SHIFT B 2016
SAQILA ALIFA RAMADHAN
260110160047
II. Prinsip
2.1 Spektroskopi Emisi Atom
Spektroskopi emisi atom atau Atomic Emission Spectroscopy (AES) adalah
suatu metode pengukuran yang dapat digunakan untuk analisa logam secara
kualitatif maupun kuantitatif yang didasarkan pada pemancaran atau emisi
sinar dengan panjang gelombang yang karakteristik untuk unsur yang
dianalisa (Skoog, 2004).
2.2 Eksitasi Elektron
Eksitasi electron adalah proses penyerahan energi radiasi ke suatu atom atau
molekul tanpa mengakibatkan ionisasi. Energi radiasi mungkin diserap oleh
inti atau elektron, dan mungkin pula dibebaskan dalam bentuk radiasi
(BATAN, 2015).
2.3 Sentrifugasi
Sentrifugasi merupakan proses pemisahan partikel berdasarkan berat partikel
dikarenakan adanya gaya sentrifugal ( gaya yang terjadi akibat perubahan
berat partikel dari keadaan normal yang meningkat seiring meningkatnya
kecepatan dan sudut kemiringan putaran patikel). Pada pemisahan
menggunakan sentrifugasi, partikel dengan densitas yang lebih tinggi dari
pelarut akan mengendap dan partikel yang lebih ringan akan mengapung ke
atas (Waharawichanant, 2010)
III. Reaksi
-
IV. Teori Dasar
Zat terlarut yang ada didalam cairan tubuh terdiri dari cairan elektrolit dan
non elektrolit. Non elektrolit adalah zat terlarut yang tidak terlarut dan tidak
bermuatan listrik yang terdiri dari protein, urea, glukosa, oksigen, karbon dioksida
dan asam-asam organik lainnya. Sedangkan, elektrolit tubuh terdiri dari natrium
(Na+), kalium (K+), kalsium (Ca2+), magnesium (Mg2+), klorida (Cl- ), bikarbonat
(HCO3-), fosfat (HPO42-), dan sulfat (SO42-). Ion yang bermuatan positif disebut
kation dan yang bermuatan negatif disebut anion (Butterworth, 2013).
Natrium adalah kation terbanyak dalam cairan ekstrasel, jumlahnya bisa
mencapai 60 mEq per kilogram berat badan. Jumlah natrium dalam tubuh
merupakan gambaran keseimbangan antara natrium yang masuk dan natrium yang
dikeluarkan. Pemasukan natrium yang berasal dari diet melalui epitel mukosa
saluran cerna dengan proses difusi dan pengeluarannya melalui ginjal atau saluran
cerna atau keringat di kulit. Pemasukan dan pengeluaran natrium perhari
mencapai 48-144 mEq (Yaswir, 2012)
Nilai Rujukan Natrium
Nilai rujukan kadar natrium pada:
- serum bayi : 134-150 mmol/L
- serum anak dan dewasa : 135-145 mmol/L
- urine anak dan dewasa : 40-220 mmol/24 jam
- cairan serebrospinal : 136-150 mmol/L
- feses : kurang dari 10 mmol/hari (Reilly and Perazella, 2007).
Gangguan natrium dalam plasma merupakan gangguan elektrolit yang paling
sering terjadi. Hipernatremia adalah kondisi tingginya kadar ion natrium dalam
darah yaitu ketika kadarnya melebihi 145 mmol/L, namun gejala parah biasa
muncul ketika kadar natrium sudah berada diatas 160 mmol/L. Sedangkan,
hiponatremia adalah kondisi kadar ion natrium rendah dalam darah ketika kadar
natrium kurang dai 135 mmol/L (Rebecca, 2006)
Terdapat beberapa metode pengukuran yang bisa digunakan untuk mengukur
kandungan elektrolit seperti logam natrium, kalium, magnesium dan kalsium
dalam suatu larutan. Metode-metode tersebut diantaranya adalah menggunakan
Flame Photometry, AAS (Spektofotometer Serapan Atom), Electrolysis dan lain
– lain (Pratama, 2015)
Spektroskopi emisi atom atau Atomic Emission Spectroscopy (AES) adalah
suatu metode pengukuran yang dapat digunakan untuk analisa logam secara
kualitatif maupun kuantitatif yang didasarkan pada pemancaran atau emisi sinar
dengan panjang gelombang yang karakteristik untuk unsur yang dianalisa.
Spektroskopi emisi merupakan spektroskopi atom dengan menggunakan sumber
eksitasi plasma, nyala atau laser bertenaga tinggi. Sumber eksitasi sangat
berpengaruh terhadap bentuk dan intensitas emisi. Selain menyediakan energi
yang cukup untuk menguapkan sampel, sumber juga menyebabkan eksitasi
elektronik partikel-partikel elementer dalam gas. Garis spektrum yang terakhir
yang digunakan untuk analisis spektroskopi emisi. Molekul tereksitasi pada fase
gas mengemisi spektrum, yaitu akibat transisi dari suatu energi tereksitasi (E2) ke
suatu tingkat energi yang lebih rendah (E1) dengan pemancaran (emisi) foton
dengan energi hv (Skoog et al., 2004).
AES (Atomic Emission Spectoscopy) digunakan untuk pengukuran kadar
natrium pada praktikum kali ini. Penggunaan spektrofotometer emisi nyala di
laboratorium berlangsung tidak lama, selanjutnya penggunaannya dikombinasi
dengan elektrokimia untuk mempertahankan penggunaan dan keamanan
prosedurnya. Prinsip pemeriksaan spektrofotometer emisi nyala adalah sampel
diencerkan dengan cairan pengencer yang berisi litium atau cesium, kemudian
dihisap dan dibakar pada nyala gas propan. Ion natrium, kalium, litium, atau
sesium bila mengalami pemanasan akan memancarkan cahaya dengan panjang
gelombang tertentu (natrium berwarna kuning dengan panjang gelombang 589
nm, kalium berwarna ungu dengan panjang gelombang 768 nm, litium 671 nm,
sesium 825 nm). Pancaran cahaya akibat pemanasan ion dipisahkan dengan filter
dan dibawa ke detektor sinar (Klutts and Scott, 2006)
5.2 Bahan
a. Air suling (aquades)
b. Asetonitril
c. Kalium klorida
d. Natrium klorida
e. Sampel darah
VI. Prosedur dan Data Pengamatan
VII. Perhitungan
7.1 Pembuatan Larutan Baku Natrium 100 ppm
100 ppm = Massa = 1000 μg = 1 mg
x1
x1
= 2,54 mg dalam 10 mL
Akan dibuat 50 mL = 2,54 x 5 = 12,7 mg ~ 0,0127 gram.
x1
= 1,91 mg dalam 10 mL
8 ppm 1 ppm
V1 x N1 = V2 x N2 V1 x N1 = V2 x N2
V1 x 100 = 10 x 8 V1 x 100 = 20 x 1
V1 = 0,8 mL V1 = 0,2 mL
Konsentrasi
No. Intensitas Emisi
(ppm)
1 1 2
2 2 3
3 4 6
4 8 12
5 16 22
6 32 43
50
y = 1.3248x + 0.7562
40 R² = 0.9995
30
20 Linear (y)
10
0
0 10 20 30 40
Konsentrasi (ppm)
Konsentrasi
No. Intensitas Emisi
(ppm)
1 0,25 2
2 0,5 3
3 0,75 5
4 1,25 8
5 1,5 10
Kurva Baku Kalium
12
Intensitas Emisi 10 y = 6.4651x + 0.1047
R² = 0.9941
8
6
y
4Linear (y)
2
0
00.5 1 1.5 2
Konsentrasi (ppm)
VIII. Simpulan
Setelah dilakukan penentuan kadar natrium dan kalium dalam sampel
darah menggunakan Flame Atomic Emission Spectroscopy (F-AES) dengan
prinsip pengukuran tingkat emisi elektron pada panjang gelombang yang
spesifik tiap atom, didapatkan bahwa pengukuran ion natrium pada semua
sampel darah bernilai kurang dari nilai normal yaitu 135-145 mEq/L dan untuk
ion kalium semua sampel kurang dari nilai normal 3,5-5,5 mEq/L.
DAFTAR PUSTAKA
Badan Tenaga Nuklir Nasional. 2015. Model Atom Neils Bohr. Tersedia Online di
http://www.batan.go.id/index.php/id/infonuklir/atom/model-atom/813-model-at
om-niels-bohr [Diakses pada tanggal 30 Maret 2019].
Butterworth, J.F., Mackey, D.C., and Wasnick, J.D. 2013. Morgan & Mikhail’s
Clinical Anesthesiology Fifth Edition. USA : Mc Gaw Hill Education
Pratama, D.S., Purna, P., Rinawati., Sophia, L.S., dan Ifan, R.S. 2015. Validasi
Metode Analisis Logam Na, K, Mg dan Ca pada Air Tua menggunakan
Microwave Plasma-Atomic Emission Spectrometer (MP-AES). Jurnal
Standarisasi, Vol 17(3) : 187-198
Rebecca, R., Paul, L.P., and Jonathan, R.S. 2006. Disorder Sodium Balance. BMJ,
Vol 322 : 702-705
Reilly R.F and Perazella M.A. 2007. In: Lange Acid- serta Pemeriksaan
Laboratorium. Jurnal Kesehatan Andalas, Vol 1(2) : 21-170.