Anda di halaman 1dari 8

MAKALAH

MANUSIA DAN SAINS


SEMESTER GANJIL 2016 2017
PERMASALAHAN LINGKUNGAN DESA CIPACING
KELOMPOK 2

Saqila Alifa Ramadhan 260110160047

Kita Radisa 260110160051

Fajra Dinda Crendhuty 260110160056

Nia Kurniasih 260110160060

Hanum Firdausya 260110160064

Krysta Desela 260110160069

Muhamad Nadiva Mardiana 260110160071

Fitri Nurjanah 260110160074

Sintha Nur Fitriani 260110160081

FAKULTAS FARMASI

UNIVERSITAS PADJADJARAN

JATINANGOR

2016
KATA PENGANTAR

Dengan menyebut nama Allah SWT. yang Maha Pengasih lagi


Maha Panyayang, kami panjatkan puja dan puji syukur atas kehadirat-Nya,
yang telah melimpahkan rahmat, hidayah, dan inayah-Nya kepada kami,
sehingga kami dapat menyelesaikan makalah mata kuliah Manusia dan
Sains dengan judul Permasalahan Lingkungan Desa Cipacing.

Makalah ini telah kami susun dengan maksimal dan mendapatkan


bantuan dari berbagai pihak sehingga dapat memperlancar pembuatan
makalah ini. Untuk itu, kami menyampaikan banyak terima kasih kepada
semua pihak yang telah berkontribusi dalam pembuatan makalah ini.

Terlepas dari semua itu, kami menyadari sepenuhnya bahwa masih


ada kekurangan baik dari segi susunan kalimat maupun tata bahasanya.
Oleh karena itu, dengan tangan terbuka kami menerima segala saran dan
kritik dari pembaca agar kami dapat memperbaiki makalah ini.

Akhir kata, kami berharap semoga makalah ini dapat memberikan


manfaat maupun inpirasi terhadap pembaca.

Jatinangor, November 2016

Penyusun
BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Permasalahan sampah bukan lagi sekedar masalah kebersihan dan


lingkungan saja, tetapi sudah menjadi masalah sosial yang berpotensi
menimbulkan konflik. Lebih parah lagi, hampir semua kota di Indonesia
baik kota besar maupun kota kecil, belum memiliki sistem penanganan
sampah yang baik. Umumnya kota di Indonesia memiliki manajemen
sampah yang sama yaitu metode kumpul angkut buang Sebuah
metode manajemen persampahan klasik yang akhirnya berubah menjadi
praktek pembuangan sampah secara sembarangan tanpa mengikuti
ketentuan teknis di lokasi yang sudah ditentukan.

Pengelolaan sampah saat ini berdasarkan UU No 18 Tahun 2008


dan PP No 81 Tahun 2012 di lakukan dengan dua fokus utama yakni
pengurangan dan penanganan sampah. Pengurangan sampah seperti yang
di jelaskan di dalam UU maupun PP yang telah disebutkan dilakukan
mulai dari sumber sampah sampai pada pengelolaan akhir. Dimana
pengurangan sampah diwujudkan dengan keterlibatan aktif masyarakat
maupun pihak pengelola sampah. Pengurangan sampah sendiri di lakukan
dengan proses 3R ( Reuse, Recycle dan Reduce). Hal ini karena sampai
saat ini proses 3R dianggap yang paling sesuai dalam mengurangi sampah
di kota maupun Wilayah karena mampu mengurangi timbulan sampah
sebesar 15-20 %. Sedangkan untuk penanganan sampah merupakan hal
teknis dalam mengelolah sampah mulai dari pewadahan, pengumpulan,
pengangkutan dan sampai pada pemrosesan akhir.

Berdasarkan data Kecamatan Jatinangor dalam Angka tahun 2014,


Desa Cipacing memiliki status sebagai pedesaan dengan klasifikasi
sebagai desa swasembada. Secara topografis, wilayah Desa Cipacing
memiliki bentuk bentang permukaan tanah berupa dataran. Ketinggian
dimana kantor desa berada memiliki ketinggian sebesar 704 meter di atas
permukaan laut. Secara geografis, Desa Cipacing dikelilingi oleh wilayah-
wilayah sebagai berikut: Desa Cibeusi di sebelah utara, Desa Sayang di
sebelah timur, serta Kabupaten Bandung di sebelah selatan dan baratnya.
Secara administratif, Desa Cipacing terbagi ke dalam tiga Dusun yaitu
Dusun I, Dusun II dan Dusun III. Sementara jumlah Rukun Warga dan
Rukun Tetangganya masing-masing sejumlah 17 RW dan 68 RT saat ini
masih belum maksimal dalam hal pengelolaan sampah yakni tidak
tersedianya TPA di dalam wilayah administrasi Desa Cipacing.

Permasalahan sampah di Desa Cipacing sampai saat ini belum


dapat diatasi, hal ini dikarenakan banyaknya faktor yang menghambat
penyelesaian masalah sampah tersebut dan mengakibatkan berbagai
masalah di lingkungan desa Cipacing.

1.2. Rumusan Masalah


1.2.1. Apa saja faktor yang menghambat penyelesaian masalah sampah di
Desa Cipacing ?
1.2.2. Apa saja dampak yang ditimbulkan dari permasalahan sampah di
Desa Cipacing?
1.3. Tujuan
1.3.1. Mengetahui faktor yang menghambat penyelesaian masalah
sampah di Desa Cipacing
1.3.2. Mengetahui dampak yang yang ditimbulkan dari permasalahan
sampah di Desa Cipacing
BAB II

PEMBAHASAN

2.1. Desa Cipacing

Desa Cipacing merupakan sebuah desa yang berada di wilayah


Kecamatan Jatinangor. Lokasinya berada di bagian barat laut wilayah
Kecamatan Jatinangor dan berbatasan langsung dengan wilayah Kabupaten
Bandung di Desa Cileunyi Wetan. Wilayahnya dilewati jalur jalan nasional
yang menghubungkan kota Bandung dengan wilayah Garut/Tasikmalaya.
Jarak dengan pusat Kecamatan Jatinangor sekitar tiga kilometer.

Berdasarkan data Kecamatan Jatinangor dalam Angka tahun 2014,


Desa Cipacing memiliki status sebagai pedesaan dengan klasifikasi sebagai
desa swasembada. Secara topografis, wilayah Desa Cipacing memiliki bentuk
bentang permukaan tanah berupa dataran. Ketinggian dimana kantor desa
berada memiliki ketinggian sebesar 704 meter di atas permukaan laut. Secara
geografis, Desa Cipacing dikelilingi oleh wilayah-wilayah sebagai
berikut: Desa Cibeusi di sebelah utara, Desa Sayang di sebelah timur, serta
Kabupaten Bandung di sebelah selatan dan baratnya. Secara administratif,
Desa Cipacing terbagi ke dalam tiga Dusun yaitu Dusun I, Dusun II dan
Dusun III. Sementara jumlah Rukun Warga dan Rukun Tetangganya masing-
masing sejumlah 17 RW dan 68 RT.

Desa Cipacing memiliki luas wilayah sebesar 179 hektar. Luas wilayah
tersebut terbagi ke dalam beberapa peruntukan yaitu sebagai lahan pertanian,
lahan pemukiman dan lahan lainnya. Yang dipergunakan sebagai lahan
pertanian sebesar 56 hektar. Lahan pertaniannya terbagi ke dalam dua jenis
yaitu lahan pesawahan dan lahan non-pesawahan. Luas lahan pesawahannya
sebesar 10 hektar. Lahan pertanian bukan pesawahan atau termasuk lahan
ladang, huma dan perkebunan seluas 46 hektar. Seluas 103 hektar
dipergunakan sebagai lahan pemukiman dan pekarangan. Sisanya seluas 20
hektar dipergunakan untuk keperluan lainnya seperti lahan fasilitas umum.
Pada tahun 2013 Desa Cipacing memiliki jumlah penduduk sebanyak
14.321 jiwa. Jumlah penduduk yang paling besar jika dibandingkan dengan
jumlah penduduk desa lainnya yang berada di Kecamatan Jatinangor. Rincian
penduduknya adalah sebanyak 6.996 orang berjenis kelamin laki-laki
ditambah 7.325 orang berjenis kelamin perempuan. Jumlah kepala
keluarganya sebanyak 3.431 KK. Kepadatan penduduk Desa Cipacing sebesar
8.001 orang untuk tiap kilometer luas wilayahnya. Jadi bisa disebutkan bahwa
Desa Cipacing memiliki kepadatan penduduk yang besar jika dibandingkan
dengan kepadatan penduduk Desa lainnya. Hal ini sangat berkaitan erat
dengan penggunaan lahan yang sebagian besar dipergunakan sebagai lahan
pemukiman dan pekarangan.

2.2. Masalah Lingkungan

Permasalahan lingkungan adalah suatu hal yang dapat mengganggu


keseimbangan ekosistem serta dapat merusak dan mengganggu siklus atau
sistem yang berlangsung di lingkungan perdesaan, yang menimbulkan efek
negative bagi kelestarian lingkungan dan manusia.

Masala lingkungan yang terdapat di Desa Cipacing sendiri adalah


permasalahan penanganan sampah yang terjadi di Desa Cipacing disebabkan
karena ketidakseimbangan antara jumlah sampah yang ditimbulkan dengan
pelayanan penanganan yang dapat diberikan. Pelayanan pemerintah daerah
belum dapat menangani sampah yang ada di Desa Cipacing secara
keseluruhan.

Kawasan Desa Cipacing adalah kawasan yang belum merata dalam


sistem pengelolaan sampah yang diterapkan. Ketidakseimbangan pengelolaan
sampah yang terjadi di kawasan Desa Cipacing disebabkan oleh banyak hal,
yakni kurang efektifnya peranan elemen-elemen pengelolaan sampah,
kurangnya sarana dan prasarana seperti sarana pewadahan, sarana
pengumpulan, jumlah dan persebaran TPS dan alokasi lahan TPA, serta
keterbatasan pendanaan selain itu ada juga masalah kurangnya transportasi
pengangkut sampah yang ada.

Penerapan pengelolaan sampah dengan pola individual yang terjadi di


kawasan Desa Cipacing memiliki dampak negatif yakni, dapat menyebabkan
polusi yang menjangkau daerah lain, kerusakan pada sumber air tanah serta
meningkatkan potensi bencana.

2.3. Faktor Faktor Penghambat Penyelesaian Sampah


2.3.1. Kesadaran Masyarakat
Kesadaran masyarakat merupakan hal yang sangat berkaitan
dengan permasalahan sampah di daerah Desa Cipacing. Kurangnya
kesadaran masyarakat untuk membuang sampah pada tempatnya
juga dapat menyebabkan sampah berserakan
2.3.2. Tidak Tersedianya Lahan TPS
Tidak tersedia nya lahal TPS merupakan hal yang sangat
berpeengaruh dengan maslaah sampah di Desa Cipacing. Tanpa
lahan yang cukup masyarakat cenderung membuang sampah di
sembarang tempat dan hal ini menyebabkan sampah berserakan di
beberapa tempat. Sampa yang berserakan di sembarang tempat di
desa jelas membuat pengelolaan sampah menjadi bertambah sulit
lagi.
2.3.3. Kurangnya Peranan Elemen-Elemen Pengelolaan Sampah
Dalam pengelolaan sampah tentulah dibutuhkan elemen untuk
mengelolanya seperti transportasi, wadah, dan masih banyak lagi.
Di Desa Cipacing sendiri elemen untuk mengelola sampah
sangatlah kurang, terutama transportasi untuk pengangkutan
sampah. Dan hal ini menyebabkan pengelolaan sampah di Desa
Cipacing semakin sulit.

BAB III

PENUTUP
3.1 Kesimpulan

3.2 Saran

Anda mungkin juga menyukai