadaan bendungan akan mampu untuk memenuhi kebutuhan air baku
721.525 jiwa penduduk dengan kapasitas 250 liter/detik.

4-122
Penyusunan Rencana Pengelolaan SDA
Wilayah Sungai Benanain Tahap II Laporan Akhir

 Keberadaan bendungan Muti akan mampu mereduksi banjir hingga 3,26 Mm3,
setara dengan melindungi lahan seluas 1.631 Ha.

e. Rencana pembangunan Bendungan


Karena itu proyek Bendungan Serbaguna Muti dapat dinilai sebagai suatu proyek
strategis yang diharapkan menjadi proyek prioritas dalam skala nasional maupun
daerah. Dengan adanya proyek ini, diharapkan Provinsi Nusa Tenggara Timur akan
mampu mencapai target-target Millenium Development Goal (MDG), meningkatkan
pendapatan asli daerah (PAD), mengatasi krisis/kerawanan listrik serta
mengamankan cadangan listrik untuk mendorong investasi dan pertumbuhan
ekonomi saat ini dan kedepannya.

f. Komponen Proyek
Komponen daribendungan ini adalah :

1. Bangunan utama dan Pelengkap

2. Bangunan Pengambilan dan distribusi air minum (investasi PDAM)

Bangunan utama dan pelengkap terdiri dari

1.Bendungan Utama

2.Pengelak Banjir

3.Bangunan Pengambilan
4.Pelimpah

Bangunan investasi PDAM

1. Bangunan Pengambilan

2. Saluran Pembawa

3. Sarana Pengolahan air

4. Sambungan sambungan

5. Desain teknis

g. Biaya Proyek
Biaya Konstruksi proyek pada tingkat USD 28.2 Million atau sekitar

Rp. 253.800.000.000,00 dengan Kurs Rp. 9000,00. Kalau di kurs kan dengan kondisi

saat ini Dollar Rp. 11.772,00 maka menjadi Rp. 331.970.400.000,00

4-123
Penyusunan Rencana Pengelolaan SDA
Wilayah Sungai Benanain Tahap II Laporan Akhir

h. Evaluasi Proyek
Kelayakan Bendungan Muti dievaluasi baik sebagai sistem tunggal (stand alone)

maupun dalam satu kesatuan sistem dengan beberapa waduk dalam beberapa

skenario rencana sesuai rencana induk pengembangan DAS Benanain. Nilai EIRR

sistem adalah 11.3 %.

i. Rencana Pelaksanaan
Proyek Pelaksanaan Bendungan Muti, Nusa Tenggara Timur diusulkan pada periode

jangka pendek pada tahun kedua, selama 6 tahun termasuk studi kelayakan, amdal,

konservasi, detail desain, manual OP, studi peningkatan daerah Irigasi, PQ dan

tender serta konstruksi.

j. Instansi Pelaksana
Dahulu dinyatakan Instansi Pelaksananya Direktorat Jenderal Pengairan, Departemen

Pemukiman dan Prasarana Wilayah Dinas Pemukiman dan Prasarana Wilayah


Provinsi Nusa Tenggara Timur, Proyek Pengembangan dan Pengelolaan Sumber Daya
Air, Nusa Tenggara Timur tetapi sekarang nama instansinya menjadi Balai Wilayah

Sungai Nusa Tenggara II (BWS NT II), Direktorat Jenderal Sumber Daya Air,

Kementrian Pekerjaan Umum.

k. Prakiraan Kelayakan Ekonomi

Tabel 4. 50 Prakiraan Kelayakan Ekonomi Waduk Muti

Rencana Biaya Pembangunan


No NPV BCR IRR Keterangan
Bangunan (Rupiah)

1 Waduk Muti 253.800.000.000,00 10557000000 0,94 11,3% Tidak layak

l. Prakiraan Kelayakan Teknis dan Ekonomi

Tabel 4. 51 Prakiraan Kelayakan Teknis dan Ekonomi Waduk Muti

PRAKIRAAN KELAYAKAN
NO UPAYA TEKNIS EKONOMI
Uraian Hasil Uraian Hasil
Formasi Geologi Aman NPV 10.557.000.000
Daya Dukung Tanah Aman
Topografi Memungkinkan IRR
1 Waduk Muti 11.3 %
dibangun
Ketersediaan Bahan Tersedia BCR 0,94
Bangunan

4-124
Penyusunan Rencana Pengelolaan SDA
Wilayah Sungai Benanain Tahap II Laporan Akhir

PRAKIRAAN KELAYAKAN
NO UPAYA TEKNIS EKONOMI
Uraian Hasil Uraian Hasil
Ketersediaan Air Tersedia
Kesimpulan Tidak Layak

4.2.5. Waduk Sekon (Waduk Air Baku Desa)

a. Lokasi
Lokasi Bendungan Sekon III terletak dihulu sungai Maubesi, tepatnya di sungai Noil

Oekanutu. Kecamatan Insana. Kabupaten Timor Tengah Utara. Provinsi Nusa

Tenggara Timur. Maubesi merupakan anak sungai Benanain yang terbesar. As

bendungan dapat dicapai dari 213 km jalan raya Kupang – Atambua, menuju desa

Maubesi sekitar 5 km.

b. Tujuan Proyek
Bendungan ini direncanakan sebagai bendungan dengan fungsi tunggal sebagai

penyedia air baku untuk melayani lokasi disekitar bendungan.

c. Deskripsi dan Latar Belakang Proyek.


Dihamparan menengah Sekon terdapat sekitar 600 Ha lahan sawah kering. Dengan

adanya Bendungan Sekon III yang berada dihulu DAS, diharapkan dapat berfungsi

untuk menjaga kondisi hidro-orologis bagian hulu secara holistic. Sesuai konteks

konservasi dalam pengelolaan sumber daya air DAS Benanain, waduk merupakan

salah satu struktur fisik untuk konservasi lahan.

As bendungan Sekon III diidentifikasi pada anak sungai Noil Benanain yaitu Noil

Oekanutu. Secara administrasi as bendungan terletak dikecamatan Insana,

Kabupaten Timor Tengah Utara. Hamparan menengah Sekon berada dihilir

bendungan. Waduk direncanakan sebagai waduk suplai air irigasi dihamparan Sekon.

Dengan adanya waduk akan menunjang konservasi lahan dan hutan di hulu as

bendungan, dimana reboisasi akan diusulkan di lokasi tersebut karena adanya

waduk.

Tinggi curah hujan tahunan di DAS adalah sebesar 786 mm dan limpasan permukaan

rerata yang ditimbulkan adalah sebesar 0.5 m3/detik. Panjang aliran sungai dari hulu

sampai as Bendungan adalah sekitar 23.8 km dan luas DAS 71.3 km2.

4-125
Penyusunan Rencana Pengelolaan SDA
Wilayah Sungai Benanain Tahap II Laporan Akhir

Total Volume tampungan Waduk sebesar 3.57 Mm3 dan volume efektif sebesar 1.75

Mm3. Jenis bendungan dipilih type rockfill dengan tinggi 16.3 m dengan dasar

ketersediaan material yang ada pada lokasi, kondisi pondasi, topografi, tinggi

bendungan dan rencana jangka waktu pelaksanaan. Besarnya kebutuhan air baku

yang dapat terlayani adalah sebesar 472.782 jiwa penduduk dengan kemampuan

supply 150 l/detik. Kemampuan mereduksi banjir hingga 5.32 Mm3.

Tabel 4. 52 Data Teknis Bendungan Sekon

No Waduk Sekon Keterangan


1 Penggunaan Waduk Air Baku Desa
2 Sungai Anak Sungai Mota Baen
3 Curah hujan tahunan 786 mm
4 Rata-rata limpasan permukaan 0,5 m3/detik
5 Panjang aliran sungai 23,8 km
6 Luas DAS 71,3 km2
7 Jenis bendungan type rockfill
8 Tinggi Bendungan 16,3 m
9 Panjang Bendung 228,00 m
10 Total volume tampungan waduk 3.57 Mm3
11 Volume Waduk Maksimal 4.953.179,75
12 Volume efektif 1,75 Mm3.
13 Ketersediaan material pada lokasi Baik
14 Kapasitas 150 liter/detik.
15 Catchment Area 71,30 km2
16 Masa Pakai 50 tahun
17 Luas Genangan Waduk Max 753.966,78 m2
18 Elevasi Max 312,50 m

d. Manfaat
Rencana pembangunan Bendungan Waduk Sekon merupakan usulan dari proyek

terpadu pengembangan Sumber Daya Air (SDA) dari kegiatan Study Pengembangan

dan Pengelolaan Sumber Daya Air WS Benanain di Pulau Timor Barat Provinsi Nusa

Tenggara Timur:

4-126
Penyusunan Rencana Pengelolaan SDA
Wilayah Sungai Benanain Tahap II Laporan Akhir

 Diharapkan dapat menunjang PDAM daerah dalam menyediakan air minum

untuk warga kota dengan kapasitas suplay air baku dan air minum sebesar 150

l/detik dan mampu melayani 472.782 jiwa.

 Kemampuan mereduksi banjir hingga 5.32 Mm3.

e. Komponen Proyek

Komponen dari bendungan ini adalah :

1. Bangunan utama dan Pelengkap

2. Bangunan Pengambilan dan distribusi air minum (investasi PDAM)

Bangunan utama dan pelengkap terdiri dari

1. Bendungan Utama

2. Pengelak Banjir

3. Bangunan Pengambilan

4. Pelimpah

Bangunan investasi PDAM

1. Bangunan Pengambilan

2. Saluran Pembawa

3. Sarana Pengolahan air

4. Sambungan sambungan

5. Desain teknis

f. Biaya Proyek

Biaya konstruksi proyek pada tingkat USD 7,469 million atau

Rp. 67.221.000.000,00 dengan Kurs Rp. 9000,00 Kalau di kurs kan dengan kondisi

saat ini Dollar Rp. 11.772,00 maka menjadi Rp. 87.925.068.000,00

g. Evaluasi Proyek

Kelayakan Bendungan Sekon dievaluasi sebagai satu kesatuan system dengan

beberapa waduk dalam rencana induk pengembangan DAS Benanain, sebagai salah

satu prioritas. Nilai EIRR system untuk waduk Sekon adalah 15.7%.

h. Rencana Pelaksanaan

Proyek Pelaksanaan Bendungan Sekon, diusulkan pada periode jangka Menengah

pada tahun kedua, selama 5 tahun termasuk studi kelayakan, amdal, konservasi,

4-127
Penyusunan Rencana Pengelolaan SDA
Wilayah Sungai Benanain Tahap II Laporan Akhir

detail desain, manual OP, studi peningkatan daerah Irigasi, PQ dan tender serta

konstruksi.

i. Instansi Pelaksana

Dahulu dinyatakan Instansi Pelaksananya Direktorat Jenderal Pengairan, Departemen

Pemukiman dan Prasarana Wilayah Dinas Pemukiman dan Prasarana Wilayah


Provinsi Nusa Tenggara Timur, Proyek Pengembangan dan Pengelolaan Sumber Daya

Air, Nusa Tenggara Timur tetapi sekarang nama instansinya menjadi Balai Wilayah

Sungai Nusa Tenggara II (BWS NT II), Direktorat Jenderal Sumber Daya Air,

Kementrian Pekerjaan Umum.

j. Prakiraan Kelayakan Ekonomi

Tabel 4. 53 Prakiraan Kelayakan Ekonomi Waduk Sekon

Biaya
Rencana IRR
No Pembangunan NPV BCR Keterangan
Bangunan 12%
(Rupiah)
Waduk
67.221.000.000,00 14.537.438.533,771 0.44 4.1 Layak
Sekon

k. Prakiraan Kelayakan Teknis dan Ekonomi

Tabel 4. 54 Prakiraan Kelayakan Teknis dan Ekonomi Waduk Sekon

PRAKIRAAN KELAYAKAN
NO UPAYA TEKNIS EKONOMI
Uraian Hasil Uraian Hasil
1 Waduk a.Formasi Geologi Aman 27.090.000.00
NPV
Sekon b.Daya Dukung Tanah Aman 0
Memungkinkan
c.Topografi IRR 4.1%
dibangun
d. Ketersediaan Bahan Tersedia
Bangunan BCR 0.44
e. Ketersediaan Air Tersedia
Kesimpulan Tidak layak

4.2.6. Waduk Oinlasi (Waduk Suplai Air Baku Perkotaan)

a. Lokasi

Lokasi Waduk Oinlasi terletak di Kecamatan Amanuban Barat, Kabupaten Timor

Tengah Selatan, Provinsi Nusa Tenggara Timur, Site bendungan terletak di sungai

4-128
Penyusunan Rencana Pengelolaan SDA
Wilayah Sungai Benanain Tahap II Laporan Akhir

Noe Fetnai (hulu Noe Laku), anak sungai Benanain dan dapat dicapai dari km 8 jalan

raya Soe- Oinlasi, menuju desa Oeklopo dengan jalan kaki ke arah desa Oinlasi

b. Tujuan Proyek

Bendungan ini direncanakan sebagai bendungan dengan fungsi tunggal sebagai

penyedia air baku untuk melayani lokasi disekitar bendungan.

c. Deskripsi dan Latar Belakang Proyek.

Lokasi Waduk Oinlasi terletak dihulu DAS, diharapkan dapat berfungsi untuk

menjaga kondisi kondisi hidro-orologis bagian hulu secara holistic. Sesuai konteks

konservasi dalam pengelolaan sumber daya air DAS Benanain, waduk merupakan

salah satu struktur fisik untuk konservasi lahan.

As bendungan Oinlasi diidentifikasi pada anak sungai Noil Benanain yaitu Noil Laku.

Lokasi ini dekat dengan kota Soe, salah satu kota pusat pertumbuhan di Timor

Bagian Timur. Secara administrasi as bendungan terletak di Kecamatan Amanuban

Barat Kabupaten Timor Tengah Selatan, Provinsi Nusa Tenggara Timur. Disamping

itu adanya waduk akan menunjang konservasi lahan dan hutan di hulu as

bendungan, dimana reboisasi akan diusulkan dilokasi tersenut karena adanya waduk.

Lebar dasar sungai 4.6 m, panjang aliran sungai dari hulu sampai as bending adalah

sekitar 10.63 km dengan luas DAS 45.70 km2. Tinggi curah hujan tahunan adalah

sebesar 1.154 mm dan limpasan permukaan rerata yang ditimbulkan adalah sebesar

0.39 m3/sec.

Jenis Bendungan dipilih type rock fill dengan tinggi 28.4 m dengan dasar

ketersediaan material yang ada pada lokasi, kondisi pondasi, topografi, tinggi

bendungan dan rencana jangka waktu pelaksanaan. Total volume tampungan waduk

sebesar 3.95 Mm3 dan volume efektif sebesar 1.90 Mm3.

Dengan pembangunan bendungan ini diharapkan dapat menunjang PDAM daerah

dalam menyediakan air minum, sehingga akan dilakukan pula kajian financial untuk

perhitungan biaya investasi untuk distribusi air minum, dimana dengan adanya

bendungan tersebut dapat memenuhi kebutuhan air baku 500.079 jiwa penduduk

sebesar 191 liter/detik.

4-129
Penyusunan Rencana Pengelolaan SDA
Wilayah Sungai Benanain Tahap II Laporan Akhir

Tabel 4. 55 Data Teknis Bendungan Oinlasi

No Waduk Oinlasi Keterangan


1 Penggunaan Waduk Suplai Air Baku Perkotaan
2 Sungai Noe Fetnai (hulu Noe Laku)
3 Curah hujan tahunan 1.154 mm
3
4 Rata-rata limpasan permukaan 0,39 m /sec
5 Panjang aliran sungai 10,63 km
2
6 Luas DAS luas DAS 45,70 km
7 Jenis bendungan type rock fill
8 Tinggi Bendungan 25 m
9 Panjang Bendung 607 m
3
10 Total volume tampungan waduk 3,95 Mm
3
11 Volume Waduk Maksimal 6.622.982,19 m
3
12 Volume efektif 1,90 Mm
13 Ketersediaan material pada lokasi baik
14 Kapasitas 191 liter/detik
2
15 Catchment Area 45,70 km
16 Masa Pakai 50 thn
2
17 Luas Genangan Waduk 595.829,04 m
18 Elevasi Max 600 m

d. Manfaat
Rencana pembangunan Bendungan Oinlasimerupakan usulan dari proyek terpadu
pengembangan Sumber Daya Air (SDA) dari kegiatan Study Pengembangan dan
Pengelolaan Sumber Daya Air WS Benanain di Pulau Timor Barat Provinsi Nusa
Tenggara Timur. Diharapkan dapat menunjang PDAM daerah dalam menyediakan
air minum 500.079 jiwa penduduk sebesar 191 liter/detik.

e. Komponen Proyek
Komponen dari bendungan ini adalah :

1. Bangunan utama dan Pelengkap

2. Bangunan Pengambilan dan distribusi air minum (investasi PDAM)

Bangunan utama dan pelengkap terdiri dari

1. Bendungan Utama

2. Pengelak Banjir

3. Bangunan Pengambilan

4. Pelimpah

Bangunan investasi PDAM

1. Bangunan Pengambilan

2. Saluran Pembawa

4-130
Penyusunan Rencana Pengelolaan SDA
Wilayah Sungai Benanain Tahap II Laporan Akhir

3. Sarana Pengolahan air

4. Sambungan sambungan

5. Desain teknis

f. Biaya Proyek
Biaya konstruksi proyek pada tingkat USD 7.098 million atau Rp. 63.882.000.000

dengan Kurs Rp. 9000,00. Kalau di kurs kan dengan kondisi saat ini Dollar Rp.

11.772,00 maka menjadi Rp 83.557.656.000,00

g. Evaluasi Proyek
Kelayakan Bendungan Oinlasi dievaluasi sebagai satu kesatuan system dengan

beberapa waduk dalam rencana induk pengembangan DAS Benanain, karena fungsi

dan letaknya yang berada dalam satu sub DAS yaitu Sisttem Temef. Nilai EIRR system

untuk waduk Oinlasi adalah 20.6%.

h. Rencana Pelaksanaan
Proyek Pelaksanaan Bendungan Oinlasi, Nusa Tenggara Timur diusulkan pada

periode jangka menengah pada tahun ketujuh, selama 5 tahun termasuk studi

kelayakan, amdal, konservasi, detail desain, manual OP, studi peningkatan daerah

Irigasi, PQ dan tender serta konstruksi.

i. Instansi Pelaksana
Dahulu dinyatakan Instansi Pelaksananya Direktorat Jenderal Pengairan, Departemen

Pemukiman dan Prasarana Wilayah Dinas Pemukiman dan Prasarana Wilayah


Provinsi Nusa Tenggara Timur, Proyek Pengembangan dan Pengelolaan Sumber Daya

Air, Nusa Tenggara Timur tetapi sekarang nama instansinya menjadi Balai Wilayah

Sungai Nusa Tenggara II (BWS NT II), Direktorat Jenderal Sumber Daya Air,

Kementrian Pekerjaan Umum.

j. Prakiraan Kelayakan Ekonomi

Tabel 4. 56 Prakiraan Kelayakan Ekonomi Waduk Oinlasi

Biaya
Rencana IRR
Pembangunan NPV BCR Keterangan
Bangunan 12%
(Rupiah)
Waduk Oinlasi 63.882.000.000 22.113.000.000 0,53 6,3 Tidak Layak

4-131
Penyusunan Rencana Pengelolaan SDA
Wilayah Sungai Benanain Tahap II Laporan Akhir

k. Prakiraan Kelayakan Teknis dan Ekonomi

Tabel 4. 57 Prakiraan Kelayakan Teknis dan Ekonomi Waduk Oinlasi

PRAKIRAAN KELAYAKAN
NO UPAYA TEKNIS EKONOMI
Uraian Hasil Uraian Hasil
1 Waduk a.Formasi Geologi Aman
NPV 22.113.000.000
Oinlasi b.Daya Dukung Tanah Aman
c.Topografi Memungkinkan
IRR 6,3%
dibangun
d. Ketersediaan Bahan Tersedia
Bangunan BCR 0,53
e. Ketersediaan Air Tersedia
Kesimpulan Layak

4.2.7. Waduk Siki (Waduk Suplai Air Baku Perkotaan)

a. Lokasi
Lokasi Bendungan Siki terletak di kota Wini, Kabupaten Timor Tengah Utara Provinsi

Nusa Tenggara Timur, Site bendungan terletak di hulu aliran sungai Maubessi yaitu

Sungai Siki, kecamatan Insana, Kabupaten Timor Tengah Utara. As bendungan dapat

dicapai dari km 211.8 (pertigaan Wini), jalan raya Kefamenanu- Atambua, belok kiri

menuju Dusun Seumban, Desa Maubesi.

b. Tujuan Proyek
Bendungan ini direncanakan sebagai bendungan dengan fungsi tunggal sebagai

penyedia air baku untuk melayani lokasi disekitar bendungan.

c. Deskripsi dan Latar Belakang Proyek.


Lokasi Bendungan Siki terletak dihulu DAS, diharapkan dapat berfungsi untuk

menjaga kondisi hidro-orologis bagian hulu secara holistic. Sesuai konteks konservasi

dalam pengelolaan sumber daya air DAS Benanain, waduk merupakan salah satu

struktur fisik untuk konservasi lahan.

As bendungan Siki diidentifikasi pada anak sungai Maubesi yaitu Sungai Siki. Secara

administrasi as bendungan terletak di Kecamatan Insana, Kabupaten Timor Tengah

Utara. Waduk direncanakan sebagai penyuplai air baku terutama untuk melayani

lokasi disekitar bendungan. Disamping itu adanya waduk akan menunjang

konservasi lahan dan hutan di hulu as bendungan, dimana reboisasi akan disusulkan

dilokasi tersebut karena adanya waduk.

4-132
Penyusunan Rencana Pengelolaan SDA
Wilayah Sungai Benanain Tahap II Laporan Akhir

Lokasi ini dekat dengan kota SoE, salah satu kota pusat pertumbuhan di Timor

Bagian Timur. Amanuban Barat Kabupaten Timor Tengah Selatan, Provinsi Nusa

Tenggara Timur. Disamping itu adanya waduk akan menunjang konservasi lahan dan

hutan di hulu as bendungan, dimana reboisasi akan diusulkan dilokasi tersebut

karena adanya waduk.

Tinggi curah hujan tahunan di DAS adalah sebesar 1.098 mm dan limpasan

permukaan rerata yang ditimbulkan adalah sebesar 0.04 m3/sec. Panjang aliran

sungai dari hulu sampai as bendungan adalah sekitar 5.1 km dan luas DAS 12.41 km2.

Total volume tampungan waduk sebesar 0.72 Mm3 dan volume efektif sebesar 0.15

Mm3. Jenis bendungan dipilih type rock fill dengan tingggi 20,72 m, dengan dasar

ketersediaan material yang ada pada lokasi, kondisi pondasi, topografi, tinggi

bendungan dan rencana jangka waktu pelaksanaan.

Dengan pembangunan bendungan ini diharapkan dapat menunjang PDAM daerah

dalam menyediakan air minum, sehingga akan dilakukan pula kajian financial untuk

perhitungan biaya investasi untuk distribusi air minum, dimana dengan adanya

bendungan tersebut dapat memenuhi kebutuhan air baku 25.801 jiwa penduduk

sebesar 9 liter/detik.

Tabel 4. 58 Data Teknis Bendungan Siki


No Waduk Siki Keterangan
1 Penggunaan Waduk Suplai Air Baku Perkotaan
2 Sungai Sungai Siki
3 Curah hujan tahunan 1.098 mm
Rata-rata limpasan 3
4 0,04 m /sec
permukaan
5 Panjang aliran sungai 5.1 km
2
6 Luas DAS 12,41 km
7 Jenis bendungan type rock fill
8 Tinggi Bendungan 20,72 m
9 Panjang Bendung 278 m
Total volume tampungan 3
10 0,72 Mm
waduk
11 Volume Waduk Maksimal 1.816.330,88
3
12 Volume efektif 0,15 Mm
Ketersediaan material pada
13 baik
lokasi
14 Kapasitas 9 liter/detik
2
15 Catchment Area 12,41 km

4-133
Penyusunan Rencana Pengelolaan SDA
Wilayah Sungai Benanain Tahap II Laporan Akhir

No Waduk Siki Keterangan


16 Masa Pakai 50 tahun
17 Luas Genangan Waduk 243.568,37
18 Elevasi Max 512
d. Manfaat
Rencana pembangunan Bendungan Waduk Siki merupakan usulan dari proyek

terpadu pengembangan Sumber Daya Air (SDA) dari kegiatan Study Pengembangan

dan Pengelolaan Sumber Daya Air WS Benanain di Pulau Timor Barat Provinsi Nusa

Tenggara Timur, diharapkan dapat menunjang PDAM daerah dalam menyediakan air

minum bagi 500.079 jiwa penduduk dengan kapasitas sebesar 19 liter/detik.

e. Komponen Proyek
Komponen dari bendungan ini adalah :

1. Bangunan utama dan Pelengkap

2. Bangunan Pengambilan dan distribusi air minum (investasi PDAM)

Bangunan utama dan pelengkap terdiri dari

1. Bendungan Utama

2. Pengelak Banjir

3. Bangunan Pengambilan

4. Pelimpah

Bangunan investasi PDAM

1. Bangunan Pengambilan

2. Saluran Pembawa

3. Sarana Pengolahan air

4. Sambungan sambungan

5. Desain teknis

f. Biaya Proyek
Biaya konstruksi proyek pada tingkat USD 4.04 million atau Rp. 36.360.000.000

dengan Kurs Rp. 9000,00. Kalau di kurs kan dengan kondisi saat ini Dollar

Rp. 11.772,00 maka menjadi Rp 47.558.880.000,00

4-134
Penyusunan Rencana Pengelolaan SDA
Wilayah Sungai Benanain Tahap II Laporan Akhir

g. Evaluasi Proyek
Kelayakan Bendungan Siki dievaluasi sebagai satu kesatuan sistem dengan waduk

Maubesi dan Sekon dalam rencana induk pengembangan DAS Benanain, karena

fungsi dan letaknya yang berada dalam satu sub DAS. Fungsi Waduk Siki terhadap

Maubessi adalah sebagai waduk konservasi lahan dan sediment trap, sehingga Nilai

EIRR system adalah 12.1 %.

h. Rencana Pelaksanaan
Proyek Pelaksanaan Bendungan Siki, Nusa Tenggara Timur diusulkan pada periode

jangka panjang pada tahun pertama , selama 5 tahun termasuk studi kelayakan,

amdal, konservasi, detail desain, PQ dan tender serta konstruksi.

i. Instansi Pelaksana
Dahulu dinyatakan Instansi Pelaksananya Direktorat Jenderal Pengairan, Departemen

Pemukiman dan Prasarana Wilayah Dinas Pemukiman dan Prasarana Wilayah


Provinsi Nusa Tenggara Timur, Proyek Pengembangan dan Pengelolaan Sumber Daya
Air, Nusa Tenggara Timur tetapi sekarang nama instansinya menjadi Balai Wilayah

Sungai Nusa Tenggara II (BWS NT II), Direktorat Jenderal Sumber Daya Air,

Kementrian Pekerjaan Umum.

j. Prakiraan Kelayakan Ekonomi

Tabel 4. 59 Prakiraan Kelayakan Ekonomi Waduk Siki

Rencana Biaya Pembangunan IRR


NPV BCR Keterangan
Bangunan (Rupiah) 12%

Waduk Siki 36.360.000.000 29.448.000.000 1.13 12,1 Layak

k. Prakiraan Kelayakan Teknis dan Ekonomi

Tabel 4. 60 Prakiraan Kelayakan Teknis dan Ekonomi Waduk Siki

PRAKIRAAN KELAYAKAN
NO UPAYA TEKNIS EKONOMI
Uraian Hasil Uraian Hasil
a.Formasi Geologi Aman
NPV 29.448.000.000
b.Daya Dukung Tanah Aman
Memungkinkan
1 Waduk Siki c.Topografi IRR 12,1
dibangun
d. Ketersediaan Bahan
Tersedia BCR 1.13
Bangunan

4-135
Penyusunan Rencana Pengelolaan SDA
Wilayah Sungai Benanain Tahap II Laporan Akhir

PRAKIRAAN KELAYAKAN
NO UPAYA TEKNIS EKONOMI
Uraian Hasil Uraian Hasil
e. Ketersediaan Air Tersedia
Kesimpulan Layak

4.2.8. Waduk Maubesi (Waduk Suplai Air Baku dan Irigasi)

a. Lokasi
Lokasi Bendungan Maubesi terletak di Sungai Maubesi, Desa Tunabesi, Kecamatan

Insana, Kabupaten Timor Tengah Utara Provinsi Nusa Tenggara Timur. Sungai

Maubesi merupakan anak sungai Benanain yang terbesar. Lokasi Damsite dapat

ditempuh melalui jalan raya Kupang Atambua km 226, belok ke kanan kea rah

Oelolok-Loiram, menuju Desa adat Taimetan, 56 km dari muara sungai Maubesi.

b. Tujuan Proyek
Bendungan ini direncanakan sebagai bendungan dengan fungsi penyedia air baku
untuk melayani lokasi disekitar bendungan dan kebutuhan air irigasi.

c. Deskripsi dan Latar Belakang Proyek.


Dengan adanya Bendungan Maubesi diharapkan dapat berfungsi untuk menjaga

kondisi hidro-orologis bagian hulu secara holistic, disamping itu waduk sebagai

regulator terhadap aliran banjir yang bermuara di main stream Sungai Benanain.

Sesuai konteks konservasi dalam pengelolaan sumber daya air DAS Benanain, waduk

merupakan salah satu struktur fisik untuk konservasi lahan.

As bendungan Maubesi diidentifikasi pada anak sungai Noil Benanain yaitu Sungai

Maubesi. Secara administrasi as bendungan terletak di Kecamatan Insana, Kabupaten

Timor Tengah Utara. Hamparan menengah Bokis dan Raimea berada dihilir

bendungan, dengan luas kurang lebih 130 ha.

Tinggi curah hujan tahunan di DAS adalah sebesar 1.248 mm dan limpasan

permukaan rerata yang ditimbulkan adalah sebesar 1,79 m3/sec. Panjang aliran

sungai dari hulu sampai as bendungan adalah sekitar 46.6 km dan luas DAS 451.2

km2.

Jenis Bendungan dipilih type rock fill dengan tinggi 43 m dengan dasar ketersediaan

material yang ada pada lokasi, kondisi pondasi, topografi, tinggi bendungan dan

4-136
Penyusunan Rencana Pengelolaan SDA
Wilayah Sungai Benanain Tahap II Laporan Akhir

rencana jangka waktu pelaksanaan. Total volume tampungan waduk sebesar 43,23

Mm3 dan volume efektif sebesar 15.25 Mm3.

Waduk direncanakan sebagai penyuplai air irigasi, terutama untuk DI Raimea dan

Bokis, sehingga dapat meningkatkan produktivitas (intensitas tanam) dan luar tanam,

dimana kemampuan pelayanan dari bendungan ini dapat mencapai 1.272 Ha serta

memenuhi kebutuhan air baku 86.400 jiwa penduduk, dengan kemampuan supply

30 liter/detik. Keberadaan bendungan Maubesi juga dapat mereduksi banjir hingga

8.81 Mm3 setara dengan melindungi lahan seluas 4.405, 80 Ha.

Tabel 4. 61 Data Teknis Bendungan Maubesi

No Waduk Maubesi Keterangan


1 Penggunaan Waduk Suplai Air Baku dan Irigasi
2 Sungai Sungai Maubesi
3 Curah hujan tahunan 1.248 mm
3
4 Rata-rata limpasan permukaan 1,79 m /sec
5 Panjang aliran sungai 46,6 km
2
6 Luas DAS 451,2 km
7 Jenis bendungan type rock fill
8 Tinggi Bendungan 43 m
9 Panjang Bendung 329,00
3
10 Total volume tampungan waduk 43,23 Mm
3
11 Volume Waduk Maksimal 82.331.897,50 m
3
12 Volume efektif 15.25 Mm
13 Ketersediaan material pada lokasi baik
14 Kapasitas suplay 30 liter/detik
2
15 Catchment Area 451,2 km
16 Masa Pakai 50 tahun
2
17 Luas Genangan Waduk 3.832.742,48 m
18 Elevasi Max 200 m

d. Manfaat
Rencana pembangunan Bendungan serbaguna Maubesi merupakan usulan dari

proyek terpadu pengembangan Sumber Daya Air (SDA) dari kegiatan Study

Pengembangan dan Pengelolaan Sumber Daya Air WS Benanain di Pulau Timor

Barat Provinsi Nusa Tenggara Timur.

Untuk mendukung peningkatan produksi pertanian beririgasi, air baku untuk air

bersih, pembangkit listrik, pengendalian banjir.

4-137
Penyusunan Rencana Pengelolaan SDA
Wilayah Sungai Benanain Tahap II Laporan Akhir

 Waduk direncanakan sebagai penyuplai air irigasi, terutama untuk DI Raimea dan

Bokis, sehingga dapat meningkatkan produktivitas (intensitas tanam) dan luar

tanam, dimana kemampuan pelayanan dari bendungan ini dapat mencapai 1.272

Ha.

 Waduk direncanakan untuk memenuhi kebutuhan air baku 86.400 jiwa

penduduk, dengan kemampuan supply 30 liter/detik.

 dapat mereduksi banjir hingga 8.81 Mm3 setara dengan melindungi lahan seluas

4.405, 80 Ha.

e. Komponen Proyek
Komponen dari bendungan ini adalah :

1. Bangunan utama dan Pelengkap

2. Bangunan Pengambilan dan distribusi air minum (investasi PDAM)

Bangunan utama dan pelengkap terdiri dari

1. Bendungan Utama

2. Pengelak Banjir

3. Bangunan Pengambilan

4. Pelimpah

Bangunan investasi PDAM

1. Bangunan Pengambilan

2. Saluran Pembawa

3. Sarana Pengolahan air

4. Sambungan sambungan

5. Desain teknis

f. Biaya Proyek
Biaya konstruksi proyek pada tingkat USD 21,98 million atau Rp. 197.820.000.000,00

dengan Kurs Rp. 9000,00. Kalau di kurs kan dengan kondisi saat ini Dollar Rp.

11.772,00 maka menjadi Rp.258.748.560.000,00

4-138
Penyusunan Rencana Pengelolaan SDA
Wilayah Sungai Benanain Tahap II Laporan Akhir

g. Evaluasi Proyek
Kelayakan Bendungan Maubesi dievaluasi sebagai satu tunggal (Stand Alone) dan

sebagai satu kesatuan system dengan beberapa waduk dalam rencana induk

pengembangan DAS Benanain, karena fungsi dan letaknya yang berada dalam satu

sub DAS. Nilai EIRR untuk Maubesi adalah 11.1 %.

h. Rencana Pelaksanaan
Proyek Pelaksanaan Bendungan Maubesi, Nusa Tenggara Timur diusulkan pada

periode jangka panjang pada tahun ketiga, selama 6 tahun termasuk studi

kelayakan, amdal, konservasi, detail desain, PQ dan tender serta konstruksi.

i. Instansi Pelaksana
Dahulu dinyatakan Instansi Pelaksananya Direktorat Jenderal Pengairan, Departemen

Pemukiman dan Prasarana Wilayah Dinas Pemukiman dan Prasarana Wilayah


Provinsi Nusa Tenggara Timur, Proyek Pengembangan dan Pengelolaan Sumber Daya

Air, Nusa Tenggara Timur tetapi sekarang nama instansinya menjadi Balai Wilayah

Sungai Nusa Tenggara II (BWS NT II), Direktorat Jenderal Sumber Daya Air,

Kementrian Pekerjaan Umum.

j. Prakiraan Kelayakan Ekonomi

Tabel 4. 62 Prakiraan Kelayakan Ekonomi Waduk Maubesi

Rencana Biaya Pembangunan IRR


NPV BCR Keterangan
Bangunan (Rupiah) 12%

Waduk Maubesi 197.820.000.000,00 12.870.000.000 0.92 11,1 Layak

k. Prakiraan Kelayakan Teknis dan Ekonomi

Tabel 4. 63 Prakiraan Kelayakan Teknis dan Ekonomi Waduk Maubesi

PRAKIRAAN KELAYAKAN
NO UPAYA TEKNIS EKONOMI
Uraian Hasil Uraian Hasil
a.Formasi Geologi Aman
NPV 12.870.000.000
b.Daya Dukung Tanah Aman
c.Topografi Memungkinkan
IRR 11,1%
1 Waduk Maubesi dibangun
d. Ketersediaan Bahan Tersedia
Bangunan BCR 0,92
e. Ketersediaan Air Tersedia
Kesimpulan Layak

4-139
Penyusunan Rencana Pengelolaan SDA
Wilayah Sungai Benanain Tahap II Laporan Akhir

4.2.9. Waduk Kapan (Waduk Suplai Air Baku)

a. Lokasi
Lokasi Bendungan Kapan terletak di perbatasan Dusun Basen, Kecamatan Mollo

Utara dan dusun Laob, Kecamatan Mollo Selatan Kabupaten Timor Tengah Selatan

Provinsi Nusa Tenggara Timur. Site Bendungan terletak di sungai Noe Sebau, antar

lereng barat daya Nuaf Laab dan lereng Timur Laut (Nuaf Teno), dapat ditempuh

melalui jalan raya arah SoE – Kapan.

b. Tujuan Proyek
Bendungan ini direncanakan sebagai bendungan dengan fungsi penyedia air baku

untuk melayani lokasi disekitar bendungan dan kebutuhan air irigasi untuk DI

Noenoni.

c. Deskripsi dan Latar Belakang Proyek.


Lokasi Bendungan Kapan terletak dihulu sungai DAS, keberadaan bendungan ini

diharapkan dapat berfungsi untuk menjaga kondisi hidro-orologis bagian hulu

secara holistic. Sesuai konteks konservasi dalam pengelolaan sumber daya air DAS

Benanain, waduk merupakan salah satu struktur fisik untuk konservasi lahan.

As bendungan Kapan diidentifikasi pada anak sungai Noil Benanain yaitu Sungai

Noe Sebau. Secara administrasi as bendungan terletak di Kecamatan Mollo Utara,

Kabupaten Timor Tengah Selatan. Disamping itu adanya waduk akan menunjang

konservasi lahan dan hutan dihulu as bendungan, dimana reboisasi akan diusulkan

dilokasi tersebut karena adanya waduk.

Panjang aliran sungai dari hulu sampai as bendung adalah sekitar 11,2 km dengan

luas DAS 77 km2. Tinggi curah hujan tahunan adalah sebesar 2.420 mm dan limpasan

permukaan rerata yang ditimbulkan adalah sebesar 1, 38 m3/det.

Jenis Bendungan dipilih type rock fill dengan tinggi 34 m dengan dasar ketersediaan

material yang ada pada lokasi, kondisi pondasi, topografi, tinggi bendungan dan

rencana jangka waktu pelaksanaan. Total volume tampungan waduk sebesar 3.93

Mm3 dan volume efektif sebesar 3.37 Mm3.

4-140
Penyusunan Rencana Pengelolaan SDA
Wilayah Sungai Benanain Tahap II Laporan Akhir

Lahan pertanian yang teririgasi adalah DI Noelnoni, dengan luas tanam 160 Ha

dengan adanya proyek dapat meningkat hingga 393 Ha. Kemampuan mereduksi

banjir hingga 12.93 Mm3, setara dengan melindungi lahan 6.462,63 Ha.

Tabel 4. 64 Data Teknis Bendungan Kapan

No Waduk Kapan Keterangan


1 Penggunaan Waduk Suplai Air Baku
2 Sungai Noe Sebau
3 Curah hujan tahunan 2.420 mm
3
4 Rata-rata limpasan permukaan 1, 38 m /det.
5 Panjang aliran sungai 11,2 km
2
6 Luas DAS 77 km
7 Jenis bendungan rock fill
8 Tinggi Bendungan 34 m
9 Panjang Bendung 658 m
3
10 Total volume tampungan waduk waduk sebesar 3,93 Mm
11 Volume Waduk Maksimal 81.764.236,81 m3
3
12 Volume efektif 3,37 Mm
13 Ketersediaan material pada lokasi baik
2
14 Catchment Area 71,3 km
15 Masa Pakai 50 tahun
2
16 Luas Genangan Waduk 2.650.433,75 m
3
17 Elevasi Max 3,37 Mm

d. Manfaat
Rencana pembangunan Bendungan Kapan merupakan usulan dari proyek terpadu

pengembangan Sumber Daya Air (SDA) dari kegiatan Study Pengembangan dan

Pengelolaan Sumber Daya Air WS Benanain di Pulau Timor Barat Provinsi Nusa

Tenggara Timur. Diharapkan dapat menunjang PDAM daerah dalam menyediakan

air minum 500.079 jiwa penduduk sebesar 191 liter/detik.

e. Komponen Proyek

Komponen dari bendungan ini adalah :

1. Bangunan utama dan Pelengkap

2. Bangunan Pengambilan dan distribusi air minum (investasi PDAM)

Bangunan utama dan pelengkap terdiri dari

1. Bendungan Utama

4-141
Penyusunan Rencana Pengelolaan SDA
Wilayah Sungai Benanain Tahap II Laporan Akhir

2. Pengelak Banjir

3. Bangunan Pengambilan

4. Pelimpah

Bangunan investasi PDAM

1. Bangunan Pengambilan

2. Saluran Pembawa

3. Sarana Pengolahan air

4. Sambungan sambungan

5. Desain teknis

f. Biaya Proyek

Biaya konstruksi proyek pada tingkat USD 10.9 million atau Rp. 98.100.000.000,00

dengan Kurs Rp. 9.000,00. Kalau di kurs kan dengan kondisi saat ini Dollar

Rp. 11.772,00 maka menjadi Rp. 128.314.800.000,00

g. Evaluasi Proyek

Kelayakan Bendungan Kapan dievaluasi sebagai satu kesatuan sistem dengan

beberapa waduk seperti Waduk Temef, Bijeli dan Oinlasi dalam rencana induk

pengembangan DAS Benanain, karena fungsi dan letaknya yang berada dalam satu

sub DAS. Nilai EIRR untuk Kapan adalah 20.6 %.

h. Rencana Pelaksanaan

Proyek Pelaksanaan Bendungan Kapan, diusulkan pada periode jangka panjang

pada tahun ketiga, selama 6 tahun termasuk studi kelayakan, AMDAL, konservasi,

detail desain, PQ dan tender serta konstruksi.

i. Instansi Pelaksana

Dahulu dinyatakan Instansi Pelaksananya Direktorat Jenderal Pengairan, Departemen

Pemukiman dan Prasarana Wilayah Dinas Pemukiman dan Prasarana Wilayah


Provinsi Nusa Tenggara Timur, Proyek Pengembangan dan Pengelolaan Sumber Daya

Air, Nusa Tenggara Timur tetapi sekarang nama instansinya menjadi Balai Wilayah

4-142
Penyusunan Rencana Pengelolaan SDA
Wilayah Sungai Benanain Tahap II Laporan Akhir

Sungai Nusa Tenggara II (BWS NT II), Direktorat Jenderal Sumber Daya Air,

Kementrian Pekerjaan Umum.

j. Prakiraan Kelayakan Ekonomi

Tabel 4. 65 Prakiraan Kelayakan Ekonomi Waduk Kapan

Rencana Biaya Pembangunan IRR


No NPV BCR Keterangan
Bangunan (Rupiah) 12%

Waduk Kapan 98.100.000.000,00 33.372.000.000 0,60 7,5 Tidak Layak

k. Prakiraan Kelayakan Teknis dan Ekonomi

Tabel 4. 66 Prakiraaan Kelayakan Teknis dan Ekonomi Waduk Kapan

PRAKIRAAN KELAYAKAN
NO UPAYA TEKNIS EKONOMI
Uraian Hasil Uraian Hasil
a.Formasi Geologi Aman
NPV 33.372.000.000
b.Daya Dukung Tanah Aman
c.Topografi Memungkinkan
IRR 7,5
1 Waduk Kapan dibangun
d. Ketersediaan Bahan Tersedia
Bangunan BCR 0,60
e. Ketersediaan Air Tersedia
Kesimpulan Tidak Layak

4.2.10. Waduk Bijeli

a. Lokasi

Lokasi Bendungan Bijeli terletak Kecamatan Mollo Selatan Kabupaten Timor Tengah

Selatan, Provinsi Nusa Tenggara Timur. Site Bendungan terletak di sungai Noe Bijeli-

Desa Huetunan, sebelah barat daya Nuaf Hutunan. Desa Laob, dapat ditempuh

melalui jalan aspal SoE – Kupang- Bijeli, jalan kaki 2 km kearah hilir Jembatan Bijeli.

b. Tujuan Proyek

Bendungan ini direncanakan sebagai bendungan dengan fungsi penyedia air baku

untuk melayani lokasi disekitar bendungan.

c. Deskripsi dan Latar Belakang Proyek.

Lokasi Bendungan Bijeli terletak dihulu sungai DAS, keberadaan bendungan ini

diharapkan dapat berfungsi untuk menjaga kondisi hidro-orologis bagian hulu

sungai Benanain. Sesuai konteks konservasi dalam pengelolaan sumber daya air DAS

4-143
Penyusunan Rencana Pengelolaan SDA
Wilayah Sungai Benanain Tahap II Laporan Akhir

Benanain, waduk merupakan salah satu struktur fisik untuk konservasi lahan. Dengan

adanya Waduk Bijeli maka volume sedimen tahunan yang masuk ke waduk temef

akan berkurang.

As bendungan Bijeli diidentifikasi pada anak sungai Noil Bijeli – Anak Sungai

Benanain. Secara administrasi as bendungan terletak di Kecamatan Mollo Selatan,

Kabupaten Timor Tengah Selatan. Disamping itu adanya waduk akan menunjang

konservasi lahan dan hutan dihulu as bendungan, dimana reboisasi akan diusulkan

dilokasi tersebut karena adanya waduk.

Panjang aliran sungai dari hulu sampai as bending adalah sekitar 25.4 km dengan

luas DAS 31.99 km2. Tinggi curah hujan tahunan adalah sebesar 2.362 mm dan

limpasan permukaan rerata yang ditimbulkan adalah sebesar 2.31 m3/det.

Jenis Bendungan dipilih type rock fill dengan tinggi 21 m dengan dasar ketersediaan

material yang ada pada lokasi, kondisi pondasi, topografi, tinggi bendungan dan

rencana jangka waktu pelaksanaan. Total volume tampungan waduk sebesar 2.06

Mm3 dan volume efektif sebesar 1.12 Mm3. Waduk direncanakan sebagai waduk

supply air baku dengan jumlah terlayani sebesar 155.520 jiwa penduduk dan

kemampuan supply 54 l/detik.

Tabel 4. 67 Data Teknis Bendungan Bijeli

No Waduk Bijeli Keterangan


1 Penggunaan Waduk Suplai Air Baku
2 Sungai Noe Bijeli
3 Curah hujan tahunan 2.362 mm
4 Rata-rata limpasan permukaan 2,31 m3/det.
5 Panjang aliran sungai 25,4 km
6 Luas DAS 31,99 km2
7 Jenis bendungan Type rockfill
8 Tinggi Bendungan tinggi 21 m
9 Panjang Bendung 642,00
10 Total volume tampungan waduk 2,06 Mm3
11 Volume Waduk Maksimal 227.466.249,75 m3
12 Volume efektif 1,12 Mm3
13 Ketersediaan material pada lokasi baik
14 Kapasitas suplay 54 l/detik
15 Catchment Area 131,88 km2

4-144
Penyusunan Rencana Pengelolaan SDA
Wilayah Sungai Benanain Tahap II Laporan Akhir

d. Manfaat

Rencana pembangunan Bendungan Bijelimerupakan usulan dari proyek terpadu

pengembangan Sumber Daya Air (SDA) dari kegiatan Study Pengembangan dan

Pengelolaan Sumber Daya Air WS Benanain di Pulau Timor Barat Provinsi Nusa

Tenggara Timur.

 Waduk direncanakan sebagai waduk supply air baku dengan jumlah terlayani

sebesar 155.520 jiwa penduduk dengan kemampuan supply 54 l/detik.

e. Komponen Proyek

Komponen dari bendungan ini adalah :

1. Bangunan utama dan Pelengkap

2. Bangunan Pengambilan dan distribusi air minum (investasi PDAM)

Bangunan utama dan pelengkap terdiri dari

1. Bendungan Utama

2. Pengelak Banjir

3. Bangunan Pengambilan

4. Pelimpah

Bangunan investasi PDAM

1. Bangunan Pengambilan

2. Saluran Pembawa

3. Sarana Pengolahan air

4. Sambungan sambungan

5. Desain teknis

f. Biaya Proyek

Biaya konstruksi proyek pada tingkat USD 9,91 million atau

Rp. 89.190.000.000,00 dengan Kurs Rp. 9.000,00. Kalau di kurs kan dengan kondisi

saat ini Dollar Rp. 11.772,00 maka menjadi Rp. 116.660.520.000,00

g. Evaluasi Proyek

Kelayakan Bendungan Bijeli dievaluasi sebagai satu kesatuan system dengan

beberapa waduk seperti Waduk Temef , Bijeli dan Oinlasi dalam rencana induk

4-145
Penyusunan Rencana Pengelolaan SDA
Wilayah Sungai Benanain Tahap II Laporan Akhir

pengembangan DAS Benanain, karena fungsi dan letaknya yang berada dalam satu

sub DAS. Nilai EIRR untuk Bijeli adalah 20.6 %.

h. Rencana Pelaksanaan

Proyek Pelaksanaan Bendungan Bijeli, diusulkan pada periode jangka panjang pada

tahun kelima , selama 6 tahun termasuk studi kelayakan, amdal, konservasi, detail

desain, PQ dan tender serta konstruksi.

i. Instansi Pelaksana

Dahulu dinyatakan Instansi Pelaksananya Direktorat Jenderal Pengairan, Departemen

Pemukiman dan Prasarana Wilayah Dinas Pemukiman dan Prasarana Wilayah


Provinsi Nusa Tenggara Timur, Proyek Pengembangan dan Pengelolaan Sumber Daya

Air, Nusa Tenggara Timur tetapi sekarang nama instansinya menjadi Balai Wilayah

Sungai Nusa Tenggara II (BWS NT II), Direktorat Jenderal Sumber Daya Air,

Kementrian Pekerjaan Umum.

j. Prakiraan Kelayakan Ekonomi

Tabel 4. 68 Prakiraan Kelayakan Ekonomi Waduk Bijeli

Rencana Biaya Pembangunan IRR


No NPV BCR Keterangan
Bangunan (Rupiah) 12%

Waduk Bijeli 89.190.000.000,00 41.112.000.000 0,45 5,5 Tidak Layak

k. Prakiraan Kelayakan Teknis dan Ekonomi

Tabel 4. 69 Prakiraan Kelayakan Teknis dan Ekonomi Waduk Bijeli

PRAKIRAAN KELAYAKAN
NO UPAYA TEKNIS EKONOMI
Uraian Hasil Uraian Hasil
1 Waduk Bijeli a.Formasi Geologi Aman
NPV 41.112.000.000
b.Daya Dukung Tanah Aman
c.Topografi Memungkinkan
IRR 5,5
dibangun
d. Ketersediaan Bahan Tersedia
Bangunan BCR 0,45
e. Ketersediaan Air Tersedia
Kesimpulan Tidak Layak

4-146
Penyusunan Rencana Pengelolaan SDA
Wilayah Sungai Benanain Tahap II Laporan Akhir

4.2.11. Waduk Bikomi (Waduk Suplai Air Baku)

a. Lokasi

Lokasi Bendungan Bikomi berlokasi diperbatasan Desa Letneo Kecamatan Insana dan

Desa Maurisu, Kecamatan Miomafo Timur Kabupaten Timor Tengah Utara, Provinsi

Nusa Tenggara Timur. Lokasi Damsite terletak di sungai Noe Asban bagian hilir

sungai Noe Bikomi, dapat ditempuh melalui jalan raya Kupang-Atambua, km 215

menuju Desa Teleop Dua, jalan kaki menyusuri sungai Noe Asban lebih kurang

selama 1 jam.

b. Tujuan Proyek

Bendungan ini direncanakan sebagai bendungan dengan fungsi tunggal sebagai

penyedia air baku untuk melayani lokasi disekitar bendungan.

c. Deskripsi dan Latar Belakang Proyek.

Dengan adanya bendungan Bikomi, diharapkan dapat diharapkan dapat berfungsi

untuk menjaga kondisi hidro-orologis bagian hulu sungai secara holistic. Sesuai

konteks konservasi dalam pengelolaan sumber daya air DAS Benanain, waduk

merupakan salah satu struktur fisik untuk konservasi lahan.

As bendungan Bikomi diidentifikasi pada hilir sungai anak sungai Noe Bikomi,

tepatnya Sungai Noe Asban. Secara administrative as bendungan terletak di

kecamatan Insana, Kabupaten Timor Tengah Utara.

Tinggi curah hujan tahunan di DAS adalah sebesar 1,063 mm dan limpasan

permukaan rerata yang ditimbulkan adalah sebesar 0,43 m3/det. Panjang aliran

sungai dari hulu sampai as bendungan adalah sekitar 22,1 km dan luas DAS 204.6

km2.

Jenis Bendungan dipilih type rock fill dengan tinggi 15 m dengan dasar ketersediaan

material yang ada pada lokasi, kondisi pondasi, topografi, tinggi bendungan dan

rencana jangka waktu pelaksanaan. Total volume tampungan waduk sebesar 2,41

Mm3 dan volume efektif sebesar 1.29 Mm3. Waduk direncanakan sebagai waduk

supply air baku dengan jumlah terlayani sebesar 213.719 jiwa penduduk dan

kemampuan supply 74 l/detik. Keberadaan bendungan Bikomi juga dapat mereduksi

banjir hingga 3.17 Mm3 setara dengan melindungi lahan seluas 1.584,16 Ha.

4-147
Penyusunan Rencana Pengelolaan SDA
Wilayah Sungai Benanain Tahap II Laporan Akhir

Tabel 4. 70 Data Teknis Bendungan Bikomi

No Bikomi Keterangan
1 Penggunaan Waduk Suplai Air Baku
2 Sungai Noe Bikomi
3 Curah hujan tahunan 1,063 mm
4 Rata-rata limpasan permukaan 0,43 m3/det
5 Panjang aliran sungai 22,1 km
6 Luas DAS 204,6 km2
7 Jenis bendungan type rock fill
8 Tinggi Bendungan 15 m
9 Panjang Bendung 325 m
10 Total volume tampungan waduk 2,41 Mm3
11 Volume Waduk Maksimal 13.195.822,54 m3
12 Volume efektif 1,29 Mm3
13 Ketersediaan material pada lokasi baik
14 Kapasitas suplay 74 l/detik
15 Catchment Area 204,62 km2

d. Manfaat

Rencana pembangunan Bendungan Bikomimerupakan usulan dari proyek terpadu


pengembangan Sumber Daya Air (SDA) dari kegiatan Study Pengembangan dan
Pengelolaan Sumber Daya Air WS Benanain di Pulau Timor Barat Provinsi Nusa
Tenggara Timur.

• Waduk direncanakan sebagai waduk supply air baku dengan jumlah terlayani
sebesar 213.719 jiwa penduduk dan kemampuan supply 74 l/detik
• Keberadaan bendungan Bikomi juga dapat mereduksi banjir hingga 3.17 Mm3
setara dengan melindungi lahan seluas 1.584,16 Ha.

e. Komponen Proyek

Komponen dari bendungan ini adalah :

1. Bangunan utama dan Pelengkap


2. Bangunan Pengambilan dan distribusi air minum (investasi PDAM)
Bangunan utama dan pelengkap terdiri dari

1. Bendungan Utama
2. Pengelak Banjir
3. Bangunan Pengambilan

4-148
Penyusunan Rencana Pengelolaan SDA
Wilayah Sungai Benanain Tahap II Laporan Akhir

4. Pelimpah
Bangunan investasi PDAM

1. Bangunan Pengambilan
2. Saluran Pembawa
3. Sarana Pengolahan air
4. Sambungan sambungan
5. Desain teknis dan biaya tak terduga
f. Biaya Proyek

Biaya konstruksi proyek pada tingkat USD 5,18 million atau


Rp. 46.620.000.000,00 dengan Kurs Rp. 9000,00. Kalau di kurs kan dengan kondisi
saat ini Dollar Rp. 11.772,00 maka menjadi Rp.60.978.960.000,00

g. Evaluasi Proyek

Kelayakan Bendungan Bikomi dievaluasi sebagai waduk tunggal (stand alone) dan
sebagai satu kesatuan system dengan beberapa waduk dalam rencana induk
pengembangan DAS Benanain. Dalam skenario disusun dengan waduk yang lain
karena kesamaan fungsi juga karena fungsi dan letaknya yang berada dalam satu
sub DAS yaitu Maubesi. Nilai EIRR untuk Bikomi adalah 12.1 %.

h. Rencana Pelaksanaan

Proyek Pelaksanaan Bendungan Bikomi, diusulkan pada periode jangka panjang


pada tahun kelima, selama 6 tahun termasuk studi kelayakan, amdal, konservasi,
detail desain, PQ dan tender serta konstruksi.

i. Instansi Pelaksana

Dahulu dinyatakan Instansi Pelaksananya Direktorat Jenderal Pengairan, Departemen


Pemukiman dan Prasarana Wilayah Dinas Pemukiman dan Prasarana Wilayah
Provinsi Nusa Tenggara Timur, Proyek Pengembangan dan Pengelolaan Sumber Daya
Air, Nusa Tenggara Timur tetapi sekarang nama instansinya menjadi Balai Wilayah
Sungai Nusa Tenggara II (BWS NT II), Direktorat Jenderal Sumber Daya Air,
Kementrian Pekerjaan Umum.

4-149
Penyusunan Rencana Pengelolaan SDA
Wilayah Sungai Benanain Tahap II Laporan Akhir

j. Prakiraan Kelayakan Ekonomi

Tabel 4. 71 Prakiraan Kelayakan Ekonomi Waduk Bikomi

Rencana Biaya Pembangunan IRR


No NPV BCR Keterangan
Bangunan (Rupiah) 12%

Waduk Bikomi 46.620.000.000 29.610.000.000 0,25 12,1 Tidak Layak

k. Prakiraan Kelayakan Teknis dan Ekonomi

Tabel 4. 72 Prakiraan Kelayakan Teknis dan Ekonomi Waduk Bikomi

PRAKIRAAN KELAYAKAN
NO UPAYA TEKNIS EKONOMI
Uraian Hasil Uraian Hasil
a.Formasi Geologi Aman
NPV 29610000000
b.Daya Dukung Tanah Aman
c.Topografi Memungkinkan
IRR 12,1
1 Waduk Bikomi dibangun
d. Ketersediaan Bahan Tersedia
Bangunan BCR 0,25
e. Ketersediaan Air Tersedia
Kesimpulan Layak

4.2.12. Waduk Biliuana (Waduk Suplai air Baku)

a. Lokasi

Lokasi Bendungan Biliuana berada di Dusun Beskatpoin, Desa Fatunisuan, Kecamatan

Miomafo Barat Kabupaten Timor Tengah Utara, Provinsi Nusa Tenggara Timur.

Lokasi Damsite terletak di sungai Tasalok, anak sungai Muti. As Bendungan dapat

dicapai melalui jalan Kabupaten SoE- Kapan-Eban. Km 216,3 (SD Fatunisuan) menuju

Beskatpoint.

b. Tujuan Proyek

Bendungan ini direncanakan sebagai bendungan dengan fungsi tunggal sebagai

penyedia air baku untuk melayani lokasi disekitar bendungan.

c. Deskripsi dan Latar Belakang Proyek.

Lokasi Bendungan Biliuana yang terletak dihulu DAS, diharapkan dapat berfungsi

untuk menjaga kondisi hidro-orologis bagian hulu sungai secara holistic. Sesuai

4-150
Penyusunan Rencana Pengelolaan SDA
Wilayah Sungai Benanain Tahap II Laporan Akhir

konteks konservasi dalam pengelolaan sumber daya air DAS Benanain, waduk

merupakan salah satu struktur fisik untuk konservasi lahan.

As bendungan Biliuana diidentifikasi pada sungai Tasalok, anak sungai Muti,

tepatnya Sungai Noe Asban. Secara administratif as bendungan terletak di

kecamatan Miomafo Barat Kabupaten Timor Tengah Utara, Provinsi Nusa Tenggara

Timur. Waduk direncanakan sebagai waduk supply air baku untuk melayani lokasi

disekitar bendungan. Disamping itu adanya waduk akan menunjang konsrvasi lahan

dan hutan dihulu as bendungan, dimana reboisasi diusulkan dihulu lokasi waduk

tersebut untuk mempertahankan fungsi DAS.

Panjang aliran sungai dari hulu sampai as bendungan adalah sekitar 17.1 km dan

luas DAS 90.3 km2. Tinggi curah hujan tahunan adalah sebesar 1.505 mm dan

limpasan permukaan rerata yang ditimbulkan adalah sebesar 0.61 m3/det.

Jenis Bendungan dipilih type rock fill dengan tinggi 25.9 m dengan dasar

ketersediaan material yang ada pada lokasi, kondisi pondasi, topografi, tinggi

bendungan dan rencana jangka waktu pelaksanaan. Total volume tampungan waduk

sebesar 1,88 Mm3 dan volume efektif sebesar 0,23 Mm3.

Dengan pembangunan bendungan ini diharapkan dapat menunjang PDAM daerah

dalam menyediakan air minum untuk warga kota, sehingga akan dilakukan pula

kajian financial untuk perhitungan biaya investasi untuk distribusi air minum, dimana

dengan adanya bendungan tersebut dapat memenuhi kebutuhan air baku 295.849

jiwa penduduk sebesar 103 liter/detik.

Tabel 4. 73 Data Teknis Bendungan Biliuana

No Waduk Biliuana Keterangan


1 •Penggunaan Waduk Suplai Air Baku
2 Sungai Tasalok
3 Curah hujan tahunan 1.505 mm
3
4 Rata-rata limpasan permukaan 0,61 m /det
5 Panjang aliran sungai 17,1 km
2
6 Luas DAS 90,3 km
7 Jenis bendungan Type Rockfill
8 Tinggi Bendungan 25,9 m
9 Panjang Bendung 294 m
3
10 Total volume tampungan waduk 1,88 Mm

4-151
Penyusunan Rencana Pengelolaan SDA
Wilayah Sungai Benanain Tahap II Laporan Akhir

No Waduk Biliuana Keterangan


11 Volume Waduk Maksimal 233.774, 63
3
12 Volume efektif 0,23 Mm
13 Ketersediaan material pada lokasi Baik
14 Kapasitas Supplay 103 liter/detik
2
15 Catchment Area 90,33 km

d. Manfaat

Rencana pembangunan Bendungan Bikomimerupakan usulan dari proyek terpadu


pengembangan Sumber Daya Air (SDA) dari kegiatan Study Pengembangan dan
Pengelolaan Sumber Daya Air WS Benanain di Pulau Timor Barat Provinsi Nusa
Tenggara Timur.

• dengan adanya bendungan tersebut dapat memenuhi kebutuhan air baku


295.849 jiwa penduduk sebesar 103 liter/detik.
e. Komponen Proyek

Komponen dari bendungan ini adalah :

1. Bangunan utama dan Pelengkap


2. Bangunan Pengambilan dan distribusi air minum (investasi PDAM)
Bangunan utama dan pelengkap terdiri dari

1. Bendungan Utama
2. Pengelak Banjir
3. Bangunan Pengambilan
4. Pelimpah
Bangunan investasi PDAM

1. Bangunan Pengambilan
2. Saluran Pembawa
3. Sarana Pengolahan air
4. Sambungan sambungan
5. Desain teknis
f. Biaya Proyek

Biaya konstruksi proyek pada tingkat USD 9,55 million atau Rp.85.950.000.000,00
dengan Kurs Rp. 9000,00. Kalau di kurs kan dengan kondisi saat ini Dollar
Rp. 11.772,00 maka menjadi Rp. 112.422.600.000,00

4-152
Penyusunan Rencana Pengelolaan SDA
Wilayah Sungai Benanain Tahap II Laporan Akhir

g. Evaluasi Proyek

Kelayakan Bendungan Biliuana dievaluasi sebagai satu kesatuan system dengan


beberapa waduk dalam rencana induk pengembangan DAS Benanain. Fungsi waduk
Biliuana terhadap sistem adalah sebagai waduk konservasi lahan dan sedimen trap
sehingga nilai EIRR untuk Bikomi adalah 13.7 %.

h. Rencana Pelaksanaan

Proyek Pelaksanaan Bendungan Biliuana, diusulkan pada periode jangka panjang


pada tahun kelima , selama 6 tahun termasuk studi kelayakan, amdal, konservasi,
detail desain, PQ dan tender serta konstruksi.

i. Instansi Pelaksana

Dahulu dinyatakan Instansi Pelaksananya Direktorat Jenderal Pengairan, Departemen


Pemukiman dan Prasarana Wilayah Dinas Pemukiman dan Prasarana Wilayah
Provinsi Nusa Tenggara Timur, Proyek Pengembangan dan Pengelolaan Sumber Daya
Air, Nusa Tenggara Timur tetapi sekarang nama instansinya menjadi Balai Wilayah
Sungai Nusa Tenggara II (BWS NT II), Direktorat Jenderal Sumber Daya Air,
Kementrian Pekerjaan Umum.

j. Prakiraan Kelayakan Ekonomi

Tabel 4. 74 Prakiraan Kelayakan Ekonomi Waduk Biliuana

Rencana Biaya Pembangunan IRR


No NPV BCR Keterangan
Bangunan (Rupiah) 12%

Waduk
85.950.000.000 43.497.000.000 0,24 13,7 Tidak Layak
Biliuana

k. Prakiraan Kelayakan Teknis dan Ekonomi

Tabel 4. 75 Prakiraan Kelayakan Teknis danEkonomi Waduk Biliuana

PRAKIRAAN KELAYAKAN
NO UPAYA TEKNIS EKONOMI
Uraian Hasil Uraian Hasil
1 Waduk Biliuana a.Formasi Geologi Aman
NPV 43.497.000.000
b.Daya Dukung Tanah Aman
c.Topografi Memungkinkan
IRR 13,7
dibangun
d. Ketersediaan Bahan Tersedia
Bangunan BCR 0,24
e. Ketersediaan Air Tersedia
Kesimpulan Tidak Layak

4-153
Penyusunan Rencana Pengelolaan SDA
Wilayah Sungai Benanain Tahap II Laporan Akhir

4.2.13. Waduk Aroki (Waduk Suplai Air baku)

a. Lokasi

Lokasi Bendungan Aroki berada di Desa Lokomea sebelah utara , Kecamatan Biboki
Utara, Kabupaten Timor Tengah Utara, Provinsi Nusa Tenggara Timur. Site
bendungan tersebut berada di sungai Aroki, anak sungai Mota Maro. Letak as
bendungan dicapai melalui jalan raya Kupang-Atambua km 254 Aroki, menuju Desa
Aroki Samala, jalan kaki sejauh 2,5 km.

b. Tujuan Proyek

Bendungan ini direncanakan sebagai bendungan penyedia air baku untuk desa
Samala dan sekitarnya.

c. Deskripsi dan Latar Belakang Proyek.

Lokasi Bendungan Aroki yang terletak dihulu DAS, diharapkan dapat berfungsi
untuk menjaga kondisi hidro-orologis bagian hulu sungai secara holistic. Sesuai
konteks konservasi dalam pengelolaan sumber daya air DAS Benanain, waduk
merupakan salah satu struktur fisik untuk konservasi lahan. As bendungan Aroki
diidentifikasi pada anak sungai Mota Hoar yaitu sungai Aroki, dan bermuara di
sungai Benanain. Secara administratif as bendungan terletak di kecamatan Biboki
Utara Kabupaten Timor Tengah Utara, Provinsi Nusa Tenggara Timur.

Luas DAS 20.00 km2, panjang sungai dari hulu sampai as bendungan adalah sekitar
2.4 km dan Tinggi curah hujan tahunan adalah sebesar 901 mm dan limpasan
permukaan rerata yang ditimbulkan adalah sebesar 0.05 m3/det, dengan kapasitas
waduk 3.6 Mm3 (bruto) mampu melayani kebutuhan air baku untuk 15.216 jiwa
dengan kapasitas 5 liter/detik. Jenis Bendungan dipilih type rock fill dengan tinggi
31,1 m dengan dasar ketersediaan material yang ada pada lokasi, kondisi pondasi,
topografi, tinggi bendungan dan rencana jangka waktu pelaksanaan. Total volume
tampungan waduk sebesar 0,81 Mm3 dan volume efektif sebesar 0,21 Mm3.

Tabel 4. 76 Data Teknis Bendungan Aroki

No Waduk Aroki Keterangan


1 Penggunaan Waduk Suplai Air Baku
2 Sungai Aroki
3 Curah hujan tahunan 901 mm
3
4 Rata-rata limpasan permukaan 0.05 m /det
5 Panjang aliran sungai 2.4 km
2
6 Luas DAS 20,00 km

4-154
Penyusunan Rencana Pengelolaan SDA
Wilayah Sungai Benanain Tahap II Laporan Akhir

No Waduk Aroki Keterangan


7 Jenis bendungan type rock fill
8 Tinggi Bendungan 31,1 m
9 Panjang Bendung 122 m
3
10 Total volume tampungan waduk 0,81 Mm
11 Volume Waduk Maksimal 639.790,51
3
12 Volume efektif 0,21 Mm .
13 Ketersediaan material pada lokasi baik
14 Kapasitas suplay 5 liter/detik
2
15 Catchment Area 20,03 km

d. Manfaat

Rencana pembangunan Bendungan Aroki merupakan usulan dari proyek terpadu


pengembangan Sumber Daya Air (SDA) dari kegiatan Study Pengembangan dan
Pengelolaan Sumber Daya Air WS Benanain di Pulau Timor Barat Provinsi Nusa
Tenggara Timur.

• Diharapkan waduk Aroki mampu melayani kebutuhan air baku untuk 15.216 jiwa
dengan kapasitas 5 liter/detik.

e. Komponen Proyek

Komponen dari bendungan ini adalah :

1. Bangunan utama dan Pelengkap


2. Bangunan Pengambilan dan distribusi air minum (investasi PDAM)
Bangunan utama dan pelengkap terdiri dari

1. Bendungan Utama
2. Pengelak Banjir
3. Bangunan Pengambilan
4. Pelimpah
Bangunan investasi PDAM

1. Bangunan Pengambilan
2. Saluran Pembawa
3. Sarana Pengolahan air
4. Sambungan sambungan
5. Desain teknis

4-155
Penyusunan Rencana Pengelolaan SDA
Wilayah Sungai Benanain Tahap II Laporan Akhir

f. Biaya Proyek

Biaya konstruksi proyek pada tingkat USD 6.83 million atau Rp. 61.470.000.000,00
dengan Kurs Rp. 9.000,00.

g. Evaluasi Proyek

Kelayakan Bendungan Aroki di evaluasi sebagai satu kesatuan dengan beberapa


waduk dalam rencana induk pengembangan DAS Benanain. Sehingga nilai EIRR
sistem adalah 10.5 %.

h. Rencana Pelaksanaan

Proyek Pelaksanaan Bendungan Aroki, diusulkan pada periode jangka panjang pada
tahun kelima, selama 6 tahun termasuk studi kelayakan, amdal, konservasi, detail
desain, PQ dan tender serta konstruksi.

i. Instansi Pelaksana

Dahulu dinyatakan Instansi Pelaksananya Direktorat Jenderal Pengairan, Departemen


Pemukiman dan Prasarana Wilayah Dinas Pemukiman dan Prasarana Wilayah
Provinsi Nusa Tenggara Timur, Proyek Pengembangan dan Pengelolaan Sumber Daya
Air, Nusa Tenggara Timur tetapi sekarang nama instansinya menjadi Balai Wilayah
Sungai Nusa Tenggara II (BWS NT II), Direktorat Jenderal Sumber Daya Air,
Kementrian Pekerjaan Umum.

j. Prakiraan Kelayakan Ekonomi

Tabel 4. 77 Prakiraan Kelayakan Ekonomi Waduk Aroki

Rencana Biaya Pembangunan IRR


No NPV BCR Keterangan
Bangunan (Rupiah) 12%

Waduk Aroki 61.470.000.000 24.750.000.000 0.03 10,5 Tidak Layak

k. Prakiraan Kelayakan Teknis dan Ekonomi

Tabel 4. 78 Prakiraan Kelayakan Teknis dan Ekonomi Waduk Aroki

PRAKIRAAN KELAYAKAN
NO UPAYA TEKNIS EKONOMI
Uraian Hasil Uraian Hasil
a.Formasi Geologi Aman
NPV 24.750.000.000
b.Daya Dukung Tanah Aman
c.Topografi Memungkinkan
IRR 10,5
1 Waduk Aroki dibangun
d.Ketersediaan Bahan Tersedia
Bangunan BCR 0.03
e. Ketersediaan Air Tersedia

4-156
Penyusunan Rencana Pengelolaan SDA
Wilayah Sungai Benanain Tahap II Laporan Akhir

PRAKIRAAN KELAYAKAN
NO UPAYA TEKNIS EKONOMI
Uraian Hasil Uraian Hasil
Kesimpulan Tidakl Layak

4.2.14. Waduk Besiklaran

a. Lokasi

Lokasi Bendungan Besiklaran berada di Desa Laninus- Desa Naitimu, Kecamatan


Malaka Timur, Kabupaten Malaka, Provinsi Nusa Tenggara Timur. Site bendungan
tersebut berada disungai Maukumu, anak sungai Noil Baen. Letak as bendungan
dicapai melalui jalan raya Kupang-Atambua km 258 Aroki, jalan Halilulik km 23 Desa
Lalinus sampai di S Motakabo.

b. Tujuan Proyek

Bendungan ini direncanakan sebagai bendungan penyedia air baku untuk melayani
lokasi disekitar bendungan.

c. Deskripsi dan Latar Belakang Proyek.

Lokasi Bendungan Besiklaran terletak dihulu DAS, diharapkan dapat berfungsi


sebagai struktur untuk konservasi lahan dibagian hulu sungai secara holistic. Sesuai
konteks konservasi dalam pengelolaan sumber daya air DAS Benanain, waduk
merupakan salah satu struktur fisik untuk konservasi lahan.

As bendungan Besiklaran diidentifikasi pada anak sungai Noil Benanain yaitu sungai
Maukumu, anak sungai Noil Baen, kecamatan Malaka Timur, Kabupaten Malaka
(dahulu Belu) Provinsi Nusa Tenggara Timur. Disamping itu adanya waduk akan
menunjang konservasi lahan dan hutan dihulu as bendungan, dimana reboisasi akan
diusulkan dilokasi tersebut karena adanya waduk.

Panjang aliran sungai dari hulu sampai as bendungan adalah sekitar 4.3 km dan luas
DAS 17,9 km2. Tinggi curah hujan tahunan adalah sebesar 907 mm dan limpasan
permukaan rerata yang ditimbulkan adalah sebesar 0.05 m3/det.

Jenis Bendungan dipilih type rock fill dengan tinggi 24,5 m dengan dasar
ketersediaan material yang ada pada lokasi, kondisi pondasi, topografi, tinggi
bendungan dan rencana jangka waktu pelaksanaan.

Total volume tampungan waduk sebesar 0,31 Mm3 dan volume efektif sebesar 0,18
Mm3. mampu melayani kebutuhan air baku untuk 40.983 jiwa dengan kapasitas 16
liter/detik.

4-157
Penyusunan Rencana Pengelolaan SDA
Wilayah Sungai Benanain Tahap II Laporan Akhir

Tabel 4. 79 Data Teknis Bendungan Besiklaran

No Waduk Besiklaran Keterangan


1 Penggunaan Waduk Suplai Air Baku
2 Sungai Maukumu
3 Curah hujan tahunan 907 mm
3
4 Rata-rata limpasan permukaan 0,05 m /det
5 Panjang aliran sungai 4.3 km
2
6 Luas DAS 17,9 km
7 Jenis bendungan type rock fill
8 Tinggi Bendungan 24,5 m
9 Panjang Bendung •
10 Luas genangan maksimal 137.216,41
3
11 Volume Waduk Maksimal 500.580,72 Mm
3
12 Volume efektif 0,18 Mm
13 Ketersediaan material pada lokasi baik
14 Kapasitas suplay 16 liter/detik.
2
15 Catchment Area 17,86 km

d. Manfaat

Rencana pembangunan Bendungan Besiklaran merupakan usulan dari proyek


terpadu pengembangan Sumber Daya Air (SDA) dari kegiatan Study Pengembangan
dan Pengelolaan Sumber Daya Air WS Benanain di Pulau Timor Barat Provinsi Nusa
Tenggara Timur.

• Bendungan Besikalaran diharapkan mampu melayani kebutuhan air baku untuk


40.983 jiwa dengan kapasitas 16 liter/detik.

e. Komponen Proyek

Komponen dari bendungan ini adalah :

1. Bangunan utama dan Pelengkap


2. Bangunan Pengambilan dan distribusi air minum (investasi PDAM)
Bangunan utama dan pelengkap terdiri dari

1. Bendungan Utama
2. Pengelak Banjir
3. Bangunan Pengambilan
4. Pelimpah
Bangunan investasi PDAM

4-158
Penyusunan Rencana Pengelolaan SDA
Wilayah Sungai Benanain Tahap II Laporan Akhir

1. Bangunan Pengambilan
2. Saluran Pembawa
3. Sarana Pengolahan air
4. Sambungan sambungan
5. Desain teknis
f. Biaya Proyek

Biaya konstruksi proyek pada tingkat USD 4,168 million atau Rp.37.512.000.000
dengan Kurs Rp. 9000,00. Kalau di kurs kan dengan kondisi saat ini Dollar
Rp. 11.772,00 maka menjadi Rp. 49.065.696.000,00

g. Evaluasi Proyek

Kelayakan Bendungan Besiklaran di evaluasi sebagai satu kesatuan dengan beberapa

waduk dalam rencana induk pengembangan DAS Benanain. Sehingga nilai EIRR

sistem adalah 10.5 %.

h. Rencana Pelaksanaan

Proyek Pelaksanaan Bendungan Besiklaran, diusulkan pada periode jangka panjang

pada tahun kelima, selama 6 tahun termasuk studi kelayakan, AMDAL, konservasi,

detail desain, PQ dan tender serta konstruksi.

i. Instansi Pelaksana

Dahulu dinyatakan Instansi Pelaksananya Direktorat Jenderal Pengairan, Departemen

Pemukiman dan Prasarana Wilayah Dinas Pemukiman dan Prasarana Wilayah


Provinsi Nusa Tenggara Timur, Proyek Pengembangan dan Pengelolaan Sumber Daya

Air, Nusa Tenggara Timur tetapi sekarang nama instansinya menjadi Balai Wilayah

Sungai Nusa Tenggara II (BWS NT II), Direktorat Jenderal Sumber Daya Air,

Kementrian Pekerjaan Umum.

j. Prakiraan Kelayakan Ekonomi

Tabel 4. 80 Prakiraan Kelayakan Ekonomi Waduk Besiklaran

Rencana Biaya Pembangunan IRR


No NPV BCR Keterangan
Bangunan (Rupiah) 12%

Waduk
37.512.000.000 34.164.000.000 0.06 10,5 Tidak Layak
Besiklaran

4-159
Penyusunan Rencana Pengelolaan SDA
Wilayah Sungai Benanain Tahap II Laporan Akhir

k. Prakiraan Kelayakan Teknis dan Ekonomi

Tabel 4. 81 Prakiraan Kelayakan Teknis dan Ekonomi Waduk Besiklaran

PRAKIRAAN KELAYAKAN
NO UPAYA TEKNIS EKONOMI
Uraian Hasil Uraian Hasil
1 Waduk a.Formasi Geologi Aman
NPV 34.164.000.000
Besiklaran b.Daya Dukung Tanah Aman
c.Topografi Memungkinkan
IRR 10,5
dibangun
d. Ketersediaan Bahan Tersedia
Bangunan BCR 0.06
e. Ketersediaan Air Tersedia
Kesimpulan Tidak Layak

4.2.15. Waduk Serbaguna Temef

a. Lokasi

Lokasi Waduk Serbaguna Temef terletak di Km. 154 jalan raya Kupang Atambua,

Kabupaten Timor Tengah Utara, Provinsi Nusa Tenggara Timur. As Bendungan

terletak disungai Benanain Desa Tublopo, 2 km menuju desa Neke didekat jembatan

ditempuh dengan jalan kaki.

b. Tujuan Proyek

Terdapat beberapa manfaat yang bisa diwujudkan dengan dibangunnya bendungan

tersebut, antara lain PLTA, irigasi dan penyediaan air baku, sehingga perlu dilakukan

analisa lebih lanjut untuk menentukan apakah akan dibangun sebagai waduk

dengan fungsi tunggal ataukah multiguna. Prioritas pemenuhan kebutuhan

dilakukan dengan mempertimbangkan aspek social ekonomi, financial dan

lingkungan.

Proyek ini merupakan bagian dari rekomendasi penanganan DAS Benanain secara

integral dengan mempertimbangkan aspek social ekonomi, financial, lingkungan

serta kebutuhan utama masyarakat yang berada didalam DAS tersebut. Adanya

waduk ini, akan ditindak lanjuti dengan usulan program konservasi lahan dihulu

waduk berupa reboisasi hutan dan perkebunan sehingga akan mempertahankan

fungsi hidro-orologis DAS disebelah hulu secara holistic dan berwawasan

lingkungan.

4-160
Penyusunan Rencana Pengelolaan SDA
Wilayah Sungai Benanain Tahap II Laporan Akhir

Tujuan utama dari studi ini apabila layak baik secara lingkungan maupun ekonomi

adalah untuk meningkatkan luas tanam dan produktivitas DI. Ioli, Oepunu dan

Malaka, memenuhi kebutuhan air baku serta listrik.

c. Deskripsi dan Latar Belakang Proyek

Pembangunan daerah ini dimasa depan diarahkan untuk pemenuhan kebutuhan air

baku. As bendungan Besiklaran diidentifikasi pada sungai Benanain dan bersumber

di gunung Mutis, yang juga menjadi sumber distribusi pelayanan dari PDAM

beberapa kota utama di Timor Barat. Secara administratif as dam terletak di

kecamatan Amanuban Tengah, Kabupaten TTS.

Panjang aliran sungai dari hulu sampai as bendungan adalah sekitar 47.2 km dan

luas DAS 476,1 km2. Tinggi curah hujan tahunan adalah sebesar 1,916 mm dan

limpasan permukaan rerata yang ditimbulkan adalah sebesar 6,77 m3/det.

Sebagian besar lahan pertanian yang teririgasi meliputi DI Loli, Oepunu dan Malaka

eksisting, dengan total luas terairi sebesar 1.953 Ha. Jenis Bendungan dipilih type

rock fill dengan tinggi 78 m dengan dasar ketersediaan material yang ada pada

lokasi, kondisi pondasi, topografi, tinggi bendungan dan rencana jangka waktu

pelaksanaan. Total volume tampungan waduk sebesar 161.47 Mm3 dan volume

efektif sebesar 33.7 Mm3.

Dengan mempertimbangkan nilai debit yang ada dan tinggi bendungan, Temef

sangat berpotensial untuk PLTA. Dengan head rata-rata 62 m dan kecepatan 8.8

m3/det dapat membangkitkan 7.0 MW dan menghasilkan energi per tahun sebesar

22.7 GWh dengan pengoperasian 4 (empat) jam/hari. Keberadaan Bendungan Temef

juga dapat mereduksi banjir hingga 41,68 Mm3, setara dengan melindungi lahan

seluas 20.839,61 Ha.

Dengan mempertimbangkan beberapa potensi yang ada, maka dibutuhkan studi

lanjutan untuk mengetahui kelayakannya dari aspek teknis, ekonomi maupun

lingkungan.

4-161
Penyusunan Rencana Pengelolaan SDA
Wilayah Sungai Benanain Tahap II Laporan Akhir

Tabel 4. 82 Data Teknis Bendungan Temef

No Waduk Temef Keterangan


1 Penggunaan Waduk Serbaguna
2 Sungai Benanain
3 Curah hujan tahunan 1,916 mm
4 Rata-rata limpasan permukaan 6,77 m3/det
5 Panjang aliran sungai 47,2 km
6 Luas DAS 476,1 km2
7 Jenis bendungan type rock fill
8 Tinggi Bendungan 50 m
9 Panjang Bendung 387 m
10 Luas genangan waduk maks 7.788.974,20 m2
11 Elevasi Maks 250 m
12 Volume Waduk Maks 227.466.249,75 m3
13 Total volume tampungan waduk 161,47 Mm3
14. Volume Efektif 33,7 Mm3
15. Catchment Area 476,08 km2

d. Manfaat

Rencana pembangunan Bendungan serbaguna Temefmerupakan usulan dari proyek

terpadu pengembangan Sumber Daya Air (SDA) dari kegiatan Study Pengembangan

dan Pengelolaan Sumber Daya Air WS Benanain di Pulau Timor Barat Provinsi Nusa

Tenggara Timur.

Untuk mendukung peningkatan produksi pertanian beririgasi, air baku untuk air

bersih, pembangkit listrik, pengendalian banjir.

1. Temef sangat berpotensial untuk PLTA. Dengan head rata-rata 62 m dan

kecepatan 8.8 m3/det dapat membangkitkan 7.0 MW dan menghasilkan energy

per tahun sebesar 22.7 GWh dengan pengoperasian 4 (empat) jam/hari.

2. Keberadaan Bendungan Temef dapat mereduksi banjir hingga 41,68 Mm3, setara

dengan melindungi lahan seluas 20.839,61 Ha.

3. Keberadaan Bendungan Temef juga dapat mereduksi banjir hingga 41,68 Mm3,

setara dengan melindungi lahan seluas 20.839,61 Ha.

4. dapat mereduksi banjir hingga 8.81 Mm3 setara dengan melindungi lahan seluas

4.405, 80 Ha.

4-162
Penyusunan Rencana Pengelolaan SDA
Wilayah Sungai Benanain Tahap II Laporan Akhir

e. Komponen Proyek

Komponen dari bendungan ini adalah :

1. Bangunan utama dan Pelengkap


2. Bangunan Pengambilan dan distribusi air minum (investasi PDAM)

Bangunan utama dan pelengkap terdiri dari

1. Bendungan Utama
2. Pengelak Banjir
3. Bangunan Pengambilan
4. Pelimpah
5. Power Gen
f. Biaya Proyek
Biaya konstruksi proyek pada tingkat USD 52,85 million atau Rp.475.650.000.000,00

dengan Kurs Rp. 9.000,00. Kalau di kurs kan dengan kondisi saat ini Dollar

Rp. 11.772,00 maka menjadi Rp.622.150.200.000,00

g. Evaluasi Proyek

Kelayakan Bendungan Temef di evaluasi sebagai waduk tunggal (stand alone)

maupun sebagai satu kesatuan system dengan beberapa waduk dalam rencana

induk pengembangan DAS Benanain. Skenario didasarkan karena fungsi (pengendali

banjir, pembangkit listrik, irigasi). Juga karena letaknya yang berada dalam satu DAS.

Sehingga nilai EIRR untuk Temef adalah 20.0 %.

h. Rencana Pelaksanaan

Proyek Pelaksanaan Bendungan Temef, diusulkan pada periode jangka panjang pada

tahun kelima, selama 6 tahun termasuk studi kelayakan, AMDAL, konservasi, detail

desain, PQ dan tender serta konstruksi.

i. Instansi Pelaksana

Dahulu dinyatakan Instansi Pelaksananya Direktorat Jenderal Pengairan, Departemen

Pemukiman dan Prasarana Wilayah Dinas Pemukiman dan Prasarana Wilayah


Provinsi Nusa Tenggara Timur, Proyek Pengembangan dan Pengelolaan Sumber Daya

Air, Nusa Tenggara Timur tetapi sekarang nama instansinya menjadi Balai Wilayah

4-163
Penyusunan Rencana Pengelolaan SDA
Wilayah Sungai Benanain Tahap II Laporan Akhir

Sungai Nusa Tenggara II (BWS NT II), Direktorat Jenderal Sumber Daya Air,

Kementrian Pekerjaan Umum.

j. Prakiraan Kelayakan Ekonomi

Tabel 4. 83 Prakiraan Kelayakan Ekonomi Waduk Temef

Biaya
Rencana IRR
No Pembangunan NPV BCR Keterangan
Bangunan 12%
(Rupiah)
Waduk
475.650.000.000 169,668,000,000 1,70 20.0 Layak
Temef
k. Prakiraan Kelayakan Teknis dan Ekonomi

Tabel 4. 84 Prakiraan Kelayakan Teknis dan Ekonomi Waduk Temef

PRAKIRAAN KELAYAKAN
NO UPAYA TEKNIS EKONOMI
Uraian Hasil Uraian Hasil
a.Formasi Geologi Aman
NPV 169,668,000,000
b.Daya Dukung Tanah Aman
c.Topografi Memungkinkan
IRR 20.0
1 Waduk Temef dibangun
d. Ketersediaan Bahan Tersedia
Bangunan BCR 1,70
e. Ketersediaan Air Tersedia
Kesimpulan Layak

l. Kajian Pemilihan Alternatif Lokasi As Bendungan Temef

1. Umum

Langkah awal dalam perencanaan bendungan adalah melakukan kajian sehingga


diperoleh dimensi bendungan yang optimal. Rencana bendungan yang optimal harus
memenuhi persyaratan sebagai berikut

(a) biaya yang efektif, yaitu ekonomis dan efisien,

(b) mempunyai dampak merugikan terhadap lingkungan alam dan sosial seminimal
mungkin, dan,

(c) pemeliharaannya mudah serta biayanya pemeliharaannya sedikit.

Dalam kajian ini diuraikan mengenai studi rencana bendungan yang optimal
berdasarkan kondisi sosial-ekonomi, data dan analisis hidrologi, hasil investigasi
geoteknik dan survai topografi yang baru.

4-164
Penyusunan Rencana Pengelolaan SDA
Wilayah Sungai Benanain Tahap II Laporan Akhir

2. Pemilihan Lokasi As Bendungan

Berdasarkan hasil studi terdahulu yaitu Studi Tahap Awal Rencana Pembangunan
Bendungan Serba Guna Temef oleh PT. Mettana Enginering Consultant tahun 2002
dan Studi Pengembangan dan Pengelolaan Sumber Daya Air SWS Benanain di Pulau
Timor Barat, Propinsi Nusa Tenggara Timur oleh PT. Indra Karya (Persero) dan PT.
Virama Karya tahun 2003, ditentukan 2 alternatif lokasi as bendungan Temef seperti
pada gambar berikut.

As Alt. 1
AL
TE
RN
AT
IF
1

As Alt. 2
AL
TE
RN
AT
IF
2

Gambar 4. 13 Layout Alternatif As Bendungan Temef

Dalam studi saat ini (tahun 2014) lokasi kedua alternatif tersebut telah dilakukan
tinjauan lapangan dan evaluasi teknis melalui peta topografi. Kedua lokasi rencana as
bendungan hasil studi awal adalah merupakan lokasi yang paling memungkinkan
dilihat dari sisi jarak antara tebing kiri dan kanan sehingga akan menghasilkan biaya
konstruksi bendungan yang lebih murah.

Selanjutnya dalam studi saat ini dilakukan kajian untuk memilih kedua alternatif lokasi
as bendungan Temef sesuai hasil studi sebelumnya.

3. Kajian Pendahuluan Lokasi As Bendungan Temef

Kedua alternatif as bendungan Temef dibandingkan dan ditinjau dari segi keadaan
topografi, keadaan geologi, volume waduk yang dapat ditampung, dan kemudahan
pelaksanaannya.

Berdasarkan keadaan topografi akan dipilih bentuk tubuh bendungan yang tidak
distorsi (berbelok) antara bagian hulu dan bagian hilir, serta mempunyai panjang
puncak bendungan yang terpendek. Berdasarkan keadaan geologi akan dipilih galian

4-165
Penyusunan Rencana Pengelolaan SDA
Wilayah Sungai Benanain Tahap II Laporan Akhir

pondasi yang tidak dalam, dan berdasarkan volume waduk akan dipilih lokasi yang
akan menyediakan volume tampungan waduk yang terbesar. Sedangkan dari segi
pelaksanaan akan dipilih lokasi yang paling mudah pelaksanaannya, terutama
kemudahan dalam pengalihan aliran air yang masuk ke daerah pelaksanaan dan
pengeringannya (dewatering).

1. Alternatif 1
Lokasi rencana as bendungan direncanakan pada celah 2 bukit sempit yang
terletak +300 m dari jembatan sungai Temef di jalan negara ruas SoE -
Kefamenanu.

Dari peta hasil pengukuran topografi didapatkan rencana as bendungan alternatif


1 terletak pada elevasi +317,00 m, tebing kiri +425,00 m dan tebing kanan
+400,50 m. Puncak bendungan direncanakan pada elevasi +385,00 m.

2. Alternatif 2

Lokasi rencana as bendungan direncanakan dihulu alternatif 1 dengan jarak +1,00

km pada elevasi dasar sungai +323,60 m, tebing kiri +443,90 m dan tebing kanan

+392,50 m. Puncak bendungan direncanakan pada elevasi +388,00 m.s

Hasil kajian awal untuk kedua alternatif lokasi as bendungan Temef disajikan pada

tabel berikut.
Tabel 4. 85 Tabel Matrikulasi Hasil Kajian Alternatif Lokasi As Bendungan Temef

ALTERNATIF-1 ALTERNATIF-2
NO. URAIAN
SKOR SKOR
I. LOKASI AS BENDUNGAN Lokasi rencana as bendungan Lokasi rencana as
direncanakan +300 m dari bendungan
jembatan sungai Temef di direncanakan dihulu
jalan negara ruas Soe – alternatif-1 dengan jarak
Kefamenanu. +1 km.

II. KONDISI ALAM


2.1 Aksesibilitas
- Jarak dari jalan ruas Soe ± 250,0 m 1 ± 700,0 m 1
– Kefamenanu
- Relokasi jalan Perlu relokasi jalan ruas Soe – -1 Tidak perlu relokasi jalan 2
Kefamenanu ruas Soe – Kefamenanu
2.2 Topografi/Morfologi
- Lebar sungai 17,50 m 2 90,50 m 1
o o
- Kemiringan sandaran 33,45 36,50
kanan
o o
- Kemiringan sandaran 41,50 50,25
kiri
2.3 Investigasi Geologi -1 1
- Dasar Sungai : - Ketebalan river deposit - Ketebalan river

4-166
Penyusunan Rencana Pengelolaan SDA
Wilayah Sungai Benanain Tahap II Laporan Akhir

ALTERNATIF-1 ALTERNATIF-2
NO. URAIAN
SKOR SKOR
5,0 m (BH-1) deposit 5,0 m (BH-4)
- Kekerasan batuan : - Kekerasan batuan :
moderately ~ low moderately ~ hard
hardness
- Kelas batuan : CL - Kelas batuan : CL ~
CM
- RQD < 20%, hancur - RQD > 50%,
karena dikontrol oleh umumnya masif
fractured/ crack
- Dijumpai core lose krn - Tidak terjadi core
anjlokan stang bor lose
(indikasi rongga)
- Permeabilitas tinggi - Permeabilitas
sedang
- Discontinuitas batuan - Discontinuitas
(hasil pemboran): crack batuan (hasil
dan rongga pemboran): tidak
ada (masif)
- Sandaran kiri : - Litologi Batugamping - Litologi
Batugamping
- Nampak dijumpai tetesan - Tidak dijumpai
air disepanjang tebing muka air tanah
sandaran kiri selama pemboran di
mengindikasikan potensi BH-3 maupun air
air tanah yang baik rembesan di tebing
- Dijumpai gejala - Tidak nampak gejala
karstifikasi (pelarutan oleh kartifikasi
air) dan indikasi
pembentukan
sinkhole/rongga (proses
pembentukan goa)
- Permeabilitas Tinggi ~ - Nilai Permeabilitas
Waterloss Sedang ~ Tinggi
- Disepanjang tebing - Joint/crack
dikontrol oleh joint / berkembang tidak
crack terlalu signifikan
(minor)
- Pembentukaan tebing - Tebing merupakan
dikontrol langsung oleh efek (kelurusan)
sesar/patahan (strike-slip oleh sesar/patahan
fault) (strike-slip fault)
- Sandaran kanan : - Litologi Batugamping - Litologi
Batugamping
- Ketebalan lapisan - Ketebalan lapisan
overbourden/pelapukan overbourden/pelap
dari Pemboran BH-2 ukan (tidak
setebal 8.0 m diketahui) namun
diperkirakan > 2.0
m
- Muka air tanah dijumpai - Tidak diketahui
kedalaman 36.0 meter namun diperkirakan
berdasarkan pemboran dalam (pada litologi
BH-2, berpotensi untuk batupasir)

4-167
Penyusunan Rencana Pengelolaan SDA
Wilayah Sungai Benanain Tahap II Laporan Akhir

ALTERNATIF-1 ALTERNATIF-2
NO. URAIAN
SKOR SKOR
proses karstifikasi
(pembentukan goa)
- Kondisi tebing disekitar as - Joint/crack
bendungan tidak nampak berkembang tidak
joint/crack karena terlalu signifikan
tertutup oleh (minor)
overbourden namun
dibagian upstream
nampak gejala tersebut
- Permeabilitas Tinggi - Nilai Permeabilitas
Sedang ~ Tinggi
- Nampak pembelokan - Morfologi sungai
morfologi sungai (arah sesuai arah
aliran air) dari arah umumnya (normal)
umumnya,
mengindikasikan adanya
fault/patahan
- Pembentukaan tebing - Pembentukan
dikontrol oleh struktur tebing umumnya
sesar/patahan (strike-slip dikontrol oleh
fault) proses
geomorfologi
(stadia erosi) bukan
struktur
- Kesimpulan :
Dari tinjauan geologi alternatif-2 lebih baik dibandingkan dengan alternatif-1, treatment/perbaikan
pondasi geologi untuk alternatif-2 masih memungkinkan dan terprogram dalam desain perbaikan nilai
permeabilitas sedangkan untuk alternatif-1 agak sulit dilakukan perbaikan karena potensi weak zone,
rongga, crack/joint oleh kontrol struktrur fault/patahan dan gejala karstifikasi kondisinya agak rumit.
III. ASPEK LINGKUNGAN
- Pembebasan Tanah ± 641,85 Ha ± 597,74 Ha
- Penduduk yang Tidak ada relokasi penduduk 1 Tidak ada relokasi 1
dipindahkan penduduk
IV ASPEK TEKNIS
4.1 Data Teknis Awal :
- Daerah Tangkapan Air 553,62 km2 554,22 km2
- Waduk
El. muka air banjir (PMF) EI. 384,15 EI. 388,50
El. muka air normal EI. 375,29 EI. 379,00
(MAN)
El. muka air rendah EI. 369,35 EI. 372,67
(MAR)
Luas genangan 375,33 Ha 429,24 Ha
6 6
Volume tampungan 77,05 x 10 m3 77,05 x 10 m3
total
6 6
Volume tampungan 52,40 x 10 m3 52,40 x 10 m3
mati
6 6
Volume tampungan 24,65 x 10 m3 24,65 x 10 m3
efektif
- Bendungan
Tipe Urugan random tanah Urugan random tanah
dengan inti tegak dengan inti tegak
Elevasi puncak EI. 385,00 EI. 389,00

4-168
Penyusunan Rencana Pengelolaan SDA
Wilayah Sungai Benanain Tahap II Laporan Akhir

ALTERNATIF-1 ALTERNATIF-2
NO. URAIAN
SKOR SKOR
Panjang bendungan 311,19 m 315,00 m
Tinggi bendungan dari 72,00 m 66,00 m
dasar pondasi
Kemiringan hulu 1 : 3,0 1 : 3,0
Kemiringan hilir 1 : 2,5 1 : 2,5
Volume timbunan 2,30 x 10⁶ m3 2,66 x 10⁶ m3
- Bangunan Pelimpah,
Type Pelimpah Ogee dengan Pelimpah Ogee dengan
terowong terowong
Lebar ambang 80,00 m 80,00 m
- Bangunan Pengelak
Type Terowong (horse shoe) Terowong (horse shoe)
Diameter 6,00 m 6,00 m
Panjang 520,00 m 547,00 m
- Bangunan Outlet
Dimensi 17,50 x 12,00 m 17,50 x 12,00 m
Elevasi dasar 314,00 m 314,00 m
Diameter pipa irigasi 1,20 m 1,20 m
Debit maks. irigasi 2,27 m3/det 2,27 m3/det
Debit rerata irigasi 0,90 m3/det 0,90 m3/det
Tipe katup outlet Butterfly valve dia. 1,20 m Butterfly valve dia. 1,20
m
4.2 Biaya dan Manfaat
Proyek
- Manfaat proyek
Suplai irigasi 5.249 Ha 5.249 Ha
Air baku 0,106 m3/det 0,106 m3/det
PLTMH :
Install Capacity 2,00 MW 2,20 MW
Total Energy 12,19 GWh 13,16 GWh
Total manfaat
- Biaya konstruksi
4.3 Analisa Ekonomi
- BCR 1,919 2 1,721 1
TOTAL SKOR 4 7
Keterangan SKOR :

Normal =1 Kurang baik = -1


Baik =2 Jelek = -2

4. Penentuan Alternatif As Bendungan

Meskipun alternatif 1 mempunyai bentang bendungan yang lebih pendek, biaya

konstruksi yang lebih kecil sehingga memiliki nilai BCR yang lebih besar dibanding

alternatif 2, lokasi as bendungan Temef diusulkan pada alternatif 2 berdasarkan

pertimbangan-pertimbangan sebagai berikut :

- Galian pondasi pada alternatif 2 lebih dangkal (2,0 m) dibanding alternatif 1 (5,0 m)

4-169
Penyusunan Rencana Pengelolaan SDA
Wilayah Sungai Benanain Tahap II Laporan Akhir

- Kondisi geologi alternatif 2 lebih baik dari alternatif 1. Pondasi alternatif 1 agak sulit

dilakukan perbaikan karena potensi weak zone, rongga, crack/joint oleh kontrol

struktrur fault/patahan dan gejala karstifikasi. Usulan perbaikan (treatment) pondasi

alternatif 1 dengan metode diaphragma wall sedangkan pada alternatif 2 tidak

diperlukan.

- Meskipun perbaikan pondasi yang diperlukan pada alternatif 1 dapat didesain

secara teknis namun tidak tertutup kemungkinan terjadi kegagalan yang

menyebabkan biaya perbaikan menjadi lebih mahal.

4.2.16. Noil Fatu Sabo Dam

a. Lokasi

Lokasi Bendungan Noil Fatu terletak di kota Niki Niki Kecamatan Amanuban Tengah

Kabupaten Timor Tengah Selatan, Provinsi Nusa Tenggara Timur. Site Bendungan

terletak disungai Noil Fatu, anak sungai Benanain. As Bendungan dapat dicapai

melalui jalan raya Kupang-Atambua km 139, menuju Desa Nunfui arah sungai Noil

Fatu.

b. Tujuan Proyek

Bendungan ini direncanakan sebagai bendungan dengan fungsi tunggal sebagai

pengendali sedimen (sedimen trap). Tingkat sedimentasi yang tinggi dapat

mengancam pendangkalan alur sungai dan menutup daerah muara, sehingga lebih

memperparah bahaya banjir yang akan terjadi.

c. Deskripsi dan Latar Belakang Proyek

Lokasi Bendungan Noil Fatu terletak disebelah selatan sungai Benanain yang juga

merupakan pemasok sedimen terbesar di Sungai Benanain. Dengan adanya

bendungan ini diharapkan dapat berfungsi untuk menjaga kondisi hidro-orologis

bagian hulu secara holistic. Sesuai konteks konservasi dalam pengelolaan sumber

daya air DAS Benanain, waduk merupakan salah satu struktur fisik untuk konservasi

lahan.

As bendungan Noil Fatu diidentifikasi pada anak sungai Benanain yaitu Sungai Noil

Fatu. Secara administratif as dam terletak di kecamatan Amanuban Tengah,

4-170
Penyusunan Rencana Pengelolaan SDA
Wilayah Sungai Benanain Tahap II Laporan Akhir

Kabupaten TTS. Waduk direncanakan sebagai pengendali sedimen, sehingga sungai

dapat berfungsi secara normal dan efektif baik sebagai pengendali banjir maupun

untuk rencana pengembangan sungai.

Tinggi curah hujan tahunan adalah sebesar 1.001 mm dan limpasan permukaan

rerata yang ditimbulkan adalah sebesar 0,08 m3/det. Panjang aliran sungai dari hulu

sampai as bendungan adalah sekitar 7,7 km dan luas DAS 25,1 km2.

Dengan adanya pembangunan pengendali sedimen ini, maka besar volume sedimen

yang tereduksi adalah sebesar 0,15 Mm3 dengan tinggi dam 9.8 m dan total volume

tampungan waduk 0,18 Mm3. Usia proyek sampai dengan 5 tahun.

Tabel 4. 86 Data Teknis Noil Fatu Sabo Dam

No Noil Fatu Sabo Dam Keterangan


1 Penggunaan Pengendali Sedimen
2 Sungai Noil Fatu
3 Curah hujan tahunan 1.001 mm
3
4 Rata-rata limpasan permukaan 0,08 m /det
5 Panjang aliran sungai 7,7 km
2
6 Luas DAS 25,1 km .
7 Jenis bendungan Sabo Dam
8 Tinggi Bendung 25 m
9 Panjang Bendung 248 m
3
10 Total volume tampungan waduk 0,18 Mm
3
11 Volume Waduk Maksimal 5.619.860,19 m
12 Elevasi Maks 537 m
2
13 Luas Genangan Waduk Maks 546.463,50 m
2
14 Catchment Area 25,06 km
15 Tinggi sedimen yang direduksui 9.8 m

d. Manfaat

Rencana pembangunan Noil Fatu Sabo Dam merupakan usulan dari proyek
terpadu pengembangan Sumber Daya Air (SDA) dari kegiatan Study Pengembangan
dan Pengelolaan Sumber Daya Air WS Benanain di Pulau Timor Barat Provinsi Nusa
Tenggara Timur.

• besar volume sedimen yang tereduksi adalah sebesar 0,15 Mm3


e. Komponen Proyek

Komponen dari bendungan ini adalah :

1. Bangunan utama dan Pelengkap

4-171
Penyusunan Rencana Pengelolaan SDA
Wilayah Sungai Benanain Tahap II Laporan Akhir

Bangunan utama dan pelengkap terdiri dari

1. Bendungan Utama

2. Sayap dam

3. Bangunan Pengambilan

4. Pelimpah

f. Biaya Proyek

Biaya konstruksi proyek pada tingkat USD 4,125 million atau


Rp. 37.125.000.000,00 dengan Kurs Rp. 9000,00. Kalau di kurs kan dengan kondisi
saat ini Dollar Rp. 11.772,00 maka menjadi Rp.48.559.500.000,00

g. Rencana Pelaksanaan

Proyek Pelaksanaan Noil Fatu Sabo Dam, diusulkan pada periode jangka panjang
pada tahun kelima, selama 3 tahun termasuk studi kelayakan, amdal, konservasi,
detail desain, PQ dan tender serta konstruksi.

h. Instansi Pelaksana

Dahulu dinyatakan Instansi Pelaksananya Direktorat Jenderal Pengairan, Departemen


Pemukiman dan Prasarana Wilayah Dinas Pemukiman dan Prasarana Wilayah
Provinsi Nusa Tenggara Timur, Proyek Pengembangan dan Pengelolaan Sumber
Daya Air, Nusa Tenggara Timur tetapi sekarang nama instansinya menjadi Balai
Wilayah Sungai Nusa Tenggara II (BWS NT II), Direktorat Jenderal Sumber Daya Air,
Kementrian Pekerjaan Umum.

i. Prakiraan Kelayakan Ekonomi

Tabel 4. 87 Prakiraan Kelayakan Ekonomi Noil Fatu Sabo Dam

Rencana Biaya Pembangunan IRR


No NPV BCR Keterangan
Bangunan (Rupiah) 12%

1 Noil Fatu Sabo


37.125.000.000 6.885.000.000 1,45 13,7 Layak
Dam

j. Prakiraan Kelayakan Teknis dan Ekonomi

Tabel 4. 88 Prakiraan Kelayakan Teknis dan Ekonomi Noil Fatu Sabo Dam

PRAKIRAAN KELAYAKAN
NO UPAYA TEKNIS EKONOMI
Uraian Hasil Uraian Hasil
1 Noil Fatu a.Formasi Geologi Aman NPV 6.885.000.000

4-172
Penyusunan Rencana Pengelolaan SDA
Wilayah Sungai Benanain Tahap II Laporan Akhir

PRAKIRAAN KELAYAKAN
NO UPAYA TEKNIS EKONOMI
Uraian Hasil Uraian Hasil
Sabo Dam b.Daya Dukung Tanah Aman
c.Topografi Memungkinkan
IRR 13,7
dibangun
d. Ketersediaan Bahan Tersedia
Bangunan BCR 1,45
e. Ketersediaan Air Tersedia
Kesimpulan Layak

4.2.17. Nipole Sabo Dam

a. Lokasi

Lokasi Bendungan Nipoleterletak diperbatasan antara Desa Pili, Kecamatan


Amanatun Selatan dan Desa Situ, Kecamatan Amanuban Timur, Kabupaten Timor
Tengah Selatan, Provinsi Nusa Tenggara Timur. Site Bendungan terletak disungai
Noil Bunu, anak sungai Benanain. As Bendungan dapat dicapai melalui jalan raya
Kupang-Atambua km 139, menuju Dusun Bileon Desa Silu.

b. Tujuan Proyek

Bendungan ini direncanakan sebagai bendungan dengan fungsi tunggal sebagai


pengendali sedimen (sedimen trap). Tingkat sedimentasi yang tinggi dapat
mengancam pendangkalan alur sungai dan menutup daerah muara, sehingga lebih
memperparah bahaya banjir yang akan terjadi.

c. Deskripsi dan Latar Belakang Proyek

Lokasi Bendungan Nipole terletak disebelah selatan sungai Benanain yang juga
merupakan pemasok sedimen terbesar di Sungai Benanain. Dengan adanya
bendungan ini diharapkan dapat berfungsi untuk menjaga kondisi hidro-orologis
bagian hulu secara holistic. Sesuai konteks konservasi dalam pengelolaan sumber
daya air DAS Benanain, waduk merupakan salah satu struktur fisik untuk konservasi
lahan.

As bendungan Nipole diidentifikasi pada anak sungai Benanain yaitu Sungai Noil
Bunu. Secara administratif as dam terletak di kecamatan Amanuban Selatan,
Kabupaten TTS. Waduk direncanakan sebagai pengendali sedimen, sehingga sungai
dapat berfungsi secara normal dan efektif baik sebagai pengendali banjir maupun
untuk rencana pengembangan sungai.

4-173
Penyusunan Rencana Pengelolaan SDA
Wilayah Sungai Benanain Tahap II Laporan Akhir

Tinggi curah hujan tahunan adalah sebesar 975 mm dan limpasan permukaan
3
rerata yang ditimbulkan adalah sebesar 0,11 m /det. Panjang aliran sungai dari hulu
sampai as bendungan adalah sekitar 7,28 km dan luas DAS 38.8 km2.

Dengan adanya pembanguan pengendali sedimen ini, maka besar volume sedimen
yang tereduksi adalah sebesar 0,31 Mm3 dengan tinggi dam 9.8 m dan total volume
tampungan waduk 0,23 Mm3. Usia proyek sampai dengan 5 tahun.

Tabel 4. 89 Data Teknis Nipole Sabo Dam

No Nipole Sabo Dam Keterangan


1 Penggunaan Pengendali Sedimen
2 Sungai Noil Bunu
3 Curah hujan tahunan 975 mm
3
4 Rata-rata limpasan permukaan 0,11 m /det
5 Panjang aliran sungai 7,28 km
2
6 Luas DAS 38,8 km
7 Jenis bendungan Sabo Dam
8 Tinggi Bendungan 9,8 m
9 Panjang Bendung 462 m
3
10 Total volume tampungan waduk 0,23 Mm
2
11 Luas Genangan Waduk Maks 1.592.503,77 m
3
12 Volume Waduk Maks 28.948.082,75 m
13 Ketersediaan material pada lokasi baik
14 Elevasi Maks 500 m
2
15 Catchment Area 38,80 km

d. Manfaat

Rencana pembangunan Nipole Sabo Dam merupakan usulan dari proyek terpadu
pengembangan Sumber Daya Air (SDA) dari kegiatan Study Pengembangan dan
Pengelolaan Sumber Daya Air WS Benanain di Pulau Timor Barat Provinsi Nusa
Tenggara Timur.

• maka besar volume sedimen yang tereduksi adalah sebesar 0,31 Mm3
e. Komponen Proyek

Komponen dari bendungan ini adalah :

1. Bangunan utama dan Pelengkap

Bangunan utama dan pelengkap terdiri dari

1. Bendungan Utama

4-174
Penyusunan Rencana Pengelolaan SDA
Wilayah Sungai Benanain Tahap II Laporan Akhir

2. Sayap dam

3. Bangunan Pengambilan

4. Pelimpah

f. Biaya Proyek

Biaya konstruksi proyek pada tingkat USD 4,38 million atau Rp.39.420.000.000,00
dengan Kurs Rp. 9.000,00. Kalau di kurs kan dengan kondisi saat ini Dollar
Rp. 11.772,00 maka menjadi Rp. 51.561.360.000,00

g. Rencana Pelaksanaan

Proyek Pelaksanaan Bendungan Pengendali sedimen Nipole, diusulkan pada


periode jangka menengah pada tahun keempat , selama 3 tahun termasuk studi
kelayakan, AMDAL, konservasi, detail desain, PQ dan tender serta konstruksi

h. Instansi Pelaksana

Dahulu dinyatakan Instansi Pelaksananya Direktorat Jenderal Pengairan, Departemen


Pemukiman dan Prasarana Wilayah Dinas Pemukiman dan Prasarana Wilayah
Provinsi Nusa Tenggara Timur, Proyek Pengembangan dan Pengelolaan Sumber Daya
Air, Nusa Tenggara Timur tetapi sekarang nama instansinya menjadi Balai Wilayah
Sungai Nusa Tenggara II (BWS NT II), Direktorat Jenderal Sumber Daya Air,
Kementrian Pekerjaan Umum.

i. Prakiraan Kelayakan Ekonomi

Tabel 4. 90 Prakiraan Kelayakan Ekonomi Nipole Sabo Dam

Rencana Biaya Pembangunan IRR


No NPV BCR Keterangan
Bangunan (Rupiah) 12%

1 Nipole 7.317.000.000
39.420.000.000 1.45 17 Layak
Sabo Dam

j. Prakiraan Kelayakan Teknis dan Ekonomi

Tabel 4. 91 Prakiraan Kelayakan Teknis dan Ekonomi Waduk Nipole

PRAKIRAAN KELAYAKAN
NO UPAYA TEKNIS EKONOMI
Uraian Hasil Uraian Hasil
a.Formasi Geologi Aman
NPV 7.317.000.000
b.Daya Dukung Tanah Aman
1 Nipole Sabo Dam
c.Topografi Memungkinkan
IRR 17
dibangun

4-175
Penyusunan Rencana Pengelolaan SDA
Wilayah Sungai Benanain Tahap II Laporan Akhir

PRAKIRAAN KELAYAKAN
NO UPAYA TEKNIS EKONOMI
Uraian Hasil Uraian Hasil
d. Ketersediaan Bahan Tersedia
Bangunan BCR 1.45
e. Ketersediaan Air Tersedia
Kesimpulan Layak

4.2.18. Ubaki Sabo Dam

a. Lokasi

Lokasi Bendungan Ubaki terletak di Dusun Nularan, Desa Nian, Kecamatan Malaka

Barat, Kabupaten Malaka (sekarang), Provinsi Nusa Tenggara Timur. Site Bendungan

terletak di sungai Nono Okan, anak sungai Benanain. As Bendungan dapat dicapai

melalui jalan raya Kupang-Atambua km 139, Biuduk Foho-jalan desa menuju Dusun

Nularan, jalan kaki 30 menit atau lewat desa Haekto menyeberang Sungai Benanain

menuju Dusun Nularan.

b. Tujuan Proyek

Bendungan ini direncanakan sebagai bendungan dengan fungsi tunggal sebagai

pengendali sedimen (sedimen trap). Tingkat sedimentasi yang tinggi dapat

mengancam pendangkalan alur sungai dan menutup daerah muara, sehingga lebih

memperparah bahaya banjir yang akan terjadi.

c. Deskripsi dan Latar Belakang Proyek

Lokasi Bendungan Ubaki (Nono Okan) terletak disebelah selatan sungai Benanain

yang juga merupakan pemasok sedimen terbesar di Sungai Benanain. Dengan

adanya bendungan ini diharapkan dapat berfungsi untuk menjaga kondisi hidro-

orologis bagian hulu secara holistic. Sesuai konteks konservasi dalam pengelolaan

sumber daya air DAS Benanain, waduk merupakan salah satu struktur fisik untuk

konservasi lahan.

As bendungan Ubaki diidentifikasi pada anak sungai Benanain yaitu Nono Okan.
Secara administratif as dam terletak di kecamatan Amanuban Selatan, Kabupaten
Timor Tengah Selatan. Waduk direncanakan sebagai pengendali sedimen, yang
berfungsi mencegah bencana banjir akibat aliran sedimen, sehingga dapat berfungsi

4-176
Penyusunan Rencana Pengelolaan SDA
Wilayah Sungai Benanain Tahap II Laporan Akhir

secara normal dan efektif baik sebagai pengendalian banjir maupun untuk rencana
pengembangan sungai.

Luas DAS 81,3 km2 dan panjang aliran sungai dari hulu sampai as bendungan adalah
sekitar 16.5 km. Tinggi curah hujan tahunan adalah sebesar 927 mm dan limpasan
permukaan rerata yang ditimbulkan adalah sebesar 0,20 m3/det.

Dengan adanya pembangunan pengendali sedimen ini, maka besar volume sedimen
yang tereduksi adalah sebesar 0,38 Mm3 dengan tinggi dam 8 m dan total volume
tampungan waduk 0,41 Mm3. Usia proyek sampai dengan 5 tahun. Untuk air minum
ternak disupplai sebesar 4 liter/detik setara dengan kebutuhan 22.864 ekor ternak.

Tabel 4. 92 Data Teknis Ubaki Sabo Dam

No Ubaki Sabo Dam Keterangan


1 Penggunaan Pengendali Sedimen
2 Sungai Nono Okan
3 Curah hujan tahunan 927 mm
4 Rata-rata limpasan permukaan 0,20 m3/det.
5 Panjang aliran sungai 16,5 km
6 Luas DAS 81,3 km2
7 Jenis bendungan Sabo Dam
8 Tinggi Bendungan 12,50 m
9 Panjang Bendung 233 m
10 Luas Genangan Waduk Maks 443.288,52 m2
11 Volume Waduk Maksimal 2.918.209,00 m3
12 Total Volume Tampungan Waduk 0,41 Mm3
13 Ketersediaan material pada lokasi baik
14 Catchment Area 81,29 km2

d. Manfaat

Rencana pembangunan Ubaki Sabo Dam merupakan usulan dari proyek terpadu
pengembangan Sumber Daya Air (SDA) dari kegiatan Study Pengembangan dan
Pengelolaan Sumber Daya Air WS Benanain di Pulau Timor Barat Provinsi Nusa
Tenggara Timur.

• maka besar volume sedimen yang tereduksi adalah sebesar 0,38 Mm3

e. Komponen Proyek

Komponen dari bendungan ini adalah :

4-177
Penyusunan Rencana Pengelolaan SDA
Wilayah Sungai Benanain Tahap II Laporan Akhir

1. Bangunan utama dan Pelengkap

Bangunan utama dan pelengkap terdiri dari

1. Bendungan Utama
2. Sayap dam
3. Bangunan Pengambilan
4. Pelimpah

f. Biaya Proyek

Biaya konstruksi proyek pada tingkat USD 3,22 million atau Rp.28.980.000.000,00

dengan Kurs Rp. 9.000,00. Kalau di kurs kan dengan kondisi saat ini Dollar

Rp. 11.772,00 maka menjadi Rp.37.905.840.000,00

g. Rencana Pelaksanaan

Proyek Pelaksanaan Bendungan Pengendali sedimen Ubaki, diusulkan pada periode

jangka menengah pada tahun keempat, selama 3 tahun termasuk studi kelayakan,

amdal, konservasi, detail desain, PQ dan tender serta konstruksi

h. Instansi Pelaksana

Dahulu dinyatakan Instansi Pelaksananya Direktorat Jenderal Pengairan, Departemen

Pemukiman dan Prasarana Wilayah Dinas Pemukiman dan Prasarana Wilayah


Provinsi Nusa Tenggara Timur, Proyek Pengembangan dan Pengelolaan Sumber Daya

Air, Nusa Tenggara Timur tetapi sekarang nama instansinya menjadi Balai Wilayah

Sungai Nusa Tenggara II (BWS NT II), Direktorat Jenderal Sumber Daya Air,

Kementrian Pekerjaan Umum.

i. Prakiraan Kelayakan Ekonomi

Tabel 4. 93 Prakiraan Kelayakan Ekonomi Ubaki Sabo Dam

Rencana Biaya Pembangunan


No NPV BCR IRR 12% Keterangan
Bangunan (Rupiah)

1 Ubaki Sabo
28.980.000.000 5.373.000.000 1,13 17 Layak
Dam

4-178
Penyusunan Rencana Pengelolaan SDA
Wilayah Sungai Benanain Tahap II Laporan Akhir

j. Prakiraan Kelayakan Teknis dan Ekonomi

Tabel 4. 94 Prakiraan Kelayakan Teknis dan Ekonomi

PRAKIRAAN KELAYAKAN
NO UPAYA TEKNIS EKONOMI
Uraian Hasil Uraian Hasil
a.Formasi Geologi Aman
NPV 5.373.000.000
b.Daya Dukung Tanah Aman
c.Topografi Memungkinkan
Ubaki Sabo IRR 17
1 dibangun
Dam
d. Ketersediaan Bahan Tersedia
Bangunan BCR 1,13
e. Ketersediaan Air Tersedia
Kesimpulan Layak

4.2.19. Noelnasi Sabo Dam

a. Lokasi

Lokasi Bendungan Noelnasi terletak di Desa Nian, Dusun Kiub, Kecamatan Miomafo
Timur, Kabupaten Timor Tengah Utara, Provinsi Nusa Tenggara Timur. Site
Bendungan terletak di sungai Tasalok, anak sungai Benanain. As Bendungan dapat
dicapai melalui jalan Kabupaten Kefamenanu-Ambeno km 10, jalan setapak 5 km
(100 m utara jembatan jalan Eban- Kefamenanu km 200,75).

b. Tujuan Proyek

Bendungan ini direncanakan sebagai bendungan dengan fungsi sebagai pengendali


sedimen (sedimen trap) dan waduk peternakan. Tingkat sedimentasi yang tinggi
dapat mengancam pendangkalan alur sungai dan menutup daerah muara, sehingga
lebih memperparah bahaya banjir yang akan terjadi.

c. Deskripsi dan Latar Belakang Proyek

Lokasi Bendungan Noelnasi terletak disebelah selatan sungai Benanain yang juga
merupakan pemasok sedimen terbesar di Sungai Benanain. Dengan adanya
bendungan ini diharapkan dapat berfungsi untuk menjaga kondisi hidro-orologis
bagian hulu secara holistic. Sesuai konteks konservasi dalam pengelolaan sumber
daya air DAS Benanain, waduk merupakan salah satu struktur fisik untuk konservasi
lahan.

As bendungan Noelnasi diidentifikasi pada anak sungai Benanain yaitu Sungai

Tasalok. Secara administratif as dam terletak di kecamatan Miomafo Timur,

Kabupaten Kabupaten Timor Tengah Selatan. Waduk direncanakan sebagai

4-179
Penyusunan Rencana Pengelolaan SDA
Wilayah Sungai Benanain Tahap II Laporan Akhir

pengendali sedimen, sehingga sungai dapat berfungsi secara normal dan efektif baik

sebagai pengendali banjir maupun untuk rencana pengembangan sungai. Tinggi

curah hujan tahunan adalah sebesar 1.097 mm dan limpasan permukaan rerata

yang ditimbulkan adalah sebesar 0,11 m3/det. Panjang aliran sungai dari hulu

sampai as bendungan adalah sekitar 7,6 km dan luas DAS 21,8 km 2. Dengan adanya

pembanguan pengendali sedimen ini, maka besar volume sedimen yang tereduksi

adalah sebesar 0,079 Mm3 dengan tinggi dam 8 m dan total volume tampungan

waduk 0,095 Mm3. Usia Proyek sampai dengan 5 tahun.

Tabel 4. 95 Data Teknis Noelnasi Sabo Dam

No Noelnasi Sabo Dam Keterangan


1 Penggunaan Pengendali Sedimen
2 Sungai Tasalok
3 Curah hujan tahunan 1.097 mm
4 Rata-rata limpasan permukaan 0,11 m3/det
5 Panjang aliran sungai 7,6 km
6 Luas DAS 21,8 km2
7 Jenis bendungan Sabo Dam
8 Tinggi Bendungan 8m
9 Luas Genangan Waduk Maks 123.850,94
10 Total volume tampungan waduk 0,095 Mm3
11 Volume Waduk Maksimal 290.663,37 m3
12 Elevasi Maks 400 m
13 Ketersediaan material pada lokasi baik
14 Panjang Bendung 175 m
15 Catchment Area 21,84 km2
d. Manfaat

Rencana pembangunan Noelnasi Sabo Dam merupakan usulan dari proyek

terpadu pengembangan Sumber Daya Air (SDA) dari kegiatan Study Pengembangan

dan Pengelolaan Sumber Daya Air WS Benanain di Pulau Timor Barat Provinsi Nusa

Tenggara Timur

• besar volume sedimen yang tereduksi adalah sebesar 0,079 Mm3


e. Komponen Proyek

Komponen dari bendungan ini adalah :

1. Bangunan utama dan Pelengkap

4-180
Penyusunan Rencana Pengelolaan SDA
Wilayah Sungai Benanain Tahap II Laporan Akhir

Bangunan utama dan pelengkap terdiri dari

1. Bendungan Utama

2. Sayap dam

3. Bangunan Pengambilan

4. Pelimpah

f. Biaya Proyek

Biaya konstruksi proyek pada tingkat USD 2,6 million atau Rp.23.400.000.000,00

dengan Kurs Rp. 9.000,00. Kalau di kurs kan dengan kondisi saat ini Dollar Rp.

11.772,00 maka menjadi Rp. 30.607.200.000,00.

g. Rencana Pelaksanaan

Proyek Pelaksanaan Bendungan Pengendali sedimen Noelnasi, diusulkan pada

periode jangka menengah pada tahun keempat, selama 3 tahun termasuk studi

kelayakan, amdal, konservasi, detail desain, PQ dan tender serta konstruksi

h. Instansi Pelaksana

Dahulu dinyatakan Instansi Pelaksananya Direktorat Jenderal Pengairan, Departemen

Pemukiman dan Prasarana Wilayah Dinas Pemukiman dan Prasarana Wilayah


Provinsi Nusa Tenggara Timur, Proyek Pengembangan dan Pengelolaan Sumber Daya
Air, Nusa Tenggara Timur tetapi sekarang nama instansinya menjadi Balai Wilayah

Sungai Nusa Tenggara II (BWS NT II), Direktorat Jenderal Sumber Daya Air,

Kementrian Pekerjaan Umum.

i. Prakiraan Kelayakan Ekonomi

Tabel 4. 96 Prakiraan Kelayakan Ekonomi Noelnasi Sabo Dam

Rencana Biaya Pembangunan IRR


No NPV BCR Keterangan
Bangunan (Rupiah) 12%

1 Noelnasi
23.400.000.000 4.342.500.000 1,13 17 Layak
Sabo Dam

4-181
Penyusunan Rencana Pengelolaan SDA
Wilayah Sungai Benanain Tahap II Laporan Akhir

j. Prakiraan Kelayakan Teknis dan Ekonomi

Tabel 4. 97 Prakiraan Kelayakan Teknis dan Ekonomi Noelnasi Sabo Dam

PRAKIRAAN KELAYAKAN
NO UPAYA TEKNIS EKONOMI
Uraian Hasil Uraian Hasil
a.Formasi Geologi Aman
NPV 4.342.500.000
b.Daya Dukung Tanah Aman
Noelnasi c.Topografi Memungkinkan
IRR 17
1 Sabo dibangun
Dam d. Ketersediaan Bahan
Tersedia
Bangunan BCR 1,13
e. Ketersediaan Air Tersedia
Kesimpulan Layak
Untuk lebih jelasnya, letak dan posisi rencana waduk-waduk tersebut di atas terdapat dalam

Gambar 4.14.

4-182
Penyusunan Rencana Pengelolaan SDA
Wilayah Sungai Benanain Tahap II Laporan Akhir

Gambar 4. 14 Rencana Waduk di WS Benanain

4-183
Penyusunan Rencana Pengelolaan SDA
Wilayah Sungai Benanain Tahap II Laporan Akhir

4.3. Detail Desain Bendungan Rotiklot di Kabupaten Belu Tahun 2012

a. Latar Belakang

Provinsi Nusa Tenggara Timur termasuk daerah kering yang sangat dipengaruhi

oleh letak geografisnya. Daerah ini termasuk daerah arid dengan tinggi curah hujan

tahunan rerata sekitar 1.200 – 1.400 mm. Periode musim hujan sekitar 100 hari per

tahun, dan terjadinya hujan pada bulan yang tidak tetap, yaitu antara bulan

November sampai bulan Maret. Hal tersebut sangat berpengaruh pada jadwal

musim tanam dan kebutuhan air minum manusia dan ternak.Untuk mengatasi hal

tersebut di atas, pembangunan sangat diperlukan, salah satunya adalah rencana

pembangunan Bendungan di Kabupaten Belu. Sebelum pelaksanaan konstruksi

Bendungan di Kabupaten Belu perlu adanya detail desain dari pembangunan

tersebut, agar didapatkan suatu perencanaan yang matang dan bermanfaat secara

optimal.

Kabupaten Belu yang dalam strata wilayah administratif berbatasan langsung

dengan Negara Timor Leste. Kabupaten ini merupakan daerah yang sangat

potensial untuk dikembangkan potensinya dalam bidang pertanian lahan kering.

Melihat segala potensinya, BWS NT II rencananya membangun sebuah Bendungan

“Rotiklod” terletak di desa Fatuketi, Kecamatan Kakuluk Mesak Kabupaten Belu guna

menjawab segala tantangan dan kendala yang ada. Berdasarkan aspek geofisik,

Pulau Timor umumnya memiliki formasi geologi yang sangat mendukung

keberadaan bangunan keairan semacam embung maupun bendungan, sebagai

contoh di Kabupaten ini telah dibangun Embung Irigasi Haliwen dan Haekrit yang

pemanfaatannya sangat berguna untuk masyarakat sekitarnya. Luas daerah aliran

sungai relatif cukup besar, yaitu + 36.2 km2. Rencana lokasinya berada pada suatu

bentuk cekungan atau lembah yang lebar sehingga tampungannya cukup memadai

untuk keperluan irigasi dan air baku.

Berdasarkan hasil Studi Optimasi Pengembangan Sumber Daya Air Provinsi NTT

(1997/1998), diketahui bahwa curah hujan potensial yang berupa limpasan air

4-184
Penyusunan Rencana Pengelolaan SDA
Wilayah Sungai Benanain Tahap II Laporan Akhir

permukaan (surfase water run-off) sebesar ± 16,67 milyar m3 dengan curah hujan

pertahun rata-rata sebesar 1.200 mm. Pemanfaatan sumberdaya air tersebut secara

umum sebanyak ± 14,30 %. Dengan demikian maka masih terdapat defisit air untuk

keperluan irigasi, air baku dan lainnya di wilayah sungai (WS), khususnya di

beberapa kawasan dalam sub wilayah sungai.

Maka pada tahun 2012, Balai Wilayah Sungai Nusa Tenggara II melaksanakan

kegiatan pekerjaan Detail Desain Bendungan 1 Buah di Kabupaten Belu, dengan

pemberi kerja PPK Perencanaan dan Program Satuan Kerja Balai Wilayah Sungai

Nusa Tenggara Iidengan PT. Ika Adya Perkasa sesuai kontrak nomor :

KU.08.08/SNVT/PJSA-NT II/PKSDA-I/06/III/2012 tanggal Tanggal 28 Maret 2012.

b. Data Teknis

Untuk mendapatkan data tentang kemampuan maksimal antara tampungan dan

debit maka dilakukan proses simulasi dengan menggunakan parameter kebutuhan

air irigasi, kebutuhan air baku, kebutuhan air untuk pemeliharaan sungai. Dari

proses tersebut didapatkan hasil sebagai berikut:

Tabel 4. 98 Data Teknis Bendungan Rotiklod

No Uraian Hasil Perhitungan


1. Nama Bendungan Bendungan Rotiklod

Alur Mota Rotiklod,Desa Fatuketi, Kecamatan Kakuluk Mesak,


2 Lokasi Bendungan
Kabupaten Belu, Nusa Tenggara Timur

-Peningkatan area irigasi seluas 400 ha.


3 Manfaat
-Air baku dengan debit 0,32 lt/det,0,72 lt/dt atau 1,08 lt/dt
2
- Daerah tangkapan air 11,6 km
4 Hidrologi
- Curah hujan rerata tahunan 546 mm
3
 Volume tampungan brutto : 2.925.773 m
3
 Volume tampungan efektif : 2.633.196 m
3
 Volume tampungan mati : 292.577,3 m
Tampungan
5  Luas genangan : 25 ha
Bendungan 3
 Debit banjir rencana (QPMF): 660 m /det
 Elevasi banjir maksimum : + 77,6 m
 Elevasi air normal : + 75,00

Tubuh Tipe: Timbunan Homogen dengan Inti Miring


6
Bendungan Tinggi maksimum : 35,00 m

4-185
Penyusunan Rencana Pengelolaan SDA
Wilayah Sungai Benanain Tahap II Laporan Akhir

No Uraian Hasil Perhitungan


Panjang puncak embung : 300 m
Elevasi puncak : + 80,00m
Free Board (Q0,5 pmf) : 2,151 m
Kemiringan slope up stream : 1: 3,00
Kemiringan slope down stream : 1: 2,50

Lokasi : sisi kiri


Geologi : lapukan batu lempung
Tipe : pelimpah samping tanpa pintu lebar mercu 40 mambang
akhir (end sill) kolam olak (USBR) tipe III
7 Pelimpah 3
Debit rencana (Q0,5 pmf) : 330 m /det
Elevasi puncak pelimpah : + 75,00 m
Elevasi air maksimum : + 77,66
Lebar pelimpah : 40 m

Tipe : Sadap miring atau Drop Inlet


3
Kapasitas : 0,454 m /det
8 Pengambilan
Pipa outlet : Ø 600 mm

Sumber : - Detail Desain Bendungan 1 Bh Di Kabupaten Belu PT. Ika Adya Perkasa 2012

c. Lokasi Pekerjaan

Lokasi Bendungan berada di Desa Fatuketi Kecamatan Kakuluk Mesak Kabupaten


Belu Provinsi Nusa Tenggara Timur pada Gambar 4.15 dan di bawah ini:

Gambar 4. 15 Lokasi Desa Fatuketi Kecamatan Kakuluk Mesak Kabupaten Belu dan Gambar
Lokasi Pekerjaan
Sumber : - Detail Desain Bendungan 1 Bh Di Kabupaten Belu, PT. Ika Adya Perkasa 2012

4-186
Penyusunan Rencana Pengelolaan SDA
Wilayah Sungai Benanain Tahap II Laporan Akhir

4.4. Lanjutan Review Desain Pengendali Banjir Sungai Benanain di Kabupaten


Belu 2011

a. Latar Belakang

Sungai Benanain memiliki panjang sungai 128 km dengan luas daerah aliran sungai

3.296,39km2 merupakan sungai yang terbesar dan terpanjang di Propinsi Nusa

Tenggara Timur. Sungai Benanain ini juga mempunyai karakteristik puncak banjir

relatif tinggi dengan waktu yang relatif pendek. Sungai Benanain berhulu di

pegunungan Kabupaten Timor Tengah Utara dan Kabupaten Timor Tengah Selatan,

dan bermuara di laut Timor. Pada daerah bagian hilir sungai terdapat dataran

Besikama di Kabupaten Malaka yang merupakan salah satu kawasan prioritas wilayah

pembangunan di Propinsi Nusa Tenggara Timur, dengan memiliki luas 54.334 ha

mempunyai keunggulan komperatif dan dapat diandalkan sebagai kawasan produksi

Pertanian lengkap.

Secara umum kondisi sungai Benanain dapat digambarkan sebagai berikut. Kondisi

hulu Sungai Benanain sangat kritis mengakibatkan runoff bertambah besar kebagian

hilir, hanya sebagian kecil saja menjadi aliran air tanah. Besarnya runoff

mengakibatkan debit dan kecepatan air yang besar langsung mengalir menuju hilir

sungai. Sepanjang alur sungai Benanain tanahnya memiliki stabilitas yang rendah yang

akibatnya mudah longsor. Dibeberapa ruas sungai Benanain mudah mengalami

longsor, apalagi setiap terjadi banjir maka tebing sungai Benanain banyak yang

mengalami kerusakan tebing bahkan sampai terjadinya jebol tanggul tanggul yang

sudah dibuat. Hal ini berdampak kelebihan air pada musim hujan menjadi limpasan.

Limpasan ini kemudian menjadi bencana banjir karena sudah keluar alur sungai dan

mengalir ke daerah daerah pemukiman dan lahan lahan pertanian. Kejadian ini hampir

setiap tahun terjadi bahkan dalam setahun dapat terjadi beberapa kali. Setiap tahun

bencana ini selalu mengancam dan mengkhawatirkan kehidupan masyarakat

disepanjang alur sungai Benanain. Banjir tahunan menggenangi lahan pertanian

dengan ketinggian ± 1-1,2 m. Banjir yang pernah terjadi (periode ulang < 5 tahun)

tercatat pada bulan Januari 1999, menggenangi areal seluas ± 2.369 ha meliputi

4-187
Penyusunan Rencana Pengelolaan SDA
Wilayah Sungai Benanain Tahap II Laporan Akhir

lahan-lahan pertanian, pemukiman dan bangunan fasilitas umum di 2 (dua)

Kecamatan yaitu Kecamatan Malaka Tengah dan Kecamatan Malaka Barat.

Sumber : Indonesiner blogspot

Gambar 4. 16 Kerusakan yang terjadi pada Sungai Benanain

b. Persepsi Masyarakat :

Persepsi masyarakat terhadap pembangunan Pengendali Banjir Sungai Benanain

dan harapan pemanfaatannya dapat dibedakan berdasarkan status

kemasyarakatannya. Respon aparat desa dan persepsi Masyarakat kadang berbeda,

hal tersebut disebabkan oleh perbedaan cara pandang yaitu cara pandang dari

aparat desa lebih melihat pada kebutuhan masyarakat secara umum sementara cara

pandang masyarakat lebih melihat kebutuhan secara individual/pribadi. Perbedaan

cara pandang ini kadang membuat perbedaan keinginan antara aparat desa dengan

warga.

4-188
Penyusunan Rencana Pengelolaan SDA
Wilayah Sungai Benanain Tahap II Laporan Akhir

Agar dapat memberikan hasil yang optimal terhadap pembangunan

penanggulangan abrasi pantai dan untuk memperlancar dalam pelaksanaannya,

maka diperlukan sosialisasi yang baik dan pemberian pemahaman kepada

masyarakat tentang pembangunan Bangunan Pengendali Banjir Sungai Benanain.

c. Lokasi

Lokasi kegiatan terletak sungai Benanain yang termasuk Wilayah Sungai Benanain di
Kabupaten Malaka Provinsi Nusa Tenggara Timur, kurang lebih berjarak 200 Km
dari Kota Kupang. Lokasi Pekerjaan Review Desain Pengendali Banjir Sungai
Benanain di Kabupaten Malaka.

Sumber: Indonesianer blogspot


Gambar 4. 17 Peta Sketsa Lokasi Sungai Benanain

d. Data Teknis Sungai Benanain

Sebagaimana sungai-sungai lain di Indonesia yang selalu diukur untuk diambil


datanya. Sungai Benanain juga mempunyai data-data teknis. Hal ini dapat dilihat
pada Tabel 4.99.

Tabel 4. 99 Data Teknis Sungai Benanain

No Uraian Keterangan
1 Nama DAS DAS Benanain
2 Jenis WS Strategis Nasional
3 Lokasi Kabupaten Malaka (dahulu Belu)

4-189
Penyusunan Rencana Pengelolaan SDA
Wilayah Sungai Benanain Tahap II Laporan Akhir

No Uraian Keterangan
4 Letak Geografis 0901913211-0902212011 LS dan
1240414411 -12201212011 BT
5 Panjang DAS 128 km
2
6 Luas DAS 3.296,39 km
7 Kapasitas Tampungan sungai 3
500 m /detik
3
8 Debit Banjir Rencana Q2 tahun sebesar 1603 m /detik, Q5 tahun sebesar 2092
3
Nakayasu m3/detik, Q10 tahun sebesar 2401 m /detik
3
Q20 tahun sebesar 2693 m /detik, Q50 tahun sebesar 3065,82
3 3
m /detik, Q100 tahun sebesar 3342 m /detik.
9 Jumlah embung pada DAS
93 embung
Benanain
10 Kapasitas Tampungan 3
516,50 juta m
embung
11 Bangunan Sungai Bendung Benanain, Perkuatan Tebing, Jembatan Benanain
Sumber : - Lanjutan Review Desain Pengendali Banjir Sungai Benanain di Kabupaten Belu, PT Patria Jasa Nusaprakarsa 2011

e. Usulan Pengendalian Banjir Berbasis Konservasi

1. Optimalisasi Bangunan Waduk/Embung

Keberadaan waduk/embung di DAS Benanain tersebar di 3 (tiga) kabupaten dengan

jumlah embung sampai 93 embung. Dengan perincian 2 embung untuk irigasi dan

91 embung kecil. Fungsi dari embung tersebut harus dioptimalkan agar mengurangi

debit air yang mengalir disungai Benanain pada saat musim hujan.

2. Usulan Bangunan pengendali dan pengaman Banjir

Ada dua bangunan pengendali banjir yang diusulkan

a. Bangunan untuk melindungi tanggul banjir dengan perkuatan tebing dengan


bronjong berengsel.

b. Perlindungan tebing dengan revetment, jenis ini dikhususkan pada daerah


pengamanan bangunan prasarana keairan (bendung dan siphon).

Berikut ini disajikan Pengendali Erosi Tebing dengan Bronjong

Tabel 4. 100 Pengendali Erosi Tebing dengan Bronjong

No Sungai Lokasi Panjang (m) Keterangan


1 Benanain Patok R1-R8 410 Blok 1
2 Benanain Patok R9-R23 750 Blok 2
3 Benanain Patok R39-R46 350 Blok 3
4 Benanain Patok L70-L76 270 Blok 4
5 Benanain Patok R123-R139 500 Blok 5
6 Benanain Patok R123-R139 535 Blok 6

4-190
Penyusunan Rencana Pengelolaan SDA
Wilayah Sungai Benanain Tahap II Laporan Akhir

No Sungai Lokasi Panjang (m) Keterangan


7 Benanain Patok R130-R132 190 Blok 7
8 Benanain Patok R133-R149 810 Blok 8
9 Benanain Patok R163-R167 330 Blok 9
10 Benanain Patok R165-R184 920 Blok 10
11 Benanain Patok R173-R179 360 Blok 11
12 Benanain Patok R195-R199 160 Blok 12
13 Benanain Patok R271-R277 360 Blok 13
14 Benanain Patok L286-R294 430 Blok 14
15 Benanain Patok L300-R305 235 Blok 15
16 Benanain Patok R329-R341 615 Blok 16
17 Benanain Patok R335-R339 390 Blok 17
18 Benanain Patok R490-R499 490 Blok 18
Total Panjang 8.105
Sumber: Lanjutan Review Desain Pengendali Banjir Sungai Benanain di Kabupaten Belu, PT Patria Jasa
Nusaprakarsa 2011

4.5. Rencana Pembangunan Waduk dalam Penyusunan Rencana PSDA WS


Benanain
4.5.1 Rencana Pembangunan Waduk Wemeda

1. Latar Belakang

Provinsi Nusa Tenggara Timur (NTT) memiliki curah hujan yang sangat rendah untuk

kebutuhan air baku dan untuk kegiatan usaha tani. Menurut klasifikasi Oldeman, tipe

iklim di NTT adalah D3 - E4 yang berarti agak kering sampai kering. Disamping iklim

kering, tipe lahan usaha taninya adalah lahan kering semi ringkai. Lahan kering yang

sangat luas merupakan faktor pembatas alamiah bagi manusia di NTT dalam upaya

untuk memenuhi kebutuhan pangannya. Air merupakan sarana mutlak

pengembangan agribisnis.

Sejalan dengan itu pertambahan penduduk merupakan hal yang tidak dapat dihindari,

pertambahan penduduk menyebabkan permintaan terhadap air akan mengalami

peningkatan dan perubahan ke arah diversifikasi kebutuhan sumberdaya air. Sehingga

kebutuhan air tidak hanya untuk keperluan irigasi dalam rangka memenuhi

peningkatan produksi pangan beras dan palawija, tetapi juga agar dapat menyediakan

bagi kebutuhan di sektor lainnya seperti kebutuhan air untuk industri, kebutuhan air

baku masyarakat, pariwisata dan lain lain.

4-191
Penyusunan Rencana Pengelolaan SDA
Wilayah Sungai Benanain Tahap II Laporan Akhir

Waduk adalah cara paling effisen untuk menabung air buat hari depan, baik untuk

pertanian, perikanan, minum, maupun untuk keperluan lainnya. Waduk merupakan

prasarana dalam mendukung untuk kecukupan pangan, energi dan air, pemanfaatan

air untuk tiga hal tersebut merupakan faktor penentu peningkatan pembangunan

nasional. Untuk memenuhi suplai kebutuhan air baku dan irigasi. Rencana

pembangunan Waduk Wemeda di Desa Wemeda Kecamatan Malaka Timur

Kabupaten Malaka, adalah merupakan salah satu cara untuk menjawab persoalan

yang telah diuraikan di atas, dimana bendungan tersebut direncanakan dibangun

dengan volume genangan 10.690.952,51 m3.

2. Pencapaian Lokasi

Secara administratif, wilayah Perencanaan berada di Desa Wemeda, Kecamatan

Malaka Timur, Kabupaten Malaka. Lokasi berada pada koordinat X : 710317 mT dan

Koordinat Y : 8957084 mS. Untuk mencapai lokasi daerah Perencanaan Waduk

Wemeda dapat ditempuh melalui rute perjalanan yang dapat ditempuh dari Kota

Atambua kearah Kupang melalui jalan beraspal hotmik (jalan propinsi), sekitar KM 23

sampai simpang Halilulik belok kekiri melalui jalan beraspal (jalan kabupaten) ke arah

Kota Betun (Ibukota Kabupaten Melaka), sekitar KM 10 ditemui jembatan rusak dalam

perbaikan, KM 20 sampai simpang Desa Wemeda belok ke kanan dilanjutkan sekitar 2

KM melalui jalan perkerasan batu sampai di Desa Wemeda. Lokasi rencana waduk

berada di sisi Desa sebelah Barat Daya Desa Wemeda.

Gambar 4. 18 Peta Lokasi Kesampaian Rencana lokasi Waduk Wemeda, Wilayah Sungai
Benanain, Nusa Tenggara Timur

4-192
Penyusunan Rencana Pengelolaan SDA
Wilayah Sungai Benanain Tahap II Laporan Akhir

Gambar 4. 19 Lokasi Desa Wemeda serta Jalan menuju ke Rencana lokasi Waduk Wemeda,
WS Benanain

3. Gambaran Umum Lokasi

Rencana lokasi Waduk Wemeda terletak didesa Wemeda Kecamatan Malaka Timur,
Kabupaten Malaka Provinsi NTT. Secara administrasi Desa Wemeda adalah desa
berstatus Swakarya. Desa Wemeda mayoritas penduduknya suku Timor, agama yang
dianut mayoritas Kristen Katolik. Rumah penduduk mayoritas masih berupa rumah
adat Timor. Mata pencaharian penduduk adalah bertani/berladang, beternak sapi atau
babi.

Berikut ini disajikan tabel Kondisi Umum Desa Wemeda Kecamatan Malaka Timur
Kabupaten Malaka.

4-193
Penyusunan Rencana Pengelolaan SDA
Wilayah Sungai Benanain Tahap II Laporan Akhir

Tabel 4. 101 Kondisi Umum Desa Wemeda Kecamatan Malaka Timur Kabupaten Malaka

No Kondisi Uraian
1 Nama Desa Wemeda
Nama Ibukota Desa Seon
Nama Kecamatan Malaka Timur
Nama Ibukota Kecamatan Boas
2 Type Desa Perladangan
Tingkat perkembangan desa Swakarya
Jumlah Dusun 8 dusun
Jumlah RW 13 RW
Jumlah RT 13 RT
3 Luas Desa 13,62 km2
Persentase dari luas Kecamatan 16,35 % dari Luas Kecamatan
4. Jarak ke Kecamatan 3 km
Jarak ke Kabupaten 43 km
5 Batas Administrasi Desa:
Sebelah Utara Desa Raiulun
Sebelah Selatan Desa Dirma
Sebelah Barat Desa Babulu Kec. Kobalima
Sebelah Timur Desa Nauke Kusa Kab. TTU
terletak pada koordinat X = 710317 mS dan
6 Kondisi Geografis
Y= 8957084 mT.
7 Keadaan Topografi Lokasidesa berada di ketinggian > 500 m dpl.
8 Keadaan hidrologi Sungai Wemeda
banyaknya hari hujan 64 dan curah hujan 8196
9 Kondisi Iklim
mm.
Sumber : Kecamatan Malaka Timur Dalam angka 2013

4. Sarana dan Prasarana yang terdapat di desa Wemeda.

Sebagai desa Swakarya desa Wemeda terus melakukan pembangunan. Desa Wemeda
mempunyai Sarana dan Prasarana baik Fisik maupun non Fisik. Sarana dan Prasarana
itu yaitu:

Tabel 4. 102 Sarana Fisik dan non Fisik yang terdapat di desa Wemeda

No Uraian Keterangan
1. Sarana Kesehatan Puskesmas 1, Puskesmas Pembantu 1 , Klinik 1
2 Tenaga Kesehatan Dokter PNS/Dokter PTT = 1 orang, Bidan = 6 orang,
Paramedis = 6 orang, Dukun Bayi = 5 orang
3. Sarana Agama Gereja Katholik = 1
Sumber : Kecamatan Malaka Timur Dalam Angka 2013

4-194
Penyusunan Rencana Pengelolaan SDA
Wilayah Sungai Benanain Tahap II Laporan Akhir

5. Sumber Daya Listrik

Penduduk Desa Wemeda tidak seluruhnya dapat menikmati penerangan listrik. Hal ini
dapat dilihat pada Tabel 4.103 berikut ini.

Tabel 4. 103 Banyaknya Rumah Tangga Pelanggan Listrik di Kecamatan Malaka

Timur Menurut Desa Tahun 2012

No Desa Rumah Tangga


Pelanggan PLN
1 Numponi 64
2 Sanleo 69
3 Dirma 140
4 Kusa 92
5 Wemeda 123
6 Raiulun -
Jumlah 488
Sumber : Kecamatan Malaka Timur Dalam Angka 2013

Keadaan desa Wemeda masih banyak kekurangan disebabkan keadaan desanya yang
terisolir. Desa yang terisolir oleh sungai Wemeda ada 3 (tiga) yaitu, Desa Babulun
(beda Kecamatan), Desa Rai Ulun dan Desa Dirma.

6. Kondisi Kependudukan

a. Jumlah Penduduk

Kependudukan merupakan salah satu aspek yang sangat penting dalam


pembangunan bangsa, karena mempunyai kaitan yang erat dengan kesejahteraan
hidup manusia. Perkembangan penduduk yang cepat tanpa diimbangi dengan
persediaan resource yang memadai maka jumlah penduduk yang banyak tersebut
akan menjadi beban bagi pembangunan. Sebaliknya percepatan pertumbuhan
penduduk relative lamban dari percepatan peningkatan sumber daya dan sumber
dana yang ada maka potensi penduduk dengan segala aspeknya akan menjadi modal
pembangunan yang sangat berharga.

Pemerintah dalam berbagai format perencanaan selalu menempatkan masalah


kependudukan sebagai kerangka acuannya, karena penduduk dengan aspek kualitas
dan kuantitasnya merupakan pelaku sentral sekaligus sebagai obyek yang menikmati
hasil-hasil pembangunan secara lebih adil dan berperikemanusiaan. Penduduk yang
banyak dengan kualitas yang tinggi akan menjadi aset yang berharga bagi kelancaran
pembangunan, sedangkan apabila sebagian besar dari mereka berkualitas rendah

4-195
Penyusunan Rencana Pengelolaan SDA
Wilayah Sungai Benanain Tahap II Laporan Akhir

tentu akan menjadi sumber kemiskinan dan keterbelakangan yang tidak lain juga
menjadi musuh utama dari misi pembangunan bangsa.

Tabel 4. 104 Jumlah Penduduk Wemeda Tahun 2012

Desa Laki laki Perempuan Sex Ratio Jumlah


Wemeda 739 733 100,82 1.472

Kec. Malaka Timur 4.616 4.696 98,30 9.312


Persentase Penduduk Desa Wemeda 16,01% 15,61% - -
terhadap Penduduk Kecamatan Malaka
Timur
Sumber : Kecamatan Malaka Timur Dalam Angka 2013

b. Tingkat Kepadatan Penduduk

Tingkat kepadatan penduduk Desa Wemeda adalah 108 jiwa/km2. Menurut


Pembangunan Masyarakakat Desa (PMD) yang menggolongkan angka kepadatan
menjadi 4 kelas, yaitu : 1) Tidak Padat (sampai dengan 50 jiwa/ km2); 2) Kurang Padat
(51 – 250 jiwa/ km2); 3) Cukup Padat (251 – 400 jiwa/ km2) dan 4) Sangat Padat (lebih
dari 401 jiwa/ km2). Dengan melihat pendapat tersebut, maka Desa Wemeda termasuk
desa yang Kurang Padat. Tabel 4.105 menyajikan jumlah dan tingkat kepadatan
penduduk Desa Wemeda.

Tabel 4. 105 Jumlah Dan Tingkat Kepadatan Penduduk Desa Wemeda

No. Uraian Desa Wemeda


1. Jumlah Penduduk (jiwa) 1.472
2. Jumlah KK 451
3. Luas Desa (Km2) 13,62 km2
4. Kepadatan Penduduk (jiwa/Km2) 108
5. Kepadatan Rumah Tangga (jiwa/KK) 4
Sumber : Kecamatan Malaka Timur Dalam Angka 2013

c. Piramida penduduk Desa Wemeda

Piramida atau Struktur usia penduduk disuatu daerah adalah jumlah penduduk
berdasarkan rentang usia yang sudah ditentukan. Hal ini sangat penting diketahui
oleh penentu kebijakan pembangunan agar dapat dengan tepat merumuskan
kebijakan.

Tabel 4. 106 Jumlah Desa Wemeda Penduduk Menurut Usia Tahun 2012

Usia Laki Laki Perempuan Jumlah


00-04 100 95 195
05-09 114 112 226
10-14 117 95 212

4-196
Penyusunan Rencana Pengelolaan SDA
Wilayah Sungai Benanain Tahap II Laporan Akhir

Usia Laki Laki Perempuan Jumlah


15-19 64 43 107
20-24 36 41 77
25-29 46 44 90
30-34 29 47 76
35-39 39 46 85
40-44 40 41 81
45-49 41 39 80
50-54 28 38 66
55-59 23 29 52
60-64 18 24 42
65-69 18 15 33
70-74 9 8 17
+75 17 16 33
Jumlah 739 733 1.472

Sumber : Kecamatan Malaka Timur Dalam Angka 2013

Gambar 4. 20 Jumlah Desa Wemeda Penduduk Menurut Usia Tahun 2012

Berdasarkan tabel dan gambar diatas maka penduduk Desa Wemeda didominasi oleh
usia 05-09 tahun disusul usia 10-14 tahun dan kemudian usia balita yaitu 00-04 tahun.

d. Jumlah penduduk Wemeda berdasarkan agama yang dianut

Agama Katholik adalah agama yang dianut oleh mayoritas penduduk Desa Wemeda.
Hal ini dapat dilihat dari Tabel berikut ini.

4-197
Penyusunan Rencana Pengelolaan SDA
Wilayah Sungai Benanain Tahap II Laporan Akhir

Tabel 4. 107 Jumlah Penduduk Kecamatan Malaka Timur Menurut Desa

No Desa Agama Jumlah


Katholik Protestan Islam
1 Numponi 2.301 147 - 2.448
2 Sanleo 1.728 108 - 1.836
3 Dirma 976 196 4 1.176
4 Kusa 1.369 127 - 1.496
5 Wemeda 1.329 143 - 1.472
6 Raiulun 795 89 4 884
Jumlah 8.498 810 8 9.312
Sumber : Kecamatan Malaka Timur Dalam Angka 2013

7. Kondisi pertanian

Berdasarkan pengamatan langsung kondisi pertanian di desa Wemeda didominasi


oleh tanaman budi daya kehutanan, tanaman liar serta ladang, perkebunan tanaman
keras yaitu:

1. Tanaman keras adalah : pohon jati, mahoni, bambu, kemiri, kelapa dan lontar
Tanaman liar (semak belukar) adalah: pakis, lengkuas hutan.

2. Ladang perkebunan masyarakat dan tanaman buah: ketela/singkong, kacang,


jeruk, sayur sayuran, lombok, pisang, pepaya dan lain-lain.

Tetapi tidak ada data statistik yang menggambarkan kondisi pertanian yang
sebenarnya didesa Wemeda.

a. Komoditas Padi dan Jagung

Komoditas Padi dan Jagung di Kecamatan Malaka Timur dapat dilihat pada Tabel

berikut.
Tabel 4. 108 Luas Panen, Rata Rata Produksi dan Produksi Padi Sawah dan Jagung di

Kecamatan Malaka Timur

Luas Produksi (ton)


Jenis Rata rata Produksi
No Panen
Komoditi Produksi (jagung) Gabah
(Ha) Beras
(kw/ha) (ton) Kering
1 Padi Sawah 2 3 - 6 3,9
2 Jagung 70 20 140 - -
Sumber : Kecamatan Malaka Timur Dalam Angka 2013

4-198
Penyusunan Rencana Pengelolaan SDA
Wilayah Sungai Benanain Tahap II Laporan Akhir

b. Perkembangan Luas panen tanaman Padi dan palawija

Perkembangan Luas Panen Padi dan Palawija di Kecamatan Tasifetto Timur


menggambarkan kondisi pertanian masyarakat yang sebenarnya. Untuk lebih jelasnya
dapat dilihat pada grafik berikut ini :

Sumber : Kecamatan Malaka Timur Dalam Angka 2013

Gambar 4. 21 Perkembangan Luas Panen Tanaman Padi dan Palawija di Kec. Malaka Timur

Perkembangan Luas Panen Komoditas Padi dan Palawija di Kecamatan Malaka timur
dari tahun ke tahun mengalami tren penurunan. Hal ini perlu penanganan intensif dari
pihak terkait. Seperti teknik budidaya yang harus di latih dan pembangunan sarana
sumber daya air seperti Waduk.

c. Kondisi Tanaman perkebunan

Di daerah sekitar lokasi rencana Waduk Wemeda tanaman perkebunan didominasi


oleh tanaman yang mampu beradaptasi terhadap cuaca kering. Hal ini dapat dilihat
pada Tabel dibawah berikut ini.

Tabel 4. 109 Kondisi Tanaman Perkebunan di Kecamatan Malaka Timur tahun 2012

Luas Areal (Ha)


Jenis Produksi
No Belum Sudah
Tanaman Tua (Ton)
Menghasilkan Menghasilkan
1 Kelapa 30 379 - 431
2 Kemiri 130 190 - 145
3 Kakao - - - -

4-199
Penyusunan Rencana Pengelolaan SDA
Wilayah Sungai Benanain Tahap II Laporan Akhir

Luas Areal (Ha)


Jenis Produksi
No Belum Sudah
Tanaman Tua (Ton)
Menghasilkan Menghasilkan
4 Jambu Mete 40 23 - 15
5 Kopi 2 10 - 2
6 Pinang 3 8 - 12
7 Kapok 5 21 - 5
Sumber : Kecamatan Malaka Timur Dalam Angka 2013

d. Kondisi Peternakan

Secara umum Penduduk Desa Wemeda menyenangi ternak. Hal ini terlihat dari
besarnya populasi binatang ternak yang ada di desa Wemeda.

Tabel berikut memperlihatkan populasi hewan ternak didesa Wemeda.

Tabel 4. 110 Populasi Hewan Ternak di Desa Wemeda

Populasi
Desa Sapi Kerbau Kuda Babi Kambing Jumlah
Wemeda 962 5 4 624 387 1982
Sumber : Kecamatan Malaka Timur Dalam Angka 2013

Untuk populasi ternak unggas didesa Wemeda dapat dilihat pada Tabel berikut:
Tabel 4. 111 Populasi Ternak Unggas di Kecamatan Malaka Timur Menurut Desa Tahun 2012

No Desa Ayam Kampung Ayam Ras


Itik Jumlah

1 Numponi 5.873 NA NA 5.873


2 Sanleo 3.784 NA NA 3.784
3 Dirma 2.718 NA NA 2.718
4 Kusa 3.781 NA NA 3.781
5 Wemeda 3.234 NA NA 3.234
6 Raiulun 2.390 NA NA 2.390
Jumlah 21.780 - - 21.780
Sumber : Kecamatan Malaka Timur Dalam Angka 2013

Populasi unggas ayam di desa Wemeda mempunyai jumlah yang sangat besar yaitu

3.234 atau 14,85% dari total populasi ayam yang ada di kecamatan Malaka Timur.

8. Partisipasi mayarakat

Dari pengamatan langsung dan survey awal dilokasi rencana bisa diprediksi partispasi
masyarakat di lokasi pekerjaan pembangunan waduk Wemeda ini akan tinggi. Hal ini
disebabkan masyarakat sangat membutuhkan adanya tampungan air berupa waduk. Di

4-200
Penyusunan Rencana Pengelolaan SDA
Wilayah Sungai Benanain Tahap II Laporan Akhir

Desa Wemeda juga tidak ditemukan adanya sumur, ada pipa saluran air dari sumber air
tapi kurang terawat, sebagian besar kebutuhan sebagai air baku, minum, mandi, cuci, dan
lain-lain mereka mengandalkan air sungai yang ada. Hal lain yang perlu direncanakan
adalah kegiatan sosialisasi secara intensif terkait masalah lahan pertanian yang nantinya
terkena dampak genangan air.

Selanjutnya Data Teknis serta tampilan 3 dimensi genangan waduk dari Rencana Waduk

Wemeda, digambarkan dalam Gambar 4.22 di bawah ini.

4-201
Penyusunan Rencana Pengelolaan SDA
Wilayah Sungai Benanain Tahap II Laporan Akhir

Gambar 4. 22 Rencana Waduk Wemeda

4-202
Penyusunan Rencana Pengelolaan SDA
Wilayah Sungai Benanain Tahap II Laporan Akhir

4.5.2 Rencana Pembangunana Waduk Sadi

1. Latar Belakang

Wilayah Propinsi Nusa Tenggara Timur merupakan salah satu daerah semi – kering di

Indonesia, dengan ciri musim kemarau mencapai 8 – 9 bulan, dan tebal hujan rata – rata

tahun 1.200 mm. Kondisi demikian mengakibatkan hampir di semua wilayah terutama di

desa-desa di NTT sering mengalami kesulitan air terutama pada musim kemarau, namun

dilain pihak pada saatmusim hujan air terbuang dan bahkan menimbulkan bencana

banjir.

Untuk mengatasi masalah tersebut, maka pemerintah Provinsi Nusa Tenggara Timur

melalui BWS Nusa Tenggara II membuat program–program pengembangan dan

pemanfaatan sumber daya air. Untuk menindaklanjuti program tersebut, pemerintah

berencana membangun berbagai prasarana sumber daya air, diantaranya Waduk Sadi.

Waduk Sadi terletak di Desa Sadi, Kecamatan Tasifetto Timur, Kabupaten Belu. Dimana

bendungan tersebut direncanakan dibangun dengan volume genangan

Rp. 32.807.322,82 m3.

2. Pencapaian Lokasi

Secara administratif, Waduk Sadi berada di Desa Sadi Kecamatan Tasifeto Timur,

Kabupaten Belu. Pada koordinat X : 715729 mT dan Y : 8997078 mS. Rute jalan menuju

lokasi dapat ditempuh dari Kota Atambua kearah perbatasan Timor Leste, melalui jalan

Badara Bere Talo / jalan Kabupaten, sekitari KM 6 menyeberang sungai Haliwen

(mobil/kendaraan roda 2 bisa menyeberang bila saat tidak ada hujan), sekitar 2,5 KM

kemudian ketemu Desa Sadi, dari Desa Sadi melalui jalan kebun (jalan loging kayu

masyarakat) sekitar 1 KM sampai di lokasi rencana Waduk Sadi.

4-203
Penyusunan Rencana Pengelolaan SDA
Wilayah Sungai Benanain Tahap II Laporan Akhir

Gambar 4. 23 Peta Lokasi Kesampaian


Rencana lokasi Waduk Sadi, WS Benanain.

Gambar 4. 24 Lokasi desa Sadi serta Jalan menuju


Rencana lokasi Waduk Sadi, WS Benanain

3. Gambaran Umum Lokasi

Waduk Sadi berlokasi di daerah Desa Sadi, Kecamatan Tasifeto Timur, Kabupaten Belu.
yang mayoritas penduduknya suku Timor, agama yang dianut mayoritas Katolik. Mata
pencaharian penduduk adalah bertani/berladang dan beternak. Rumah penduduk sudah
agak maju, listrik PLN sudah masuk terdapat bangunan sekolah dari TK, SD , tempat
Gereja dan Balai Desa atau rumah adat.

4-204
Penyusunan Rencana Pengelolaan SDA
Wilayah Sungai Benanain Tahap II Laporan Akhir

Tabel 4. 112 Kondisi Umum Desa Sadi Kecamatan Tasifetto Timur Kabupaten Belu

No Kondisi Uraian
Nama Desa Sadi
Nama Ibukota Kopan
1
Nama Kecamatan Tasifetto Timur
Nama Kabupaten Belu
2
2. Luas Desa 18 km
3. Jarak ke ibukota Kecamatan 21 km
Jarak ke ibukota Kabupaten 8 km
4 Keadaan hidrologi / DAS 5 DAS yang mengalir di Desa Sadi
Batas Administrasi Desa:
Sebelah Utara Timor Leste
5 Sebelah Selatan Desa Manloten (Kab Belu)
Sebelah Barat Desa Sarabau
Sebelah Timur Desa Umaklaran
6 Jumlah Dusun, RW dan RT 5 Dusun 4 RW dan 10 RT
terletak pada koordinat X = 715729 mS dan
7 Kondisi Geografis
Y=8997078mT.
8 Kondisi Iklim banyaknya hari hujan 15 dan curah hujan 5079
mm.
Sumber : Kecamatan Tasifetto Timur Dalam angka 2013

4. Kondisi Kependudukan

Kondisi Kependudukan terdiri dari satu komponen saja yaitu Jumlah Penduduk Desa

Sadi. Jumlah penduduk Desa Sadi Kecamatan Tasifetto Timur dapat dilihat pada tabel

4.113 di bawah ini.

Tabel 4. 113 Jumlah Penduduk Kecamatan Tasifetto Timur kabupaten Belu


Menurut Desa Tahun 2012
No Desa Jumlah Penduduk Rasio Jenis Jumlah
Laki Laki Perempuan Kelamin
1 Fatubaa 683 773 88,36 1.456
2 Dafala 638 644 99,07 1.282
3 Takirin 450 494 91,09 944
4 Manleten 3.789 3.511 107,92 7.300
5 Umaklaran 830 858 96,74 1.688
6 Tulakodi 515 542 95,02 1.057
7 Silawan 1.753 1.734 101,10 3.487
8 Sadi 642 670 95,82 1.312
9 Sarabau 325 325 100,00 650
10 Bauho 329 309 106,47 638
11 Halimodoh 287 319 89,97 606
12 Tialai 753 520 144,81 1.273
Jumlah 10.994 1.0699 102,76 21.693
Sumber : Kecamatan Tasifetto Timur Dalam angka 2013

4-205
Penyusunan Rencana Pengelolaan SDA
Wilayah Sungai Benanain Tahap II Laporan Akhir

Jumlah Penduduk Desa Sadi pada tahun 2012 yaitu 1.312 yaitu sekitar 6.05 % dari jumlah
penduduk Kecamatan Tasifetto Timur.

a. Jumlah Penduduk dan Kepadatan Penduduk di Desa Sadi

Untuk Jumlah Penduduk Desa Sadi, Luas Desa dan Tingkat Kepadatan Penduduk
persatuan luas dapat dilihat pada tabel berikut

Tabel 4. 114 Jumlah Penduduk, Rumah Tangga dan kepadatan penduduk di Kecamatan Tasifetto

Timur Menurut Desa tahun 2012

No Desa Penduduk Kepadatan


Rumah
Penduduk Rumah
Tangga
jiwa/km² Tangga
1 Fatubaa 1456 319 43 5
2 Dafala 1282 306 65 4
3 Takirin 944 241 102 3
4 Manleten 7300 1731 206 4
5 Umaklaran 1688 457 127 4
6 Tulakodi 1057 236 66 4
7 Silawan 3487 859 166 4
8 Sadi 1312 367 73 4
9 Sarabau 650 207 99 3
10 Bauho 638 180 44 3
11 Halimodoh 1273 275 276 5
12 Tialai 606 137 61 4
Jumlah 21643 5315 103 4
Sumber : Kecamatan Tasifetto Timur Dalam angka 2013

Berdasarkan Tabel diatas tingkat kepadatan penduduk Desa Sadi adalah 73 jiwa/km2.

Menurut Pembangunan Masyarakakat Desa (PMD) yang menggolongkan angka

kepadatan menjadi 4 kelas, yaitu : 1) Tidak Padat (sampai dengan 50 jiwa/ km 2); 2)

Kurang Padat (51 – 250 jiwa/ km2); 3) Cukup Padat (251 – 400 jiwa/ km2) dan 4) Sangat

Padat (lebih dari 401 jiwa/ km2). Dengan melihat pendapat tersebut, maka Desa Sadi

termasuk desa yang Kurang Padat.

b. Kondisi Penduduk Desa Sadi menurut Umur


Jumlah Penduduk Desa Sadi menurut Umur dapat dilihat pada Table 4.115 dan
Gambar 4.25 dibawah ini :

4-206
Penyusunan Rencana Pengelolaan SDA
Wilayah Sungai Benanain Tahap II Laporan Akhir

Tabel 4. 115 Jumlah Penduduk Sadi menurut Umur

Usia Laki Laki Perempuan Jumlah


00-04 69 79 148
05-09 103 89 192
10-14 98 100 198
15-19 60 41 102
20-24 28 31 59
25-29 23 38 61
30-34 18 31 49
35-39 35 39 74
40-44 40 39 79
45-49 34 43 77
50-54 36 32 68
55-59 18 28 46
60-64 16 12 28
65-69 16 14 30
70-74 20 12 32
+75 20 12 32
Jumlah 642 670 1.312
Sumber : Kecamatan Tasifetto Timur Dalam angka 2013

Gambar 4. 25 Jumlah Penduduk Sadi menurut Umur

4-207
Penyusunan Rencana Pengelolaan SDA
Wilayah Sungai Benanain Tahap II Laporan Akhir

c. Jumlah penduduk Sadi berdasarkan agama yang dianut

Agama Katholik adalah agama yang dianut oleh mayoritas penduduk Desa Sadi. Hal
ini dapat dilihat dari Tabel 4.116 berikut ini

Tabel 4. 116 Penduduk Kecamatan Tasifetto Timur Menurut Desa Tahun 2012

No Desa Agama
Jumlah
Katholik Protestan Islam Hindu Budha
1 Fatubaa 1.439,00 17 - - - 1.456,00
2 Dafala 1.247,00 30 5 - - 1.282,00
3 Takirin 918,00 26 - - - 944,00
4 Manleten 7.100,00 99 55 46 - 7.300,00
5 Umaklaran 1.688,00 - - - - 1.688,00
6 Tulakodi 1.057,00 - - - - 1.057,00
7 Silawan 3.424,00 63 - - - 3.487,00
8 Sadi 1.300,00 12 - 1.312,00
9 Sarabau 650,00 - - - - 650,00
10 Bauho 633,00 5 - 638,00
11 Halimodoh 1.273,00 - - - - 1.273,00
12 Tialai 606,00 - - - - 606,00
Jumlah 21.335,00 252 60 46 - 21.693,00
Sumber : Kecamatan Tasifetto Timur Dalam angka 2013

5. Kondisi Pertanian

Berdasarkan pengamatan dan survey awal didapat: Tanaman yang dapat tumbuh dengan
baik di lokasi rencana Waduk Sadi terdiri dari tanaman budi daya kehutanan, tanaman
liar serta ladang perkebunan masyarakat. Diantaranya :

a. Tanaman budi daya kehutanan adalah : pohon jati, mahoni, bambu, kemiri, kelapa,
kayu putih.

b. Tanaman liar (semak belukar) adalah: pakis, lengkuas hutan.

c. Ladang perkebunan masyarakat dan tanaman buah: ketela/singkong, kacang, jeruk,


sayur sayuran, lombok, pisang, pepaya dan lain-lain.

Kondisi Pertanian di Desa Sadi belum terdata dengan baik sampai pada tingkat Desa.
Tetapi kita dapat melihat data data pertanian tingkat Kecamatan Tasifetto Timur.

4-208
Penyusunan Rencana Pengelolaan SDA
Wilayah Sungai Benanain Tahap II Laporan Akhir

a. Tata Guna Lahan di daerah sekitar lokasi rencana Waduk Sadi


Menurut KPPH Kecamatan Tasifetto Timur ada rencana menggunakan Pola Tata
Guna Lahan. Hal ini dapat dilihat pada tabel dibawah ini.
Tabel 4. 117 Pola Tata Guna Hutan di Kecamatan Tasifetto Timur.

No Fungsi Hutan Luas (Ha)


1 Hutan Lindung 5.768,95
2 Hutan Tetap -
3 Hutan Produksi -
4. Cagar Alam -
5 Suaka Margasatwa -
6. Taman Burung -
7 Hutan Yang dapat di konversi -
Jumlah 5.768,95 Ha
Sumber : KPPH Kecamatan Tasifetto Timur

Berdasarkan rencana diatas maka rencana pembangunan waduk Sadi harus


berkonsultasi dengan KPPH Tasifetto Timur atau Kementrian Kehutanan Republik
Indonesia. Hal ini berkaitan dengan status lahan yang akan digunakan untuk lokasi
waduk Sadi.
b. Komoditas Padi
Komoditas Padi dapat terdiri dari 2 jenis yaitu Padi Sawah dan Padi Ladang. Data
mengenai komoditas Padi di Kecamatan Tasifetto Timur dapat kita lihat pada table
berikut.
Tabel 4. 118 Luas panen, Rata rata produksi dan Produksi Padi Sawah

di Kecamatan Tasifetto Timur

No Jenis Komoditi Rata rata Produksi


Luas Panen (Ha)
Produksi Gabah Kering Beras
1 Padi Sawah 50 35 175 114
2 Padi Ladang 18 30 54 35,1
Jumlah 68 65 229 149,1
Sumber : Kecamatan Tasifetto Timur Dalam angka 2013

c. Komoditas Jagung dan palawija


Data mengenai komoditas Jagung dan Palawija di Kecamatan Tasifetto Timur dapat

kita lihat pada tabel berikut.

4-209
Penyusunan Rencana Pengelolaan SDA
Wilayah Sungai Benanain Tahap II Laporan Akhir

Tabel 4. 119 Luas panen, Rata rata produksi dan Produksi Jagung dan Palawija

di Kecamatan Tasifetto Timur

Luas Panen Rata rata Produksi Produksi


No Jenis Komoditi
(Ha) (Kw/Ha) (Ton)
1 Jagung 375 12 450
2 Ubi Kayu 500 30 1500
3 Kacang Hijau 5 13 6,5
4 Ubi Jalar 30 22 66
Sumber : Kecamatan Tasifetto Timur Dalam angka 2013

Perkembangan Luas Panen Padi dan Palawija di Kec. Tasifetto Timur


menggambarkan kondisi pertanian masyarakat yang sebenarnya. Untuk lebih
jelasnya dapat dilihat pada grafik berikut ini :

Sumber : Kecamatan Tasifetto Timur Dalam angka 2013


Gambar 4. 26 Grafik Perkembangan Luas panen Tanaman Padi dan Palawija di
Kec. Tasfetto Timur

Perkembangan Luas Panen Komoditas Padi dan Palawija di Kecamatan Tasifetto

Timur dari tahun ke tahun mengalami tren penurunan.

d. Kondisi Tanaman perkebunan

Tanaman perkebunan tumbuh sangat baik sesuai dengan kondisi iklim di Tasifetto

Timur. Komoditas tanaman perkebunan didominasi oleh tanaman yang bias

beradaptasi dengan iklim di Tasifetto.

4-210
Penyusunan Rencana Pengelolaan SDA
Wilayah Sungai Benanain Tahap II Laporan Akhir

Tabel 4. 120 Kondisi Tanaman Perkebunan di Kecamatan Tasifetto Timur tahun 2011

Luas Areal (Ha)


No Jenis Tanaman Belum Sudah Produksi (Ton)
Tua
Menghasilkan Menghasilkan
1 Kelapa 20 79 - 50
2 Kemiri 10 100 - -
3 Kakao - - - -
4 Jambu Mete 9 2 - 2
5 Kopi 2 11 - 3
6 Pinang 1 3 - 1
7 Kapok 1 10 - 3
Sumber : Kecamatan Tasifetto Timur Dalam angka 2013

Tanaman perkebunan merupakan usaha tani rakyat sehingga belum menghasilkan

secara optimal. Ini terlihat dari angka produksinya yang rendah.

6. Partisipasi Masyarakat

Dari pengamatan langsung dan survey awal dilokasi rencana bisa diprediksi partispasi

masyarakat di lokasi pekerjaan pembangunan waduk Sadi ini akan tinggi. Hal ini

disebabkan masyarakat sangat membutuhkan adanya tampungan air berupa waduk. Di

Desa Sadi juga tidak ditemukan adanya sumur, ada pipa saluran air dari sumber air tapi

kurang terawat, sebagian besar kebutuhan sebagai air baku minum, mandi, cuci, dan lain

lain mereka mengandalkan air sungai yang ada. Hal lain yang perlu direncanakan adalah

kegiatan sosialisasi secara intensif terkait masalah lahan pertanian yang nantinya terkena

dampak genangan air.

Selanjutnya Data Teknis serta tampilan 3 dimensi genangan waduk dari Rencana Waduk

Sadi, digambarkan dalam Gambar 4.27 di bawah ini.

4-211
Penyusunan Rencana Pengelolaan SDA
Wilayah Sungai Benanain Tahap II Laporan Akhir

Gambar 4. 27 Rencana Waduk Sadi

4-212
Penyusunan Rencana Pengelolaan SDA
Wilayah Sungai Benanain Tahap II Laporan Akhir

4.5.3 Rencana Pembangunan Waduk Haulasi

1. Latar Belakang

Rencana pembangunan Waduk Haulasi di Desa Haulasi Kecamatan Miomafo Barat


Kabupaten Timor Tengah Utara, adalah salah satu cara untuk mengatasi kekurangan
air dan untuk meningkatkan produktivitas pertanian di Kecamatan Miomafo Barat
dimana bendungan tersebut direncanakan dibangun dengan volume genangan
±173.935.241,24 m3.

2. Pencapaian Lokasi

Secara administratif Waduk Haulasi berada di Desa Haulasi Kecamatan Miomafo Barat,

Kabupaten Timor Tengah Utara, dengan letak koordinat X : 649906 mT dan Y :

8943714 mS. Rute jalan menuju titik lokasi dapat ditempuh dari Kota Kefamenanu

melalui jalan beraspal sebagian dalam perbaikan (Jalan Kabupaten) kearah Eban,

sekitar KM 20 KM langsung ketemu Jembatan Haulasi. Lokasi rencana waduk Haulasi

bisa ditempuh sekitar 600 M dengan menyusuri sungai Haulasi kearah hulu mengikuti

jalan truk tambang batu dan pasir sungai.

Gambar 4. 28 Peta Lokasi Kesampaian Rencana lokasi Waduk Haulasi, WS Benanain

4-213
Penyusunan Rencana Pengelolaan SDA
Wilayah Sungai Benanain Tahap II Laporan Akhir

Gambar 4. 29 Rencana lokasi Waduk Haulasi, WS Benanain

3. Gambaran Umum Lokasi

Waduk Haulasi berlokasi di daerah Desa Haulasi, Kecamatan Miomafo Barat Timur,
Kabupaten Timor Tengah Utara. Ketinggian desa Haulasi pada ketinggian 500-700 m
dpl, yang mayoritas penduduknya suku Timor, agama yang dianut mayoritas Katholik.
Mata pencaharian penduduk adalah bertani/berladang dan beternak. rumah adat.

Kondisi Umum Desa Haulasi Kecamatan Miomafo Barat Kabupaten Timor Tengah
Utara dapat dilihat pada table berikut :

4-214
Penyusunan Rencana Pengelolaan SDA
Wilayah Sungai Benanain Tahap II Laporan Akhir

Tabel 4. 121 Kondisi Umum Desa Haulasi

No Kondisi Uraian
1 Nama Desa Haulasi
Nama Ibukota Haulasi
Nama Kecamatan Miomafo Barat
Nama Kabupaten Timor Tengah Utara
2
2. Luas Desa 12 km
3. Jarak ke ibukota Kecamatan 12 km
Jarak ke ibukota Kabupaten 20
4 Keadaan hidrologi / DAS Sungai Noeltoko panjang 40 km dan Noebesi panjang 50 km

5 Batas Administrasi Desa:


Sebelah Utara Desa Nilulat
Sebelah Selatan Desa Fatutasu
Sebelah Barat Desa Tubu, dan Kel. Tallu
Sebelah Timur Desa Bijaepasu dan Desa Tuabaten
6 Jumlah Dusun, RW dan RT 5 Dusun 6 RW dan 12 RT
7 Kondisi Geografis terletak pada koordinat X = 649906 mT dan Y=8943714 mS.

8 Kondisi Iklim banyaknya hari hujan 15 dan curah hujan 5079 mm.
Sumber : Kecamatan Miomafo Barat dalam angka 2013

Sarana Fisik dan Non Fisik di desa Haulasi secara umum masih minim. Hal ini dapat
dilihat pada table berikut :

Tabel 4. 122 Sarana Fisik dan non Fisik yang terdapat di desa Haulasi

No Uraian Keterangan
1. Sarana Kesehatan Puskesmas 1, Puskesmas Pembantu 1 , Pos Yandu 2, Klinik 1
2 Tenaga Kesehatan Bidan = 1 orang, Paramedis = 6 orang, Dukun Bayi = 3 orang
3. Sarana Agama Gereja Katholik = 1, Gereja Protestan =1
Sumber : Kecamatan Miomafo Barat dalam angka 2013

4. Kondisi Kependudukan

Jumlah penduduk Desa Haulasi dapat dilihat pada Table 4.123 berikut :

4-215
Penyusunan Rencana Pengelolaan SDA
Wilayah Sungai Benanain Tahap II Laporan Akhir

Tabel 4. 123 Jumlah Penduduk dan Rasio Jenis Kelamin Kecamatan Miomafo Barat Menurut
Desa pada Tahun 2012
Jumlah Penduduk Rasio Jenis
No Desa Kelamin Jumlah
Laki Laki Perempuan

1 Noepesu 717 809 88,36 1526


2 Fatuneno 820 880 93,18 1700
3 Eban 1275 1342 95,01 2617
4 Salilu 1124 1172 95,90 2296
5 Suanae 441 447 98,66 888
6 Lemon 201 222 90,54 423
7 Fatunisuan 759 838 90,57 1597
8 Haulasi 438 454 96,48 892
9 Noeltoko 297 306 97,06 603
10 Fatutasu 576 561 102,67 1137
11 Manusasi 450 449 100,22 899
12 Saenam 276 337 81,90 613
Jumlah 7374 7817 94,33 15191
Sumber : Kecamatan Miomafo Barat dalam angka 2013

Jumlah Penduduk Desa Haulasi pada tahun 2012 yaitu 892 yaitu sekitar 5,87% dari jumlah

penduduk Kecamatan dan Rasio Jenis Kelamin adalah 96, 48, yang artinya jumlah penduduk

perempuan masih lebih banyak dari penduduk laki-laki. Tasifetto Timur. Untuk Jumlah

Penduduk Desa Haulasi, Luas Desa dan Tingkat Kepadatan Penduduk persatuan luas dapat

dilihat pada Table 4.124 berikut :

Tabel 4. 124 Jumlah Penduduk, Rumah Tangga dan kepadatan penduduk di

Kecamatan Miomafo Barat Menurut Desa tahun 2012

Jumlah Kepadatan Kepadatan


Jumlah Luas
No Desa Rumah Rumah Penduduk
(jiwa) Wilayah 2
Tangga Tangga (Jiwa/km )
1 Noepesu 1.526 429 18,50 3,56 82
2 Fatuneno 1.700 460 25,00 3,70 68
3 Eban 2.617 652 39,00 4,01 67
4 Salilu 2.296 556 25,03 4,13 92
5 Suanae 888 221 6,00 4,02 148
6 Lemon 423 104 4,10 4,07 103
7 Fatunisuan 1.597 498 30,00 3,21 53
8 Haulasi 892 221 12,00 4,04 74
9 Noeltoko 603 161 11,00 3,75 55

4-216
Penyusunan Rencana Pengelolaan SDA
Wilayah Sungai Benanain Tahap II Laporan Akhir

Jumlah Kepadatan Kepadatan


Jumlah Luas
No Desa Rumah Rumah Penduduk
(jiwa) Wilayah 2
Tangga Tangga (Jiwa/km )
10 Fatutasu 1.137 267 10,00 4,26 114
11 Manusasi 899 237 9,00 3,79 100
12 Saenam 613 162 10,00 3,78 61
Jumlah 15.191 3.968 99,13 3,83 76
Sumber : Kecamatan Miomafo Barat dalam angka 2013

Berdasarkan Tabel diatas tingkat kepadatan penduduk Desa Haulasi adalah 74

jiwa/km2. Menurut Pembangunan Masyarakakat Desa (PMD) yang

menggolongkan angka kepadatan menjadi 4 kelas, yaitu : 1) Tidak Padat (sampai

dengan 50 jiwa/ km2); 2) Kurang Padat (51 – 250 jiwa/ km2); 3) Cukup Padat (251 –

400 jiwa/ km2) dan 4) Sangat Padat (lebih dari 401 jiwa/ km2). Dengan melihat

pendapat tersebut, maka Desa Haulasi termasuk desa yang Kurang Padat.

5. Kondisi Pertanian

a. Tanah Guna lahan di Lokasi rencana Waduk Haulasi


Penggunaan lahan di Kecamatan Miomafo Barat selama tahun 2012 dapat kita
lihat pada Tabel 4.125 berikut:

Tabel 4. 125 Luas Penggunaan lahan di Kec. Miomafo Barat Tahun 2012

No Jenis Penggunaan Tanah Luas (Hektar)


1 Perkampungan 397
2 Sawah 1.020
3 Tegalan 2.284
4 Ladang 2.883
5 Perkebunan 1.825
6 Kolam Empang -
7 Hutan belukar 4.740
8 Hutan dan sejenisnya 2.859
9 Tambak -
10 Sawah, padang rumput, alang alang, tanah kritis 6.976
Jumlah 22.984
Sumber : Kecamatan Miomafo Barat dalam angka 2013

Pada tabel diatas tanah sawah yang digunakan oleh masyarakat sekitar 1.020
hektar. Hal ini memerlukan ketersediaan air yang sangat besar, sehingga
memerlukan waduk untuk menampung air.

4-217
Penyusunan Rencana Pengelolaan SDA
Wilayah Sungai Benanain Tahap II Laporan Akhir

b. Komoditas Padi Lahan Sawah

Di sekitar Haulasi lahan sawah yang digunakan masyarakat sudah ada sawah
dengan irigasi teknis. Hal ini dapat dilihat pada Tabel 4.126 berikut :

Tabel 4. 126 Luas Sawah Yang dgunakan di Kec. Miomafo Barat Menurut Penerapan Teknik
Irigasi Thn 2012
No Jenis Irigasi Jumlah

1 Sawah Irigasi teknis/sederhana 1140

2 Sawah non Irigasi 145

3 Jumlah 1285

4 Posentase Sawah Irigasi Teknis 88.71

Sumber : Kecamatan Miomafo Barat dalam angka 2013

Daerah lokasi rencana waduk Haulasi penggunaan sawah irigasi teknis sekitar 88.71
%. Jadi manfaat air waduk Haulasi dapat dirasakan oleh penduduk di lokasi lain.
Lokasinya bisa beda kecamatan atau kabupaten.

Untuk daerah desa Haulasi dan sekitarnya kita dapat melihat hasil produksi padi
beserta luas lahan yang digunakan untuk kegiatan usaha tani padi sawah. Untuk
lebih jelasnya dapat dilihat pada Tabel 4.127 dibawah ini ;

Tabel 4. 127 Luas Panen Rata rata produksi dan produksi Padi dan padi Sawah di Kecamatan
Miomafo Barat tahun 2012
Luas Panen Produksi (ton)
No Jenis Komoditi Rata rata Produksi
(Ha) Gabah
(kw/ha) Beras
Kering
1 Padi Sawah 150 32 480 340

2 Padi Ladang 495 16 792 622

Sumber : Kecamatan Miomafo Barat dalam angka 2013

Untuk komoditi Padi di daerah sekitar Lokasi rencana pembangunan Waduk


Haulasi masih didominasi oleh padi Ladang.

c. Komoditas Jagung dan Palawija

Daerah sekitar lokasi rencana pembangunan waduk Haulasi mempunyai potensi

pertanian yang harus dikembangkan. Hasil pertanian masih didominasi oleh

jagung, ubi jalar, ubi Kayu dan kacang tanah. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat

pada Tabel 4.128 dibawah ini :

4-218
Penyusunan Rencana Pengelolaan SDA
Wilayah Sungai Benanain Tahap II Laporan Akhir

Tabel 4. 128 Luas Panen Rata rata produksi dan Produksi Tanaman jagung dan Palawija di

kecamatan Miomafo Barat tahun 2012

Luas Panen
No Jenis Komoditi Rata rata Produksi (Kw/Ha) Produksi
(Ha)
Ton

1 Jagung 2760 16 4.416


2 Ubi Kayu 780 144 11.232
3 Ubi Jalar 95 128 1216
4 Kacang Tanah 68 16 1.088
Jumlah 3.703 304
Sumber : Kecamatan Miomafo Barat dalam angka 2013

d. Komoditas Perkebunan

Tanaman perkebunan yang dapat tumbuh dan menghasilkan di daerah sekitar


lokasi rencana dapat dilihat pada table 4.129 berikut ini:

Tabel 4. 129 Tanaman Perkebunan, Luas Areal dan Produksi di Kecamatan Miomafo Barat
Tahun 2012

No Jenis Tanaman Luas Areal (Ha) Produksi

1 Kelapa 168 82
2 Kopi 39 18
3 Kemiri 613 84
4 Jambu Mente 227.86 2
5 Kakao 12 NA
6 Kapuk 122.29 3
7 Cengkeh 2 NA
8 Pinang NA 36
9 Jarak Pagar NA 36
Sumber : Kecamatan Miomafo Barat dalam angka 2013

Dari data data yang terdapat didalam table diatas dapat disimpulkan potensi

tanaman perkebunan sangat besar, tetapi produktivitas tanaman yang tinggi

hanya tanaman kelapa. Untuk tanaman lainnya masih memerlukan teknis

budidaya pertanian tanaman perkebunan yang intensif dengan dukungan

pengairan yang baik.

6. Partisipasi Masyarakat

Dari pengamatan langsung dan survey awal dilokasi rencana bisa diprediksi partispasi

masyarakat di lokasi pekerjaan pembangunan waduk Haulasi ini akan tinggi. Hal ini

4-219
Penyusunan Rencana Pengelolaan SDA
Wilayah Sungai Benanain Tahap II Laporan Akhir

disebabkan masyarakat senang menolong masyarakat penerima manfaat dari waduk

tersebut yang berada diluar desa Haulasi. Sebab di lokasi waduk Haulasi sudah

terdapat jaringan irigasi.

Selanjutnya Data Teknis serta tampilan 3 dimensi genangan waduk dari Rencana

Waduk Haulasi, digambarkan dalam Gambar 4.30 di bawah ini.

4-220
Penyusunan Rencana Pengelolaan SDA
Wilayah Sungai Benanain Tahap II Laporan Akhir

Gambar 4. 30 Rencana Waduk Haulasi

4-221
Penyusunan Rencana Pengelolaan SDA
Wilayah Sungai Benanain Tahap II Laporan Akhir

4.6. Pekerjaan Pengukuran dan Pemetaan Lokasi Terpilih


Penentuan Lokasi As Bendungan

Posisi as bendungan ditentukan berdasarkan kondisi lapangan yang dianggap paling

ideal dengan pertimbangan bentuk morfologi (bentang alam), lebar bentangan as

bendung (diusahakan paling dekat), ketinggian bukit pengapit sungai, sumber air

yang memadai, tampungan genangan dan sumber borrow area dan lain sebagainya.

1. Waduk Wemeda

Morfologi (bentang alam) sekitar lokasi Waduk Wemeda merupakan daerah

perbukitan rendah dengan elevasi 190 m sampai dengan 230 m diatas pemukaan air

laut.

As Waduk Wemeda di Desa Wemeda, Kecamatan Malaka Timur, Kabupaten

Malaka ditentukan di lokasi Koordinat sebagai berikut :

Tabel 4. 130 Koorditat As Waduk Wemenda

No. Lokasi X Y Z
1 As 1 124° 54’ 24,80” 09° 25’ 35,79” - M
8957411 0709380
2 As 2 124° 54’ 22,89” 09° 25’ 37,60” - M
8957357 0709321
3 As 3 124° 54’ 15,59” 09° 25’ 45,40” - M
8957118 079098
4 Borrow Area 124° 54’ 10,90” 09° 25’ 44,30” - M
8957153 0708954

4-222
Penyusunan Rencana Pengelolaan SDA
Wilayah Sungai Benanain Tahap II Laporan Akhir

Gambar 4. 31 Rencana As Bendung Waduk Wemeda WS Benanain

Gambar 4. 32 Foto Rencana As Bendung Waduk Wemeda WS Benanain

2. Waduk Sadi

Morfologi (bentang alam) sekitar lokasi Waduk Sadi merupakan daerah


perbukitan sedang dengan elevasi 280 m sampai dengan 345 m diatas permukaan
air laut.

As bendungan Sadi di Desa Sadi, Kecamatan Tasifeto Timur, Kabupaten Belu


ditentukan di lokasi Koordinat sebagai berikut :

4-223
Penyusunan Rencana Pengelolaan SDA
Wilayah Sungai Benanain Tahap II Laporan Akhir

Tabel 4. 131 Koordinat As Bendungan Waduk Sadi

No. Lokasi X Y Z

1 As 1 124° 56’ 58,80” 09° 04’ 37,10” M

8996063 0714289

2 As 2 124° 56’ 54,50” 09° 04’ 39,00” M

8996005 0714158

3 As 3 124° 56’ 51,40” 09° 04’ 40,50” M

8995959 0714064

4 As 4 124° 56’ 48,90” 09° 04’ 41,50” M

8995929 0713987

6 Borrow Area 124° 56’ 53,30” 09° 04’ 42,70” M

8995891 0714120

Gambar 4. 33 Rencana As Bendungan Rencana Waduk Sadi WS Benanain

4-224
Penyusunan Rencana Pengelolaan SDA
Wilayah Sungai Benanain Tahap II Laporan Akhir

Gambar 4. 34 Foto Rencana As Bendungan Sadi WS Benanain

3. Waduk Haulasi

Morfologi (bentang alam sekitar lokasi Waduk Haulasi merupakan daerah


perbukitan tinggi dengan elevasi 570 m sampai dengan 735 m diatas pemukaan air
laut.

As bendungan Haulasi di Desa Haulasi, Kecamatan Miomafo Barat, Kabupaten


Timor Tengah Utara ditentukan di lokasi Koordinat sebagai berikut :

Tabel 4. 132 Koordinat As Bendungan Haulasi

No. Lokasi X Y Z
1 As 1 124° 56’ 58,80” 09° 04’ 37,10” M
8996063 0714289
2 As 2 124° 56’ 54,50” 09° 04’ 39,00” M
8996005 0714158
3 As 3 124° 56’ 51,40” 09° 04’ 40,50” M
8995959 0714064
4 As 4 124° 56’ 48,90” 09° 04’ 41,50” M
8995929 0713987
6 Borrow Area 124° 56’ 53,30” 09° 04’ 42,70” M
8995891 0714120

4-225
Penyusunan Rencana Pengelolaan SDA
Wilayah Sungai Benanain Tahap II Laporan Akhir

Gambar 4. 35 Rencana As Bendungan Haulasi WS Benanain

Gambar 4. 36 Foto Rencana As Bendungan Haulasi WS Benanain

4-226
Penyusunan Rencana Pengelolaan SDA
Wilayah Sungai Benanain Tahap II Laporan Akhir

4.7. Pekerjaan Penyelidikan Geoteknik


4.7.1. Geologi Umum

Berdasar Peta Geologi Regional Peta Lembar Kupang – Atambua, Timor (K.Suwitodirjo dan
S. Tjokro Sapoetro, PPGN Bandung 1996) dan Peta Geologi Indonesai (PPGN 2008), maka
secara Regional Geologi sekitar Waduk Wemeda, Waduk Sadi dan Waduk Haulasi Daerah
Wilayah Sungai Bananain Nusa Tenggara Timur dapat diuraikan sebagai berikut :

4.7.2. Waduk Wemeda

Secara umum kondisi geologi di daerah sekitar Waduk Wemeda termasuk dalam stratigrafi

Kompleks Bobonaro (Tmb) ; Litologi terdiri dari 2 (dua) jenis yaitu Batulempung bersisik

dan bongkah eksotis berbagai jenis dan ukuran yang tersingkap secara acak tidak beraturan.

Umur satuan kompleks Bobonaro tersebut diendapkan dalam Kala Tersier Zaman Miosen.

Sumber Berdasar Peta Geologi Regional Peta Lembar Kupang – Atambua, Timor
(K.Suwitodirjo dan S. Tjokro Sapoetro, PPGN Bandung 1996) dan Peta Geologi Indonesia
(PPGN 2008).

: Kompleks Bobonaro (Tmb) ; Litologi terdiri Lempung bersisik dan bongkah


berbagai jenis dan ukuran

Gambar 4. 37 Peta Geologi di sekitar Waduk Wemeda

4-227
Penyusunan Rencana Pengelolaan SDA
Wilayah Sungai Benanain Tahap II Laporan Akhir

Singkapan Batugamping kristalin di SP 1 Waduk Wemeda


( 124o 54’ 28,41 BT / 09o 25’ 36,67” LS)

Singkapan Batulempung bersisik di SP 2 daerah sekitar Waduk Wemeda ( 124o


54’ 16,45 BT / 09o 25’ 32,05” LS)

Singkapan Bongkah berbagai jenis dan ukuran (batugamping, batupasir dan


batuan beku agate (silica) di SP3 (124o 54’ 20,94 BT / 09o 25’ 35,76” LS)
daerah sekitar Waduk Wemeda

Gambar 4. 38 Singkapan di Sekitar Rencana Waduk Wemeda

4-228
Penyusunan Rencana Pengelolaan SDA
Wilayah Sungai Benanain Tahap II Laporan Akhir

1) Pengambilan Data Geologi Teknik

Pengambilan data lapangan Penyelidikan Geologi Geologi Teknik di lokasi Waduk


Wemeda antara lain sebagai berikut :

 Data Hand Boring 3 Titik

 Data Sondir 3 Titik

 Data Test Pit 3 Titik

Tabel 4. 133 Koordinat Lokasi Pengambilan Data Lapangan Penyelidikan Geologi Teknik di

Waduk Wemeda

No. Lokasi X Y Z
1 Hand Bor 1 124° 54’ 21,80” 09° 25’ 36,09” 202 M
0709287 8957402
2 Hand Bor 2 124° 54’ 23,40” 09° 25’ 33,70” 203 M
0709337 8957476
3 Hand Bor 3 124° 54’ 21,60” 09° 25’ 37,80” 203 M
0709280 8957352
4 Sondir 1 124° 54’ 20,80” 09° 25’ 36,00” 215 M
0709258 8957405
5 Sondir 2 124° 54’ 23,80” 09° 25’ 33,99” 218 M
0709349 8957468
6 Sondir 3 124° 54’ 21,60” 09° 25’ 37,40” 218 M
0709283 8957362
7 Test Pit 1 124° 54’ 21,40” 09° 25’ 36,09” 193 M
0709275 8957405
8 Test Pit 2 124° 54’ 23,50” 09° 25’ 33,60” 215 M
0709340 8957480
9 Test Pit 3 124° 54’ 20,70” 09° 25’ 37,99” 212 M
0709253 8957346

4-229
Penyusunan Rencana Pengelolaan SDA
Wilayah Sungai Benanain Tahap II Laporan Akhir

Gambar 4. 39 Lokasi Pengambilan Data Lapangan Geologi Teknik di Waduk Wameda

 Hand Boring

 Titik Hand Bor 1 berada di As Bendungan Wemeda

0.00 – 0.60 m; Lempung pasiran , warna abu abu coklat kuningan,

kering, urai/ lepas, terdapat kayu akar tanaman di permukaan

0.60 – 1.30 m; Lempung pasiran, warna coklat kehitaman, terdapat

sisipan pasir halus, agak padat

1.30 – 2.00 m; Lempung, warna abu-abu kecoklatan, lembab, plastisitas sedang,

konsistensi teguh

 Titik Hand Bor 2 berada di As Bendungan Wemeda

0.00 – 0.60 m; Lempung pasiran , warna coklat kuning keabuan, kering

, urai/ lepas , terdapat kayu akar tanaman di permukaan

0.60 – 1.20 m; Lempung pasiran, warna coklat merah bata, terkadang

hijau pupus, lembab, plastisitas sedang , agak padat

1.20 – 2.00 m; Lempung, warna abu-abu kecoklatan, lembab, plastisitas sedang,

menyerpih rapuh

4-230
Penyusunan Rencana Pengelolaan SDA
Wilayah Sungai Benanain Tahap II Laporan Akhir

 Titik Hand Bor 3 berada di As kanan hilir Bendungan Wemeda

0.00 – 0.60 m Lempung pasiran sangat halus, warna coklat kuning

keabuan, kering, urai / le pas, terdapat kayu akar tanaman di

permukaan

0.60 – 1.40 m; Lempung pasiran, warna abu abu kecoklatan merah

bata, lembab, plastisitas sedang , agak padat

1.40 – 2.00 m; Lempung pasiran berukuran agak halus, warna abu-abu kecoklatan,

menyerpih rapuh

Gambar 4. 40 Foto Kegiatan Hand Bor di Waduk Wemeda

 Sondir ( DCPT/ Dutch Cone Penetration Test) di Waduk Wemeda

Tabel 4. 134 Sondir 1( DCPT/ Dutch Cone Penetration Test) di Waduk Wemeda
No Titik Kedalaman (m) PK (qc) JPK (fc)
(kg/cm2) (kg/cm2)
1 Sondir 1 0.00 0 0
0.20 0 0
0.40 10 12
0.60 8 12
0.80 6 12
1.00 10 16
1.20 8 8
1.40 8 12
1.60 10 14
1.80 14 18
2.00 8 16
2.20 6 12
2.40 14 16
2.60 12 16
2.80 6 8

4-231
Penyusunan Rencana Pengelolaan SDA
Wilayah Sungai Benanain Tahap II Laporan Akhir

No Titik Kedalaman (m) PK (qc) JPK (fc)


(kg/cm2) (kg/cm2)
3.00 8 16
3.20 170 175

Tabel 4. 135 Sondir 2 ( DCPT/ Dutch Cone Penetration Test) di Waduk Wemeda

No Titik Kedalaman (m) PK (qc) JPK (fc)


(kg/cm2) (kg/cm2)
1 Sondir 2 0.00 0 0
0.20 0 0
0.40 16 20
0.60 28 32
0.80 50 58
1.00 40 44
1.20 40 50
1.40 50 58
1.60 50 58
1.80 50 58
2.00

Tabel 4. 136 Sondir 3 ( DCPT/ Dutch Cone Penetration Test) di Waduk Wemeda

No Titik Kedalaman (m) PK (qc) JPK (fc)


(kg/cm2) (kg/cm2)
1 Sondir 3 0.00 0 0
0.20 0 0
0.40 18 20
0.60 10 14
0.80 16 18
1.00 20 24
1.20 22 30
1.40 26 32
1.60 26 32
1.80 28 34
2.00 135 142

4-232
Penyusunan Rencana Pengelolaan SDA
Wilayah Sungai Benanain Tahap II Laporan Akhir

Gambar 4. 41 Foto : Kegiatan Sondir di Waduk Wemeda

 Data Test Pit

 TP : 01 As Bendungan Wemeda

0 cm - 6 cm ; adalah top soil dengan formasi lempung pasiran halus berwarna abu abu

kuning kecoklatan, mudah tergerus oleh tekanan air dan sangat mudah

erosi . Timbunan ini merupakan campuran lempung pasiran halus dengan

pelapukan dedaunan diseputar sumur uji.

6 cm - 40 cm ; Lempung pasiran dengan perekat dan ikatan nya sedang, berwarna coklat

kehitaman dengan sisipan butiran butiran pasir kecil dengan ukuran

antara 1 x 1 mm sampai 2 x 3 mm . Formasi ini juga punya sifat jenuh yang

cukup tinggi .

40 cm - 70 cm ; merupakan formasi lempung pasiran, perekat rendah, ikatan sedang

Berwarna abu abu kecoklatan dengan sisipan pasiran dan kerikil dengan

ukuran 1 x 1 mm sampai dengan 3 x 2 cm .

70 cm - 170 cm ; adalah formasi lempung pasiran halus dengan perekat sedang dan ikatan

sedang pula, berwarna coklat keabuan dan coklat kemerahan ( merah bata

). Formasi ini dengan sifat jenuh tinggi hingga pada kedalaman ini masih

cukup basah ( lembab), namun daya tahannya terhadap air sangat mudah

tergerus dan erosi .

170 cm - 180 cm ; adalah formasi lempung dengan kadar air yang cukup tinggi dan tingkat

kejenuhan pun cukup tinggi sehingga penyerapan pada sektor ini hampir

tak ada.

4-233
Penyusunan Rencana Pengelolaan SDA
Wilayah Sungai Benanain Tahap II Laporan Akhir

 TP : 02 Kiri Hulu As Bendungan Wemeda

0 cm - 2 cm ; Top soil yang merupakan hasil timbunan air hujan dari sektor atas sumur

uji dengan warna abu abu kecoklatan sangat halus dan mudah tergerus

oleh air apabila terkena tekanan air (erosi).

2 cm - 80 cm ; merupakan lempung padat berwarna kuning, coklat, merah bata dan

hijau pupus. Formasi ini sangat kaya akan perekat namun ikatannya

sedang dan juga merupakan endapan bobonaro di sektor kiri sebelah atas

sumur uji. Adapun sisipan batuan pada formasi ini antara lain 2 x 3 cm

sampai dengan 10 x 12 cm namun susunannya tidak rapat .

80 cm - 160 cm ; merupakan formasi lempung pasiran halus dengan perekat dan ikatannya

sedang . Formasi ini terdapat pula batuan kerikil halus dengan ukuran

0,5 x 1 cm sampai dengan 2 x 3 cm. Formasi ini mudah lepas dan

tergerus apabila mendapatkan tekanan air (mudah erosi ).

160 cm - 170 cm ; adalah timbunan formasi bobonaro dengan perekat tinggi dan

ikatannya sedang. Pada formasi ini tidak mudah ditembusi air atau

sifat jenuhnya sangat tinggi.

 No. TP : 03 Kanan Hilir As Bendungan Wemeda

0 cm - 7 cm ; Top soil dengan lapisan lempung pasiran yang sangat halus dengan

warna abu abu coklat kekuningan. Lapisan ini merupakan campuran

sedimen bawaan air dari sektor atas sumur uji dan juga timbunan

pelapukan tanaman dan rerumputan disekitar sumur uji .

7 cm - 80 cm ; adalah formasi lempung dengan warna abu abu kecoklatan

dengan sisipan merah bata, dengan perekat kuat dan ikatan sedang

. Formasi ini tidak mudah terurai apabila terkena air .

80 cm - 120 cm ; merupakan formasi timbunan pasiran dan kerikil tanpa ikatan

dengan perekat sangat rendah dengan warna abu abu kecoklatan.

4-234
Penyusunan Rencana Pengelolaan SDA
Wilayah Sungai Benanain Tahap II Laporan Akhir

Formasi kerikil dan pasir antara 1 x 1 mm sampai dengan 0,5 x 2 cm

120 cm - 170 cm ; merupakan timbunan pasir dan batuan kecil sampai sedang

dengan ukuran antara 1 x 1 mm sampai dengan 10 x 16 cm . Pada

formasi ini tidak terdapat perekat sama sekali dengan ikatan sangat

rendah , mudah erosi apabila terkena tekanan air

Gambar 4. 42 Foto Kegiatan Test Pit di Waduk Wemeda

Gambar 4. 43 Foto Kegiatan Pengambilan Data Test Kualitas Air di Waduk Wemeda

4.7.3. Waduk Sadi

Secara umum kondisi geologi di daerah sekitar Waduk Sadi termasuk dalam stratigrafi

Formasi Noele (QTn) ; Litologi terdiri dari Napal pasiran disisipi batupasir, konglomerat dan

sedikit lapisan dasitik. Umur satuan Formasi Noele tersebut diendapkan dalam Kala Tersier

Quarter Zaman Plio - Pleistosen. Secara umum kedudukan lapisan batuan yang ada dengan

Strike dip N 32° E / 50° . Sumber Berdasar Peta Geologi Regional Peta Lembar Kupang –

4-235
Penyusunan Rencana Pengelolaan SDA
Wilayah Sungai Benanain Tahap II Laporan Akhir

Atambua, Timor (K.Suwitodirjo dan S. Tjokro Sapoetro, PPGN Bandung 1996) dan Peta
Geologi Indonesia (PPGN 2008).

: Formasi Noele (QTn) ; Litologi terdiri Napal pasiran disisipi batupasir,


konglomerat dan sedikit dasitik.

Gambar 4. 44 Peta Geologi di sekitar Waduk Sadi

Gambar 4. 45 Foto Singkapan Napal pasiran dan sisipan konglomerat


di SP4 (124o 57’ 39,83 BT / 09o 04’ 05,57” LS) dan SP5(124o 56’ 50,55
BT / 09o 04’ 41,34” LS) daerah sekitar Waduk Sadi

4-236
Penyusunan Rencana Pengelolaan SDA
Wilayah Sungai Benanain Tahap II Laporan Akhir

Pengambilan Data Geologi Teknik

Pengambilan data lapangan Penyelidikan Geologi Geologi Teknik di lokasi Waduk

Sadi antara lain sebagai berikut :

a) Data Hand Boring 3 Titik


b) Data Sondir 3 Titik
c) Data Test Pit 3 Titik
Tabel 4. 137 Koordinat Lokasi Pengambilan Data Lapangan Penyelidikan Geologi Teknik di
Waduk Sadi

No. Lokasi X Y Z
1 Hand Bor 1 124° 56’ 53,80” 09° 04’ 36,19” 229 M
0714136 8996091
2 Hand Bor 2 124° 56’ 54,60” 09° 04’ 40,90” 300 M
0714160 89995948
3 Hand Bor 3 124° 56’ 53,49” 09° 25’ 45,40” 302 M
0714128 8996222
4 Sondir 1 124° 56’ 53,70” 09° 04’ 36,50” 301 M
0714135 8996081
5 Sondir 2 124° 56’ 54,40” 09° 04’ 40,80” 300 M
0714155 8995950
6 Sondir 3 124° 56’ 53,70” 09° 04’ 32,20” 303 M
0714134 8996214
7 Test Pit 1 124° 56’ 53,40” 09° 04’ 36,70” 302 M
8996077 0714126
8 Test Pit 2 124° 56’ 53,99” 09° 04’ 40,80” 302 M
0714142 8995951
9 Test Pit 3 124° 56’ 53,80” 09° 04’ 32,30” 306 M
0714138 8996211

Gambar 4. 46 Peta Lokasi Pengambilan Data Lapangan Geologi Teknik di Waduk

Sadi
4-237
Penyusunan Rencana Pengelolaan SDA
Wilayah Sungai Benanain Tahap II Laporan Akhir

a) Hand Boring

 Titik Hand Bor 1 berada di As Bendungan Sadi

0.00 – 1.20 m; Lempung lanauan pasiran, warna coklat, kuning keabuan,

kering, terdapat kayu akar tanaman di permukaan.

1.20 – 1.60 m; Lempung, warna abu-abu kekuningan, lembab,

plastisitas sedang - tinggi, konsistensi teguh

1.60 – 2.00 m; Lempung pasiran, warna abu-abu kekuningan, pasir

berukuran pasir halus, urai, agak padat

 Titik Hand Bor 2 berada di A Bendungan Sadi

0.00 – 1.20 m; Lempung lanauan, warna coklat keabuan, kering, lepas

rapuh, terdapat kayu akar tumbuh-tumbuhan di permukaan.

1.20 – 1.60 m; Lempung, warna abu-abu kekuningan, lembab,

plastisitas sedang, teguh

1.20 – 2.00 m; Lempung pasiran, warna abu-abu kekuningan, pasir

berukuran pasir halus, agak padat

 Titik Hand Bor 3 berada di As kanan hilir Bendungan Sadi

0.00 – 0.80 m Lempung lanauan, warna coklat keabuan , akar tumbuh-

tumbuhan, soft, urai

0.80 – 1.60 m; Lempung, warna coklat kemerahan, lembab, plastisitas

sedang, kaku – teguh

1.40 – 2.00 m; Lempung pasiran, warna abu-abu kekuningan, sisipan

coklat kekuningan , pasir berukuran pasir halus, urai, sedikit padat .

4-238
Penyusunan Rencana Pengelolaan SDA
Wilayah Sungai Benanain Tahap II Laporan Akhir

Gambar 4. 47 Foto Kegiatan Hand Bor di Waduk Sadi

b) Sondir ( DCPT/ Dutch Cone Penetration Test) di Waduk Sadi

Tabel 4. 138 Sondir 1 ( DCPT/ Dutch Cone Penetration Test) di Waduk Sadi

No Titik Kedalaman (m) PK (qc) JPK (fc)


(kg/cm2) (kg/cm2)
1 Sondir 1 0.00 0 0
0.20 0 0
0.40 20 24
0.60 40 42
0.80 38 46
1.00 40 48
1.20 40 48
1.40 38 48
1.60 48 58
1.80 60 68
2.00 145 155
2,20 162 170
2.40 130 138
2.60 160 170
2.80 85 92
3.00 100 110
3.20 105 110
3.40 95 105
2.60 90 98
3.80 75 85
4.00 80 90
4.20 85 95
4.40
4.60
4.80

4-239
Penyusunan Rencana Pengelolaan SDA
Wilayah Sungai Benanain Tahap II Laporan Akhir

Tabel 4. 139 Sondir 2 ( DCPT/ Dutch Cone Penetration Test) di Waduk Sadi

No Titik Kedalaman (m) PK (qc) JPK (fc)


(kg/cm2) (kg/cm2)
2 Sondir 2 0.00 0 0
0.20 0 0
0.40 8 16
0.60 45 55
0.80 45 55
1.00 28 36
1.20 10 15
1.40 15 20
1.60 15 20
1.80 15 20
2.00 26 30
2.20 38 46
2.40 48 50
2.60 30 40
2.80 30 48
3.00 38 48
3.20 45 55
3.40 45 55
3.60 65 75
3.80 65 75
4.00 75 85
4.20 85 95
4.40 85 95
4.60 90 100
4.80 105 115
1 Sondir 2 5.00 110 120
5.20 125 135
5.40 135 142
5.60 125 135
5.80 115 125
6.00 125 135
6.20 135 145
6.40 155 165
6.60 165 175

4-240
Penyusunan Rencana Pengelolaan SDA
Wilayah Sungai Benanain Tahap II Laporan Akhir

No Titik Kedalaman (m) PK (qc) JPK (fc)


(kg/cm2) (kg/cm2)
6.80 160 175
7.00 170 175
7.20 155 165
7.40 160 168
7.60 160 170
7.80 165 175
8.00 185 195
8.20

Tabel 4. 140 Sondir 3 ( DCPT/ Dutch Cone Penetration Test) di Waduk Sadi

No Titik Kedalaman (m) PK (qc) JPK (fc)


(kg/cm2) (kg/cm2)
1 Sondir 3 0.00 0 0
0.20 0 0
0.40 6 10
0.60 42 46
0.80 42 46
1.00 50 58
1.20 50 58
1.40 78 84
1.60 60 70
1.80 78 84
2.00 98 108

Gambar 4. 48 Kegiatan Sondir di Waduk Sadi

c) Data Test Pit

 No. TP : 01 As Bendungan Sadi

4-241
Penyusunan Rencana Pengelolaan SDA
Wilayah Sungai Benanain Tahap II Laporan Akhir

0 cm - 5cm ; Top soil yang merupakan timbunan erosi humus tanah disektor atas

sumur uji dan pelapukan tumbuhan disekitar sumur uji. Bentuk atau

formasi lapisan ini terdiri dari lempung pasiran halus sampai sedang

dengan ukuran 1 X 1 mm sampai dengan 1 X 1 cm , dengan warna abu

abu, kuning kecoklatan dan hitam.

5 cm - 60 cm ; Formasi lempung pasiran kerikil dan berkerakal dengan ukuran antara 1

X 1 mm sampai dengan 7 X 2 cm dengan warna abu abu kehitaman,

merah bata dan kuning kecoklatan yang bercampur dengan akar akar

tumbuhan umur pendek diseputar sumur uji.

60 cm - 110 cm , Lapisan lempung pasiran berwarna kuning keabuan, merah bata dan hitam

pupus dengan batuan kecil sampai sedang yang memiliki ukuran antara 1

X 1 mm sampai dengan 3 X 4 cm dengan perekat dan ikatannya sedang .

110 cm-150 cm; merupakan formasi lempung pasiran dengan warna abu abu kecoklatan

bercampur hitam keabuan dengan batuan yang memiliki ukuran 1 X 1

mm sampai dengan 1 X 2 cm. Umumnya pada lapisan lapisan formasi ini

mulai dari 0 cm sampai dengan 150 cm merupakan lempung pasiran

dengan perekat rendah dan ikatan sedang sehingga sangat mudah

terbawa air.

 No. TP : 02 Kiri Hulu As Bendungan Sadi

0 cm - 5 cm ; adalah top soil yang merupakan hasil timbunan sedimen bawaan dari

sektor atas sumur uji, bawaan air dan juga merupakan pelapukan

dedaunan di sekitar sumur uji, dengan warna kuning kecoklatan

bercampur pasiran halus dan batuan kecil antara 1 x 1 mm sampai

dengan 1 x 1 cm. Lapisan ini mudah tergerus apabila tergerus air.

5 cm - 70 cm; merupakan formasi lumpur pasiran dengan campuran kerikil halus

dengan ukuran 1 x 1 mm sampai dengan 2 x 3 cm. Formasi ini dengan

perekat bagus dan ikatan cukup, dengan warna kuning keabuan dan

campuran coklat kemerahan dengan sisipan putih keabuan.

4-242
Penyusunan Rencana Pengelolaan SDA
Wilayah Sungai Benanain Tahap II Laporan Akhir

10 cm - 105 cm ; adalah formasi lempung pasiran padat, ikatan cukup, perekat rendah ,

bentuk pasiran dengan warna putih keabuan yang dengan ukuran antara 1

x 1 mm sampai dengan 2 x 1 mm tanpa ikatan.

105 cm - 170 cm ; Formasi lempung pasiran dengan perekat cukupa dan ikatan sedang

Formasi ini dengan bawaan sifat jenuh yang tinggi namun tidak mudah

larut dan terurai dengan warna abu abu kecoklatan, hitam keabuan dengan

sisipan kuning kehijauan. Sedimen ini tidak mudah larut oleh tekanan air.

Formasi pasiran dan batuan pada lapisan ini dengan ukuran antara 2 x 3

mm sampai dengan 1 x 1,5 cm dengan posisi menyebar.

 No. TP : 03 Kanan HilirAs Bendungan Sadi

0 cm - 6 cm ; Top soil , sedimen lempung pasiran halus hasil timbunan bawaan air dari

sektor atas sumur uji dengan warna abu abu , coklat kehitaman bercampur

dengan pelapukan daun di seputar sumur uji dan akar akar serabut

tumbuhan yang berada pada sisi sumur uji.

6 cm - 30 cm ; Timbunan lempung pasiran dengan butiran halus sampai sedang antara 1 x

1 mm sampai dengan 2 x 6 cm, berwarna coklat hitam keabu abuan

dengan perekat cukup dan ikatan sedang.

30 cm - 170 cm ; Merupakan formasi lempung pasiran dengan warna abu abu, kuning

kecoklatan dengan sisipan pelapukan batu gampung berwarna putih.

Sedimen ini berupa kerikil dan koral gamping dengan ukuran 1 x 1 mm

sampai dengan 3,5 x 5 cm. Formasi ini dengan perekat dan ikatannya

sedang.

Gambar 4. 49 Foto Kegiatan Sondir Test Pit di Waduk Sadi

4-243
Penyusunan Rencana Pengelolaan SDA
Wilayah Sungai Benanain Tahap II Laporan Akhir

Gambar 4. 50 Foto Kegiatan Pengambilan Data Test Kualitas Air di Waduk Sadi

4.7.4. Waduk Haulasi

Secara umum kondisi geologi di daerah sekitar Waduk Haulasi termasuk dalam stratigrafi

Kompleks Mutis (pPm) ; Litologi terdiri dari Batuan malihan derajat rendah - tinggi,

berupa batusabak, filit, sekis, ampibolit, sekis – ampibolit, kuarsit, geneis ampibolit dan

granulit. Umur satuan Kompleks Mutis tersebut diendapkan dalam Pra – Tersier, Zaman

Pra - Perm. Secara umum kedudukan lapisan batuan yang ada dengan Strike dip N 55° E /

65° . Sumber Berdasar Peta Geologi Regional Peta Lembar Kupang – Atambua, Timor

(K.Suwitodirjo dan S. Tjokro Sapoetro, PPGN Bandung 1996) dan Peta Geologi Indonesia
(PPGN 2008).

4-244
Penyusunan Rencana Pengelolaan SDA
Wilayah Sungai Benanain Tahap II Laporan Akhir

: Kompleks Mutis (QTn) ; Litologi terdiri Batuan malihan derajat rendah – tinggi,
berupa batusabak, filit, sekis, ampibolit, sekis ampibolit, kuarsit, geneis ampibolit
dan granulit

Gambar 4. 51 Peta Geologi di sekitar Waduk Haulasi

Gambar 4. 52 Singkapan Batusabak di SP6(124o 21’ 58,95” BT / 09o 33’ 15,96” LS),

perlapisan Sekis-Filit di SP 7 (124o 21’ 59,95” BT / 09o 33’ 12,43” LS) dan Geneis

ampibolit di SP8 (124o 21’ 58,48” BT / 09o 33’ 15,38” LS) daerah sekitar Waduk Haulasi

Pengambilan Data Geologi Teknik

Pengambilan data lapangan Penyelidikan Geologi Geologi Teknik di lokasi Waduk


Haulasi antara lain sebagai berikut :

4-245
Penyusunan Rencana Pengelolaan SDA
Wilayah Sungai Benanain Tahap II Laporan Akhir

a) Data Hand Boring 2 Titik

b) Data Sondir 2 Titik

c) Data Test Pit 3 Titik

Tabel 4. 141 Koordinat Lokasi Pengambilan Data Lapangan Penyelidikan Geologi Teknik di
Waduk Haulasi.

No. Lokasi X Y Z
1 Hand Bor 1 124° 21’ 53,40” 09° 33’ 07,90” 567 M
0649794 8943803
2 Hand Bor 3 124° 21’ 54,20” 09° 33’ 09,50” 572M
0649817 8943751
3 Sondir 1 124° 21’ 53,10” 09° 33’ 07,70” 568 M
0649783 8943808
4 Sondir 3 124° 21’ 54,20” 09° 33’ 09,30” 573 M
0649816 8943758
5 Test Pit 1 124° 21’ 53,10” 09° 33’ 07,40” 568 M
0649783 8943818
6 Test Pit 2 124° 21’ 51,40” 09° 33’ 05,00” 551 M
0649732 8943892
7 Test Pit 3 124° 21’ 54,20” 09° 33’ 09,00” 572 M
0649816 8943768

Data Hand Boring 2 Titik

 Titik Hand Bor 1 berada di As Bendungan Haulasi

0.00 – 0.60 m; Lempung lanauan pasiran, warna coklat, kuning

keabuan, kering, terdapat kayu akar tanaman di perm Lempung

lanauan, warna coklat keabuan, merah bata, kering, terdapat kayu akar

tumbuh-tumbuhan di permukaan.

0.60 – 1.20 m; Lempung pasiran, warna kuning kemerahan sisipan

coklat kemerahan, plastisitas sedang, padat

4-246
Penyusunan Rencana Pengelolaan SDA
Wilayah Sungai Benanain Tahap II Laporan Akhir

Gambar 4. 53 Lokasi Pengambilan Data Lapangan Geologi Teknik di Waduk Haulasi

1.20 – 1.60 m; Lempung, warna abu-abu kekuningan,merah bata,

lembab, plastisitas tinggi, teguh

1.60 – 2.00 m; Lempung pasiran, warna abu-abu kekuningan, pasir

berukuran pasir halus, urai, sedikit padat

 Titik Hand Bor 2 berada di As Bendungan Haulasi

0.00 – 0.20 m; Lempung pasiran, warna merah bata, terdapat kayu

akar tumbuh-tumbuhan di permukaan, mudah terurai.

0.20 – 1.20 m; Lempung pasiran, warna kuning kemerahan sisipan

coklat kemerahan, plastisitas sedang, padat

1.20 – 1.60 m; Lempung, warna kuning, merah bata plastisitas

sedang-tinggi, teguh

1.60 – 2.00 m; Lempung pasiran, warna kekuningan, terdapat

fragmen batuan filith- geneis, sedikit padat

4-247
Penyusunan Rencana Pengelolaan SDA
Wilayah Sungai Benanain Tahap II Laporan Akhir

Gambar 4. 54 Foto Kegiatan Hand Bor di Waduk Haulasi

a) Data Sondir 2 Titik

Sondir ( DCPT/ Dutch Cone Penetration Test) di Waduk Haulasi


Tabel 4. 142 Sondir 1( DCPT/ Dutch Cone Penetration Test) di Waduk Haulasi

No Titik Kedalaman (m) PK (qc) JPK (fc)


(kg/cm2) (kg/cm2)
1 Sondir 1 0.00 0 0
0.20 0 0
0.40 35 40
0.60 40 50
0.80 55 60
1.00 50 55
1.20 45 50
1.40 30 40
1.60 40 45
1.80 40 50
2.00 32 42
2,20 78 86
2.40 76 86
2.60 52 62
2.80 65 75

Tabel 4. 143 Sondir 3 ( DCPT/ Dutch Cone Penetration Test) di Waduk Haulasi

No Titik Kedalaman (m) PK (qc) JPK (fc)


(kg/cm2) (kg/cm2)
3 Sondir 3 0.00 0 0
0.20 0 0
0.40 24 28
0.60 34 36
0.80 50 60
1.00 75 85
1.20 95 105

4-248
Penyusunan Rencana Pengelolaan SDA
Wilayah Sungai Benanain Tahap II Laporan Akhir

No Titik Kedalaman (m) PK (qc) JPK (fc)


(kg/cm2) (kg/cm2)
1.40 75 84
1.60 55 60
1.80 60 70
2.00 80 85
2.20 65 75
2.40 35 45
2.60 40 50
2.80 40 50
3.00 48 58
3.20 70 75
3.40 45 55
3.60 50 55
3.80 45 50
4.00 35 48
4.20 25 35
4.40 35 45
4.60 36 46
4.80 45 55
5.00 75 85
5.20 105 115
5.40 125 135
5.60

Gambar 4. 55 Foto Kegiatan Sondir di Waduk Haulasi

b) Data Test Pit

 No. TP : 01 As Bendungan Haulasi

0 cm - 5cm ; Top soil yang merupakan timbunan erosi humus tanah disektor atas sumur

uji dan pelapukan tumbuhan disekitar sumur uji. Bentuk atau formasi

4-249
Penyusunan Rencana Pengelolaan SDA
Wilayah Sungai Benanain Tahap II Laporan Akhir

lapisan ini terdiri dari lempung pasiran halus sampai sedang dengan

ukuran 1 X 1 mm sampai dengan 1 X 1 cm, dengan warna abu abu, kuning

kecoklatan dan hitam.

5 cm - 60 cm ; Formasi lempung pasiran kerikil dan berkerakal dengan ukuran antara 1 X 1

mm sampai dengan 7 X 2 cm dengan warna abu abu kehitaman, merah

bata dan kuning kecoklatan yang bercampur dengan akar akar tumbuhan

umur pendek di seputar sumur uji.

60 cm - 110 cm ; Lapisan lempung pasiran berwarna kuning keabuan, merah bata dan hitam

pupus dengan batuan kecil sampai sedang yang memiliki ukuran antara 1

X 1 mm sampai dengan 3 X 4 cm dengan perekat dan ikatannya sedang.

110 cm - 150 cm ; merupakan formasi lempung pasiran dengan warna abu abu kecoklatan

bercampur hitam keabuan dengan batuan yang memiliki ukuran 1 X 1

mm sampai dengan 1 X 2 cm . Umumnya pada lapisan lapisan formasi ini

mulai dari 0 cm sampai dengan 150 cm merupakan lempung pasiran

dengan perekat rendah dan ikatan sedang sehingga sangat mudah

terbawa air.

 No. TP : 02 Kiri Hulu

0 cm - 5 cm ; adalah top soil yang merupakan hasil timbunan sedimen bawaan dari

sektor atas sumur uji, bawaan air dan juga merupakan pelapukan

dedaunan di sekitar sumur uji, dengan warna kuning kecoklatan

bercampur pasiran halus dan batuan kecil antara 1 x 1 mm sampai

dengan 1 x 1 cm. Lapisan ini mudah tergerus apabila tergerus air.

5 cm - 70 cm ; merupakan formasi lumpur pasiran dengan campuran kerikil halus

dengan ukuran 1 x 1 mm sampai dengan 2 x 3 cm. Formasi ini dengan

perekat bagus dan ikatan cukup, dengan warna kuning keabuan dan

campuran coklat kemerahan dengan sisipan putih keabuan.

10 cm - 105 cm ; adalah formasi lempung pasiran padat, ikatan cukup, perekat rendah,

bentuk pasiran dengan warna putih keabuan yang dengan ukuran

antara 1 x 1 mm sampai dengan 2 x 1 mm tanpa ikatan.

4-250
Penyusunan Rencana Pengelolaan SDA
Wilayah Sungai Benanain Tahap II Laporan Akhir

105 cm - 170 cm ; Formasi lempung pasiran dengan perekat cukupa dan ikatan sedang.

Formasi ini dengan bawaan sifat jenuh yang tinggi namun tidak mudah

larut dan terurai dengan warna abu abu kecoklatan, hitam keabuan

dengan sisipan kuning kehijauan. Sedimen ini tidak mudah larut oleh

tekanan air. Formasi pasiran dan batuan pada lapisan ini dengan

ukuran antara 2 x 3 mm sampai dengan 1 x 1,5 cm dengan posisi

menyebar.

 No. TP : 03 Kanan Hilir

0 - 5cm, Top soil yang merupakan timbunan sedimen halus, hasil timbunan

pelapukan dari sektor atas sumur uji dan juga pelapukan tumbuhan disekitar

sumur uji. Dalam formasi lapisan ini memiliki warna abu abu kecoklatan dan

hitam.

5 - 57cm, adalah timbunan sedimen pelapukan dari bukit sebelah kanan sumur uji

dengan warna abu abu, coklat kemerahan dan hijau pupus. Lapisan ini kaya

akan perekat namun ikatannya sedang. Dalam lapisan ini terdapat pula

batuan pasiran berkerikil yang memiliki ukuran 1 X 1 cm sampai dengan 3 X

3 cm.

57 - 125cm, adalah timbunan campuaran pelapukan batuan hijau pupus dengan sisipan

bobonaro dengan warna merah bata yang perekatnya tinggi namun

ikatannya lemah . Formasi ini bercampur kerikil kecil antara 1 X 1 mm

sampai dengan 5 X 6 cm. Materian ini merupakan pasiran berkerikil dan

pelapukan dari sektor atas sumur uji dengan timbunan erosi pada masa

lampau.

125 - 180cm , Formasi lempung berkerikil dan batuan kecil sampai sedang antara lain 1 X 1

mm sampai dengan 7 X 4 cm yang perekatnya bagus dan ikatannya sedang.

Warna yang paling dominan dalam formasi ini adalah hijau pupus

kekuningan dan merah bata.

4-251
Penyusunan Rencana Pengelolaan SDA
Wilayah Sungai Benanain Tahap II Laporan Akhir

Gambar 4. 56 Foto Kegiatan Pengambilan Data Test Pit di Waduk Haulasi

Gambar 4. 57 Kegiatan Pengambilan Data Test Kualitas Air di Waduk Haulasi

4-252
Penyusunan Rencana Pengelolaan SDA
Wilayah Sungai Benanain Tahap II Laporan Akhir

Gambar 4. 58 Korelasi Startigrafi Daerah Kupang – Atambua,


Timor (PGN 1994)

4-253
Penyusunan Rencana Pengelolaan SDA
Wilayah Sungai Benanain Tahap II Laporan Akhir

4.7.5. Struktur Geologi

Pulau Timor dan sekitarnya terletak terletak pada Busur Banda luar yang tidak terdapat

gunungapi. Geologi dan struktur geologinya memang sangat rumit dan hal ini

menjadikan pulau pulau tersebut menjadi obyek penelitian para ahli kebumian baik dari

dalam maupun luar negeri sejak 50 tahun terakhir. Kerumitan geologi dan strukturnya

tersebut tercermin oleh; terdapatnya aneka ragam batuan campur aduk dari berbagai

umur dan dan batuan – batuan tersebut menutupi hampir 40 % dari pulau tersebut.

4.7.6. Penyelidikan Geologi Teknik

Penyelidikan geologi teknik (soil investigation) dimaksudkan untuk mengetahui karakteristik

tanah baik secara visual di lapangan maupun analisa laboratorium mekanika tanah.

Adapun pengambilan data geologi teknik direncanakan teridri dari Pemboran dengan

deskripsi tanah dan pengambilan contoh tanah tidak terganggu (UDS/ Undisturbed

sample), Sondir disekitar as bendung dan Test Pit di sekitar Borrow area dengan deskripsi

tanah dan pengambilan contoh tanah tidak terganggu (Bulk sample).

1. Waduk Wemeda

Pengambilan data geologi teknik (soil Investigation) di lokasi rencana Waduk

Wemeda di Desa Wemeda, Kecamatan Malaka Timur, Kabupaten Malaka ditentukan

di lokasi Koordinat sebagai berikut :


Tabel 4. 144 Koordinat Lokasi As Waduk Wemeda

No. Lokasi X Y Z
1 As 1 124° 54’ 24,80” 09° 25’ 35,79” - M
8957411 0709380
2 As 2 124° 54’ 22,89” 09° 25’ 37,60” - M
8957357 0709321
3 As 3 124° 54’ 15,59” 09° 25’ 45,40” - M
8957118 079098
4 Borrow Area 124° 54’ 10,90” 09° 25’ 44,30” - M
8957153 0708954

4-254
Penyusunan Rencana Pengelolaan SDA
Wilayah Sungai Benanain Tahap II Laporan Akhir

2. Waduk Sadi

Pengambilan data geologi teknik ( soil Investigation) di lokasi rencana Waduk Sadi
di Desa Sadi, Kecamatan Tasifeto Timur, Kabupaten Belu ditentukan di lokasi
Koordinat sebagai berikut :

Tabel 4. 145 Koordinat As Waduk Sadi

No. Lokasi X Y Z
1 As 1 124° 56’ 58,80” 09° 04’ 37,10” M
8996063 0714289
2 As 2 124° 56’ 54,50” 09° 04’ 39,00” M
8996005 0714158
3 As 3 124° 56’ 51,40” 09° 04’ 40,50” M
8995959 0714064
4 As 4 124° 56’ 48,90” 09° 04’ 41,50” M
8995929 0713987
5 Borrow Area 124° 56’ 53,30” 09° 04’ 42,70” M
8995891 0714120
3. Waduk Haulasi

Pengambilan data geologi teknik (soil Investigation) di lokasi rencana Waduk Haulasi
di Desa Haulasi, Kecamatan Miomafo Barat, Kabupaten Timor Tengah Utara
ditentukan di lokasi Koordinat sebagai berikut :

Tabel 4. 146 Koordinat As Waduk Haulasi

No. Lokasi X Y Z
1 As 1 124° 56’ 58,80” 09° 04’ 37,10” M
8996063 0714289
2 As 2 124° 56’ 54,50” 09° 04’ 39,00” M
8996005 0714158
3 As 3 124° 56’ 51,40” 09° 04’ 40,50” M
8995959 0714064
4 As 4 124° 56’ 48,90” 09° 04’ 41,50” M
8995929 0713987
6 Borrow Area 124° 56’ 53,30” 09° 04’ 42,70” M
8995891 0714120

4-255

Anda mungkin juga menyukai