Nama : Ermawati
Nim : A1C118002
Kelas : Reguler B 2018
Kelompok : satu (1)
Hari/Tanggal : Kamis, 17 Februari 2021
Dosen Pengampu :
Dr. Dra.Zurweni,M.Si
Aulia Sanova,S.T.,M.Pd.
Nama Asdos :
Muhammad Rifky Saifuddin
(A1C117080)
I. TUJUAN
Tujuan dilakukannya praktikum ini adalah:
1. Untuk mengetahui cara menggunakan alat spectronik-20 secara
spectrofometri sinar tampak
2. Untuk menentukan spesiasi ion logam krom secara spectrofometri sinar
tampak.
Labu volumetri
Hasil
V. DATA PENGAMATAN
5.1. Penentuan Panjang Gelombang Maksimum (λmaks) K2CrO4
5.1.1. Larutan standar 4 ppm (21 μM)
Pengukura Panjang Gelombang Absorbansi
n ke- (nm) (A)
1. 400 0.09
2. 410 0.10
3. 420 0.09
4. 430 0.07
5. 440 0.04
6. 450 0.02
7. 460 0.01
8. 470 0.01
9. 480 0.04
10. 490 0.01
11. 500 0.00
12. 510 0.00
13. 520 0.00
14. 530 0.00
15. 540 0.00
16. 550 0.00
17. 560 0.00
18. 570 0.00
19. 580 0.00
20. 590 0.00
21. 600 0.00
VI. PERHITUNGAN
6.1 Membuat larutan induk khrom 100 ppm dalam 100 ml air
100 ppm=100µg/ml
¿ 0,1 mg/ ml
¿ 10 mg dalam100 ml air
¿ 0,01 gr dalam 100 ml air
6.2 Membuat Larutan Standar Krom dari larutan Induk 100 ppm
dengan berbagai konsentrasi (4, 8, 12 dan 16 ppm)
Larutan Standar Krom 4 ppm
C 1 . V 1=C 2 . V 2
100 ppm .V 1 =4 ppm. 100 ml
100. V 1=400 ml
V 1=4 ml
Larutan Standar Krom 8 ppm
C 1 . V 1=C 2 . V 2
100 ppm .V 1 =8 ppm .100 ml
100. V 1=800 ml
V 1=8 ml
Larutan Standar Krom 12 ppm
C 1 . V 1=C 2 . V 2
100 ppm .V 1 =12 ppm. 100 ml
100. V 1=1200 ml
V 1=12 ml
Larutan Standar Krom 16 ppm
C 1 . V 1=C 2 . V 2
100 ppm .V 1 =16 ppm .100 ml
100. V 1=1600 ml
V 1=16 ml
¿ ppm x 1000
µM =
Berat Molekul
Larutan standar 4 ppm
4 ppm x 1000
µM =
194
¿ 20,62 µ M
¿ 21 µ M
Larutan standar 8 ppm
8 ppm x 1000
µM =
194
¿ 41,24 µ M
¿ 41 µ M
Larutan standar 12 ppm
12 ppm x 1000
µM =
194
¿ 61,85 µ M
¿ 62 µ M
Larutan standar 16 ppm
16 ppm x 1000
µM =
194
¿ 82,48 µ M
¿ 82 µ M
Jawab :
y=0,0243 x
1,62=0,0243 x
1,62
x=
0,0243
¿ 66,67 M
VII. PEMBAHASAN
Kromium adalah logam kristalin yang putih,tak begitu liat dan tak dapat
ditempa dengan berarti, ia melebur pada 176,5OC. Logam ini larut dalam asam
klorida encer atau pekat. Ion kromuim (II) dapat dioksidasi menjadi kromat.
Spektrofotometer merupakan instrumen untuk mengukur absorbansi
menggunakan monokromator untuk menentukan panjang gelombang. Instrumen
simple yang digunakan untuk menyerap molekul UV/Vis disebut filter fotometer
yang menggunakan absorpsi atau penyarian interferensi untuk mengisolasi pita
radiasi. Instrumen yang menggunakan monokromator untuk memilih panjang
gelombang disebut spektrometer. Semua molekul dapat mengabsorpsi radiasi
dalam daerah UV- tampak karena mereka mengandung elektron, baik sekutu
maupun mneyendiri, yang dapat dieksitasi ketingkat energi yang lebih tinggi.
Panjang gelombang yang mana absorpsi itu terjadi brgantung pada berapa kuat
elektron itu terikat dalam molekul itu.
Setiap pengukuran spektrofotometri harus ada larutan blanko. Larutan
blanko ini bertujuan untuk mengetahui besarnya observasi terhadap larutan jika
tanpa analit. larutan blanko biasanya digunakan untuk tujuan kalibrasi sebagai
larutan pembanding dalam analisis dapat dikatakan juga sebagai larutan penetral
Karena untuk menstabilkan obsorbsi akibat perubahan voltase dari sumber
cahaya. sehingga saat pengujian dengan spektrofotometri pengujian harus selalu
diawali pengujian terhadap larutan blanko terdahulu baru pengujian pada larutan
yang akan dianalisis.Larutan dalam kuvat yang kemudian masuk ke dalam sampel
pada spektrometri nantinya akan dikenai sinar dari lampu. sinar ini akan terserap
oleh molekul pada larutan. Namun tidak semua sinar terabsorbsi oleh molekul
karena ada sebagian sinar yang diteruskan, sinar yang diteruskan inilah yang
kemudian masuk ke detektor dan diubah ke dalam sinyal listrik sinyal listrik yang
dihasilkan sangat lemah sehingga harus diamplifikasi dan baru dapat terbaca
sebagai data pada recorder (absorbansi).
Percobaan kali ini dilakukan secara virtual lab. Pada pratikan ini tidak
dilakukan pembuatan larutan induknya, tetapi langsung pada penentuan panjang
gelombang yang mana larutannya sudah tersedia karena praktikan dilakkan secara
virtual lab. Namun berdasarkan literatur yang saya baca cara pembuatan larutan
induknya adalah hal yang dilakukan pertama dalam pembutannya adalah dengan
melarutkan 0.0283 gram kristal kalium dikromat dalam labu takar 100 mL
kemudian ditambahkan aquades sampai tanda batas. Kristal kalium dikromat akan
terdisosiasi menjadi ion-ion kromat yang berwarna kuning. Kemudian Langkah
selanjutnya membuat larutan 1,5-difenilkarbazida 0.5%. Larutan ini berfungsi
sebagai larutan pengkomplek dalam analisis Cr(VI). Larutan ini dibuat dengan
melarutkan 0.25 gram serbuk 1,5-difenilkarbazid dalam labu takar 50 mL
kemudian ditambahkan aseton sampai tanda batas sebagai pelarutnya.
Analisis Cr(VI) dalam percobaan kali ini menggunakan
metode spektrofotometri sinar tampak dengan reagen1,5-difenilkarbazida.
Sebelum menganalisis kadar krom dalam sempel terlebih dahulu menentukan
panjang gelombang maksimum dan pembuatan kurva standar.
7.1. Penentuan Panjang Gelombang Maksimum (λmaks) K2CrO4
Percobaan ini dilakukan bertujuan untuk menentukan panjang gelombang
maksimum K2CrO4. Percobaan pertama dilakukan dengan menggunakan larutan
standar 4 ppm (21 μM). Pada percobaan ini digunakan panjang gelombang 400
nm-570 nm dengan rentang 10 nm dan didapat absorbansi yang randem, sehingga
didapatlah panjang gelombang maksimumnya adalah 410 dengan nilai absorbansi
0.09 A.
0.12
0.1
0.08
Absorbansi
0.02
0
350 400 450 500 550 600 650
Panjang Gelombang
0.25
0.2
Absorbansi
0.15 Linear (Absorbansi)
0.1
0.05
0
2 4 6 8 10 12 14 16 18
Konsentrasi
VIII. TUGAS
IX. KESIMPULAN
Berdasarkan percobaan yang telah dilakukan, dapat disimpulkan bahwa :
1. Spektrofotometri sinar tampak adalah teknik analisis yang didasarkan
pada serapan cahaya tampak oleh molekul atau ion dalam suatu sampel
larutan bewarna.bila larutan tidak bewarna harus dijadikan bewarna
menggunakan pengomplek tertentu yang spesifik. Pada praktikum ini
menggunakan alat spectronik-20 langkah awal dari analisis ini adalah
secara spectrofometri sinar tampak adalah mendapatkan daerah kerja
yang baik dengan mengukur absorbansi pada panjang gelombang
tertentu melalui spectrum absorbansi agar diperoleh panjang gelombang
yang maksimum. Pengukuran spektrofotometri menggunakan alat
spektrofotometer yang melibatkan energi elektronik yang cukup besar
pada molekul yang dianalisis, sehingga spektrofotometer UV-Vis lebih
banyak dipakai untuk analisis kuantitatif dibandingkan kualitatif.
Spektrum UV-Vis sangat berguna untuk pengukuran secara kuantitatif.
Konsentrasi dari analit di dalam larutan bisa ditentukan dengan
mengukur absorban pada panjang gelombang tertentu dengan
menggunakan hukum Lambert-Beer.
2. Ion logam kromium memiliki sifat yang berbeda dan bertentangan
sehingga memerlukan adanya perbedaan pada analisis spesiasi ion
logam kromium. Metode analisis spesiasi merupakan metode analitik
yang dapat mengukur atau mengidentifikasi secara individual atau
kuantitatif spesies kimia pada suatu sampel. Spesies logam kromium
dapat dianalisis melalui pembentukan kompleks kromium dengan ligan
secara spektrofotometri ultra ungu-tampak.
X. DAFTAR PUSTAKA
Day, 1989, Analisis Kimia Kuantitatif, Jakarta : Erlangga.
Faputri, Achmad Faisal, dkk, 2017, Analisa Kandungan Bahan Kimia Krom
Dan Timbal Pada Limbah Cair Hasil Percobaan Praktikum Mahasiwa
Pada Perguruan Tinggi Politeknik Akamigas Palembang, Jurnal
Teknik Patra Akademika Vol 8. No.1.
Sumar, Hendayana, 1994, Kimia Analtik Instrumen, Semarang : IKIP
Semarang Press.
Supriyanto, R, 2011, Studi Analisis Spesiasi Ion Logam Cr(Iii) Dan Cr(Vi)
Dengan Asam Tanat Dari Ekstrak Gambir Menggunakan Spektrometri
Uv-Vis, J. Sains MIPA, Vol. 17, No. 1, Hal.: 35 – 42 ISSN 1978-1873.
XI. LAMPIRAN