(Executive Summary)
KABUPATEN SITUBONDO
TAHUN 2018
1
BUPATI SITUBONDO
SURAT PERNYATAAN
2
KATA PENGANTAR
3
perlindungan dan pengelolaan lingkungan hidup. Sistem informasi
lingkungan hidup dilakukan secara terpadu dan terkoordinasi serta wajib
dipublikasikan kepada masyarakat.
4
Ringkasan Eksekutif
(Executive Summary)
I PENDAHULUAN
5
Gambar 1.1. Peta Wilayah Administrasi Kabupaten Situbondo
6
aktual lingkungan (state), tekanan terhadap lingkungan (pressure), dan
upaya – upaya yang dilakukan guna meningkatkan kualitas lingkungan
hidup (respose). Dokumen IKPLHD Kabupaten Situbondo tahun 2018
menggunakan pendekatan DPSIR (Driving Force, Pressure, State, Impact,
and Response) serangkaian kegiatan yang meliputi pembentukan tim
penyusun, pembagian tugas, penentuan isu prioritas dengan melibatkan
masyarakat melalui FGD, pengumpulan data, pengolahan dan analisis
data.
7
a) Sumber daya alam yang berkelanjutan
b) Penurunan kualitas air permukaan
c) Degradasi kualitas ekosistem pesisir dan perairan laut
8
Dari 10 Kecamatan yang mempunyai kawasan mangrove,
Kecamatan Bayuglugur dan Kecamatan Bayuputih yang mempunyai
luasan cukup baik, karena kawasan mangrove masuk kawasan lindung
Perhutani (Kecamatan Banyuglugur) dan kawasan Taman Nasional
(Kecamatan Banyuputih). Tingakat kerapatan kawasan mangrove juga
relatif masih rendah sekitar 1000 – 2000 tanaman per hektar, kecuali di
kawasan Taman Nasional Baluran yang tingkat kerapatannya cukup baik
sekitar 3.500 tanaman per hektar.
9
III.2 KUALITAS AIR
Sungai
Laut
10
III.3 KUALITAS UDARA
11
besuki dan kecamatan banyu glugur. Penanaman pohon ini
dimaksudkan sebagai sabuk hijau panjang jalan sehingga dapat
menangkap polutan dari kendaraan bermotor.
2. Melakukan pengawasan dan monitoring terhadap kegiatan usaha
yang berpotensi melepas emisi gas buang ke lingkugan dengan
memastikan bahwa setiap sumber emisi tidak bergerak dilengkapi
dengan init pengelola emisi gas buang.
RESIKO BENCANA
PERKOTAAN
12
1. Masih minimnya armada kendaraan pengangkut sampah, yang
sampai saat ini hanya terdapat 8 dum truk yang melayani wilayah
perkotaan dan second city
2. Kesadaran masyarakat untuk beperan dalam pengelolaan sampah
masih rendah, sebagai contoh kesadaran masyarakat untuk
membuang sampah pada TPS terdekat masih rendah, bahkan
beberapa warga yang berdekatan dengan sungai atau saluran
membuangan sampah langsung ke saluran/sungai.
Sarana pengelolaan sampah perkotaan saat ini belum maksimal
dimana jumlah armada pengangkut sampah baru 8 unit dum truk
untuk melayani wilayah perkotaan baik untuk area ibu kota kabupaten
situbondo maupun Second city. Tempat pengelolaan akhir (TPA)
sampah sudah menggunakan unit sanitary landfill dengan luas cell aktif
yang digunkan pada tahun 2017 kurang lebih 8.000 m2.
TATA KELOLA
Pemerintah Kabupaten Situbondo selalu berinovasi dalam
mengembangkan jejaring kerja khususnya di bidang pengelolaan
lingkungan yang diwujudkan dalam bentuk kerjasama dengan berbagai
elemen meliputi Pemerintah Kota / Kabupaten dalam dan luar negeri,
instansi / perusahaan / institusi pendidikan di Kabupaten Situbondo.
Pada tahun 2018 telah dilakukan pengajuan alih fungsi lahan sawah
produktif seluas 4.6 ha dan lahan pertanian kering seluas 525 ha yang
digunakan untuk kegiatan industri, pergudangan dan perumahan. Di
sector pertambangan sendiri terjadi alih fungsi lahan kering menjadi WIUP
seluas 500 hektar lebih dimanfaatkan untuk kegiatan pertambangan.
Alih fungsi lahan terutama untuk lahan produktif yang tidak
terkendali dikhawatirkan akan mengancam keberadaan lahan untuk
13
produksi biomass atau mengancam ketahanan pangan Kabupaten
Situbondo karena semakin berkurangnya lahan pertanian.
14
pohon per hektar. Kawasan mangrove yang cukup baik hanya berada di
Kabupaten Banyugugur, Kecamatan Panarukan dan dalam Kawasan
Taman Nasional Baluran.
15
Dengan berdasarkan Informasi Kinerja Pengelolaan Lingkungan
Hidup Daerah ini Pengelolaan lingkungan hidup merupakan salah satu
prioritas program bupati Situbondo masa bakti 2016-2021 yang tercermin
dalam salah satu misi bupati Situbondo adalah mengembangkan sumber
daya alam yang memiliki daya dukung terhadap pembangunan. Misi
Bupati Situbondo ini dituangkan dalam bentuk strategi pembangunan yang
berwawasan lingkungan diantaranya dengan beberapa kebijakan
diantaranya :
1. Pengembangan media informasi dan fasilitas penyebaran informasi
lingkungan dan tindak lanjut pengaduan masyarakat.
2. Peningkatan edukasi memulai upaya pelestarian dan pengelolaan
lingkungan hidup.
3. Peningkatan rehabilitas lahan kritis, sumber mata air, kawasan pesisir,
ruang terbuka hijau (RTH) perkotaan dan hutan kota melalui upaya
konservasi untuk pemulihan fungsi dan kualitas lingkungan hidup.
16
pemerintah kabupaten situbondo juga melakukan revitalisasi
dan rehabilitasi jalur hijau sepanjang jalan pantura, dengan
melakukan penanaman pohon peneduh sepanjang jalan pantura
terutama untuk kawasan second city Kecamatan Besuki yang
masih kurang tanaman peneduh sepanjang jalan utama.
2. Pengendalian Kerusakan Pesisir dan Laut Melalui Penanaman
Mangrove
Hutan mangrove yang sehari – hari dikenal dengan hutan
bakau merupakan salah satu ekosistem yang berperan penting
di wilayah pesisir dan laut disamping ekosistem Terumbu
Karang dan Padang Lamun. Dengan fungsi ekologisnya,
mangrove dibutuhkan oleh sebagaian besar biota laut seperti
udang ikan dan kepiting untuk memijah (Spawning ground),
daerah pembesaran / asuhan (nursery ground) dan daerah
tempat mencari makan (feeding ground) dari biota laut
tersebut. Disamping itu, peran ekologis mangrove yang cukup
penting bagi ekosistem di wilayah pantai adalah kemampuannya
dalam menahan laju abrasi pantai. Pemerintah Daerah
merehabilitasi kawasan pesisir secara ekologis dengan
penanaman mangrove melalui kegiatan penanaman 10000
mangrove pada hari SANTRI. Mengusung tema “ Dedikasi Santri
Untuk Negeri “. Pemerintah Daerah Kabupaten Situbondo
mengajak seluruh elemen masyarakat untuk turut serta
menjaga kelestarian alam dengan menanam mangrove di 6
(enam) titik kecamatan di Kabupaten Situbondo ; Kecamatan
Panarukan, Kecamatan Banyuputih, Kecamatan Banyuglugur,
Kecamatan Kendit, Kecamatan Kendit dan Kecamatan
Kapongan.
17
Gambar 4.1 Penanaman mangrove di Hari Santri
( Sumber Humas Pemkab Situbondo, 2018 )
3. Sarana Sanitasi
Untuk mengurangi dampak pencemaran pada badan
lingkungan dan perairan dilakukan beberapa kegiatan
pembangunan sarana sanitasi dan Instalasi Pengelolaan Air
Limbah (IPAL) Domestik yang difokuskan untuk pengelolaan
limbah domestik di sekolah, dikawasan pesisir dan masyarakat
pedesaan melalui program Sanitasi Total Berbasis Masyarakat
(STBM), pembuatan IPAL untuk kegiatan medis dan pasar.
18
Selain juga dilakukan beberapa kegiatan berbasis
pemberdayaan masyarakat dalam pengelolaan lingkungan
lainnya seperti lomba desa, pemberdayaan masyarakat untuk
perlindungan mata air, peningkatan sanitasi sehat serta pola
hidup bersih dan sehat.
19