BAB 4
INVENTARISASI SUMBER DAYA AIR
4.1. Data dan Informasi Pola Pengelolaan Sumber Daya Air Wilayah Sungai
Benanain
Pengumpulan data atau inventarisasi data merupakan proses awal dalam pelaksanaan
analisis ini ke depan secara menyeluruh. Data yang dikumpulkan berupa data
sekunder maupun data primer berupa hasil survei di lapangan yang akan memberikan
Klasifikasi iklim di pulau Timor menurut Schmidt-Ferguson (SF) tergolong : E atau agak
kering dan menurut Koppen tergolong Aw (iklim hujan tropis muson yang kering).
a. Suhu Udara
Suhu udara rerata bulanan di Stasiun Oebobo adalah 24,9°C. Fluktuasi suhu relatif
kecil dilihat dari perbedaan suhu udara pada bulan Juli 23,2 oC dan Oktober
26,3oC. Untuk Stasiun Naibonat, suhu rerata bulanannya adalah 27,3oC dan
fluktuasi suhu relatif kecil, dimana perbedaannya dapat dilihat pada suhu udara
b. Kelembaban Relatif
Kelembaban rerata tahunannya adalah 87,9% dengan nilai terkecil pada bulan
Oktober sebesar 85,5% dan tertinggi sebesar 90,4% pada bulan Juli.
4-1
Penyusunan Rencana Pengelolaan SDA
Wilayah Sungai Benanain Tahap II Laporan Akhir
Lama penyinaran matahari rerata pada Stasiun Manumuti adalah 58,1% durasi
maksimum 73,3% terjadi pada bulan Oktober dan durasi minimum 45,4% terjadi
d. Kecepatan Angin
Untuk Stasiun Oebobo, rata-rata kecepatan angin bulanannya adalah 0,43 m/dt
berkisar dari 0,22 m/dt pada bulan Januari sampai dengan 0,81 m/dt pada bulan
bulanannya adalah 0,83 m/dt berkisar dari 0,46 m/dt pada bulan Maret sampai
dengan 1,23 m/dt pada bulan Mei. Pada Stasiun Manumuti, kecepatan angin
rerata bulanannya adalah 1,80 m/dt berkisar dari 1,00 m/dt pada bulan Maret
Wilayah Sungai Benanain berada di 2 (dua) Negara mempunyai luas Wilayah Sungai
Benanain sebesar 9.618,67 Km2 mempunyai 45 DAS (daerah aliran sungai), terbagi
yaitu 25 DAS di wilayah Negara Kesatuan Republik Indonesia dan 20 (dua puluh)
DAS di wilayah Negara Timor Leste (lihat Bab.sebelumnya; Pembagian DAS Wilayah
Sungai Benanain). Sebagian besar kualitas air sungai maupun air tanah dalam di
wilayah sungai Benanain belum terlalu tercemar berat seperti halnya di wilayah
sungai yang banyak terdapat daerah-daerah industri dan pemukiman yang
menghasilkan limbah cair.
Status Mutu Air Wilayah Sungai Benanain Nusa Tenggara Timur, dapat diketahui
dengan cara membandingkan kualitas air hasil pengukuran terhadap Baku Mutu
dan Peruntukan Sumber Air yang dikeluarkan oleh Gubernur Provinsi Nusa
Tenggara Timur. Mengingat di Provinsi Nusa Tenggara Timur belum dibuat
peraturan yang mengacu pada peraturan terbaru, maka tolak ukur untuk
mengetahui status mutu air dipakai Peraturan Pemerintah RI, No: 82/Tahun 2001
tentang Pengelolaan Kualitas Air dan Pengendalian Pencemaran Air yang terdiri
dari empat kelas sebagai berikut :
4-2
Penyusunan Rencana Pengelolaan SDA
Wilayah Sungai Benanain Tahap II Laporan Akhir
Kelas satu, air yang peruntukannya dapat digunakan untuk air baku air
minum, dan atau peruntukan lain yang mempersyaratkan mutu air yang sama
dengan kegunaan tersebut.
Sedangkan untuk Status mutu air di Wilayah Sungai Benanain Nusa Tenggara II
diukur dan dinilai sesuai dalam Tabel 4.1. berikut ini ;
Tabel 4. 1 Klasifikasi dan Kriteria Mutu Air, Peraturan Pemerintah Nomor: 82/Tahun 2001
KELAS Mutu Air
PARAMETER SATUAN
Keterangan
I II III IV
FISIKA ;
Residu Tersuspensi mg/L 50 50 400 400 konvensional (PAMK) residu tersuspensi <
5000 mg/L.
KIMIA ANORGANIK;
alamiah
BOD mg/L 2 3 6 12
4-3
Penyusunan Rencana Pengelolaan SDA
Wilayah Sungai Benanain Tahap II Laporan Akhir
mg/L,NO3 –
Nitrat 10 10 20 20
N
Boron mg/L,B 1 1 1 1
Tembaga mg/L.Cu 0.02 0.02 0.02 0.2 Bagi PAMK,Cu < 1 mg/L
Besi mg/L,Fe 0.3 (-) (-) (-) Bagi PAMK, Fe < 5 mg/L
Timbal mg/L,Pb 0.03 0.03 0.03 1 Bagi PAMK, Pb < 0,1 mg/L
mg/L,NO2 –
Nitrit,sbg N 0.05 0.05 0.05 (-) Bagi PAMK, NO 2 -N < 1 mg/L
N
Belerang sbg H2 S mg/L 0.002 0.002 0.002 (-) Bagi PAMK, S sbg H2S < 0,1 mg/L
MIKROBIOLOGI ;
Fecal coliform Jml/100mL 100 1000 2000 2000 Bagi PAMK,Fecal Coliform < 2000 jml/100
RADIOAKTIVITAS ;
Gross B Bq/L 1 1 1 1
KIMIA ORGANIK ;
Detergent sbg
g/L 200 200 200 (-)
MBAS
4-4
Penyusunan Rencana Pengelolaan SDA
Wilayah Sungai Benanain Tahap II Laporan Akhir
DDT g/L 2 2 2 2
Heptachlor &
g/L 18 (-) (-) (-)
H.Epoxide
Keterangan : ( Sumber : Lampiran PP. No. 82 tahun 2001, tentang Pengelolaan Kualitas Air dan Pengendalian Pencemaran Air )
g =
Mg = milligram Bq = Bequerel
mikrogram
m L = mililiter MBAS = Methylene Blue Active Substance Nilai diatas merupakan batas max,kecuali p H & DO
Logam berat merupakan logam
p H, merupakan nilai rentang yang tidak boleh kurang dan lebih
terlarut
Nilai DO merupakan batas minimum Arti (-), bahwa pada kelas tsb,parameter tsb.tidak dipersyaratkan.
Balai Besar Wilayah Sungai Nusa Tenggara II pada bulan Juli 2011 telah
(satu) lokasi di Desa Niola Kecamatan Bikomi, Kabupaten Timor Tengah Utara
dengan koordinat 090 33' 34" LS dan 1240 29' 56" BT dan Air Tanah Dalam di
Tasbar, Kabupaten Belu berkoodinat 090 16' 50" LS - 1240 51' 30" BT; Desa
Kota Kefa, Kabupaten Timor Tengah Utara berkoodinat 090 28' 06" LS - 1240
28' 46" BT. Sedangkan hasil pemantauan kualitas air pada sungai Benanain
dan Air Tanah Dalam di dalam Wilayah Sungai Benanain dapat dilihat pada
4-5
Penyusunan Rencana Pengelolaan SDA
Wilayah Sungai Benanain Tahap II Laporan Akhir
Waktu
Parameter
Sampling
Lokasi
Nama Sungai DHL DO
Sampling pH Suhu
Tgl. Jam. (umhos/c ( mg/L
- ( 0C )
m) )
4-6
Penyusunan Rencana Pengelolaan SDA
Wilayah Sungai Benanain Tahap II Laporan Akhir
Tabel 4. 3 Hasil Pengukuran Kualitas Air Beberapa Air Tanah Dalam di Wilayah Sungai Benanain Tahun 2011
Waktu
Lokasi Sampling Parameter
Nama Sampling
No & Keterangan
Sumur pH DHL DO Suhu
Koordinat Sampling Tgl. Jam.
- (Umhos/cm) (mg/L) ( 0C )
1 Sumur Artesis Ds.Rinbesihat, Kec.Tasbar,
Jumlah Penduduk 60 KK,
, SWT 08 Kabupaten Belu 20-7-2011 11.30 7.8 710 2.10 *) 26.7
Dimanfaatkan 30 KK (50%)
0 0
09 16' 50" LS - 124 51' 30" Dikelola pak Guru ,
BT masalah institusi dan OM
2 Artesis positif
Ds.Liuntolu, Kec.Raimanuk,
Kabupaten Belu
20-7-2011 11.45 7.34 758 2.76 *) 27.4 Sawah 200 Ha
0 0
09 16' 56" LS - 124 51' 37"
BT
3 Artesis, Jl.Sisingamangaraja
Kel.Kefa Selatan, Dimanfaatkan Rumah
20-7-2011 14.30 7.38 916 1.63 *) 25,0 Tangga =
Kec.Kota Kefa,
Kabupaten TTU 45 KK @ 6 orang/KK
0 0
PAT- 09 28' 06" LS - 124 28' 46" Operasi Setiap 2 hari/sekali
NTT,2009, BT Dikelola masyarakat
PKM163 (P.Johanes Etha)
4-7
Penyusunan Rencana Pengelolaan SDA
Wilayah Sungai Benanain Tahap II Laporan Akhir
Pengukuran Kualitas Air Sungai dilakukan pengambilan contoh air (sample air)
langsung di lapangan dan analisa di laboratorium kualitas air terakriditasi yang
dilaksanakan tanggal 17 - 23 Juli 2013 oleh tim Konsultan dengan
Laboratorium Dinas Kesehatan Kota Kupang, Provinsi NTT, yang berdasarkan
Peraturan Pemerintah RI No: 82 Tahun 2001 tentang Pengelolaan Kualitas Air
dan Pengendalian Pencemaran Air. dan hasil analisa kualitas air dievaluasi
mengacu Kriteria Mutu Air Kelas II.
Tabel 4. 4 Lokasi Pengambilan dan Pengukuran Kualitas Air Sungai Wilayah Sungai Benanain
Koordinat
Lokasi Pengambilan
Pengambilan Contoh Air Elevasi
No dan Pengukuran
( mdp )
Kualitas Air Sungai S E
2 Mata Air Alas S. 09º 23' 33,1" E. 125º 02' 34,5" 480 mdp
3 Bendung Holeki S. 09º 01' 27,8" E. 125º 08' 26,5" 180 mdp
5 Sungai Talau S. 08º 58' 57,9" E. 125º 06' 11,1" 117 mdp
6 Bendungan Haekesak S. 09º 00' 46,2" E. 125º 05' 15,3" 135 mdp
7 Sungai Baukama S. 09º 06' 33,7" E. 124º 59' 26,9" 307 mdp
4-8
Penyusunan Rencana Pengelolaan SDA
Wilayah Sungai Benanain Tahap II Laporan Akhir
Koordinat
Lokasi Pengambilan
Pengambilan Contoh Air Elevasi
No dan Pengukuran
( mdp )
Kualitas Air Sungai S E
9 DAS Ekat S. 09º 22' 43,4" E. 124º 22' 42,6" 228 mdp
10 Embung Nekafean S. 09º 05' 38,4" E. 124º 53' 25,3" 324 mdp
11 Sungai Motabaouk S. 09º 18' 22,6" E. 124º 52' 27,4" 360 mdp
12 DAS Polen S. 09º 41' 31,4" E. 124º 28' 58,3" 228 mdp
13 DAS Benanain S. 09º 22' 02,1" E. 124º 25' 28,1" 508 mdp
14 DAS Noemuti S. 09º 34' 04,6" E. 124º 28' 55,0" 305 mdp
Sumber : Laboratorium Dinas Kesehatan Kota Kupang, Provinsi NTT dan Tim Konsultan, Juli 2013
4-9
Penyusunan Rencana Pengelolaan SDA
Wilayah Sungai Benanain Tahap II
Laporan Akhir
Tabel 4. 5 Hasil Pengukuran Kualitas Air Wilayah Sungai Benanain Tahun 2013
PARAMETER
Keruh NH3-
No. TDS TSS pH Nitrat Nitrit Fe Mn BOD COD Cl Coliform
LOKASI an N
(mg/ (mg/ (mg/L (mg/ (mg/ Juml./100
NTU - (mg/L) (mg/L) (mg/L) (mg/L) (mg/L)
L) L) ) L) L) mL
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15
1 Bd. Bananain 194 23 30 7 1.8 0.02 0.05 0.23 5.2 9.6 0.09 17.61 7
2 Mata Air Alas 247 9 17 7.5 1.5 0.02 0.05 0.97 3.7 7.8 0,08 8.9 210
3 Bd.Holeki 238 41 15 7 1.5 0.06 0.05 0.15 3.1 9.1 011 11.71 460
4 Muara Benanain 195 24 14 6.5 2.7 0.03 0.14 0.07 3.2 7.9 0.08 23.81 75
6 Bd. Haekesak 224 38 21 7 2.8 0.02 0.08 0.24 4.3 8 0.11 6.5 7
7 S. Baukama 183 29 24 7 3.1 0.02 0.13 0,74 4.0 8.8 0.13 6.74 2400
8 Bd. Mena 174 26 23 7 2.6 0.02 0.24 0.44 3 8.1 0.17 5.45 2400
9 DAS Ekat 146 16 12 7 2.2 0.04 0.05 0.27 3.3 8 0.1 5.82 2400
10 Emb. Nekafean 123 56 23 7 1.4 0.02 0.05 0.15 6.2 11.9 0.11 6.13 2400
11 S. Motabaouk 207 34 12 7 2.4 0.03 0.06 0.13 4.8 6.5 0.06 7.21 1100
12 DAS Polen 215 32 17 8 1.2 0.02 0.1 0.22 4.2 7.5 0.08 6.48 9
4 - 10
Penyusunan Rencana Pengelolaan SDA
Wilayah Sungai Benanain Tahap II
Laporan Akhir
PARAMETER
Keruh NH3-
No. TDS TSS pH Nitrat Nitrit Fe Mn BOD COD Cl Coliform
LOKASI an N
(mg/ (mg/ (mg/L (mg/ (mg/ Juml./100
NTU - (mg/L) (mg/L) (mg/L) (mg/L) (mg/L)
L) L) ) L) L) mL
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15
14 DAS Noemuti 166 27 17 8 1.2 0.02 0.05 0.25 3.1 7 0.06 0.43 23
15 DI. Jak 120 14 20 7 1 0.02 0.05 0.19 3.8 7.1 0.11 5.14 7
Sumber : Laboratorium Dinas Kesehatan Kota Kupang, Provinsi NTT dan Tim Konsultan, Juli 2013
4 - 11
Penyusunan Rencana Pengelolaan SDA
Wilayah Sungai Benanain Tahap II
Laporan Akhir
Propinsi Nusa Tenggara Timur tahun 2013 yang dipelajari yaitu Lokasi
pemantauan kualitas air mengacu pada hasil pengukuran yang dilakukan oleh
pengambilan contoh air dilakukan 5 (lima) kali dalam setahun yang mewakili
musim penghujan dan musim kemarau, yakni pada bulan Mei, Juni, Juli,
Data kualitas air sungai-sungai daerah Aliran Sungai Benanain berserta anak-
anak sungainya diperoleh dari hasil pengukuran kualitas air sungai pada 8
(delapan) titik lokasi sungai yang terbagi 6 (enam) titik lokasi di Sungai
Benanain dan 2 (dua) titik lokasi di anak Sungai Benanain (Kadi Numbey dan
Baen Kadi Numbey) yaitu titik lokasi ; Polen Desa Puna, Jembatan Fatumuti-
Hatimuk, Kadi - Numbey dan Baen Kadi - Numbey. Pengukuran kualitas air
tersebut diatas dilakukan juga titik koordinat, elevasi lokasi sampling air, lebih
4 - 12
Penyusunan Rencana Pengelolaan SDA
Wilayah Sungai Benanain Tahap II
Laporan Akhir
Tabel 4. 6 Lokasi Titik Pengambilan dan Pengukuran Kualitas Air Sungai Wilayah Sungai
Benanain Tahun 2013
Lokasi Sampling Koordinat
Nama Titik Sampling Kualitas Air Pengambilan Contoh Air
No
(Sungai & Anak Sungai) (Desa/Kecamatan/
S E
Kabupaten)
Sungai Benanain;
Kabupaten Timor Tengah E. 124º 28'
1 Polen, Desa Puna S. 09º 41' 31,1"
Selatan 59,6"
E. 124º 51'
6 Jembatan Hatimuk Ds. Hatimuk, Kab. Malaka S. 09º 36' 04,9"
48,9"
Anak S. Benanain ;
Sumber : Laboratorium Dinas Kesehatan Kota Kupang, Provinsi NTT dan Tim Konsultan, Juli 2013
Hasil analisa kualitas air Sungai-sungai Benanain dan anak Sungai Benanain pada Wilayah
Sungai Benanain yang dipantau dan dievaluasi dengan Peraturan Pemerintah. No.82 /Tahun
.2001, Kriteria Mutu Air Kelas II, sedangkan pelaksanaan pengukuran dan pemantauan
dilakukan 5 (lima) Tahap tahun 2013, yaitu Tahap I bulan Mei, Tahap II bulan Juni, Tahap III
bulan Juli, Tahap IV bulan September dan Tahap V pada bulan Nopember, hal tersebut
4 - 13
Penyusunan Rencana Pengelolaan SDA
Wilayah Sungai Benanain Tahap II
Laporan Akhir
Tabel 4. 7 Hasil Analisa Kualitas Air pada Wilayah Sungai Benanain Tahap I (Mei 2013)
Lokasi
PP .
Anak 82/2001
Sungai Benanain
No Parameter Satuan S. Benanain Kelas II
Jemb. Jemb. Jemb. Baku Mutu
Polen, Kulu - Kakaniuk- Kadi - Baen Kadi
Fatumuti- Air *)
Desa Puna Noelmina Numbey Numbey Hatimuk Numbey - Numbey
Noemuti
Fisika :
0
1 Suhu C 26 26.7 25.8 28.5 30.9 32.5 30.1 31.6 Deviasi + 3
2 TSS mg/L 1 2 1 3 2 2 1 1 50
3 TDS mg/L 175 195 198 207 218 211 27.3 26.3 1000
4 DHL Umhos/cm 330 364 373 389 407 394 513 493 -
Kimia AnOrganik –Organik ;
5 Nitrat (NO3-N) mg/L 0.46 0.10 0.20 0.30 0.13 0.90 0.36 0.10 10
7 Mangan (Mn) mg/L 0.0829 0.2328 0.1933 0.1776 0.1933 0.2052 0.3906 0.3038 -
8 Amoniak (NH2-N) mg/L 0.0200 0.0100 0.0200 0.0200 0.0200 0.0100 0.0100 0.0100 -
10 DO mg/L 5.25 5.56 5.20 5.23 4.77 4.32 4.72 5.17 >4
11 BOD mg/L 0.93 0.68 1.02 1.44 1.53 1.44 2.21 1.61 3
12 COD mg/L 4.67 3.46 5.12 7.17 7.56 7.30 11.02 8.07 25
13 Minyak & Lemak Ug/L 200 200 3600 2800 1000 1600 tt 400 1000
4 - 14
Penyusunan Rencana Pengelolaan SDA
Wilayah Sungai Benanain Tahap II
Laporan Akhir
Lokasi
PP .
Anak 82/2001
Sungai Benanain
No Parameter Satuan S. Benanain Kelas II
Jemb. Jemb. Jemb. Baku Mutu
Polen, Kulu - Kakaniuk- Kadi - Baen Kadi
Fatumuti- Air *)
Desa Puna Noelmina Numbey Numbey Hatimuk Numbey - Numbey
Noemuti
14 Besi (Fe) mg/L 0.0970 0.0291 0.0970 0.1067 0.0679 0.1455 0.2231 0.1552 -
16 MBAS (deterjen) mg/L 0.0240 0.0298 0.0352 0.0476 0.0539 0.0536 0.0584 0.0360 200
17 Fosfat - P mg/L 0.23 0.20 0.18 0.11 0.09 0.14 0.05 tt 0.2
19 Salinitas ppt 0.2 0.2 0.2 0.2 0.22 0.2 0.3 0.2 -
Mikrobiologi ;
20 Fecal Coliform Jml/100ml 700 600 500 300 0 600 200 0 1000
21 Total Coliform Jml/100ml 21300 17300 19800 5500 16800 4600 5300 5300 5000
Sumber : Badan Lingkungan Hidup Daerah (BLHD) Propinsi NTT, Tahun 2013
Keterangan : *) PP No ; 82/ tahun 2001 Kriteria Mutu Air Kelas. II
4 - 15
Penyusunan Rencana Pengelolaan SDA
Wilayah Sungai Benanain Tahap II
Laporan Akhir
Tabel 4. 8 Hasil Analisa Kualitas Air pada Wilayah Sungai Benanain Tahap II (Juni 2013)
Lokasi
PP .
Sungai Benanain Anak S. Benanain 82/2001
No Parameter Satuan Kelas II
Jemb. Baen
Polen, Jemb. Kulu - Kakaniuk- Jemb. Kadi - Baku Mutu
Fatumuti- Kadi -
Desa Puna Noelmina Numbey Numbey Hatimuk Numbey Air *)
Noemuti Numbey
Fisika :
0
1 Suhu C 22.5 26.9* 27.9 23.5 25.1 24.6 25.7 25.3 Deviasi + 3
3 TDS mg/L 176.4 191 192.8 249 264 260 334 337 1000
4 DHL Umhos/cm 324 343 351 454 482 472 319 360 -
Kimia AnOrganik –Organik ;
7 Mangan (Mn) mg/L 0.0316 0.02276 0.0158 0.1105 0.0197 tt 0.0434 0.1302 -
10 DO mg/L 3.88 3.88 4.29 4.49 4.60 4.32 3.88 3.06 >4
11 BOD mg/L 0.64 11.42 0.35 1.21 0.93 0.94 0.53 2.10 3
12 COD mg/L 3.15 91.34 1.73 6.06 4.62 4.68 2.66 12.56 25
13 Minyak & Lemak mg/L 400 800 4000 2400 1600 1800 600 1200 1000
4 - 16
Penyusunan Rencana Pengelolaan SDA
Wilayah Sungai Benanain Tahap II
Laporan Akhir
Lokasi
PP .
Sungai Benanain Anak S. Benanain 82/2001
No Parameter Satuan Kelas II
Jemb. Baen
Polen, Jemb. Kulu - Kakaniuk- Jemb. Kadi - Baku Mutu
Fatumuti- Kadi -
Desa Puna Noelmina Numbey Numbey Hatimuk Numbey Air *)
Noemuti Numbey
14 Besi (Fe) mg/L 0.4463 0.2037 0.4851 0.5627 0.6792 0.5045 0.3784 0.4560 -
17 Fosfat - P mg/L 2.83 1.98 4.87 1.89 1.86 1.92 1.40 2.97 0.2
18 Sulfat (SO4) mg/L 18.66 13.00 13.00 32.33 34.33 33.00 39.33 43.00 -
Mikrobiologi ;
20 Fecal Coliform Jml/100ml 200 1100 200 200 200 100 600 500 1000
21 Total Coliform Jml/100ml 11600 6500 8100 17200 21200 7900 8300 7700 5000
Sumber ; Badan Lingkungan Hidup Daerah (BLHD) Propinsi NTT, Tahun 2013
Keterangan : *) PP No ; 82/ tahun 2001 Kriteria Mutu Air Kelas. II
4 - 17
Penyusunan Rencana Pengelolaan SDA
Wilayah Sungai Benanain Tahap II
Laporan Akhir
Tabel 4. 9 Hasil Analisa Kualitas Air pada Wilayah Sungai Benanain Tahap III (Juli 2013)
Lokasi
PP .
Anak
Sungai Benanain 82/2001
No Parameter Satuan S. Benanain Kelas II
Jemb. Baen Kadi Baku Mutu
Polen, Jemb. Kulu - Kakaniuk- Jemb. Kadi -
Fatumuti- - Air *)
Desa Puna Noelmina Numbey Numbey Hatimuk Numbey
Noemuti Numbey
Fisika ;
0
1 Suhu C 23.6 25.5 26.1 26.1 27.1 26.8 26.8 25.8 Deviasi + 3
2 TSS mg/L 10 3 6 20 19 31 33 12 50
3 TDS mg/L 205 236 227 308 323 298 343 377 1000
4 DHL Umhos/cm 376 441 420 580 604 556 646 707 -
Kimia AnOrganik –Organik ;
5 Nitrat (NO3-N) mg/L 0.0667 0.1667 0.3667 0.1667 0.7667 0.4667 0.3667 0.1667 10
10 DO mg/L 4.17 3.79 3.91 4.20 4.91 4.16 4.53 4.93 >4
11 BOD mg/L 0.24 0.37 0.13 0.31 0.16 0.05 0.48 2.12 3
12 COD mg/L 1.15 1.84 0.61 1.54 0.80 0.22 2.41 12.69 25
4 - 18
Penyusunan Rencana Pengelolaan SDA
Wilayah Sungai Benanain Tahap II
Laporan Akhir
Lokasi
PP .
Anak
Sungai Benanain 82/2001
No Parameter Satuan S. Benanain Kelas II
Jemb. Baen Kadi Baku Mutu
Polen, Jemb. Kulu - Kakaniuk- Jemb. Kadi -
Fatumuti- - Air *)
Desa Puna Noelmina Numbey Numbey Hatimuk Numbey
Noemuti Numbey
13 Minyak & Lemak mg/L 0 400 3200 400 28400 400 400 200 1000
14 Besi (Fe) mg/L 2.8524 0.1358 0.1746 5.2392 3.0174 2.2994 5.1712 2.0375 -
15 Timbal (Pb) mg/L tt tt 1.1566 0.4131 0.5783 0.4957 0.5783 1.5697 0.03
17 Fosfat - P mg/L 0.10 0.41 0.31 0.35 0.34 0.64 0.36 0.53 0.2
18 Sulfat (SO4) mg/L 23.33 12.00 13.00 33.66 36.00 36.00 36.0 37.0 -
19 Salinitas ppt 0.2 0.22 0.2 0.3 0.3 0.3 0.3 0.3 -
Mikrobiologi;
20 Fecal Coliform Jml/100ml 300 100 300 200 100 100 100 100 1000
21 Total Coliform Jml/100ml 9700 5100 12100 12600 14400 8100 10600 8000 5000
Sumber ; Badan Lingkungan Hidup Daerah (BLHD) Propinsi NTT, Tahun 2013
Keterangan : *) PP No ; 82/ tahun 2001 Kriteria Mutu Air Kelas. II
4 - 19
Penyusunan Rencana Pengelolaan SDA
Wilayah Sungai Benanain Tahap II
Laporan Akhir
Tabel 4. 10 Hasil Analisa Kualitas Air pada Wilayah Sungai Benanain Tahap IV (September 2013)
Lokasi
PP .
Anak
Sungai Benanain 82/2001
No. Parameter Satuan S. Benanain Kelas II
Jemb. Baen Baku Mutu
Polen, Jemb. Kulu - Kakaniuk- Jemb. Kadi -
Fatumuti- Kadi - Air *)
Desa Puna Noelmina Numbey Numbey Hatimuk Numbey
Noemuti Numbey
Fisika ;
0
1 Suhu C 27.8 32.1 31.6 30.7 30.8 31.7 30.4 30.7 Deviasi + 3
2 TSS mg/L 15 3 1 4 6 7 6 5 50
3 TDS mg/L 150 173 192 223 229 218 251 240 1000
4 DHL Umhos/cm 280 323 357 417 427 424 472 456 -
Kimia An Organik –Organik ;
5 Nitrat (NO3-N) mg/L 0.2 0.2 0.2 0.5 0.6 0.2 0.3 0.6 10
7 Mangan (Mn) mg/L 0.01 0.02 0.03 0.01 0.07 0.05 1.20 0.86 -
8 Amoniak (NH2-N) mg/L 0.01 0.02 0.01 0.01 0.01 0.03 0.02 0.01 -
10 DO mg/L 0.73 9.80 7.55 9.8 8.16 10.61 7.96 9.93 >4
11 BOD mg/L 0.37 0.93 0.15 0.93 2.22 1.22 1.79 1.53 3
12 COD mg/L 1.8 4.63 0.74 4.62 11.06 6.11 8.95 7.60 25
4 - 20
Penyusunan Rencana Pengelolaan SDA
Wilayah Sungai Benanain Tahap II
Laporan Akhir
Lokasi
PP .
Anak
Sungai Benanain 82/2001
No. Parameter Satuan S. Benanain Kelas II
Jemb. Baen Baku Mutu
Polen, Jemb. Kulu - Kakaniuk- Jemb. Kadi -
Fatumuti- Kadi - Air *)
Desa Puna Noelmina Numbey Numbey Hatimuk Numbey
Noemuti Numbey
13 Minyak & Lemak mg/L tt 800 400 400 400 400 400 200 1000
14 Besi (Fe) mg/L 0.49 0.19 0.19 0.23 0.29 0.27 0.70 0.33 -
15 Timbal (Pb) mg/L 0.86 1.11 1.15 1.19 1.4 1.4 1.40 1.61 0.03
17 Fosfat - P mg/L 0.20 0.32 0.42 0.31 0.28 0.40 0.23 0.40 0.2
19 Salinitas ppt 0.1 0.2 0.2 0.2 0.2 0.2 0.2 0.2 -
Mikrobiologi ;
21 Total Coliform Jml/100ml 4500 20100 23800 3000 2000 9100 6300 1100 5000
Sumber ; Badan Lingkungan Hidup Daerah (BLHD) Propinsi NTT, Tahun 2013
Keterangan : *) PP No ; 82/ tahun 2001 Kriteria Mutu Air Kelas. II
4 - 21
Penyusunan Rencana Pengelolaan SDA
Wilayah Sungai Benanain Tahap II
Laporan Akhir
Tabel 4. 11 Hasil Analisa Kualitas Air pada Wilayah Sungai Benanain Tahap V (Nopember 2013)
Lokasi
PP .
Anak
Sungai Benanain 82/2001
No Parameter Satuan S. Benanain Kelas II
Jemb. Baen Baku Mutu
Polen, Jemb. Kulu - Kakaniuk- Jemb. Kadi -
Fatumuti- Kadi - Air *)
Desa Puna Noelmina Numbey Numbey Hatimuk Numbey
Noemuti Numbey
Fisika ;
0
1 Suhu C 30.3 35.1 32.8 31.5 31.3 35.3 31.5 31.2 Deviasi + 3
2 TSS mg/L 2 35 1 1 5 4 2 4 50
3 TDS mg/L 197 257 236 252 199 327 262 294 1000
4 DHL Umhos/cm 364 482 443 426 365 616 556 564 -
Kimia AnOrganik –Organik ;
5 Nitrat (NO3-N) mg/L 0.40 0.70 0.70 0.20 0.50 0.20 0.10 0.20 10
6 Nitrit (NO2-N) mg/L 0.003 0.0013 0.002 0.0003 0.002 0.05 0.002 0.003 0.06
7 Mangan (Mn) mg/L 0 0.17 0.07 0.13 0.15 0.23 0.19 0.20 -
8 Amoniak (NH2-N) mg/L 0.08 0.05 0.09 0.09 011 0.05 0.08 0.09 -
10 DO mg/L 4.02 3.96 3.91 3.56 3.81 4.82 3.93 4.02 >4
11 BOD mg/L 0.61 0.92 1.02 1.33 1.22 1.73 1.94 1.63 3
4 - 22
Penyusunan Rencana Pengelolaan SDA
Wilayah Sungai Benanain Tahap II
Laporan Akhir
Lokasi
PP .
Anak
Sungai Benanain 82/2001
No Parameter Satuan S. Benanain Kelas II
Jemb. Baen Baku Mutu
Polen, Jemb. Kulu - Kakaniuk- Jemb. Kadi -
Fatumuti- Kadi - Air *)
Desa Puna Noelmina Numbey Numbey Hatimuk Numbey
Noemuti Numbey
13 Minyak & Lemak mg/L 800 400 1200 400 1200 800 tt 400 1000
14 Besi (Fe) mg/L 0.09 1.83 0.46 0.66 0.74 0.82 0.94 0.99 -
15 Timbal (Pb) mg/L 0.12 0.17 0.33 0.37 0.45 0.45 0.45 0.50 0.03
16 MBAS (deterjen) mg/L 28.19 22.18 137.20 1090.4 277.03 140.96 10.52 371.75 200
17 Fosfat - P mg/L 0.13 0.19 0.26 0.31 0.28 0.37 0.38 0.29 0.2
19 Salinitas ppt 0.2 0.2 0.2 0.2 0.2 0.2 0.2 0.2 -
Mikrobiologi ;
21 Total Coliform Jml/100ml 1700 21800 14600 8500 9800 13800 19500 29300 5000
Sumber ; Badan Lingkungan Hidup Daerah (BLHD) Propinsi NTT, Tahun 2013
Keterangan : *) PP No ; 82/ tahun 2001 Kriteria Mutu Air Kelas. II
4 - 23
Penyusunan Rencana Pengelolaan SDA
Wilayah Sungai Benanain Tahap II
Laporan Akhir
Parameter kualitas air yang telah melampaui KMA Kelas II peraturan Peraturan Pemerintah No.82/tahun 2013 pada Wilayah
Sungai Benanain di Kabupaten Belu, Kabupaten Malaka, Kabupaten TTU dan Kabupaten TTS, ditunjukkan pada Tabel 4.12
berikut:
Tabel 4. 12 Parameter Kualitas Air yang Melampaui KMA Kelas II PP No: 82/2001 pada Wilayah Sungai Benanain
Parameter Maksimum
Sungai dan Anak Sungai / yang tidak Memenuhi Syarat KMA Kls.II PP
No Kabupaten
DAS Embung KMA Kelas. II No: 82/2001
Parameter Kadar
1 Kab.Belu Umaklaran Embung Nekafean 10 TSS 56 1000 mg/L
BOD 6.2 3 mg/L
Fecal Coliform 2400 1.000 MPN
S.Motabaouk 11 BOD 4.8 3 mg/L
Fecal Coliform 1100 1.000 MPN
Talau Bd.Holeki (S.Talau) 3 BOD 3.7 3 mg/L
Nitrit 0.06 0,05 mg/L
S.Talau 5 - - - -
Lamak Senulu Bd.Haekesak (S.Lamak 6
BOD 4.3 3 mg/L
Senulu)
Lasiolat S.Baukama 7 BOD 4.0 3 mg/L
Fecal Coliform 2400 1.000 MPN
2 Kab. Malaka Benanain S.Benanain Muara 4 BOD 3.2 3 mg/L
S.Benanain 1
BOD 5.2 3 mg/L
(Bd.Benanain/Tengah)
4 - 24
Penyusunan Rencana Pengelolaan SDA
Wilayah Sungai Benanain Tahap II
Laporan Akhir
Parameter Maksimum
Sungai dan Anak Sungai / yang tidak Memenuhi Syarat KMA Kls.II PP
No Kabupaten
DAS Embung KMA Kelas. II No: 82/2001
Parameter Kadar
S.Benanain 4a TSS 272 1000 mg/L
(Jemb.Numbey-1) DO 3.56 4 mg/L
Minyak&Lemak 2800 1.000 mg/L
Timbal (Pb) 1.89 0,03 mg/L
Fosfat - P 0.35 0.2 mg/L
MBAS (deterjen) 1090.4 200 mg/L
Fecal Colliform 23800 1000 MPN
Total Colliform 17200 5000 MPN
S.Benanain 5a DO 3.81 4 mg/L
(Jemb.Numbey-2) Minyak&Lemak 2800 1.000 mg/L
Timbal (Pb) 1.86 0,03 mg/L
MBAS (deterjen) 277.03 200 mg/L
Fosfat - P 0.34 0.2 mg/L
Total Colliform 21200 5000 MPN
S.Benanain 6a TSS 115 1000 mg/L
(Jemb.Hatimuk) Minyak&Lemak 1800 1.000 mg/L
Timbal (Pb) 1.92 0,03 mg/L
Fosfat - P 0.64 0.2 mg/L
MBAS (deterjen) 251.3 200 mg/L
Fecal Colliform 9100 1000 MPN
Total Colliform 13800 5000 MPN
Anak S.Benanain (S.Mota 7a DO 3.93 4 mg/L
4 - 25
Penyusunan Rencana Pengelolaan SDA
Wilayah Sungai Benanain Tahap II
Laporan Akhir
Parameter Maksimum
Sungai dan Anak Sungai / yang tidak Memenuhi Syarat KMA Kls.II PP
No Kabupaten
DAS Embung KMA Kelas. II No: 82/2001
Parameter Kadar
Biaun hilir)
Timbal (Pb) 1.40 0.03 mg/L
MBAS (deterjen) 900 200 mg/L
Fecal Colliform 6300 1000 MPN
Total Colliform 19500 5000 MPN
Anak S.Benanain (S.Mota 8a
DO 3.06 4 mg/L
Biaun hulu)
Minyak&Lemak 1200 1.000 mg/L
Timbal (Pb) 2.97 0.03 mg/L
MBAS (deterjen) 371.75 200 mg/L
Total Colliform 29300 5000 MPN
Alas MA. Alas (S.Alas) 2 BOD 3.7 3 mg/L
3 Kab.TTU Benanain S.Benanain (Hulu) 13 - - - -
S.Noemuti 14 BOD 3.1 3 mg/L
DI.Jak (S.Maubesi) 15 BOD 3.8 3 mg/L
S.Benanain 2a DO 3.96 4 mg/L
(Jemb.S.Lakmenok) BOD 11.42 3 mg/L
Timbal (Pb) 1.11 0.03 mg/L
Fosfat - P 1.98 0.2 mg/L
MBAS (deterjen) 270 200 mg/L
Fecal Colliform 20100 1000 MPN
Total Colliform 21800 5000 MPN
4 - 26
Penyusunan Rencana Pengelolaan SDA
Wilayah Sungai Benanain Tahap II
Laporan Akhir
Parameter Maksimum
Sungai dan Anak Sungai / yang tidak Memenuhi Syarat KMA Kls.II PP
No Kabupaten
DAS Embung KMA Kelas. II No: 82/2001
Parameter Kadar
S.Benanain 3a DO 3.91 4 mg/L
(Jemb.S.NoeMuti) COD 91.34 25 mg/L
Minyak&Lemak 4000 1000 mg/L
Timbal (Pb) 1.1566 0,03 mg/L
Fosfat - P 4.87 0.2 mg/L
Total Colliform 19800 5000 MPN
Mena S.Mena 8 Fecal Coliform 2400 1000 MPN
KMnO4 - 10 mg/L
Ekat S.Ekat 9 BOD 3.3 3 mg/L
Fecal Coliform 2400 1000 MPN
4 Kab.TTS Benanain S.Polen 12 BOD 4.2 3 mg/L
S.Benanain (S.Polen) 1a DO 3.88 4 mg/L
Timbal (Pb) 0.86 0.03 mg/L
MBAS (deterjen) 240 200 mg/L
Fosfat - P 2.83 0.2 mg/L
Total Colliform 21300 5000 MPN
Sumber : Hasil Pengolahan Konsultan, 2014. Pemantauan kualitas air WS.Benanain th.2011/2013 BLHD Propinsi NTT, BWSNT-II, Lab.Dinas Kesehatan Kota Kupang dan Tim Konsultan
4 - 27
Penyusunan Rencana Pengelolaan SDA
Wilayah Sungai Benanain Tahap II
Laporan Akhir
a Air Baku
Penggunaan air baku untuk kebutuhan air bersih pada Wilayah Sungai Benanain,
dimana sumber air baku nya berasal dari sungai, mata air dan sumur dalam/artesis,
yang diperoleh dari data Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM) di wilayah kabupaten
Sumber air baku yang diambil oleh PDAM pada Kabupaten Belu, Timor Tengah
Selatan dan Kabupaten Timor Tengah Utara untuk diolah sebagai air bersih kebutuhan
Sungai Umaklaran & anak S.Benanain, Mata Air dan Sumur Dalam. Sumber air baku,
ditunjukkan pada Tabel 4.13 dan Tabel 4.14 beserta Gambar 4.1 berikut ini.
Tabel 4. 13 Sumber Air Baku dan Kapasitas Pengambilan PDAM di Wilayah Sungai Benanain
4 - 28
Penyusunan Rencana Pengelolaan SDA
Laporan Akhir
Wilayah Sungai Benanain Tahap II
4 - 29
Penyusunan Rencana Pengelolaan SDA
Wilayah Sungai Benanain Tahap II
Laporan Akhir
Tabel 4. 14 Sumber Air Baku dan Lokasi Pengambilan PDAM di Wilayah Sungai Benanain
Secara Nasional, cakupan pelayanan Sarana Penyediaan Air Minum (SPAM) Nasional pada tahun 2009 adalah sebesar 24 %. Dengan
perincian 45% untuk kawasan perkotaan di Indonesia. Sedangkan untuk kawasan perdesaan cakupan pelayanannya sebesar 10% dari total
penduduk kawasan perdesaan di Indonesia. Pada skala propinsi Nusa Tenggara Timur pelayanan air bersih mencapai 40%. Di tingkat
Kabupaten Belu dan Malaka capaian pelayanan hanya mencapai 13,32%. Dari data di atas dapat diketahui bahwa cakupan pelayanan air
bersih di Kabupaten Belu dan Malaka masih jauh dari rata – rata cakupan pelayanan propinsi Nusa Tenggara Timur. Dari 24 Kecamatan yang
4 - 30
Penyusunan Rencana Pengelolaan SDA
Wilayah Sungai Benanain Tahap II
Laporan Akhir
ada di Kabupaten Belu dan Malaka cakupan pelayanan terbesar yaitu di Kecamatan Atambua Barat yaitu sebesar 38% dan masih terdapat 4
kecamatan yang cakupan pelayanannya 0% yaitu Kecamatan Weliman, Kecamatan Wewiku, Kecamatan Botin Leobele dan Kecamatan
Raimanuk seperti terlihat pada Tabel 4.15 di bawah ini.
Layanan
Layanan Penduduk
Peperpipaan Cakupan
Penduduk Luas Area Non Belum
No Kab. Kecamatan Non Pelayanan
(Jiwa) (Km2) PDAM Perpipaan Terlayanan
PDAM (%)
(jiwa) (jiwa) (jiwa)
(jiwa)
Kabupaten Malaka ;
1 Malaka Malaka Barat 19554 87.41 365 - 3170 16019 18.1
2 Malaka Rinhat 13413 151.72 - 411 611 12390 7.6
3 Malaka Wewiku 17510 97.90 - - - 17510 0.0
4 Malaka Wliman 17244 88.25 - - - 17244 0.0
5 Malaka Malaka Tengah 34716 168.69 - 483 - 34233 1.4
6 Malaka Sasita Mean 7972 65.48 - 685 59 7228 9.3
7 Malaka Botin Leobele 4493 39.03 - - - 4493 0.0
8 Malaka Io Kufeu 7411 67.79 - 222 815 6374 14.0
9 Malaka Malaka Timur 9274 83.28 565 - 114 8595 7.3
10 Malaka Laen Manen 10917 94.02 - 3445 7472 31.6
11 Malaka Kobalima 16810 120.95 - 812 1174 14824 11.8
12 Malaka Kobalima Timur 6015 96.11 - 342 5673 5.7
Kabupaten Belu ;
13 Belu Raimanuk 14963 179.42 - - - 14963 0.0
4 - 31
Penyusunan Rencana Pengelolaan SDA
Wilayah Sungai Benanain Tahap II
Laporan Akhir
Layanan
Layanan Penduduk
Peperpipaan Cakupan
Penduduk Luas Area Non Belum
No Kab. Kecamatan Non Pelayanan
(Jiwa) (Km2) PDAM Perpipaan Terlayanan
PDAM (%)
(jiwa) (jiwa) (jiwa)
(jiwa)
14 Belu Tasifeto Barat 22369 224.19 - 1463 837 20069 10.3
15 Belu Kakuluk Mesak 17643 60.25 90 1263 1084 15206 13.8
16 Belu Nanaet Dubesi 4029 187.54 - 500 - 3529 12.4
17 Belu Kota Atambua 26702 24.90 7005 - - 19697 26.2
18 Belu Atambua Barat 21691 15.55 6745 1508 - 13438 38.0
19 Belu Atambua Selatan 22433 15.73 3925 930 - 17578 21,6
20 Belu Tasifeto Timur 21373 211.37 - 2100 78 19195 10.2
21 Belu Raihat 13274 87.20 - 411 611 12251 7.7
22 Belu Lasiolat 6054 64.48 - 517 - 5537 8.5
23 Belu Lamaknen 11679 105.90 - 1668 - 10011 14.3
24 Belu Lamaknen Selatan 7137 108.41 - 2543 676 3918 45.1
Total ; 354676 2445.57 18695 19302 9229 307450 45.1
Sumber : PDAM Kabupaten Belu, Tahun 2010, dan Penyususnan Materplan Air Minum Kawasan Perkotaan Bappeda Kab.Belu. TA.20011
4 - 32
Penyusunan Rencana Pengelolaan SDA
Wilayah Sungai Benanain Tahap II
Laporan Akhir
untuk memeratakan pendistribusian air minum yaitu reservoir Fatubenao dan reservoir
Waituan.
1. Reservoir Fatubenao
Reservoir Fatubenao dibangun pada tahun 1999 - 2000 dengan kapasitas sebesar 400
Air yang masuk ke reservoir ini berasal dari mata air Lahurus menggunakan pipa inlet
dan wilayah yang dilayani adalah wilayah kelurahan Fatubenao, kelurahan Kota
2. Reservoir Waituan
tinggi 2,8 m. Reservoir Waituan dibangun pada tahun 1998 dengan elevasi + 427,00
m. Air yang masuk ke reservoir tersebut berasal dari Mata Ar Lahurus dengan pipa
inlet sebesar 200 mm. Pipa outlet atau distribusi yang digunakan sebesar 150 mm
kelurahan Fatukbot dan Kelurahan Rinbesi. Secara singkat data untuk masing - masing
4 - 33
Penyusunan Rencana Pengelolaan SDA
Wilayah Sungai Benanain Tahap II Laporan Akhir
Sumber: PDAM Kabupaten Belu, 2010, Penyusunan Materplan Air Minum Kawasan Perkotaan Bappeda Kab.Belu. TA.20011
Pelayanan PDAM Kabupaten Belu meliputi Kecamatan Kota Atambua, Kecamatan Atambua Barat dan Kecamatan Atambua Selatan.
Jumlah pelanggan tahun 2006 sampai tahun 2010 sebesar 3.546 pelanggan dengan komposisi pelanggan PDAM pada Tabel 4.17 sebagai
berikut:
4 - 34
Penyusunan Rencana Pengelolaan SDA
Wilayah Sungai Benanain Tahap II Laporan Akhir
Kelompok - 1
1 HU (Hidran Umum) - 8 14 10 10
3 Terminal Air - - - - -
4 Tempat Ibadah 14 9 9 6 6
Jumlah : 14 17 23 16 16
Kelompok - 2
2 Panti Asuhan - - - - -
3 Yayasan Sosial 5 4 2 10 11
4 Sekolah Negeri 25 25 27 15 17
Jumlah : 35 34 34 30 34
4 - 35
Penyusunan Rencana Pengelolaan SDA
Wilayah Sungai Benanain Tahap II Laporan Akhir
Kelompok – 3
3 IK (Industri Kecil) 1 - - - -
4 IP (Home Industri) 35 44 52 55 59
Kelompok - 4
2 Industri Besar 1 1 - - -
Jumlah : 106 70 65 65 65
Sumber: PDAM Kabupaten Belu Tahun 2011, Penyusunan Materplan Air Minum Kawasan Perkotaan Bappeda Kab.Belu. TA.2011
4 - 36
Penyusunan Rencana Pengelolaan SDA
Wilayah Sungai Benanain Tahap II Laporan Akhir
Saat ini jaringan perpipaan IKK (Ibu Kota Kecamatan) yang dikoodinir oleh PDAM
berjumlah 412 buah sambungan. Namun IKK-Halilulik sebanyak 157 buah sambungan
dan IKK-Atapupu sebanyak 51 buah sambungan sekarang sudah tidak beroperasi dan
data IKK yang dikoordinir /pengawasan PDAM Kabupaten Belu dan jumlah
Jumlah Sambungan
No Nama IKK Keterangan
(bh)
1 IKK Halilulik 157 Tidak Akfif
2 IKK Boas 113
3 IKK Atapupu 51 Tidak Akfif
4 IKK Besikama 73 Masih dalam perbaikkan pompa
5 IKK Haliwen 18
Total 412
Sumber: PDAM Kabupaten Belu Tahun 2011, Penyusunan Materplan Air Minum Kawasan Perkotaan
Bappeda Kab.Belu. TA.20011 IKK (Ibu Kota Kecamatan)
1. IKK-Boas
Mata air yang digunakan untuk IKK-Boas ini adalah mata air Babahane dengan
dengan system perpipaan dan melayani Desa Wemeda dan Desa Kusa Kecamatan
Malaka Timur.
2. IKK-Halilulik
IKK-Halilulik sekarang sudah tidak beroperasi lagi dikarenakan air pada waktu
dipompa berbau lumpur sehingga sudah tidak layak untuk dikonsumsi lagi oleh
4-37
Penyusunan Rencana Pengelolaan SDA
Wilayah Sungai Benanain Tahap II Laporan Akhir
3. IKK-Atapupu
Broncaptering (penangkap mata air) sebagai penangkap air sudah berada di dalam
sungai, selain itu juga terdapat sengketa lahan oleh masyarakat pada lokasi
reservoir yang digunakan. IKK-Atapupu melayani Desa Jenilu dan Desa Dualaus,
4. IKK-Besikama
Besikama meliputi wilayah Desa Motaulun, Desa Naas, Desa Maktihan, Desa
Besikama, Desa Umaloor, Desa Ramaitaus dan Desa Umatoos (Kecamatan Malaka
Barat) dan Desa Haitimuk, Desa Kleseleon dan Desa Laleten (Kecamatan Weliman).
sebesar 5 L/det dan mempunyai kapasitas produksi 5 L/det. Sistem pengaliran yang
5. IKK-Haliwen
L/det.
Ketersediaan air berasal selain sungai di Kabupaten Belu juga terdapat mata air yang
biasa digunakan masyarakat untuk memenuhi kebutuhan air bersih. Sangat penting
pemanfaatan sumber mata air yang ada di Kabupaten Belu untuk dioptimalkan dan
4-38
Penyusunan Rencana Pengelolaan SDA
Wilayah Sungai Benanain Tahap II Laporan Akhir
dilestarikan sumber-sumber air tersebut. Adapun data-data sumber mata air yang
Selain ketersediaan dan adanya mata air juga terdapat tampungan-tampungan air
yang ada di Kabupaten Belu berupa embung dan bendungan. Tampungan air yang
ada tersebut digunakan untuk kebutuhan air baku, irigasi, minum ternak dan lain –
lain, adapun data – data untuk tampungan air tersebut lihat Tabel 4.20
4-39
Penyusunan Rencana Pengelolaan SDA
Wilayah Sungai Benanain Tahap II Laporan Akhir
Tabel 4. 19 Nama Lokasi, Sumber dan Mata Air Kabupaten Belu dan Kabupaten Malaka
4-40
Penyusunan Rencana Pengelolaan SDA
Wilayah Sungai Benanain Tahap II Laporan Akhir
4-41
Penyusunan Rencana Pengelolaan SDA
Wilayah Sungai Benanain Tahap II Laporan Akhir
4-42
Penyusunan Rencana Pengelolaan SDA
Wilayah Sungai Benanain Tahap II Laporan Akhir
4-43
Penyusunan Rencana Pengelolaan SDA
Wilayah Sungai Benanain Tahap II Laporan Akhir
Sumber : Dinas Pertambangan dan Energi Kab. Belu, 2010, Penyusunan Materplan Air Minum Kawasan Perkotaan Bappeda Kab.Belu. TA.2011
4-44
Penyusunan Rencana Pengelolaan SDA
Wilayah Sungai Benanain Tahap II Laporan Akhir
Tabel 4. 20 Nama Lokasi, Sumber dan Debit Embung di Kabupaten Belu dan Kabupaten Malaka
4-45
Penyusunan Rencana Pengelolaan SDA
Wilayah Sungai Benanain Tahap II Laporan Akhir
Untuk melayani aktivitas wilayah dalam rangka mendorong produksi pertanian, maka
diperlukan upaya membentuk dan menambah jaringan prasarana irigasi, pada setiap
kecamatan potensial produksi tinggi tersebut. Pemerintah daerah Kabupaten Belu dan
diantaranya adalah Embung Sirani dan Embung Haekrit. Kedua embung ini selain
berfungsi untuk mengairi areal sawah juga digunakan sebagai air baku bersih/minum.
Lokasi kedua embung ini di letaknya tidak jauh dari Kota Atambua sehingga
diharapkan kedua embung ini juga bisa memenuhi kebutuhan air bersih/minum untuk
4-46
Penyusunan Rencana Pengelolaan SDA
Wilayah Sungai Benanain Tahap II Laporan Akhir
Embung Haekrit dibangun pada Tahun 2007 – 2009 dengan sumber dana LOAN IP-
Tasifeto Timur. Luas DAS Embung Haekrit sebesar 29,4 Km² dengan potensi Embung
1. Untuk mengairi areal irigasi potensial seluas 300 Ha, dengan intensitas tanam
sebesar 250 %.
2. Suplai air baku sebesar 30 liter/detik, untuk desa sekitarnya dan sebagian Kota
Atambua.
Bendungan Benanain dibangun pada Mei Tahun 2005 lokasi Desa Kakaniuk,
sistem irigasi Malaka dengan kapasitas bendungannya yang mampu mengairi daerah
irigasi seluas 10.000 Ha yang mencakup wilayah Kecamatan Malaka Barat, Kecamatan
4-47
Penyusunan Rencana Pengelolaan SDA
Wilayah Sungai Benanain Tahap II Laporan Akhir
Kab.Malaka
4-48
Penyusunan Rencana Pengelolaan SDA
Wilayah Sungai Benanain Tahap II Laporan Akhir
Mata air adalah air tanah yang secara alami muncul karena adanya hubungan antara
akuifer dengan permukaan tanah. Jumlah Mata air di Kabupaten Belu sebanyak 24
mata air, sebagian besar tersebar pada Kecamatan Weliman dengan debit air sebesar
5 Liter/detik. Adapun data-data mata air yang sekaligus merupakan sumber air bersih
Tabel 4. 21 Lokasi, Nama Sumber dan Debit Mata Air di Kabupaten Belu dan Kabupaten Malaka
4-49
Penyusunan Rencana Pengelolaan SDA
Wilayah Sungai Benanain Tahap II Laporan Akhir
Unit air baku yang digunakan oleh PDAM Kabupaten Belu saat ini berasal dari
Mata Air Lahurus, Mata Air Tirta Bron-A1, Mata Air Tita Bron-A2 dan Mata Air
Bron-C. Sedangkan untuk air yang berasal dari Embung Haekrit masih dalam
Belu dapat dilihat pada Tabel 4.22 dibawah ini. Berdasarkan tabel di atas dapat
Sumber: PDAM Kabupaten Belu 2011, Penyususnan Materplan Air Minum Kawasan Perkotaan Bappeda Kab.Belu.
TA.2011
Lokasi mata air MA. Lahurus berada pada elevasi + 559,00 m di Desa Fatulotu,
Kecamatan Lasiolat mempunyai kapasitas sumber mata air sebesar 120 L/det.
berdiameter 100 mm sebanyak dua buah dari bangunan broncaptering mata air
2,8 m dan Tinggi 2,5 m. Dari bak pengumpul air di alirkan secara gravitasi
reservoir Waituan dan sebagian menuju Desa Fatubenao, begitu juga dialirkan ke
Desa Lasiolat Kecamatan Lasiolat, Desa Manleten dan Desa Sarabau Kecamatan
Tasifeto Timur.
4-50
Penyusunan Rencana Pengelolaan SDA
Wilayah Sungai Benanain Tahap II Laporan Akhir
Mata Air Tirta Bron -A1 berada pada elevasi + 360,00 m dan terletak di Desa
L/det. Sistem perpipaan dari mata air Tirta Bron-A1, pipa outlet berdiameter 200
Lokasi mata Air/MA.Tirta Bron-A2 berada pada elevasi + 360,00 m dan terletak di
L/det. Sistem perpipaan berdiameter 100 mm dari mata air Tirta Bron-A2 dialirkan
Lokasi mata Air/ MA. Tirta Bron-C di Desa Fatukbot, Kecamatan Atambua Selatan
4-51
Penyusunan Rencana Pengelolaan SDA
Wilayah Sungai Benanain Tahap II Laporan Akhir
A. Irigasi
WS Benanain memiliki lahan sawah seluas 14304 Ha dan baru terlayani jaringan irigasi seluas : 12797 Ha (89 %) serta masih memiliki potensi
Berikut ini adalah daerah-daerah irigasi yang sedang dikembangkan di dalam Wilayah Sungai Benanain.
Tabel 4. 23 Daerah Irigasi Dalam WS Benanain
LUAS DAERAH IRIGASI (HA)
3 2 DAS BANAIN OELFAUB PROVINSI KAB. TTU KEC. BIKOMI UTARA 50 0 50 0 0 50 0 200 200 250
4 4 DAS BAKITOLAS JAK PUSAT KAB. TTU KEC. BIKOMI UTARA 0 0 0 0 0 0 10 140 150 150
5 8 DAS OEMANU MENA / KAUBELE PUSAT KAB. TTU KEC. INSANA UTARA 586 101 687 0 0 687 0 402 402 1089
6 10 DAS PUNU PONU PUSAT KAB. TTU KEC. BIBOKI ANLEU 330 43 373 0 0 373 0 1057 1057 1430
7 11 DAS HASFUIK MAUBESI TANTORI / FATUONI PUSAT KAB. TTU KEC. BIBOKI ANLEU 0 0 0 0 0 0 25 395 420 420
8 13 DAS SELOWAI AINIBA KABUPATEN KAB. BELU KEC. KAKULUK MESAK 0 0 0 0 0 0 45 105 150 150
9 14 DAS UMAKLARAN HALIWEN PUSAT KAB. BELU KEC. TASIFETO TIMUR 50 0 50 249 0 299 0 0 0 299
10 14 DAS UMAKLARAN BUTASIK KABUPATEN KAB. BELU KEC. TASIFETO BARAT 150 0 150 0 0 150 0 0 0 150
11 14 DAS UMAKLARAN TAEKSORUK KABUPATEN KAB. BELU KEC. TASIFETO TIMUR 0 0 0 0 0 0 45 105 150 150
12 14 DAS UMAKLARAN SEONPASAR KABUPATEN KAB. BELU KEC. TASIFETO BARAT 0 0 0 0 0 0 30 70 100 100
13 14 DAS UMAKLARAN WEBUNI KABUPATEN KAB. BELU KEC. TASIFETO BARAT 0 0 0 0 0 0 30 70 100 100
16 20 DAS LASIOLAT NOBELU PUSAT KAB. BELU KEC. TASIFETO TIMUR 128 0 128 0 0 128 0 0 0 128
17 20 DAS LASIOLAT BUATOK KABUPATEN KAB. BELU KEC. TASIFETO TIMUR 0 0 0 0 0 0 30 70 100 100
18 20 DAS LASIOLAT TAKIRIN KABUPATEN KAB. BELU KEC. TASIFETO TIMUR 0 0 0 0 0 0 120 0 120 120
4-52
Penyusunan Rencana Pengelolaan SDA
Wilayah Sungai Benanain Tahap II Laporan Akhir
19 24 DAS TALAU HAEKESAK PUSAT KAB. BELU KEC. RAIHAT 361 0 361 0 0 361 0 239 239 600
20 24 DAS TALAU MAUBUSA PUSAT KAB. BELU KEC. RAIHAT 259 0 259 0 0 259 0 1091 1091 1350
21 25 DAS LAMAKMEN HOLEKI PUSAT KAB. BELU KEC. LAMAKNEN 100 0 100 0 0 100 0 350 350 450
22 25 DAS LAMAKMEN HALILEKI PUSAT KAB. BELU KEC. LAMAKNEN 150 0 150 0 0 150 0 300 300 450
24 31 DAS RAINAWE TUBAKI PROVINSI KAB. BELU KEC. NANAET DUBESI 50 0 50 0 0 50 0 250 250 300
25 31 DAS RAINAWE RAIMETAN KABUPATEN KAB. BELU KEC. KOBA LIMA 150 0 150 0 0 150 0 0 0 150
26 31 DAS RAINAWE WEOAN KABUPATEN KAB. BELU KEC. NANAET DUBESI 0 0 0 0 0 0 30 70 100 100
27 33 DAS LAWALU TOLOK PROVINSI KAB. BELU KEC. MALAKA TENGAH 50 0 50 0 0 50 0 550 550 600
28 33 DAS LAWALU WAEMAROMAK PROVINSI KAB. BELU KEC. MALAKA TENGAH 150 0 150 0 0 150 0 50 50 200
29 33 DAS LAWALU LAKEKUN I & II PROVINSI KAB. BELU KEC. KOBA LIMA 25 0 25 0 0 25 0 225 225 250
30 33 DAS LAWALU ETURAIFOU PROVINSI KAB. BELU KEC. MALAKA TENGAH 25 0 25 0 0 25 0 100 100 125
31 33 DAS LAWALU WEMATEK PROVINSI KAB. BELU KEC. KOBA LIMA 50 0 50 0 0 50 0 150 150 200
32 33 DAS LAWALU DEROK KABUPATEN KAB. BELU KEC. WELIMAN 0 0 0 0 0 0 30 70 100 100
33 33 DAS LAWALU WEBUA KABUPATEN KAB. BELU KEC. MALAKA TENGAH 0 0 0 0 0 0 30 70 100 100
34 34 DAS BENANAIN LURASIK PUSAT KAB. TTU KEC. BIBOKI UTARA 250 154 404 0 26 430 0 0 0 430
35 34 DAS BENANAIN HAEKTO PUSAT KAB. TTU KEC. NOEMUTI TIMUR 300 100 400 0 0 400 0 0 0 400
KEC. MIOMAFFO
36 34 DAS BENANAIN BILUANA PUSAT KAB. TTU 80 320 400 0 0 400 0 0 0 400
TENGAH
KEC. MIOMAFFO
37 34 DAS BENANAIN SEKO PUSAT KAB. TTU 0 0 0 0 0 0 5 75 80 80
BARAT
38 34 DAS BENANAIN AROKI PUSAT KAB. TTU KEC. BIBOKI UTARA 200 42 242 0 0 242 0 1000 1000 1242
39 34 DAS BENANAIN MALAKA PUSAT KAB. BELU KEC. MALAKA TENGAH 6700 0 6700 0 0 6700 100 18525 18725 25325
40 34 DAS BENANAIN FATUBESI PUSAT KAB. BELU KEC. SASITA MEAN 10 0 10 640 0 650 0 1000 1000 1650
41 34 DAS BENANAIN OBOR PUSAT KAB. BELU KEC. MALAKA TIMUR 308 0 308 0 0 308 0 1507 1507 1815
42 34 DAS BENANAIN BOKIS PROVINSI KAB. TTU KEC. INSANA 80 120 200 0 0 200 0 200 200 400
4-53
Penyusunan Rencana Pengelolaan SDA
Wilayah Sungai Benanain Tahap II Laporan Akhir
KEC. KOTA
43 34 DAS BENANAIN NAIN PROVINSI KAB. TTU 150 147 297 0 0 297 0 3 3 300
KEFAMENANU
44 34 DAS BENANAIN MAURISU PROVINSI KAB. TTU KEC. INSANA BARAT 50 0 50 0 0 50 0 350 350 400
KEC. MIOMAFFO
45 34 DAS BENANAIN SATAB PROVINSI KAB. TTU 50 0 50 0 0 50 0 215 215 265
BARAT
46 34 DAS BENANAIN OELOLOK PROVINSI KAB. TTU KEC. INSANA 147 3 150 0 0 150 0 0 0 150
47 34 DAS BENANAIN BAKATEU PROVINSI KAB. BELU KEC. MALAKA TENGAH 25 0 25 0 0 25 0 75 75 100
48 34 DAS BENANAIN WELIMAN PROVINSI KAB. BELU KEC. WELIMAN 250 0 250 0 0 250 0 750 750 1000
49 34 DAS BENANAIN LOLI KABUPATEN KAB. TTS KEC. POLEN 37 0 37 0 0 37 0 165 165 202
50 34 DAS BENANAIN BONLE'U I KABUPATEN KAB. TTS KEC. TOBU 0 0 0 0 0 0 200 0 200 200
KEC. AMANUBAN
51 34 DAS BENANAIN OEPUNU KABUPATEN KAB. TTS 30 40 70 15 0 85 0 75 75 160
TIMUR
52 34 DAS BENANAIN LOPON OEFUI KABUPATEN KAB. TTS KEC. POLEN 0 0 0 0 0 0 160 0 160 160
53 34 DAS BENANAIN SONAMNASI KABUPATEN KAB. TTS KEC. POLEN 0 0 0 0 0 0 160 0 160 160
54 34 DAS BENANAIN BONLE'U II KABUPATEN KAB. TTS KEC. TOBU 0 0 0 0 0 0 100 0 100 100
55 34 DAS BENANAIN FAFINISIN KABUPATEN KAB. TTS KEC. POLEN 0 0 0 0 0 0 100 0 100 100
KEC. AMANUBAN
61 34 DAS BENANAIN FAILET KABUPATEN KAB. TTS 0 0 0 0 0 0 18 42 60 60
BARAT
4-54
Penyusunan Rencana Pengelolaan SDA
Wilayah Sungai Benanain Tahap II Laporan Akhir
KEC. AMANUBAN
69 34 DAS BENANAIN FUKA KABUPATEN KAB. TTS 0 0 0 0 0 0 45 0 45 45
TIMUR
KEC. AMANUBAN
83 34 DAS BENANAIN OEMANAS KABUPATEN KAB. TTS 0 0 0 0 0 0 8 17 25 25
TIMUR
85 34 DAS BENANAIN TUALENE KABUPATEN KAB. TTU KEC. BIBOKI UTARA 108 72 180 0 0 180 0 0 0 180
86 34 DAS BENANAIN BAKAN KABUPATEN KAB. TTU KEC. BIBOKI UTARA 120 80 200 0 0 200 0 0 0 200
87 34 DAS BENANAIN HAUTEAS KABUPATEN KAB. TTU KEC. BIBOKI UTARA 60 40 100 0 0 100 0 0 0 100
90 34 DAS BENANAIN PULO KABUPATEN KAB. TTU KEC. NOEMUTI 75 50 125 0 0 125 0 75 75 200
4-55
Penyusunan Rencana Pengelolaan SDA
Wilayah Sungai Benanain Tahap II Laporan Akhir
91 34 DAS BENANAIN OEKOPA KABUPATEN KAB. TTU KEC. BIBOKI TAN’PAH 120 80 200 0 0 200 0 50 50 250
92 34 DAS BENANAIN OEMEU KABUPATEN KAB. TTU KEC. NOEMUTI TIMUR 0 0 0 0 0 0 100 0 100 100
94 34 DAS BENANAIN TFOIN KABUPATEN KAB. TTU KEC. NOEMUTI TIMUR 0 0 0 0 0 0 100 0 100 100
97 34 DAS BENANAIN BENKOKO KABUPATEN KAB. TTU KEC. INSANA 0 0 0 0 0 0 150 0 150 150
100 34 DAS BENANAIN KLAE KABUPATEN KAB. TTU KEC. BIKOMI SELATAN 0 0 0 0 0 0 15 35 50 50
103 34 DAS BENANAIN NIT'OES KABUPATEN KAB. TTU KEC. NOEMUTI TIMUR 0 0 0 0 0 0 17 38 55 55
104 34 DAS BENANAIN FAUT KOLO KABUPATEN KAB. TTU KEC. NOEMUTI 0 0 0 0 0 0 21 49 70 70
105 34 DAS BENANAIN KLEJA KABUPATEN KAB. TTU KEC. INSANA 0 0 0 0 0 0 33 77 110 110
106 34 DAS BENANAIN OELIURAI KABUPATEN KAB. TTU KEC. INSANA TENGAH 0 0 0 0 0 0 10 20 30 30
KEC. INSANA
108 34 DAS BENANAIN BOLKE KABUPATEN KAB. TTU 0 0 0 0 0 0 20 45 65 65
FAFINESU
109 34 DAS BENANAIN MIL'ANA KABUPATEN KAB. TTU KEC. BIBOKI UTARA 0 0 0 0 0 0 45 105 150 150
110 34 DAS BENANAIN OERINBESI KABUPATEN KAB. TTU KEC. BIBOKI TAN’PAH 0 0 0 0 0 0 54 126 180 180
111 34 DAS BENANAIN TEUTBESI KABUPATEN KAB. TTU KEC. INSANA 0 0 0 0 0 0 45 105 150 150
112 34 DAS BENANAIN USAPINONOT KABUPATEN KAB. TTU KEC. INSANA 0 0 0 0 0 0 60 140 200 200
113 34 DAS BENANAIN NAITIU KABUPATEN KAB. TTU KEC. INSANA 0 0 0 0 0 0 48 112 160 160
114 34 DAS BENANAIN RAIMEA KABUPATEN KAB. BELU KEC. IO KUFEU 196 0 196 0 0 196 0 204 204 400
115 34 DAS BENANAIN HALILULIK KABUPATEN KAB. BELU KEC. TASIFETO BARAT 175 0 175 0 0 175 0 25 25 200
116 34 DAS BENANAIN KIMBANA KABUPATEN KAB. BELU KEC. TASIFETO BARAT 0 0 0 0 0 0 15 35 50 50
4-56
Penyusunan Rencana Pengelolaan SDA
Wilayah Sungai Benanain Tahap II Laporan Akhir
117 34 DAS BENANAIN TEUN KABUPATEN KAB. BELU KEC. RAI MANUK 0 0 0 0 0 0 30 70 100 100
118 34 DAS BENANAIN SALORE KABUPATEN KAB. BELU KEC. BOTIN LEOBELE 0 0 0 0 0 0 45 105 150 150
124 40 DAS BOKING BAUS PUSAT KAB. TTS KEC. BOKING 0 0 0 0 0 0 50 2950 3000 3000
125 41 DAS BONE MENU KABUPATEN KAB. TTS KEC. NUNKOLO 90 85 175 0 0 175 0 25 25 200
129 44 DAS NENOAT NUALUNAT KABUPATEN KAB. TTS KEC. KOT ' OLIN 0 0 0 0 0 0 21 49 70 70
TOTAL 12797 1507 14304 904 26 15234 3046 37493 49173 55773
4-57
Penyusunan Rencana Pengelolaan SDA
Wilayah Sungai Benanain Tahap II Laporan Akhir
B. Embung
Tabel 4. 24 Embung Irigasi di WS Benanain s/d Tahun Anggaran 2013
TARGET
LOKASI DATA TEKNIS
PELAYANAN
NAMA TAHUN SUMBER
NO DESA / Luas Panjang Tinggi Daya KET.
EMBUNG Irigasi Manusia ANGGARAN DANA
KECAMATAN KELURAH DAS Tanggul Tanggul Tampung
3 (Ha) (KK)
AN (ha) (m) (m) (m )
KABUPATEN BELU
Embung 2002, 2003,
1 Tasifeto Timur Umaklaran 230,00 130,00 20,00 1.860.000,00 300,00 1.400,00 APBN B
HALIWEN 2005, 2006
Embung
2 Tasifeto Timur Manleten 2.940,00 220,00 16,50 2.640.000,00 200,00 272,00 2007 LOAN IP-509 B
HAEKRIT
KABUPATEN TIMOR TENGAH UTARA
Embung JICA GRANT
1 Insana Oenbit 25,00 414,00 19,50 170.000,00 70,00 190,00 1995/1996 B
BENKOKO AID
Embung JICA GRAND
2 Insana Oenbit 181,00 12,00 58.800,00 10,08 217,00 1995/1996 B
OEBUAIN AID
Embung
3 Insana Sekon 2010 APBN B
SEKON
Embung
4 Insana Oenaem 2011 APBN B
OENAEM
4 JUMLAH 3.195,00 4.728.800,00 580,08 2.079,00
4-58
Penyusunan Rencana Pengelolaan SDA
Wilayah Sungai Benanain Tahap II Laporan Akhir
3 EMBUNG SALORE 124.858 -9.471 Salore Malaka Timur Malaka 11 50 9 28700 210 87 7.2 1999/2000 APBN
5 EMBUNG SAINENU 124.421 -9.386 Sainenu Miomafo Timur TTU 9 110 7 19520 72 216 3.6 1992/1993 APBN
6 EMBUNG NUNMANU 124.501 -9.437 Nunmanu Kopeta Kefa TTU 9.8 95 7 22030 82 246 41 1992/1993 APBN
7 EMBUNG LULU'U 124.518 -9.482 Tubuhue Kota Kefamenanu TTU 10.5 70 9 23575 75 134 4.1 2006 APBN
8 EMBUNG MAOL 124.525 -9.481 Maol Kefa Kota TTU 5 70 9 26217 97 291 4.85 1997/1998 APBN
9 EMBUNG SUBUN 124.533 -9.475 Subun Biboki Selatan TTU 21 210 6 8500 104 312 5.2 1989/1990 APBN
10 EMBUNG PALBENO 124.520 -9.468 Tubuhue Kefa Kota TTU 12 98 9 31000 115 345 5.75 1995/1996 APBN
EMBUNG PAPIN
11 124.517 -9.458 Tubuhue Kefa Selatan TTU 12 80 9 28190 104 312 5.2 1995/1996 APBN
BAWAH
12 EMBUNG BESTOBE 124.556 -9.451 Subun Insana TTU 12 87 11 43511 162 483 2.27 2000 APBN
13 EMBUNG OEKLEO 124.738 -9.618 Biudukfoho Malaka Barat Malaka 23 56 8 27800 211 78 5.2 2001 APBN
Bakustulam
14 EMBUNG KIMBANA 2 124.878 -9.252 Tasifeto Barat Belu 20 60 7 20000 80 200 3.4 2007 APBN
a
EMBUNG
15 124.872 -9.331 Rafae Malaka Timur Malaka 25 56 9 29800 238 98 4.8 2001 APBN
HALIHEDIBESI
APBD/ONTO
16 EMBUNG TAPENPAH 124.632 -9.475 Tapenpah Insana TTU 8 225 6 12500 46 138 2.3 1988/1989
P
17 EMBUNG PANTAE 124.649 -9.382 Pantae Biboki Selatan TTU 5.4 85 6 29370 31 93 1.55 1989/1990 APBN
18 EMBUNG LANAUS 124.636 -9.404 Lanaus Insana TTU 15.2 100 6 13700 108 324 5.4 1989/1990 APBN
EMBUNG
19 124.667 -9.424 Manunain Insana TTU 6 125 6 9700 33 99 1.6 1989/1990 APBN
MANUNAIN B
20 EMBUNG BANAE 124.561 -9.436 Banae Insana TTU 6.5 85 6 9000 50 150 2.5 1989/1990 APBN
4-59
Penyusunan Rencana Pengelolaan SDA
Wilayah Sungai Benanain Tahap II Laporan Akhir
22 EMBUNG NAITIMU 124.862 -9.271 Bekumean Tasifeto Barat Belu 13 109 8 32440 120 360 6 1993/1994 APBN
23 EMBUNG KIMBANA 1 124.869 -9.265 Naitimu Tasifeto Barat Belu 8 70 8 19800 73 219 3.65 1994/1995 APBN
24 EMBUNG OEIVO 124.870 -9.267 Naitimu Tasifeto Barat Belu 9 73 8 23400 86 258 4.3 1994/1995 APBN
25 EMBUNG ASU - ASU 124.616 -9.171 Oepuah Biboki Utara TTU 30 68 7 25000 100 250 4.2 2007 APBN
26 EMBUNG MATABESI 124.624 -9.260 Matabesi Biboki Selatan TTU 5 90 8 18930 70 210 3.5 1991/1992 APBN
27 EMBUNG TUNBESI 124.654 -9.285 Tunbes Biboki Selatan TTU 7 85 9 19360 72 216 3.6 1991/1992 APBN
28 EMBUNG HUMUSU 124.560 -9.297 Humusu Insana TTU 12.2 145 6 7330 27 81 1.35 1990/1991 APBN
29 EMBUNG MANENO 124.734 -9.275 Maneno Biboki Utara TTU 8 78 8 20600 76 228 3.8 1997/1998 APBN
30 EMBUNG BIAKHALE 124.889 -9.096 Fatuketi Tasifeto Barat Belu 10 96 8 24130 89 267 4.45 1994/1995 APBN
31 EMBUNG FATUKETI 124.860 -9.088 Fatuketi Kopeta Atambua Belu 7.5 134 10 40100 148 444 7.4 1994/1995 APBN
32 EMBUNG BATUPUTIH 124.717 -9.099 Batuputih Biboki Selatan TTU 9.8 83 7 34108 89 267 4.45 1997/1998 APBN
33 EMBUNG NUNMAFO 124.712 -9.440 Nunmafo Biboki Selatan TTU 7 95 9 17430 64 192 3.2 1991/1992 APBN
34 EMBUNG KOEBELE 124.618 -9.205 Oepuah Biboki Utara TTU 35 70 8 30000 114 300 5.1 2007 APBN
APBD/ONTO
41 EMBUNG HAHAE 124.480 -9.479 Sasi Miomafo Timur TTU 19 100 10 36000 133 399 6.65 1987/1988
P
APBD/ONTO
42 EMBUNG OEFUI 124.413 -9.465 Nimasi Miomafo Timur TTU 6 80 7 12200 45 135 2.25 1986/1987
P
43 EMBUNG KUATNANA 124.466 -9.393 Kuatnana Miomafo Timur TTU 8 105 8 14720 54 162 2.7 1993/1994 APBN
44 EMBUNG HAUMENI 124.426 -9.402 Haumeni Miomafo Timur TTU 9.1 175 6 8750 32 96 1.6 1990/1991 APBN
45 EMBUNG KENSULAT 124.469 -9.441 Kensulat Kopeta Kefa TTU 7.5 105 8 17930 66 198 3.3 1993/1994 APBN
APBD/ONTO
46 EMBUNG OENENU I 124.441 -9.427 Oenenu Miomafo Timur TTU 12 90 8 34800 129 387 6.45 1988/1989
P
APBD/ONTO
47 EMBUNG OENENU II 124.456 -9.432 Oenenu Miomafo Timur TTU 12 95 6 9100 33 99 1.7 1989/1990
P
4-60
Penyusunan Rencana Pengelolaan SDA
Wilayah Sungai Benanain Tahap II Laporan Akhir
APBN/ONT
51 EMBUNG PAPIN 124.513 -9.462 Papin Miomafo Barat TTU 5.5 115 6 6230 23 69 1.2 1988/1989
OP
52 EMBUNG BANSONE 124.327 -9.495 Bansone Kopeta Kefa TTU 12 85 7 17400 64 192 3.2 1992/1993 APBN
53 EMBUNG NILULAT 124.334 -9.493 Nilulat Miomafo Timur TTU 7.1 145 6 5750 21 63 1.1 1990/1991 APBN
54 EMBUNG BIJAEPASU 124.429 -9.539 Bijaepasu Miomafo Barat TTU 7.5 180 6 10220 38 114 1.9 1988/1989 APBN
55 EMBUNG TUABATAN 124.407 -9.546 Tuabatan Miomafo Barat TTU 8.2 70 6 28640 69 207 3.45 1989/1990 APBN
APBD/ONTO
56 EMBUNG OEOLO 124.393 -9.478 Oeolo Miomafo Barat TTU 9 115 6 6830 25 75 1.25 1989/1990
P
EMBUNG Haumenian
57 124.368 -9.481 Miomafo Barat TTU 7 98 9 26740 99 297 4.95 1996/1997 APBN
HAUMENIANA a
58 EMBUNG NIASU 124.444 -9.512 Akomi Miomafo Barat TTU 0 0 9 30000 0 0 2009
59 EMBUNG NIAN 124.456 -9.513 Nian Miomafo Barat TTU 7 155 6 12380 46 138 2.3 1988/1989 APBN
60 EMBUNG LETKASE 124.459 -9.509 Nian Miomafo Barat TTU 9 76 8 23500 87 261 4.35 1994/1995 APBN
APBD/ONTO
61 EMBUNG BEBA 124.471 -9.503 Oelami Miomafo Timur TTU 9 121 6 25000 92 278 4.6 1987/1988
P
APBD/ONTO
62 EMBUNG NAIOLA 124.487 -9.518 Naiola Miomafo Timur TTU 15 115 8 32000 118 352 6 1987/1988
P
63 EMBUNG OEBKIN 124.493 -9.520 Naiola Miomafo Timur TTU 38 75 8 28000 106 280 4.7 2007 APBN
64 EMBUNG LAPEON 124.654 -9.818 Lapeon Biboki Selatan TTU 8.5 105 9 17330 64 192 3.2 1991/1992 APBN
65 EMBUNG KUANEK 124.395 -9.461 Kuanek Miomafo Barat TTU 7 116 6 9530 35 105 1.75 1992/1993 APBN
66 EMBUNG AINIBA 124.814 -9.052 Fatuketi Kakuluk Mesak Belu 25 70 8 18500 72 185 3.1 2007 APBN
67 EMBUNG OEHARA 124.821 -9.345 Metroi Laen Manen Malaka 0 130 10 0 0 0 2010
68 EMBUNG KAREANA 124.908 -9.496 Kareana Sasita mean Malaka 36 86 7 27000 108 270 4.6 2007 APBN
69 EMBUNG KIKI 124.836 -9.293 Kiki Biboki Utara TTU 12 70 7 24220 89 267 4.45 1992/1993 APBN
4-61
Penyusunan Rencana Pengelolaan SDA
Wilayah Sungai Benanain Tahap II Laporan Akhir
72 EMBUNG KUSA 124.873 -9.402 Sunbaun Malaka Timur Malaka 8.5 70 8 17910 66 198 3.3 1993/1994 APBN
73 EMBUNG BONAN 124.767 -9.664 Bonan Malaka Timur Malaka 8 92 9 28300 104 312 5.2 1995/1996 APBN
74 EMBUNG OENIAREU 124.847 -9.350 Oeniareu Malaka Timur Malaka 9 88 10 23800 88 264 4.4 1996/1997 APBN
75 EMBUNG WESASUIT 124.899 -9.056 Wesasuit Tasifeto Barat Belu 9 66 8 29700 291 97 4.85 1997/1998 APBN
76 EMBUNG WESASEIK 125.058 -9.398 Kota Biru Kobalima Timur Malaka 0 0 8 15000 0 0 2009
EMBUNG
77 124.865 -9.642 Umaklaran Malaka Timur Malaka 12 67 9 29000 252 90 6.5 1999/2000 APBN
TASILENGLUHAN
78 EMBUNG HALIKELEN 124.877 -9.214 Halikelen Tasifeto Barat Belu 6.5 70 9 21204 78 234 4 1994/1995 APBN
79 EMBUNG WEHEDAN 124.802 -9.205 Birunatun Biboki Barat TTU 7 45 10 21500 68 220 4.1 1999/2000 APBN
80 EMBUNG OETULU 124.379 -9.500 Oetulu Miomafo Barat TTU 7.5 67 10 30336 75 225 3.75 1997/1998 APBN
EMBUNG
81 124.649 -9.396 Kiubaneno Biboki Selatan TTU 6 82 8 23600 87 261 4.35 1997/1998 APBN
KIUBANENO
82 EMBUNG FAFINESU 124.566 -9.316 Fafinesu C Insana Fafinesu TTU 0 105 8 0 0 0 2010
83 EMBUNG HAELUAN 125.012 -9.368 Kota Biru Kobalima Timur Malaka 0 0 11 30000 0 0 2009
84 EMBUNG BATNES 124.384 -9.457 Batnes Miomafo Barat TTU 6 130 6 6200 23 69 1.2 1990/1991 APBN
85 EMBUNG OESTER 124.839 -9.446 Uabau Laen Manen Malaka 0 0 10 38000 0 0 2009
86 EMBUNG TALA 124.859 -9.120 Tala Tasifeto Barat Belu 8 76 12 34335 127 381 6.35 1994/1995 APBN
87 EMBUNG NAEKASA 124.853 -9.208 Naekasa Tasifeto Barat Belu 9 124 10 36611 135 405 6.75 1994/1995 APBN
89 EMBUNG LUAGUJU 125.149 -9.083 Luaguju Lamaknen Belu 15 75 10 11700 351 117 5.85 1997/1998 APBN
90 EMBUNG TALERUN 124.892 -9.296 Lawalutous Tasifeto Barat Belu 9.7 60 10 23418 86 258 4.3 1996/1997 APBN
91 EMBUNG BANAIN 124.414 -9.347 Banain Miomafo Timur TTU 7 155 6 8140 30 90 1.5 1990/1991 APBN
92 EMBUNG OEPOPE 124.564 -9.614 Naob Noemuti TTU 8.2 70 8 15877 52 114 2.6 2006 APBN
4-62
Penyusunan Rencana Pengelolaan SDA
Wilayah Sungai Benanain Tahap II Laporan Akhir
94 EMBUNG HALIFEHAN 125.000 -9.461 Halifehan Lamaknen Belu 8 121 8 20100 74 222 3.7 1997/1998 APBN
95 EMBUNG OEKEL 124.414 -9.486 Nemasi Miomafo Timur TTU 6 78 8 18360 68 204 3.4 1994/1995 APBN
96 EMBUNG TISI 124.574 -9.430 Banae Insana TTU 7.5 62 8 26340 97 291 4.85 1994/1995 APBN
97 EMBUNG FATUATIS I 124.849 -9.033 Dualaus Tasifeto Barat Belu 8.8 85 8 26400 97 291 4.85 1995/1996 APBN
98 EMBUNG FATUATIS II 124.856 -9.036 Dualaus Tasifeto Barat Belu 8 72 8 27000 100 300 5 1995/1996 APBN
EMBUNG
99 124.895 -9.306 Fatukarau Tasifeto Barat Belu 15 96 9 31600 117 351 5.85 1996/1997 APBN
FATUKARAU
100 EMBUNG FAILET - - Nusa Kuatnana TTS 12.76 125 8 25645 275 438 12.70 2011 APBN
101 EMBUNG SISO - - Biloto Mollo Selatan TTS 13.55 96 9 24702 310 346 7.80 2011 APBN
102 EMBUNG SASI - - Tune Tobu TTS 10 64.14 8 28792.68 165 500 22 2013 APBN
103 EMBUNG AJAOTAMA - - Bestobe Tobu TTS 12 108.49 9 25091.31 115 700 31 2013 APBN
104 EMBUNG PUSU - - Pusu Kota SoE TTS 8 106.47 10 29966.98 214 400 26 2013 APBN
105 EMBUNG HU’EBAKI - - Lakat Amanuban Tengah TTS 7 82 10 25760 28 30 7 2013 APBN
106 EMBUNG OELBOSEN - - Tubuhue Kota Kefamenanau TTU 25 82.60 7 23690 107 363 8.25 2011 APBN
107 EMBUNG OELNITEP - - Tubuhue Kota Kefamenanau TTU 23 77.50 8 28763.80 97 261 9 2011 APBN
108 EMBUNG TATAN - - Subun Insana Barat TTU 30 67 10 25300 99 267 11.14 2011 APBN
109 EMBUNG DEROK - - Motadik Biboki Anleu TTU 18.70 70 9 22356 121 228 13.50 2011 APBN
110 EMBUNG AUDIAK - - Motadik Biboki Anleu TTU 17 83 9 24660.60 87 225 9.79 2011 APBN
111 EMBUNG FATUALAM - - Lapeom Insana Barat TTU 19.50 45 10 28152 89 291 10.01 2011 APBN
112 EMBUNG BESTOBE - - Manikin Noemuti Timur TTU 12.76 70 8 23552 75 220 8.44 2011 APBN
113 EMBUNG FATUIN - - Fatuin Insana TTU 7.80 91.60 9 27442.45 305 218 27 2013 APBN
114 EMBUNG SEKON - - Sekon Insana TTU 4 89.80 10 40128.48 105 1.300 50 2013 APBN
115 EMBUNG PALMA - - Lanaus Insana Tengah TTU 6 106 8 23310 25 125 35 2013 APBN
4-63
Penyusunan Rencana Pengelolaan SDA
Wilayah Sungai Benanain Tahap II Laporan Akhir
117 EMBUNG OE ANA - - Neo Nasi Miomaffo Tengah TTU 9 54 9 14160 28 50 28 2013 APBN
118 EMBUNG AKOMI - - Akomi Miomaffo Tengah TTU 6 88 9 22320 6 20 12 2013 APBN
119 EMBUNG NIAN - - Nian Miomaffo Tengah TTU 7 62 9 16080 30 10 20 2013 APBN
Derokfature
120 EMBUNG BEREKTAHENA - - Tasifeto Barat Belu 24 88 8 24656 227 185 34.05 2011 APBN
ne
EMBUNG
121 - - Mandeu Raimanuk Belu 11.50 92 9 29970.84 185 166 27.75 2011 APBN
HALITUKUNU
122 EMBUNG WELELAS - - Faturika Raimanuk Belu 15.75 95 9 26993 248 271 37.20 2011 APBN
123 EMBUNG TAERIDIK - - Naekasa Tasifeto Barat Belu 11.65 95 8 22494 189 226 28.35 2011 APBN
124 EMBUNG HALIULUN - - Fatubanao Kota Atambua Belu 12.66 92 10 24623.80 206 195 30.90 2011 APBN
125 EMBUNG RAIHANAS - - Sadi Tasifeto Timur Belu 24.76 85 8 23570.40 218 204 32.70 2011 APBN
EMBUNG
127 - - Silawan Tastim Belu 30 145 10 72500 - - - 2012 APBN
MOTABENAR
128 EMBUNG NAHATAEK - - Mandeu Raimanuk Belu 12 92 10 60220.50 150 300 12 2013 APBN
129 EMBUNG MENABI - - Duakoran Raimanuk Belu 9 165 10 63750 75 160 15 2013 APBN
130 EMBUNG FATU UTU - - Naikasa Tasifeto Barat Belu 15 88 10 55780.45 160 175 9 2013 APBN
131 EEMBUNG BOAREU - - Umaklaran Tasifeto Timur Belu 12 100 10 45780.55 90 65 7.50 2013 APBN
132 EMBUNG FATUBA’A - - Fatubaa Tasifeto Timur Belu 13 64 10 33456.20 40 300 5 2013 APBN
133 EMBUNG HALIMUTI - - Manleten Tasifeto Timur Belu 10.50 130 10 47621.20 75 175 9 2013 APBN
134 EMBUNG FAUOAN - - Manleten Tasifeto Timur Belu 9.80 120 10 58765.10 80 200 6.70 2013 APBN
EMBUNG
135 - - Derok Tasifeto Barat Belu 9.70 115 10 42450.33 90 166 4.50 2013 APBN
HUDIMETAN
136 EMBUNG WEBERLIKU - - Tukuneno Tasifeto Barat Belu 6.50 70 8 21520 66 137 4 2013 APBN
4-64
Penyusunan Rencana Pengelolaan SDA
Wilayah Sungai Benanain Tahap II Laporan Akhir
138 EMBUNG BEKOINUK - - Fatubaa Tasifeto Timur Belu 6.70 60 9 22237.52 92 176 6 2013 APBN
139 EMBUNG MASMAE - - Tukuneno Tasifeto Barat Belu 8.20 126 9 50780.40 88 145 5 2013 APBN
140 EMBUNG WEKLESE - - Tasain Raimanuk Belu 3.50 45 9 17986.35 80 152 4.50 2013 APBN
141 EMBUNG LO’O KOTA - - Derok Tasifeto Barat Belu 6.50 80 9 21691.44 72 150 5.60 2013 APBN
142 EMBUNG DAISTOIR - - Naisau Sasitamean Malaka 22.40 81 10 19500 107 175 5.40 2008 APBN
EMBUNG Kapitan
143 - - Laen Manen Malaka 25 82 8 20000 210 245 5.50 2008 APBN
SASITAMEAN Meo
144 EMBUNG WE ATOK LEKI - - Kakaniuk Malaka Tengah Malaka 27 50 8 21000 155 310 6.60 2008 APBN
4-65
Penyusunan Rencana Pengelolaan SDA
Wilayah Sungai Benanain Tahap II Laporan Akhir
1 BESATETA Amanuban Selatan Oebaki 12.00 80.00 9.00 11,500.00 11,500.00 0.49 43 127 2.15 1986/1987 APBD/ONTOP
2 HANE Amanuban Barat Hane 6.00 81.00 6.00 6,700.00 6,700.00 0.50 25 75 1.25 1986/1987 APBD/ONTOP
3 OETILO Amanuban Barat Pusu 6.50 80.00 9.00 11,500.00 11,500.00 0.49 43 127 2.15 1986/1987 APBD/ONTOP
4 FATULUI Amanuban Tengah Sopo 6.60 60.00 6.00 5,000.00 5,000.00 0.38 19 55 1.00 1987/1988 APBN
5 NOA ANA Amanuban Selatan Noebesa 7.00 62.00 7.00 6,700.00 6,700.00 0.40 25 75 1.25 1987/1988 APBD/ONTOP
6 O'ANIN Amanuban Barat O'0f 6.50 62.00 7.00 31,000.00 31,000.00 1.86 115 345 5.75 1987/1988 APBD/ONTOP
7 EON ANA Amanuban Selatan Boentuka 15.00 74.00 6.00 12,500.00 12,500.00 0.94 46 138 2.30 1988/1989 APBD/ONTOP
8 FATUMETAN Aman Barat Biloto 17.00 66.00 6.00 14,200.00 14,200.00 1.07 53 158 2.65 1988/1989 APBD
9 LINBAI Amanuban Selatan Kiubaat 7.00 60.00 8.00 14,000.00 14,000.00 0.70 52 156 2.60 1988/1989 APBN
10 OEKIU I Amanuban Selatan Oekiu 16.00 63.00 8.00 16,103.80 14,600.00 0.73 54 162 2.70 1988/1989 APBD/ONTOP
11 BESAMNUTU Amanuban Selatan Polo 7.00 66.00 7.00 9,700.00 9,700.00 0.58 36 108 1.80 1989/1990 APBN
12 BILLA Amanuban Timur Billa 8.00 50.00 5.00 5,500.00 5,500.00 0.55 20 60 1.00 1989/1990 APBN
13 BUAT I Molo Selatan Oinlasi 6.00 42.00 5.00 5,000.00 5,000.00 0.50 18 55 1.00 1989/1990 GOA
14 FALAS Amanuban Timur Falas 6.20 47.00 6.00 5,625.30 5,100.00 0.38 19 57 1.00 1989/1990 APBD/ONTOP
15 FATUKOPA Amanuban Timur Fatukopa 6.00 65.00 4.00 8,051.90 7,300.00 1.10 27 81 1.35 1989/1990 APBN
16 MAULEUM Amanuban Timur Mauleum 7.00 75.00 5.00 15,111.10 13,700.00 1.37 51 153 2.55 1989/1990 APBN
17 MNELA Amanuban Timur Mnelaanen 6.00 68.00 4.00 6,750.36 6,120.00 0.92 22 66 1.10 1989/1990 APBN
18 NAIMET Amanuban Tengah Niki-Niki Un 6.50 80.00 6.00 7,169.50 6,500.00 0.49 24 72 1.20 1989/1990 APBD/ONTOP
19 OENAI Amanuban Timur Oenai 6.50 50.00 5.00 6,066.50 5,500.00 0.55 20 60 1.00 1989/1990 APBN
20 OENALI Amanuban Barat Mnelatete 5.00 110.00 10.00 11,030.00 10,000.00 0.38 11 33 0.55 1989/1990 GOA
21 OINLASII Amanuban Timur Oinlasi 6.00 54.00 7.00 6,066.50 5,500.00 0.33 20 60 1.00 1989/1990 APBN
22 PILI Amanuban Timur Pili 7.00 100.50 6.00 9,375.50 8,500.00 0.64 31 93 1.55 1989/1990 APBN
23 FOTILO Amanuban Utara Fotilo 7.40 56.00 6.00 7,169.50 6,500.00 0.49 24 72 1.20 1990/1991 APBN
24 LILO Amanuban Utara Lilo 6.80 72.00 7.00 11,802.10 10,700.00 0.64 39 117 1.95 1990/1991 APBN
25 LOTAS Amanuban Utara Lotas 6.50 90.00 7.00 16,467.79 14,930.00 0.90 55 165 3.45 1990/1991 APBN
26 MANUFUI Amanuban Selatan Manufui 6.00 76.00 8.00 11,802.10 10,700.00 0.54 39 117 1.95 1990/1991 APBN
27 OINLASI II Amanuban Selatan Oinlasi 10.00 112.50 6.00 40,480.10 36,700.00 2.75 136 408 6.80 1990/1991 APBD/ONTOP
28 ONE Amanuban Selatan Poli 6.00 82.00 7.00 11,691.80 10,600.00 0.64 39 117 1.95 1990/1991 APBN
29 ONIBESAK Amanuban Utara Bokong 6.70 65.00 6.00 10,257.90 9,300.00 0.70 34 102 1.70 1990/1991 APBN
30 SUNU Amanuban Utara Sunu 5.50 86.00 7.00 20,626.10 18,700.00 1.12 69 207 1.95 1990/1991 APBN
4-66
Penyusunan Rencana Pengelolaan SDA
Wilayah Sungai Benanain Tahap II Laporan Akhir
31 TONOM Amanuban Selatan Skinu 6.60 71.00 5.00 7,390.10 6,700.00 0.67 25 75 1.25 1990/1991 APBN
32 BESAMNUTU Amanuban Timur Bila 8.40 87.00 6.00 13,732.35 12,450.00 0.93 46 138 2.30 1991/1992 APBN
33 BUAT II Molo Selatan Oinlasi 6.00 102.00 9.00 19,703.99 17,864.00 0.77 66 198 3.30 1991/1992 APBN
34 BUAT III Molo Selatan Oinlasi 6.00 101.00 8.00 25,177.08 22,826.00 1.14 84 250 4.20 1991/1992 APBN
35 KATILE Amanuban Utara Nasi 7.00 97.00 9.00 15,254.49 13,830.00 0.59 51 153 2.75 1991/1992 APBN
36 NEKE Amanuban Tengah Neke 6.30 85.00 5.00 13,864.71 12,570.00 1.26 46 138 2.55 1991/1992 APBN
37 OENEL Amanuban Selatan Toi 6.00 64.00 6.00 14,614.75 13,250.00 0.99 49 147 2.45 1991/1992 APBN
38 BESNEO Amanuban Barat Hoi 6.50 84.00 8.00 23,913.04 21,680.00 1.08 80 240 4.00 1992/1993 APBN
39 NIUBELE Amanuban Timur Pisan 7.10 77.00 9.00 15,986.88 14,494.00 0.62 54 162 2.70 1992/1993 APBN
40 OEKLAU Amanuban Selatan Skinu 6.50 106.00 8.00 30,970.03 28,078.00 1.40 104 312 5.20 1992/1993 APBN
41 OETIMU Amanuban Timur Fatukopa 7.00 140.00 8.00 22,397.52 20,306.00 1.02 75 225 3.75 1992/1993 APBN
42 TUAKENA Amanuban Timur Oelet 7.50 95.00 7.00 36,994.62 33,540.00 2.01 124 372 6.20 1992/1993 APBN
43 BENA I Amanuban Selatan Bena 6.50 68.00 11.00 27,538.60 24,967.00 0.83 92 276 4.60 1993/1994 APBN
44 BENA II Amanuban Selatan Bena 8.80 63.00 8.00 12,480.45 11,315.00 0.57 42 126 2.10 1993/1994 APBN
45 KUAFEU Amanuban Barat Boentuka 6.00 105.00 10.00 35,296.00 32,000.00 1.20 118 354 6.00 1994/1995 APBN
46 NEONTES Amanuban Barat Boentuka 5.80 66.00 10.00 27,321.31 24,770.00 0.93 91 275 4.55 1994/1995 APBN
47 PUSU Amanuban Barat Pusu 7.50 140.00 8.00 32,428.20 29,400.00 1.47 109 327 5.45 1994/1995 APBN
48 NAIMOLO Molo Selatan Oinlasi 7.80 120.00 9.00 43,987.64 39,880.00 1.71 148 444 7.40 1995/1996 APBN
49 NETO Amanuban Barat Nusa 6.00 100.00 8.00 21,588.00 21,588.00 1.08 80 240 4.00 1995/1996 APBN
50 OEKIU Molo Selatan Tuasene 9.00 100.00 10.00 57,900.00 57,900.00 2.17 214 643 10.70 1995/1996 APBN
51 OEBAKI Amanuban Barat Oebaki 6.00 65.00 9.00 27,000.00 27,000.00 1.16 100 300 5.00 1996/1997 APBN
52 OENALI Amanuban Barat Mnelatete 6.50 78.00 8.00 23,500.00 23,500.00 1.18 87 261 4.35 1996/1997 APBN
53 OENIUPSAI Kopeta Soe Taubneno 11.00 72.00 8.00 22,600.00 22,600.00 1.13 84 252 4.20 1996/1997 APBN
54 BILUA Kuanfatu Bilua 6.00 78.00 9.00 16,700.00 16,700.00 0.72 62 186 3.10 1997/1998 APBN
55 FATUBNONOT Amanuban Tengah Fatubnonot 8.40 42.70 9.00 20,074.60 18,200.00 0.78 67 201 3.35 1997/1998 APBN
56 TUBUHUE Amanuban Tengah Neononi 7.20 66.00 9.00 23,163.00 21,000.00 0.90 77 231 3.85 1997/1998 APBN
57 MEMPOKO Amanuban Tengah Tubulopo 7.00 80.00 8.00 45,902.45 41,616.00 2.08 154 462 7.70 1998/1999 OECF
58 NISKAEN Amanuban Tengah Enoneontes 8.90 103.00 8.00 43,623.65 39,550.00 1.98 146 438 7.30 1998/1999 OECF
59 OEHUE Amanuban Tengah Enoneontes 7.50 87.00 8.00 27,630.15 25,050.00 1.25 93 279 4.65 1998/1999 OECF
60 OEEKAM Amanuban Timur Oeekam 7.30 65.00 7.00 30,398.68 27,560.00 1.65 39 117 0.50 2000 APBN
61 BESTOBE Insana Subun 12.00 87.00 11.00 47,992.63 43,511.00 1.45 162 483 2.27 2000 APBN
62 BIUS KOLOH Oenino Hoi 9.50 99.00 9.00 26,913.20 24,400.00 1.05 66 255 0.25 2004 316,577 APBN
63 NIFUKNONO Oenino Oenino 2.00 75.00 7.00 16,677.36 15,120.00 0.91 56 105 1.25 2006 433,745 APBN
4-67
Penyusunan Rencana Pengelolaan SDA
Wilayah Sungai Benanain Tahap II Laporan Akhir
4-68
Penyusunan Rencana Pengelolaan SDA
Wilayah Sungai Benanain Tahap II Laporan Akhir
1 OEFUI Miomafo Timur Nimasi 6.00 80.00 7.00 13,456.60 12,200.00 0.73 45 135 2.25 1986/1987 APBN
2 BEBA Miomafo Timur Oelami 9.00 121.00 6.00 27,575.00 25,000.00 1.88 92 278 4.60 1987/1988 APBD/ONTOP
3 HAHAE Miomafo Timur Sasi 19.00 100.00 10.00 39,708.00 36,000.00 1.35 133 399 6.65 1987/1988 APBD/ONTOP
4 NAIOLA Miomafo Timur Naiola 15.00 115.00 8.00 35,296.00 32,000.00 1.60 118 352 6.00 1987/1988 APBD/ONTOP
5 BIJAEPASU Miomafo Barat Bijaepasu 7.50 180.00 6.00 11,272.66 10,220.00 0.77 38 114 1.90 1988/1989 APBN
6 NIAN Miomafo Barat Nian 7.00 155.00 6.00 13,655.14 12,380.00 0.93 46 138 2.30 1988/1989 APBN
7 OENENU I Miomafo Timur Oenenu 12.00 90.00 8.00 38,384.40 34,800.00 1.74 129 387 6.45 1988/1989 APBD/ONTOP
8 PAPIN Miomafo Barat Papin 5.50 155.00 6.00 6,871.69 6,230.00 0.47 23 69 1.20 1988/1989 APBD/ONTOP
9 TAPENPAH Insana Tapenpah 8.00 225.00 6.00 13,787.50 12,500.00 0.94 46 138 2.30 1988/1989 APBD/ONTOP
10 TUBULOPO Miomafo Barat Tubupolo 7.60 127.00 7.00 40,480.10 36,700.00 2.20 136 408 6.80 1988/1989 APBD/ONTOP
11 BANAE Insana Banae 6.50 85.00 6.00 9,927.00 9,000.00 0.68 50 150 2.50 1989/1990 APBN
12 BANFANU Miomafo Timur Banfanutu 9.30 70.00 6.00 8,107.05 7,350.00 0.55 27 81 1.35 1989/1990 APBN
13 LANAUS Insana Lanaus 15.20 100.00 6.00 15,111.10 13,700.00 1.03 108 324 5.40 1989/1990 APBN
14 MANUNAIN B Insana Manunain 6.00 125.00 6.00 10,699.10 9,700.00 0.73 33 99 1.60 1989/1990 APBN
15 OENENU II Miomafo Timur Oenenu 12.00 95.00 6.00 10,037.30 9,100.00 0.68 33 99 1.70 1989/1990 APBD/ONTOP
16 OEOLO Miomafo Barat Oeolo 9.00 115.00 6.00 7,533.49 6,830.00 0.51 25 75 1.25 1989/1990 APBD/ONTOP
17 PANTAE Biboki Selatan Pantae 5.40 85.00 6.00 32,395.11 29,370.00 2.20 31 93 1.55 1989/1990 APBN
18 SUBUN Biboki Selatan Subun 21.00 210.00 6.00 9,375.50 8,500.00 0.64 104 312 5.20 1989/1990 APBN
19 TUABATAN Miomafo Barat Tuabatan 8.20 70.00 6.00 31,589.92 28,640.00 2.15 69 207 3.45 1989/1990 APBN
20 AMOL Miomafo Timur Amol 5.80 155.00 6.00 9,232.11 8,370.00 0.63 31 93 1.60 1990/1991 APBN
21 BANAIN Miomafo Timur Banain 7.00 155.00 6.00 8,978.42 8,140.00 0.61 30 90 1.50 1990/1991 APBN
22 BATNES Miomafo Barat Batnes 6.00 130.00 6.00 6,838.60 6,200.00 0.47 23 69 1.20 1990/1991 APBN
23 FAFINESU Insana Fafinisi 6.00 175.00 6.00 8,239.41 7,470.00 0.56 27 81 1.35 1990/1991 APBN
24 HAUMENI Miomafo Timur Haumeni 9.10 175.00 6.00 9,651.25 8,750.00 0.66 32 96 1.60 1990/1991 APBN
25 HUMUSU Insana Humusu 12.20 145.00 6.00 8,084.99 7,330.00 0.55 27 81 1.35 1990/1991 APBN
26 NILULAT Miomafo Timur Nilulat 7.10 145.00 6.00 6,342.25 5,750.00 0.43 21 63 1.10 1990/1991 APBN
27 AIJOBATAN Miomafo Timur Aijobatan 8.00 135.00 9.00 22,887.25 20,750.00 0.89 77 31 3.85 1991/1992 APBN
28 BITEFA Miomafo Timur Bitefa 6.50 126.00 8.00 20,626.10 18,700.00 0.94 69 207 3.45 1991/1992 APBN
29 LAPEON Biboki Selatan Lapeon 8.50 105.00 9.00 19,114.99 17,330.00 0.74 64 192 3.20 1991/1992 APBN
30 MATABESI Biboki Selatan Matabesi 5.00 90.00 8.00 20,879.79 18,930.00 0.95 70 210 3.50 1991/1992 APBN
4-69
Penyusunan Rencana Pengelolaan SDA
Wilayah Sungai Benanain Tahap II Laporan Akhir
31 NUNMAFO Biboki Selatan Nunmafo 7.00 95.00 9.00 19,225.29 17,430.00 0.75 64 192 3.20 1991/1992 APBN
32 SAINONI Miomafo Timur Sainoni 6.00 124.00 9.00 19,170.14 17,380.00 0.74 65 195 3.25 1991/1992 APBN
33 TUNBES Biboki Selatan Tunbes 7.00 85.00 9.00 21,354.08 19,360.00 0.83 72 216 3.60 1991/1992 APBN
34 BANSONE Kopeta Kefa Bansone 12.00 85.00 7.00 19,192.20 17,400.00 1.04 64 192 3.20 1992/1993 APBN
35 KIKI Biboki Utara Kiki 12.00 70.00 7.00 26,714.66 24,220.00 1.45 89 267 4.45 1992/1993 APBN
36 KUANEK Miomafo Barat Kuanek 7.00 116.00 6.00 10,511.59 9,530.00 0.71 35 105 1.75 1992/1993 APBN
37 MANENU Biboki Selatan Manenu 7.56 79.00 7.00 11,735.92 10,640.00 0.64 39 117 1.95 1992/1993 APBN
38 NUNMANU Kopeta Kefa Nunmanu 9.80 95.00 7.00 24,299.09 22,030.00 1.32 82 246 41.00 1992/1993 APBN
39 SAINENU Miomafo Timur Sainenu 9.00 110.00 7.00 21,530.56 19,520.00 1.17 72 216 3.60 1992/1993 APBN
40 KENSULAT Kopeta Kefa Kensulat 7.50 105.00 8.00 19,776.79 17,930.00 0.90 66 198 3.30 1993/1994 APBN
41 KUATNANA Miomafo Timur Kuatnana 8.00 105.00 8.00 16,236.16 14,720.00 0.74 54 162 2.70 1993/1994 APBN
42 LETKASE Miomafo Barat Nian 9.00 76.00 8.00 25,920.50 23,500.00 1.18 87 261 4.35 1994/1995 APBN
43 OEKEL Miomafo Timur Nemasi 6.00 78.00 8.00 20,251.08 18,360.00 0.92 68 204 3.40 1994/1995 APBN
44 TISI Insana Banae 7.50 62.00 8.00 29,053.02 26,340.00 1.32 97 291 4.85 1994/1995 APBN
45 PALBENO Kefa Kota Tubuhue 12.00 98.00 9.00 34,193.00 31,000.00 1.33 115 345 5.75 1995/1996 APBN
46 PAPIN ATAS Kefa Kota Tubuhue 9.00 80.00 9.00 31,987.00 29,000.00 1.24 107 321 5.35 1995/1996 APBN
47 PAPIN BAWAH Kefa Selatan Tubuhue 12.00 80.00 9.00 31,093.57 28,190.00 1.21 104 312 5.20 1995/1996 APBN
48 HAUMENIANA Miomafo Barat Haumeniana 7.00 98.00 9.00 26,740.00 26,740.00 1.15 99 297 4.95 1996/1997 APBN
49 OEKOLO Miomafo Barat Oeolo 12.00 101.00 10.00 32,650.00 32,650.00 1.22 121 363 6.00 1996/1997 APBN
50 OEOLO Miomafo Barat Oeolo 12.00 102.00 10.00 26,350.00 26,350.00 0.99 97 291 4.85 1996/1997 APBN
51 BATUPUTIH Biboki Selatan Batuputih 9.80 82.60 7.00 34,108.00 34,108.00 2.05 89 267 4.45 1997/1998 APBN
52 KIUBANENO Biboki Selatan Kiubaneno 6.00 81.70 8.00 23,600.00 23,600.00 1.18 87 261 4.35 1997/1998 APBN
53 KNITI Miomafo Barat Kniti 9.00 83.00 9.00 21,216.00 21,216.00 0.91 78 234 3.90 1997/1998 APBN
54 MANENU Biboki Utara Maneno 8.00 77.50 8.00 20,600.00 20,600.00 1.03 76 228 3.80 1997/1998 APBN
55 MAOL Kefa Kota Maol 5.00 70.00 9.00 26,217.00 26,217.00 1.12 97 291 4.85 1997/1998 APBN
56 OETULU Miomafo Barat Oetulu 7.50 67.00 10.00 33,460.61 30,336.00 1.14 75 225 3.75 1997/1998 APBN
57 WEHEDAN Biboki Barat Birunatun 7.00 45.00 10.00 23,714.50 21,500.00 0.81 68 220 4.10 1999/2000 APBN
58 LULU'U Kota Kefamenanu Tubuhue 10.50 70.00 9.00 26,003.23 23,575.00 1.01 75 134 4.10 2006 510,828 APBN
59 OEPOPE Noemuti Naop 8.20 70.00 8.00 17,512.33 15,877.00 0.79 52 114 2.60 2006 510,140 APBN
60 ASU ASU Biboki Utara Oepuah 30.00 68.00 7.00 27,575.00 25,000.00 1.50 100 250 4.20 2007 693,115 APBN
61 KOEBELE Biboki Utara Oepuah 35.00 70.00 8.00 33,090.00 30,000.00 1.50 114 300 5.10 2007 693,115 APBN
62 OEBKIN Miomafo Timur Naiola 38.00 75.00 8.00 30,884.00 28,000.00 1.40 106 280 4.70 2007 693,115 APBN
63 LAMEL Miomafo Tengah Akomi 20.00 82.00 9.00 19,854.00 18,000.00 0.77 97 210 6.30 2008 613,185 APBN
4-70
Penyusunan Rencana Pengelolaan SDA
Wilayah Sungai Benanain Tahap II Laporan Akhir
64 OENISA Kota Kefamenanu Tublopo 15.00 98.00 8.00 23,163.00 21,000.00 1.05 95 215 5.50 2008 613,185 APBN
65 SEBE Insana Ban'nae 17.50 62.00 9.00 21,508.50 19,500.00 0.84 125 185 7.40 2008 613,185 APBN
66 OELBOSEN Kota Kefamenanu Tubuhue 25.00 82.60 7.00 25,750.00 23,690.00 1.42 107 363 8.25 2011 953,532 APBN
67 OELNITEP Kota Kefamenanu Tubuhue 23.00 77.50 8.00 31,265.00 28,763.80 1.44 97 261 9.00 2011 953,532 APBN
68 TATAN Insana Barat Subun 30.00 67.00 10.00 27,500.00 25,300.00 0.95 99 267 11.14 2011 953,532 APBN
69 DEROK Biboki Anleu Motadik 18.70 70.00 9.00 24,300.00 22,356.00 0.96 121 228 13.50 2011 953,532 APBN
70 AUDIAK Biboki Anleu Motadik 17.00 83.00 9.00 26,805.00 24,660.60 1.06 87 225 9.79 2011 953,532 APBN
71 FATUALAM Insana Barat Lapeom 19.50 45.00 10.00 30,600.00 28,152.00 1.06 89 291 10.01 2011 953,532 APBN
72 NAOB Naob Naob 15.50 87.00 11.00 24,500.00 22,540.00 0.75 76 234 8.55 2011 953,532 APBN
73 BESTOBE Noemuti Timur Manikin 12.76 70.00 8.00 25,600.00 23,552.00 1.18 75 220 8.44 2011 953,532 APBN
74 NAIBAS Naiola Bikomi Selatan 2012 912,027 APBN
75 OE IKA Oelami Bikomi Selatan 2012 912,027 APBN
76 SOEN FINA Bitefa Miomafo Timor 2012 912,027 APBN
77 LEOB Haekto Noemuti Timur 2012 912,027 APBN
78 OENENU BIBOKI TENGAH OENENU UTARA 12.00 88.70 9.00 22,684.58 22,684.58 0.97 233 378 15.00 2013 940,243 APBN
79 FATUIN INSANA FATUIN 7.80 91.60 9.00 27,422.45 27,422.45 1.18 305 218 27.00 2013 940,243 APBN
80 SEKON INSANA SEKON 4.00 89.80 10.00 40,128.48 40,128.48 1.50 105 1,300 50.00 2013 940,243 APBN
81 OELAMI TUPLOPO OELAMI 4.60 96.00 10.00 23,548.40 23,548.40 0.88 185 488 41.00 2013 940,243 APBN
82 BEBA 2 TUPLOPO OELAMI 4.80 110 8.00 25,178.68 25,178.68 1.26 217 415 35.00 2013 940,243 APBN
83 PALAMA INSANA TENGAH LANAUS 6.00 106 8.00 25,454.52 23,310.00 1.17 25 125 35.00 2013 949,680 APBN MBR
84 MANUMUTI INSANA TENGAH LANAUS 8.00 94 8.00 22,702.68 20,790.00 1.04 40 20 45.00 2013 949,680 APBN MBR
85 OE ANA MEOMAFFO TENGAH NEO NASI 9.00 54 9.00 15,462.72 14,160.00 0.61 28 50 28.00 2013 949,680 APBN MBR
86 AKOMI MEOMAFFO TENGAH AKOMI 6.00 88 9.00 24,373.44 22,320.00 0.96 6 20 12.00 2013 949,680 APBN MBR
87 NIAN MEOMAFFO TENGAH NIAN 7.00 62 9.00 17,559.36 16,080.00 0.69 30 10 20.00 2013 949,680 APBN MBR
4-71
Penyusunan Rencana Pengelolaan SDA
Wilayah Sungai Benanain Tahap II Laporan Akhir
1 NAITIMU Tasifeto Barat Bekumean 13.00 109.00 8.00 35,781.32 32,440.00 1.62 120 360 6.00 1993/1994 APBN
2 BIAKHALE Tasifeto Barat Fatuketi 10.00 96.00 8.00 26,615.39 24,130.00 1.21 89 267 4.45 1994/1995 APBN
3 FATUKETI Kopeta Atambua Fatuketi 7.50 134.00 10.00 44,230.30 40,100.00 1.50 148 444 7.40 1994/1995 APBN
4 HALIKELEN Tasifeto Barat Halikelen 6.50 70.00 9.00 23,388.01 21,204.00 0.91 78 234 4.00 1994/1995 APBN
5 HALISIKUM Tasifeto Barat Halisikun 8.00 100.00 9.00 106,803.49 96,830.00 4.15 358 1,074 18.00 1994/1995 APBN
6 KIMBANA Tasifeto Barat Naitimu 8.00 70.00 8.00 21,839.40 19,800.00 0.99 73 219 3.65 1994/1995 APBN
7 NAEKASA Tasifeto Barat Naekasa 9.00 124.00 10.00 40,381.93 36,611.00 1.37 135 405 6.75 1994/1995 APBN
8 OEIVO Tasifeto Barat Naitimu 9.00 73.00 8.00 25,810.20 23,400.00 1.17 86 258 4.30 1994/1995 APBN
9 TALA Tasifeto Barat Tala 8.00 76.00 12.00 37,871.51 34,335.00 1.03 127 381 6.35 1994/1995 APBN
10 BAIKENE Tasifeto Barat Dualaus 9.00 76.00 10.00 31,656.10 28,700.00 1.08 106 318 5.30 1995/1996 APBN
11 FATUATIS II Tasifeto Barat Dualaus 8.00 72.00 8.00 29,781.00 27,000.00 1.35 100 300 5.00 1995/1996 APBN
12 FATUATISI Tasifeto Barat Dualaus 8.80 85.00 8.00 29,119.20 26,400.00 1.32 97 291 4.85 1995/1996 APBN
13 FATUKARAU Tasifeto Barat Fatukarau 15.00 96.00 9.00 34,854.80 31,600.00 1.35 117 351 5.85 1996/1997 APBN
14 OEBULUAN Tasifeto Barat Fatuketi 13.00 51.00 9.00 31,561.24 28,614.00 1.23 106 318 5.30 1996/1997 APBN
15 TALERUN Tasifeto Barat Lawalutous 9.70 60.00 10.00 25,830.05 23,418.00 0.88 86 258 4.30 1996/1997 APBN
16 HALIFEHAN Lamaknen Halifehan 8.00 121.00 8.00 22,170.30 20,100.00 1.01 74 222 3.70 1997/1998 APBN
17 LUAGUJU Lamaknen Luaguju 15.00 75.00 10.00 12,905.10 11,700.00 0.44 351 117 5.85 1997/1998 APBN
18 WAIKADA Tasifeto Barat Waikada 10.50 81.00 10.00 46,987.80 42,600.00 1.60 157 471 7.85 1997/1998 APBN
19 WESASUIT Tasifeto Barat Wesasuit 9.00 65.50 8.00 32,759.10 29,700.00 1.49 291 97 4.85 1997/1998 APBN
20 AINIBA Kakuluk Mesak Fatuketi 25.00 70.00 8.00 20,405.50 18,500.00 0.93 72 185 3.10 2007 579,533 APBN
21 KIMBANA Tasifeto Barat Bakustulama 20.00 60.00 7.00 22,060.00 20,000.00 1.20 80 200 3.40 2007 579,533 APBN
22 BEREKTAHENA Tasifeto Barat Derokfaturene 24.70 88.00 8.00 26,800.00 24,656.00 1.23 227 185 34.05 2011 953,067 APBN
23 HALITUKUNU Raimanuk Mandeu 11.50 92.00 9.00 32,577.00 29,970.84 1.28 185 166 27.75 2011 953,067 APBN
24 WELELAS Raimanuk Faturika 15.75 95.00 9.00 29,275.00 26,933.00 1.15 248 271 37.20 2011 953,067 APBN
25 TAERIDIK Tasifeto Barat Naekasa 11.65 95.00 8.00 24,450.00 22,494.00 1.12 189 226 28.35 2011 953,067 APBN
26 HALIULUN Kota Atambua Fatubanao 12.66 92.00 10.00 26,765.00 24,623.80 0.92 206 195 30.90 2011 953,067 APBN
27 RAIHANAS Tasifeto Timur Sadi 24.76 85.00 8.00 25,620.00 23,570.40 1.18 218 204 32.70 2011 953,067 APBN
28 MAUFUAS Tasbar Naekasa 20.00 90.00 9.00 40,500.00 40,500.00 2012 898,248 APBN
29 MOTABENAR Tastim Silawan 30.00 145.00 10.00 72,500.00 72,500.00 2012 898,248 APBN
4-72
Penyusunan Rencana Pengelolaan SDA
Wilayah Sungai Benanain Tahap II Laporan Akhir
30 Nahataek Raimanuk Mandeu 12.00 92.00 10.00 65,760.79 60,220.50 2.26 150 300 12.00 2013 952,922 APBN
31 Menabi Raimanuk Duakoran 9.00 165.00 10.00 69,615.00 63,750.00 2.39 75 160 15.00 2013 952,922 APBN
32 Fatu utu Tasifeto Barat Naikasa 15.00 88.00 10.00 60,912.25 55,780.45 2.09 160 175 9.00 2013 952,922 APBN
33 Boareu Tasifeto Timur Umaklaran 12.00 100.00 10.00 49,992.36 45,780.55 1.72 90 65 7.50 2013 952,922 APBN
34 Fatuba'a Tasifeto Timur Fatubaa 13.00 64.00 10.00 36,534.17 33,456.20 1.25 40 300 5.00 2013 952,922 APBN
35 Halimuti Tasifeto Timur Manleten 10.50 130.00 10.00 52,002.35 47,621.20 1.79 75 175 9.00 2013 952,922 APBN
36 Fauoan Tasifeto Timur Manleten 9.80 120.00 10.00 64,171.49 58,765.10 2.20 80 200 6.70 2013 952,922 APBN
37 Hudimetan Tasifeto Barat Derok 9.70 115.00 10.00 46,355.76 42,450.33 1.59 90 166 4.50 2013 952,922 APBN
38 Weberliku Tasifeto Barat Tukuneno 6.50 70.00 8.00 23,499.84 21,520.00 1.08 66 137 4.00 2013 952,922 APBN
39 KIAN RATE Raimanuk Mandeu Rata 4.50 50.00 10.00 22,872.27 20,945.30 0.79 85 144 8.00 2013 949,655 APBN MBR
40 BEKOINUK Tasifeto Timor Fatubaa 6.70 60.00 9.00 24,283.37 22,237.52 0.95 92 176 6.00 2013 949,655 APBN MBR
41 MASMAE Tasifeto Barat Tukuneno 8.20 126.00 9.00 55,452.20 50,780.40 2.18 88 145 5.00 2013 949,655 APBN MBR
42 WEKLESE Raimanuk Tasain 3.50 45.00 9.00 19,641.09 17,986.35 0.77 80 152 4.50 2013 949,655 APBN MBR
43 LO'O KOTA Tasifeto Barat Derok 6.50 80.00 9.00 23,687.05 21,691.44 0.93 72 150 5.60 2013 949,655 APBN MBR
4-73
Penyusunan Rencana Pengelolaan SDA
Wilayah Sungai Benanain Tahap II Laporan Akhir
1 KUSA Malaka Timur Sunbaun 8.50 70.00 8.00 17,910.00 17,910.00 0.90 66 198 3.30 1993/1994 APBN
2 BONAN Malaka Timur Bonan 8.00 92.00 9.00 28,300.00 28,300.00 1.21 104 312 5.20 1995/1996 APBN
3 OENIAREU Malaka Timur Oeniareu 9.00 88.00 10.00 23,800.00 23,800.00 0.89 88 264 4.40 1996/1997 APBN
4 SALORE Malaka Timur Salore 11.00 50.00 9.00 28,700.00 28,700.00 1.23 210 87 7.20 1999/2000 APBN
5 TASILENGLUHAN Malaka Timur Umaklaran 12.00 67.00 9.00 29,000.00 29,000.00 1.24 252 90 6.50 1999/2000 APBN
6 HALIHEDIBESI Malaka Timur Rafae 25.00 56.00 9.00 29,800.00 29,800.00 1.28 238 98 4.80 2001 411,950 APBN
7 OEKLEO Malaka Barat Biudukfoho 23.00 56.00 8.00 27,800.00 27,800.00 1.39 211 78 5.20 2001 411,950 APBN
8 KEREANA Sasitamean Kereana 36.00 86.00 7.00 27,000.00 27,000.00 1.62 108 270 4.60 2007 579,533 APBN
9 DAISTOIR Sasitamean Naisau 22.40 81.00 10.00 19,500.00 19,500.00 0.73 107 175 5.40 2008 633,333 APBN
10 SASITAMEAN Laen Manen Kapitan Meo 25.00 82.00 8.00 20,000.00 20,000.00 1.00 210 245 5.50 2008 633,333 APBN
11 WE ATOK LEKI Malaka Tengah Kakaniuk 27.00 50.00 8.00 21,000.00 21,000.00 1.05 155 310 6.60 2008 633,333 APBN
12 HAELUAN Kobalima Timur Kota Biru 0 0 11.00 30,000.00 30,000.00 1.00 0 0 0 2009 APBN
13 WESASEIK Kobalima Timur Kota Biru 0 0 8.00 15,000.00 15,000.00 0.75 0 0 0 2009 APBN
14 OESTER Laen Manen Uabau 0 0 10.00 38,000.00 38,000.00 1.43 0 0 0 2009 APBN
15 OESTER 2 Sasitamean Naisau 0 76.00 8.00 0 0 0 0 0 0 2010 APBN
16 OEHARA Laen Manen Metroi 0 130.00 10.00 0 0 0 0 0 0 2010 APBN
17 BESBARA Sasitamean As manulea 28.00 9.00 31,500.00 31,500.00 1.35 0 0 0 2012 898,248 APBN
70.00
JUMLAH 234.90 387,310.00 387,310.00 17.07 1,749 2,127 58.70 4,201,680
4-74
Penyusunan Rencana Pengelolaan SDA
Wilayah Sungai Benanain Tahap II Laporan Akhir
4-75
Penyusunan Rencana Pengelolaan SDA
Wilayah Sungai Benanain Tahap II Laporan Akhir
4-76
Penyusunan Rencana Pengelolaan SDA
Wilayah Sungai Benanain Tahap II Laporan Akhir
Terdapat beberapa Prasarana Sumber Daya Air Di WS Benanain yang berada diwilayah
perbatasana antara NKRI dan Timor Leste, yaitu seperti dalam Tabel dibawah ini:
4-77
Penyusunan Rencana Pengelolaan SDA
Wilayah Sungai Benanain Tahap II Laporan Akhir
Tabel 4. 31 Data Prasarana Sumber Daya Air di Daerah Aliran Sungai Perbatasan
4-78
Penyusunan Rencana Pengelolaan SDA
Wilayah Sungai Benanain Tahap II Laporan Akhir
4-79
Penyusunan Rencana Pengelolaan SDA
Wilayah Sungai Benanain Tahap II Laporan Akhir
4-80
Penyusunan Rencana Pengelolaan SDA
Wilayah Sungai Benanain Tahap II Laporan Akhir
U TIMOR LESTE
(DAS Oemanu)
S. Oemanu
(DAS ekat)
S.Noel Ekat
(DAS Bakitolas)
S.Bakitolas
S. Noel Manamas
Bdg. Mena
EK. Koebele
S. Noel
S. Noel Asoin Fatumtasa
S. Noel Fatuputu
EK. Humusu
EK. Matabesi
EK. Kuanek EK. Oeolo
S. Noel Oesuu
KETERANGAN :
RENCANA BENDUNGAN
BENDUNGAN EKSISTING
RENCANA BENDUNG
BENDUNG EKSISTING
CHECK DAM
EMBUNG KECIL
EMBUNG IRIGASI
JEMBATAN
AREAL DAERAH IRIGASI
ALUR SUNGAI
BATAS NEGARA
4-81
Penyusunan Rencana Pengelolaan SDA
Wilayah Sungai Benanain Tahap II Laporan Akhir
U SELAT OMBAI
009 01 0 01 1 01 2 01 3 01 5 01 6 01 7 01 8 01 9
Renc. Bdgn.
Rotiklot
EK. Wehedan
EK. Maneno
EK. Fatukety
KETERANGAN :
RENCANA BENDUNGAN
BENDUNGAN EKSISTING
RENCANA BENDUNG
BENDUNG EKSISTING
CHECK DAM
EMBUNG KECIL
EMBUNG IRIGASI
JEMBATAN
AREAL DAERAH IRIGASI
ALUR SUNGAI
BATAS NEGARA
Gambar 4. 7 Skema Sungai DAS 009, 010, 011, 012, 013, 015, 016, 017, 018, 019
4-82
Penyusunan Rencana Pengelolaan SDA
Wilayah Sungai Benanain Tahap II Laporan Akhir
U TIMOR LESTE
S. Mota Talau
01 4 020 021 022 023 024
(DAS umaklaran)
S. Umaklaran
S. Mota abatoan
Dualasi)
S. Dualasi (DAS
Bdg.
Lamak Senulu
S. Lamak Senulu (DAS
Haekesak
EI. Haekrit
EK. Naekasa
EK. Halikelen KETERANGAN :
RENCANA BENDUNGAN
BENDUNGAN EKSISTING
EK. Kimbana 2
RENCANA BENDUNG
BENDUNG EKSISTING
Gambar 4. 8 Skema Sungai DAS 014, 020, 021, 022, 023, 024
4-83
Penyusunan Rencana Pengelolaan SDA
Wilayah Sungai Benanain Tahap II Laporan Akhir
U TIMOR LESTE
(DAS Duarato)
S. Duarato
S. Alas(DAS Alas)
D.I. Holeki
450 Ha
EK.Wesaseik
Bdg. Holeki
EK. Luaguju
D.I. Wematek
200 Ha
(DAS Rainawe)
(DAS Lawalu)
S. Mota Koke
EMBUNG IRIGASI
S. Rainawe
JEMBATAN D.I. Raimetan
S. Siwi
1 50 Ha
AREAL DAERAH IRIGASI
ALUR SUNGAI 033 032 031
BATAS NEGARA U
LA U T TIMOR
Gambar 4. 9 Skema Sungai DAS 025, 026, 027, 028, 029, 030, 031, 032, 033
4-84
Penyusunan Rencana Pengelolaan SDA
Wilayah Sungai Benanain Tahap II Laporan Akhir
D.I. Oepunu 1 60 Ha
S.Nono Bila
D.I. Oemanas25 Ha
S.Nono Oemanas
D.I. Kustanis
D.I. Tuaputu 80 Ha 7 0 Ha
Bdg. Naob
D.I. Nit’Oes D.I. Pulo D.I. Oeluan D.I. Kustanis D.I. Baikh
55 Ha 200 Ha 7 6 Ha 7 0 Ha 60 Ha
S.Noe Muti
Bdg. Nain
S.Noel Asban
Oemanu
S.Noel
D.I. Nain
300 Ha
D.I. Upunaek
Bdg. Kensulat
7 0 Ha
D.I. Bokis D.I. Naitiu D.I. Kleja
400 Ha 1 60 Ha 1 1 0 Ha
S.Nono Nunhala
1 50 Ha
D.I. Boni
50 Ha
D.I. Oelolok
1 50 Ha
D.I. Hauteas
D.I. Tualene 1 00 Ha
1 80 Ha D.I. Lurasik
D.I. Raimea D.I. Oekopa
430 Ha
400 Ha 250 Ha
D.I. Milana
1 50 Ha
KETERANGAN : S.Nono Bau
S.Nono Naitui
RENCANA BENDUNGAN
S.Noe Naitanu
D.I. Aroki
S.Noe Bemes
D.I. Fatubesi 1 .242 Ha D.I. Bakan
D.I. Salore
BENDUNGAN EKSISTING 1 .650 Ha 1 50 Ha 200 Ha
S.Mota Wetaka
S.Mota Mauk
BENDUNG EKSISTING Bdg. Benanain D.I. Obor D.I. Teun
1 .81 5 Ha 1 00 Ha
D.I. Bakateu
CHECK DAM 1 00 Ha D.I. Malaka
1 8.7 25 Ha D.I. Halilulik
EMBUNG KECIL 200 Ha
(DAS Benanain
Bdg. Obor I
Bdg. Obor II
EMBUNG IRIGASI
S. Benanain
D.I. Weliman
1 .000 Ha
JEMBATAN
AREAL DAERAH IRIGASI
ALUR SUNGAI 034
BATAS NEGARA U
LA U T TIMOR
4-85
Penyusunan Rencana Pengelolaan SDA
Wilayah Sungai Benanain Tahap II Laporan Akhir
KETERANGAN :
RENCANA BENDUNGAN
BENDUNGAN EKSISTING
RENCANA BENDUNG
BENDUNG EKSISTING
CHECK DAM
EMBUNG KECIL
EMBUNG IRIGASI
JEMBATAN
S.Noe Kiba
S.Noe Kobelete
AREAL DAERAH IRIGASI
EK.Niubele
ALUR SUNGAI S.Noe Tufe
S.Noe Teluk
BATAS NEGARA
EK.Katile
S.Noe Bana
EK.Oenel EK.Fotilo
EK.Manufui EK.One
EK.Poli
EK.Lotas
S.Noe Ana
EK.Oekiu
S.Noe Besiuk
EK.Lilo
D.I. Fauleu EK.Lapeon
S. Mota Halilamutu
S. Lake (DAS Lake)
(DAS Halilamutu)
(DAS Umalawain)
D.I. Lopon D.I. Sian
60 Ha D.I. Sonapolen 25 Ha
(DAS Toianas)
(DAS Nenoat)
D.I. Nualunat
S. Mota Delek
30 Ha
S. Noe Snuel
S. Noe Bone
(DAS Bone)
70 Ha
S. Toianas
S.Mota Briaman
045 044 043 042 041 040 039 038 037 036 035
U
LA U T T I M O R
Gambar 4. 11 Skema Sungai DAS 035 - 045
4-86
Penyusunan Rencana Pengelolaan SDA
Wilayah Sungai Benanain Tahap II Laporan Akhir
Studi ini dilaksanakan tahun 2001 yang dibiayai melalui Loan JBIC ODA IP-499
bersamaan dengan proyek Small Scale Irrigation Management Project III (SSIMP III).
Kontrak studi diselesaikan tahun 2002 oleh PT Indra Karya Cabang Kupang berasosiasi
dengan PT. Virama Karya Cabang Kupang. Laporan Akhir studi ini terdiri atas 25 Bab
1. Pendahuluan : Latar Belakang, maksud dan tujuan, ruang lingkup studi dan
sasaranya.
Pendek)
4-87
Penyusunan Rencana Pengelolaan SDA
Wilayah Sungai Benanain Tahap II Laporan Akhir
1. Sebagai dampak dari Jajak Pendapat pada September 1999 maka terjadinya
perubahan status dari provinsi Timor Timur menjadi Negara Timor Leste. Dengan
adanya Negara baru tersebut kiranya perlu suatu perkuatan di daerah perbatasan
Study oleh Crippen International Ltd, Canada tahun 1980; termasuk Studi Optimasi
6. Tujuan studi didasarkan atas Tujuan Jangka Pendek/Mendesak (1-2 tahun) dan
Tujuan Jangka Panjang (5-20 tahun) dengan Manfaat studi adalah sbb :
4-88
Penyusunan Rencana Pengelolaan SDA
Wilayah Sungai Benanain Tahap II Laporan Akhir
bagi proyek proyek pengembangan SDA baik yang bertujuan tunggal maupun
sebagai berikut :
Luas NTT : Luas Darat 47.350 Km², Luas Perairan :200.000 km²
Merupakan daerah kepulauan dengan 566 buah pulau, 42 pulau berpenghuni 524
tidak berpenghuni.
Secara geografis NTT adalah Provinsi yang terletak paling selatan di Indonesia
berbatasan dengan Australia dan Timor Leste. Terletak 80 - 12º Lintang Selatan
Perbatasan sebelah Utara dengan Laut Flores, sebelah Selatan dengan Laut Hindia,
sebelah barat dengan NTB, sebelah timur dengan Timor Leste. Fisiografi pulau
Timor sebagai suatu wilayah pengembangan sumber daya air di Provinsi NTT
memiliki luas wilayah 16.401 km dan terdapat 2 sungai besar, yaitu Noelmina
dengan DAS 16000 km² (9,75%) dan Benanain dengan DAS 3.150 km (19,2%).
tertinggi di wilayah Timor Bagian Barat dan berperan penting sebagai penangkap
Berdasarkan Studi ini bahwa Anak anak sungai DAS Benanain tentang Pembagian
4-89
Penyusunan Rencana Pengelolaan SDA
Wilayah Sungai Benanain Tahap II Laporan Akhir
Negara, yaitu Kabupaten Timor Barat dan Timor Leste. Sungai-sungai yang
melintasi salah satu wilayah ini akan menjadi node dalam model analisis DAS.
didasarkan atas hasil kajian umum musim hujan yaitu terjadi pada Bulan
16.67 milyar m³. Alokasi kebutuhan air 89% untuk irigasi dan 11% untuk air
baku perkotaan.
b. Permasalahan
kering dengan Luas DAS 3.158 km² mencakup 3 kabupaten Timor Tengah
a. sektor Pertanian
4-90
Penyusunan Rencana Pengelolaan SDA
Wilayah Sungai Benanain Tahap II Laporan Akhir
d. sektor Bangunan/Konstruksi
Kondisi Sosial budaya Penduduk Timor terdiri dari beberapa suku yaitu :
11. Formulasi Awal Rencana Induk DAS Benanain meliputi hal-hal sbb :
a. topografi
b. geologi permukaan
a. Kapasitas Tampungan
b. Impounding Porosity
f. Potensi Sedimentasi
4-91
Penyusunan Rencana Pengelolaan SDA
Wilayah Sungai Benanain Tahap II Laporan Akhir
i. Jarak ke Quarry
c. Penggunaan Lahan
d. Kondisi hutan
f. kesiapan lahan
h. Perkolasi
c. Densitas Penduduk
d. Relokasi Penduduk
g. Marketing Distance
h. Keuntungan Tambahan
12. Proyeksi Kebutuhan Air Rumah Tangga, Perkotaan, dan Industri didasarkan atas
4-92
Penyusunan Rencana Pengelolaan SDA
Wilayah Sungai Benanain Tahap II Laporan Akhir
14. Aspek Hidrologi didasarkan atas data dan perhitungan seperti dibawah ini.
Stasiun penakar curah hujan, data pencatat hujan, curah hujan jam jaman,
waduk.
e. Analisa ketersediaan debit air tanah dilakukan berdasarkan data dari Sumber
iii. analisis kualitas air tanah : Sumber data Mota Klik, Noil Muti, Noil
4-93
Penyusunan Rencana Pengelolaan SDA
Wilayah Sungai Benanain Tahap II Laporan Akhir
e. Kondisi agro ekonomi seperti Areal tanam, sarana produksi, produksi per
Perkiraan kondisi Pertanian yaitu meliputi Pola dan intensitas tanam masa
a. Umum ;
= 434,5 ha (1,23 %), diolah (tambak) = 855 ha, Hasil produksi 784,4 ton
1. Salinitas air
5. Jadwal produksi
4-94
Penyusunan Rencana Pengelolaan SDA
Wilayah Sungai Benanain Tahap II Laporan Akhir
3 TTU (Timor Tengah Utara) 1.330 Situ Air Tawar untuk Tambak
= 1 ha
7 Manggarai 2.426
b) Sumber Air adalah Pengairan air laut dan air tawar; Kebutuhan air tawar yang
diperlukan berupa Penyediaan PAH yaitu Embung/ Waduk Kecil. Untuk itu dapat
2. Muti Dam ……………………………..> Lokasi = Kec. Miomafo Timur, Kab. TTU; Asal =
4-95
Penyusunan Rencana Pengelolaan SDA
Wilayah Sungai Benanain Tahap II Laporan Akhir
Sistem jaringan PLN (supply mandiri) = 6 Jaringan ; ….> Kupang ; Oesao ; SoE ;
Cab. KUPANG : 12 32,54 38,76 103.65 31,13 12,68 48,08 14,63 16,75 11,49
R g. Oesao 30 0,34
R g. SOE 20 2,0
R g. ATAMBUA 24 2,98
R g. KALABAHI 2 2,5
Kab.TTU
Kab.TTS
Kab.TTU
Kab.TTU
Kab.TTU
Kab.TTU
Kab.TTS
4-96
Penyusunan Rencana Pengelolaan SDA
Wilayah Sungai Benanain Tahap II Laporan Akhir
Kab.TTS
Kab.BELU
Kab.TTU
Kab.TTU
Kab.BELU
Kab.TTU
Kab.TTS
Kab.BELU
Spillway;
Powerhouse ; Road ;
1. BD. Maubesi
2. BD. Bikomi
3. BD. Muti
4. BD. Temeh
5. BD. Bijeli
4-97
Penyusunan Rencana Pengelolaan SDA
Wilayah Sungai Benanain Tahap II Laporan Akhir
6. BD. Kapa
7. BD. OehaLa
8. BD. Ointasi
9. BD. Nollfatu
(kedalaman = 5 – 10 m)
= 1 Rumah
4-98
Penyusunan Rencana Pengelolaan SDA
Wilayah Sungai Benanain Tahap II Laporan Akhir
2027 )
19. Penyediaan Air Pedesaan terdiri atas Neraca air, kehandalan ketersedian air 80 %
System pengolahan AB (IPA) = Sederhana (IPAS) ; Air Filtrasi dengan IPAS ; dengan
Kebutuhan air (konsumsi per Kapita per Hari (Standard Dit.Cipta Karya- PU) ;
Banjir Pernah terjadi tgl. 27 Mei 2000 yang merupakan bencana genangan Dataran
Besikama
a. Dataran Besikama, luas genangan = 10.155 ha (Kiri = 7.095 ha dan Kanan = 3.060
ha )
4-99
Penyusunan Rencana Pengelolaan SDA
Wilayah Sungai Benanain Tahap II Laporan Akhir
Kelayakan Ekonomi
Analisis Sensitivitas
(anak S.Benanain)
(anak S.Benanain)
4-100
Penyusunan Rencana Pengelolaan SDA
Wilayah Sungai Benanain Tahap II Laporan Akhir
Pengendalian Banjir
Rencana Sektor Penyediaan Air Bersih dan Industri (PDAM) diantara (data Th. 2000 –
2001) :
4-101
Penyusunan Rencana Pengelolaan SDA
Wilayah Sungai Benanain Tahap II Laporan Akhir
Kiumina S.Bikomi (S.Nono Kec.Miomafo 1135 41,5 Rock fill 2,09 - - 19,5 56.182 4.447
Tasolak) Timur,
Kab.TTU
Halikatuas S.Bananain (S.Noil) Kec.Malaka 1000 21,77 Rock fill 2,09 - 103 50 31.920 5.6
Timur,
Kab.Belu
OehaLa S.Bananain (S.Mota) Kec.Mollo 1274 6,8 Rock fill 0,45 - - 30 86.599 3.156
Utara, Kab.TTS
Wd. S.Bananain Kec.Atambua, 1550 419,5 Rock fill 3,26 3,11 400 250 721.525 28.2
Serbaguna +S.Maubesi (S.Muti) Kab.TTU
Muti
Sekon S.Bananain Kec.Insana, 786 71,3 Rock fill 3,57 - - 150 472.782 7.469
(S.Maubesi) Kab.TTU
Oinlasi S.Bananain (S.Noe Kec.Amanuban 1154 45,70 Rock fill 3,95 - - 191 500.079 7.098
laku) Barat, Kab.TTS
Siki S.Maubesi (S.Siki) Kec.Atambua, 1098 12,41 Rock fill 0,72 - - 9 25.801 4.04
Kab.TTU
Maubesi S.Maubesi Kec.Insana, 1248 451,2 Rock fill 43,23 - 1272 30 86.400 21.98
Kab.TTU
Kapan S.Noe Sebau Kec.Mollo 2420 77 Rock fill 3,93 - 393 - - 10.9
Utara, Kab.TTS
Bijeli S.Bananain (S.Noe Kec.Mollo Sel, 2362 31,9 Rock fill 2,06 - - 54 155.520 9.91
Bijeli) Kab.TTS
Bikomi S.Noe Asbani (S.Noe Kec.Mollo Sel, 1603 204,6 Rock fill 2,41 - - 74 213.719 5.18
Bikomi) Kab.TTS
Biliuana S.Muti (S.Tasalok) Kec.Miomafo 1505 90,3 Rock fill 1,88 - - 103 295.849 9.55
Brt, Kab.TTU
Aroki S.Mota Maro (S.Aroki) Kec.Biboki 1505 20 Rock fill 3,6 - - 5 15.216 6.83
Utara, Kab.TTU
4-102
Penyusunan Rencana Pengelolaan SDA
Wilayah Sungai Benanain Tahap II Laporan Akhir
Besiklaran S.Noel Baen Kec.Malaka 907 17,9 Rock fill 0,31 - - 16 4.983 4.168
(S.Maukumu) Timur,
Kab.Belu
Wd. S.Bananain (S.Noe Kec.Atambua, 1916 476,1 Rock fill 161,47 7,0 1.953 - - 52.85
Serbaguna Bijeli) Kab.TTU
Temef
Sumber : Review Studi Pengembangan Pengelolaan SDA WS Benanain di Pulau Timor Barat, Tahun 2001
4-103
Penyusunan Rencana Pengelolaan SDA
Wilayah Sungai Benanain Tahap II Laporan Akhir
Temef (04)
Muti (3)
4-104
Penyusunan Rencana Pengelolaan SDA
Wilayah Sungai Benanain Tahap II Laporan Akhir
No Uraian Kabupaten
a. Teknis – SABO DAM TTS
4-105
Penyusunan Rencana Pengelolaan SDA
Wilayah Sungai Benanain Tahap II Laporan Akhir
No Uraian Kabupaten
15 Reboisasi DAS Bikomi TTU
Kecamatan / DAS
No Usulan Stasiun
Kabupaten
a. Stasiun Penakar Hujan ;
Hulu
4-106
Penyusunan Rencana Pengelolaan SDA
Wilayah Sungai Benanain Tahap II Laporan Akhir
Kecamatan / DAS
No Usulan Stasiun
Kabupaten
1 Neke / Temef AWLR Amanuban Tengah / TTS Noil Benanain
4. Rencana pekerjaan sungai bertahap ( tahap jangka pendek, menengah & panjang)
3. Balai PSDA
a. Pengembangan DAS ;
1. Waduk Temef
2. Waduk Kiumina
3. Waduk Halikatuas
4-107
Penyusunan Rencana Pengelolaan SDA
Wilayah Sungai Benanain Tahap II Laporan Akhir
3. PIP WS Benanain
6. Balai PSDA
Management), Bappedal-da,
penggunaan,
kualitas air.
4-108
Penyusunan Rencana Pengelolaan SDA
Wilayah Sungai Benanain Tahap II Laporan Akhir
a. Lokasi
Lokasi Bendungan Kiumina di Desa Oesena, Kec. Miomafo Timur Kab. Timor Tengah
Utara terletak didekat kota Kefamenanau yang merupakan ibukota Kabupaten Timor
Tengah Utara. Site bendungan terletak di hulu aliran Sungai Bikomi yaitu Sungai
Nono Tasolak, Kecamatan Miomafo Timur, Kabupaten Timor Tengah Utara Nusa
b. Tujuan Proyek
Bendungan ini direncanakan sebagai bendungan fungsi tunggal sebagai penyedia
air baku untuk melayani lokasi di sekitar bendungan, terutama kota Kefamenanu.
menjaga kondisi hidro-orologis bagian hulu secara holistic. Sesuai konteks konservasi
dalam pengelolaan sumber daya air DAS Benanain, waduk merupakan salah satu
Timur, Kabupaten Timor Tengah Utara. Waduk direncanakan untuk sebagai waduk
suplai airbaku untuk kota Kefamenanu. Disamping itu adanya waduk akan
Tinggi curah hujan tahunan di DAS adalah sebesar 1.135 mm dan limpasan
permukaan rerata yang ditimbulkan adalah sebesar 0,1 m3/det. Panjang aliran sungai
dari hulu sampai as bendungan adalah sekitar 5,1 km dan luas DAS 41,5 km2.
Jenis bendungan dipilih type rock fill dengan tinggi 23,5 m, dengan dasar
ketersediaan material yang ada pada lokasi, kondisi pondasi, topografi, tinggi
bendungan dan rencana jangka waktu pelaksanaan. Total volume tampungan waduk
sebesar 2,09 Mm3 dan volume efektif sebesar 0.28 Mm3. Dengan pembangunan
bendungan yang berkapasitas 19,5 lt/detik dan mampu melayani 56.186 jiwa.
4-109
Penyusunan Rencana Pengelolaan SDA
Wilayah Sungai Benanain Tahap II Laporan Akhir
Diharapkan dapat menunjang PDAM daerah dalam menyediakan air minum untuk
warga kota.
No Kiumina Keterangan
1 Penggunaan Waduk Suplay air baku
2 Sungai Nono Tasolak
3 Curah hujan tahunan 1.135 mm
4 Rata-rata limpasan permukaan 0,1 m3/det
5 Panjang aliran sungai 5,1 km
6 Luas DAS 41,5 km2
7 Jenis bendungan type rock fill
8 Tinggi Bendungan 23,5 m
9 Panjang Bendung 240 m
10 Total volume tampungan waduk 2,09 Mm3
11 Volume Waduk Maksimal 5.189.886,34 m3
12 Volume efektif 0,28 Mm3
13 Ketersediaan material pada lokasi Tersedia
14 Kapasitas 19,5 lt/detik
15 Catchment Area 41,5 km2
16 Masa Pakai 50 tahun
17 Luas Genangan Waduk 473.116,17 m2
18 Elevasi Max 475 m
d. Manfaat
Rencana pembangunan Bendungan Waduk Kiumina merupakan usulan dari proyek
terpadu pengembangan Sumber Daya Air (SDA) dari kegiatan Study Pengembangan
dan Pengelolaan Sumber Daya Air WS Benanain di Pulau Timor Barat Provinsi Nusa
air minum untuk warga kota dengan kapasitas suplay air baku dan air minum
e. Komponen Proyek
Komponen dari bendungan ini adalah :
4-110
Penyusunan Rencana Pengelolaan SDA
Wilayah Sungai Benanain Tahap II Laporan Akhir
1. Bendungan Utama
2. Pengelak Banjir
3. Bangunan Pengambilan
4. Pelimpah
1. Bangunan Pengambilan
2. Saluran Pembawa
4. Sambungan sambungan
5. Desain teknis
f. Biaya Proyek
Biaya konstruksi proyek pada tingkat harga ekonomi saat ini adalah USD 4,447
Million (4,447 juta Dollar) atau Rp.40.023.000.000,00 dengan Kurs Rp. 9.000,00. Kalau
di kurs kan dengan kondisi saat ini Dollar Rp. 11.772,00 maka menjadi
Rp. 52.350.084.000,00
g. Evaluasi Proyek
Kelayakan Bendungan Kiumina dievaluasi sebagai satu kesatuan sistem dengan
waduk Bikomi rencana induk pengembangan DAS Benanain, karena fungsi dan
letaknya berada dalam satu sub DAS. Fungsi Waduk Kiumina terhadap Bikomi
sebagai waduk konservasi lahan dan sedimen trap, sehingga nilai EIRR sistem adalah
13.77 %.
h. Rencana Pelaksanaan
Proyek Pelaksanaan Bendungan Kiumina, diusulkan pada periode jangka pendek
pada tahun pertama, selama 5 tahun termasuk studi kelayakan, detail desain, PQ dan
4-111
Penyusunan Rencana Pengelolaan SDA
Wilayah Sungai Benanain Tahap II Laporan Akhir
i. Instansi Pelaksana
Dahulu dinyatakan Instansi Pelaksananya Direktorat Jenderal Pengairan, Departemen
Air, Nusa Tenggara Timur tetapi sekarang nama instansinya menjadi Balai Wilayah
Sungai Nusa Tenggara II (BWS NT II), Direktorat Jenderal Sumber Daya Air,
PRAKIRAAN KELAYAKAN
NO UPAYA TEKNIS EKONOMI
Uraian Hasil Uraian Hasil
1 Waduk a.Formasi Geologi Aman 1.453.968.600.586
NPV
Kiumina b.Daya Dukung Tanah Aman
c.Topografi Memungkinkan 13.7
IRR
dibangun
d.Ketersediaan Bahan Tersedia
31.9
Bangunan BCR
e. Ketersediaan Air Tersedia
Kesimpulan Layak
a. Lokasi
Lokasi Bendungan Halikatuas di Kabupaten Malaka, Prov. Nusa Tenggara Timur
berada pada arah timur desa Boas. Letak As bendungan dicapai dengan jalan kaki
4-112
Penyusunan Rencana Pengelolaan SDA
Wilayah Sungai Benanain Tahap II Laporan Akhir
b. Tujuan Proyek
Bendungan ini direncanakan sebagai waduk suplai air baku untuk desa Boas dan
pertanian, selain aspek air baku dan pertanian, selain aspek sosial ekonomi.
As Bendungan Halikatuas diidentifikasi pada anak sungai Noil Baen, yaitu Mota Hoar
Timur Kabupaten Malaka. Luas DAS 21.77 km2, panjang sungai 7.8 km disebelah
timur pulau Timor. Tinggi curah hujan tahunan di DAS 1.000 mm dengan kapasitas
waduk 3.6 Mm3 (bruto) mampu melayani kebutuhan air baku untuk 31.920 jiwa
Jenis Bendungan dipilih type rock fill dengan tinggi 18-20 m, dengan dasar
ketersediaan material yang ada pada lokasi, kondisi pondasi, topografi tinggi
4-113
Penyusunan Rencana Pengelolaan SDA
Wilayah Sungai Benanain Tahap II Laporan Akhir
d. Manfaat
Rencana pembangunan Bendungan Halikatuas merupakan usulan dari proyek
terpadu pengembangan Sumber Daya Air (SDA) dari kegiatan Study Pengembangan
dan Pengelolaan Sumber Daya Air WS Benanain di Pulau Timor Barat Provinsi Nusa
air minum untuk warga kota dan mampu melayani mampu melayani kebutuhan air
e. Komponen bendungan
Komponen dari bendungan ini adalah :
1.Bendungan Utamaw
2.Pengelak Banjir
3.Bangunan Pengambilan
4.Pelimpah
1.Bangunan Pengambilan
2.Saluran Pembawa
4.Sambungan sambungan
5.Desain teknis
4-114
Penyusunan Rencana Pengelolaan SDA
Wilayah Sungai Benanain Tahap II Laporan Akhir
f. Biaya Proyek
Biaya konstruksi proyek pada tingkat harga ekonomi saat ini adalah USD 5.6 Million
(5.6 juta Dollar) atau Rp. 50.400.000.000,00 dengan kurs Rp. 9000,00. Kalau di kurs
kan dengan kondisi saat ini Dollar Rp. 11.772,00 maka menjadi Rp. 65.923.200.000,00
g. Evaluasi Proyek
waduk Bikomi dalam rencana induk pengembangan DAS Benanain, karena fungsi
dan letaknya berada dalam satu sub DAS. Fungsi Waduk Kiumina terhadap Bikomi
sebagai waduk konservasi lahan dan sedimen trap, sehingga nilai EIRR sistem adalah
12.7 %.
h. Rencana Pelaksanaan
Proyek Pelaksanaan Bendungan Halikatuas, diusulkan pada periode jangka pendek
pada tahun pertama, selama 3 tahun termasuk studi kelayakan, detail desain, PQ dan
i. Instansi Pelaksana
Dahulu dinyatakan Instansi Pelaksananya Direktorat Jenderal Pengairan, Departemen
Sungai Nusa Tenggara II (BWS NT II), Direktorat Jenderal Sumber Daya Air,
1 Waduk 0,31
50.400.000.000,00 29.601.000.000 12,7 Tidak layak
Halikatuas
4-115
Penyusunan Rencana Pengelolaan SDA
Wilayah Sungai Benanain Tahap II Laporan Akhir
PRAKIRAAN KELAYAKAN
NO Usulan TEKNIS EKONOMI
Uraian Hasil Uraian Hasil
a.Formasi Geologi Aman
NPV 29.601.000.000
b.Daya Dukung Tanah Aman
Waduk c.Topografi Memungkinkan
IRR 12,7
1 Halikatu dibangun
as d.Ketersediaan Bahan Tersedia
Bangunan BCR 0,31
e. Ketersediaan Air Tersedia
Kesimpulan Tidak Layak
a. Lokasi
Lokasi Bendungan Oehala di Desa Oesena, Kec. Mollo Utara, Kab. Timor Tengah
Selatan Provinsi Nusa Tenggara Timur. Site bendungan terletak di Sungai Mota
Boenbafe, anak sungai Benanain. As bendungan dapat dicapai dari 9 km jalan raya
4-116
Penyusunan Rencana Pengelolaan SDA
Wilayah Sungai Benanain Tahap II Laporan Akhir
b. Tujuan Proyek
Bendungan ini direncanakan sebagai bendungan dengan fungsi tunggal sebagai
Lokasi bendungan Oehala di hulu DAS, diharapkan dapat berfungsi untuk menjaga
kondisi kondisi hidroorologis bagian hulu secara holistic. Sesuai konteks konservasi
dalam pengelolaan sumber daya air DAS Benanain, waduk merupakan salah satu
As Bendungan Oehala diidentifikasi pada anak sungai Noil Benanain, yaitu Noil Laku
atau Mota Baenbafe menurut istilah warga setempat. Letak sumber air dari Noil Laku
berdekatan lokasi rekreasi air terjun Oehala. Lokasi ini sangat dekat sekali dengan
kota Soe, salah satu kota pusat pertumbuhan di Timor bagian Timur.
Timor Tengah Selatan. Disamping itu adanya waduk akan menunjang konservasi
lahan dan hutan dihulu As Bendungan, dimana reboisasi akan diusulkan dilokasi
Panjang aliran sungai dari hulu sampai as bendung adalah sekitar 4 km dengan luas
DAS 6,8 km2. Tinggi curah hujan tahunan adalah sebesar 1.274 mm dan limpasan
Jenis bendungan terpilih adalah type rock fill dengan tinggi 24.5 m dengan dasar
ketersediaan material yang ada pada lokasi, kondisi pondasi, topografi, tinggi
bendungan dan rencana jangka waktu pelaksanaan. Total volume tampungan waduk
dalam menyediakan air minum, sehingga akan dilakukan pula kajian finansial untuk
perhitungan biaya investasi untuk distribusi air minum, dimana dengan adanya
4-117
Penyusunan Rencana Pengelolaan SDA
Wilayah Sungai Benanain Tahap II Laporan Akhir
No Oehala Keterangan
1 Penggunaan Waduk Suplay Air Baku
2 Sungai Mota Boenbafe
3 curah hujan tahunan 1.274 mm
3
4 Rata-rata limpasan permukaan 0,1 m /detik
5 Panjang aliran sungai 4 km
2
6 Luas DAS 6,8 km
7 Jenis bendungan type rock fill
8 Tinggi Bendungan 37,50 m
9 Panjang Bendung 133 m
3
10 Total volume tampungan waduk 0,45 Mm
3
11 Volume Waduk Maksimal 2.342.179,44 m
3
12 Volume efektif 0,31 Mm .
13 Ketersediaan material pada lokasi baik
14 Kapasitas 30 lt/detik
2
15 Catchment Area 6,8 km
16 Masa Pakai 50 thn
2
17 Luas Genangan Waduk 189.274 m
18 Elevasi Max 775 m
d. Manfaat
Rencana pembangunan Bendungan Oehala merupakan usulan dari proyek terpadu
pengembangan Sumber Daya Air (SDA) dari kegiatan Study Pengembangan dan
Pengelolaan Sumber Daya Air WS Benanain di Pulau Timor Barat Provinsi Nusa
air minum untuk warga kota dan mampu melayani mampu melayani kebutuhan air
e. Komponen Proyek
Komponen daribendungan ini adalah :
1.Bendungan Utama
2.Pengelak Banjir
3.Bangunan Pengambilan
4-118
Penyusunan Rencana Pengelolaan SDA
Wilayah Sungai Benanain Tahap II Laporan Akhir
4.Pelimpah
1.Bangunan Pengambilan
2.Saluran Pembawa
4.Sambungan sambungan
5.Desain teknis
f. Biaya Proyek
Biaya Konstruksi proyek pada tingkat USD 3,156 Million atau sekitar
Rp. 28.404.000.000,- dengan Kurs Rp. 9000,-. Kalau di kurs kan dengan kondisi saat
g. Evaluasi Proyek
Kelayakan Bendungan Oehala dievaluasi sebagai satu kesatuan sebagai waduk
waduk Temef, Muti, Kiumina, Halikatuas dan sekon sesuai rencana induk
h. Rencana Pelaksanaan
periode jangka pendek pada tahun pertama, selama 3 tahun termasuk studi
i. Instansi Pelaksana
Air, Nusa Tenggara Timur tetapi sekarang nama instansinya menjadi Balai Wilayah
Sungai Nusa Tenggara II (BWS NT II), Direktorat Jenderal Sumber Daya Air,
4-119
Penyusunan Rencana Pengelolaan SDA
Wilayah Sungai Benanain Tahap II Laporan Akhir
1 Waduk 0,16
28.404.000.000 20.007.000.000 15,7% Tidak layak
Oehala
PRAKIRAAN KELAYAKAN
NO UPAYA TEKNIS EKONOMI
Uraian Hasil Uraian Hasil
Formasi Geologi Aman 20.007.000
NPV
Daya Dukung Tanah Aman .000
Memungkinkan
Topografi IRR 15,7%
1 Waduk Oehala dibangun
Ketersediaan Bahan Tersedia 0,16
Bangunan BCR
Ketersediaan Air Tersedia
Kesimpulan Tidak Layak
a. Lokasi
Lokasi Waduk Serbaguna Muti terletak di Km. 173 jalan raya Kupang-Atambua,
terletak di sungai Muti, Desa Tublopo, 9 km arah timur sebelum Kefamenanu dan
b. Tujuan Proyek
tersebut, antara lain PLTA, irigasi dan penyedia air baku, sehingga perlu dilakukan
analisa lebih lanjut untuk menentukan apakah akan dibangun sebagai waduk
lingkungan.
4-120
Penyusunan Rencana Pengelolaan SDA
Wilayah Sungai Benanain Tahap II Laporan Akhir
Proyek ini merupakan bagian dari rekomendasi penanganan DAS Benanain secara
Tujuan utama dari studi ini apabila layak baik secara lingkungan maupun ekonomi
air baku. As bendungan Muti diidentifikasi pada sungai Muti yang merupakan anak
sungai terbesar kedua dari sungai Benanain setelah sungai Maubesi. Mata air sungai
Muti terletak di gunung Mutis, yang juga menjadi sumber distribusi pelayanan dari
Lebar dasar sungai 300 m dan panjang sungai dari hulu hingga as bendungan
adalah sekitar 47.5 km. Luas DAS 419.5 km2, tinggi curah hujan tahunan sebesar 1550
Sebagian besar lahan pertanian di Timor Barat terletak didataran tinggi dan
merupakan lahan kering. Disekitar sungai Muti tersebut terdapat hamparan Haekto
dengan luas potensial 400 Ha dengan intensitas tanam 118 % (data pertanian tahun
2001)
Dengan mempertimbangkan nilai debit yang ada dan tinggi bendungan. Muti
berpotensial sebagai PLTA dengan head rata rata 38 m dan kecepatan 6.4 m3/detik
Selain untuk irigasi dan mikrohidro, keberadaan bendungan juga mampu untuk
memenuhi kebutuhan air baku 721.525 jiwa penduduk dengan kapasitas 250
liter/detik. Keberadaan bendungan Muti juga mereduksi banjir hingga 3,26 Mm3,
4-121
Penyusunan Rencana Pengelolaan SDA
Wilayah Sungai Benanain Tahap II Laporan Akhir
lingkungan.
d. Manfaat
Rencana pembangunan Bendungan serbaguna Muti merupakan usulan dari proyek
terpadu pengembangan Sumber Daya Air (SDA) dari kegiatan Study Pengembangan
dan Pengelolaan Sumber Daya Air WS Benanain di Pulau Timor Barat Provinsi Nusa
Tenggara Timur. Untuk mendukung peningkatan produksi pertanian beririgasi, air
baku untuk air bersih, pembangkit listrik, pengendalian banjir.
keberadaan bendungan Muti berpotensial sebagai PLTA dengan head rata rata
38 m dan kecepatan 6.4 m3/detik dapat dibangkitkan 3.11 Mw Mikro Hydro yang
menghasilkan energi pertahun sebesar 10.4 GWh dengan pengoperasian 4
(empat) jam/hari.
keberadaan bendungan akan mampu untuk memenuhi kebutuhan air baku
721.525 jiwa penduduk dengan kapasitas 250 liter/detik.
4-122
Penyusunan Rencana Pengelolaan SDA
Wilayah Sungai Benanain Tahap II Laporan Akhir
Keberadaan bendungan Muti akan mampu mereduksi banjir hingga 3,26 Mm3,
setara dengan melindungi lahan seluas 1.631 Ha.
f. Komponen Proyek
Komponen daribendungan ini adalah :
1.Bendungan Utama
2.Pengelak Banjir
3.Bangunan Pengambilan
4.Pelimpah
1. Bangunan Pengambilan
2. Saluran Pembawa
4. Sambungan sambungan
5. Desain teknis
g. Biaya Proyek
Biaya Konstruksi proyek pada tingkat USD 28.2 Million atau sekitar
Rp. 253.800.000.000,00 dengan Kurs Rp. 9000,00. Kalau di kurs kan dengan kondisi
4-123
Penyusunan Rencana Pengelolaan SDA
Wilayah Sungai Benanain Tahap II Laporan Akhir
h. Evaluasi Proyek
Kelayakan Bendungan Muti dievaluasi baik sebagai sistem tunggal (stand alone)
maupun dalam satu kesatuan sistem dengan beberapa waduk dalam beberapa
skenario rencana sesuai rencana induk pengembangan DAS Benanain. Nilai EIRR
i. Rencana Pelaksanaan
Proyek Pelaksanaan Bendungan Muti, Nusa Tenggara Timur diusulkan pada periode
jangka pendek pada tahun kedua, selama 6 tahun termasuk studi kelayakan, amdal,
konservasi, detail desain, manual OP, studi peningkatan daerah Irigasi, PQ dan
j. Instansi Pelaksana
Dahulu dinyatakan Instansi Pelaksananya Direktorat Jenderal Pengairan, Departemen
Sungai Nusa Tenggara II (BWS NT II), Direktorat Jenderal Sumber Daya Air,
PRAKIRAAN KELAYAKAN
NO UPAYA TEKNIS EKONOMI
Uraian Hasil Uraian Hasil
Formasi Geologi Aman NPV 10.557.000.000
Daya Dukung Tanah Aman
Topografi Memungkinkan IRR
1 Waduk Muti 11.3 %
dibangun
Ketersediaan Bahan Tersedia BCR 0,94
Bangunan
4-124
Penyusunan Rencana Pengelolaan SDA
Wilayah Sungai Benanain Tahap II Laporan Akhir
PRAKIRAAN KELAYAKAN
NO UPAYA TEKNIS EKONOMI
Uraian Hasil Uraian Hasil
Ketersediaan Air Tersedia
Kesimpulan Tidak Layak
a. Lokasi
Lokasi Bendungan Sekon III terletak dihulu sungai Maubesi, tepatnya di sungai Noil
bendungan dapat dicapai dari 213 km jalan raya Kupang – Atambua, menuju desa
b. Tujuan Proyek
Bendungan ini direncanakan sebagai bendungan dengan fungsi tunggal sebagai
adanya Bendungan Sekon III yang berada dihulu DAS, diharapkan dapat berfungsi
untuk menjaga kondisi hidro-orologis bagian hulu secara holistic. Sesuai konteks
konservasi dalam pengelolaan sumber daya air DAS Benanain, waduk merupakan
As bendungan Sekon III diidentifikasi pada anak sungai Noil Benanain yaitu Noil
bendungan. Waduk direncanakan sebagai waduk suplai air irigasi dihamparan Sekon.
Dengan adanya waduk akan menunjang konservasi lahan dan hutan di hulu as
waduk.
Tinggi curah hujan tahunan di DAS adalah sebesar 786 mm dan limpasan permukaan
rerata yang ditimbulkan adalah sebesar 0.5 m3/detik. Panjang aliran sungai dari hulu
sampai as Bendungan adalah sekitar 23.8 km dan luas DAS 71.3 km2.
4-125
Penyusunan Rencana Pengelolaan SDA
Wilayah Sungai Benanain Tahap II Laporan Akhir
Total Volume tampungan Waduk sebesar 3.57 Mm3 dan volume efektif sebesar 1.75
Mm3. Jenis bendungan dipilih type rockfill dengan tinggi 16.3 m dengan dasar
ketersediaan material yang ada pada lokasi, kondisi pondasi, topografi, tinggi
bendungan dan rencana jangka waktu pelaksanaan. Besarnya kebutuhan air baku
yang dapat terlayani adalah sebesar 472.782 jiwa penduduk dengan kemampuan
d. Manfaat
Rencana pembangunan Bendungan Waduk Sekon merupakan usulan dari proyek
terpadu pengembangan Sumber Daya Air (SDA) dari kegiatan Study Pengembangan
dan Pengelolaan Sumber Daya Air WS Benanain di Pulau Timor Barat Provinsi Nusa
Tenggara Timur:
4-126
Penyusunan Rencana Pengelolaan SDA
Wilayah Sungai Benanain Tahap II Laporan Akhir
untuk warga kota dengan kapasitas suplay air baku dan air minum sebesar 150
e. Komponen Proyek
1. Bendungan Utama
2. Pengelak Banjir
3. Bangunan Pengambilan
4. Pelimpah
1. Bangunan Pengambilan
2. Saluran Pembawa
4. Sambungan sambungan
5. Desain teknis
f. Biaya Proyek
Rp. 67.221.000.000,00 dengan Kurs Rp. 9000,00 Kalau di kurs kan dengan kondisi
g. Evaluasi Proyek
beberapa waduk dalam rencana induk pengembangan DAS Benanain, sebagai salah
satu prioritas. Nilai EIRR system untuk waduk Sekon adalah 15.7%.
h. Rencana Pelaksanaan
pada tahun kedua, selama 5 tahun termasuk studi kelayakan, amdal, konservasi,
4-127
Penyusunan Rencana Pengelolaan SDA
Wilayah Sungai Benanain Tahap II Laporan Akhir
detail desain, manual OP, studi peningkatan daerah Irigasi, PQ dan tender serta
konstruksi.
i. Instansi Pelaksana
Air, Nusa Tenggara Timur tetapi sekarang nama instansinya menjadi Balai Wilayah
Sungai Nusa Tenggara II (BWS NT II), Direktorat Jenderal Sumber Daya Air,
Biaya
Rencana IRR
No Pembangunan NPV BCR Keterangan
Bangunan 12%
(Rupiah)
Waduk
67.221.000.000,00 14.537.438.533,771 0.44 4.1 Layak
Sekon
PRAKIRAAN KELAYAKAN
NO UPAYA TEKNIS EKONOMI
Uraian Hasil Uraian Hasil
1 Waduk a.Formasi Geologi Aman 27.090.000.00
NPV
Sekon b.Daya Dukung Tanah Aman 0
Memungkinkan
c.Topografi IRR 4.1%
dibangun
d. Ketersediaan Bahan Tersedia
Bangunan BCR 0.44
e. Ketersediaan Air Tersedia
Kesimpulan Tidak layak
a. Lokasi
Tengah Selatan, Provinsi Nusa Tenggara Timur, Site bendungan terletak di sungai
4-128
Penyusunan Rencana Pengelolaan SDA
Wilayah Sungai Benanain Tahap II Laporan Akhir
Noe Fetnai (hulu Noe Laku), anak sungai Benanain dan dapat dicapai dari km 8 jalan
raya Soe- Oinlasi, menuju desa Oeklopo dengan jalan kaki ke arah desa Oinlasi
b. Tujuan Proyek
Lokasi Waduk Oinlasi terletak dihulu DAS, diharapkan dapat berfungsi untuk
menjaga kondisi kondisi hidro-orologis bagian hulu secara holistic. Sesuai konteks
konservasi dalam pengelolaan sumber daya air DAS Benanain, waduk merupakan
As bendungan Oinlasi diidentifikasi pada anak sungai Noil Benanain yaitu Noil Laku.
Lokasi ini dekat dengan kota Soe, salah satu kota pusat pertumbuhan di Timor
Barat Kabupaten Timor Tengah Selatan, Provinsi Nusa Tenggara Timur. Disamping
itu adanya waduk akan menunjang konservasi lahan dan hutan di hulu as
bendungan, dimana reboisasi akan diusulkan dilokasi tersenut karena adanya waduk.
Lebar dasar sungai 4.6 m, panjang aliran sungai dari hulu sampai as bending adalah
sekitar 10.63 km dengan luas DAS 45.70 km2. Tinggi curah hujan tahunan adalah
sebesar 1.154 mm dan limpasan permukaan rerata yang ditimbulkan adalah sebesar
0.39 m3/sec.
Jenis Bendungan dipilih type rock fill dengan tinggi 28.4 m dengan dasar
ketersediaan material yang ada pada lokasi, kondisi pondasi, topografi, tinggi
bendungan dan rencana jangka waktu pelaksanaan. Total volume tampungan waduk
dalam menyediakan air minum, sehingga akan dilakukan pula kajian financial untuk
perhitungan biaya investasi untuk distribusi air minum, dimana dengan adanya
bendungan tersebut dapat memenuhi kebutuhan air baku 500.079 jiwa penduduk
4-129
Penyusunan Rencana Pengelolaan SDA
Wilayah Sungai Benanain Tahap II Laporan Akhir
d. Manfaat
Rencana pembangunan Bendungan Oinlasimerupakan usulan dari proyek terpadu
pengembangan Sumber Daya Air (SDA) dari kegiatan Study Pengembangan dan
Pengelolaan Sumber Daya Air WS Benanain di Pulau Timor Barat Provinsi Nusa
Tenggara Timur. Diharapkan dapat menunjang PDAM daerah dalam menyediakan
air minum 500.079 jiwa penduduk sebesar 191 liter/detik.
e. Komponen Proyek
Komponen dari bendungan ini adalah :
1. Bendungan Utama
2. Pengelak Banjir
3. Bangunan Pengambilan
4. Pelimpah
1. Bangunan Pengambilan
2. Saluran Pembawa
4-130
Penyusunan Rencana Pengelolaan SDA
Wilayah Sungai Benanain Tahap II Laporan Akhir
4. Sambungan sambungan
5. Desain teknis
f. Biaya Proyek
Biaya konstruksi proyek pada tingkat USD 7.098 million atau Rp. 63.882.000.000
dengan Kurs Rp. 9000,00. Kalau di kurs kan dengan kondisi saat ini Dollar Rp.
g. Evaluasi Proyek
Kelayakan Bendungan Oinlasi dievaluasi sebagai satu kesatuan system dengan
beberapa waduk dalam rencana induk pengembangan DAS Benanain, karena fungsi
dan letaknya yang berada dalam satu sub DAS yaitu Sisttem Temef. Nilai EIRR system
h. Rencana Pelaksanaan
Proyek Pelaksanaan Bendungan Oinlasi, Nusa Tenggara Timur diusulkan pada
periode jangka menengah pada tahun ketujuh, selama 5 tahun termasuk studi
kelayakan, amdal, konservasi, detail desain, manual OP, studi peningkatan daerah
i. Instansi Pelaksana
Dahulu dinyatakan Instansi Pelaksananya Direktorat Jenderal Pengairan, Departemen
Air, Nusa Tenggara Timur tetapi sekarang nama instansinya menjadi Balai Wilayah
Sungai Nusa Tenggara II (BWS NT II), Direktorat Jenderal Sumber Daya Air,
Biaya
Rencana IRR
Pembangunan NPV BCR Keterangan
Bangunan 12%
(Rupiah)
Waduk Oinlasi 63.882.000.000 22.113.000.000 0,53 6,3 Tidak Layak
4-131
Penyusunan Rencana Pengelolaan SDA
Wilayah Sungai Benanain Tahap II Laporan Akhir
PRAKIRAAN KELAYAKAN
NO UPAYA TEKNIS EKONOMI
Uraian Hasil Uraian Hasil
1 Waduk a.Formasi Geologi Aman
NPV 22.113.000.000
Oinlasi b.Daya Dukung Tanah Aman
c.Topografi Memungkinkan
IRR 6,3%
dibangun
d. Ketersediaan Bahan Tersedia
Bangunan BCR 0,53
e. Ketersediaan Air Tersedia
Kesimpulan Layak
a. Lokasi
Lokasi Bendungan Siki terletak di kota Wini, Kabupaten Timor Tengah Utara Provinsi
Nusa Tenggara Timur, Site bendungan terletak di hulu aliran sungai Maubessi yaitu
Sungai Siki, kecamatan Insana, Kabupaten Timor Tengah Utara. As bendungan dapat
dicapai dari km 211.8 (pertigaan Wini), jalan raya Kefamenanu- Atambua, belok kiri
b. Tujuan Proyek
Bendungan ini direncanakan sebagai bendungan dengan fungsi tunggal sebagai
menjaga kondisi hidro-orologis bagian hulu secara holistic. Sesuai konteks konservasi
dalam pengelolaan sumber daya air DAS Benanain, waduk merupakan salah satu
As bendungan Siki diidentifikasi pada anak sungai Maubesi yaitu Sungai Siki. Secara
Utara. Waduk direncanakan sebagai penyuplai air baku terutama untuk melayani
konservasi lahan dan hutan di hulu as bendungan, dimana reboisasi akan disusulkan
4-132
Penyusunan Rencana Pengelolaan SDA
Wilayah Sungai Benanain Tahap II Laporan Akhir
Lokasi ini dekat dengan kota SoE, salah satu kota pusat pertumbuhan di Timor
Bagian Timur. Amanuban Barat Kabupaten Timor Tengah Selatan, Provinsi Nusa
Tenggara Timur. Disamping itu adanya waduk akan menunjang konservasi lahan dan
Tinggi curah hujan tahunan di DAS adalah sebesar 1.098 mm dan limpasan
permukaan rerata yang ditimbulkan adalah sebesar 0.04 m3/sec. Panjang aliran
sungai dari hulu sampai as bendungan adalah sekitar 5.1 km dan luas DAS 12.41 km2.
Total volume tampungan waduk sebesar 0.72 Mm3 dan volume efektif sebesar 0.15
Mm3. Jenis bendungan dipilih type rock fill dengan tingggi 20,72 m, dengan dasar
ketersediaan material yang ada pada lokasi, kondisi pondasi, topografi, tinggi
dalam menyediakan air minum, sehingga akan dilakukan pula kajian financial untuk
perhitungan biaya investasi untuk distribusi air minum, dimana dengan adanya
bendungan tersebut dapat memenuhi kebutuhan air baku 25.801 jiwa penduduk
sebesar 9 liter/detik.
4-133
Penyusunan Rencana Pengelolaan SDA
Wilayah Sungai Benanain Tahap II Laporan Akhir
terpadu pengembangan Sumber Daya Air (SDA) dari kegiatan Study Pengembangan
dan Pengelolaan Sumber Daya Air WS Benanain di Pulau Timor Barat Provinsi Nusa
Tenggara Timur, diharapkan dapat menunjang PDAM daerah dalam menyediakan air
e. Komponen Proyek
Komponen dari bendungan ini adalah :
1. Bendungan Utama
2. Pengelak Banjir
3. Bangunan Pengambilan
4. Pelimpah
1. Bangunan Pengambilan
2. Saluran Pembawa
4. Sambungan sambungan
5. Desain teknis
f. Biaya Proyek
Biaya konstruksi proyek pada tingkat USD 4.04 million atau Rp. 36.360.000.000
dengan Kurs Rp. 9000,00. Kalau di kurs kan dengan kondisi saat ini Dollar
4-134
Penyusunan Rencana Pengelolaan SDA
Wilayah Sungai Benanain Tahap II Laporan Akhir
g. Evaluasi Proyek
Kelayakan Bendungan Siki dievaluasi sebagai satu kesatuan sistem dengan waduk
Maubesi dan Sekon dalam rencana induk pengembangan DAS Benanain, karena
fungsi dan letaknya yang berada dalam satu sub DAS. Fungsi Waduk Siki terhadap
Maubessi adalah sebagai waduk konservasi lahan dan sediment trap, sehingga Nilai
h. Rencana Pelaksanaan
Proyek Pelaksanaan Bendungan Siki, Nusa Tenggara Timur diusulkan pada periode
jangka panjang pada tahun pertama , selama 5 tahun termasuk studi kelayakan,
i. Instansi Pelaksana
Dahulu dinyatakan Instansi Pelaksananya Direktorat Jenderal Pengairan, Departemen
Sungai Nusa Tenggara II (BWS NT II), Direktorat Jenderal Sumber Daya Air,
PRAKIRAAN KELAYAKAN
NO UPAYA TEKNIS EKONOMI
Uraian Hasil Uraian Hasil
a.Formasi Geologi Aman
NPV 29.448.000.000
b.Daya Dukung Tanah Aman
Memungkinkan
1 Waduk Siki c.Topografi IRR 12,1
dibangun
d. Ketersediaan Bahan
Tersedia BCR 1.13
Bangunan
4-135
Penyusunan Rencana Pengelolaan SDA
Wilayah Sungai Benanain Tahap II Laporan Akhir
PRAKIRAAN KELAYAKAN
NO UPAYA TEKNIS EKONOMI
Uraian Hasil Uraian Hasil
e. Ketersediaan Air Tersedia
Kesimpulan Layak
a. Lokasi
Lokasi Bendungan Maubesi terletak di Sungai Maubesi, Desa Tunabesi, Kecamatan
Insana, Kabupaten Timor Tengah Utara Provinsi Nusa Tenggara Timur. Sungai
Maubesi merupakan anak sungai Benanain yang terbesar. Lokasi Damsite dapat
ditempuh melalui jalan raya Kupang Atambua km 226, belok ke kanan kea rah
b. Tujuan Proyek
Bendungan ini direncanakan sebagai bendungan dengan fungsi penyedia air baku
untuk melayani lokasi disekitar bendungan dan kebutuhan air irigasi.
kondisi hidro-orologis bagian hulu secara holistic, disamping itu waduk sebagai
regulator terhadap aliran banjir yang bermuara di main stream Sungai Benanain.
Sesuai konteks konservasi dalam pengelolaan sumber daya air DAS Benanain, waduk
As bendungan Maubesi diidentifikasi pada anak sungai Noil Benanain yaitu Sungai
Timor Tengah Utara. Hamparan menengah Bokis dan Raimea berada dihilir
Tinggi curah hujan tahunan di DAS adalah sebesar 1.248 mm dan limpasan
permukaan rerata yang ditimbulkan adalah sebesar 1,79 m3/sec. Panjang aliran
sungai dari hulu sampai as bendungan adalah sekitar 46.6 km dan luas DAS 451.2
km2.
Jenis Bendungan dipilih type rock fill dengan tinggi 43 m dengan dasar ketersediaan
material yang ada pada lokasi, kondisi pondasi, topografi, tinggi bendungan dan
4-136
Penyusunan Rencana Pengelolaan SDA
Wilayah Sungai Benanain Tahap II Laporan Akhir
rencana jangka waktu pelaksanaan. Total volume tampungan waduk sebesar 43,23
Waduk direncanakan sebagai penyuplai air irigasi, terutama untuk DI Raimea dan
Bokis, sehingga dapat meningkatkan produktivitas (intensitas tanam) dan luar tanam,
dimana kemampuan pelayanan dari bendungan ini dapat mencapai 1.272 Ha serta
memenuhi kebutuhan air baku 86.400 jiwa penduduk, dengan kemampuan supply
d. Manfaat
Rencana pembangunan Bendungan serbaguna Maubesi merupakan usulan dari
proyek terpadu pengembangan Sumber Daya Air (SDA) dari kegiatan Study
Untuk mendukung peningkatan produksi pertanian beririgasi, air baku untuk air
4-137
Penyusunan Rencana Pengelolaan SDA
Wilayah Sungai Benanain Tahap II Laporan Akhir
Waduk direncanakan sebagai penyuplai air irigasi, terutama untuk DI Raimea dan
tanam, dimana kemampuan pelayanan dari bendungan ini dapat mencapai 1.272
Ha.
dapat mereduksi banjir hingga 8.81 Mm3 setara dengan melindungi lahan seluas
4.405, 80 Ha.
e. Komponen Proyek
Komponen dari bendungan ini adalah :
1. Bendungan Utama
2. Pengelak Banjir
3. Bangunan Pengambilan
4. Pelimpah
1. Bangunan Pengambilan
2. Saluran Pembawa
4. Sambungan sambungan
5. Desain teknis
f. Biaya Proyek
Biaya konstruksi proyek pada tingkat USD 21,98 million atau Rp. 197.820.000.000,00
dengan Kurs Rp. 9000,00. Kalau di kurs kan dengan kondisi saat ini Dollar Rp.
4-138
Penyusunan Rencana Pengelolaan SDA
Wilayah Sungai Benanain Tahap II Laporan Akhir
g. Evaluasi Proyek
Kelayakan Bendungan Maubesi dievaluasi sebagai satu tunggal (Stand Alone) dan
sebagai satu kesatuan system dengan beberapa waduk dalam rencana induk
pengembangan DAS Benanain, karena fungsi dan letaknya yang berada dalam satu
h. Rencana Pelaksanaan
Proyek Pelaksanaan Bendungan Maubesi, Nusa Tenggara Timur diusulkan pada
periode jangka panjang pada tahun ketiga, selama 6 tahun termasuk studi
i. Instansi Pelaksana
Dahulu dinyatakan Instansi Pelaksananya Direktorat Jenderal Pengairan, Departemen
Air, Nusa Tenggara Timur tetapi sekarang nama instansinya menjadi Balai Wilayah
Sungai Nusa Tenggara II (BWS NT II), Direktorat Jenderal Sumber Daya Air,
PRAKIRAAN KELAYAKAN
NO UPAYA TEKNIS EKONOMI
Uraian Hasil Uraian Hasil
a.Formasi Geologi Aman
NPV 12.870.000.000
b.Daya Dukung Tanah Aman
c.Topografi Memungkinkan
IRR 11,1%
1 Waduk Maubesi dibangun
d. Ketersediaan Bahan Tersedia
Bangunan BCR 0,92
e. Ketersediaan Air Tersedia
Kesimpulan Layak
4-139
Penyusunan Rencana Pengelolaan SDA
Wilayah Sungai Benanain Tahap II Laporan Akhir
a. Lokasi
Lokasi Bendungan Kapan terletak di perbatasan Dusun Basen, Kecamatan Mollo
Utara dan dusun Laob, Kecamatan Mollo Selatan Kabupaten Timor Tengah Selatan
Provinsi Nusa Tenggara Timur. Site Bendungan terletak di sungai Noe Sebau, antar
lereng barat daya Nuaf Laab dan lereng Timur Laut (Nuaf Teno), dapat ditempuh
b. Tujuan Proyek
Bendungan ini direncanakan sebagai bendungan dengan fungsi penyedia air baku
untuk melayani lokasi disekitar bendungan dan kebutuhan air irigasi untuk DI
Noenoni.
secara holistic. Sesuai konteks konservasi dalam pengelolaan sumber daya air DAS
Benanain, waduk merupakan salah satu struktur fisik untuk konservasi lahan.
As bendungan Kapan diidentifikasi pada anak sungai Noil Benanain yaitu Sungai
Kabupaten Timor Tengah Selatan. Disamping itu adanya waduk akan menunjang
konservasi lahan dan hutan dihulu as bendungan, dimana reboisasi akan diusulkan
Panjang aliran sungai dari hulu sampai as bendung adalah sekitar 11,2 km dengan
luas DAS 77 km2. Tinggi curah hujan tahunan adalah sebesar 2.420 mm dan limpasan
Jenis Bendungan dipilih type rock fill dengan tinggi 34 m dengan dasar ketersediaan
material yang ada pada lokasi, kondisi pondasi, topografi, tinggi bendungan dan
rencana jangka waktu pelaksanaan. Total volume tampungan waduk sebesar 3.93
4-140
Penyusunan Rencana Pengelolaan SDA
Wilayah Sungai Benanain Tahap II Laporan Akhir
Lahan pertanian yang teririgasi adalah DI Noelnoni, dengan luas tanam 160 Ha
dengan adanya proyek dapat meningkat hingga 393 Ha. Kemampuan mereduksi
banjir hingga 12.93 Mm3, setara dengan melindungi lahan 6.462,63 Ha.
d. Manfaat
Rencana pembangunan Bendungan Kapan merupakan usulan dari proyek terpadu
pengembangan Sumber Daya Air (SDA) dari kegiatan Study Pengembangan dan
Pengelolaan Sumber Daya Air WS Benanain di Pulau Timor Barat Provinsi Nusa
e. Komponen Proyek
1. Bendungan Utama
4-141
Penyusunan Rencana Pengelolaan SDA
Wilayah Sungai Benanain Tahap II Laporan Akhir
2. Pengelak Banjir
3. Bangunan Pengambilan
4. Pelimpah
1. Bangunan Pengambilan
2. Saluran Pembawa
4. Sambungan sambungan
5. Desain teknis
f. Biaya Proyek
Biaya konstruksi proyek pada tingkat USD 10.9 million atau Rp. 98.100.000.000,00
dengan Kurs Rp. 9.000,00. Kalau di kurs kan dengan kondisi saat ini Dollar
g. Evaluasi Proyek
beberapa waduk seperti Waduk Temef, Bijeli dan Oinlasi dalam rencana induk
pengembangan DAS Benanain, karena fungsi dan letaknya yang berada dalam satu
h. Rencana Pelaksanaan
pada tahun ketiga, selama 6 tahun termasuk studi kelayakan, AMDAL, konservasi,
i. Instansi Pelaksana
Air, Nusa Tenggara Timur tetapi sekarang nama instansinya menjadi Balai Wilayah
4-142
Penyusunan Rencana Pengelolaan SDA
Wilayah Sungai Benanain Tahap II Laporan Akhir
Sungai Nusa Tenggara II (BWS NT II), Direktorat Jenderal Sumber Daya Air,
PRAKIRAAN KELAYAKAN
NO UPAYA TEKNIS EKONOMI
Uraian Hasil Uraian Hasil
a.Formasi Geologi Aman
NPV 33.372.000.000
b.Daya Dukung Tanah Aman
c.Topografi Memungkinkan
IRR 7,5
1 Waduk Kapan dibangun
d. Ketersediaan Bahan Tersedia
Bangunan BCR 0,60
e. Ketersediaan Air Tersedia
Kesimpulan Tidak Layak
a. Lokasi
Lokasi Bendungan Bijeli terletak Kecamatan Mollo Selatan Kabupaten Timor Tengah
Selatan, Provinsi Nusa Tenggara Timur. Site Bendungan terletak di sungai Noe Bijeli-
Desa Huetunan, sebelah barat daya Nuaf Hutunan. Desa Laob, dapat ditempuh
melalui jalan aspal SoE – Kupang- Bijeli, jalan kaki 2 km kearah hilir Jembatan Bijeli.
b. Tujuan Proyek
Bendungan ini direncanakan sebagai bendungan dengan fungsi penyedia air baku
Lokasi Bendungan Bijeli terletak dihulu sungai DAS, keberadaan bendungan ini
sungai Benanain. Sesuai konteks konservasi dalam pengelolaan sumber daya air DAS
4-143
Penyusunan Rencana Pengelolaan SDA
Wilayah Sungai Benanain Tahap II Laporan Akhir
Benanain, waduk merupakan salah satu struktur fisik untuk konservasi lahan. Dengan
adanya Waduk Bijeli maka volume sedimen tahunan yang masuk ke waduk temef
akan berkurang.
As bendungan Bijeli diidentifikasi pada anak sungai Noil Bijeli – Anak Sungai
Kabupaten Timor Tengah Selatan. Disamping itu adanya waduk akan menunjang
konservasi lahan dan hutan dihulu as bendungan, dimana reboisasi akan diusulkan
Panjang aliran sungai dari hulu sampai as bending adalah sekitar 25.4 km dengan
luas DAS 31.99 km2. Tinggi curah hujan tahunan adalah sebesar 2.362 mm dan
Jenis Bendungan dipilih type rock fill dengan tinggi 21 m dengan dasar ketersediaan
material yang ada pada lokasi, kondisi pondasi, topografi, tinggi bendungan dan
rencana jangka waktu pelaksanaan. Total volume tampungan waduk sebesar 2.06
Mm3 dan volume efektif sebesar 1.12 Mm3. Waduk direncanakan sebagai waduk
supply air baku dengan jumlah terlayani sebesar 155.520 jiwa penduduk dan
4-144
Penyusunan Rencana Pengelolaan SDA
Wilayah Sungai Benanain Tahap II Laporan Akhir
d. Manfaat
pengembangan Sumber Daya Air (SDA) dari kegiatan Study Pengembangan dan
Pengelolaan Sumber Daya Air WS Benanain di Pulau Timor Barat Provinsi Nusa
Tenggara Timur.
Waduk direncanakan sebagai waduk supply air baku dengan jumlah terlayani
e. Komponen Proyek
1. Bendungan Utama
2. Pengelak Banjir
3. Bangunan Pengambilan
4. Pelimpah
1. Bangunan Pengambilan
2. Saluran Pembawa
4. Sambungan sambungan
5. Desain teknis
f. Biaya Proyek
Rp. 89.190.000.000,00 dengan Kurs Rp. 9.000,00. Kalau di kurs kan dengan kondisi
g. Evaluasi Proyek
beberapa waduk seperti Waduk Temef , Bijeli dan Oinlasi dalam rencana induk
4-145
Penyusunan Rencana Pengelolaan SDA
Wilayah Sungai Benanain Tahap II Laporan Akhir
pengembangan DAS Benanain, karena fungsi dan letaknya yang berada dalam satu
h. Rencana Pelaksanaan
Proyek Pelaksanaan Bendungan Bijeli, diusulkan pada periode jangka panjang pada
tahun kelima , selama 6 tahun termasuk studi kelayakan, amdal, konservasi, detail
i. Instansi Pelaksana
Air, Nusa Tenggara Timur tetapi sekarang nama instansinya menjadi Balai Wilayah
Sungai Nusa Tenggara II (BWS NT II), Direktorat Jenderal Sumber Daya Air,
PRAKIRAAN KELAYAKAN
NO UPAYA TEKNIS EKONOMI
Uraian Hasil Uraian Hasil
1 Waduk Bijeli a.Formasi Geologi Aman
NPV 41.112.000.000
b.Daya Dukung Tanah Aman
c.Topografi Memungkinkan
IRR 5,5
dibangun
d. Ketersediaan Bahan Tersedia
Bangunan BCR 0,45
e. Ketersediaan Air Tersedia
Kesimpulan Tidak Layak
4-146
Penyusunan Rencana Pengelolaan SDA
Wilayah Sungai Benanain Tahap II Laporan Akhir
a. Lokasi
Lokasi Bendungan Bikomi berlokasi diperbatasan Desa Letneo Kecamatan Insana dan
Desa Maurisu, Kecamatan Miomafo Timur Kabupaten Timor Tengah Utara, Provinsi
Nusa Tenggara Timur. Lokasi Damsite terletak di sungai Noe Asban bagian hilir
sungai Noe Bikomi, dapat ditempuh melalui jalan raya Kupang-Atambua, km 215
menuju Desa Teleop Dua, jalan kaki menyusuri sungai Noe Asban lebih kurang
selama 1 jam.
b. Tujuan Proyek
untuk menjaga kondisi hidro-orologis bagian hulu sungai secara holistic. Sesuai
konteks konservasi dalam pengelolaan sumber daya air DAS Benanain, waduk
As bendungan Bikomi diidentifikasi pada hilir sungai anak sungai Noe Bikomi,
Tinggi curah hujan tahunan di DAS adalah sebesar 1,063 mm dan limpasan
permukaan rerata yang ditimbulkan adalah sebesar 0,43 m3/det. Panjang aliran
sungai dari hulu sampai as bendungan adalah sekitar 22,1 km dan luas DAS 204.6
km2.
Jenis Bendungan dipilih type rock fill dengan tinggi 15 m dengan dasar ketersediaan
material yang ada pada lokasi, kondisi pondasi, topografi, tinggi bendungan dan
rencana jangka waktu pelaksanaan. Total volume tampungan waduk sebesar 2,41
Mm3 dan volume efektif sebesar 1.29 Mm3. Waduk direncanakan sebagai waduk
supply air baku dengan jumlah terlayani sebesar 213.719 jiwa penduduk dan
banjir hingga 3.17 Mm3 setara dengan melindungi lahan seluas 1.584,16 Ha.
4-147
Penyusunan Rencana Pengelolaan SDA
Wilayah Sungai Benanain Tahap II Laporan Akhir
No Bikomi Keterangan
1 Penggunaan Waduk Suplai Air Baku
2 Sungai Noe Bikomi
3 Curah hujan tahunan 1,063 mm
4 Rata-rata limpasan permukaan 0,43 m3/det
5 Panjang aliran sungai 22,1 km
6 Luas DAS 204,6 km2
7 Jenis bendungan type rock fill
8 Tinggi Bendungan 15 m
9 Panjang Bendung 325 m
10 Total volume tampungan waduk 2,41 Mm3
11 Volume Waduk Maksimal 13.195.822,54 m3
12 Volume efektif 1,29 Mm3
13 Ketersediaan material pada lokasi baik
14 Kapasitas suplay 74 l/detik
15 Catchment Area 204,62 km2
d. Manfaat
• Waduk direncanakan sebagai waduk supply air baku dengan jumlah terlayani
sebesar 213.719 jiwa penduduk dan kemampuan supply 74 l/detik
• Keberadaan bendungan Bikomi juga dapat mereduksi banjir hingga 3.17 Mm3
setara dengan melindungi lahan seluas 1.584,16 Ha.
e. Komponen Proyek
1. Bendungan Utama
2. Pengelak Banjir
3. Bangunan Pengambilan
4-148
Penyusunan Rencana Pengelolaan SDA
Wilayah Sungai Benanain Tahap II Laporan Akhir
4. Pelimpah
Bangunan investasi PDAM
1. Bangunan Pengambilan
2. Saluran Pembawa
3. Sarana Pengolahan air
4. Sambungan sambungan
5. Desain teknis dan biaya tak terduga
f. Biaya Proyek
g. Evaluasi Proyek
Kelayakan Bendungan Bikomi dievaluasi sebagai waduk tunggal (stand alone) dan
sebagai satu kesatuan system dengan beberapa waduk dalam rencana induk
pengembangan DAS Benanain. Dalam skenario disusun dengan waduk yang lain
karena kesamaan fungsi juga karena fungsi dan letaknya yang berada dalam satu
sub DAS yaitu Maubesi. Nilai EIRR untuk Bikomi adalah 12.1 %.
h. Rencana Pelaksanaan
i. Instansi Pelaksana
4-149
Penyusunan Rencana Pengelolaan SDA
Wilayah Sungai Benanain Tahap II Laporan Akhir
PRAKIRAAN KELAYAKAN
NO UPAYA TEKNIS EKONOMI
Uraian Hasil Uraian Hasil
a.Formasi Geologi Aman
NPV 29610000000
b.Daya Dukung Tanah Aman
c.Topografi Memungkinkan
IRR 12,1
1 Waduk Bikomi dibangun
d. Ketersediaan Bahan Tersedia
Bangunan BCR 0,25
e. Ketersediaan Air Tersedia
Kesimpulan Layak
a. Lokasi
Miomafo Barat Kabupaten Timor Tengah Utara, Provinsi Nusa Tenggara Timur.
Lokasi Damsite terletak di sungai Tasalok, anak sungai Muti. As Bendungan dapat
dicapai melalui jalan Kabupaten SoE- Kapan-Eban. Km 216,3 (SD Fatunisuan) menuju
Beskatpoint.
b. Tujuan Proyek
Lokasi Bendungan Biliuana yang terletak dihulu DAS, diharapkan dapat berfungsi
untuk menjaga kondisi hidro-orologis bagian hulu sungai secara holistic. Sesuai
4-150
Penyusunan Rencana Pengelolaan SDA
Wilayah Sungai Benanain Tahap II Laporan Akhir
konteks konservasi dalam pengelolaan sumber daya air DAS Benanain, waduk
kecamatan Miomafo Barat Kabupaten Timor Tengah Utara, Provinsi Nusa Tenggara
Timur. Waduk direncanakan sebagai waduk supply air baku untuk melayani lokasi
disekitar bendungan. Disamping itu adanya waduk akan menunjang konsrvasi lahan
dan hutan dihulu as bendungan, dimana reboisasi diusulkan dihulu lokasi waduk
Panjang aliran sungai dari hulu sampai as bendungan adalah sekitar 17.1 km dan
luas DAS 90.3 km2. Tinggi curah hujan tahunan adalah sebesar 1.505 mm dan
Jenis Bendungan dipilih type rock fill dengan tinggi 25.9 m dengan dasar
ketersediaan material yang ada pada lokasi, kondisi pondasi, topografi, tinggi
bendungan dan rencana jangka waktu pelaksanaan. Total volume tampungan waduk
dalam menyediakan air minum untuk warga kota, sehingga akan dilakukan pula
kajian financial untuk perhitungan biaya investasi untuk distribusi air minum, dimana
dengan adanya bendungan tersebut dapat memenuhi kebutuhan air baku 295.849
4-151
Penyusunan Rencana Pengelolaan SDA
Wilayah Sungai Benanain Tahap II Laporan Akhir
d. Manfaat
1. Bendungan Utama
2. Pengelak Banjir
3. Bangunan Pengambilan
4. Pelimpah
Bangunan investasi PDAM
1. Bangunan Pengambilan
2. Saluran Pembawa
3. Sarana Pengolahan air
4. Sambungan sambungan
5. Desain teknis
f. Biaya Proyek
Biaya konstruksi proyek pada tingkat USD 9,55 million atau Rp.85.950.000.000,00
dengan Kurs Rp. 9000,00. Kalau di kurs kan dengan kondisi saat ini Dollar
Rp. 11.772,00 maka menjadi Rp. 112.422.600.000,00
4-152
Penyusunan Rencana Pengelolaan SDA
Wilayah Sungai Benanain Tahap II Laporan Akhir
g. Evaluasi Proyek
h. Rencana Pelaksanaan
i. Instansi Pelaksana
Waduk
85.950.000.000 43.497.000.000 0,24 13,7 Tidak Layak
Biliuana
PRAKIRAAN KELAYAKAN
NO UPAYA TEKNIS EKONOMI
Uraian Hasil Uraian Hasil
1 Waduk Biliuana a.Formasi Geologi Aman
NPV 43.497.000.000
b.Daya Dukung Tanah Aman
c.Topografi Memungkinkan
IRR 13,7
dibangun
d. Ketersediaan Bahan Tersedia
Bangunan BCR 0,24
e. Ketersediaan Air Tersedia
Kesimpulan Tidak Layak
4-153
Penyusunan Rencana Pengelolaan SDA
Wilayah Sungai Benanain Tahap II Laporan Akhir
a. Lokasi
Lokasi Bendungan Aroki berada di Desa Lokomea sebelah utara , Kecamatan Biboki
Utara, Kabupaten Timor Tengah Utara, Provinsi Nusa Tenggara Timur. Site
bendungan tersebut berada di sungai Aroki, anak sungai Mota Maro. Letak as
bendungan dicapai melalui jalan raya Kupang-Atambua km 254 Aroki, menuju Desa
Aroki Samala, jalan kaki sejauh 2,5 km.
b. Tujuan Proyek
Bendungan ini direncanakan sebagai bendungan penyedia air baku untuk desa
Samala dan sekitarnya.
Lokasi Bendungan Aroki yang terletak dihulu DAS, diharapkan dapat berfungsi
untuk menjaga kondisi hidro-orologis bagian hulu sungai secara holistic. Sesuai
konteks konservasi dalam pengelolaan sumber daya air DAS Benanain, waduk
merupakan salah satu struktur fisik untuk konservasi lahan. As bendungan Aroki
diidentifikasi pada anak sungai Mota Hoar yaitu sungai Aroki, dan bermuara di
sungai Benanain. Secara administratif as bendungan terletak di kecamatan Biboki
Utara Kabupaten Timor Tengah Utara, Provinsi Nusa Tenggara Timur.
Luas DAS 20.00 km2, panjang sungai dari hulu sampai as bendungan adalah sekitar
2.4 km dan Tinggi curah hujan tahunan adalah sebesar 901 mm dan limpasan
permukaan rerata yang ditimbulkan adalah sebesar 0.05 m3/det, dengan kapasitas
waduk 3.6 Mm3 (bruto) mampu melayani kebutuhan air baku untuk 15.216 jiwa
dengan kapasitas 5 liter/detik. Jenis Bendungan dipilih type rock fill dengan tinggi
31,1 m dengan dasar ketersediaan material yang ada pada lokasi, kondisi pondasi,
topografi, tinggi bendungan dan rencana jangka waktu pelaksanaan. Total volume
tampungan waduk sebesar 0,81 Mm3 dan volume efektif sebesar 0,21 Mm3.
4-154
Penyusunan Rencana Pengelolaan SDA
Wilayah Sungai Benanain Tahap II Laporan Akhir
d. Manfaat
• Diharapkan waduk Aroki mampu melayani kebutuhan air baku untuk 15.216 jiwa
dengan kapasitas 5 liter/detik.
e. Komponen Proyek
1. Bendungan Utama
2. Pengelak Banjir
3. Bangunan Pengambilan
4. Pelimpah
Bangunan investasi PDAM
1. Bangunan Pengambilan
2. Saluran Pembawa
3. Sarana Pengolahan air
4. Sambungan sambungan
5. Desain teknis
4-155
Penyusunan Rencana Pengelolaan SDA
Wilayah Sungai Benanain Tahap II Laporan Akhir
f. Biaya Proyek
Biaya konstruksi proyek pada tingkat USD 6.83 million atau Rp. 61.470.000.000,00
dengan Kurs Rp. 9.000,00.
g. Evaluasi Proyek
h. Rencana Pelaksanaan
Proyek Pelaksanaan Bendungan Aroki, diusulkan pada periode jangka panjang pada
tahun kelima, selama 6 tahun termasuk studi kelayakan, amdal, konservasi, detail
desain, PQ dan tender serta konstruksi.
i. Instansi Pelaksana
PRAKIRAAN KELAYAKAN
NO UPAYA TEKNIS EKONOMI
Uraian Hasil Uraian Hasil
a.Formasi Geologi Aman
NPV 24.750.000.000
b.Daya Dukung Tanah Aman
c.Topografi Memungkinkan
IRR 10,5
1 Waduk Aroki dibangun
d.Ketersediaan Bahan Tersedia
Bangunan BCR 0.03
e. Ketersediaan Air Tersedia
4-156
Penyusunan Rencana Pengelolaan SDA
Wilayah Sungai Benanain Tahap II Laporan Akhir
PRAKIRAAN KELAYAKAN
NO UPAYA TEKNIS EKONOMI
Uraian Hasil Uraian Hasil
Kesimpulan Tidakl Layak
a. Lokasi
b. Tujuan Proyek
Bendungan ini direncanakan sebagai bendungan penyedia air baku untuk melayani
lokasi disekitar bendungan.
As bendungan Besiklaran diidentifikasi pada anak sungai Noil Benanain yaitu sungai
Maukumu, anak sungai Noil Baen, kecamatan Malaka Timur, Kabupaten Malaka
(dahulu Belu) Provinsi Nusa Tenggara Timur. Disamping itu adanya waduk akan
menunjang konservasi lahan dan hutan dihulu as bendungan, dimana reboisasi akan
diusulkan dilokasi tersebut karena adanya waduk.
Panjang aliran sungai dari hulu sampai as bendungan adalah sekitar 4.3 km dan luas
DAS 17,9 km2. Tinggi curah hujan tahunan adalah sebesar 907 mm dan limpasan
permukaan rerata yang ditimbulkan adalah sebesar 0.05 m3/det.
Jenis Bendungan dipilih type rock fill dengan tinggi 24,5 m dengan dasar
ketersediaan material yang ada pada lokasi, kondisi pondasi, topografi, tinggi
bendungan dan rencana jangka waktu pelaksanaan.
Total volume tampungan waduk sebesar 0,31 Mm3 dan volume efektif sebesar 0,18
Mm3. mampu melayani kebutuhan air baku untuk 40.983 jiwa dengan kapasitas 16
liter/detik.
4-157
Penyusunan Rencana Pengelolaan SDA
Wilayah Sungai Benanain Tahap II Laporan Akhir
d. Manfaat
e. Komponen Proyek
1. Bendungan Utama
2. Pengelak Banjir
3. Bangunan Pengambilan
4. Pelimpah
Bangunan investasi PDAM
4-158
Penyusunan Rencana Pengelolaan SDA
Wilayah Sungai Benanain Tahap II Laporan Akhir
1. Bangunan Pengambilan
2. Saluran Pembawa
3. Sarana Pengolahan air
4. Sambungan sambungan
5. Desain teknis
f. Biaya Proyek
Biaya konstruksi proyek pada tingkat USD 4,168 million atau Rp.37.512.000.000
dengan Kurs Rp. 9000,00. Kalau di kurs kan dengan kondisi saat ini Dollar
Rp. 11.772,00 maka menjadi Rp. 49.065.696.000,00
g. Evaluasi Proyek
waduk dalam rencana induk pengembangan DAS Benanain. Sehingga nilai EIRR
h. Rencana Pelaksanaan
pada tahun kelima, selama 6 tahun termasuk studi kelayakan, AMDAL, konservasi,
i. Instansi Pelaksana
Air, Nusa Tenggara Timur tetapi sekarang nama instansinya menjadi Balai Wilayah
Sungai Nusa Tenggara II (BWS NT II), Direktorat Jenderal Sumber Daya Air,
Waduk
37.512.000.000 34.164.000.000 0.06 10,5 Tidak Layak
Besiklaran
4-159
Penyusunan Rencana Pengelolaan SDA
Wilayah Sungai Benanain Tahap II Laporan Akhir
PRAKIRAAN KELAYAKAN
NO UPAYA TEKNIS EKONOMI
Uraian Hasil Uraian Hasil
1 Waduk a.Formasi Geologi Aman
NPV 34.164.000.000
Besiklaran b.Daya Dukung Tanah Aman
c.Topografi Memungkinkan
IRR 10,5
dibangun
d. Ketersediaan Bahan Tersedia
Bangunan BCR 0.06
e. Ketersediaan Air Tersedia
Kesimpulan Tidak Layak
a. Lokasi
Lokasi Waduk Serbaguna Temef terletak di Km. 154 jalan raya Kupang Atambua,
terletak disungai Benanain Desa Tublopo, 2 km menuju desa Neke didekat jembatan
b. Tujuan Proyek
tersebut, antara lain PLTA, irigasi dan penyediaan air baku, sehingga perlu dilakukan
analisa lebih lanjut untuk menentukan apakah akan dibangun sebagai waduk
lingkungan.
Proyek ini merupakan bagian dari rekomendasi penanganan DAS Benanain secara
serta kebutuhan utama masyarakat yang berada didalam DAS tersebut. Adanya
waduk ini, akan ditindak lanjuti dengan usulan program konservasi lahan dihulu
lingkungan.
4-160
Penyusunan Rencana Pengelolaan SDA
Wilayah Sungai Benanain Tahap II Laporan Akhir
Tujuan utama dari studi ini apabila layak baik secara lingkungan maupun ekonomi
adalah untuk meningkatkan luas tanam dan produktivitas DI. Ioli, Oepunu dan
Pembangunan daerah ini dimasa depan diarahkan untuk pemenuhan kebutuhan air
di gunung Mutis, yang juga menjadi sumber distribusi pelayanan dari PDAM
Panjang aliran sungai dari hulu sampai as bendungan adalah sekitar 47.2 km dan
luas DAS 476,1 km2. Tinggi curah hujan tahunan adalah sebesar 1,916 mm dan
Sebagian besar lahan pertanian yang teririgasi meliputi DI Loli, Oepunu dan Malaka
eksisting, dengan total luas terairi sebesar 1.953 Ha. Jenis Bendungan dipilih type
rock fill dengan tinggi 78 m dengan dasar ketersediaan material yang ada pada
lokasi, kondisi pondasi, topografi, tinggi bendungan dan rencana jangka waktu
pelaksanaan. Total volume tampungan waduk sebesar 161.47 Mm3 dan volume
Dengan mempertimbangkan nilai debit yang ada dan tinggi bendungan, Temef
sangat berpotensial untuk PLTA. Dengan head rata-rata 62 m dan kecepatan 8.8
m3/det dapat membangkitkan 7.0 MW dan menghasilkan energi per tahun sebesar
juga dapat mereduksi banjir hingga 41,68 Mm3, setara dengan melindungi lahan
lingkungan.
4-161
Penyusunan Rencana Pengelolaan SDA
Wilayah Sungai Benanain Tahap II Laporan Akhir
d. Manfaat
terpadu pengembangan Sumber Daya Air (SDA) dari kegiatan Study Pengembangan
dan Pengelolaan Sumber Daya Air WS Benanain di Pulau Timor Barat Provinsi Nusa
Tenggara Timur.
Untuk mendukung peningkatan produksi pertanian beririgasi, air baku untuk air
2. Keberadaan Bendungan Temef dapat mereduksi banjir hingga 41,68 Mm3, setara
3. Keberadaan Bendungan Temef juga dapat mereduksi banjir hingga 41,68 Mm3,
4. dapat mereduksi banjir hingga 8.81 Mm3 setara dengan melindungi lahan seluas
4.405, 80 Ha.
4-162
Penyusunan Rencana Pengelolaan SDA
Wilayah Sungai Benanain Tahap II Laporan Akhir
e. Komponen Proyek
1. Bendungan Utama
2. Pengelak Banjir
3. Bangunan Pengambilan
4. Pelimpah
5. Power Gen
f. Biaya Proyek
Biaya konstruksi proyek pada tingkat USD 52,85 million atau Rp.475.650.000.000,00
dengan Kurs Rp. 9.000,00. Kalau di kurs kan dengan kondisi saat ini Dollar
g. Evaluasi Proyek
maupun sebagai satu kesatuan system dengan beberapa waduk dalam rencana
banjir, pembangkit listrik, irigasi). Juga karena letaknya yang berada dalam satu DAS.
h. Rencana Pelaksanaan
Proyek Pelaksanaan Bendungan Temef, diusulkan pada periode jangka panjang pada
tahun kelima, selama 6 tahun termasuk studi kelayakan, AMDAL, konservasi, detail
i. Instansi Pelaksana
Air, Nusa Tenggara Timur tetapi sekarang nama instansinya menjadi Balai Wilayah
4-163
Penyusunan Rencana Pengelolaan SDA
Wilayah Sungai Benanain Tahap II Laporan Akhir
Sungai Nusa Tenggara II (BWS NT II), Direktorat Jenderal Sumber Daya Air,
Biaya
Rencana IRR
No Pembangunan NPV BCR Keterangan
Bangunan 12%
(Rupiah)
Waduk
475.650.000.000 169,668,000,000 1,70 20.0 Layak
Temef
k. Prakiraan Kelayakan Teknis dan Ekonomi
PRAKIRAAN KELAYAKAN
NO UPAYA TEKNIS EKONOMI
Uraian Hasil Uraian Hasil
a.Formasi Geologi Aman
NPV 169,668,000,000
b.Daya Dukung Tanah Aman
c.Topografi Memungkinkan
IRR 20.0
1 Waduk Temef dibangun
d. Ketersediaan Bahan Tersedia
Bangunan BCR 1,70
e. Ketersediaan Air Tersedia
Kesimpulan Layak
1. Umum
(b) mempunyai dampak merugikan terhadap lingkungan alam dan sosial seminimal
mungkin, dan,
Dalam kajian ini diuraikan mengenai studi rencana bendungan yang optimal
berdasarkan kondisi sosial-ekonomi, data dan analisis hidrologi, hasil investigasi
geoteknik dan survai topografi yang baru.
4-164
Penyusunan Rencana Pengelolaan SDA
Wilayah Sungai Benanain Tahap II Laporan Akhir
Berdasarkan hasil studi terdahulu yaitu Studi Tahap Awal Rencana Pembangunan
Bendungan Serba Guna Temef oleh PT. Mettana Enginering Consultant tahun 2002
dan Studi Pengembangan dan Pengelolaan Sumber Daya Air SWS Benanain di Pulau
Timor Barat, Propinsi Nusa Tenggara Timur oleh PT. Indra Karya (Persero) dan PT.
Virama Karya tahun 2003, ditentukan 2 alternatif lokasi as bendungan Temef seperti
pada gambar berikut.
As Alt. 1
AL
TE
RN
AT
IF
1
As Alt. 2
AL
TE
RN
AT
IF
2
Dalam studi saat ini (tahun 2014) lokasi kedua alternatif tersebut telah dilakukan
tinjauan lapangan dan evaluasi teknis melalui peta topografi. Kedua lokasi rencana as
bendungan hasil studi awal adalah merupakan lokasi yang paling memungkinkan
dilihat dari sisi jarak antara tebing kiri dan kanan sehingga akan menghasilkan biaya
konstruksi bendungan yang lebih murah.
Selanjutnya dalam studi saat ini dilakukan kajian untuk memilih kedua alternatif lokasi
as bendungan Temef sesuai hasil studi sebelumnya.
Kedua alternatif as bendungan Temef dibandingkan dan ditinjau dari segi keadaan
topografi, keadaan geologi, volume waduk yang dapat ditampung, dan kemudahan
pelaksanaannya.
Berdasarkan keadaan topografi akan dipilih bentuk tubuh bendungan yang tidak
distorsi (berbelok) antara bagian hulu dan bagian hilir, serta mempunyai panjang
puncak bendungan yang terpendek. Berdasarkan keadaan geologi akan dipilih galian
4-165
Penyusunan Rencana Pengelolaan SDA
Wilayah Sungai Benanain Tahap II Laporan Akhir
pondasi yang tidak dalam, dan berdasarkan volume waduk akan dipilih lokasi yang
akan menyediakan volume tampungan waduk yang terbesar. Sedangkan dari segi
pelaksanaan akan dipilih lokasi yang paling mudah pelaksanaannya, terutama
kemudahan dalam pengalihan aliran air yang masuk ke daerah pelaksanaan dan
pengeringannya (dewatering).
1. Alternatif 1
Lokasi rencana as bendungan direncanakan pada celah 2 bukit sempit yang
terletak +300 m dari jembatan sungai Temef di jalan negara ruas SoE -
Kefamenanu.
2. Alternatif 2
km pada elevasi dasar sungai +323,60 m, tebing kiri +443,90 m dan tebing kanan
Hasil kajian awal untuk kedua alternatif lokasi as bendungan Temef disajikan pada
tabel berikut.
Tabel 4. 85 Tabel Matrikulasi Hasil Kajian Alternatif Lokasi As Bendungan Temef
ALTERNATIF-1 ALTERNATIF-2
NO. URAIAN
SKOR SKOR
I. LOKASI AS BENDUNGAN Lokasi rencana as bendungan Lokasi rencana as
direncanakan +300 m dari bendungan
jembatan sungai Temef di direncanakan dihulu
jalan negara ruas Soe – alternatif-1 dengan jarak
Kefamenanu. +1 km.
4-166
Penyusunan Rencana Pengelolaan SDA
Wilayah Sungai Benanain Tahap II Laporan Akhir
ALTERNATIF-1 ALTERNATIF-2
NO. URAIAN
SKOR SKOR
5,0 m (BH-1) deposit 5,0 m (BH-4)
- Kekerasan batuan : - Kekerasan batuan :
moderately ~ low moderately ~ hard
hardness
- Kelas batuan : CL - Kelas batuan : CL ~
CM
- RQD < 20%, hancur - RQD > 50%,
karena dikontrol oleh umumnya masif
fractured/ crack
- Dijumpai core lose krn - Tidak terjadi core
anjlokan stang bor lose
(indikasi rongga)
- Permeabilitas tinggi - Permeabilitas
sedang
- Discontinuitas batuan - Discontinuitas
(hasil pemboran): crack batuan (hasil
dan rongga pemboran): tidak
ada (masif)
- Sandaran kiri : - Litologi Batugamping - Litologi
Batugamping
- Nampak dijumpai tetesan - Tidak dijumpai
air disepanjang tebing muka air tanah
sandaran kiri selama pemboran di
mengindikasikan potensi BH-3 maupun air
air tanah yang baik rembesan di tebing
- Dijumpai gejala - Tidak nampak gejala
karstifikasi (pelarutan oleh kartifikasi
air) dan indikasi
pembentukan
sinkhole/rongga (proses
pembentukan goa)
- Permeabilitas Tinggi ~ - Nilai Permeabilitas
Waterloss Sedang ~ Tinggi
- Disepanjang tebing - Joint/crack
dikontrol oleh joint / berkembang tidak
crack terlalu signifikan
(minor)
- Pembentukaan tebing - Tebing merupakan
dikontrol langsung oleh efek (kelurusan)
sesar/patahan (strike-slip oleh sesar/patahan
fault) (strike-slip fault)
- Sandaran kanan : - Litologi Batugamping - Litologi
Batugamping
- Ketebalan lapisan - Ketebalan lapisan
overbourden/pelapukan overbourden/pelap
dari Pemboran BH-2 ukan (tidak
setebal 8.0 m diketahui) namun
diperkirakan > 2.0
m
- Muka air tanah dijumpai - Tidak diketahui
kedalaman 36.0 meter namun diperkirakan
berdasarkan pemboran dalam (pada litologi
BH-2, berpotensi untuk batupasir)
4-167
Penyusunan Rencana Pengelolaan SDA
Wilayah Sungai Benanain Tahap II Laporan Akhir
ALTERNATIF-1 ALTERNATIF-2
NO. URAIAN
SKOR SKOR
proses karstifikasi
(pembentukan goa)
- Kondisi tebing disekitar as - Joint/crack
bendungan tidak nampak berkembang tidak
joint/crack karena terlalu signifikan
tertutup oleh (minor)
overbourden namun
dibagian upstream
nampak gejala tersebut
- Permeabilitas Tinggi - Nilai Permeabilitas
Sedang ~ Tinggi
- Nampak pembelokan - Morfologi sungai
morfologi sungai (arah sesuai arah
aliran air) dari arah umumnya (normal)
umumnya,
mengindikasikan adanya
fault/patahan
- Pembentukaan tebing - Pembentukan
dikontrol oleh struktur tebing umumnya
sesar/patahan (strike-slip dikontrol oleh
fault) proses
geomorfologi
(stadia erosi) bukan
struktur
- Kesimpulan :
Dari tinjauan geologi alternatif-2 lebih baik dibandingkan dengan alternatif-1, treatment/perbaikan
pondasi geologi untuk alternatif-2 masih memungkinkan dan terprogram dalam desain perbaikan nilai
permeabilitas sedangkan untuk alternatif-1 agak sulit dilakukan perbaikan karena potensi weak zone,
rongga, crack/joint oleh kontrol struktrur fault/patahan dan gejala karstifikasi kondisinya agak rumit.
III. ASPEK LINGKUNGAN
- Pembebasan Tanah ± 641,85 Ha ± 597,74 Ha
- Penduduk yang Tidak ada relokasi penduduk 1 Tidak ada relokasi 1
dipindahkan penduduk
IV ASPEK TEKNIS
4.1 Data Teknis Awal :
- Daerah Tangkapan Air 553,62 km2 554,22 km2
- Waduk
El. muka air banjir (PMF) EI. 384,15 EI. 388,50
El. muka air normal EI. 375,29 EI. 379,00
(MAN)
El. muka air rendah EI. 369,35 EI. 372,67
(MAR)
Luas genangan 375,33 Ha 429,24 Ha
6 6
Volume tampungan 77,05 x 10 m3 77,05 x 10 m3
total
6 6
Volume tampungan 52,40 x 10 m3 52,40 x 10 m3
mati
6 6
Volume tampungan 24,65 x 10 m3 24,65 x 10 m3
efektif
- Bendungan
Tipe Urugan random tanah Urugan random tanah
dengan inti tegak dengan inti tegak
Elevasi puncak EI. 385,00 EI. 389,00
4-168
Penyusunan Rencana Pengelolaan SDA
Wilayah Sungai Benanain Tahap II Laporan Akhir
ALTERNATIF-1 ALTERNATIF-2
NO. URAIAN
SKOR SKOR
Panjang bendungan 311,19 m 315,00 m
Tinggi bendungan dari 72,00 m 66,00 m
dasar pondasi
Kemiringan hulu 1 : 3,0 1 : 3,0
Kemiringan hilir 1 : 2,5 1 : 2,5
Volume timbunan 2,30 x 10⁶ m3 2,66 x 10⁶ m3
- Bangunan Pelimpah,
Type Pelimpah Ogee dengan Pelimpah Ogee dengan
terowong terowong
Lebar ambang 80,00 m 80,00 m
- Bangunan Pengelak
Type Terowong (horse shoe) Terowong (horse shoe)
Diameter 6,00 m 6,00 m
Panjang 520,00 m 547,00 m
- Bangunan Outlet
Dimensi 17,50 x 12,00 m 17,50 x 12,00 m
Elevasi dasar 314,00 m 314,00 m
Diameter pipa irigasi 1,20 m 1,20 m
Debit maks. irigasi 2,27 m3/det 2,27 m3/det
Debit rerata irigasi 0,90 m3/det 0,90 m3/det
Tipe katup outlet Butterfly valve dia. 1,20 m Butterfly valve dia. 1,20
m
4.2 Biaya dan Manfaat
Proyek
- Manfaat proyek
Suplai irigasi 5.249 Ha 5.249 Ha
Air baku 0,106 m3/det 0,106 m3/det
PLTMH :
Install Capacity 2,00 MW 2,20 MW
Total Energy 12,19 GWh 13,16 GWh
Total manfaat
- Biaya konstruksi
4.3 Analisa Ekonomi
- BCR 1,919 2 1,721 1
TOTAL SKOR 4 7
Keterangan SKOR :
konstruksi yang lebih kecil sehingga memiliki nilai BCR yang lebih besar dibanding
- Galian pondasi pada alternatif 2 lebih dangkal (2,0 m) dibanding alternatif 1 (5,0 m)
4-169
Penyusunan Rencana Pengelolaan SDA
Wilayah Sungai Benanain Tahap II Laporan Akhir
- Kondisi geologi alternatif 2 lebih baik dari alternatif 1. Pondasi alternatif 1 agak sulit
dilakukan perbaikan karena potensi weak zone, rongga, crack/joint oleh kontrol
diperlukan.
a. Lokasi
Lokasi Bendungan Noil Fatu terletak di kota Niki Niki Kecamatan Amanuban Tengah
Kabupaten Timor Tengah Selatan, Provinsi Nusa Tenggara Timur. Site Bendungan
terletak disungai Noil Fatu, anak sungai Benanain. As Bendungan dapat dicapai
melalui jalan raya Kupang-Atambua km 139, menuju Desa Nunfui arah sungai Noil
Fatu.
b. Tujuan Proyek
mengancam pendangkalan alur sungai dan menutup daerah muara, sehingga lebih
Lokasi Bendungan Noil Fatu terletak disebelah selatan sungai Benanain yang juga
bagian hulu secara holistic. Sesuai konteks konservasi dalam pengelolaan sumber
daya air DAS Benanain, waduk merupakan salah satu struktur fisik untuk konservasi
lahan.
As bendungan Noil Fatu diidentifikasi pada anak sungai Benanain yaitu Sungai Noil
4-170
Penyusunan Rencana Pengelolaan SDA
Wilayah Sungai Benanain Tahap II Laporan Akhir
dapat berfungsi secara normal dan efektif baik sebagai pengendali banjir maupun
Tinggi curah hujan tahunan adalah sebesar 1.001 mm dan limpasan permukaan
rerata yang ditimbulkan adalah sebesar 0,08 m3/det. Panjang aliran sungai dari hulu
sampai as bendungan adalah sekitar 7,7 km dan luas DAS 25,1 km2.
Dengan adanya pembangunan pengendali sedimen ini, maka besar volume sedimen
yang tereduksi adalah sebesar 0,15 Mm3 dengan tinggi dam 9.8 m dan total volume
d. Manfaat
Rencana pembangunan Noil Fatu Sabo Dam merupakan usulan dari proyek
terpadu pengembangan Sumber Daya Air (SDA) dari kegiatan Study Pengembangan
dan Pengelolaan Sumber Daya Air WS Benanain di Pulau Timor Barat Provinsi Nusa
Tenggara Timur.
4-171
Penyusunan Rencana Pengelolaan SDA
Wilayah Sungai Benanain Tahap II Laporan Akhir
1. Bendungan Utama
2. Sayap dam
3. Bangunan Pengambilan
4. Pelimpah
f. Biaya Proyek
g. Rencana Pelaksanaan
Proyek Pelaksanaan Noil Fatu Sabo Dam, diusulkan pada periode jangka panjang
pada tahun kelima, selama 3 tahun termasuk studi kelayakan, amdal, konservasi,
detail desain, PQ dan tender serta konstruksi.
h. Instansi Pelaksana
Tabel 4. 88 Prakiraan Kelayakan Teknis dan Ekonomi Noil Fatu Sabo Dam
PRAKIRAAN KELAYAKAN
NO UPAYA TEKNIS EKONOMI
Uraian Hasil Uraian Hasil
1 Noil Fatu a.Formasi Geologi Aman NPV 6.885.000.000
4-172
Penyusunan Rencana Pengelolaan SDA
Wilayah Sungai Benanain Tahap II Laporan Akhir
PRAKIRAAN KELAYAKAN
NO UPAYA TEKNIS EKONOMI
Uraian Hasil Uraian Hasil
Sabo Dam b.Daya Dukung Tanah Aman
c.Topografi Memungkinkan
IRR 13,7
dibangun
d. Ketersediaan Bahan Tersedia
Bangunan BCR 1,45
e. Ketersediaan Air Tersedia
Kesimpulan Layak
a. Lokasi
b. Tujuan Proyek
Lokasi Bendungan Nipole terletak disebelah selatan sungai Benanain yang juga
merupakan pemasok sedimen terbesar di Sungai Benanain. Dengan adanya
bendungan ini diharapkan dapat berfungsi untuk menjaga kondisi hidro-orologis
bagian hulu secara holistic. Sesuai konteks konservasi dalam pengelolaan sumber
daya air DAS Benanain, waduk merupakan salah satu struktur fisik untuk konservasi
lahan.
As bendungan Nipole diidentifikasi pada anak sungai Benanain yaitu Sungai Noil
Bunu. Secara administratif as dam terletak di kecamatan Amanuban Selatan,
Kabupaten TTS. Waduk direncanakan sebagai pengendali sedimen, sehingga sungai
dapat berfungsi secara normal dan efektif baik sebagai pengendali banjir maupun
untuk rencana pengembangan sungai.
4-173
Penyusunan Rencana Pengelolaan SDA
Wilayah Sungai Benanain Tahap II Laporan Akhir
Tinggi curah hujan tahunan adalah sebesar 975 mm dan limpasan permukaan
3
rerata yang ditimbulkan adalah sebesar 0,11 m /det. Panjang aliran sungai dari hulu
sampai as bendungan adalah sekitar 7,28 km dan luas DAS 38.8 km2.
Dengan adanya pembanguan pengendali sedimen ini, maka besar volume sedimen
yang tereduksi adalah sebesar 0,31 Mm3 dengan tinggi dam 9.8 m dan total volume
tampungan waduk 0,23 Mm3. Usia proyek sampai dengan 5 tahun.
d. Manfaat
Rencana pembangunan Nipole Sabo Dam merupakan usulan dari proyek terpadu
pengembangan Sumber Daya Air (SDA) dari kegiatan Study Pengembangan dan
Pengelolaan Sumber Daya Air WS Benanain di Pulau Timor Barat Provinsi Nusa
Tenggara Timur.
• maka besar volume sedimen yang tereduksi adalah sebesar 0,31 Mm3
e. Komponen Proyek
1. Bendungan Utama
4-174
Penyusunan Rencana Pengelolaan SDA
Wilayah Sungai Benanain Tahap II Laporan Akhir
2. Sayap dam
3. Bangunan Pengambilan
4. Pelimpah
f. Biaya Proyek
Biaya konstruksi proyek pada tingkat USD 4,38 million atau Rp.39.420.000.000,00
dengan Kurs Rp. 9.000,00. Kalau di kurs kan dengan kondisi saat ini Dollar
Rp. 11.772,00 maka menjadi Rp. 51.561.360.000,00
g. Rencana Pelaksanaan
h. Instansi Pelaksana
1 Nipole 7.317.000.000
39.420.000.000 1.45 17 Layak
Sabo Dam
PRAKIRAAN KELAYAKAN
NO UPAYA TEKNIS EKONOMI
Uraian Hasil Uraian Hasil
a.Formasi Geologi Aman
NPV 7.317.000.000
b.Daya Dukung Tanah Aman
1 Nipole Sabo Dam
c.Topografi Memungkinkan
IRR 17
dibangun
4-175
Penyusunan Rencana Pengelolaan SDA
Wilayah Sungai Benanain Tahap II Laporan Akhir
PRAKIRAAN KELAYAKAN
NO UPAYA TEKNIS EKONOMI
Uraian Hasil Uraian Hasil
d. Ketersediaan Bahan Tersedia
Bangunan BCR 1.45
e. Ketersediaan Air Tersedia
Kesimpulan Layak
a. Lokasi
Lokasi Bendungan Ubaki terletak di Dusun Nularan, Desa Nian, Kecamatan Malaka
Barat, Kabupaten Malaka (sekarang), Provinsi Nusa Tenggara Timur. Site Bendungan
terletak di sungai Nono Okan, anak sungai Benanain. As Bendungan dapat dicapai
melalui jalan raya Kupang-Atambua km 139, Biuduk Foho-jalan desa menuju Dusun
Nularan, jalan kaki 30 menit atau lewat desa Haekto menyeberang Sungai Benanain
b. Tujuan Proyek
mengancam pendangkalan alur sungai dan menutup daerah muara, sehingga lebih
Lokasi Bendungan Ubaki (Nono Okan) terletak disebelah selatan sungai Benanain
adanya bendungan ini diharapkan dapat berfungsi untuk menjaga kondisi hidro-
orologis bagian hulu secara holistic. Sesuai konteks konservasi dalam pengelolaan
sumber daya air DAS Benanain, waduk merupakan salah satu struktur fisik untuk
konservasi lahan.
As bendungan Ubaki diidentifikasi pada anak sungai Benanain yaitu Nono Okan.
Secara administratif as dam terletak di kecamatan Amanuban Selatan, Kabupaten
Timor Tengah Selatan. Waduk direncanakan sebagai pengendali sedimen, yang
berfungsi mencegah bencana banjir akibat aliran sedimen, sehingga dapat berfungsi
4-176
Penyusunan Rencana Pengelolaan SDA
Wilayah Sungai Benanain Tahap II Laporan Akhir
secara normal dan efektif baik sebagai pengendalian banjir maupun untuk rencana
pengembangan sungai.
Luas DAS 81,3 km2 dan panjang aliran sungai dari hulu sampai as bendungan adalah
sekitar 16.5 km. Tinggi curah hujan tahunan adalah sebesar 927 mm dan limpasan
permukaan rerata yang ditimbulkan adalah sebesar 0,20 m3/det.
Dengan adanya pembangunan pengendali sedimen ini, maka besar volume sedimen
yang tereduksi adalah sebesar 0,38 Mm3 dengan tinggi dam 8 m dan total volume
tampungan waduk 0,41 Mm3. Usia proyek sampai dengan 5 tahun. Untuk air minum
ternak disupplai sebesar 4 liter/detik setara dengan kebutuhan 22.864 ekor ternak.
d. Manfaat
Rencana pembangunan Ubaki Sabo Dam merupakan usulan dari proyek terpadu
pengembangan Sumber Daya Air (SDA) dari kegiatan Study Pengembangan dan
Pengelolaan Sumber Daya Air WS Benanain di Pulau Timor Barat Provinsi Nusa
Tenggara Timur.
• maka besar volume sedimen yang tereduksi adalah sebesar 0,38 Mm3
e. Komponen Proyek
4-177
Penyusunan Rencana Pengelolaan SDA
Wilayah Sungai Benanain Tahap II Laporan Akhir
1. Bendungan Utama
2. Sayap dam
3. Bangunan Pengambilan
4. Pelimpah
f. Biaya Proyek
Biaya konstruksi proyek pada tingkat USD 3,22 million atau Rp.28.980.000.000,00
dengan Kurs Rp. 9.000,00. Kalau di kurs kan dengan kondisi saat ini Dollar
g. Rencana Pelaksanaan
jangka menengah pada tahun keempat, selama 3 tahun termasuk studi kelayakan,
h. Instansi Pelaksana
Air, Nusa Tenggara Timur tetapi sekarang nama instansinya menjadi Balai Wilayah
Sungai Nusa Tenggara II (BWS NT II), Direktorat Jenderal Sumber Daya Air,
1 Ubaki Sabo
28.980.000.000 5.373.000.000 1,13 17 Layak
Dam
4-178
Penyusunan Rencana Pengelolaan SDA
Wilayah Sungai Benanain Tahap II Laporan Akhir
PRAKIRAAN KELAYAKAN
NO UPAYA TEKNIS EKONOMI
Uraian Hasil Uraian Hasil
a.Formasi Geologi Aman
NPV 5.373.000.000
b.Daya Dukung Tanah Aman
c.Topografi Memungkinkan
Ubaki Sabo IRR 17
1 dibangun
Dam
d. Ketersediaan Bahan Tersedia
Bangunan BCR 1,13
e. Ketersediaan Air Tersedia
Kesimpulan Layak
a. Lokasi
Lokasi Bendungan Noelnasi terletak di Desa Nian, Dusun Kiub, Kecamatan Miomafo
Timur, Kabupaten Timor Tengah Utara, Provinsi Nusa Tenggara Timur. Site
Bendungan terletak di sungai Tasalok, anak sungai Benanain. As Bendungan dapat
dicapai melalui jalan Kabupaten Kefamenanu-Ambeno km 10, jalan setapak 5 km
(100 m utara jembatan jalan Eban- Kefamenanu km 200,75).
b. Tujuan Proyek
Lokasi Bendungan Noelnasi terletak disebelah selatan sungai Benanain yang juga
merupakan pemasok sedimen terbesar di Sungai Benanain. Dengan adanya
bendungan ini diharapkan dapat berfungsi untuk menjaga kondisi hidro-orologis
bagian hulu secara holistic. Sesuai konteks konservasi dalam pengelolaan sumber
daya air DAS Benanain, waduk merupakan salah satu struktur fisik untuk konservasi
lahan.
4-179
Penyusunan Rencana Pengelolaan SDA
Wilayah Sungai Benanain Tahap II Laporan Akhir
pengendali sedimen, sehingga sungai dapat berfungsi secara normal dan efektif baik
curah hujan tahunan adalah sebesar 1.097 mm dan limpasan permukaan rerata
yang ditimbulkan adalah sebesar 0,11 m3/det. Panjang aliran sungai dari hulu
sampai as bendungan adalah sekitar 7,6 km dan luas DAS 21,8 km 2. Dengan adanya
pembanguan pengendali sedimen ini, maka besar volume sedimen yang tereduksi
adalah sebesar 0,079 Mm3 dengan tinggi dam 8 m dan total volume tampungan
terpadu pengembangan Sumber Daya Air (SDA) dari kegiatan Study Pengembangan
dan Pengelolaan Sumber Daya Air WS Benanain di Pulau Timor Barat Provinsi Nusa
Tenggara Timur
4-180
Penyusunan Rencana Pengelolaan SDA
Wilayah Sungai Benanain Tahap II Laporan Akhir
1. Bendungan Utama
2. Sayap dam
3. Bangunan Pengambilan
4. Pelimpah
f. Biaya Proyek
Biaya konstruksi proyek pada tingkat USD 2,6 million atau Rp.23.400.000.000,00
dengan Kurs Rp. 9.000,00. Kalau di kurs kan dengan kondisi saat ini Dollar Rp.
g. Rencana Pelaksanaan
periode jangka menengah pada tahun keempat, selama 3 tahun termasuk studi
h. Instansi Pelaksana
Sungai Nusa Tenggara II (BWS NT II), Direktorat Jenderal Sumber Daya Air,
1 Noelnasi
23.400.000.000 4.342.500.000 1,13 17 Layak
Sabo Dam
4-181
Penyusunan Rencana Pengelolaan SDA
Wilayah Sungai Benanain Tahap II Laporan Akhir
PRAKIRAAN KELAYAKAN
NO UPAYA TEKNIS EKONOMI
Uraian Hasil Uraian Hasil
a.Formasi Geologi Aman
NPV 4.342.500.000
b.Daya Dukung Tanah Aman
Noelnasi c.Topografi Memungkinkan
IRR 17
1 Sabo dibangun
Dam d. Ketersediaan Bahan
Tersedia
Bangunan BCR 1,13
e. Ketersediaan Air Tersedia
Kesimpulan Layak
Untuk lebih jelasnya, letak dan posisi rencana waduk-waduk tersebut di atas terdapat dalam
Gambar 4.14.
4-182
Penyusunan Rencana Pengelolaan SDA
Wilayah Sungai Benanain Tahap II Laporan Akhir
4-183
Penyusunan Rencana Pengelolaan SDA
Wilayah Sungai Benanain Tahap II Laporan Akhir
a. Latar Belakang
Provinsi Nusa Tenggara Timur termasuk daerah kering yang sangat dipengaruhi
oleh letak geografisnya. Daerah ini termasuk daerah arid dengan tinggi curah hujan
tahunan rerata sekitar 1.200 – 1.400 mm. Periode musim hujan sekitar 100 hari per
tahun, dan terjadinya hujan pada bulan yang tidak tetap, yaitu antara bulan
November sampai bulan Maret. Hal tersebut sangat berpengaruh pada jadwal
musim tanam dan kebutuhan air minum manusia dan ternak.Untuk mengatasi hal
tersebut, agar didapatkan suatu perencanaan yang matang dan bermanfaat secara
optimal.
dengan Negara Timor Leste. Kabupaten ini merupakan daerah yang sangat
“Rotiklod” terletak di desa Fatuketi, Kecamatan Kakuluk Mesak Kabupaten Belu guna
menjawab segala tantangan dan kendala yang ada. Berdasarkan aspek geofisik,
contoh di Kabupaten ini telah dibangun Embung Irigasi Haliwen dan Haekrit yang
sungai relatif cukup besar, yaitu + 36.2 km2. Rencana lokasinya berada pada suatu
bentuk cekungan atau lembah yang lebar sehingga tampungannya cukup memadai
Berdasarkan hasil Studi Optimasi Pengembangan Sumber Daya Air Provinsi NTT
(1997/1998), diketahui bahwa curah hujan potensial yang berupa limpasan air
4-184
Penyusunan Rencana Pengelolaan SDA
Wilayah Sungai Benanain Tahap II Laporan Akhir
permukaan (surfase water run-off) sebesar ± 16,67 milyar m3 dengan curah hujan
pertahun rata-rata sebesar 1.200 mm. Pemanfaatan sumberdaya air tersebut secara
umum sebanyak ± 14,30 %. Dengan demikian maka masih terdapat defisit air untuk
keperluan irigasi, air baku dan lainnya di wilayah sungai (WS), khususnya di
Maka pada tahun 2012, Balai Wilayah Sungai Nusa Tenggara II melaksanakan
pemberi kerja PPK Perencanaan dan Program Satuan Kerja Balai Wilayah Sungai
Nusa Tenggara Iidengan PT. Ika Adya Perkasa sesuai kontrak nomor :
b. Data Teknis
air irigasi, kebutuhan air baku, kebutuhan air untuk pemeliharaan sungai. Dari
4-185
Penyusunan Rencana Pengelolaan SDA
Wilayah Sungai Benanain Tahap II Laporan Akhir
Sumber : - Detail Desain Bendungan 1 Bh Di Kabupaten Belu PT. Ika Adya Perkasa 2012
c. Lokasi Pekerjaan
Gambar 4. 15 Lokasi Desa Fatuketi Kecamatan Kakuluk Mesak Kabupaten Belu dan Gambar
Lokasi Pekerjaan
Sumber : - Detail Desain Bendungan 1 Bh Di Kabupaten Belu, PT. Ika Adya Perkasa 2012
4-186
Penyusunan Rencana Pengelolaan SDA
Wilayah Sungai Benanain Tahap II Laporan Akhir
a. Latar Belakang
Sungai Benanain memiliki panjang sungai 128 km dengan luas daerah aliran sungai
Tenggara Timur. Sungai Benanain ini juga mempunyai karakteristik puncak banjir
relatif tinggi dengan waktu yang relatif pendek. Sungai Benanain berhulu di
pegunungan Kabupaten Timor Tengah Utara dan Kabupaten Timor Tengah Selatan,
dan bermuara di laut Timor. Pada daerah bagian hilir sungai terdapat dataran
Besikama di Kabupaten Malaka yang merupakan salah satu kawasan prioritas wilayah
Pertanian lengkap.
Secara umum kondisi sungai Benanain dapat digambarkan sebagai berikut. Kondisi
hulu Sungai Benanain sangat kritis mengakibatkan runoff bertambah besar kebagian
hilir, hanya sebagian kecil saja menjadi aliran air tanah. Besarnya runoff
mengakibatkan debit dan kecepatan air yang besar langsung mengalir menuju hilir
sungai. Sepanjang alur sungai Benanain tanahnya memiliki stabilitas yang rendah yang
longsor, apalagi setiap terjadi banjir maka tebing sungai Benanain banyak yang
mengalami kerusakan tebing bahkan sampai terjadinya jebol tanggul tanggul yang
sudah dibuat. Hal ini berdampak kelebihan air pada musim hujan menjadi limpasan.
Limpasan ini kemudian menjadi bencana banjir karena sudah keluar alur sungai dan
mengalir ke daerah daerah pemukiman dan lahan lahan pertanian. Kejadian ini hampir
setiap tahun terjadi bahkan dalam setahun dapat terjadi beberapa kali. Setiap tahun
dengan ketinggian ± 1-1,2 m. Banjir yang pernah terjadi (periode ulang < 5 tahun)
tercatat pada bulan Januari 1999, menggenangi areal seluas ± 2.369 ha meliputi
4-187
Penyusunan Rencana Pengelolaan SDA
Wilayah Sungai Benanain Tahap II Laporan Akhir
b. Persepsi Masyarakat :
hal tersebut disebabkan oleh perbedaan cara pandang yaitu cara pandang dari
aparat desa lebih melihat pada kebutuhan masyarakat secara umum sementara cara
cara pandang ini kadang membuat perbedaan keinginan antara aparat desa dengan
warga.
4-188
Penyusunan Rencana Pengelolaan SDA
Wilayah Sungai Benanain Tahap II Laporan Akhir
c. Lokasi
Lokasi kegiatan terletak sungai Benanain yang termasuk Wilayah Sungai Benanain di
Kabupaten Malaka Provinsi Nusa Tenggara Timur, kurang lebih berjarak 200 Km
dari Kota Kupang. Lokasi Pekerjaan Review Desain Pengendali Banjir Sungai
Benanain di Kabupaten Malaka.
No Uraian Keterangan
1 Nama DAS DAS Benanain
2 Jenis WS Strategis Nasional
3 Lokasi Kabupaten Malaka (dahulu Belu)
4-189
Penyusunan Rencana Pengelolaan SDA
Wilayah Sungai Benanain Tahap II Laporan Akhir
No Uraian Keterangan
4 Letak Geografis 0901913211-0902212011 LS dan
1240414411 -12201212011 BT
5 Panjang DAS 128 km
2
6 Luas DAS 3.296,39 km
7 Kapasitas Tampungan sungai 3
500 m /detik
3
8 Debit Banjir Rencana Q2 tahun sebesar 1603 m /detik, Q5 tahun sebesar 2092
3
Nakayasu m3/detik, Q10 tahun sebesar 2401 m /detik
3
Q20 tahun sebesar 2693 m /detik, Q50 tahun sebesar 3065,82
3 3
m /detik, Q100 tahun sebesar 3342 m /detik.
9 Jumlah embung pada DAS
93 embung
Benanain
10 Kapasitas Tampungan 3
516,50 juta m
embung
11 Bangunan Sungai Bendung Benanain, Perkuatan Tebing, Jembatan Benanain
Sumber : - Lanjutan Review Desain Pengendali Banjir Sungai Benanain di Kabupaten Belu, PT Patria Jasa Nusaprakarsa 2011
jumlah embung sampai 93 embung. Dengan perincian 2 embung untuk irigasi dan
91 embung kecil. Fungsi dari embung tersebut harus dioptimalkan agar mengurangi
debit air yang mengalir disungai Benanain pada saat musim hujan.
4-190
Penyusunan Rencana Pengelolaan SDA
Wilayah Sungai Benanain Tahap II Laporan Akhir
1. Latar Belakang
Provinsi Nusa Tenggara Timur (NTT) memiliki curah hujan yang sangat rendah untuk
kebutuhan air baku dan untuk kegiatan usaha tani. Menurut klasifikasi Oldeman, tipe
iklim di NTT adalah D3 - E4 yang berarti agak kering sampai kering. Disamping iklim
kering, tipe lahan usaha taninya adalah lahan kering semi ringkai. Lahan kering yang
sangat luas merupakan faktor pembatas alamiah bagi manusia di NTT dalam upaya
pengembangan agribisnis.
Sejalan dengan itu pertambahan penduduk merupakan hal yang tidak dapat dihindari,
kebutuhan air tidak hanya untuk keperluan irigasi dalam rangka memenuhi
peningkatan produksi pangan beras dan palawija, tetapi juga agar dapat menyediakan
bagi kebutuhan di sektor lainnya seperti kebutuhan air untuk industri, kebutuhan air
4-191
Penyusunan Rencana Pengelolaan SDA
Wilayah Sungai Benanain Tahap II Laporan Akhir
Waduk adalah cara paling effisen untuk menabung air buat hari depan, baik untuk
prasarana dalam mendukung untuk kecukupan pangan, energi dan air, pemanfaatan
air untuk tiga hal tersebut merupakan faktor penentu peningkatan pembangunan
nasional. Untuk memenuhi suplai kebutuhan air baku dan irigasi. Rencana
Kabupaten Malaka, adalah merupakan salah satu cara untuk menjawab persoalan
2. Pencapaian Lokasi
Malaka Timur, Kabupaten Malaka. Lokasi berada pada koordinat X : 710317 mT dan
Wemeda dapat ditempuh melalui rute perjalanan yang dapat ditempuh dari Kota
Atambua kearah Kupang melalui jalan beraspal hotmik (jalan propinsi), sekitar KM 23
sampai simpang Halilulik belok kekiri melalui jalan beraspal (jalan kabupaten) ke arah
Kota Betun (Ibukota Kabupaten Melaka), sekitar KM 10 ditemui jembatan rusak dalam
KM melalui jalan perkerasan batu sampai di Desa Wemeda. Lokasi rencana waduk
Gambar 4. 18 Peta Lokasi Kesampaian Rencana lokasi Waduk Wemeda, Wilayah Sungai
Benanain, Nusa Tenggara Timur
4-192
Penyusunan Rencana Pengelolaan SDA
Wilayah Sungai Benanain Tahap II Laporan Akhir
Gambar 4. 19 Lokasi Desa Wemeda serta Jalan menuju ke Rencana lokasi Waduk Wemeda,
WS Benanain
Rencana lokasi Waduk Wemeda terletak didesa Wemeda Kecamatan Malaka Timur,
Kabupaten Malaka Provinsi NTT. Secara administrasi Desa Wemeda adalah desa
berstatus Swakarya. Desa Wemeda mayoritas penduduknya suku Timor, agama yang
dianut mayoritas Kristen Katolik. Rumah penduduk mayoritas masih berupa rumah
adat Timor. Mata pencaharian penduduk adalah bertani/berladang, beternak sapi atau
babi.
Berikut ini disajikan tabel Kondisi Umum Desa Wemeda Kecamatan Malaka Timur
Kabupaten Malaka.
4-193
Penyusunan Rencana Pengelolaan SDA
Wilayah Sungai Benanain Tahap II Laporan Akhir
Tabel 4. 101 Kondisi Umum Desa Wemeda Kecamatan Malaka Timur Kabupaten Malaka
No Kondisi Uraian
1 Nama Desa Wemeda
Nama Ibukota Desa Seon
Nama Kecamatan Malaka Timur
Nama Ibukota Kecamatan Boas
2 Type Desa Perladangan
Tingkat perkembangan desa Swakarya
Jumlah Dusun 8 dusun
Jumlah RW 13 RW
Jumlah RT 13 RT
3 Luas Desa 13,62 km2
Persentase dari luas Kecamatan 16,35 % dari Luas Kecamatan
4. Jarak ke Kecamatan 3 km
Jarak ke Kabupaten 43 km
5 Batas Administrasi Desa:
Sebelah Utara Desa Raiulun
Sebelah Selatan Desa Dirma
Sebelah Barat Desa Babulu Kec. Kobalima
Sebelah Timur Desa Nauke Kusa Kab. TTU
terletak pada koordinat X = 710317 mS dan
6 Kondisi Geografis
Y= 8957084 mT.
7 Keadaan Topografi Lokasidesa berada di ketinggian > 500 m dpl.
8 Keadaan hidrologi Sungai Wemeda
banyaknya hari hujan 64 dan curah hujan 8196
9 Kondisi Iklim
mm.
Sumber : Kecamatan Malaka Timur Dalam angka 2013
Sebagai desa Swakarya desa Wemeda terus melakukan pembangunan. Desa Wemeda
mempunyai Sarana dan Prasarana baik Fisik maupun non Fisik. Sarana dan Prasarana
itu yaitu:
Tabel 4. 102 Sarana Fisik dan non Fisik yang terdapat di desa Wemeda
No Uraian Keterangan
1. Sarana Kesehatan Puskesmas 1, Puskesmas Pembantu 1 , Klinik 1
2 Tenaga Kesehatan Dokter PNS/Dokter PTT = 1 orang, Bidan = 6 orang,
Paramedis = 6 orang, Dukun Bayi = 5 orang
3. Sarana Agama Gereja Katholik = 1
Sumber : Kecamatan Malaka Timur Dalam Angka 2013
4-194
Penyusunan Rencana Pengelolaan SDA
Wilayah Sungai Benanain Tahap II Laporan Akhir
Penduduk Desa Wemeda tidak seluruhnya dapat menikmati penerangan listrik. Hal ini
dapat dilihat pada Tabel 4.103 berikut ini.
Keadaan desa Wemeda masih banyak kekurangan disebabkan keadaan desanya yang
terisolir. Desa yang terisolir oleh sungai Wemeda ada 3 (tiga) yaitu, Desa Babulun
(beda Kecamatan), Desa Rai Ulun dan Desa Dirma.
6. Kondisi Kependudukan
a. Jumlah Penduduk
4-195
Penyusunan Rencana Pengelolaan SDA
Wilayah Sungai Benanain Tahap II Laporan Akhir
tentu akan menjadi sumber kemiskinan dan keterbelakangan yang tidak lain juga
menjadi musuh utama dari misi pembangunan bangsa.
Piramida atau Struktur usia penduduk disuatu daerah adalah jumlah penduduk
berdasarkan rentang usia yang sudah ditentukan. Hal ini sangat penting diketahui
oleh penentu kebijakan pembangunan agar dapat dengan tepat merumuskan
kebijakan.
Tabel 4. 106 Jumlah Desa Wemeda Penduduk Menurut Usia Tahun 2012
4-196
Penyusunan Rencana Pengelolaan SDA
Wilayah Sungai Benanain Tahap II Laporan Akhir
Berdasarkan tabel dan gambar diatas maka penduduk Desa Wemeda didominasi oleh
usia 05-09 tahun disusul usia 10-14 tahun dan kemudian usia balita yaitu 00-04 tahun.
Agama Katholik adalah agama yang dianut oleh mayoritas penduduk Desa Wemeda.
Hal ini dapat dilihat dari Tabel berikut ini.
4-197
Penyusunan Rencana Pengelolaan SDA
Wilayah Sungai Benanain Tahap II Laporan Akhir
7. Kondisi pertanian
1. Tanaman keras adalah : pohon jati, mahoni, bambu, kemiri, kelapa dan lontar
Tanaman liar (semak belukar) adalah: pakis, lengkuas hutan.
Tetapi tidak ada data statistik yang menggambarkan kondisi pertanian yang
sebenarnya didesa Wemeda.
Komoditas Padi dan Jagung di Kecamatan Malaka Timur dapat dilihat pada Tabel
berikut.
Tabel 4. 108 Luas Panen, Rata Rata Produksi dan Produksi Padi Sawah dan Jagung di
4-198
Penyusunan Rencana Pengelolaan SDA
Wilayah Sungai Benanain Tahap II Laporan Akhir
Gambar 4. 21 Perkembangan Luas Panen Tanaman Padi dan Palawija di Kec. Malaka Timur
Perkembangan Luas Panen Komoditas Padi dan Palawija di Kecamatan Malaka timur
dari tahun ke tahun mengalami tren penurunan. Hal ini perlu penanganan intensif dari
pihak terkait. Seperti teknik budidaya yang harus di latih dan pembangunan sarana
sumber daya air seperti Waduk.
Tabel 4. 109 Kondisi Tanaman Perkebunan di Kecamatan Malaka Timur tahun 2012
4-199
Penyusunan Rencana Pengelolaan SDA
Wilayah Sungai Benanain Tahap II Laporan Akhir
d. Kondisi Peternakan
Secara umum Penduduk Desa Wemeda menyenangi ternak. Hal ini terlihat dari
besarnya populasi binatang ternak yang ada di desa Wemeda.
Populasi
Desa Sapi Kerbau Kuda Babi Kambing Jumlah
Wemeda 962 5 4 624 387 1982
Sumber : Kecamatan Malaka Timur Dalam Angka 2013
Untuk populasi ternak unggas didesa Wemeda dapat dilihat pada Tabel berikut:
Tabel 4. 111 Populasi Ternak Unggas di Kecamatan Malaka Timur Menurut Desa Tahun 2012
Populasi unggas ayam di desa Wemeda mempunyai jumlah yang sangat besar yaitu
3.234 atau 14,85% dari total populasi ayam yang ada di kecamatan Malaka Timur.
8. Partisipasi mayarakat
Dari pengamatan langsung dan survey awal dilokasi rencana bisa diprediksi partispasi
masyarakat di lokasi pekerjaan pembangunan waduk Wemeda ini akan tinggi. Hal ini
disebabkan masyarakat sangat membutuhkan adanya tampungan air berupa waduk. Di
4-200
Penyusunan Rencana Pengelolaan SDA
Wilayah Sungai Benanain Tahap II Laporan Akhir
Desa Wemeda juga tidak ditemukan adanya sumur, ada pipa saluran air dari sumber air
tapi kurang terawat, sebagian besar kebutuhan sebagai air baku, minum, mandi, cuci, dan
lain-lain mereka mengandalkan air sungai yang ada. Hal lain yang perlu direncanakan
adalah kegiatan sosialisasi secara intensif terkait masalah lahan pertanian yang nantinya
terkena dampak genangan air.
Selanjutnya Data Teknis serta tampilan 3 dimensi genangan waduk dari Rencana Waduk
4-201
Penyusunan Rencana Pengelolaan SDA
Wilayah Sungai Benanain Tahap II Laporan Akhir
4-202
Penyusunan Rencana Pengelolaan SDA
Wilayah Sungai Benanain Tahap II Laporan Akhir
1. Latar Belakang
Wilayah Propinsi Nusa Tenggara Timur merupakan salah satu daerah semi – kering di
Indonesia, dengan ciri musim kemarau mencapai 8 – 9 bulan, dan tebal hujan rata – rata
tahun 1.200 mm. Kondisi demikian mengakibatkan hampir di semua wilayah terutama di
desa-desa di NTT sering mengalami kesulitan air terutama pada musim kemarau, namun
dilain pihak pada saatmusim hujan air terbuang dan bahkan menimbulkan bencana
banjir.
Untuk mengatasi masalah tersebut, maka pemerintah Provinsi Nusa Tenggara Timur
berencana membangun berbagai prasarana sumber daya air, diantaranya Waduk Sadi.
Waduk Sadi terletak di Desa Sadi, Kecamatan Tasifetto Timur, Kabupaten Belu. Dimana
2. Pencapaian Lokasi
Secara administratif, Waduk Sadi berada di Desa Sadi Kecamatan Tasifeto Timur,
Kabupaten Belu. Pada koordinat X : 715729 mT dan Y : 8997078 mS. Rute jalan menuju
lokasi dapat ditempuh dari Kota Atambua kearah perbatasan Timor Leste, melalui jalan
(mobil/kendaraan roda 2 bisa menyeberang bila saat tidak ada hujan), sekitar 2,5 KM
kemudian ketemu Desa Sadi, dari Desa Sadi melalui jalan kebun (jalan loging kayu
4-203
Penyusunan Rencana Pengelolaan SDA
Wilayah Sungai Benanain Tahap II Laporan Akhir
Waduk Sadi berlokasi di daerah Desa Sadi, Kecamatan Tasifeto Timur, Kabupaten Belu.
yang mayoritas penduduknya suku Timor, agama yang dianut mayoritas Katolik. Mata
pencaharian penduduk adalah bertani/berladang dan beternak. Rumah penduduk sudah
agak maju, listrik PLN sudah masuk terdapat bangunan sekolah dari TK, SD , tempat
Gereja dan Balai Desa atau rumah adat.
4-204
Penyusunan Rencana Pengelolaan SDA
Wilayah Sungai Benanain Tahap II Laporan Akhir
Tabel 4. 112 Kondisi Umum Desa Sadi Kecamatan Tasifetto Timur Kabupaten Belu
No Kondisi Uraian
Nama Desa Sadi
Nama Ibukota Kopan
1
Nama Kecamatan Tasifetto Timur
Nama Kabupaten Belu
2
2. Luas Desa 18 km
3. Jarak ke ibukota Kecamatan 21 km
Jarak ke ibukota Kabupaten 8 km
4 Keadaan hidrologi / DAS 5 DAS yang mengalir di Desa Sadi
Batas Administrasi Desa:
Sebelah Utara Timor Leste
5 Sebelah Selatan Desa Manloten (Kab Belu)
Sebelah Barat Desa Sarabau
Sebelah Timur Desa Umaklaran
6 Jumlah Dusun, RW dan RT 5 Dusun 4 RW dan 10 RT
terletak pada koordinat X = 715729 mS dan
7 Kondisi Geografis
Y=8997078mT.
8 Kondisi Iklim banyaknya hari hujan 15 dan curah hujan 5079
mm.
Sumber : Kecamatan Tasifetto Timur Dalam angka 2013
4. Kondisi Kependudukan
Kondisi Kependudukan terdiri dari satu komponen saja yaitu Jumlah Penduduk Desa
Sadi. Jumlah penduduk Desa Sadi Kecamatan Tasifetto Timur dapat dilihat pada tabel
4-205
Penyusunan Rencana Pengelolaan SDA
Wilayah Sungai Benanain Tahap II Laporan Akhir
Jumlah Penduduk Desa Sadi pada tahun 2012 yaitu 1.312 yaitu sekitar 6.05 % dari jumlah
penduduk Kecamatan Tasifetto Timur.
Untuk Jumlah Penduduk Desa Sadi, Luas Desa dan Tingkat Kepadatan Penduduk
persatuan luas dapat dilihat pada tabel berikut
Tabel 4. 114 Jumlah Penduduk, Rumah Tangga dan kepadatan penduduk di Kecamatan Tasifetto
Berdasarkan Tabel diatas tingkat kepadatan penduduk Desa Sadi adalah 73 jiwa/km2.
kepadatan menjadi 4 kelas, yaitu : 1) Tidak Padat (sampai dengan 50 jiwa/ km 2); 2)
Kurang Padat (51 – 250 jiwa/ km2); 3) Cukup Padat (251 – 400 jiwa/ km2) dan 4) Sangat
Padat (lebih dari 401 jiwa/ km2). Dengan melihat pendapat tersebut, maka Desa Sadi
4-206
Penyusunan Rencana Pengelolaan SDA
Wilayah Sungai Benanain Tahap II Laporan Akhir
4-207
Penyusunan Rencana Pengelolaan SDA
Wilayah Sungai Benanain Tahap II Laporan Akhir
Agama Katholik adalah agama yang dianut oleh mayoritas penduduk Desa Sadi. Hal
ini dapat dilihat dari Tabel 4.116 berikut ini
Tabel 4. 116 Penduduk Kecamatan Tasifetto Timur Menurut Desa Tahun 2012
No Desa Agama
Jumlah
Katholik Protestan Islam Hindu Budha
1 Fatubaa 1.439,00 17 - - - 1.456,00
2 Dafala 1.247,00 30 5 - - 1.282,00
3 Takirin 918,00 26 - - - 944,00
4 Manleten 7.100,00 99 55 46 - 7.300,00
5 Umaklaran 1.688,00 - - - - 1.688,00
6 Tulakodi 1.057,00 - - - - 1.057,00
7 Silawan 3.424,00 63 - - - 3.487,00
8 Sadi 1.300,00 12 - 1.312,00
9 Sarabau 650,00 - - - - 650,00
10 Bauho 633,00 5 - 638,00
11 Halimodoh 1.273,00 - - - - 1.273,00
12 Tialai 606,00 - - - - 606,00
Jumlah 21.335,00 252 60 46 - 21.693,00
Sumber : Kecamatan Tasifetto Timur Dalam angka 2013
5. Kondisi Pertanian
Berdasarkan pengamatan dan survey awal didapat: Tanaman yang dapat tumbuh dengan
baik di lokasi rencana Waduk Sadi terdiri dari tanaman budi daya kehutanan, tanaman
liar serta ladang perkebunan masyarakat. Diantaranya :
a. Tanaman budi daya kehutanan adalah : pohon jati, mahoni, bambu, kemiri, kelapa,
kayu putih.
Kondisi Pertanian di Desa Sadi belum terdata dengan baik sampai pada tingkat Desa.
Tetapi kita dapat melihat data data pertanian tingkat Kecamatan Tasifetto Timur.
4-208
Penyusunan Rencana Pengelolaan SDA
Wilayah Sungai Benanain Tahap II Laporan Akhir
4-209
Penyusunan Rencana Pengelolaan SDA
Wilayah Sungai Benanain Tahap II Laporan Akhir
Tabel 4. 119 Luas panen, Rata rata produksi dan Produksi Jagung dan Palawija
Tanaman perkebunan tumbuh sangat baik sesuai dengan kondisi iklim di Tasifetto
4-210
Penyusunan Rencana Pengelolaan SDA
Wilayah Sungai Benanain Tahap II Laporan Akhir
Tabel 4. 120 Kondisi Tanaman Perkebunan di Kecamatan Tasifetto Timur tahun 2011
6. Partisipasi Masyarakat
Dari pengamatan langsung dan survey awal dilokasi rencana bisa diprediksi partispasi
masyarakat di lokasi pekerjaan pembangunan waduk Sadi ini akan tinggi. Hal ini
Desa Sadi juga tidak ditemukan adanya sumur, ada pipa saluran air dari sumber air tapi
kurang terawat, sebagian besar kebutuhan sebagai air baku minum, mandi, cuci, dan lain
lain mereka mengandalkan air sungai yang ada. Hal lain yang perlu direncanakan adalah
kegiatan sosialisasi secara intensif terkait masalah lahan pertanian yang nantinya terkena
Selanjutnya Data Teknis serta tampilan 3 dimensi genangan waduk dari Rencana Waduk
4-211
Penyusunan Rencana Pengelolaan SDA
Wilayah Sungai Benanain Tahap II Laporan Akhir
4-212
Penyusunan Rencana Pengelolaan SDA
Wilayah Sungai Benanain Tahap II Laporan Akhir
1. Latar Belakang
2. Pencapaian Lokasi
Secara administratif Waduk Haulasi berada di Desa Haulasi Kecamatan Miomafo Barat,
8943714 mS. Rute jalan menuju titik lokasi dapat ditempuh dari Kota Kefamenanu
melalui jalan beraspal sebagian dalam perbaikan (Jalan Kabupaten) kearah Eban,
bisa ditempuh sekitar 600 M dengan menyusuri sungai Haulasi kearah hulu mengikuti
4-213
Penyusunan Rencana Pengelolaan SDA
Wilayah Sungai Benanain Tahap II Laporan Akhir
Waduk Haulasi berlokasi di daerah Desa Haulasi, Kecamatan Miomafo Barat Timur,
Kabupaten Timor Tengah Utara. Ketinggian desa Haulasi pada ketinggian 500-700 m
dpl, yang mayoritas penduduknya suku Timor, agama yang dianut mayoritas Katholik.
Mata pencaharian penduduk adalah bertani/berladang dan beternak. rumah adat.
Kondisi Umum Desa Haulasi Kecamatan Miomafo Barat Kabupaten Timor Tengah
Utara dapat dilihat pada table berikut :
4-214
Penyusunan Rencana Pengelolaan SDA
Wilayah Sungai Benanain Tahap II Laporan Akhir
No Kondisi Uraian
1 Nama Desa Haulasi
Nama Ibukota Haulasi
Nama Kecamatan Miomafo Barat
Nama Kabupaten Timor Tengah Utara
2
2. Luas Desa 12 km
3. Jarak ke ibukota Kecamatan 12 km
Jarak ke ibukota Kabupaten 20
4 Keadaan hidrologi / DAS Sungai Noeltoko panjang 40 km dan Noebesi panjang 50 km
8 Kondisi Iklim banyaknya hari hujan 15 dan curah hujan 5079 mm.
Sumber : Kecamatan Miomafo Barat dalam angka 2013
Sarana Fisik dan Non Fisik di desa Haulasi secara umum masih minim. Hal ini dapat
dilihat pada table berikut :
Tabel 4. 122 Sarana Fisik dan non Fisik yang terdapat di desa Haulasi
No Uraian Keterangan
1. Sarana Kesehatan Puskesmas 1, Puskesmas Pembantu 1 , Pos Yandu 2, Klinik 1
2 Tenaga Kesehatan Bidan = 1 orang, Paramedis = 6 orang, Dukun Bayi = 3 orang
3. Sarana Agama Gereja Katholik = 1, Gereja Protestan =1
Sumber : Kecamatan Miomafo Barat dalam angka 2013
4. Kondisi Kependudukan
Jumlah penduduk Desa Haulasi dapat dilihat pada Table 4.123 berikut :
4-215
Penyusunan Rencana Pengelolaan SDA
Wilayah Sungai Benanain Tahap II Laporan Akhir
Tabel 4. 123 Jumlah Penduduk dan Rasio Jenis Kelamin Kecamatan Miomafo Barat Menurut
Desa pada Tahun 2012
Jumlah Penduduk Rasio Jenis
No Desa Kelamin Jumlah
Laki Laki Perempuan
Jumlah Penduduk Desa Haulasi pada tahun 2012 yaitu 892 yaitu sekitar 5,87% dari jumlah
penduduk Kecamatan dan Rasio Jenis Kelamin adalah 96, 48, yang artinya jumlah penduduk
perempuan masih lebih banyak dari penduduk laki-laki. Tasifetto Timur. Untuk Jumlah
Penduduk Desa Haulasi, Luas Desa dan Tingkat Kepadatan Penduduk persatuan luas dapat
4-216
Penyusunan Rencana Pengelolaan SDA
Wilayah Sungai Benanain Tahap II Laporan Akhir
dengan 50 jiwa/ km2); 2) Kurang Padat (51 – 250 jiwa/ km2); 3) Cukup Padat (251 –
400 jiwa/ km2) dan 4) Sangat Padat (lebih dari 401 jiwa/ km2). Dengan melihat
pendapat tersebut, maka Desa Haulasi termasuk desa yang Kurang Padat.
5. Kondisi Pertanian
Tabel 4. 125 Luas Penggunaan lahan di Kec. Miomafo Barat Tahun 2012
Pada tabel diatas tanah sawah yang digunakan oleh masyarakat sekitar 1.020
hektar. Hal ini memerlukan ketersediaan air yang sangat besar, sehingga
memerlukan waduk untuk menampung air.
4-217
Penyusunan Rencana Pengelolaan SDA
Wilayah Sungai Benanain Tahap II Laporan Akhir
Di sekitar Haulasi lahan sawah yang digunakan masyarakat sudah ada sawah
dengan irigasi teknis. Hal ini dapat dilihat pada Tabel 4.126 berikut :
Tabel 4. 126 Luas Sawah Yang dgunakan di Kec. Miomafo Barat Menurut Penerapan Teknik
Irigasi Thn 2012
No Jenis Irigasi Jumlah
3 Jumlah 1285
Daerah lokasi rencana waduk Haulasi penggunaan sawah irigasi teknis sekitar 88.71
%. Jadi manfaat air waduk Haulasi dapat dirasakan oleh penduduk di lokasi lain.
Lokasinya bisa beda kecamatan atau kabupaten.
Untuk daerah desa Haulasi dan sekitarnya kita dapat melihat hasil produksi padi
beserta luas lahan yang digunakan untuk kegiatan usaha tani padi sawah. Untuk
lebih jelasnya dapat dilihat pada Tabel 4.127 dibawah ini ;
Tabel 4. 127 Luas Panen Rata rata produksi dan produksi Padi dan padi Sawah di Kecamatan
Miomafo Barat tahun 2012
Luas Panen Produksi (ton)
No Jenis Komoditi Rata rata Produksi
(Ha) Gabah
(kw/ha) Beras
Kering
1 Padi Sawah 150 32 480 340
jagung, ubi jalar, ubi Kayu dan kacang tanah. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat
4-218
Penyusunan Rencana Pengelolaan SDA
Wilayah Sungai Benanain Tahap II Laporan Akhir
Tabel 4. 128 Luas Panen Rata rata produksi dan Produksi Tanaman jagung dan Palawija di
Luas Panen
No Jenis Komoditi Rata rata Produksi (Kw/Ha) Produksi
(Ha)
Ton
d. Komoditas Perkebunan
Tabel 4. 129 Tanaman Perkebunan, Luas Areal dan Produksi di Kecamatan Miomafo Barat
Tahun 2012
1 Kelapa 168 82
2 Kopi 39 18
3 Kemiri 613 84
4 Jambu Mente 227.86 2
5 Kakao 12 NA
6 Kapuk 122.29 3
7 Cengkeh 2 NA
8 Pinang NA 36
9 Jarak Pagar NA 36
Sumber : Kecamatan Miomafo Barat dalam angka 2013
Dari data data yang terdapat didalam table diatas dapat disimpulkan potensi
6. Partisipasi Masyarakat
Dari pengamatan langsung dan survey awal dilokasi rencana bisa diprediksi partispasi
masyarakat di lokasi pekerjaan pembangunan waduk Haulasi ini akan tinggi. Hal ini
4-219
Penyusunan Rencana Pengelolaan SDA
Wilayah Sungai Benanain Tahap II Laporan Akhir
tersebut yang berada diluar desa Haulasi. Sebab di lokasi waduk Haulasi sudah
Selanjutnya Data Teknis serta tampilan 3 dimensi genangan waduk dari Rencana
4-220
Penyusunan Rencana Pengelolaan SDA
Wilayah Sungai Benanain Tahap II Laporan Akhir
4-221
Penyusunan Rencana Pengelolaan SDA
Wilayah Sungai Benanain Tahap II Laporan Akhir
bendung (diusahakan paling dekat), ketinggian bukit pengapit sungai, sumber air
yang memadai, tampungan genangan dan sumber borrow area dan lain sebagainya.
1. Waduk Wemeda
perbukitan rendah dengan elevasi 190 m sampai dengan 230 m diatas pemukaan air
laut.
No. Lokasi X Y Z
1 As 1 124° 54’ 24,80” 09° 25’ 35,79” - M
8957411 0709380
2 As 2 124° 54’ 22,89” 09° 25’ 37,60” - M
8957357 0709321
3 As 3 124° 54’ 15,59” 09° 25’ 45,40” - M
8957118 079098
4 Borrow Area 124° 54’ 10,90” 09° 25’ 44,30” - M
8957153 0708954
4-222
Penyusunan Rencana Pengelolaan SDA
Wilayah Sungai Benanain Tahap II Laporan Akhir
2. Waduk Sadi
4-223
Penyusunan Rencana Pengelolaan SDA
Wilayah Sungai Benanain Tahap II Laporan Akhir
No. Lokasi X Y Z
8996063 0714289
8996005 0714158
8995959 0714064
8995929 0713987
8995891 0714120
4-224
Penyusunan Rencana Pengelolaan SDA
Wilayah Sungai Benanain Tahap II Laporan Akhir
3. Waduk Haulasi
No. Lokasi X Y Z
1 As 1 124° 56’ 58,80” 09° 04’ 37,10” M
8996063 0714289
2 As 2 124° 56’ 54,50” 09° 04’ 39,00” M
8996005 0714158
3 As 3 124° 56’ 51,40” 09° 04’ 40,50” M
8995959 0714064
4 As 4 124° 56’ 48,90” 09° 04’ 41,50” M
8995929 0713987
6 Borrow Area 124° 56’ 53,30” 09° 04’ 42,70” M
8995891 0714120
4-225
Penyusunan Rencana Pengelolaan SDA
Wilayah Sungai Benanain Tahap II Laporan Akhir
4-226
Penyusunan Rencana Pengelolaan SDA
Wilayah Sungai Benanain Tahap II Laporan Akhir
Berdasar Peta Geologi Regional Peta Lembar Kupang – Atambua, Timor (K.Suwitodirjo dan
S. Tjokro Sapoetro, PPGN Bandung 1996) dan Peta Geologi Indonesai (PPGN 2008), maka
secara Regional Geologi sekitar Waduk Wemeda, Waduk Sadi dan Waduk Haulasi Daerah
Wilayah Sungai Bananain Nusa Tenggara Timur dapat diuraikan sebagai berikut :
Secara umum kondisi geologi di daerah sekitar Waduk Wemeda termasuk dalam stratigrafi
Kompleks Bobonaro (Tmb) ; Litologi terdiri dari 2 (dua) jenis yaitu Batulempung bersisik
dan bongkah eksotis berbagai jenis dan ukuran yang tersingkap secara acak tidak beraturan.
Umur satuan kompleks Bobonaro tersebut diendapkan dalam Kala Tersier Zaman Miosen.
Sumber Berdasar Peta Geologi Regional Peta Lembar Kupang – Atambua, Timor
(K.Suwitodirjo dan S. Tjokro Sapoetro, PPGN Bandung 1996) dan Peta Geologi Indonesia
(PPGN 2008).
4-227
Penyusunan Rencana Pengelolaan SDA
Wilayah Sungai Benanain Tahap II Laporan Akhir
4-228
Penyusunan Rencana Pengelolaan SDA
Wilayah Sungai Benanain Tahap II Laporan Akhir
Tabel 4. 133 Koordinat Lokasi Pengambilan Data Lapangan Penyelidikan Geologi Teknik di
Waduk Wemeda
No. Lokasi X Y Z
1 Hand Bor 1 124° 54’ 21,80” 09° 25’ 36,09” 202 M
0709287 8957402
2 Hand Bor 2 124° 54’ 23,40” 09° 25’ 33,70” 203 M
0709337 8957476
3 Hand Bor 3 124° 54’ 21,60” 09° 25’ 37,80” 203 M
0709280 8957352
4 Sondir 1 124° 54’ 20,80” 09° 25’ 36,00” 215 M
0709258 8957405
5 Sondir 2 124° 54’ 23,80” 09° 25’ 33,99” 218 M
0709349 8957468
6 Sondir 3 124° 54’ 21,60” 09° 25’ 37,40” 218 M
0709283 8957362
7 Test Pit 1 124° 54’ 21,40” 09° 25’ 36,09” 193 M
0709275 8957405
8 Test Pit 2 124° 54’ 23,50” 09° 25’ 33,60” 215 M
0709340 8957480
9 Test Pit 3 124° 54’ 20,70” 09° 25’ 37,99” 212 M
0709253 8957346
4-229
Penyusunan Rencana Pengelolaan SDA
Wilayah Sungai Benanain Tahap II Laporan Akhir
Hand Boring
konsistensi teguh
menyerpih rapuh
4-230
Penyusunan Rencana Pengelolaan SDA
Wilayah Sungai Benanain Tahap II Laporan Akhir
permukaan
1.40 – 2.00 m; Lempung pasiran berukuran agak halus, warna abu-abu kecoklatan,
menyerpih rapuh
Tabel 4. 134 Sondir 1( DCPT/ Dutch Cone Penetration Test) di Waduk Wemeda
No Titik Kedalaman (m) PK (qc) JPK (fc)
(kg/cm2) (kg/cm2)
1 Sondir 1 0.00 0 0
0.20 0 0
0.40 10 12
0.60 8 12
0.80 6 12
1.00 10 16
1.20 8 8
1.40 8 12
1.60 10 14
1.80 14 18
2.00 8 16
2.20 6 12
2.40 14 16
2.60 12 16
2.80 6 8
4-231
Penyusunan Rencana Pengelolaan SDA
Wilayah Sungai Benanain Tahap II Laporan Akhir
Tabel 4. 135 Sondir 2 ( DCPT/ Dutch Cone Penetration Test) di Waduk Wemeda
Tabel 4. 136 Sondir 3 ( DCPT/ Dutch Cone Penetration Test) di Waduk Wemeda
4-232
Penyusunan Rencana Pengelolaan SDA
Wilayah Sungai Benanain Tahap II Laporan Akhir
TP : 01 As Bendungan Wemeda
0 cm - 6 cm ; adalah top soil dengan formasi lempung pasiran halus berwarna abu abu
kuning kecoklatan, mudah tergerus oleh tekanan air dan sangat mudah
6 cm - 40 cm ; Lempung pasiran dengan perekat dan ikatan nya sedang, berwarna coklat
cukup tinggi .
Berwarna abu abu kecoklatan dengan sisipan pasiran dan kerikil dengan
70 cm - 170 cm ; adalah formasi lempung pasiran halus dengan perekat sedang dan ikatan
sedang pula, berwarna coklat keabuan dan coklat kemerahan ( merah bata
). Formasi ini dengan sifat jenuh tinggi hingga pada kedalaman ini masih
cukup basah ( lembab), namun daya tahannya terhadap air sangat mudah
170 cm - 180 cm ; adalah formasi lempung dengan kadar air yang cukup tinggi dan tingkat
kejenuhan pun cukup tinggi sehingga penyerapan pada sektor ini hampir
tak ada.
4-233
Penyusunan Rencana Pengelolaan SDA
Wilayah Sungai Benanain Tahap II Laporan Akhir
0 cm - 2 cm ; Top soil yang merupakan hasil timbunan air hujan dari sektor atas sumur
uji dengan warna abu abu kecoklatan sangat halus dan mudah tergerus
hijau pupus. Formasi ini sangat kaya akan perekat namun ikatannya
sedang dan juga merupakan endapan bobonaro di sektor kiri sebelah atas
sumur uji. Adapun sisipan batuan pada formasi ini antara lain 2 x 3 cm
80 cm - 160 cm ; merupakan formasi lempung pasiran halus dengan perekat dan ikatannya
sedang . Formasi ini terdapat pula batuan kerikil halus dengan ukuran
160 cm - 170 cm ; adalah timbunan formasi bobonaro dengan perekat tinggi dan
ikatannya sedang. Pada formasi ini tidak mudah ditembusi air atau
0 cm - 7 cm ; Top soil dengan lapisan lempung pasiran yang sangat halus dengan
sedimen bawaan air dari sektor atas sumur uji dan juga timbunan
dengan sisipan merah bata, dengan perekat kuat dan ikatan sedang
4-234
Penyusunan Rencana Pengelolaan SDA
Wilayah Sungai Benanain Tahap II Laporan Akhir
120 cm - 170 cm ; merupakan timbunan pasir dan batuan kecil sampai sedang
formasi ini tidak terdapat perekat sama sekali dengan ikatan sangat
Gambar 4. 43 Foto Kegiatan Pengambilan Data Test Kualitas Air di Waduk Wemeda
Secara umum kondisi geologi di daerah sekitar Waduk Sadi termasuk dalam stratigrafi
Formasi Noele (QTn) ; Litologi terdiri dari Napal pasiran disisipi batupasir, konglomerat dan
sedikit lapisan dasitik. Umur satuan Formasi Noele tersebut diendapkan dalam Kala Tersier
Quarter Zaman Plio - Pleistosen. Secara umum kedudukan lapisan batuan yang ada dengan
Strike dip N 32° E / 50° . Sumber Berdasar Peta Geologi Regional Peta Lembar Kupang –
4-235
Penyusunan Rencana Pengelolaan SDA
Wilayah Sungai Benanain Tahap II Laporan Akhir
Atambua, Timor (K.Suwitodirjo dan S. Tjokro Sapoetro, PPGN Bandung 1996) dan Peta
Geologi Indonesia (PPGN 2008).
4-236
Penyusunan Rencana Pengelolaan SDA
Wilayah Sungai Benanain Tahap II Laporan Akhir
No. Lokasi X Y Z
1 Hand Bor 1 124° 56’ 53,80” 09° 04’ 36,19” 229 M
0714136 8996091
2 Hand Bor 2 124° 56’ 54,60” 09° 04’ 40,90” 300 M
0714160 89995948
3 Hand Bor 3 124° 56’ 53,49” 09° 25’ 45,40” 302 M
0714128 8996222
4 Sondir 1 124° 56’ 53,70” 09° 04’ 36,50” 301 M
0714135 8996081
5 Sondir 2 124° 56’ 54,40” 09° 04’ 40,80” 300 M
0714155 8995950
6 Sondir 3 124° 56’ 53,70” 09° 04’ 32,20” 303 M
0714134 8996214
7 Test Pit 1 124° 56’ 53,40” 09° 04’ 36,70” 302 M
8996077 0714126
8 Test Pit 2 124° 56’ 53,99” 09° 04’ 40,80” 302 M
0714142 8995951
9 Test Pit 3 124° 56’ 53,80” 09° 04’ 32,30” 306 M
0714138 8996211
Sadi
4-237
Penyusunan Rencana Pengelolaan SDA
Wilayah Sungai Benanain Tahap II Laporan Akhir
a) Hand Boring
4-238
Penyusunan Rencana Pengelolaan SDA
Wilayah Sungai Benanain Tahap II Laporan Akhir
Tabel 4. 138 Sondir 1 ( DCPT/ Dutch Cone Penetration Test) di Waduk Sadi
4-239
Penyusunan Rencana Pengelolaan SDA
Wilayah Sungai Benanain Tahap II Laporan Akhir
Tabel 4. 139 Sondir 2 ( DCPT/ Dutch Cone Penetration Test) di Waduk Sadi
4-240
Penyusunan Rencana Pengelolaan SDA
Wilayah Sungai Benanain Tahap II Laporan Akhir
Tabel 4. 140 Sondir 3 ( DCPT/ Dutch Cone Penetration Test) di Waduk Sadi
4-241
Penyusunan Rencana Pengelolaan SDA
Wilayah Sungai Benanain Tahap II Laporan Akhir
0 cm - 5cm ; Top soil yang merupakan timbunan erosi humus tanah disektor atas
sumur uji dan pelapukan tumbuhan disekitar sumur uji. Bentuk atau
formasi lapisan ini terdiri dari lempung pasiran halus sampai sedang
merah bata dan kuning kecoklatan yang bercampur dengan akar akar
60 cm - 110 cm , Lapisan lempung pasiran berwarna kuning keabuan, merah bata dan hitam
pupus dengan batuan kecil sampai sedang yang memiliki ukuran antara 1
110 cm-150 cm; merupakan formasi lempung pasiran dengan warna abu abu kecoklatan
terbawa air.
0 cm - 5 cm ; adalah top soil yang merupakan hasil timbunan sedimen bawaan dari
sektor atas sumur uji, bawaan air dan juga merupakan pelapukan
perekat bagus dan ikatan cukup, dengan warna kuning keabuan dan
4-242
Penyusunan Rencana Pengelolaan SDA
Wilayah Sungai Benanain Tahap II Laporan Akhir
10 cm - 105 cm ; adalah formasi lempung pasiran padat, ikatan cukup, perekat rendah ,
bentuk pasiran dengan warna putih keabuan yang dengan ukuran antara 1
105 cm - 170 cm ; Formasi lempung pasiran dengan perekat cukupa dan ikatan sedang
Formasi ini dengan bawaan sifat jenuh yang tinggi namun tidak mudah
larut dan terurai dengan warna abu abu kecoklatan, hitam keabuan dengan
sisipan kuning kehijauan. Sedimen ini tidak mudah larut oleh tekanan air.
Formasi pasiran dan batuan pada lapisan ini dengan ukuran antara 2 x 3
0 cm - 6 cm ; Top soil , sedimen lempung pasiran halus hasil timbunan bawaan air dari
sektor atas sumur uji dengan warna abu abu , coklat kehitaman bercampur
dengan pelapukan daun di seputar sumur uji dan akar akar serabut
30 cm - 170 cm ; Merupakan formasi lempung pasiran dengan warna abu abu, kuning
sampai dengan 3,5 x 5 cm. Formasi ini dengan perekat dan ikatannya
sedang.
4-243
Penyusunan Rencana Pengelolaan SDA
Wilayah Sungai Benanain Tahap II Laporan Akhir
Gambar 4. 50 Foto Kegiatan Pengambilan Data Test Kualitas Air di Waduk Sadi
Secara umum kondisi geologi di daerah sekitar Waduk Haulasi termasuk dalam stratigrafi
Kompleks Mutis (pPm) ; Litologi terdiri dari Batuan malihan derajat rendah - tinggi,
berupa batusabak, filit, sekis, ampibolit, sekis – ampibolit, kuarsit, geneis ampibolit dan
granulit. Umur satuan Kompleks Mutis tersebut diendapkan dalam Pra – Tersier, Zaman
Pra - Perm. Secara umum kedudukan lapisan batuan yang ada dengan Strike dip N 55° E /
65° . Sumber Berdasar Peta Geologi Regional Peta Lembar Kupang – Atambua, Timor
(K.Suwitodirjo dan S. Tjokro Sapoetro, PPGN Bandung 1996) dan Peta Geologi Indonesia
(PPGN 2008).
4-244
Penyusunan Rencana Pengelolaan SDA
Wilayah Sungai Benanain Tahap II Laporan Akhir
: Kompleks Mutis (QTn) ; Litologi terdiri Batuan malihan derajat rendah – tinggi,
berupa batusabak, filit, sekis, ampibolit, sekis ampibolit, kuarsit, geneis ampibolit
dan granulit
Gambar 4. 52 Singkapan Batusabak di SP6(124o 21’ 58,95” BT / 09o 33’ 15,96” LS),
perlapisan Sekis-Filit di SP 7 (124o 21’ 59,95” BT / 09o 33’ 12,43” LS) dan Geneis
ampibolit di SP8 (124o 21’ 58,48” BT / 09o 33’ 15,38” LS) daerah sekitar Waduk Haulasi
4-245
Penyusunan Rencana Pengelolaan SDA
Wilayah Sungai Benanain Tahap II Laporan Akhir
Tabel 4. 141 Koordinat Lokasi Pengambilan Data Lapangan Penyelidikan Geologi Teknik di
Waduk Haulasi.
No. Lokasi X Y Z
1 Hand Bor 1 124° 21’ 53,40” 09° 33’ 07,90” 567 M
0649794 8943803
2 Hand Bor 3 124° 21’ 54,20” 09° 33’ 09,50” 572M
0649817 8943751
3 Sondir 1 124° 21’ 53,10” 09° 33’ 07,70” 568 M
0649783 8943808
4 Sondir 3 124° 21’ 54,20” 09° 33’ 09,30” 573 M
0649816 8943758
5 Test Pit 1 124° 21’ 53,10” 09° 33’ 07,40” 568 M
0649783 8943818
6 Test Pit 2 124° 21’ 51,40” 09° 33’ 05,00” 551 M
0649732 8943892
7 Test Pit 3 124° 21’ 54,20” 09° 33’ 09,00” 572 M
0649816 8943768
lanauan, warna coklat keabuan, merah bata, kering, terdapat kayu akar
tumbuh-tumbuhan di permukaan.
4-246
Penyusunan Rencana Pengelolaan SDA
Wilayah Sungai Benanain Tahap II Laporan Akhir
sedang-tinggi, teguh
4-247
Penyusunan Rencana Pengelolaan SDA
Wilayah Sungai Benanain Tahap II Laporan Akhir
Tabel 4. 143 Sondir 3 ( DCPT/ Dutch Cone Penetration Test) di Waduk Haulasi
4-248
Penyusunan Rencana Pengelolaan SDA
Wilayah Sungai Benanain Tahap II Laporan Akhir
0 cm - 5cm ; Top soil yang merupakan timbunan erosi humus tanah disektor atas sumur
uji dan pelapukan tumbuhan disekitar sumur uji. Bentuk atau formasi
4-249
Penyusunan Rencana Pengelolaan SDA
Wilayah Sungai Benanain Tahap II Laporan Akhir
lapisan ini terdiri dari lempung pasiran halus sampai sedang dengan
bata dan kuning kecoklatan yang bercampur dengan akar akar tumbuhan
60 cm - 110 cm ; Lapisan lempung pasiran berwarna kuning keabuan, merah bata dan hitam
pupus dengan batuan kecil sampai sedang yang memiliki ukuran antara 1
110 cm - 150 cm ; merupakan formasi lempung pasiran dengan warna abu abu kecoklatan
terbawa air.
0 cm - 5 cm ; adalah top soil yang merupakan hasil timbunan sedimen bawaan dari
sektor atas sumur uji, bawaan air dan juga merupakan pelapukan
perekat bagus dan ikatan cukup, dengan warna kuning keabuan dan
10 cm - 105 cm ; adalah formasi lempung pasiran padat, ikatan cukup, perekat rendah,
4-250
Penyusunan Rencana Pengelolaan SDA
Wilayah Sungai Benanain Tahap II Laporan Akhir
105 cm - 170 cm ; Formasi lempung pasiran dengan perekat cukupa dan ikatan sedang.
Formasi ini dengan bawaan sifat jenuh yang tinggi namun tidak mudah
larut dan terurai dengan warna abu abu kecoklatan, hitam keabuan
dengan sisipan kuning kehijauan. Sedimen ini tidak mudah larut oleh
tekanan air. Formasi pasiran dan batuan pada lapisan ini dengan
menyebar.
0 - 5cm, Top soil yang merupakan timbunan sedimen halus, hasil timbunan
pelapukan dari sektor atas sumur uji dan juga pelapukan tumbuhan disekitar
sumur uji. Dalam formasi lapisan ini memiliki warna abu abu kecoklatan dan
hitam.
5 - 57cm, adalah timbunan sedimen pelapukan dari bukit sebelah kanan sumur uji
dengan warna abu abu, coklat kemerahan dan hijau pupus. Lapisan ini kaya
akan perekat namun ikatannya sedang. Dalam lapisan ini terdapat pula
3 cm.
57 - 125cm, adalah timbunan campuaran pelapukan batuan hijau pupus dengan sisipan
pelapukan dari sektor atas sumur uji dengan timbunan erosi pada masa
lampau.
125 - 180cm , Formasi lempung berkerikil dan batuan kecil sampai sedang antara lain 1 X 1
Warna yang paling dominan dalam formasi ini adalah hijau pupus
4-251
Penyusunan Rencana Pengelolaan SDA
Wilayah Sungai Benanain Tahap II Laporan Akhir
4-252
Penyusunan Rencana Pengelolaan SDA
Wilayah Sungai Benanain Tahap II Laporan Akhir
4-253
Penyusunan Rencana Pengelolaan SDA
Wilayah Sungai Benanain Tahap II Laporan Akhir
Pulau Timor dan sekitarnya terletak terletak pada Busur Banda luar yang tidak terdapat
gunungapi. Geologi dan struktur geologinya memang sangat rumit dan hal ini
menjadikan pulau pulau tersebut menjadi obyek penelitian para ahli kebumian baik dari
dalam maupun luar negeri sejak 50 tahun terakhir. Kerumitan geologi dan strukturnya
tersebut tercermin oleh; terdapatnya aneka ragam batuan campur aduk dari berbagai
umur dan dan batuan – batuan tersebut menutupi hampir 40 % dari pulau tersebut.
tanah baik secara visual di lapangan maupun analisa laboratorium mekanika tanah.
Adapun pengambilan data geologi teknik direncanakan teridri dari Pemboran dengan
deskripsi tanah dan pengambilan contoh tanah tidak terganggu (UDS/ Undisturbed
sample), Sondir disekitar as bendung dan Test Pit di sekitar Borrow area dengan deskripsi
1. Waduk Wemeda
No. Lokasi X Y Z
1 As 1 124° 54’ 24,80” 09° 25’ 35,79” - M
8957411 0709380
2 As 2 124° 54’ 22,89” 09° 25’ 37,60” - M
8957357 0709321
3 As 3 124° 54’ 15,59” 09° 25’ 45,40” - M
8957118 079098
4 Borrow Area 124° 54’ 10,90” 09° 25’ 44,30” - M
8957153 0708954
4-254
Penyusunan Rencana Pengelolaan SDA
Wilayah Sungai Benanain Tahap II Laporan Akhir
2. Waduk Sadi
Pengambilan data geologi teknik ( soil Investigation) di lokasi rencana Waduk Sadi
di Desa Sadi, Kecamatan Tasifeto Timur, Kabupaten Belu ditentukan di lokasi
Koordinat sebagai berikut :
No. Lokasi X Y Z
1 As 1 124° 56’ 58,80” 09° 04’ 37,10” M
8996063 0714289
2 As 2 124° 56’ 54,50” 09° 04’ 39,00” M
8996005 0714158
3 As 3 124° 56’ 51,40” 09° 04’ 40,50” M
8995959 0714064
4 As 4 124° 56’ 48,90” 09° 04’ 41,50” M
8995929 0713987
5 Borrow Area 124° 56’ 53,30” 09° 04’ 42,70” M
8995891 0714120
3. Waduk Haulasi
Pengambilan data geologi teknik (soil Investigation) di lokasi rencana Waduk Haulasi
di Desa Haulasi, Kecamatan Miomafo Barat, Kabupaten Timor Tengah Utara
ditentukan di lokasi Koordinat sebagai berikut :
No. Lokasi X Y Z
1 As 1 124° 56’ 58,80” 09° 04’ 37,10” M
8996063 0714289
2 As 2 124° 56’ 54,50” 09° 04’ 39,00” M
8996005 0714158
3 As 3 124° 56’ 51,40” 09° 04’ 40,50” M
8995959 0714064
4 As 4 124° 56’ 48,90” 09° 04’ 41,50” M
8995929 0713987
6 Borrow Area 124° 56’ 53,30” 09° 04’ 42,70” M
8995891 0714120
4-255