Anda di halaman 1dari 11

BIOLOGI UMUM II

LIMBAH PABRIK TAHU


D
I
S
U
S
U
N
OLEH :

KELOMPOK V
DIAN SUNARWATI
DIAN YUSTIKA RINI
LISTA ADRIANI
SHUHA AFNI SAHARA
SILVA DWI KURNIATI
DOSEN PEMBIMBING : RIWAYATI M.Si

FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN


ALAM
UNIVERSITAS NEGERI MEDAN
BAB I
PENDAHULUAN

Kegiatan industri selain membawa dampak positif juga membawa dampak negatif berupa
pencemaran udara, air dan tanah yang merupakan hasil limbah proses produksi.

Pengendalian pencemaran tanah, air, dan udara merupakan satu bagian dari proses
pengelolaan kualitas lingkungan. Salah satu pengolahan udara adalah dengan penerapan
teknologi pengendalian pencemaran udara berupa alat pengendali pencemaran udara, hal ini
merupakan upaya untuk mengurangi emisi agar sesuai dengan baku mutu yang telah ditetapkan.
Salah satu cara meminimalisisr pencemaran air dan tanah adalah dengan penerapan teknologi
penyaringan air limbah, hal ini merupakan upaya untuk memisahkan limbah yang seharusnya
tidak dibuang di lingkungan masyarakat.

Meningkatnya produksi yang terjadi pada industri tahu membuat pencemaran yang
dihasilkan bertambah, emisi yang dihasilkan adalah sampingan dari proses pembuatan tahu.
Terciumnya bau hasil proses pembuatan tahu menunjukkan sistem pengolahan limbah yang
kurang sempurna. Oleh karena itu diperlukan evaluasi terhadap pabrik tahu yang digunakan
sehingga dapat dilakukan perbaikan terhadap pengolahan limbah industri tahu agar aman bagi
lingkungan.

1.2 Rumusan Masalah

1). Bagaimanakah hubungan limbah pabrik tahu dengan lingkungan?


2). Bagaimana reaksi masyarakat terhadap pembuangan limbah tersebut?
3). Bagaimana cara mendaur ulang limbah menjadi sesuatu yang berguna?

1.3 Tujuan penulisan

1). Untuk mengetahui hubungan limbah pabrik tahu dengan lingkungan


2). Untuk mengetahui reaksi masyarakat terhadap pembuangan limbah tersebut
3). Untuk mengetahui bagaimana cara mendaur ulang limbah menjadi sesuatu yang berguna
BAB II
LIMBAH PABRIK TAHU

2.1. Deskripsi Perusahaan


Pabrik tahu yang beralamatkan di jalan diponegoro pasar nol Lubuk Pakam, Medan.
Sumatera Utara. didirikan oleh Bapak LEE HONGKI, pada tahun 1991, beliau sebagai pemilik
modal sekaligus Pimpinan pabrik tahu tersebut. Tujuan utama didirikan usaha ini adalah untuk
penghasilan keluarga selain dipandang mempunyai prospek ke depan yang baik, karena hasil
industri ini juga dapat diterima di semua lapisan masyarakat. Hal ini dilakukan sesuai dengan
permintaan dan kebutuhan konsumen. Dengan dibantu beberapa karyawan, saat ini pabrik tahu
tersebut tetap bertahan dan berkembang untuk memajukan usahanya. Hal ini terbukti dengan
banyaknya konsumen untuk dan membeli tahu yang diproduksi industri ini.

2.2. Pengertian Tahu


Tahu adalah adalah salah satu makanan tradisional yang biasa dikonsumsi oleh
masyarakat Indonesia. Tahu juga merupakan salah satu jenis makanan sumber protein dengan
bahan dasar kacang kedelai yang sangat digemari oleh masyarakat Indonesia. Sebagian besar
produk tahu di Indonesia dihasilkan oleh industri skala kecil yang sebagian besar terdapat di
Pulau Jawa. Industri tersebut berkembang pesat seiring dengan peningkatan jumlah penduduk di
Indonesia. Namun, di sisi lain industri tahu ini juga menghasilkan limbah cair yang berpotensi
mencemari lingkungan.

2.3. Pengolahan Tahu


Pencucian dan perendaman kedelai adalah proses mencuci kedelai sampai bersih, dan
merendam kedelai selama kurang lebih 3 - 4 jam, atau sampai kedelai mengembang. Proses
penggilingan kedelai adalah proses menggiling kedelai yang sudah mengembang hingga menjadi
bubur dan siap untuk di rebus. Proses pemasakan bubur kedelai adalah proses memasak
(merebus) bubur kedelai yang telah digiling sampai halus yang dicampur dengan air yang
mendidih dengan cara diaduk-aduk terus sampai warna bubur kedelai berubah menjadi kuning
agak pucat. Proses ini memerlukan waktu kurang lebih satu jam. Proses penyaringan sari tahu
adalah proses menyaring bubur kedelai yang sudah berwarna kuning agak pucat untuk
dipisahkan dari ampasnya. Bubur kedelai yang sudah dipisah dari ampasnya kemudian ditambah
cuka (larutan biang) dan di aduk hingga terbentuk endapan atau menggumpal, dan diamkan
selama 15 menit, kemudian disaring.

Tahap pencetakan tahu adalah proses memisahkan air sisa penggumpalan dalam sari
kedelai yang sudah mengental, kemudian dicetak dan ditempatkan pada cetakan yang terbuat
dari papan dengan ukuran 40 x 70 cm. Pada cetakan dialasi kain kasa dimasukkan sari kedelai,
hal ini bertujuan agar tahu rapi dan tidak tercecer. Kemudian papan pengepres diletakkan
menutupi cetakan dengan batu pemberat selama 5 - 10 menit. Proses pemotongan tahu adalah
proses mengangkat sari tahu dari cetakan bila sari tahu sudah terbentuk padat, kemudian balik
sari tahu dari papan cetakan ke ancak yang terbuat dari bambu, ambil kain kasanya dan potong-
potong sesuai dengan ukuran yang diinginkan. Untuk tahu putih tidak perlu direbus lagi,
sedangkan untuk tahu kuning direbus lagi dengan perasan air kunyit dan garam agar warna
kuning.

2.4. Dampak Positif dan Negatif


Dalam kurun waktu beberapa tahun ini masyarakat di daerah sekitar industri tahu banyak
memberikan respon terhadap aktivitas produksi tahu tersebut, baik respon positif maupun respon
negative.
Dampak positif limbah yang dihasilkan pabrik tahu berupa kulit kedelai, ampas dan air
tahu masih dapat dimanfaatkan menjadi produk-produk yang bermanfaat. Pemanfaatan limbah
cair tahu menjadi nata de soya dan abon merupakan salah satu bentuk diversifikasi makanan
berbahan baku ampas tahu. Selain itu, limbah cair tapioka juga dapat diolah menjadi nata de
cassava dan limbah air kelapa dapat diolah menjadi nata de coco. Limbah berupa sayur-sayuran
dan sisa bahan yang tidak termasak, bisa diolah menjadi pelet. Beberapa di antaranya bisa diolah
menjadi kompos dengan proses fermentasi dan pencampuran pupuk organik.
Dampak negatif limbah usaha kecil pangan dapat menimbulkan masalah dalam
penanganannya karena mengandung sejumlah besar karbohidrat, protein, lemak, garam-garam,
mineral, dan sisa-sisa bahan kimia yang digunakan dalam pengolahan dan pembersihan. Air
buangan (efluen) atau limbah buangan dari pengolahan pangan dengan Biological Oxygen
Demand ( BOD) tinggi dan mengandung polutan seperti tanah, larutan alkohol, panas dan
insektisida. Apabila efluen dibuang langsung ke suatu perairan akibatnya menganggu seluruh
keseimbangan ekologik dan bahkan dapat menyebabkan kematian ikan dan biota perairan
lainnya.

2.5. Limbah Pabrik Tahu

Pada dasarnya, proses produksi tahu menghasilkan dua macam limbah yaitu limbah padat
dan limbah cair. Limbah padat pada umumnya dimanfaatkan sebagai pakan ternak. Industri tahu
membutuhkan air untuk melakukan proses sortasi, perendaman, pengupasan kulit, pencucian,
penggilingan, perebusan, dan penyaringan. Kemudian, air buangan dari proses tersebut yang
dinamakan limbah cair. Limbah cair industri tahu ini memiliki kandungan senyawa organik yang
sangat tinggi. Tanpa proses penanganan yang baik, limbah tahu dapat menyebabkan berbagai
dampak negatif seperti polusi air, sumber penyakit, bau tak sedap, meningkatkan pertumbuhan
nyamuk, dan menurunkan estetika lingkungan sekitar. Limbah cair yang dibuang ke perairan
tanpa pengelohan terlebih dahulu juga dapat mengakibatkan kematian makhluk hidup dalam air
termasuk mikroorganisme (jasad renik) yang berperan penting dalam mengatur keseimbangan
biologis dalam air.
Air buangan industri tahu rata - rata mengandung BOD (Biochemical Oxygen Demand),
COD (Chemical Oxygen Demand), TSS, dan minyak/lemak berturut - turut sebesar 4583, 7050,
4743 dan 26 mg/l. Bila dibandingkan dengan baku mutu limbah cair industri produk makanan
dari kedelai menurut KepMenLH No. Kep-51/MENLH/10/1995 tentang Baku Mutu Limbah
Cair Bagi Kegiatan Industri, kadar maksimum yang diperbolehkan untuk BOD, COS, dan TSS
berturut - turut adalah 50, 100, 200 mg/l. Sehingga terlihat jelas bahwa limbah cair industri tahu
melebihi baku mutu yang telah dipersyaratkan.

Pada umumnya penanganan limbah cair dari industri ini cukup ditangani dengan system
bilogis, hal ini karena polutannya merupakan bahan organic seperti karbohidrat, vitamin, protein
sehingga akan dapat didegradasi oleh pengolahan secara biologis. Tujuan dasar pengolahan
limbah cair adalah untuk menghilangkan sebagian besar padatan tersuspensi dan bahan terlarut,
kadang-kadang juga untuk penyisihan unsur hara (nutrien) berupa nitrogen dan fosfor

Pabrik Tahu seringkali belum ditangani secara baik sehingga menimbulkan dampak
terhadap lingkungan.Salah satunya dampak limbah-bau limbah cair dan padat. Limbah tahu
mengandung protein tinggi sehingga konsekuensinya menimbulkan gas buang berupa Amoniak/
Nitrogen dan Sulfur yang tidak sedap dan mengganggu kesehatan. Sampai saat ini resiko bau ini
masih belum ada jalan keluarnya sedangkan di sisi lainnya produk tahu sudah merupakan
makanan Favorit yang hampir harus selalu ada dalam konsumsi masyarakat kecil sampai dengan
masyarakat golongan atas. Dampak negatif yang ditimbulkan pabrik tahu ini mengancam
keberlangsungan usaha dan lebih lanjut terhadap ketersediaan tahu bagi masyarakat, karena
terancam tutup / dilarang operasi. Jalan lain yang dapat dilakukan biasanya dengan menalakukan
relokasi pabrik yang bertakibat pada meningkatnya biaya produksi dan harga tahu.

Limbah industri tahu adalah limbah yang dihasilkan dalam proses pembuatan tahu
maupun pada saat pencucian kedelai. Limbah yang dihasilkan berupa limbah padat dan cair.
Limbah padat belum dirasakan dampaknya terhadap lingkungan karena dapat dimanfaatkan
untuk makanan ternak, tetapi limbah cair akan mengakibatkan bau busuk dan bila dibuang
langsung ke sungai akan menyebabkan tercemarnya sungai. Limbah cair yang dihasilkan
mengandung padatan tersuspensi maupun terlarut, akan mengalami perubahan fisika, kimia, dan
hayati yang akan menghasilkan zat beracun atau menciptakan media untuk tumbuhnya kuman
dimana kuman ini dapat berupa kuman penyakit atau kuman lainnya yang merugikan baik pada
tahu sendiri ataupun tubuh manusia. Bila dibiarkan dalam air limbah akan berubah warnanya
menjadi coklat kehitaman dan berbau busuk. Bau busuk ini akan mengakibatkan sakit
pernapasan. Apabila limbah ini dialirkan ke sungai maka akan mencemari sungai dan bila masih
digunakan maka akan menimbulkan penyakit gatal, diare, dan penyakit lainnya.

Dalam proses pembuatan tahu menghasilkan dua jenis limbah, yaitu limbah padat dan
limbah cair. Limbah padat atau yang sering kita sebut ampas tahu dapat diolah kembali menjadi
oncom atau dapat dimanfaatkan sebagai makanan ternak, seperti ayam, bebek, sapi, kambing dan
sebagainya.
Pencemaran air adalah pencemaran yang disebabkan oleh masuknya partikel-partikel ke
dalam air sehingga mempengaruhi pH normal pada air.
1. Penyebab-penyebab pencemaran air di sekitar pabrik tahu tersebut antara lain:
Penyebab Utama :
* Limbah dari bekas air pencucian bahan baku pembuatan tahu
* Limbah cair dari proses pengolahan bahan baku ( kedelai, dll)
* Limbah padat berupa ampas dari pengolahn tahu.
Penyebab lain :
* Limbah dari rumah tangga (bekas cucian piring, cucian baju, dll) di sekitar pabrik
* Air bekas untuk memandikan ternak yang berada di sekitar lokasi observasi.
* Banyak warga yang membuang sampah rumah tangga ke sungai.

2. Akibat-akibat yang ditimbulkan oleh adanya pencemaran air di sekitar pabrik tersebut
antara lain :
* Keadaan air sungai menjadi kotor dan keruh.
* Menimbulkan bau yang tidak sedap sehingga mengganggu pernapasan warga di sekitarnya.
* Banyak biota sungai yang mati
* Air di sungai tempat pembuangan limbah menjadi tergenang akibat sampah.
* Warga yang mempergunakan air, banyak yang terkena penyakit gatal-gatal dan diare.
* Merusak pemandangan / mengurangi nilai keindahan.
* Mencemari sumur warga.

2.6. Penanggulangan
Sebagian besar industri tahu membuang limbahnya ke perairan macam polutan yang di
hasilkan mungkin berupa polutan organic (berbau busuk), polutan anorganik (berbau dan
berwarna). Pemerintah menetapkan tata aturan untuk mengendalikan pencemaran air untuk
limbah industri, karena limbah dari industri tahu mengandung polutan organik dan anorganik,
maka air limbah tersebut tidak bisa langsung di buang ke sungai, tetapi harus diolah terlebih
dahulu sebelum di buang ke sungai agar tidak terjadi pencemaran.
Untuk mengatasi pencemaran air dapat dilakukan usaha preventif, misalnya dengan tidak
membuang limbah industri ke sungai. Kebiasaan membuang limbah ke sungai dan disembarang
tempat hendaknya diberantas dengan memberlakukan peraturan – peraturan yang diterapkan di
lingkungan masing – masing secara konsekuen. Limbah industri hendaknya dibuang pada wadah
yang telah di sediakan. Masyarakat di sekitar sungai perlu memperhatikan kebersihan lingkungan
dan perlu memahami mengenai pemanfaatan sungai, agar sungai tidak lagi dipergunakan
sebagai tempat pembuangan limbah. Peraturan pembuangan limbah industri hendaknya dipantau
pelaksanaannya dan pelanggarnya dijatuhi hukuman.
Limbah Industri hendaknya diproses dahulu dengan teknik pengolahan limbah, dan
setelah memenuhi syarat baku mutu air buangan baru bisa di alirkan ke sungai. Dengan demikian
akan tercipta sungai yang bersih dan memiliki fungsi ekologis.
BAB III
DOKUMENTASI PEMBUATAN DAN LIMBAH TAHU

PROSES PERENDAMAN KACANG KEDELAI

TEMPAT PENGGILINGAN KACANG KEDELAI

TEMPAT PEMISAHAN ANTARA AMPAS KACANG KEDELAI DENGAN PATINYA


TEMPAT PENCETAKAN TAHU

TEMPAT AMPAS KACANG KEDELAI

TEMPAT PEMBUANGAN LIMBAH PABRIK TAHU DI BUANG KE PARIT PARIT


SEKITAR PABRIK
PARIT YANG TERCEMAR OLEH LIMBAH TAHU
BAB IV
KESIMPULAN DAN SARAN

IV. I. KESIMPULAN
Limbah merupakan suatu bahan yang tidak berarti dan tidak berharga, tapi kita tidak
mengetahui bahwa limbah juga bisa menjadi sesuatu yang berguna dan bermanfaat jika diproses
secara baik dan benar. Limbah juga bisa berarti sesuatu yang tidak berguna dan dibuang oleh
kebanyakan orang, mereka menganggapnya sebagai sesuatu yang tidak berguna dan jika
dibiarkan terlalu lama maka akan menyebabkan penyakit padahal dengan pengolahan limbah
secara benar maka bisa menjadikan limbah ini menjadi sesuatu yang berguna.
Kehadiran limbah dapat berdampak negatif terhadap lingkungan terutama bagi kesehatan
manusia, sehingga perlu dilakukan penanganan terhadap limbah. Tingkat bahaya keracunan yang
ditimbulkan oleh limbah tergantung pada jenis dan karakteristik limbah.
Masyarakat menemukan suatu metode penanganan limbah yang tepat, terarah dan
berkelanjutan. Salah satu metode yang dapat diaplikasikan adalah dengan cara BIO-PROSES,
yaitu mengolah limbah organik baik cair maupun organik secara biologis menjadi biogas dan
produk alternatif lainnya seperti sumber etanol dan methanol. Dengan metode ini, pengolahan
limbah tidak hanya bersifat “penanganan” namun juga memiliki nilai guna/manfaat.

Proses produksi tahu menhasilkan 2 jenis limbah, limbah padat dan limbah cairan. Pada
umumnya, limbah padat dimanfaatkan sebagai pakan ternak, sedangkan limbah cair dibuang
langsung ke lingkungan. Pada umumnya, limbah padat dimanfaatkan sebagai pakan ternak,
sedangkan limbah cair dibuang langsung ke lingkungan.

IV. II. SARAN


Seharusnya limbah tahu dari pabrik dialirkan ke tempat pembuangan yang khusus, jangan
dialirkan ke parit – parit umum. Karena jika dialirkan ke parit umum, pada saat limbah tahu itu
menguap, maka baunya akan sangat menggangu masyarakat. Bau limbah akan mengakitkan
ketidaknyaman masyarakat akan adanya pabrik tahu di lingkungan sekitar mereka.
DAFTAR PUSTAKA

http://adithabib.blogspot.com/2013/11/pencemaran-air-karena-limbah-industri.html
http://fajri-fafa.blogspot.com/2014/06/dampak-industri-tahu-terhadap.html
http://green.kompasiana.com/polusi/2013/05/16/limbah-industri-tahu-560580.html

Anda mungkin juga menyukai