(RPP)
A. Kompetensi Inti
KI 1 : Menghayati dan mengamalkan ajaran agama yang dianutnya
KI 2 : Menghayati dan mengamalkan perilaku jujur, disiplin, tanggungjawab, peduli
(gotong royong, kerjasama, toleran, damai), santun, responsif dan pro-aktif dan
menunjukkan sikap sebagai bagian dari solusi atas berbagai permasalahan dalam
berinteraksi secara efektif dengan lingkungan sosial dan alam serta dalam
menempatkan diri sebagai cerminan bangsa dalam pergaulan dunia.
KI 3 : Memahami, menerapkan, dan menganalisis pengetahuan faktual, konseptual,
prosedural berdasarkan rasa ingintahunya tentang ilmu pengetahuan, teknologi,
seni, budaya, dan humaniora dengan wawasan kemanusiaan, kebangsaan,
kenegaraan, dan peradaban terkait penyebab fenomena dan kejadian, serta
menerapkan pengetahuan prosedural pada bidang kajian yang spesifik sesuai
dengan bakat dan minatnya untuk memecahkan masalah.
KI 4 : Mengolah, menalar, dan menyaji dalam ranah konkret dan ranah abstrak terkait
dengan pengembangan dari yang dipelajarinya di sekolah secara mandiri, dan
mampu menggunakan metoda sesuai kaidah keilmuan.
C. Tujuan Pembelajaran
1. Setelah membaca literatur, siswa dapat menjelaskan hakekat dan metode ilmiah
dengan baik dan benar secara kelompok.
2. Setelah membaca literatur, siswa dapat menentukan produk-produk dalam kehidupan
sehari-hari yang mengandung bahan kimia dengan benar secara kelompok.
3. Setelah membaca literatur, siswa dapat mengidentifikasi bahan-bahan laboratorium
dan sifatnya dengan baik dan benar secara kelompok.
D. Materi Pembelajaran
1. Materi Pembelajaran
Pengetahuan Materi Pelajaran
2. Materi Remedial
Menyesuaikan dengan bagian materi yang belum dikuasai siswa.
3. Materi Pengayaan
Upaya mengatasi dampak kecelakaan di dalam laboratorium
E. Strategi Pembelajaran
Pendekatan : Scientific Learning
Metode Pembelajaran : Ceramah, tanya jawab, diskusi.
Model Pembelajaran : Discovery Learning (Pembelajaran Penemuan) dan Problem
Based Learning (Pembelajaran Berbasis Masalah)/projek
I. Teknik Penilaian
Teknik penilaian / Instrumen penilaian
N
Aspek
o Teknik Bentuk Instrumen
2. Ilmu Geologi
Secara Etimologis Geologi berasal dari bahasa Yunani yaitu Geo yang artinya bumi
dan Logos yang artinya ilmu, Jadi Geologi adalah ilmu yang mempelajari bumi. Secara
umum Geologi adalah ilmu yang mempelajari planet Bumi, termasuk Komposisi,
keterbentukan, dan sejarahnya. Karena Bumi tersusun oleh batuan, pengetahuan mengenai
komposisi, pembentukan, dan sejarahnya merupakan hal utama dalam memahami sejarah
bumi. Dengan kata lain batuan merupakan objek utama yang dipelajari dalam geologi.
Secara keseluruhan bumi ini terdiri dari beberapa lapisan yaitu :
1. Atmosfer, yaitu lapisan udara yang menyelubungi Bumi.
2. Hidrosfer, yaitu lapisan air yang berada di permukaan Bumi.
3. Biosfer, yaitu lapisan tempat makhluk hidup.
4. Lithosfer, yaitu lapisan batuan penyusun Bumi.
3. Ilmu Pertanian
Pertanian adalah suatu jenis kegiatan produksi yang berlandaskan proses pertumbuhan
dari tumbuh-tumbuhan dan hewan. Peran kimia dalam pertanian adalah untuk
mengembalikan kesuburan tanah melalui penambahan pupuk, sedangkan hama dapat diatasi
dengan penambahan pestisida. Manfaat dan bahaya penggunaan pupuk dan pestisida harus
dipahami sehingga tidak terjadi kesalahan dalam penggunaannya.
Pada bidang pertanian, analis kimia mampu memberikan informasi tentang
kandungan tanah yang terkait dengan kesuburan tanah, dengan data tersebut para petani dapat
menetapkan tumbuhan/tanaman yang tepat. Kekurangan zat-zat yang dibutuhkan tanaman
dapat dipenuhi dengan pupuk buatan, demikian pula dengan serangan hama dan penyakit
dapat menggunakan pestisida dan Insektisida.
4. Ilmu Kesehatan
Dalam bidang kesehatan, ilmu kimia cukup memberikan kontribusi, dengan
diketemukannya jalur perombakan makanan seperti karbohidrat, protein dan lipid. Hal ini
mempermudah para ahli bidang kesehatan untuk mendiagnosa berbagai penyakit. Interaksi
kimia dalam tubuh manusia dalam sistem pencernaan, pernafasan, sirkulasi, ekskresi, gerak,
reproduksi, hormon dan sistem saraf, juga telah mengantarkan penemuan dalam bidang
farmasi khususnya penemuan obat-obata.
Manfaat ilmu kimia di bidang kedokteran atau kesehatan yaitu untuk membantu
penyembuhan pasien yang mengidap suatu penyakit, digunakan obat-obatan yang dibuat
berdasarkan hasil riset terhadap proses dan reaksi kimia bahan-bahan yang berkhasiat.
A. Bahan Bakar
Saat ini bahan bakar dunia, berupa minyak bumi, batu bara, gas alam yang berasal
dari fosil. Fosil merupakan sumber daya alam yang tidak dapat diperbaharui, karena fosil
terbentuk dari organisme yang terkubur beberapa jutaan tahun lalu. Bahan bakar tersebut
akan habis dan manusia harus dapat mencari sumber energi alternatif, untuk mengatasi krisis
enegri tersebut. Dalam hal ini ilmu kimia sangat berperan. Contoh sumber energi alternatif
misalnya alkohol, energi nuklir, geoternal (panas bumi) atau energi matahari yang tak
terbatas.
B. Teknologi Biogas
Ternak-ternak di pedesaan dapat menimbulkan masalah lingkungan, karena
kotorannya yang berserakan dapat menimbulkan bau yang tidak enak, kotoran ternak juga
merusak pemandangan di desa, bahkan dapat menjadi sumber penularan penyakit. Dengan
teknologi biogas, permasalahan tersebut, dapat diatasi, dimana kotoran hewan tersebut diolah
hingga bermanfaat bagi manusia. Pembuatan biogas menggunakan bahan baku kotoran
hewan/ternak yang dibubur halus menjadi butiran kecil dan dicampur air. Hasil teknologi
biogas tersebut dapat digunakan sebagai sumber energi, misalnya untuk lampu penerangan
maupun untuk memasak.
4. Metode Ilmiah
Metode ilmiah atau dalam bahasa inggris dikenal sebagai scientific method adalah
proses berpikir untuk memecahkan masalah secara sistematis,empiris, dan terkontrol. Metode
ilmiah berangkat dari suatu permasalahan yang perlu dicari jawaban atau pemecahannya.
Dalam metode ilmiah, proses berpikir dilakukan secara sistematis dengan bertahap, tidak zig-
zag. Proses berpikir yang sistematis ini dimulai dengan kesadaran akan adanya masalah
hingga terbentuk sebuah kesimpulan. Dalam metode ilmiah, proses berpikir dilakukan sesuai
langkah-langkah metode ilmiah secara sistematis dan berurutan. Karena metode ilmiah
dilakukan secara sistematis dan berencana, maka terdapat langkah-langkah yang harus
dilakukan secara urut dalam pelaksanaannya. Setiap langkah atau tahapan dilaksanakan
secara terkontrol dan terjaga. Adapun langkah-langkah metode ilmiah adalah sebagai berikut:
a. Observasi
Merumuskan Masalah / Obsevasi adalah berpikir ilmiah melalui metode ilmiah
didahului dengan kesadaran akan adanya masalah.
b. Merumuskan Hipotesis
Hipotesis adalah jawaban sementara dari rumusan masalah yang masih memerlukan
pembuktian berdasarkan data yang telah dianalisis.
c. Mengumpulkan Data
Pengumpulan data dilakukan di lapangan. Seorang peneliti yang sedang menerapkan
metode ilmiah perlu mengumpulkan data berdasarkan hipotesis yang telah dirumuskannya.
Pengumpulan data memiliki peran penting dalam metode ilmiah, sebab berkaitan dengan
pengujian hipotesis. Diterima atau ditolaknya sebuah hipotesis akan bergantung pada data
yang dikumpulkan.
d. Melakukan Eksperimen / Menguji Hipotesis
Sudah disebutkan sebelumnya bahwa hipotesis adalah jawaban sementara dari suatu
permasalahan yang telah diajukan. Berpikir ilmiah pada hakekatnya merupakan sebuah
proses pengujian hipotesis. Dalam kegiatan atau langkah menguji hipotesis, peneliti tidak
membenarkan atau menyalahkan hipotesis, namun menerima atau menolak hipotesis tersebut.
Karena itu, sebelum pengujian hipotesis dilakukan, peneliti harus terlebih dahulu menetapkan
taraf signifikansinya. Semakin tinggi taraf signifikansi yang tetapkan maka akan semakin
tinggi pula derjat kepercayaan terhadap hasil suatu penelitian.Hal ini dimaklumi karena taraf
signifikansi berhubungan dengan ambang batas kesalahan suatu pengujian hipotesis itu
sendiri.
e. Perumusan Teori
Setelah menguji hipotesis maka perlunya di rumuskan teori atau hasil yang diperoleh dari
eksperimen
f. Merumuskan kesimpulan
Rumusan simpulan harus bersesuaian dengan masalah yang telah diajukan
sebelumnya. Kesimpulan atau simpulan ditulis dalam bentuk kalimat deklaratif secara singkat
tetapi jelas. Harus dihindarkan untuk menulis data-data yang tidak relevan dengan masalah
yang diajukan, walaupun dianggap cukup penting. Ini perlu ditekankan karena banyak
peneliti terkecoh dengan temuan yang dianggapnya penting, walaupun pada hakikatnya tidak
relevan dengan rumusan masalah yang diajukannya.
g. Keselamatan Kerja
Keselamatan kerja di laboratorium merupakan usaha atau tindakan pencegahan agar
di dalam kegiatan di laboratorium terhindar dari kecelakaan sekecil apapun. Sehubungan
dengan kemungkinan timbul bahaya-bahaya di dalam kegiatan laboratorium, maka perlunya
mengetahui bahaya yang ditimbulkan oleh benda-benda atau barang-barang yang ada di
laboratorium.
Tata tertib ini penting untuk menjaga kelancaran dan keselamatan pekerja/praktikum di
dalam laboratorium. Berikut ini beberapa contoh tata tertib.
1. Alat-alat serta bahan yang ada di dalam laboratorium tidak diperkenankan diambil
keluar tanpa seizin guru.
2. Alat dan bahan harus digunakan sesuai dengan petunjuk praktikum yang diberikan.
3. Jika dalam melakukan percobaan tidak mengerti atau ragu-ragu, hendaknya segera
bertanya kepada guru.
4. Bekerja di laboratorium hendaknya memakai jas laboratorium.
5. Jika ada alat yang rusak atau pecah, hendaknya dengan segera dilaporkan kepada
guru.
6. Jika terjadi kecelakaan, sekalipun kecil, seperti kena kaca, terbakar, atau terkena
bahan kimia, hendaknya segera dilaporkan ke guru.
7. Etiket (label) bahan yang hilang atau rusak harus segera diberitahukan kepada guru,
agar dapat segera diganti.
8. Tidak diperkenankan makan, minum dan merokok di dalam laboratorium.
9. Setelah selesai percobaan, alat-alat hendaknya dikembalikan ke tempat semula dalam
keadaan bersih.
10. Buanglah sampah pada tempatnya.
11. Sebelum meninggalkan laboratorium, meja praktikum harus dalam keadaan bersih,
kran air dan gas ditutup, dan kontak listrik dicabut.
Untuk mencegah terjadinya bahaya yang tidak diinginkan, penyimpanan bahan kimia perlu
memperhatikan hal-hal berikut:
1. Botol-botol yang berisi bahan kimia disimpan pada rak atau lemari yang disediakan
khusus untuk itu.
2. Jangan mengisi botol-botol sampai penuh.
3. Jangan menggunakan tutup dari kaca untuk botol yang berisi basa, karena lama
kelamaan tutup itu akan melekat pada botol dan susah dibuka.
4. Semua peralatan/gelas kimia yang berisi bahan kimia harus diberi label yang
menyatakan nama bahan itu.
5. Bahan kimia yang dapat bereaksi hebat hendaknya jangan disimpan berdekatan.
6. Bahan-bahan kimia yang sangat beracun dan berbahaya hendaknya dibeli dalam
jumlah kecil dan tanggai pembeliannya dicatat.
7. Semua bahan persediaan bahan kimia secara teratur diteliti.
𝐽𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝐵𝑒𝑛𝑎𝑟
𝑁𝑖𝑙𝑎𝑖 𝐴𝑘ℎ𝑖𝑟 = 𝑥100
8
Lampiran 3:Pedoman Observasi dan Lembar Observasi Tanggung jawab
Catatan
a. Kolom perilaku diisi dengan angka yang sesuai dengan kriteria berikut :
1 = sangat kurang 4 = baik
2 = kurang 5 = amat baik
3 = cukup
b. Nilai merupakan jumlah dari nilai-nilai tiap indicator perilaku
c. Nilai maksimum = 30
d. Keterangan diisi dengan deskripsi nilai seperti berikut
Nilai 27 – 30 berarti amat baik Nilai 10 – 15 berarti kurang
Nilai 22 – 26 berarti baik Nilai 0 – 9 berarti sangat kurang
Nilai 16 – 21 berarti cukup
LEMBAR PENGAMATAN PENILAIAN SIKAP
Petunjuk:
Berikan skor 0 : apabila tidak ditampilkan peserta didik
Berikan skor 1 : apabila ditampilkan peserta didik
IndikatorSikap
Nama
1 2 3 4 5 6 Skor
Siswa
a B C d a b c d a b c D a b c d a b c d a b C d
N
Pernyataan Skor
o
1 2 3 4
Saya
1 mengikuti pembelajaran dengan penuh perhatian
Saya
2 mengerjakan tugas yang diberikan guru tepat waktu
Saya
3 berusaha belajar dengan sungguh-sungguh
Saya
4 mengajukan pertanyaan jika ada yang tidak dipahami
Saya
5 berperan aktif dalam kelompok
Saya
6 menyerahkan tugas tepat waktu
Saya
7 selalu membuat catatan hal-hal yang saya anggap penting
Saya
8 merasa menguasai dan dapat mengikuti kegiatan
pembelajaran dengan baik
Saya
1 menghormati dan menghargai teman
0
Saya
1 menghormati dan menghargai guru
1
Keterangan:
4 = selalu, apabila selalu melakukan sesuai pernyataan
3 = sering, apabila sering melakukan sesuai pernyataan dan kadang-kadang tidak melakukan
2 = kadang-kadang, apabila kadang-kadang melakukan dan sering tidak melakukan
1 = tidak pernah, apabila tidak pernah melakukan