Anda di halaman 1dari 6

Adsorpsi Zat Warna Methylene Blue menggunakan Abu… (Riwayati, dkk)

ADSORPSI ZAT WARNA METHYLENE BLUE MENGGUNAKAN ABU


ALANG-ALANG (Imperata cylindrica) TERAKTIVASI ASAM SULFAT

Indah Riwayati*, Ni’matul Fikriyyah dan Suwardiyono


Jurusan Teknik Kimia, Fakultas Teknik, Universitas Wahid Hasyim Semarang
Jl. Menoreh Tengah X/22, Sampangan, Semarang 50236
*Email : indahriwayati@unwahas.ac.id

Abstrak
Salah satu masalah dalam perkembangan industri kimia adalah pencemaran oleh limbah.
Methylen blue merupakan zat pewarna tekstil dalam industri dan menjadi salah satu sumber
pencemar lingkungan. Metode adsorpsi menggunakan abu alang-alang (Imperata
cylindrica)merupakan salah satu upaya untuk menurunkan konsentrasi methylene blue.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh rasio pH, waktu kontak dan massa
adsorben terhadap adsorpsi oleh abu alang-alang (Imperata cylindrica). Metode penelitian ini
meliputi 3 tahap. Tahap preparasi adsorben,adsorpsi, dan analisis Spektrofotometri UV-Vis.
Proses adsorpsi dilakukan dengan variasi rasio pH 3-10. variasi waktu kontak 15-90 menit
dan massa adsorben 0,5; 1; 1,5; 2; 2,5 dan 3 gram. Hasil penelitian menunjukkan kondisi
terbaik adsorpsi terjadi pada pH 3, waktu kontak 75 menit, dan massa adsorben 1 gram
dengan kapasitas adsorpsi sebesar 0,4844 mg/g.

Kata kunci : adsorben, adsorpsi, silikon dioksida, methylene blue, abu alang-alang

1. PENDAHULUAN industri pewarnaan. Pewarna ini tidak terlalu


Industri kimia berkembang pesat seiring beracun bagi manusia, tetapi dapat
dengan pertambahan jumlah penduduk dunia. menyebabkan iritasi mata, iritasi kulit, efek
Industri yang menggunakan bahan pewarna sistematik termasuk perubahan darah. Selain itu
sintetik dalam proses pembuatan produknya paparan senyawa ini pada tingkat tertentu dapat
juga semakin meningkat. Industri yang menyebabkan muntah, mual, diare, pusing,
menggunakan bahan pewarna sintetik antara keringat berlebih dan radang pencernaan (Sen
lain kertas, obat-obatan, makanan, kulit, dkk., 2011; Tsai dkk., 2009).
kosmetik, percetakan dan karet (Gong dkk., Berbagai cara dipergunakan untuk
2005; Hassan dkk., 2017). Pewarna sintetik mengolah limbah dengan kandungan zat
mengandung senyawa dengan struktur molekul pewarna sintetik, diantaranya dengan metode
yang bersifat aromatik komplek, sehingga sulit biologi, fisika dan kimia meliputi adsorpsi,
untuk terurai secara alami ketika dibuang ke biosoprsi, koagulasi/flokulasi, oksidasi lanjut,
lingkungan (Kumar dkk., 2011). ozonisasi, filtrasi membran dan ekstraksi cair
Bahan pewarna dalam limbah akan cair. Kelebihan dan kekurangan masing-masing
menimbulkan masalah lingkungan. Limbah metode telah banyak dibahas (Salleh dkk.,
dengan warna yang pekat dan tingkat chemical 2011). Adsorpsi merupakan salah satu metode
oxygen demand (COD) yang tinggi akan fisika yang banyak dipergunakan untuk
meracuni kehidupan dalam perairan karena sifat mengolah limbah dengan kandungan zat
molekulnya senyawa di dalamnya yang dapat pewarna karena mempunyai sifat mudah
mengikat ion logam (Sharma dkk., 2009). dipergunakan, efisien dan rendah kebutuhan
Beberapa jenis pewarna sintetik yang energi, serta dapat mempergunakan berbagai
dipergunakan dalam industri bersifat stabil, bahan jenis adsorben (Teng dan Low, 2012; Liu
tidak mengalami oksidasi dan tidak terpengaruh dkk., 2012).
oleh cahaya serta tahan terhadap proses Saat ini telah banyak dikembangkan
peruraian aerobik (Mohan dkk., 2002). Salah penelitian untuk memperoleh bahan adsorben
satu senyawa yang banyak dipergunakan dalam yang relatif lebih mudah dibandingkan dengan
industri pewarnaan kain, kulit dan percetakan karbon aktif.Adsorbent dapat dibuat dari bahan
adalah methylen blue (Wang dkk., 2008). organik seperti rumput, daun, bunga, kulit buah
Methylen blue merupakan salah satu yang tersedia dalam jumlah banyak. Sementara
senyawa pewarna yang larut di dalam air, bahan organik padat yang telah diteliti untuk
bersifat kationik dan sering dipergunakan dalam dijadikan adsorben diantaranya, pelepah kelapa
bidang kimia, biologi, ilmu pengobatan dan (Hameed dkk., 2008), kulit hazelnut (Dogan

6
Inovasi Teknik Kimia. Vol. 4, No.2, Oktober 2019, Hal 6-11 ISSN 2527-614X, e-ISSN 2541-5891

dkk., 2009), kulit padi (Chowdhury dkk., 2011), 2.3.2 Aktivasi Adsorben
cogongrass (Li dkk., 2013). Cogongrass atau Larutan H2SO4 2% sebanyak 100 mL
alang alang (Imperata cylindrical) merupakan ditambahkan ke dalam 100 gram abu alang-
tanaman gulma pada lahan pertanian. alang. Abu direndam selama 24 jam, kemudian
Alang alang dapat dipergunakan sebagai disaring menggunakan kertas saring. Residu
adsorben yang mampu menyerap beberapa jenis yang didapat kemudian dikeringkan dalam oven
bahan seperti minyak (Ibrahim dkk., 2018), pada suhu 60 ˚C dengan waktu pemanasan 24
methylene blue (Su dkk., 2014; huda dkk., jam. Residu dicuci sampai filtratnya
2018) dan kalsium (Mardina dkk., 2012). mempunyai pH 7. Setelah dicuci abu
Abu alang-alang berpotensi untuk menjadi dikeringkan dalam oven pada suhu 105 ˚C
adsorben karena memiliki senyawa aktif berupa selama 24 jam.
senyawa silikon dioksida (SiO2). Senyawa yang
terkandung dalam abu memiliki gugus silanol 2.3.3 Adsorpsi Metylene blue
(≡Si-OH) dan siloksan (≡Si-O-Si≡) yang Adsorpsi dilakukan dengan menimbang
merupakan situs aktif yang mampu bertindak adsorben masing-masing tanpa aktivasi dan
sebagai adsorben karena memiliki atom oksigen yang teraktivasi sebanyak 0,5 gram. Kemudian
(O-) yang cukup reaktif sehingga mampu dimasukkan ke beaker glass berukuran 100 mL
mengikat atom N+ yang terdapat pada yang ditambah 50 mL larutan Methylene blue
methylene blue. Silikon dioksida memiliki dengan konsentrasi 5 mg/L. Selanjutnya diatur
struktur ikatan kovalen raksasa yang mampu sesuai kondisi percobaan dan dilakukan
menampung adsorbat yang diserap dengan pengadukan menggunakan stirrer magnetic.
jumlah banyak (Pujiana, 2014). Hasil adsorsorpsi kemudian di saring, filtratnya
Penelitian ini bertujuan untuk menganalisa dianalisis menggunakan spektrofotometer UV-
pengaruh parameter proses adsorbsi methylene Vis pada panjang gelombang 653 nm. Dalam
blue dengan menggunakan abu alang-alang penelitian ini menggunakan tiga variabel yaitu
yang sudah dimodifikasi dengan menggunakan optimasi rasio pH, waktu kontak dan massa
asam. adsorben.

2. METODOLOGI 2.3.4 Penentuan pH Terbaik Adsorpsi


2.1 Bahan Penelitian Larutan Methylene blue dengan
Bahan-bahan yang digunakan dalam konsentrasi 5 mg/L sebanyak 50 mL diatur pH
penelitian ini adalah abu alang-alang yang nya dengan menggunakan NaOH dan HCl.
diperoleh dari pinggir sungai di Menoreh Variabel pH yang dipergunakan adalah
Tengah Sampangan, Semarang, Methylene blue, 3,4,5,6,7,8,9,dan 10. Ditambahi dengan abu
H2SO4 dan aquadest. alang alang sebanyak 0,5 gram. Campuran
2.2 Peralatan diaduk menggunakan magnetik stirrer selama
Alat yang digunakan yaitu Oven, stirrer 15 menit pada suhu ruang. Setelah itu, filtrat
magnetic, neraca analitik, ayakan120 mesh, disaring menggunakan kertas saring Whatman.
corong, vakum drying, mortar, cawan porselin, Konsentrasi Methylene blue sebelum dan
peralatan gelas (beaker glass, pipet volume, sesudah adsorpsi dianalisis menggunakan
labu takar, gelas ukur, erlenmeyer). Untuk Spektrofotometri UV-Vis. Kemudian dilakukan
analisis hasil adsorpsi digunakan perhitungan:
spektrofotometer UV-Vis. a.) Persentase penyisihan adsorpsi.
2.3 Prosedur Penelitian Persentase penyisihan adsorpsi dapat
2.3.1 Persiapan Bahan Baku dihitung dengan rumus :
Sampel rumput alang-alang dicuci bersih ..(1)
kemudian dikeringkan di bawah sinar matahari
hingga rumput alang-alang kering.Selanjutnya Keterangan :
dilakukan pembakaran kemudian sampel abu % = persentase adsorpsi
alang-alangyang telah dibakar kemudian C0 = Konsentrasi awal larutan (mg/L)
dihaluskan menggunakan mortar sampai halus Ca = Konsentrasi akhir larutan (mg/L)
dan kemudian diayak dengan ukuran partikel
120 mesh. Serbuk abu alang-alang ini sebagai b.) Kapasitas adsorpsi.
adsorben tanpa aktivasi. Kapasitas adsorpsi dapat dihitung dengan
rumus :

Fakultas Teknik-UNIVERSITAS WAHID HASYIM SEMARANG 7


Adsorpsi Zat Warna Methylene Blue menggunakan Abu… (Riwayati, dkk)

...(2)
Q = Kapasitas adsorpsi per bobot adsorben
(mg/g)
V = Volume larutan (L)
C0 = Konsentrasi awal larutan (mg/L)
Ca = Konsentrasi akhir larutan (mg/L)
m = Massa adsorben (g)

2.3.5 Penentuan Waktu Kontak Terbaik


Adsorpsi Gambar 1. Pengaruh pH terhadap kapasitas
Sebanyak 50 ml larutan metilen biru adsorpsi (waktu kontak = 15 menit; volume
konsentrasi 5 mg/L, diatur pada pH optimum. larutan 50 ml)
Ditambahkan 0,5 gram adsorbent abu alang
alang, diaduk dengan menggunakan magnetik Adsorpsi pada pH tinggi menurun karena
stirer dengan waktu sesuai variabel, yaitu 15; luas permukaan adsorben lebih banyak
30; 45; 60; 75; dan 90menit. terprotonisasi serta terjadi kompetisi adsorpsi
yang terjadi antara ion H+ dan ion metilen biru
2.3.6 Penentuan Massa Adsorben Terbaik bebas serta ion OH- terhadap situs-situs
Sebanyak 50 mL larutan methylene ikatannya. Oleh karena itu ion H+ bereaksi
bluedengan konsentrasi 5 mg/L ditambah dengan gugus anionik fungsional pada
dengan adsorbent abu alang alang sesuai permukaan adsorben sehingga mengurangi
variabel massa yang ditambahkan sebanyak 0,5; jumlah ion metilen biru yang dapat diikat
1; 1,5; 2; 2,5 dan 3 gram. Kemudian larutan di (Jirekar dkk., 2014).
atur pada kondisi pH terbaik. Diaduk dengan Pada pH rendah (kurang dari 5) ion metilen
menggunakan magnetik stirer sesuai dengan biru dapat masuk ke dalam struktur pori
variabel waktu terbaik yang telah diperoleh adsorbent, sedangkan pada pH yang tinggi
sebelumnya. 9lebih dari 7) bentuk ion zwitter dari metilen
biru meningkatan agregasi untuk membentuk
3. HASIL DAN PEMBAHASAN molekul yang lebih besar (dimer) sehingga
3.1 pH Terbaik Adsorpsi lebih sulit untuk masuk ke pori adsorben.
Pengaruh pH terhadap presentase Penggumpalan yang lebih besar dari ion zwitter
penyisihan warna methylen blue oleh adsorben metilen biru disebabkan dapat oleh interaksi
Abu Alang-alang teraktivasi dapat dilihat pada daya tarik elektrostatik antara gugus ionik dan
gambar 1. pH merupakan variabel yang sangat monomer (Arivoli dkk., 2010).
berpengaruh dalam proses adsorpsi dengan Adsorpsi methylene blue terbaik terjadi pada
adsorben dari biomaterial. Pengaruh nilai pH pH 3 dimana terjadinya kesetimbangan antara
dipelajari pada nilai pH 3,4,5,6,7,8,9 dan 10. zat warna dengan ion hidroksil didalam larutan,
Pada Gambar1. menunjukkan bahwa kapasitas sehingga zat warna mampu menangkap ion
Adsorpsi methylene blue menurun dengan hidroksil yang ditambahkan. Adsorben abu
semakin tingginya pH. Kapasitas adsorpsi abu alang alang teraktivasiterus mengalami
alang alang teraktivasi terhadap metilen biru penurunan kapasitas adsorpsi pada pH 4 sampai
cenderung lebih besar pada medium dengan pH pH 10. Pada pH asam terjadi interaksi antara
rendah dibandingkan pada medium pH tinggi. atom oksigen yang bermuatan negatif pada
senyawa oksida silikon yang terdapat pada abu
alang-alang akan mengikat atom N yang
bermuatan positif pada senyawa methylene blue
sehingga terjadi penyerapan methylene blue
oleh senyawa aktif SiO2 (Alzaydien, 2009).
Sedangkan pada pH basa dapat mengganggu
peningkatan protonasi pada larutan methylene
blue. Hal ini dikarenakan ion OH- yang terlalu
banyak dalam larutan tidak mampu ditangkap
oleh zat warna sehingga masih banyak ion OH-
yang bebas di dalam larutan yang menyebabkan

8
Inovasi Teknik Kimia. Vol. 4, No.2, Oktober 2019, Hal 6-11 ISSN 2527-614X, e-ISSN 2541-5891

terjadinya kompetisi antara zat warna dengan tempat masuknya adsorbate pada awal proses
ion OH- bebas untuk menempati permukaan abu dan semakin menurun jumlahnya seiring
yang akan menurunkan daya adsorpsi zat berjalannya waktu. Pori yang tersisa pada
warna. permukaan adsorben sulit untuk ditempati
karena gaya tolak menolak antara molekul
3.2 Waktu Kontak Terbaik Adsorpsi adsorbate pada fase padatan dan bulk
(Bazrafshan, 2012).
Pengaruh waktu kontak terhadap kapasitas
adsorpsi methylene blue oleh adsorben abu 3.3 Rasio Massa Adsorben Terbaik Adsorpsi
alang-alang teraktivasi seperti gambar 2.
Pengaruh massa terhadap kapasitas adsorpsi
methylene blue oleh adsorben abu alang-alang
teraktivasi seperti gambar 3

Gambar 2. Pengaruh waktu terhadap


kapasitas adsorpsi (Kondisi : pH = 3; waktu
kontak = 75 menit; volume larutan 50 ml)
Gambar 3. Pengaruh massa terhadap %
Penyisihan methylene blue (kondisi : pH= 3;
Dari grafik pengaruh waktu kontak pada waktu kontak = 15 menit; volume larutan 50
adsorpsi methylene blue oleh abu alang-alang ml)
teraktivasi menunjukkan bahwa semakin lama
Pada umumnya bahwa semakin besar
waktu kontak adsorpsi maka semakin besar
massa adsorben yang digunakan maka semakin
pula methylene blue yang teradsopsi. Hasil
besar kapasitas dan efisiensi adsorpsi. Namun,
penelitian menunjukkan bahwa abu alang-alang
pada penelitian ini pengaruh massa adsorben
teraktivasi dalam mengadsorpsi methylene blue
terhadap persentase (%) penyisihan methylene
secara optimal berada pada waktu 75 menit
blue (Gambar 3.) menunjukkan bahwa pada
dengan kapasitas adsorpsi 0,4842 mg/g. Hasil
massa 0,5 gram sampai 1 gram efisiensi
ini diperkuat dengan hasil penelitian Falahiyah
adsorpsi mengalami kenaikan. Pada
(2015)untuk adsordpsi methylen blue dengan
penambahan massa 1 gram memberikan nilai
abu serabut dan tempurung kelapa
maksimal dengan persentase adsorpsi
menghasilkan waktu optimum 75 menit.
methylene blue sebesar 98,32 %.
Pada waktu 15 sampai 75 menit terjadi
Peningkatan penyisihan warna dengan
peningkatan kapasitas adsorpsi namun setelah
meningkatnya massa adsorben terjadi karena
waktu 90 menit terjadi penurunan kapasitas
luas permukaan menjadi lebih besar dan
adsopsi pada adsorben abu alang-alang
ketersediaan situs-situs aktif adsorpsi yang
teraktivasi. Adsorpsi dapat terjadi melalui 2
lebih banyak. Pada massa adsorben yang kecil,
tahap proses, tahap pertama molekul pewarna
permukaan adsorben menjadi jenuh dengan
mencapai lapisan batas, kemudian menyebar ke
adsorbat methylene blue sedangkan sisa
permukaan serta masuk ke dalam pori
konsentrasi zat warna dalam larutan masih
adsorbent. Tahap berikutnya terjadi pelepasan
besar sehingga penyisihan relatif kecil
zat teradsorpsi secara cepat karena pori
(Romandhani, 2017). Tetapi, untuk massa 1,5
adsorbent telah mengalami kejenuhan. Dua
sampai 3 gram kapasitas adsorpsinya semakin
tahapan proses ini yang menyebabkan proses
menurun. Hal ini disebabkan karena pada massa
adsorpsi memerlukan waktu yang relatif lama.
1,5 gram sampai 3 gram masih banyak zat aktif
Secara umum, laju adsorpsi akan meningkat
yang belum berikatan dengan adsorbat,
pada awal proses dan menurun secara bertahap
sehingga efisiensi adsorpsi semakin kecil,
sampai pada titik kesetimbangan. Hal ini terjadi
sedangkan pada massa 1 gram seluruh
karena masih banyak pori yang tersedia untuk

Fakultas Teknik-UNIVERSITAS WAHID HASYIM SEMARANG 9


Adsorpsi Zat Warna Methylene Blue menggunakan Abu… (Riwayati, dkk)

permukaan adsorben telah terikat dengan DAFTAR PUSTAKA


adsorbat. Alzaydien, A.S., Adsorption of Methylene blue
Sementara itu pengaruh massa adsorben from aqueous solution onto a low-cast
ditunjukkan pada gambar 4. menunjukkan natural Jordanian tripoli. Am. J. Environ.
kenaikan massa adsorben (0,5-3 g/L) Sci., 5(3), 197-208(2009)
mengakibatan penurunan kapasitas adsorpsi. Arivoli, S., Hema, M., Parthasarathy, S.,
Manju, N., 2010, Adsorption Dynamic of
Methylene blue by Acid Activated Carbon,
Journal of chemical and Pharmaceutical
Research, Vol.2 No. 5, pp. 626-641
Bazrafshan, E., Mostafapour, F., K., Zazoulu,
M.,A., 2012, Methylene blue (cationic dye)
adsorption into Salvadora persica stems
ash, African Journal of Biology Vl.
11(101), pp. 16661-16668
Chowdhury, S., Mishra, R., Saha, P., &
Kushwaha, P. (2011).Adsorption
Gambar 4. Pengaruh massa terhadap thermodynamics, kinetics and isosteric
kapasitas adsorpsi(Kondisi : pH = 3; waktu heat of
kontak = 75 menit; volume larutan 50 ml) adsorption of malachite green onto
chemically modified ricehusk.
Kapasitas adsorpsi paling besar (0,4844 Desalination, 265(1–3), 159–168. Dogan,
mg/g) tercapai dengan massa adsorben sebesar M., Abak, H., & Alkan, M. (2009).
0,5 gram. Penurunan kapasitas adsorpsi untuk Adsorption of methylene blue onto
massa adsorben yang lebih besar terjadi karena hazelnut shell: kinetics, mechanism and
dengan meningkatnya massa adsorben maka activation parameters. Journal of
jumlah situs-situs jenuh persatuan massa Hazardous Materials,164(1), 172–181.
adsorben menjadi berkurang. Hasil ini juga Falahiyah, 2015, Adsorpsi methylene blue
diperkuat oleh hasil penelitian Ranita dkk., menggunakan abu dari sabut dan
(2017) bahwa dengan semakin bertambahnya tempurung kelapa teraktivasi asam sulfat,
massa adsorben yang digunakan maka Skripsi,Jurusan kimia, Fakultas Sains dan
kemampuan adsorpsi semakin kecil. Hal ini Teknologi, Universitas Islam Negeri
disebabkan adsorbat yang digunakan terbatas Maulana Ibrahim Malang.
yang menyebabkan massa adsorben saling Gong, R. M., Li, M., Yang, C., Sun, Y. Z., &
tumpang tindih atau berebutan, sehingga Chen,J.(2005). Removal of cationic dyes
adsorbat terbatas gerakannya untuk merebutkan from aqueous solutionby adsorption on
permukaan.Persen adsorpsi akan meningkat peanut hull. Journal of
seiring bertambahnya jumlah adsobent, tetapi HazardousMaterials, 121(1–3), 247–250.
satuan adsoprsi menurun. Hal ini dapat doi:10.1016/j.jhazmat.2005.01.029.
disebabkan oleh karena terjadinya tumpang Hameed, B. H., Mahmoud, D. K., & Ahmad, A.
tindih atau penggumpalan luas permukaan L.(2008).Equilibrium modeling and kinetic
adsorbent yang tersedia untuk metil biru. Selain studies on the adsorption of basic dye by a
itu terjadi peningkatan panjang jalur difusi low-costadsorbent: coconut (Cocos
(Lata dkk., 2007). nucifera) bunch waste. Journal of
HazardousMaterials, 158(1),65–72.
4. KESIMPULAN Huda, T. Dan Yulitaningtyas, T.K., Kajian
Adsorpsi Methylene Blue Menggunakan
Berdasarkan penelitian yang telah
Selulosa dari Alang alang, Indonesian
dilakukan dapat disimpulkan bahwa pH, waktu
Journal of Chemical Analysis. ISSN 2622-
kontak, massa adsorben berpengaruh terhadap
7401. Pp. 09-19
adsorpsi menggunakan abu alang-alang
Ibrahim, S., Baharuddin, S.N.I., Ariffin, B.,
teraktivasi H2SO4. Kondisi terbaik terjadi pada
Hanafiah, M.A.K.M., Kantasamy, N.,
pH 3, waktu 75 menit, dan massa adsorben 0,5
2018, Cogon Grass for Oil Sorption:
gram dengan kapasitas adsorpsi 0,4844 mg/g.
Characterization and Sorption Studies, Key

10
Inovasi Teknik Kimia. Vol. 4, No.2, Oktober 2019, Hal 6-11 ISSN 2527-614X, e-ISSN 2541-5891

Engineering Material, ISSN:1662-9795, Ranita, dkk., (2017), Pembuatan Biosorben


Vol. 775, pp. 359-364 Dari Biji Pepaya (Carica papaya L) Untuk
Jirekar, D.B, Pathan, A.A, Farooqui, M., 2014, penyerapan zat warna,Jurnaal Teknik
Adsorption Studies of methylene Blue Dye Kimia USU, Vol, 6 No.2. Juni 2017.
from Aqueous Solution onto Phaseolus Romandhani, S., (2017), Pemanfaatan ossis
aureus Biomaterials, Orintal Journal of ayam (Gallus gallus) sebagai penurun
Chemistry, ISSN: 0970-020 X, Vol. 30, konsentrasi methylene blue dalam larutan
No. 3, pp:1263-1269 menggunakan metode adsorpsi, Laporan
Lata, H., Garg, V.K. and Gupta, R.K. (2007) Penelitian Jurusan Teknik Kimia, Fakultas
Removal of a basic dye from aqueous Teknik, Universitas Wahid Hasyim
solution by adsorption using Parthenium Semarang
hysterophorus: An agricultural waste. Dyes Salleh, M.A.M., Mahmoud, D.K., Karim,
and Pigments, 74, 653-658. W.A.W.A., Idris, A., 2011.Cationic and
Li, Z. M., Teng, T. T., Alkarkhi, A. F. M., anionic dye adsorption by agricultural
Rafatullah, M., &Low, solid wastes:acomprehensive review.
L. W. (2013). Chemical modification of Desalination 280, 1–13.
Imperata cylindricalleaf powder for heavy Sen, T. K., Afroze, S., & Ang, H. (2011).
metal ion adsorption. Water, Air, and Equilibrium, kineticsand mechanism of
Soil Pollution, 224(4), 1505. removal of methylene blue fromaqueous
Liu, Y., Wang, J. T., Zheng, Y., & Wang, A. Q. solution by adsorption onto pine cone
(2012).Adsorptionof methylene blue by biomass
kapok fiber treated by sodium chlorite of Pinus radiata. Water, Air, & Soil
optimized with response surface Pollution, 218(1–4),499–515.
methodology. ChemicalEngineering Sharma, Y. C., Uma, & Upadhyay, S. N.
Journal, 184, 248–255. (2009). Removal of acationic dye from
doi:10.1016/j.cej.2012.01.049. wastewaters by adsorption on
Hassaan, M. A., El Nemr, A., (2017). Health and activatedcarbon developed from coconut
EnvironmentalImpacts of Dyes: Mini Review, coir. Energy & Fuels, 23,2983–2988.
American Journal ofEnvironmental doi:10.1021/Ef9001132.
Science and Engineering., 1. 64-67 Su, C.X., Teng, T.T, Alkarkhi, A.F.M., Low,
Mardina, P., Purba, N.J., Permatasari M.A., L.W., 2014, Imperata cylindrica
2012, Tanaman alang-alang sebagai (Cogongrass) as an Adsorbent for
Biomassa adsorben untuk penurunan kadar methylene Blue Dye Removal: Process
kalsium, Ekuilibrium. Vol. 11. No. 2. Hal: Optimization, Water Air Soil Pollution.
47-50 225:1941
Mohan, D., Singh, K. P., Singh, G., & Kumar, Teng, T. T., & Low, L. W. (2012). Removal of
K. (2002). Removalof dyes from dyes and pigmentsfrom industrial
wastewater using fly ash, a low-cost effluents. In S. K. Sharma & R. Sanghi
adsorbent.Industrial & Engineering (Eds.),
Chemistry Research, 41(15),3688–3695. Water treatment and pollution prevention:
doi:10.1021/Ie010667+. advances in research (pp. 64–93). New
Kumar, P. , Ramalingam, S., Sathishkumar, S., K., York: Springer.
(2011). Removal of methylene blue dye from Tsai, W. T., Hsien, K. J., & Hsu, H. C. (2009).
aqueous solution by activatedcarbon prepared
Adsorption of organiccompounds from
from cashew nut shell as a new low-
aqueous solution onto the synthesized
costadsorbent, Korean J. Chem. Eng., 28.
149-155. zeolite. Journal of Hazardous Materials,
Pujiana, N. 2014. Adsorpsii Methylene blue 166, 635–641.
Menggunakan Abu Sabut Tempurung Wang, X. S., Zhou, Y., Jiang, Y., & Sun, C.
Kelapa Teraktivasi Natrium Klorda (2008). The removalofbasic dyes from
(NaCl) sebagai Adsorben. Skrpsi. aqueous solutions using agricultural
Malang: Jurusan Kimia Fakultas Sains dan byproducts. Journal of Hazardous
Teknologi UIN Maulana Malik Ibrahim Materials, 157(2–3),374–385.
Malang. doi:10.1016/j.jhazmat.2008.01.004

Fakultas Teknik-UNIVERSITAS WAHID HASYIM SEMARANG 11

Anda mungkin juga menyukai