11-22
Aditya Eka Ramdhani1*, Andre Syahputra2, Nando Vanny Farsin3, Woro Rukmi
Hatiningrum4
Program Studi Teknik Pengolahan Migas
1,2,3,4
Politeknik Energi dan Mineral Akamigas, Jl. Gajah Mada No. 38 Cepu, Kabupaten Blora
*E-mail: adityaekaramdhani88@gmail.com
ABSTRAK
Dalam penanganan limbah cair domestik dari industri gas di Indramayu, harus memenuhi
Peraturan Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan Republik Indonesia Nomor P.68/Menlhk/
Setjen/Kum.1/8/2016 tentang baku mutu air limbah domestik. Perbedaan jumlah karyawan, jam kerja
dan luas area kerja membuat debit rata – rata limbah cair dari industri pengolahan gas hanya sekitar 1.2
m3/hari dengan kandungan BOD < 3 mg/L, TSS: 10 mg/L, dan total koliform 2700 /100 mL, sedangkan
pada industri distribusi gas limbah cair yang dihasilkan mencapai 12 m3/hari dengan kandungan BOD:
73 mg/L, TSS: 29.7, COD: 242 mg/L dan total koliform: 35000 /100 mL. Hal ini akan berpengaruh
pada sistem Instalasi Pengolahan Air Limbah yang digunakan. Industri pengolahan gas menggunakan
sistem rapid sand filter dengan pertimbangan proses yang sederhana dan sebagai pemenuhan Peraturan
P16, dengan filtration rate: 0.429 m/jam. Pada industri distribusi gas menggunakan sistem conventional
activated sludge process yang semua kritikal variabel masih dalam kondisi baik, seperti Beban BOD:
0.2336 kg/m3.hari, MLSS: 1725 mg/L, MLVSS: 1215 mg/L, F/M: 0.31 kg BOD per kg MLSS per hari,
HRT: 7.5 jam, rasio sirkulasi lumpur: 0.31.
1. PENDAHULUAN
Limbah perairan menjadi salah satu pencemar lingkungan yang memiliki dampak
langsung di masyarakat. Besaran limbah cair domestik yang dihasilkan bergantung pada
ukuran proses produksi yang dilakukan suatu industri. Dalam jumlah yang besar limbah cair
berpotensi tinggi untuk mengganggu fungsi kelestarian lingkungan, hal menjadikan industri
yang menghasilkan limbah cair diharuskan memiliki instalasi pengolahan air limbah sehingga
parameter - parameter kualitas air limbah seperti, chemical oxygen demand (COD), biological
oxygen demand (BOD), kadar amonia (NH3) dan total suspended solid (TSS) pada limbah cair
domestik yang dibuang ke lingkungan dapat memenuhi baku mutu air limbah domestik[1].
Indramayu adalah salah satu kabupaten di Jawa Barat yang memiliki beberapa industri
besar dalam berbagai bidang mulai dari makanan dan minuman, tekstil, otomotif, minyak dan
gas bumi hingga petrokimia. Hal ini membuat Pemerintah Kabupaten Indramayu harus
memiliki badan kedinasan yang dapat mengatur tata kelola limbah, khususnya limbah cair
industri dan limbah cair domestik.
Dinas Lingkungan Hidup (DLH) menjadi suatu badan yang bertanggung jawab dalam
mengatur pengelolaan limbah cair dari seluruh industri yang berada di Kabupaten Indramayu.
DLH berperan sebagai kontrol terhadap limbah cair yang dihasilkan dan cara penanganannya.
Terdapat dua industri pengolahan dan pendistribusian gas yang tata pengelolaan limbahnya
diawasi langsung oleh Dinas Lingkungan Hidup Kabupaten Indramayu untuk memudahkan
penyebutan, penulis menamakannya dengan perusahaan A (industri pendistribusian LPG) dan
perusahaan B (industri pengolahan gas).
12
Aditya Eka Ramdhani, SNTEM, Volume 1, Juni 2021, hal. 11-22
Limbah cair domestik yang dihasilkan dari kedua industri ini harus melalui serangkaian
proses pengolahan limbah sebelum dibuang ke lingkungan. Kedua perusahaan tersebut
diwajibkan melaporkan hasil uji limbah cair domestik yang dihasilkan, ke Dinas Lingkungan
Hidup Kabupaten Indramayu sebagai syarat utama dari kelayakan pembuangan limbah ke
lingkungan. Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Kabupaten Indramayu memiliki peran langsung
dalam pengawasan pengelolaan limbah cair domestik dari kedua perusahaan tersebut, mulai
dari hasil uji limbah cair domestik sebelum memasuki proses dan sesudah proses, serta
pemenuhan standar kelayakan Instalasi Pengolahaan Air Limbah yang digunakan. Penilaian
kelayakan suatu limbah cair pada penelitian ini memiliki tujuan untuk mencapai kelestarian
lingkungan yang terkait pada penelitian sebelumnya [2].
2. METODE
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengolahan limbah cair yang terdapat pada
kedua industri tersebut; Mengetahui sumber air limbah produksi yang terdapat pada kedua
industri tersebut; Mempelajari, mengamati dan menganalisa secara teori dan lapangan,
mengenai IPAL di kedua industri tersebut.
Penelitian dilaksanakan di Dinas Lingkungan Hidup Kabupaten Indramayu, Jawa Barat dan
berfokus pada tata pengelolaan limbah cair dari industri – industri yang ada di Indramayu.
Penelitian dilaksanakan mulai dari 25 Januari s/d 25 April 2021.
Secara garis besar, penelitian dapat dikelompokkan menjadi 3 kegiatan utama yaitu:
1
Pengamatan langsung dilakukan dengan mengamati, menganalisis, dan membandingkan
secara langsung di lingkungan kerja, guna mendapatkan data informasi yang diinginkan;
2
Pelaksanaan penelitian yang dilakukan pada lingkungan kerja Dinas Lingkungan Hidup
Kabupaten Indramayu; 3Pengumpulan data dimaksudkan untuk mendukung keperluan
mengerjakan jurnal penelitian.
3. PEMBAHASAN
A. Tinjauan Pustaka
Limbah merupakan semua bahan buangan yang berasal dari aktifitas perorangan, maupun
aktivitas kegiatan lainnya (industri, rumah sakit, laboratorium dll) yang berbentuk cair (liquid
wastes), padat (solid wastes), maupun gas (gaseous wastes). Limbah yang menjadi pengawasan
dari Dinas Lingkungan Hidup Indramayu adalah limbah cair domestik yang merupakan limbah
dari hasil kegiatan perorangan seperti, limbah kamar mandi, pencucian bahan makanan/
sayuran, mencuci pakaian, kotoran manusia (tinja, air seni), sampah dapur, dsb. Karakteristik
limbah cair terbagi menjadi tiga bagian yaitu karakteristik secara fisika, kimiawi dan biologis:
13
Aditya Eka Ramdhani, SNTEM, Volume 1, Juni 2021, hal. 11-22
Dalam pengolahan limbah cair domestik non B3 secara umum dapat dikelompokan ke
dalam tiga metode yaitu pengolahan fisika, kimia dan biologi. Penerapan masing – masing
metode tergantung pada fasilitas instalasi pengolahan yang tersedia dan kualitas air limbah
yang dihasilkan pada masing – masing industri.
14
Aditya Eka Ramdhani, SNTEM, Volume 1, Juni 2021, hal. 11-22
7. Adsorpsi
Adsorpsi merupakan penyerapan permukaan materi pada interface antara dua fase yang ada
umumnya zat terlarut akan terkumpul pada interface.
8. Gas Stripping
Pada gas stripping beberapa gas yang akan dihilangkan adalah amonia (NH3), hidrogen
sulfida (H2S), sulfur dioksida (SO2) dan fenol.
9. Flotasi
Flotasi merupakan proses pemisahan cairan-cairan atau padatan-cairan yang mempunyai
berat jenis yang lebih kecil dari pada cairan.
10. Proses Membran
Membran semipermiable berfungsi sebagai penghilang padatan terlarut yang sulit
dipisahkan dari air atau air limbah yang memiliki diameter pori - pori berukuran 3 angstorm.
Salah satu contoh penerapan proses membran adalah untuk desalinasi air domestik.
15
Aditya Eka Ramdhani, SNTEM, Volume 1, Juni 2021, hal. 11-22
5. Ion Exchange
Ion exchange digunakan untuk penghilangan ion-ion yang tidak diinginkan seperti Ca+2,
Mg , Fe+2 dan NH4+. Pada prosesnya, ion bergerak kemudian ditukar dengan ion terlarut yang
+2
16
Aditya Eka Ramdhani, SNTEM, Volume 1, Juni 2021, hal. 11-22
Beberapa variabel yang umum diperhatikan pada proses lumpur aktif adalah sebagai
berikut[10]:
a. Seeding (Pembiakkan Bakteri)
Mikroba atau bakteri yang akan digunakan harus terlebih dahulu dibiakkan (seeding)
dengan bantuan nutrient yang merupakan rasio perbandingan Carbon:Nitrogen:Phospor agar
bakteri berkembang biak dengan baik. Rasio perbandingan Carbon:Nitrogen:Phospor yang
diberikan untuk bakteri ini sebesar 100:5:1 untuk proses aerob. Nutrient terdiri dari 3 bahan
utama yaitu glukosa (C6H12O6) yang menjadi sumber C (carbon), KNO3 (Kalium Nitrat) yang
menjadi sumber N (nitrogen) dan KH2PO4 sebagai sumber P (phospor).
b. Beban Biological Oxygen Demand (BOD Loading Rate atau Volumetry Loading Rate)
Beban Biological Oxygen Demand (BOD Loading rate atau Volumetry Loading Rate).
Beban BOD merupakan jumlah massa BOD di dalam influent limbah dibagi dengan volume
tangki aerasi. Beban BOD dapat dihitung dengan persamaan:
Q x So
Beban BOD = kg/m3.hari (1)
V
12 m3 /hari×0.073kg/m3
Beban BOD = (2)
3.75m3
Beban BOD = 0.2336 kg/m3 . hari
Dimana:
Q = debit air limbah yang masuk (m3/hari)
So = Konsentrasi BOD di dalam air limbah yang masuk (kg/m3)
V = Volume reaktor (tangki aerasi) (m3)
17
Aditya Eka Ramdhani, SNTEM, Volume 1, Juni 2021, hal. 11-22
F Q (So−S)
= (3)
M MLSS x V
F 12 m3 /hari(0.073kg/m3 −0.006kg/m3 )
= (4)
M 0.7kg/m3 ×3.75m3
F
M
= 0.31 kg BOD per kg MLSS per hari
Dimana:
Q = Laju air limbah m3/hari
MLSS = Mixed liquor suspended solids (kg/m3)
V = Volume reactor atau bak aerasi (m3)
So = Konsentrasi BOD (kg/m3)
S = Konsentrasi BOD di dalam efluent (kg/m3)
3.75 𝑚3
HRT = 12 𝑚3 /ℎ𝑎𝑟𝑖 (7)
Dimana:
V = Volumeareaktor atau bak aerasi (m3)
Q = Debit air linbah yang masuk ke dalam Tangki aerasi (m3/jam)
D = Laju pengenceran (1/jam)
Qr
= ratio circulation (8)
Qo
18
Aditya Eka Ramdhani, SNTEM, Volume 1, Juni 2021, hal. 11-22
3.6 m3 /hari
= 0.31 (masih OK)
12 m3 /hari
Dimana:
Qr = Return Activated Sludge (RAS) (m3/hari)
Qo = Debit aliran influent (m3/hari)
0.7𝑘𝑔/𝑚3 ×3.75𝑚3
Umur Lumpur (hari) = 0.0121 𝑘𝑔/𝑚3 ×12 𝑚3/ℎ𝑎𝑟𝑖+0.0297𝑘𝑔/𝑚3 ×12𝑚3/ℎ𝑎𝑟𝑖 (10)
Dimana:
MLSS = Mixed liquor suspended solids (kg/m3).
V = Volume tangki aerasi (m3)
Qe = Keluaran limbah (m3/hari)
Qw = Limbah masuk (m3/hari)
SSe = TSS dalam keluaran (kg/m3).
SSw = TSS dalam lumpur limbah (kg/m3)
SV = Volume endapan lumpur di dalam silinder kerucut setelah 30 menit pengendapan (ml).
MLSS = adalah mixed liqour suspended solid (mg/l).
19
Aditya Eka Ramdhani, SNTEM, Volume 1, Juni 2021, hal. 11-22
prinsip untuk menurunkan rasio C/N dari bahan organik sehingga semakin tinggi C/N maka
proses pengomposan akan semakin lama.
Pada pengolahan limbah cair doemestik yang dihasilkan Perusahaan Pemrosesan Gas
menggunakan proses rapid sand filter dengan pertimbangan yaitu metode ini efisien untuk
memperbaiki kualitas fisika, kimia dan biologi dari influen dalam jumlah kecil, serta metode
ini merupakan metode yang paling sederhana dan murah sehingga sesuai untuk mengolah
limbah cair domestik yang tingkat pencemarnya rendah[11]. Beberapa tahapan proses yang
dimulai dari masuknya limbah domestik cair ke unit pengolahan air limbah yang terdiri dari
bata, arang dan ijuk secara berurutan. Aliran limbah cair domestik yang telah melewati unit
pengolahan air limbah, selanjutnya akan ditampung di bak kontrol sebagai pengujian terakhir
sebelum dibuang ke lingkungan. Berikut merupakan data dimensi bak filtrasi yang digunakan
pada IPAL rapid sand filter dari Perusahaan Pemrosesan Gas
50 cm 30 cm 20 cm
35 cm
0.06 m3 /jam
Vf = 0.35 m×0.4 m (13)
Vf = 0.429 m/jam
4. SIMPULAN
tetap memenuhi baku mutu. Keselamatan kerja agar dilaksanakan dengan baik dan benar oleh
semua karyawan agar terhindar dari bahaya dan resiko kecelakaan kerja yang tidak diharapkan.
Rambu – rambu, slogan dan petunjuk harus ditaati oleh semua karyawan yang bekerja. Perlu
dilakukan studi lebih lanjut untuk pengolahan limbah cair domestik di Perusahaan
Penyimpanan Gas sehingga dapat diperoleh hasil pengolahan limbah yang lebih maksimal.
5. DAFTAR PUSTAKA
[1] Baku Mutu Air Limbah Domestik, Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan, Jakarta.
[2] WR Hatiningrum, M. Frank, 2010, Implementation of Environmental Perfomance
Assesment System to Achieve Proper Green, Jurnal ESDM.
[3] N. Rahardjo, 2002, Teknologi Pengolahan Limbah Cair “Fisika”, BPPT, Indonesia.
[4] N. Rahardjo, 2002, Teknologi Pengolahan Limbah Cair “Kimia”, BPPT, Indonesia.
[5] N. Rahardjo, 2002, Teknologi Pengolahan Limbah Cair “Biologi”, BPPT, Indonesia.
[6] Hernaningsih. Taty, 2014, Membrane Bioreactor (MBR) Application for Wastewater
Recycle, Pusat Teknologi Lingkungan, BPPT.
[7] PT. Hydromaster Harmoni Nusantara, (2020, November), Water Treatment Indonesia,
Hydromaster Indonesia, Diakses pada 26 Mei 2021 melalui https://www.hydromaster-
indonesia.com/id/
[8] Joanna Szulżyk-Cieplak. Aneta Tarnogórska. Zygmunt Lenik, 2018, Study on the Influence
of Selected Technological Parameters of a Rotating Biological Contactor on the Degree of
Liquid Aeration, Journal of Ecological Engineering.
[9] PT. PELTON INDONESIA, (2021, Maret), Waste Water Treatment Clients, Peltonido
Wixsite, Diakses pada 26 Mei 2021 melalui
https://peltonindo.wixsite.com/watertreatment/clients
[10] A. Nurrohman, S. Suprayogi, M. Widyastuti, 2019, Evaluation of Water Quality Using
Pollution Index in Cimanuk Watershed, Ecotrophic Journal of Environmental Science.
[11] Sutriati. Armaita, 2011, Penilaian Kualitas Air Sungai dan Potensi Pemanfaatannya
Studi Kasus: Sungai Cimanuk, Puslitbang Sumber Daya Air, Bandung.
[12] ---------, 2016, Peraturan Menteri P.68/Menlhk/Setjen/Kum.1/8/2016 Baku Mutu Air
Limbah Domestik, Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan, Jakarta.
22