Anda di halaman 1dari 7

JURNAL ENVIROTEK VOL.10 NO.

PENGOLAHAN LIMBAH CAIR INDUSTRI PENYAMAKAN


KULIT DENGAN ADSORPSI ABU TERBANG BAGAS
Pradika Prahutama dan Yayok Suryo Purnomo
Program Studi Teknik Lingkungan, Universitas Pembangunan Nasional Veteran Jawa
Timur Email: pradikaprahutama@gmail.com

ABSTRAK

Penelitian adsorpsi ini bertujuan untuk menurunkan amonia total (NH3-N) dengan
menggunakan adsorben abu terbang bagas pada limbah industri penyamakan kulit. Dalam
penelitian sistem yang digunakan adalah secara batch. Variasi percobaan yang digunakan
adalah waktu kontak (15, 30, 45, 60 dan 75 menit) dan massa adsorben (2, 4, 6, 8 dan 10
gram) serta pH konrol yakni kondisi basa (10.7) dan netralisasi (8.5). Penganalisissan kadar
amonia menggunakan metode kjeldahl. Data hasil penganalisissan kadar amonia yang
diperoleh kondisi optimum penurunan amonia ini yakni pada waktu kontak 60 menit,massa
adsorben 10 gram, pH adsorbat netralisasi dan efisiensi penjerapan 59,09%. Kemudian
dilakukan pemodelan adsorpsi menggunakan isoterm Langmuir dan isoterm Freundlich, serta
analisis statistik regresi. Dalam analisis data diperoleh pemodelan isoterm adsorpsi yang
paling cocok adalah isoterm Langmuir dengan kontansta K L, qm, dan koefisien determinasi
yang diperoleh masing-masing 0,760 (L/mg), 31,44 (mg/g) dan 0,9426. Analisis statistik
regresi mendapatkan persamaan regresi yang konstanta pada pH 8.5 lebih tinggi dibanding
dengan pH 10.7 dengan nilai R-sq sebesar 82,72%.
Kata kunci : Adsorpsi, amonia, abu terbang bagas, limbah industri penyamakan kulit

ABSTRACT

This adsorption study aims to decrease total ammonia (NH3-N) by using fly ash adsorbent in
industrial waste of leather tanning. In research system used is batch. The experimental
variations used were contact time (15, 30, 45, 60 and 75 min) and the adsorbent mass (2, 4, 6,
8 and 10 gram) and the pH of the base (10.7) and neutralization (8.5) conditions. Analyzing
the ammonia content using the kjeldahl method.The results of analyzing the ammonia content
obtained by the optimum condition of ammonia decrease were 60 minutes contact time, 10
gram of adsorbent mass, neutralizing adsorbat pH and adsorption efficiency of 59.09%. Then
do the adsorption modeling using Langmuir isotherms and Freundlich isotherms, as well as
regression statistical analysis. In the data analysis, the most suitable adsorption isotherm
model is Langmuir isotherm with KL, qm, and determination coefficient obtained respectively
is 0.760 (L / mg), 31.44 (mg /g) and 0.9426. Regression statistic analysis obtained a constant
regression equation at pH 8.5 higher compared with pH 10.7 and R-sq value of 82.72%.
Keywords : Adsorption, ammonia, fly ash bagasse, waste of leather tanning industry

1
JURNAL ENVIROTEK VOL.10 NO.1

PENDAHULUAN
Abu Terbang Bagas
Industri penyamakan kulit merupakan industri yang
menggunakan bahan kimia dan air dalam jumlah Abu terbang bagas adalah limbah industri gula
besar. Proses penyamakan kulit dimulai dari proses yang berasal dari pembakaran bagas di dalam
soaking, liming, deliming, batting, pickling, tanning, boiler. Pembakaran bagas tebu menghasilkan dua
shaving, fat liquoring dan finishing. Pada proses macam abu yaitu abu dasar bagas (bagasse bottom
operasionalnya, industri penyamakan kulit ini ash) dan abu terbang bagas (bagasse fly ash).
menghasilkan limbah cair, limbah padat dan limbah Warna abu dasar bagas lebih cerah daripada abu
gas. Dari ketiga limbah tersebut, limbah cair terbang bagas karena mengandung karbon aktif
merupakan limbah yang paling banyak dihasilkan yang lebih sedikit. Lost on ignition pada abu
(Murti dkk, 2013). terbang bagas mencapai 36,50 %. Hal ini
menunjukkan kadar bahan organik di dalamnya
masih cukup tinggi sehingga menarik banyak
Pengolahan limbah cair industri kulit meliputi peneliti mencoba menggunakan abu terbang bagas
pengolahan primer, pengolahan sekunder, dan sebagai adsorben (Sholeh dkk, 2012).
pengolahan tersier. Hasil pengolahan dari
pengolahan primer dan sekunder dapat menurunkan METODE PENELITIAN
beberapa parameter limbah penyamakan kulit seperti
Penentuan Massa Adsorben, Waktu
BOD, COD, TSS, pH, sulfida, minyak lemak dan
Kontak, dan pH Adsorbat Optimum
kadar krom total, sedangkan kadar amonia dalam
Pada penelitian ini digunakan sistem batch, dengan
limbah cair yang telah terolah masih tinggi
menggunakan 3 variabel dalam penelitian. Variabel
meskipun telah melalui kedua proses pengolahan
tetap ini adalah volume limbah 500 ml dan
tersebut (Murti dkk, 2013). Kadar amonia dalam
kecepatan pengadukan 120 rpm menggunakan jar
limbah cair industri penyamakan kulit disebabkan
test. Variabel kontrol nya adalah pH adsorbat
oleh penggunaan amonium sulfat (NH3)2SO4 yakni
dengan dua kondisi, basa dan setelah netralisasi.
pada proses deliming (pembuangan kapur). Menurut
Variabel peubahnya yakni massa adsorben abu
Rezakazemi dkk, (2012), amonia bersifat racun bagi
terbang bagas (2, 4, 6, 8 dan 10 gram), dan waktu
mayoritas ikan dan teroksidasi secara biologis oleh
kontak (15, 30, 45,60 dan 75 menit).
mikroorganisme menjadi nitrit yang berbahaya bagi
manusia. Analisis Amonia Total
Analisis amonia total (NH3-N) menggunakan
Adsorpsi prinsip metode kjeldahl-volumetri.
Adsorpsi adalah suatu proses penyerapan yang
terjadi pada suatu bidang permukaan. Saat dua fasa Bahan Penelitian
saling berkontak komposisi fasa yang dekat dengan Bahan-bahan yang digunakan adalah, air limbah
daerah batas fasa akan berbeda dengan yang terdapat industri penyamakan kulit (UPT Industri Kulit dan
pada bulk fasa tersebut (Udyani, 2013). Adsorpsi Produk Kulit Magetan), abu terbang bagas (PTPN
merupakan suatu proses pemisahan dimana X PG Kremboong Sidoarjo), larutan H2SO4 8N,
komponen dari satu fasa fluida cair atau gas aquadest
berpindah ke permukaan zat padat yang menyerap
(adsorben). Biasanya partikel-partikel kecil zat Peralatan Penelitian
penyerap dilepaskan pada adsorpsi kimia yang Beaker glass, jar-test, corong, kertas saring
merupakan ikatan kuat antara penyerap dan zat yang whatman, pH meter dan tabung destilasi.
diserap sehingga tidak mungkin terjadi proses yang
bolak- balik (Kosim dkk, 2015). Analisis Data
Pada proses adsorpsi diketauhi banyak faktor yang Data penelitian di hitung efisiensi penurunannya,
mempengaruhi penyerapan parameter air limbah. kemudian dilakukan pemodelan isoterm adsorpsi.
Diantaranya adalah waktu kontak, luas permukaan, Pengaruh pH adsorbat terhadap efisiensi penurunan
jenis adsorbat (limbah), ukuran molekul adsorbat, amonia dilakukan analisis statistik regresi dengan
konsentrasi adsorbat, pH dan temperatur (Wijayanti minitab.
dkk, 2009).
Efisiensi penjerapan amonia dihitung dengan
membandingkan antara konsentrasi amonia
sebelum dan sesudah proses adsorpsi dengan
menggunakan persamaan (1) berikut
2
JURNAL ENVIROTEK VOL.10 NO.1

(Murti dkk, 2013). Tabel 1. Presentase Unsur ).


dalam Abu Terbang p
Model ini termasuk
Bagas e
persamaan empiris yang
r Unsur % awal digunakan
( paling
Efisiensi = s Si 54 mendiskripsikan
1 untuk
a
) P data1.9 kesetimbangan
m
K adsorpsi.
8.79
a
er Ca 11.4
a Model Langmuir
Co : konsentrasi b
n Ti dituliskan
0.75 dengan
awal amonia (mg/L) a
V persamaan
0.04
n
Ceq : konsentrasi F Mn
g (3)0.761
berikut (Shan Ho,
r
amonia setelah b Fe 2010).
21.1
e
a Cu 0.25
adsorpsi (mg/L) u
g Zn 0.155
n
Adsorpsi secara as
d Rb 0.104
y (3)
batch dianalisis l Sr 0.215
a
i
dengan pendekatan n Zr 0.035
c KL 0.15dan qm adalah
isotherm Langmuir g Ba
h konstanta persamaan
dan Freundlich. b Re 0.1
, Langmuir
Model Freundlich er
dituliskan dengan a
( Model ini berasumsi
persamaan (2) berikut d
( permukaan adsorben
(Metcalf dan Eddy, a
m seragam, semua
2003). p
g molekul teradsorpsi
a
qe = K.C1/n / tidak saling
d
g berinteraksi, semua
qe : a
) molekul teradsorpsi
k k
/ melalui mekanisme
a es
( yang sama, dan
n et
L terbentuk monolayer.
d i
/
u m HASIL
m
n b PEMBAHASAN
g
g a
) Karakteristik Abu
a n
1 Terbang Bagas
n g
/ Kandungan abu
a
n terbang bagas ini dapat
a n
) dilihat pada Tabel 1.
m (
o m C :
n g/ konse
i g) ntasi
a amoni
K
d a
:
a limba
l h
k
a yang
o
m berad
n
a
s
a pada
t
b keseti
a
u mban
n
gan
t
t (mg/L
a
3
JURNAL ENVIROTEK VOL.10 NO.1

Hasil dari
penentuan massa
adsorben dan waktu
kontak optimum
menggunakan abu
terbang bagas pada
pH 10.7 disajikan
pada Gambar 1.
Dari Gambar 1
dapat diketahui
bahwa adsorpsi
secara batch
menggunakan abu
terbang bagas
didapatkan kondisi
optimum penyisihan
amonia total pada
massa adsorben 10
gram dan waktu
Tabel 1
kontak 60 menit
merupakan hasil
dengan efisiensi
dari analisis XRF
removal sebesar
(X- Ray
50,00%.
Fluorosence) yang
dilakukan pada
abu terbang bagas
teraktivasi. Tujuan
dari dilakukannya
analisis unsur
tersebut adalah
untuk mengetahui
unsur-unsur apa
saja yang
terkandung dalam
adsorben yang
akan digunakan.
Kandungan unsur
yang paling
dominan adalah
silikon (Si) sebesar
54%. Dengan
besarnya
kandungan silikon
tersebut abu
terbang bagas
mempunyai
kapasitas adsorpsi
yang cukup tinggi
(Akhinov dkk,
2010).
Penentuan
Massa
Adsorben,
Waktu Kontak,
dan pH
Adsorbat
Optimum
4
Gambar 1. Hubungan antara Waktu Kontak dengan
% Penurunan Amonia Total pada berbagai Massa
Adsorben (pH 10.7)
Gambar 3. Linearisasi Persamaan Langmuir (waktu
Kemudian pada pH adsorbat 8.5 didapatkan kondisi kontak 60 menit, pH 8.5)
optimum penyisihan amonia total dengan
menggunakan massa adsorben 10 gram dan juga
waktu kontak 60 menit. Presentase penyisihan
optimum sebesar 59,09%. Dari Gambar 2 dapat
disimpulkan untuk penyisihan amonia terbaik yaknik
pada saat penggunaan masa adsorben 10 gram,
waktu kontak 60 menit dan pH adsorbat 8.5.

Gambar 3. Linearisasi Persamaan Freundlich


(waktu kontak 60 menit, pH 8.5)
Dari Gambar 3 dan Gambar 4 didapatkan koefisien
determinasi, nilai koefisien determinasi pada
isoterm Langmuir lebih tinggi dibanding dengan
pada isoterm Freundlich. Dapat disimpulkan untuk
adsorpsi amonia total ini lebih cocok ke jenis
Gambar 2 Hubungan antara Waktu Kontak dengan%
adsorpsi kimia atau kimisorpsi
Penurunan Amonia Total pada berbagai Massa
Adsorben (pH 8.5) Analisis Regresi
Data dari penentuan massa adsorben, waktu kontak Analisis statistik regresi dengan software minitab
dan pH adsorbat optimum dilakukan pemodelan digunakan untuk mempelajari pengaruh pH
isoterm Langmuir dan isoterm Freundlich. Data adsorbat terhadap efisiensi penyisihan amonia total.
yang dipilih adalah pada pH adsorbat 8.5 dan waktu
Tabel 2. Hasil Analysis of Variance Model Regresi
kontak 60 menit dengan berbagai variasi massa
adsorben. Source D SS MS F- P-
Adsorben F Value Valu
Model e
Summary + 0.2576 Waktu 3Kontak.
Regressio 4522. 1507.4 73.39 0.00
R- 82.72% R-sq 81.59% n 4 7 0
sq (adj) Massa 1 2894.
Analisis regresi diatas 2894.7persamaan
mendapatkan 140.9 0.00
regresi
Adsorben
untuk kedua kondisi pH adsorbat. Dapat3dilihat 0pada
8 7
Kondisi pH adsorbat (8.5), Wakturegresi1 untuk
persamaan pH 8,5
1492. (netralisasi)
1492.7 72.67 memiliki
0.00
Kontaksebesar 10,09
konstanta 8 atau
7 lebih besar 0 bila
8.5(%Penurunan) = 10.09 + 2.690 Massa dibandingkan dengan
Adsorben + 0.2576 Waktu Kontak pH 1 pada134.9persamaan
134.88 regresi
6.57 untuk
0.01
4
dan kondisi pH adsorbat (10.7),
Residual 46 944.9 20.54 - -
10.7(%Penurunan) = 6.80 + 2.690 Massa
Daftar Pustaka Amonia Dalam Air Dengan Metode
Salicylate Test Kit, Ecolab,7(2),49-108.
Akhinov, A. F., Hati, D. P. dan Setyawan, H.
(2010). Sintesis Silika Aerogol Berbasis Akhinov, A. F., Hati, D. P. dan Setyawan, H.
Abu Bagasse dengan Pengeringan pada (2010). Sintesis Silika Aerogol Berbasis
Tekanan Ambient., Seminar Rekayasa Abu Bagasse dengan Pengeringan pada
dan Proses, 1411-1416. Tekanan Ambient, Seminar Rekayasa dan
Proses, 1411-1416.
Amrin. (2016). Data Mining dengan Regresi
Linier Berganda untuk Peramalan Amrin. (2016), Data Mining dengan Regresi Linier
Tingkat Inflasi". Techno Nusa Berganda untuk Peramalan Tingkat Inflasi.
Mandiri,13. Techno Nusa Mandiri,13.
Apriyanti, D., Santi, V. I. dan Siregar, Y. D. Apriyanti, D., Santi, V. I. dan Siregar, Y. D.
(2013), Pengkajian Metode Analisis
pH 10,7 (basa) yang hanya memiliki konstanta (2013).Pengkajian Metode Analisis Amonia
sebesar 6,80. Dengan kata lain, adsorpsi amonia Dalam Air Dengan Metode Salicylate Test
pada pH 8.5 lebih baik efisiensi penurunannya Kit, Ecolab, 7(2), 49-108.
dibandingkan dengan adsorpsi amonia pada pH Bakhtra, A. D., Rusdi. dan Mardiah, A. (2016).
10.7. "Penetapan Kadar Protein dalam Telur
Unggas Melalui Nitrogen Menggunakan
Metode Kjeldahl", Higea,8 (2).
KESIMPULAN
Banon, C. dan Suharto, T. E. (2008). Adsorpsi
Kadar amonia total dalam air limbah dapat Amoniak oleh Adsorben Zeolit Alam yang
diturunkan dengan abu terbang bagas dalam proses Diaktivasi dengan Larutan Amonium
adsorpsi. Efisiensi penurunan amonia optimum Nitrat", Gradien, 4, (2), 354-360.
sebesar 59,09 % terjadi pada perlakuan massa
Eviati dan Sulaeman. (2009). Analisis Kimia
adsorben 10 gram, waktu kontak 60 menit, kondisi
Tanah, Tanaman, Air dan Pupuk (Vol. 2).
pH netralisasi (8.5). Konstanta isoterm Langmuir
Bogor: Balai Penelitian Tanah.
KL, qm, dan koefisien determinasi yang diperoleh
Finalda, D. (2015). Gasifikasi Biomassa (Ampas
masing-masing 0,760 (L/mg), 31,44 (mg/g) dan
Tebu) Sistem Updraft Single Gas Outlet
0,9426;
dengan Sistem Pembersih Filter Jerami
(Ditinjau dari Distribusi Temperatur pada
Pada nilai derajat keasaman (pH) adsorbat
Reaktor Terhadap Spesific Fuel
8.5 memiliki persen penurunan amonia total yang Consumed), Tesis, Palembang: Politeknik
lebih tinggi dibanding pada adsorbat dengan pH Negeri Sriwijaya.
10.7. Hal ini dibuktikan dengan analisis statistik Google, Image. (2018). diakses pada 3 Januari
secara regresi, diketahui koefisien determinasi https://adsorpsi.files.wordpress.com/2011/0
sebesar 82,72 % dan konstanta pH 8.5 (10,09) atau 8/ adsorpsi2.png.
lebih besar dibanding konstanta pH 10.7 (6,80). Hadijah. (2013). Peramalan Operasional Reservasi
dengan Program Minitab Menggunakan
Pendekatan Arima Pt Surindo Andalan.
The Winners, 14(1), 13-19.
Handayani, M. dan Sulistiyono, E. (2009). Uji Lampiran I, No. 52.
Persamaan Langmuir dan Freundlich pada
Metcalf dan Eddy. (2003). Wastewater Engineering
Penyerapan Limbah Chrom (VI) oleh
: Treatment and Reuse (Vol. 4). Hong Kong.
Zeolit, Prosiding Sains dan Teknologi
Murti, R. S., Purwanti, C. M. dan Suyatini. (2013).
Nuklir, Bandung, 130-136.
Adsorpsi Amonia dari Limbah Cair Industri
Kosim, H., Arita, S. dan Hermansyah. (2015). Penyamakan Kulit Menggunakan Abu
Pengurangan Kadar Amonia dari Limbah Terbang Bagas. Majalah Kulit, Karet dan
Cair Pupuk Urea dengan Adsorpsi Plastik Yogyakarta, 29, 85-90.
Menggunakan Adsorben Bentinit, Jurnal Permanda, M. F., Loekitowati, P. dan Mohadi, R.
Penelitian Sains, 17. (2017). Penggunaan Karbon Aktif dari Ampas
Tebu sebagai Adsorben Zat Warna Procion
Peraturan Gubernur Jawa Timur. (2014). Baku
Merah Limbah Industri Songket, Jurnal
Mutu Air Limbah Cair Bagi Industri,
Pengelolaan Sumber Daya dan Lingkungan,
7(1), 37-40. Sholeh, M., Agus, P. dan Sarto. (2012). Pengolahan
Putri, S. D., Sapei, A. H. dan Henry. (2014). Air Limbah Industri Penyamakan Kulit
Analisis Kualitas Air Sungai Menggunakan Abu Terbang Bagas Secara
Ciujung Menggunkan Model Bacth, Majalah Kulit, Karet dan Plastik,
WASP (Water Quality Analysis 28, 26-34.
SimulationProgram), Tugas Simbolon, A. M. (2016). Penetapan Kadar
Akhir, Teknik Sipil dan Lingkungan, Amonia dalam Air Bersih
Bogor: Institut Pertanian Bogor. dengan Metode
Rezakazemi, M., Nezameddin, S. dan Ashrafizadeh. Spektrofotometer Visible, Tugas
(2012). Simulation of Ammonia Removal Akhir,Teknik Lingkungan, Medan:
from Industrial Wastewater Streams by Universitas Sumatera Utara.
Means of a Hollow-Fiber Membrane Slamet dan Imas, K. K. (2017). Pemanfaatan
Contactor, Desalination, 285, 383-392. Limbah Fly Ash untuk Penangan Limbah
Sari, R. dan Listyorini, T. (2013). Analisis Statistik Cair Amonia. Jurnal Kimia dan Kemasan,
untuk Pengukuran Nilai Pembelajaran 39(2), 69-78.
Logika Informatika (Studi Kasus : Program Supriani, N. (2016). Pengaruh Suhu Adsorpsi
Studi Teknik Informatika), Jurnal Simetris, Terhadap Mutu Minyak Goreng Bekas
4, 71-81. oleh Arang Aktif Tempurung Kemiri,
Setyowati, R. (2012), Adsorpsi Menggunakan Arang Tugas Akhir, Teknik Lingkungan, Medan:
Bagasse Sebagai Adsorben Limbah Tekstil Universitas Sumatera Utara.
Batik Tulis, Tugas Akhir, Teknik Udyani, K. (2013). Adsorpsi Deterjen dalam Air
Lingkungan, Surabaya: UPN Veteran Jawa Menggunakan Adsorben Karbon Aktif
Timur. pada Kolom Fluidisasi. Jurnal ITATS, 1-6.
Shan Ho, Y. (2006), "Isotherms for the Sorption of Wijayanti, R., Soebrata, B. M. dan Pari, G. (2009).
Lead Onto Peat : Comparison of Linear and Arang Aktif dari Ampas Tebu Sebagai
Non-Linear Methods", Polish Journal of Adsorben pada Pemurnian Minyak
Environmental Studies, 15(1), 81-86. Goreng Bekas, Tugas Akhir, Departemen
Kimia, Bogor: Institut Pertanian Bogor.
Wulandari, F., Umiatin dan Budi, E. (2015).
Pengaruh Konsentrasi Larutan NaOH pada
Karbon Aktif Tempurung Kelapa untuk
Adsorpsi Logam Cu2+. Jurnal Fisika dan
Aplikasinya, 16(2), 60-64.
Yustinah dan Hartini. (2011), Adsorbsi Minyak
Goreng Bekas Menggunakan Arang Aktif
dari Sabut Kelapa, Prosiding Seminar
Nasional Teknik Kimia "KEJUANGAN",
Yogyakarta, 1693-4393, B05-1 - B05-5.

Anda mungkin juga menyukai