NPM : 260110160047
Apoteker berperan penting untuk meningkatkan kepatuhan pasien terhadap terapi terkait
obat. Tujuannya adalah untuk mengedukasi pasien mengenai penggunaan obat dan cara
penyimpanan obat agar kualitas dari obat terjamin dan efektif bagi pengobatan. Memiliki
persediaan obat di rumah sangatlah berguna, namun dapat perlu diperhatikan apakah persediaan
obat tersebut disimpan secara benar. Karena, penyimpanan obat yang benar akan
mempertahankan kualitas dari obat.
Pada obat biasanya diberikan zat pengawet untuk mencegah pertumbuhan bakteri dan jamur.
Namun, setelah kemasan dibuka maka zat pengawet tidak dapat menahan timbulnya bakteri dan
jamur secara maksimal lagi
Jika obat belum dibuka, maka tanggal kadaluarsa obat sesuai dengan tanggal kadaluarsa yang
tertera pada kemasan. Namun, jika kemasan sudah dibuka dan obat sudah digunakan maka batas
kadaluarsa obat yang tertera pada kemasan tidak lagi berlaku. Obat tetes telinga, tetes hidung
ataupun sirup yang mengandung air ini jangan lebih dari 3 bulan setelah dibuka. Kemudian, obat
tetes mata jangan disimpan lebih dari sebulan setelah digunakan. Serbuk kering yang berisi
antibiotik jangan disimpan lebih dari 1 minggu setelah digunakan. Selanjutnya, obat racikan
dokter sebaiknya jangan disimpan bila ada sisa.
Kadangkala terlihat dengan jelas, misalkan larutan bening menjadi keruh atau warna krim yang
berubah warna atau berjamur
Namun pada umumnya proses kerusakan obat tidak dapat dilihat secara kasat mata. Bentuk dan
warna dari obat bisa saja tidak berubah tetapi kandungan zat aktif dari obat sudah berkurang dan
terturai menjadi zat lain. Penguruangan kadar zat aktif hanya dappat ditentukan dengan analisis
laboratorium. Kadar zat aktif sediaan diperbolehkan menurun sebanyak 10%, jika lebih dari itu
maka obat tidak dapat lagi digunakan.
1. Berubah warna
2. Berubah rasa
3. Berubah bau
4. Konsistensi menjadi lengket ataupun lebih lembek
5. Terdapat endapan atau gumpalan pada obat cair
6. Perubahan kekentalan obat
7. Wadah obat rusak