STUDI PERENCANAAN INSTALASI PENGOLAHAN AIR LIMBAH

(IPAL) PABRIK TAHU “3 SAUDARA” MALANG DENGAN

KOMBINASI BIOFILTER ANAEROBIK – AEROBIK
1 2 3
Masfufahtut Thohuroh , Donny Harisuseno , Rini Wahyu Sayekti
Mahasiwa Jurusan Teknik Pengairan Universitas Brawijaya, Dosen Jurusan Teknik
Pengairan Universitas Brawijaya, Dosen Jurusan Teknik Pengairan Universitas Brawijaya.
Universitas Brawijaya – Malang, Jawa Timur, Indonesia
e-mails : rmtfufa@gmail.com, donnyhari@yahoo.com, rini_wahyus@yahoo.com

ABSTRAK
Pabrik Tahu “3 Saudara” Malang memiliki kapasitas produksi per hari sebanyak 1500 -
2000 kg kedelai per hari yang menghasilkan limbah cair hasil proses pengolahan sebesar
39,78 - 58,96 m3/hari dengan kandungan BOD5, COD, TSS dan pH berturut – turut
sebesar 4526 mg/L, 26000 mg/L, 1259 mg/L dan 4,5. Berdasarkan baku mutu limbah cair
yang telah ditentukan oleh pemerintah, maka dibutuhkan suatu perencanaan Instalasi
Pengolahan Air Limbah (IPAL) untuk mengatasi limbah cair pabrik tahu. IPAL dapat
menggunakan kombinasi biofilter anaerobik – aerobik karena limbah cair pabrik tahu dapat
terurai secara biologis dengan peranan mikroorganisme. Hasil pengolahan air limbah oleh
IPAL yang direncanakan tidak menghasilkan lumpur dengan kandungan BOD5, COD, TSS
dan pH berturut – turut sebesar 51,95 mg/L, 296,40 mg/L, 1,20 mg/L dan 7,5.
Kata kunci : Limbah cair pabrik tahu, IPAL, biofilter anaerobik – aerobik, baku mutu,
mikroorganisme

ABSTRACT
"3 Saudara" Malang’s tofu factory has a production capacity per day of 1500 - 2000 kg
soybean and release 39.78 to 58.96 m3 / day wastewater with quality BOD5, COD, TSS
and pH respectively are 4526 mg / L, 26000 mg / L, 1259 mg / L and 4.5. Based on effluent
quality standards set by the government, there should be need a planning about
Wastewater Treatment Plant (WWTP). WWTP can used a combination of anaerobic -
Aerobics with biofilter because a tofu wastewater is biodegradable with the action of
microorganisms. The results of wastewater treatments by WWTP planned does not release
any sludge and estimated of BOD5, COD, TSS and pH respectively are 51.95 mg / L,
296.40 mg / L, 1.20 mg / L and 7.5.
Keywords : Tofu factory wasterwater, WWTP, biofilter anaerobic – aerobic, effluent
standard, microorganism

1. PENDAHULUAN
Industri Tahu merupakan salah satu
industri pangan yang berpotensi dalam
pencemaran air dari limbah cair yang
dihasilkannya. Produksi Tahu masih
dilakukan dengan teknologi yang
sederhana dengan rendahnya tingkat
efisiensi penggunaan air dan bahan baku
kedelai serta menghasilkan produksi
limbah sangat tinggi. Tahu dibuat dengan
bahan baku utama berupa kedelai dan
membutuhkan banyak air dalam setiap
tahapan proses pembuatannya.
Kandungan bahan-bahan organik pada
limbah cair industri tahu umumnya
sangat tinggi dan bersifat
biodegradable. Senyawa - senyawa
organik di dalam air buangan tersebut
dapat berupa protein, karbohidrat, lemak,
dan minyak dengan komposisi 40 - 60%
protein, 25 – 50% karbohidrat, dan 10%
lemak (Azizah dkk, 2005)
Limbah cair yang dihasilkan setiap
proses pembuatan tahu mempunyai debit
yang cukup besar. Untuk setiap 1 kg
bahan baku kedelai dibutuhkan rata-rata
45 liter air dan akan dihasilkan limbah
cair berupa whey tahu sebanyak 43.5 liter
(Nuraida dalam Amir Husin 2008). Whey
merupakan produk sampingan dari
produksi tahu. Meskipun mengandung
oligosakarida, protein dan isoflavon, yang
dapat diisolasi dan dapat digunakan
menjadi produk fungsional kembali,
namun saat ini whey tidak dimanfaatkan
tetapi langsung dibuang sebagai aliran
limbah. whey tahu bisa menyebabkan bau
tak sedap dan pencemaran permukaan
dan air tanah (Hernandez, 2012). Whey
mengandung bahan-bahan organik berupa
protein, karbohidrat dan lemak yang
tinggi (Nurhasan dan Pramudyanto, 1987
dalam Amir Husin 2008). Limbah cair
tahu dengan karateristik mengandung
bahan organik tinggi, suhu mencapai
40°C - 46°C, kadar BOD5 (6000 – 8000
mg/l), COD (4500 – 14000 mg/l), TSS
dan PH yang tinggi pula (Herlambang,
2002). Tingginya kandungan bahan
organik pada limbah Tahu dapat
mengakibatkan rusaknya ekosistem
badan air penerima air limbah. Oleh
karena itu dibutuhkan adanya
perencanaan Instalasi Pengolahan Air
limbah untuk dapat mengatasi
permasalahan air limbah tersebut.
Pengolahan dasar untuk mengatasi
limbah cair tahu dapat berupa pengolahan
secara aerobik, anaerobik, membrane bio-
reactor technology dan kombinasi
pengolahan anaerobik – aerobik (Zhao,
2012). Dalam pemilihan proses
pengolahan yang akan digunakan harus
mempertimbangkan kelebihan maupun
kekurangan dari masing – masing sistem
pengolahan.
Pokok permasalahan yang dapat
diidentifikasi adalah tidak adanya usaha
pengolahan limbah cair dari proses
produksi Tahu dan limbah cair yang
dialirkan menuju badan sungai belum
memenuhi standar baku mutu air limbah
berdasarkan Keputusan Gubernur Jawa
Timur Nomor 72 tahun 2013 tentang
Baku Mutu Air Limbah Bagi Industri
dan/atau Kegiatan Usaha Lainnya.
Tujuan dari penelitian ini adalah
untuk mengetahui debit dan kandungan
limbah cair dari proses produksi Tahu
pada Pabrik Tahu “3 Saudara” Malang
untuk mendapatkan desain IPAL dengan
kombinasi biofilter anaerobik – aerobik
yang sesuai, sehingga diharapkan dapat
mengurangi pencemaran oleh air limbah
yang masuk ke Sungai Bocek di
Kecamatan Karangploso Kabupaten
Malang.
2. METODE PENELITIAN
- Lokasi Penelitian
Penelitian dilakukan di Pabrik Tahu
“3 Saudara” Malang yang terletak di
Desa Bocek Kecamatan Karangploso
Kabupaten Malang Jawa Timur.
Gambar 1. Lokasi Penelitian
- Metode Analisa  Pertimbangan
Langkah-langkah metode analisa Pemilihan Desain
yang dilakukan dalam pembuatan jurnal IPAL
ini adalah sebagai berikut : Berdasarkan hasil perhitungan
 Pengumpulan data didapatkan suatu desain Instalasi
Sumber data yang diperlukan d Pengolahan Air Limbah (IPAL) guna
berupa data kualitas air limbah dan data mengolah limbah cair hasil produksi tahu
debit air limbah hasil produksi. yang kemudian desain IPAL ini dapat
Pengambilan data kualitas air limbah dijadikan rekomendasi desain IPAL yang
dilakukan sebanyak tiga kali yaitu pada sesuai untuk diterapkan pada Pabrik Tahu
tanggal 26 April 2016, 23 Agustus 2016 “3 Saudara” Karangploso Malang.
dan 30 Agustus 2016 saat jam puncak Pertimbangan – pertimbangan dalam
produksi dengan mengasumsikan semua pemilihan desain IPAL diantaranya
proses produksi sedang berlangsung adalah sebagai berikut :
sehingga sampel telah mewakili kondisi  Area lahan kosong yang terbatas (± 375
sebenarnya. Pengambilan data debit air 2
m ) sehingga perlu dicari desain IPAL
limbah dilakukan selama tujuh hari pada yang compact yang memungkinkan
tanggal 19 – 24 April 2016 saat proses diletakkan dibawah permukaan tanah
produksi berlangsung yaitu pada pukul sehingga lahan bagian atas dapat
08.00 – 16.00 WIB. dimanfaatkan untuk keperluan lainnya.
 Desain IPAL harus mampu mencegah
 Pengolahan data
bau yang ditimbulkan dari limbah cair
Melakukan perhitungan prediksi debit
maupun akibat proses pengolahan
air limbah. Perhitungan berdasarkan
limbah cair pada IPAL untuk menjaga
hasil pengukuran debit air limbah
kenyamanan lingkungan sekitar,
yang dilakukan setiap jam dan pada
sehingga desain IPAL harus tertutup
setiap jam diperoleh sepuluh data
dari segi konstruksinya.
debit yang nantinya data tersebut
 Industri Tahu merupakan jenis usaha
akan di rata-rata untuk mendapatkan
menengah kebawah, sehingga modal
nilai debit pada setiap jam. Debit
yang dimiliki relatif sedikit. Sehingga
yang digunakan adalah debit rerata
desain IPAL yang dipilih harus yang
harian maksimum yang terjadi pada
memiliki biaya operasional dan
hari puncak.
perawatan yang murah.
Membandingkan data kualitas air
 Desain IPAL harus mampu mengatasi
limbah (nilai parameter BOD, COD,
fluktuasi atau lonjakan debit (kuantitas)
TSS, dan pH) dengan standar baku
maupun kualitas limbah cair akibat
mutu air limbah sesuai dengan
peningkatan jumlah produksi, sehingga
peraturan Gubernur Jawa Timur
hasil pengolahan IPAL dapat
Nomor 72 Tahun 2013, untuk
memenuhi baku mutu air limbah yang
selanjutnya apabila data kualitas air
telah ditentukan.
limbah melebihi standar baku mutu
maka dilakukan perencanaan Instalasi
3. HASIL DAN PEMBAHASAN
Pengelolaan Air Limbah (IPAL).
- Perhitungan Debit Limbah Cair
Data kualitas air yang dipilih untuk
Tabel 1. Perhitungan Debit Limbah Cair
perencanaan desain IPAL adalah data
Rerata Harian Maksimum
kualitas air yang paling tinggi
Hari Biasa Hari Puncak
(maksimum). Hari 3 3
(m /hari) (m /hari)
Senin 32,42 40,93
Selasa 39,78 58,96
Rabu 35,81 53,72
Kamis 33,72 49,35
Jum’at 32,90 50,58
Sabtu 38,35 57,53
 Hari Biasa Hari Puncak Tabel 2. Hasil Analisa Kualitas Limbah
Hari 3 3
(m /hari) (m /hari) Cair Pabrik Tahu
Minggu 38,44 57,67
Parameter A B C D
Debit
39,78 58,96
Maksimum (mg/L) (mg/L) (mg/L) (mg/L)
Sumber : Hasil Pengukuran
pH 4,5 4,5 4,5 6–9
Perhitungan debit dengan cara BOD5 4526 4176 3926 150
pengukuran langsung di lapangan COD 16000 21800 26000 300
dilakukan di lapangan pada saat jam-jam TSS 828,5 1259 318,8 100
produksi. Pengukuran debit berlangsung
selama 8 jam mulai pukul 08.00 – 16.00 Sumber : Hasil Analisa
WIB selama 7 hari (19 – 24 April 2016). Keterangan :
Proses pengukuran dilakukan setiap satu A : Hasil Analisa I (26 April 2016)
jam sekali dan setiap pengukuran B : Hasil Analisa II(23 Agustus 2016)
dilakukan sebanyak 10 kali untuk C : Hasil Analisa III (30 Agustus 2016)
mendapatkan keberagaman data debit, D : Baku Mutu Limbah Cair
sehingga dalam satu hari pengukuran Dari hasil analisa pada kualitas
didapatkan 80 data debit limbah cair. limbah cair pada Tabel 2, dapat diketahui
Data debit rata-rata harian selama satu bahwa kualitas limbah cair hasil proses
minggu (pada hari puncak / 1,5 kali dari produksi tahu belum memenuhi baku
debit hari biasa) yang nantinya hasil mutu limbah cair berdasarkan Peraturan
pengukuran akan dibandingkan dengan Gubernur Jawa Timur No.72 Tahun 2013
perhitungan debit berdasarkan kebutuhan sehingga perlu diadakan suatu
air untuk proses produksi dan dipilih data perencanaan Instalasi Pengolahan Air
yang paling maksimum sebagai dasar Limbah (IPAL) yang sesuai yang dapat
perencanaan kapasitas Instalasi diterapkan pada pabrik tahu.
Pengolahan Air Limbah (IPAL).
Rekapitulasi perhitungan debit limbah  Penentuan Desain IPAL
cair berdasarkan pengukuran langsung Desain proses IPAL untuk limbah
disajikan pada Tabel 1. cair pabrik tahu didasarkan pada kriteria
Dari perhitungan debit limbah cair kebutuhan pada lokasi studi. Menurut
rerata harian maksimum pada Tabel 1 kajian teori pada bab sebelumnya dan
dapat diketahui debit maksimum pada beberapa penelitian yang telah dilakukan,
3
hari biasa sebesar 39,78 m /hari dan pada maka didapatkan desain proses sebagai
3
hari puncak sebesar 58,96 m /hari, maka berikut:
debit maksimum yang digunakan untuk a Air limbah hasil proses produksi tahu
perencanaan Instalasi Pengolahan Air akan dialirkan menuju bak pemisah
3
Limbah (IPAL) yaitu 39,78 m /hari dan lemak. Bak ini direncanakan dapat
3
58,96 m /hari. menurukan kadar TSS sebesar ±5%.
b Selanjutnya air limbah akan dialirkan
 Penentuan Kualitas menuju bak ekualisasi. Bak ini
Limbah Cair didesain untuk menampung air
Pengambilan sampel kualitas limbah limbah, menstabilkan aliran air
cair dilakukan dengan cara grab sampling limbah.
pada outlet Pabrik Tahu “3 Saudara” c Air limbah yang telah stabil debitnya
Malang pada saat jam puncak produksi akan dialirkan menuju bak
dengan pertimbangan pada saat jam
puncak seluruh proses produksi sedang pengendapan awal untuk
dilakukan. Hasil Analisa Kualitas Limbah mengendapkan padatan (lumpur)
Cair disajikan pada Tabel 2. yang terdapat pada air limbah. Bak
pengendapan awal ini direncanakan
 memiliki effisiensi pengolahan
sebesar 25%.
d Air limbah yang telah dipisahkan dari
lemak dan setelah stabil debitnya
akan dialirkan menuju bak anaerobik
dengan biofilter. Effisiensi penurunan
zat organik pada bak ini direncanakan
sebesar ±80%.
e Air limpasan dari bak kontaktor
anaerob dialirkan ke bak kontaktor
aerob. Didalam bak kontaktor aerob
ini diisi dengan media biofilter,
sambil diaerasi atau dihembus dengan
udara sehingga mikro organisme yang
ada akan menguraikan zat organik
yang ada dalam air limbah. Bak
aerobik ini direncanakan memiliki
effisiensi penurunan zat organik
sebesar ±95%.
f Limbah cair yang telah diolah dalam
bak kontaktor aerobik kemudian akan
dialirkan menuju bak pengendap
akhir atau bak penjernih yang telah
ditanami ikan sebagai indikator air
limbah secara biologis. Lumpur yang
terdapat pada bak penjernih akan
disirkulasi denga memecah lumpur
tersebut dengan memompakan
kembali meuju bak aerobik. Proses
tersebut akan berlangsung terus
menerus selama pengolahan.
g Air limbah selanjutnya akan dialirkan
menuju bak penjernih. Didalam bak
ini lumpur aktif yang mengandung
massa mikroorganisme diendapkan
dan dipompa kembali ke bagian inlet
bak aerasi dengan pompa sirkulasi
lumpur. Pada bak ini terjadi
penurunan BOD dan COD sebesar
±5% dan TSS sebesar ±90%.
h Air limbah siap dialirkan ke badan air
(sungai).
Gambar 2. Diagram Pengolahan IPAL
Keterangan :
A : Bak Pemisah Lemak
B : Bak Ekualisasi
C : Pompa Bak Ekualisasi
D : Bak Pengendapan Awal
E : Bak Anaerobik
F : Bak Aerobik
G : Bak Penjernih
Untuk menghitung kapasitas rencana
dibutuhkan data – data sebagai berikut :
3
a Debit (Q) :40,00 ~ 60,00 m /hari
b BOD5 maks : 4526 mg/l
c COD maks :26000 mg/l
d Konsentrasi TSS : 1259 mg/l
e Konsentrasi pH : 4,5
f Baku mutu BOD5 : 150 mg/l
g Baku mutu COD : 300 mg/l
h Baku mutu TSS : 100 mg/l
i Baku mutu pH : 6,0 – 9,0
j Lama produksi : 8 jam
- Bak Pemisah Lemak
 Rencana Desain
Desain bak pemisah lemak
direncanakan dengan proses – proses
sebagai berikut :
a Bak pemisah lemak/skimmer diren-
canakan untuk mengurangi beban
bahan organik yaitu lemak.
b Minyak/lemak yang telah menga-
pung ke permukaan limbah cair
kemudian akan di dikikis dengan
menggunakan scraper dengan jangka
waktu 1 – 2 minggu sekali atau
bergantung pada jumlah
minyak/lemak yang dihasilkan dari
proses produksi. Scraper dapat
menggunakan alat – alat sederhana
seperti stainless pipih panjang, kayu,
serok, maupun alat bantu lainnya.
c Pengikisan akan dilakukan secara
manual dikarenakan lemak/minyak
dari limbah cair pabrik tahu relatif
sedikit.
d Lemak/minyak yang telah dikikis Lama produksi = 8 jam
3
oleh scraper kemudian akan Flow rate = Q (m /hari) / t (jam)
3
dikumpulkan dan dibuang karena = 60,00 m /hari / 8 jam
3
ketidaktersediaan bak penampung = 7,50 m /jam
minyak dan overflow weir. Volume bak = flow rate xwaktu tinggal
3
e Outlet limbah cair selanjutnya akan = 7,50 m /jam x 4 jam
3
dialirkan menuju bak ekualisasi = 30,00 m
melalui pipa secara overflow. Perencanaan dimensi bak
 Perhitungan Dimensi Volume = p x l x h
Data : = 6,00 m x 2,50 m x 2,00 m
3 3 3
Debit maksimum harian = 39,78 m /hari = 30,50 m ≥ 30,00 m
3
Debit yang Digunakan = 40,00 m /hari
Waktu tinggal rencana = 2 jam  Perencanaan sludge
Lama produksi = 8 jam removal
3
Flow rate = Q (m /hari) / t (jam) Sludge removal direncanakan dengan
3
= 40,00 m /hari / 8 jam membuat saluran di dasar bak ekualisasi
= 5,00 m3/jam
dengan slope 0,02 sehingga lumpur atau
Volume bak =flow rate x waktu tinggal
3
= 5,00 m /jam x 2 jam padatan lain akan mudah terkumpul dan
3 akan turut serta di pompa menuju bak
= 10,00 m
Perencanaan dimensi bak pengendapan awal.
Volume = p x l x h
= 2,50 m x 2,10 m x 2,00 m  Perencanaan Inlet dan
3 3
= 10,50 m ≥ 10,00 m Outlet
Perhitungan pengurangan zat organik Inlet dan outlet pada bak ekualisasi
Pada bak pemisah lemak direncanakan direncanakan dengan menggunakan pipa
memiliki effisiensi pengurangan zat PVC dengan diameter yang disesuaikan
organik hanya berupa TSS sebesar ±5% dengan diameter Inlet dan outlet pada
(Said, 2012). pompa yang akan digunakan. Diameter
Kandungan TSS = 95% x 1259 (mg/L) pipa yang digunakan adalah sebesar 4
= 1196,1 mg/L inch.
Perencanaan Konstruksi
- Bak Ekualisasi Konstruksi = Beton K275
 Rencana Desain Tebal dinding = 15 cm
Bak Ekualisasi di rencanakan untuk Slope = 0,02
mengontrol fluktuasi debit air limbah Pipa Inlet dan Outlet = PVC 4 inch
hasil proses produksi tahu yang terjadi.
Bak ini selain digunakan untuk - Perencanaan Pompa pada Bak
mengontrol dan menstabilkan laju debit Ekualisasi
air limbah sehingga tidak terjadi beban  Rencana Desain
kejut (shock loading) pada proses Pompa limbah cair yang akan
selanjutnya. Bak ekualisasi direncanakan digunakan untuk memompa air limbah
berdasarkan hasil pembulatan debit dari bak ekualisasi menuju ke bak
maksimum harian pada hari puncak. pengendapan awal direncanakan
berdasarkan besarnya debit limbah cair
 Perhitungan Dimensi yang dihasilkan per hari.
Data :
3
Debit maksimum = 58,96 m /hari  Penentuan Pompa
3
Debit yang digunakan= 60,00 m /hari Data :
Waktu tinggal rencana= 4 jam 3
Debit limbah cair = 60,00 m /hari
Lama produksi = 8 jam
3
Flow rate = Q (m /hari) / t (jam)
 3
= 60,00 m /hari / 8 jam 3
= 5,00 m /jam
3
= 7,50 m /jam
Volume bak = flow rate xwaktu tinggal
= 125 liter/menit 3
= 5,00 m /jam x 4 jam
Spesifikasi pompa yang sesuai : 3
Kapasitas = 20 – 140 liter/menit = 20,00 m
Tipe = submersible pump Perencanaan dimensi bak
Volume =pxlxh
Total head =1–6m
= 4,00 m x 2,50 m x 2,00 m
Daya listrik = 250 watt 3
= 20,50 m ≥ 20,00 m
3

Rekomendasi = Pompa Pedrollo TOP 1 Perhitungan waktu tinggal rerata (dt)

3
(atau setara) dt = (volume bak / Q (m /hari)) / t (jam)
3
Harga = ± Rp. 5.000.000,- = (20,50 / 40,00 m /hari) x 8 jam
= 4,1 Jam
Perhitungan beban permukaan (SL) :
SL = Q (m3/hari) / l (m) x p (m)
3
= 40,00 m /hari / (2,50 m x 4,10 m)
3 2
= 3,902 m /m .hari
Waktu tinggal saat beban puncak = 2,67
Jam (1,5 x jumlah limbah hari biasa)
Gambar 3. Pompa Submersible  Beban permukaan pada saat hari puncak
3 2
= 6,00 m /m .hari
- Bak Pengendapan Awal
 Rencana Desain  Pengurangan Zat Organik
Bak pengendapan awal atau primary Pada bak pengendapan awal
sedimentation dioperasikan untuk direncanakan memiliki effisiensi
mengendapkan senyawa organik solid pengurangan zat organik sebesar ± 25%.
dari limbah cair. Bak pengendapan awal (Said, 2005).
mempunyai tingkat penyisihan padatan TSS = effisiensi x TSSlimbah (mg/L)
(60 – 70) % dan tingkat penyisihan = 75% x 1196,1 (mg/L)
material organik (25 – 30) %. (Metcalf & = 897,1 mg/L
Eddy, 1991). BOD = effisiensi x BODlimbah (mg/L)
= 75% x 4526 (mg/L)
 Perhitungan Dimensi = 3394,5 mg/L
Kriteria perencanaan menurut standart COD = effisiensi x CODlimbah (mg/L)
= 75% x 26000 (mg/L)
JWWA dalam Said (2006) adalah :
= 19500 mg/L
Waktu tinggal rerata = 3 - 5 jam
Perencanaan bak pengendapan awal dapat  Perencanaan Sludge Removal
dihitung sebagai berikut : Sludge removal direncanakan dengan
Data : membuat saluran di dasar bak
3
Debit limbah cair = 40,00 m /hari pengendapan awal dengan slope 0,02
Lama produksi = 8 jam sehingga lumpur atau padatan lain akan
Effisiensi = 25% mudah terkumpul dan akan turut serta di
BOD5 maksimum = 4526 mg/l pompa menuju bak anaerobik.
COD maksimum = 26000 mg/l
Konsentrasi TSS = 1196,1 mg/l - Bak Anaerobik
Waktu tinggal = 4 jam Bak anaerobik akan dilengkapi dengan
3
Flow rate = Q (m /hari) / t (jam) media biofilter berupa media sarang
3 tawon/ honey comb yang bertipe
= 40,00 m /hari / 8 jam
crossflow. Perencanaan bak anaerobik
yaitu sebagai berikut:
Data  Waktu Tinggal Dalam Bak
3 3
Q (m /hari) = 40,00 m /hari Anaerobik
Effisiensi = 80% Untuk beban COD sebesar 12 – 30 kg/
BOD masuk = 3394,5 mg/l 3
m .hari dan suhu rata – rata 36˚C, waktu
COD masuk = 19500 mg/l tinggalnya adalah 3 – 8 jam (Metcalf &
TSS masuk = 897,1 mg/l Eddy, 2003:1022).

 Perhitungan Kadar Bahan Organik Volume reaktor (m 3) x 24 jam/hari

dt =
Direncanakan effisiensi sebesar 80% Q (m3 / hari)
(Said, 2012), sehingga : 3
BOD keluar = 20% x 3394,5 dt = 20,28 (m ) x 24 jam/hari
mg/l
= 678,90 mg/l 3
40,00 (m / hari)
COD keluar = 20 % x 19500 mg/l = 17 jam
= 3900 mg/l Dimensi reaktor anaerobik
TSS keluar = 20% x 897,1 mg/l Volume = p x l x h
= 179,42 mg/l = 5,70 m x 5,00 m x 2,00 m
Perhitungan beban BOD dan COD 3
= 57,00 m ≥ 56,56 m
3
3 3
BOD = Q (m /hari) x BOD (g/m )
3 3
= 40,00 m /hari x 3394,5 g/m  Perencanaan Media Biofilter
= 135780 g/hari = 135,78 kg/hari Volume media biofilter adalah 40%
3 3
COD = Q (m /hari) x COD (g/m ) untuk bak pertama dan 60% untuk bak
3 3
= 40,00 m /hari x 19500 g/m selanjutya (Dept. Pekerjaan Umum, Pd-
= 780000 g/hari = 780,00 kg/hari T-04-2005-C), sehingga volume media
yang digunakan adalah sebesar :
 Volume Media Biofilter Ruang pertama
Yang Dibutuhkan Vol. = 40% x vol. bak anaerobik (m )
3
Standar beban BOD untuk high rate 3
= 40% x 33,94 m = 13,58 m
3
dengan packing material berupa plastik
3 n = 13,58 / 0,36 = 37,71 ~ 38 buah
adalah 0,6 – 3,2 kg BOD/m .hari Ruang kedua
(Metcalf & Eddy, 2003:893). Vol. = 60% x vol. bak anaerobik (m )
3
Direncanakan standar beban BOD yang 3
= 60% x 33,94 m = 20,36 m
3
3
digunakan sebesar 3,0 kg BOD/ m .hari n = 20,36 / 0,36 = 56,57 ~ 58 buah
Vol. = BOD / Standar beban BOD Dimensi ruang biofilter
3
= 108,6 kg/hari / 3,2 kg /m .hari Perbandingan vol = ruang 1 : ruang 2
3
= 33,94 m = 40% : 60%
= 2:3
 Volume Bak Anaerobik Ruang 1
Volume media biofilter adalah 60% Panjang = 2/5 x p
dari jumlah volume efektif (Dept. PU,Pd- = 2/5 x 5,70 m = 2,28 m
T-04-2005-C), sehingga volume bak yang Ruang 2
diperlukan adalah: Panjang = 3/5 x p
Vol. =100/60 x vol.media biofilter = 3/5 x 5,70 m = 3,42 m
3
=100/60 x 33,94 m Lebar = 3,50 m
3
=56,56 m Tinggi air = 2,00 m
Direncanakan kolam anaerobik dengan 2 Tinggi jagaan = 0,50 m
ruang sehingga:
3
Vol.reaktor anaerobik rerata = 56,56 m /
3
2 = 28,28 m
- Bak Aerobik  Volume Bak Aerobik
Bak aerobik akan dilengkapi Volume media biofilter menurut
dengan media biofilter yang sama pada Departemen PU,Pd-T-04-2005-6 adalah
kolam anaerobik dan akan dilengkapi 55% dari volume efektif, sehingga
dengan blower udara yang berguna volume bak yang diperlukan adalah :
sebagai aerator. Perencanaan bak aerobik Volume bak = 100/55x 8,06 m3
adalah sebagai berikut: 3 3
= 14,66 m ~ 15,00 m
Data : Direncanakan bak aerobik memiliki 2
3
Q = 40,00 m /hari ruang, sehingga :
Effisiensi = 95% 3 3
Volume bak = 15,00 m / 2 = 7,50 m
BOD masuk = 678,90 mg/l  Waktu Tinggal (dt) dalam Bak
COD masuk = 3900 mg/l Aerobik
TSS masuk = 179,42 mg/l 3
Volume reaktor (m )
 Perhitungan Kadar Bahan Organik 3
Direncanakan effisiensi sebesar 95% Dt = Q (m / x 24 jam/hari
(Said, 2012), sehingga hari) 7,50
BOD keluar = 5% x 678,90mg/l 3
= 33,95 mg/l (m )
= x 24 jam/hari
3
40,00 (m /
hari)
COD keluar = 5 % x 3900 mg/l = 4,5 jam
= 195 mg/l
TSS keluar = 5% x 179,42 mg/l  Volume Reaktor Anaerobik
= 8,97 mg/l Ruang media biofilter
Perhitungan beban BOD dan COD Volume = p x l x h
3 3
BOD = Q (m /hari) x BOD (g/m ) = 2,00 m x3 2,50 m x 2,00 m
3
= 40,00 m /hari x 678,90 g/m
3 = 10,00 m
= 27156 g/hari = 27,16 kg/hari Ruang aerasi
3
COD = Q (m /hari) x COD (g/m )
3 Volume = p x l x h
3 3 = 1,10 m x 2,50 m x 2,00 m
= 40,00 m /hari x 3900 g/m 3
= 5,50 m
= 156000 g/hari = 156,00 kg/hari 3
Volume total = (10,00 +35,50) m 3
BOD dan COD yang dihilangkan
BOD = Effisiensi x beban BOD = 15,50 ≥ 15,00 m
m
= 95% x 27,16 kg/hari Cek beban BOD per volume media
3
= 25,80 kg/hari biofilter (kg/m .hari)
COD = Effisiensi x beban COD = Beban BOD (kg/hari) / Volume media
= 95% x 156,00 kg/hari = 1,75 / 0,50
3
= 148,20 kg/hari = 3,50 kg BOD / m .hari
Cek waktu tinggal
 Volume Media Biofilter = (Beban BOD / Q) x 24 jam
Yang
Dibutuhkan 3 3
= (1,75 m / 40,00 m /hari) x 24 jam
Standar beban BOD untuk high rate = 1,05 jam
dengan packing material berupa plastik Jumlah media biofilter yang
3
dibutuhkan
adalah 0,6 – 3,2 kg BOD/m .hari
3 Volume media = 8,06 m
Satu media biofilter dengan tipe
(Metcalf & Eddy, 2003:893). 3
Direncanakan standar beban BOD yang crossflow volume 0,36 m dengan standar
3
digunakan sebesar 3,0 kg BOD/ m .hari ukuran 1,2 x 0,5 x 0,6 m, sehingga
Vol. = BOD / Standar beban BOD jumlah media biofilter yang diperlukan
3
= 25,80 kg/hari / 3,2 kg /m .hari adalah :
= 8,06 m
3 n = 8,06 / 0,36 = 23 buah
- Blower Udara Kapasitas = 50 – 100 liter/menit
Penentuan blower udara didasarkan Head = 2 meter
pada kebutuhan oksigen yang diperlukan Jumlah = 2 unit (pemakaian
untuk menghilangkan beban BOD. bergantian)
Kebutuhan oksigen dalam reaktor atau Rekomendasi= Hi Blow IP 44
bak biofilter aerobik adalah sebanding Output = 80 liter / menit
dengan jumlah BOD yang dihilangkan Daya = 71 watt
(Said, 2008). Harga = ± Rp. 1.100.000,-

 Perhitungan Kebutuhan Oksigen - Bak Penjernih

Untuk faktor keamanan (FS), maka
digunakan nilai FS sebesar 1,6 untuk
packing berupa plastik cross flow
(Metcalf & Eddy, 2003:905).
kebutuhan oksigen = FS x Beban BOD
= 1,6 x 1,75
= 2,80 kg/hari
Kebutuhan udara teoritis untuk
menentukan kapasitas blower (Metcalf &
Eddy, 2003:1738) :
Presentasi O2 dalam udara = 23,18 %
Suhu udara rerata = 30˚C
Massa jenis udara pada suhu 30˚C, yaitu
(Metcalf & Eddy, 2003:1738) :
Ρα =
Dengan :
P=Tekanan atmosfer=1,01325.105 N/m
2 Standar perencanaan rectangular dan
M= Mol udara= 28,97 kg/kg-mol
R= Konstanta = 8314 N. m/kg-mol.K
Sehingga, Ρα
2 Panjang maksimum
(1,01325 N / m ) x 28,97 kg / kg
mol
8314 N m / kg mol.K x (273,15
= Floor slope = mendekati datar atau 1:12
30)K
= 1,165 kg / m3
Jumlah kebutuhan udara = kebutuhan
oksigen / Ρα
3
= 2,80/(1,165 x 23,10%)= 10,40 m /hari
Kebutuhan udara aktual
Effisiensi blower udara = 9 – 12% tipe
rigid porous plastic tubes, single spiral
roll (Metcalf & Eddy, 2003:437).
Effisiensi blower yang dipakai adalah
10%, sehingga :
Kebutuhan udara aktual = Jumlah
kebutuhan udara teoritis / Ef.blower
= 10,40 / 0,1
3
= 104 m /hari
= 0,07 m3/menit = 72,22 liter/menit
Direncanakan blower udara yang
diperlukan yaitu dengan spesifikasi
sebagai berikut :
Bak penjernih berfungsi untuk lebih
menjernihkan air limbah hasil olahan
IPAL (bak aerobik) sebelum dibuang ke
badan penerima air limbah (sungai). Bak
penjernih juga difungsikan sebagai bak
pengendap akhir. Pada bak penjernih
akan ditanami ikan atau tumbuhan air
sebagai indikator keberhasilan IPAL.
Data
3 3
Q (m /hari) = 40,00 m /hari
BOD masuk = 33,95 mg/l
COD masuk = 195,00 mg/l
TSS masuk = 8,97 mg/l
Waktu tinggal = bak penjernih memiliki
standar waktu tinggal 2 – 4 jam (Said,
1999:249)
circular clarifiers (Droste, 1997:323)
adalah :
Kedalaman maksimum = 4,90 m
= 75,00 m
Diameter maksimum = 38,00 m
3 2
Peak overflow rate = 41 – 65 m /m . Hari
 Perhitungan Kadar Bahan Organik
Direncanakan effisiensi pengurangan
TSS sebesar 90%, sehingga
TSS keluar = 10% x 8,97 mg/l = 0,90
mg/l
Volume bak yang diperlukan adalah :
Direncanakan waktu tinggal bak
penjernih adalah 3 jam
Volume = (dt / 24) x Q
3
= (3,00 jam/24)
3
x 40,00 m /hari
= 5,00 m
 Dimensi Bak Penjernih
Bak penjernih direncanakan berbentuk
silinder dengan dasar berbentu runcing
atau mengerucut pada bagian bawah Tabel 3. Perkiraan Kualitas Effluent
untuk mempermudah endapan terkumpul Parameter
dan dipompa kembali menuju bak Section BOD COD TSS SUHU
PH
aerobik. Dimensi bak penjernih adalah mg/L mg/L mg/L °C
sebagai berikut : Influent 4526 26000 1259 4,5 40 - 45
Diameter = 2,00 m Bak Pemisah 0% 0% 5%
5 40 - 45
Lemak
Tinggi silinder = 1,00 m 4526 26000 1196,1

Tinggi kerucut = 0,45 m Bak 0% 0% 0%

5,5 37 - 39
Ekualisasi
Tinggi jagaan = 0,50 m 4526 26000 1196,1
2 Bak
Volume silinder = 0,25 x π x d x h Pengendapan
25% 25% 25% 6
= 3,14 m3 Awal 765,20 19500 897,1
2
Volume kerucut = 1/3 x π x d x h Bak 80% 80% 80%
6,5 35 - 37
3 Anaerobik
= 1,88 m 678,90 3900 179,42
Vol. total = vol. silinder + vol.kerucut Bak Aerobik
95% 95% 95%
7 28 - 30
3 3
= 3,14 m + 1,88 m 54,31 312 8,97
3
=5,02 m Bak 5% 5% 90%
7,5 27 -28
Penjernih
Tebal dinding = 15 cm 51,59 296,40 0,90
Perlindungan = Water proofing Effluent 51,59 296,40 1,22 7,5 27 - 28

Cek waktu tinggal (dt) Pada Tabel 3 dapat diketahui

dt = (volume efektif / Q) x 24 jam perencanaan peningkatan kualitas limbah
= (5,02 m3 / 40,00 m3/hari) x 24 jam cair dari bak pertama hingga bak terakhir
= 3,01 jam sehingga limbah cair pabrik tahu dapat
Beban permukaan (SL) rata – rata
SL = Q limbah / (0,25 x π x d2) memenuhi baku mutu yang telah
3
= 40,00 m /hari / (0,25 x π x 2,00) ditetapkan oleh pemerintah. Pada Tabel 4
3 2
= 12,74 m /m . Hari dapat diketahui perbandingan antara baku
Cek waktu tinggal pada saat beban mutu air limbah sesuai dengan Peraturan
puncak Gubernur Jawa Timur No 72 Tahun 2013
produksi tahu pada saat beban puncak dan kualitas air limbah hasil perencanaan
adalah 1,5 kali dari hari biasa.
IPAL.
Waktu tinggal = 3,01 jam / 1,5 jam
= 2,00 jam Tabel 4. Perbandingan kualitas air
Beban permukaan (SL) saat puncak Hasil
3 2 Baku Pengolahan
SL puncak = 12,74 m /m .Hari x 1,50 Parameter
Mutu IPAL
Keterangan
3 2
= 19,11 m /m . Hari Rencana
BOD 150 51,59 Memenuhi
COD 300 296,40 Memenuhi
- Hasil Pengolahan IPAL (Effluent) TSS 100 1,2 Memenuhi
Perkiraan effluent yang dihasilkan PH 6~9 7,5 Memenuhi
dari proses pengolahan limbah cair dapat
dilihat pada Tabel 3 dan gambar detail
IPAL dapat dilihat pada Gambar 4.

Gambar 4. Detail IPAL Rencana

 Dari hasil pengolahan yang telah
ditampilkan pada Tabel 4, dapat
disimpulkan bahwa IPAL rencana dapat
diterapkan untuk mengatasi permasalahan
limbah cair pada Pabrik Tahu “3
Saudara” Malang.
4. KESIMPULAN DAN SARAN
Kesimpulan yang dapat diperoleh dari
penelitian ini adalah:
a. Besar debit limbah cair pabrik tahu
“3 Saudara”3 Malang adalah 40,00 –
60,00 m i dengan kualitas
/har
limbah cair yang belum memenuhi
baku mutu yang telah ditentukan.
b. Dari pengolahan yang direncanakan
didapatkan perkiraan effluent yang
mampu memenuhi baku mutu air
limbah untuk BOD5, COD, TSS dan
pH berturut – turut yaitu 51,59;
296,4; 1,22 mg/L dan pH 7,50.
Penulis menyadari ada banyak
kekurangan pada penelitian ini. Saran
yang dapat diberikan untuk penelitian
selanjutnya diantaranya adalah :
a. Pengukuran debit dilakukan setiap
hari pada hari biasa maupun hari
puncak dengan cara pengukuran
langsung.
b. Pengambilan kualitas limbah cair
dilakukan dengan cara intregrated
sampling setiap hari pada hari biasa
dan hari puncak untuk mendapatkan
data kualitas limbah cair yang lebih
akurat.
Daftar Pustaka
1. Agnes A.R., R. Azizah. 2005.
Perbedaan Kadar BOD, COD, TSS
dan MPN Coliform pada Air Limbah
Sebelum dan Sesudah Pengolahan di
RSUD Nganjuk. Jurnal Kesehatan
Lingkungan, VOL. 2, NO. 1, Juli
2005 : 97 – 110.
2. Droste, Ronald L. 1997. Theory and
practice of Water and Wastewater
Treatment. New York : John Wiley &
Sons, Inc.
3. Gubernur Jawa Timur. 2013.
Peraturan Gubernur Jawa Timur
Nomor 72 Tahun 2013 Tentang Baku
Muttu Air Limbah Bagi Industri dan
Kegiatan Industri Lainnya. Surabaya :
Gubernur Jawa Timur.
4. Herlambang, A. 2002. Teknologi
Pengolahan Limbah Cair Industri.
Cetakan Pertama. Jakarta Pusat:
BPPT.
5. Hernandez, Eduard. 2012. One option
for the management of wastewater
from tofu production: Freeze
concentration in a falling-film system.
Jurnal dipublikasikan. Catalunya:
Universitat Politècnica de Catalunya.
6. Metcalf, dan Eddy. 2003. Wastewater
Engineering Treatment and Reuse.
Fourth Edition. International edition.
New York : McGraw-Hill.
7. Nuraida. 1985. Analisis Kebutuhan
Air Pada Industri Pengolahan Tahu
dan Kedelai, dalam Amir Husin 2008.
Pengolahan Limbah Cair Tahu
dengan Biofiltrasi Anaerob dalam
Reaktor Fixed Bed. Jurnal
dipublikasikan. Medan: Universitas
Sumatera Utara.
8. Nurhasan, dan Pramudyanto.1991.
Penanganan Air Limbah Tahu, dalam
Amir Husin 2008. Pengolahan
Limbah Cair Tahu dengan Biofiltrasi
Anaerob dalam Reaktor Fixed- Bed.
Jural dipublikasikan. Medan:
Universitas Sumatera Utara.
9. Pohan, Nurhasmawaty. 2008.
Pengolahan Limbah Cair Industri
Tahu dengan Biofilter Aerobik. Jurnal
dipublikasikan. Medan: Universitas
Sumatera Utara.
10. Said, Nusa Idaman. 2005. Teknologi
Pengolahan Air Limbah Rumah Sakit
Dengan Sistem Biofilter Anaerob-
Aerob. Jurnal Bahasa Indonesia, Vol.
1, No. 1. Jakarta.
11. Zhao, Xiao. 2012. Effect Factors of
Soy Sauce Wastewater Treatment by
Allure-type Wastewater Treatment
Equipment. Jurnal dipublikasikan.
Beijing: School of Chemical and
Environment Engineering, China
University of Mining & Technology.