Anda di halaman 1dari 26

MAKALAH PENGOLAHAN AIR LIMBAH PABRIK TAHU “DUTA”

MALANG

TUGAS MATA KULIAH PENGOLAHAN LIMBAH PABRIK

Disusun oleh :

Muhammad Misbahul Alim 1531010158

Zahirah Aini Y.K 1531010170

Moch. Miftahul Choir 1531010182

Galang Adam Firmansyah 1531010195

PROGRAM STUDI TEKNIK KIMIA

FAKULTAS TEKNIK

UNIVERSITAS PEMBANGUNAN NASIONAL “VETERAN” JAWA


TIMUR

2018
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur kami panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa, yang mana berkat
rahmat dan karunia-Nya kami dapat menyelesaikan makalah kami yang berjudul
“PENGOLAHAN AIR LIMBAH PABRIK TAHU “DUTA” MALANG”. Dalam
makalah ini kami menjelaskan mengenai pengertian secara umum. Adapun tujuan
kami menulis makalah ini yaitu untuk memenuhi tugas dari dosen yang
membimbing kami dalam mata kuliah  PENGOLAHAN LIMBAH PABRIK. Di
sisi lain, kami menulis makalah ini untuk mengetahui lebih rinci mengenai
Pengolahan Air Limbah Pabrik TAhu Di Duta Malang.

Kami menyadari makalah ini masih jauh dari kesempurnaan.Oleh sebab


itu, kami mengharapkan kritik dan saran para pembaca demi kesempurnaan
makalah kami untuk ke depannya.Mudah–mudahan makalah ini bermanfaat bagi
kita semua terutama bagi mahasiswa-mahasiswa yang mengikuti mata kuliah
PENGOLAHAN LIMBAH PABRIK. Khususnya di Universitas Pembangunan
Nasional “Veteran” Jawa Timur.

Surabaya, 03 Oktober 2018

Penyusun
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR 1

DAFTAR ISI 2

BAB I PENDAHULUAN 3

Latar Belakang 3

Rumusan Masalah 4

Tujuan 4

BAB II PEMBAHASAN 5

Pengertian Karbohidrat 5

Penggolongan Karbohidrat 6

Sumber – Sumber Karbohidrat 9

Fungsi Karbohidrat 10

Dampak Kelebihan dan Kekurangan Karbohidrat 11

Struktur dan Penggolongan Karbohidrat ………………………………….......13

Rumus Umum Karbohidrat ………………………...…………………………32

BAB III PENUTUP 34

Kesimpulan 34

Saran34
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Industri tahu merupakan salah satu industri pangan yang berpotensi


dalam pencemaran air dari limbah cair yang dihasilkannya. Tahu dibuat
dengan bahan baku utama berupa kedelai dan membutuhkan banyak air dalam
setiap tahapan proses pembuatannya. Dari hasil proses produksi tahu tersebut
didapatkan tahu untuk dikonsumsi, ampas tahu untuk pakan ternak atau
pemanfaatan lainnya serta limbah cair.

Limbah cair yang dihasilkan dari setiap proses pembuatan tahu


mempunyai debit yang cukup besar. Untuk setiap 1 kg bahan baku kedelai
dibutuhkan rata-rata 45 liter air dan akan dihasilkan limbah cair berupa whey
tahu sebanyak 43,5 liter(Nuraida dalam Amir Husin 2008:1) .Whey
mengandung bahan-bahan organik berupa protein, karbohidrat, lemak dan
minyak yang tinggi (Nurhasan dan Pramudyanto, 1987 dalam Amir Husin
2008:1). Limbah cair tahu dengan karakteristik mengandung bahan organik
tinggi, suhu mencapai 40oC - 46oC, kadar BOD5(6.000 - 8.000 mg/l), COD
(7.500 -14.000 mg/l), TSS dan pH yang cukup tinggi pula (Herlambang,
2002:15).

Pabrik Tahu DUTA merupakan salah satu industri tahu yang berada
di kota Malang. Pabrik tahu DUTA berkapasitas produksi 900 kg
kedelai/hari.Namun, Pabrik Tahu DUTA belum melakukan pengolahan
terhadap limbah cair tahu yang dihasilkannya. Limbah cair dari proses
produksi tahu tersebut merupakan limbah cair organik biodegradable yang
berpotensi untuk mencemari lingkungan air pada sungai Sumpil. Oleh karena
itu, Pabrik Tahu DUTA membutuhkan sebuah instalasi pengolahan air limbah
(IPAL) yang ekonomis dalam hal pengadaan dan pengoperasian ketika sudah
dibangun.
Banyak teknologi untuk mengolah limbah cair organik, salah satu cara
untuk mengatasi masalah limbah cair industri tahu adalah dengan kombinasi
pengolahan anaerobik dan aerobik.

1.2 Tujuan

a. Untuk mengetahui desain IPAL yang sesuai untuk memberi masukan


kepada Pabrik Tahu DUTA Malang.
b. Untuk mengetahui dampak kesehatan dan estetika lingkungan sekitar
dengan adanya pengolahan air limbah tahu.
c. Untuk mengetahui teknikpengendalian pencemaran dari pabrikTahu

1.3 Manfaat

a. Agar permasalahan limbah hasil pengolahan pabrik tahu dapat berkurang.


b. Agar dapat meminimalisir isu lingkungan yang mungkin terjadi.
BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

II.1 Teori Umum

Tahu adalah salah satu makanan tradisional yang biasa dikonsumsi oleh
masyarakat Indonesia.Tahu juga merupakan salah satu jenis makanan sumber
protein dengan bahan dasar kacang kedelai yang sangat digemari oleh masyarakat
Indonesia.Sebagian besar produk tahu di Indonesia dihasilkan oleh industri skala
kecil yang sebagian besar terdapat di Pulau Jawa.Industri tersebut berkembang
pesat seiring dengan peningkatan jumlah penduduk di Indonesia. Namun, di sisi
lain industri tahu ini juga menghasilkan limbah cair yang berpotensi mencemari
lingkungan.

Pada dasarnya, proses produksi tahu menghasilkan dua macam limbah


yaitu limbah padat dan limbah cair.Limbah padat pada umumnya dimanfaatkan
sebagai pakan ternak. Industri tahu membutuhkan air untuk melakukan proses
sortasi, perendaman, pengupasan kulit, pencucian, penggilingan, perebusan, dan
penyaringan. Kemudian, air buangan dari proses tersebut yang dinamakan limbah
cair. Limbah cair industri tahu ini memiliki kandungan senyawa organik yang
sangat tinggi. Tanpa proses penanganan yang baik, limbah tahu dapat
menyebabkan berbagai dampak negatif seperti polusi air, sumber penyakit, bau
tak sedap, meningkatkan pertumbuhan nyamuk, dan menurunkan estetika
lingkungan sekitar. Limbah cair yang dibuang ke perairan tanpa pengelohan
terlebih dahulu juga dapat mengakibatkan kematian makhluk hidup dalam air
termasuk mikroorganisme (jasad renik) yang berperan penting dalam mengatur
keseimbangan biologis dalam air.

Air buangan industri tahu rata - rata mengandung BOD (Biochemical


Oxygen Demand), COD (Chemical Oxygen Demand), TSS, dan minyak/lemak
berturut - turut sebesar 4583, 7050, 4743 dan 26 mg/l. Bila dibandingkan dengan
baku mutu limbah cair industri produk makanan dari kedelai menurut KepMenLH
No. Kep-51/MENLH/10/1995 tentang Baku Mutu Limbah Cair Bagi Kegiatan
Industri, kadar maksimum yang diperbolehkan untuk BOD, COS, dan TSS
berturut - turut adalah 50, 100, 200 mg/l. Sehingga terlihat jelas bahwa limbah
cair industri tahu melebihi baku mutu yang telah dipersyaratkan.

Masih banyak pabrik tahu di Indonesia yang tidak memiliki proses


pengolahan limbah cair. Salah satu alasannya adalah caranya yang kompleks dan
tidak efisiennya proses pengolahan limbah. Padahal limbah cair pabrik tahu
memiliki kandungan senyawa organik tinggi yang dapat berpotensi untuk
menghasilkan biogas melalui proses an-aerobik. Pada umumnya, biogas
mengandung 50-80 % metana, karbon dioksida, H2S, dan sedikit air yang bisa
dijadikan sebagai pengganti minyak tanah dan LPG. Dengan mengkonversi
limbah cair tahu menjadi biogas, pemilik pabrik tahu tidak hanya ikut serta
berkontribusi dalam menjaga lingkungan tetapi juga meningkatkan pendapatannya
dengan mengurangi konsumsi bahan bakar pada proses pembuatan tahu. Selain itu
limbah industri tahu masih bisa dimanfaatkan lagi dalam berbagai macam bentuk
yang menguntungkan. Sebagai contoh, pemanfaatan limbah cair tahu menjadi nata
de soya dan abon yang merupakan salah satu bentuk diversifikasi makanan
berbahan baku ampas tahu. (Ekawati, 2015)
BAB III
PEMBAHASAN

III.1 Penentuan Model IPAL

Beberapa kriteria dalam penentuan model IPAL untuk pabrik tahu DUTA
adalah sebagai berikut:

a. Sistem pengoperasian dan pengolahannya harus mudah.


b. Efisiensi dari pengolahan limbah harus mampu memnghasilkan buangan
yang memenuhi baku mutu air yang telah ditentukan.
c. Lahan yang diperlukan untuk pembangunan instalasi tidak terlalu besar.
d. Konsumsi energi, baik listrik maupun energi yang lain diharapkan
rendah.
e. Mampu menguraikan air limbah dengan beban BOD yang cukup besar.
f. Dapat meminimalkan padatan tersuspensi (TSS).
g. Biaya pembangunan instalasi dan biaya perawatan harus sesuai dengan
skala industri kecil atau rumahan.

III.2 Kualitas Air Limbah Influent

Tabel 1. Analisa Kualitas limbah cair

*) Peraturan Gubernur Jawa Timur Nomor 72 Tahun 2013, Lamp. 1:17

**) Hasil analisa Laboratorium


Dari hasil analisa pada Tabel 1 dapat diketahui bahwa kualitas limbah
cair pabrik tahu belum memenuhi baku mutu yang ditentukan. Oleh karena
itu, perlu dilakukan pengolahan terhadap limbah cair tersebut.

III.3PerencanaanDesain IPAL

Dalam perencanaan dan perhitungan desain IPAL kombinasi sistem


anaerobik dan aerobik akan dihitung desain standar yaitu bak pemisah minyak,
bak ekualisasi, bak anaerobik dan bak aerobik, dan bak penjernih. Berikut
ini merupakan bagan proses pengolahan limbah sederhana kombinasi sistem
anaerobic – aerobik:

Gambar1. Gambar bagan proses pengolahan limbah tahukombinasi sistem


anaerobic - aerobik

Berikut uraian proses dari instalasi pengolahan air limbah pabrik


tahu DUTA Malang :

1) Seluruh limbah cair yang dihasilkan akan dialirkan melalui saluran


limbah menuju ke bak pemisah lemak atau minyak.
2) Setelah dari bak pemisah minyak dialirkan menuju ke bak ekualisasi
yang berfungsi sebagai penampung limbah dan kontrol aliran air limbah.
3) Limpasan limbah cair dari bak ekualisasi dialirkan ke bak anaerob
dengan aliran dari atas kebawah dilengkapi biakan melekat aliran
turun (downflow attached growth). Bak anaerob tersebut dapat
menggunakan media biofilter berupa susunan plastik yang dapat
berbentuk silang (crossflow) maupun tubular. Jumlah dari bak
anerobik adalah dua ruangan berisi mikroorganisme yang mampu
membentuk lapisan biofilm pada beberapa hari operasi. Lapisan
biofilm tersebut akan berfungsi untuk menguraikan bahan organik yang
belum larut pada bak pengendap awal.
4) Setelah diolah didalam bak anaerobik, limbah cair dialirkan ke bak
aerobik. Proses yang digunakan dalam bak aerobik adalah proses biakan
melekat tercelup aliran turun (downflow submerged attached growth
processes). Biofilter pada bak aerobik ini juga menggunakan media dari
susunan plastik berbentuk silang (crossflow) maupun tubular.
5) Pengolahan dilakukan dengan diaerasi menggunakan blower sehingga
mikroorganisme akan menguraikan zat organik dan berkembangbiak
menempel pada media biofilter. Oleh karena itu, pada proses penguraian
secara aerobik ini limbah cair akan kontak dengan biakan
mikroorganisme yang melekat pada mediabiofilter dan
mikroorganisme yang tersuspensi.
6) Limbah cair yang telah diolah dalam bak aerobik akan dialirkan
menuju ke bak penjernih. Lumpur yang masih terdapat di bak
penjernih akan disirkulasi dengan cara dipompa kembali menuju bak
aerobik. Proses tersebut akan berlangsung terus menerus selama
pengolahan.
Gambar 2. Desain pengolahan limbah cair pabrik tahu

III.4 Perhitungan Desain IPAL


1. Desain Bak Pemisah Lemak/ Minyak
a. Perhitungan Debit
Data:
Debit limbah cair = 17,745 m3/hari
Waktu produksi limbah (t) = 10 jam
 Flow rate = Q (m3/hari) / t (jam)
= 17,745 / 10
= 1,775 m3/jam
 Volume bak yang diperlukanWaktu tinggal direncanakan selama 2 jam
Volume bak = Flow rate x waktu tinggal
= 1,775 m3/jam x 2 jam
= 3,55 m3
~ 3,60 m3
b. Perencanaan dimensi bak
PxLxt = 2,50 x 1,20 x 1,20 m
Volume = 2,50 X 1,20 X 1,20 m
= 3,60 m3
c. Kadar minyak limbah cair adalah 26 mg/L (Bapeda Medan, 1993
dalam Nurhamaswaty, 2008:14)
Vol. minyak = 17.745 L/hr x 26 mg/L
= 461.370 mg/hr
= 0,461 L/hari
Gambar 3.Desain bak pemisah minyak / skimmer

2. Desain Bak Ekualisasi (Bak Penampung Limbah Cair)


Perencanaan bak ekualisasi dilakukan dengan memanfaatkan sisa
ruangan dari kolam penampungan yang telah digunakan sebagian untuk
bak pemisah lemak. Bak ekualisasi akan dilengkapi dengan pompa
submersible yang kan memompa limbah cair dari bak ekualisasi menuju bak
anaerobik. Desain bak ekualisasi/ bak penampung limbah cairadalah
sebagai berikut:

a. Perhitungan dimensi

Dari kolam penampungan yang telah tersedia, maka didapatkan


dimensi bak ekualisasi yaitu:

 Panjang = 9,00 m – 1,20 m – 0,15 m

= 7,65 m

 Lebar a = 3,65 m
 Lebar b = 4,50 m
 Volume tampungan maksimum = 0,5 x (3,65 +4,50) x 7,65 x 3

= 93,52 m3

Syarat: Vol. tampungan maksimum > Q limbah


93,02 m3> 17,745 m3….memenuhi

b. Penentuan inlet dan outlet

Inlet bak ekualisasi direncanakan berdiameter 4 inch sesuai


dengan outlet dari skimmer dan untuk outletnya direncanakan
menggunakan pipa PVC dengan diameter yang disesuaikan dengan
outlet dari pompa submersible.

c. Sludge removal

Sludge removal direncanakan membuatsaluran di dasar bak


ekualisasi dengan slope 0,02 agar lumpur mudah terkumpul. Lumpur yang
telah terkumpul kemudian dapat ikut dipompa menuju bak ekualisasi.

Gambar 4.Desain bak pemisah minyak / skimmer dan bak ekualisasi

3. Pompa Limbah Cair pada Bak Ekualisasi

Pompa limbah cair yang dibutuhkan harus disesuaikan dengan


besarnya debit limbah cair yang dipompa tiap hari. Pompa digunakan untuk
memompa limbah cair dari bak ekualisasi ke bak anaerobik. Perencanaan
pompa pada bak ekualisasi yakni sebagai berikut:

a. Perhitungan flow rate


 Debit limbah cair = 17,745 m3/hari

Dengan 10 jam kerja, sehingga:


 Flow rate = 1,775 m3/jam

= 29,6 liter/menit

b. Penentuan pompa

Dengan debit limbah cair 29,6 liter/menit dibutuhkan spesifikasi


pompa sebagai berikut:

 Kapasitas : 20 - 140 liter/menit


 Tipe : Submersible pump
 Total head : 1 – 6 m
 Daya listrik : 250 watt

Rekomendasi : Pompa Pedrollo TOP 1 (atau setara)

4. Bak anaerobik

Bak anaerobik akan dilengkapi dengan media biofilter berupa media


sarang tawon/ honey comb yang bertipe crossflow. Perencanaan bak
anaerobik yaitu sebagai berikut:

a. Data perencanaan:
 Debit limbah cair = 17,745 m3/hari
 Perkiraan suhuin = 35oC – 37oC
 BOD in = 1.340 mg/L
 COD in = 1.852 mg/L
 Efisiensi = 60 % - 90 %

Diasumsikan efisiensi sebesar 75%, sehingga:

 BOD out = 25 % x BODin

= 335 mg/l

 COD out = 25 % x CODin = 463 mg/l


b. Beban BOD dan COD didalam limbah cair (kg/hari)
 BOD = Q limbah cair x kadar BOD

= 17,745 (m3/hari) x 1.340 (g/m3)

= 23.778,3 g/hari = 23,78 kg/hari

 COD = Q limbah cair x kadar COD

= 17,745 (m3/hari) x 1.852 (g/m3)

= 32.863,7 g/hari = 32,86 kg/hari

c. Besar BOD dan COD yang dihilangkan dalam bak anaerobik


 BOD = Efisiensi x Beban BOD (kg/hr)

= 75% x 23,78 = 17,84 kg/hr

 COD = Efisiensi x Beban COD (kg/hr)

= 75% x 32,86 = 24,65 kg/hr

d. Volume media biofilter yang diperlukanStandar beban BOD untuk


high rate dengan packing material berupa plastik adalah 0,6 – 3,2 kg
BOD/m3.hari

Direncanakan standar beban BOD yang digunakan sebesar 2,5 kg


BOD/m3.hari.

 Volume = Beban BOD / Standar beban BOD

=17,84 (kg/hari) / 2,5 (kg/m3.hari)

= 7,13 m3

e. Volume bak anaerobik

Volume media biofilter adalah 60% dari jumlah volume efektif


(Dept. PU,Pd-T-04-2005-C), sehingga volume bak yang diperlukan
adalah:
 Volume = 100/60 x vol.media biofilter

= 100/60 x 7,13 m3

= 11,89 m3

~ 12,00 m3

Direncanakan kolam anaerobik dengan 2 ruang sehingga:

 Volume reaktor anaerobik rerata =12,00 m3: 2 = 6,00 m3


f. Waktu tinggal dalam reaktor atau bak anaerobik rata-rata

Untuk beban COD 12 – 30 kg/m3.hari dan suhu rata-rata 36oC, waktu


tinggalnya

adalah 3 – 8 jam

 Waktu tinggal
3
Volume Reaktor (m )
¿ x 24 jam /hari
Q(m3 / hari)
¿ 6,00 ¿ ¿

¿ 8,10 jam

g. Dimensi reaktor anaerobik


 PxLxH = 3,0 x 2,0 x 2,0 m
 Ruang bebas = 0,5 m
 Vol.efektif total = 3,0 x 2,0 x 2,0

= 12,0 m3

 Jumlah ruang = 2 ruang


 Tebal dinding = 15 cm
 Konstruksi = Beton K275
 Perlindungan = Water proofing
5. Bak aerobic
Bak aerobik akan dilengkapi dengan media biofilter yang sama pada
kolam anaerobik dan akan dilengkapi dengan blower udara yang berguna
sebagai aerator. Perencanaan bak aerobik adalah sebagai berikut:

a. Data:
 Q limbah cair = 17,745 m3/hari
 BODin = 335 mg/L
 CODin = 463 mg/L
 Efisiensi = 95 %
 BODout = 5 % x BODin
= 16,75 mg/l
 CODout = 5 % x CODin
= 23,15 mg/l
 Perkiraan suhuin = 28oC – 30oC
b. Beban BOD dan COD didalam limbah cair (kg/hari)
 BOD = Q x BOD dari anaerobik (g/m3)
= 17,745 (m3/hari) x 335 (g/m3)
= 5944,58 g/hari
= 5,94 kg/ hari
 COD = Q x COD dari anaerobik (g/m3)
= 17,745 (m3/hari) x 463 (g/m3)
= 8215,94 g/hari
= 8,22 kg/ hari
c. Jumlah BOD dan COD yangdihilangkan
 BOD = 95% x beban BOD didalam limbah cair (kg/hari)
= 95% x 5,94 kg/ hari
= 5,64 kg/ hari
 COD = 95% x beban COD didalam limbah cair (kg/hari)
= 95% x 8,22 kg/ hari
= 7,81 kg/ hari
d. Volume media yang diperlukan
 Volume media yang diperlukan yaitu:
= beban BOD dalam limbah cair (kg/hari) / beban BOD per
vol.media
= 5,64 / 2,5
= 2,26 m3
e. Volume reaktor
Volume media 55 % dari volume efektif reaktor sehingga:
 Volume reaktor = 100/55 x vol.media
= 100/55 x 2,26 m3
= 4,11 m3
~ 5,00 m3
f. Waktu tinggal dalam reaktor ataubak aerobik rata-rata
Volume Reaktor ( m )
3
¿ 3
Q(m /hari¿ ¿ ¿ x 24 jam /hari) ¿
¿ 5,00 ¿ ¿

¿ 6,76 jam

g. Dimensi
Bak aerobik direncanakan memiliki duaruangan, sehingga
direncanakan:
1) Ruang media biofilter
 PxLxh = 1,80 x 1,50 x 1,20 m
 Ruang bebas = 0,50 m
 Volume efektif = 1,80 x 1,50 x 1,20

= 3,24 m3

 Konstruksi = Beton K275


2) Ruang aerasi
 PxLxh = 0,80 m
 Ruang bebas = 0,50 m
 Volume efektif = 0,80 x 1,50 x 2,00

= 2,40 m3

3) Total volume efektif bak aerobik


 Vol. total:

= Vol. efektif media+Vol. efektif aerasi

= 3,24 + 2,40 = 5,64 m3

h. Cek Beban BOD per volume media biofilter (kg/m3.hari)


¿ beban BOD pada limbah cair ¿ ¿
¿ 5,64 ¿ ¿
¿ 2,5 kg BOD/¿3 . hari
i. Cek waktu tinggal
3
5,64 (m )
¿
17,745¿ ¿
¿ 7,62 jam

Gambar 5.Desain bak anaerobik dan bak aerobik

6. Blower Udara
Penentuan blower udara didasarkan dari kebutuhan oksigen yang
diperlukan untuk menghilangkan beban BOD. Kebutuhan oksigen dalam
reaktor atau bak biofilter aerobik adalah sebanding dengan jumlah BOD
yang dihilangkan, sehingga kebutuhan oksigen yaitu:
a. Kebutuhan oksigen
= Jumlah BOD yang dihilangkan (kg/hari)
= 5,64 kg/hari
b. Untuk faktor keamanan (FS), maka digunakan:
 FS = 1,6 untuk packing plastik cross flow
Sehingga, kebutuhan oksigen:
= FS x beban BOD
= 1,6 x 5,64 = 9,02 kg/hari
c. Kebutuhan udara teoritis untuk menentukan kapasitas blower:
 Presentase oksigen dalam udara = 23,18 %
 Suhu udara rerata bak aerobik = 30oC
 Massa jenis udara pada suhu 30oC, yaitu:
P.M
pa=
R.T

P = Tekanan atmosfer = 1,01325.105N/m2

M =Mol udara = 28,97 kg/kg-mol

R = Konstanta gas universal


= 8314 N.m/kg-mol.K
Sehingga,
pa=¿ ¿
3
¿ 1,165 Kg/m
Jumlah kebutuhan udara:
9,02 kg /hari
¿
1,165 kg/m3 x 23,18 %
¿ 33,40 m3 /hari
d. Kebutuhan udara aktual
 Efisiensi blower udara = 9 -12 % tipe rigid porous plastic tubes,
single spiral roll .
 Efisiensi blower yang dipakai adalah 10 %, sehingga:
 Kebutuhan udara aktual:
= Jml keb. udara teoritis / Ef. blower (%)
= 33,40 / 0,1 = 334 m3/hari
= 0,23 m3/menit = 230 ltr/menit
e. Perencanaan blower
Direncanakan blower udara yang diperlukan yaitu dengan spesifikasi:
 Kapasitas = 200 – 250 ltr/menit
 Head =2m
 Jumlah = 2 unit (pemakaian secara bergantian)
 Rekomendasi = Blower GF – 180
 Output = 300 ltr/menit
 Daya = 180 watt
7. Bak penjernih
Perencanaan bak penjernih / clarifier yaitu sebagai berikut:
a. Data:
 Debit limbah cair = 17,745 m3/hari
 BODmasuk
= 16,75 mg/L
 CODmasuk
= 23,15 mg/l
 Waktu tinggal = Bak penjernih
 memiliki standar waktu tinggal 2 – 4 jam
Standar perencanaan untuk rectangular dan circular clarifiers adalah:
 H maks = 4,90 m
 Panjang maks = 75,0 m
 Diameter maks = 38,0 m
 Overflow rate = 16 – 29 m3/ m2.hr
 Floor slope = mendekati datar/ 1:12
b. Volume bak yang diperlukan adalah:
Direncanakan waktu tinggal bak penjernih adalah 3,5 jam
waktu tinggal ( jam)
¿ xQ ¿
24
3,5
¿ x 17,745
24
3
¿ 2,59 m
c. Dimensi bak penjernih / clarifier
Bak penjernih direncanakan berbentuk silinder dengan dasar
berbentuk kerucut/ runcing agar endapan mudah terkumpul dan
dipompa kembali ke bak aerobik.
 Diameter = 1,50 m
 Tinggi silinder = 1,20 m
 Tinggi kerucut = 0,30 m
 Tinggi jagaan = 0,50 m
 Volume silinder = ¼ x π x d2x t
= ¼ x π x 1,502x 1,20
= 2,12 m3
 Volume kerucut = 1/3 x π x 1,502x 0,30
= 0,71 m3
 Volume total = 2,12 m3+ 0,71 m3
= 2,83 m3
 Tebal dinding = 15 cm
 Konstruksi = Beton K275
 Perlindungan = Water proofing
d. Cek waktu tinggal rata-rata
Volume Efektif
¿ x 24 jam
Qlimbah
2,83
¿ x 24 jam
17,745
¿ 3,83 jam
e. Beban permukaan (surface loading) rata-rata
Qlimbah
¿
p xl
3
17,745m /hari
¿
(
1
4
xπxd
2
)
3 2
¿ 10,05 m /m . hari
f. Cek waktu tinggal pada saat beban puncak
Diasumsikan beban puncak adalah 2 x Q limbah, sehingga:
 Waktu tinggal = 3,83 jam / 2 = 1,91 jam
g. Beban permukaan (surface loading)
pada saat beban puncak
 Beban permukaan puncak:
= 10,05 m3/ m2. hr x 2
= 20,10 m3/ m2. Hr

Gambar 6.Desain bak aerobik dan bak penjernih

III.5 Hasil Pengolahan

Effluent yang dihasilkan dari proses pengolahan limbah cair pabrik tahu
tersebut adalah sebagai berikut:
Tabel 2. Perkiraan Kualitas Effluent dari Proses

Tabel 3. Perbandingan Kualitas Effluentdengan Baku Mutu Air Limbah

*) Peraturan Gubernur Jatim No. 72 Thn. 2013


BAB IV
KESIMPULAN DAN SARAN

IV.1 Kesimpulan

a. Besar debit limbah cair pabrik tahu DUTA Malang adalah 17,745
m3/hari dengan kandungan BOD5, COD, TSS dan pH belum memenuhi
baku mutu air limbah yang telah ditetapkan.
b. Dari pengolahan yang dilakukan dengan kombinasi sistem anaerobik
–aerobik menggunakan biofilter didapatkan perkiraan effluent yang
mampu memenuhi baku mutu air limbah untuk BOD5, COD, TSS dan
pH berturut - turut yaitu 15,9; 22,0; 1,5 mg/L dan pH 6,50.

IV.2 Saran

Penulis selaku perencana pembangunan instalasi pengolahan air


limbah (IPAL) dari Pabrik Tahu DUTA Malang menyarankan agar pihak
pabrik / pihak terkait dapat mengkaji pengadaan atau pelaksanaan
pembangunan IPAL untuk menangani limbah cair yang tiap hari dihasilkan
dari proses produksi tahu tersebut. Dengan dilakukannya pengolahan limbah
cair tahu, maka diharapkan dapat mengurangi potensi pencemaran terhadap
badan air yaitu Sungai Sumpil yang merupakan anak Sungai Brantas.
DAFTAR PUSTAKA

Ekawati,Intan.2015.”LimbahPabrikTahu”.(https://www.kompasiana.com/
intan.ekawati/552bc43a6ea834ad028b45ec/limbah-industri-tahu.). Diakses
pada tanggal 2 oktober pukul 05.00 WIB.
Khusna, Diana. 2013. “Perencanaan Instalasi Pengolahan Air Limbah (IPAL)
dengan Menggunakan Kombinasi Sistem Anaerobik – aerobic pada Pabrik
Tahu “DUTA” Malang”.Universitas Brawijaya. Malang : hal 25, p. 2-12

Anda mungkin juga menyukai