Anda di halaman 1dari 91

LAPORAN TETAP PRAKTIKUM

KIMIA ANALITIK INSTRUMENT

Disusun Oleh :

Rizky Rahmi A. (062130400116)

Annisa Maharani (062130401253)

Ayu Tri Wahyuni (062130401254)

Iga Khairunnisa (062130401258)

Ira Wahyuning Thias (062130401259)

M. AL Hafist (062130401264)

M. Ichsan Fajri (062130401265)

M. Rafi Alhafiz (062130401266)

Novrizal Geraldino A.(062130401269)

Siti Ayunisyah P.F. (062130401273)

Instruktur:

Adi Syakdani,S.T, M.T.

Kelas :

3KD

Jurusan/Prodi :
Teknik Kimia/D3Teknik Kimia

POLITEKNIK NEGERI SRIWIJAYA

TAHUN AKADEMIK 2022/2023

KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis ucapkan atas kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena
rahmat dan karunia-Nya penulis masih diberi kesempatan untuk menyelesaikan
laporan tetap tepat pada waktunya. Penulisan laporan tetap ini merupakan salah
tugas yang harus dipenuhi untuk mengikuti Ujian Tengah Semester dalam
praktikum Kimia Analitik Instrument.

Penulisan laporan tetap ini disusun dengan maksimal dan mendapatkan bantuan
dari berbagai pihak.penulis berterima kasih kepada :

1. Bapak Adi Syakdani, S.T.,M.T. atas bimbingan yang telah diberikan.

2. Teman – teman yang telah membantu membuat makalah ini.

Penulis menyadari dalam penyusunan karya tulis ini masih belum sempurna, maka
saran dan kritik yang sifatnya membangun sangat penulis harapkan demi
perbaikannya karya tulis selanjutnya. Semoga karya tulis ini dapat bermanfaat
untuk pembaca pada umumnya.
Palembang, 11 Desember 2022

Kelompok 2

DAFTAR ISI
SPEKTROFOTOMETER SERAPAN ATOM 1

1. TUJUAN PERCOBAAN
Setelah melakukan percobaan ini, mahasiswa diharapkan dapat:
 Menggunakan alat spekfotometri serapan atom
 Menganalisis cuplikan secara spektofotometri serapan atom
2. ALAT DAN BAHAN

Alat yang digunakan:

1. Peralatan GBC AAS 932 Plus


2. Lampu katoda rongga (misalnya Cu dan Fe)
3. Labu takar 1 Liter
4. Labu takar 100 ml
5. Gelas piala
6. Gelas arloji
7. Corong gelas
8. Batang pengaduk
9. Pipet tetes
10. Pipet ukur 1 ml
Bahan yang digunakan :
1. Larutan standar yang bersesuaian dengan lampu yang digunakan
2. Aquades
3. Sampel
3. DASAR TEORI

Spekfotometri serapan atom (AAS) merupakan teknik analisis kuantitatif dari


unsur-unsur yang pemakaiannya sangat luas, dibandingkan bidang karena
prosedurnya selektif, spesifik, biaya analisa relatif murah, sensitif tinggi (ppm-ppb),
dapat dengan mudah membuat matriks yang sesuai dengan standar, waktu analisa
sangat cepat dan mudah dilakukan.

Sumber cahaya pada AAS adalah sumber cahaya dari lampu katoda yang berasal
dari elemen yang sedang diukur kemudian dilewatkan ke dalam nyala api yang berisi
sampel yang telah terakomisasi, kemudian radiasi tersebut diteruskan ke detektor
melalui monokromator. Chopper digunakan untuk membedakan radiasi yang berasal
dari nyala api. Detektor akan enolak arah searah arus (DC) dari emisi nyala dan hanya
menguur arus bolak-balik dari sumber radiasi atau sampel. Atom dari suatu unsur
pada keadaan dasar akan dikenai radiasi maka atom tersebut akan menyerap energi
dan mengakibatkan electron pada kulit terluar naik ke tinggkat energi yang lebih
tinggi atau tereksitasi. Atom-atom dari sampel akan menyerap sebagian sinar yang
dipancarkan oleh sumber cahaya. Penyerapan energi cahaya terjadi pada panjang
gelombang tertentu sesuai dengan energi yang dibutuhkan oleh atom tersebut.

Hubungan tersebut dirumuskan dalam persamaan sebagai berikut.

J = Jo . a.b.c Atau, Log I/Io = a.b.c A = a.b.c

Dengan,

A = absorbansi, tanpa dimensi

a = koefisien serapan, L2/M

b = panjang jejak sinar dalam medium berisi atom penyerap, L

c = konsentrasi, M/L3

Io = intensitas sinar mula-mula

I = intensitas sinar yang diteruskan

Spekfotometri serapan atom (AAS) adalah suatu metode analisis yang didasarkan
pada proses penyerapan energy radiasi oleh atom-atom yang berada pada tingkat
energi dasar (ground state). Penyerapan terseut menyebabkan tereksitasnya elektron
dalam kulit atom tingkat energy yang lebih tinggi. Keadaan ini bersifat labil, elektron
akan kembali ke tingkat energi dasar sambil mengeluarkan energi yang berbentuk
radiasi.

Syarat-syarat gas yang dapat digunakan dalam atominasi dengan nyala:

1. Campuran gas memberikan suhu nyala yang sesuai untuk atominasi unsur
yang akan dianaisa tidak berbahaya misalnya tidak mudah menimbulkan
ledakan.
2. Gas cukup aman, tidak beracun dan mudah dikendalikan.
3. Gas cukup murni dan bersih (UHP)
Jenis-jenis nyala, ada 3 jenis nyala dalam spekfotometri serapan atom yaitu:

1. Udara-propana

Jenis nyala ini relatif lebih dingin (1800°C) dibandingkan jenis nyala lainnya.
Nyala ini akan menghasilkan sensitifitas yang baik jika elemen yang akan diukur
mudah terionisasi seperti Na, K, Cu.

2. Udara-Asetilen

Jenis nyala ini adalah yang paling umum dipakai dalam AAS. Nyala ini
menghasilkan temperatur sekitar 2300°C yang dapat mengatominasikan hampir
semua elemen. Oksida-oksida yang stabil seperti Ca, Mo juga dapat analisa
menggunakan jenis nyala ini dengan memvariasikan rasio jumlah bahan bakar
terhadap gas pengoksida.

3. Nitrous oksida-Asetilen

Jenis nyala ini paling panas (3000°C) dan sangat baik digunakan untuk
menganalisis sampel yang banyak mengandung logam-logam oksida seperti Al, Si,
Ti, W.

Atomizer

Atomizer terdiri atas sistem pengabut (nebulizer) dan system pembakar (burner)
sehingga system atomizer disebut juga dengan sistem pegabut-pembakar (burner
nnerbulizer system).

Monokromator dan detector

Pada analisis kuantitatif, ada tiga macam metode yang sesuai dan secara umum
lebih sering digunakan pada penentuan unsur didalam suatu bahan, seperti yang akan
diuraikan dibawah ini:

1. Metode relative, yaitu dengan mengukur absorbansi atau transmitasi dari


larutan blanko, larutan standar, dan larutan cuplikan. Rumus perhitungan yang
digunakan:

Ab−Ao Co
=
As−Ao Cs
Ab−Ao
Cs = Co
As−Ao

Dengan,

Ab = Absorbansi larutan baku

Ao = Absorbansi larutan blanko

As = Absorbansi larutan cuplikan

Co = konsentrasi larutan baku

Cs = konsentrasi larutan cuplikan

2. Metode kurva kalibrasi/standar, yaitu dengan membuat kurva antara konsentrasi


larutan standar (sebagai absis) lawan absorbansi (sebagai ordinat) yang kurva
tersebut berupa haris lurus. Kemudian dengan cara menginterpolasikan larutan
cuplikan ke dalan kurva standar tersebut, akan diperoleh konsentrasi larutan
cuplikan.

3. Metode penambahan standar

Untuk konsisi tertentu motode kurva kalibrasi baik karena adanya matrik yang
menggangu pengukuran pengukuran absorbansi atau transmisinya. Pada metode
ini, dibuat sederetan larutan cuplikan dengan konsentrasi yang masing- masing
ditambah larutan standar, dan unsur yang dianalis oleh konsentrasi mulai dari 0
ppm sampai konsentrasi tertentu. Absorbansi masing-masing larutan diukur dan
dibuat kurva absorbansi terkonsentrasi unsur standar yang ditambahkan.
Ekstrapolasi dari kurva ke konsentrasi akan diperoleh intersep yang merupakan
konsentrasi unsur di dalan cuplikab yang akan diukur.
Selain cara ekstrapolasi, konsentrasi unsur didalam larutan cuplikan dapat dihitung
dengan persamaan.

Ao
Cs = X
Aadd− Ao

Dengan,

Cs = konsentrasi unsur di dalam larutan cuplikan


Ao = absorbansi larutan cuplikan tanpa penambahan larutan standar

Aadd = absorbansi larutan cuplikan dengan penambahan larutan standar

X = konsentrasi unsur standar yang ditambahkan

Gangguan –gangguan yang mungkin terjadi pada metode spekfotometri serapan atom
antara lain gangguan karena serapan latar, gangguan matriks, gangguan kimia, gangguan
ionisasi, gangguan spectra.

Teknologi untuk Mereduksi Kadar Fe yang Terlalu Tinggi

Untuk menghilangkan zat besi di dalam air yang paling sering digunakan adalah
dengan cara oksidasi yang diikuti proses pemisahan padatan (suspended solids). Ada
beberapa cara oksidasi besi yang paling sering digunakan dalam industry pengolahan air
minum antara lain, yakni proses aerasi-filtrasi, proses khlorinasi, filtrasi , dan proses
oksidasi kalium permanganate-filtrasi dengan mangan teolit (manganese green) (Wong,
1984).

Pemilhan proses tersebut dipilih berdasarkan besarnya konsentrasi zat besi serta
kondisi air baku yang digunakan. Proses lain seperti pertukaran ion, proses filtrasi dengan
penambahan klorin dioksida, proses pengaturan Ph, proses filtrasi dengan katalis dengan
media yang sesuai serta proses oksidasi dengan ozon jarang digunakan karena alasan
biaya operasional. Proses aerasi-filtrasi umumnya lebih dianjurkan untuk pengolahan air
dengan konsentrasi zat besi lebih besar 5 mg/L untuk menghemat biaya bahan kimia
proses klorinasi-filtrasi lebih disarankan untuk konsentrasi zat besi kurang 2mg/L,
sedangkan proses filtrasi dengan manganese green sand dengan penambahan kalium
permanganate direkomendasikan untuk penghilangan zat besi konsentrasi 0-3 mg/l.

4. LANGKAH KERJA
SOP GBC AAS 982 Plus
A. Setting instrument
1. Menghidupkan computer
2. Memilih ikon GBT versi 133, klik dua kali dan menunggu hingga selesai
3. mengklik metode, lalu mengatur dengan ketentuan berikut:
 Description (mengatur unsur yang akan diamati, memasukkan nama unsur
atau klik pada table sistem perioda)
 Instrument (memasukkan arus lampu dan panjang gelombang
maksimum, sesuai tabel di dalam kotak lampu)
 Measurement (memilih integration, memasukkan waktu pembacaan dan
jumlah replica yang akan digunakan)
 Calibrasi (memilih linier least squere trought zero)
 Standart (menambahkan atau mengurangi8 row sesuai8 jumlah standar yang
digunakan)
 Quality (dibiarkan seperti apa adanya dulu)
 Flame (memilih tipe nyala api pembakaran, memilih air- acetylen)
4. Mengklik sampel
Menambahkan atau mengurangi row untuk sampel yang digunakan
5. Menglik analisis (menghubungkan dengan file, dibiarkan seperti apa adanya)
6. Mengklik result (menampilkan layar untuk pengamatan hasil)

B. Persiapan sampel
Menyiapkan sampel, mengencerkan bila perlu (koordinasi dengan instruktur)

C. Setting gas supply


1. Menset gas acytelene pada range 8 – 14 ps
2. Menset compress air (tekanan udara) pada range 45 – 60 psi
3. Menset gas N2O pada range 45 – 60 psi
(Memanaskan N2O dengan menghubungkan kabel di regulator ke sumber PLN)
4. Menyalakan blower (exhause)

D. Pengukuran sampel
1. Menekan air acytelene diikuti IGNITION (penyalaan)
2. Mengklik STAR pada aplikasi window, menunggu sampai terbaca instrument
ready dibagian bawah layer.
3. Mengklik ZERO pada window, menunggu hingga instrument ready muncul.
4. Computer akan meminta cal blank (mengaspirasikan larutan pengencer yaitu
aquades), mengklik OK, lalu program akan mengatur blanko.
5. Setelah blanko selesai, program akan meminta standard 1, mengaspirasikan
standard 1, mengklik OK. Mengulangi untuk semua larutan standard.
6. Seteleh semua larutan standard, program akan meminta sampel, mengaspirasikan
sampel secara berurutan.

5. DATA PENGAMATAN
Air sumur dari 6 lokasi
6. PERHITUNGAN
 Larutan standar A (iron) 1000 ppm
 Larutan B 100 ppm 50 ml
 Larutan C (2,4,6,8,10) ppm (50 ml)

Pengenceran
a. Larutan B
M 1 V 1= M 2 V 2
1000 ×V 1=100 ×50
5000
V 1= =5 ml
1000

b. Larutan C
- 2 ppm
M 1 V 1= M 2 V 2
100 ×V 1=2 ×50
100
V 1= =1 ml
100
- 4 ppm
M 1 V 1= M 2 V 2
100 ×V 1=4 ×50
200
V 1= =2 ml
100
- 6 ppm
M 1 V 1= M 2 V 2
100 ×V 1=6× 50
300
V 1= =3 ml
100
- 8 ppm
M 1 V 1= M 2 V 2
100 ×V 1=8× 50
400
V 1= =4 ml
100
- 10 ppm
M 1 V 1= M 2 V 2
100 ×V 1=10 × 50
500
V 1= =5 ml
100

c. Larutan D
- 5 ppm
M 1 V 1= M 2 V 2
1000 ×V 1=5 × 100
500
V 1= =0,5 ml
1000
- 10 ppm
M 1 V 1= M 2 V 2
1000 ×V 1=10 × 100
1000
V 1= =1 ml
1000
- 15 ppm
M 1 V 1= M 2 V 2
1000 ×V 1=15 × 100
1500
V 1= =1,5 ml
1000
- 25 ppm
M 1 V 1= M 2 V 2
1000 ×V 1=25 × 100
2500
V 1= =2,5 ml
1000

7. ANALISA PERCOBAAN

Dari hasil percobaan spektrofometri AAS dapat dianalisa bahwa dalam penentuan
kadar besi dalam sampel adalah dengan menggunakan analisis kuantitatif. Terdapat
dua langkah utama percobaan ini yaitu pembuatan larutan Fe (standar) untuk kurva
kalibrasi dan pengukuran sampel menggunakan AAS. Konsentrasi larutan standar
dalam praktikum ini yaitu 2 ppm, 4 ppm, 6 ppm, 8 ppm, dan 10 ppm.

8. KESIMPULAN

Dari percobaan yang telah dilakukan, dapat disimpulkan bahwa :


1. AAS adalah metode analisa yang digunakan untuk menentukan kandungan logam
seperti Cu, Fe, Ni, Cr, Mn, Zn

2. AAS dapat dianalisa dengan cepat, keteletiannya sampai tingkat rumit dan tidak
memerlukan proses pemisahan terlebih dahulu.

9. DAFTAR PUSTAKA
Jobsheet penuntun praktikum “Kimia Analitik Instrument” Politeknik Negeri
Sriwijaya.
GAMBAR ALAT

ATOMIC ABSORPTION SAMPEL AIR SUMUR


SPECTROPHOTOMETRY (AAS)

GELAS KIMIA LABU UKUR


SPEKTROFOTOMETER SERAPAN ATOM 2

1. TUJUAN PERCOBAAN
Setelah melakukan percobaan ini, mahasiswa diharapkan dapat:
1. Menggunakan alat spekfotometri serapan atom

2. Menganalisis cuplikan secara spektofotometri serapan atom

2. ALAT DAN BAHAN

Alat yang digunakan:

1. Peralatan GBC AAS 932 Plus

2. Lampu katoda rongga (misalnya Cu dan Fe)

3. Labu takar 1 Liter

4. Labu takar 100 ml

5. Gelas piala

6. Gelas arloji

7. Corong gelas

8. Batang pengaduk

9. Pipet tetes

10.Pipet ukur 1 ml Bahan yang digunakan :

1. Larutan standar yang bersesuaian dengan lampu yang digunakan

2. Aquades

3. Sampel

3. DASAR TEORI

Spekfotometri serapan atom (AAS) merupakan teknik analisis kuantitatif


dari unsur-unsur yang pemakaiannya sangat luas, dibandingkan bidang karena
prosedurnya selektif, spesifik, biaya analisa relatif murah, sensitif tinggi (ppm-
ppb), dapat dengan mudah membuat matriks yang sesuai dengan standar,
waktu analisa sangat cepat dan mudah dilakukan.

Sumber cahaya pada AAS adalah sumber cahaya dari lampu katoda yang
berasal dari elemen yang sedang diukur kemudian dilewatkan ke dalam nyala
api yang berisi sampel yang telah terakomisasi, kemudian radiasi tersebut
diteruskan ke detektor melalui monokromator. Chopper digunakan untuk
membedakan radiasi yang berasal dari nyala api. Detektor akan enolak arah
searah arus (DC) dari emisi nyala dan hanya menguur arus bolak-balik dari
sumber radiasi atau sampel. Atom dari suatu unsur pada keadaan dasar akan
dikenai radiasi maka atom tersebut akan menyerap energi dan mengakibatkan
electron pada kulit terluar naik ke tinggkat energi yang lebih tinggi atau
tereksitasi. Atom-atom dari sampel akan menyerap sebagian sinar yang
dipancarkan oleh sumber cahaya. Penyerapan energi cahaya terjadi pada
panjang gelombang tertentu sesuai dengan energi yang dibutuhkan oleh atom
tersebut.

Hubungan tersebut dirumuskan dalam persamaan sebagai berikut.

J = Jo . a.b.c Atau, Log I/Io = a.b.c A = a.b.c

Dengan,

A = absorbansi, tanpa dimensi a = koefisien serapan, L2/M

b = panjang jejak sinar dalam medium berisi atom penyerap, L c=


konsentrasi, M/L3

Io = intensitas sinar mula-mula

I = intensitas sinar yang diteruskan

Spekfotometri serapan atom (AAS) adalah suatu metode analisis yang


didasarkan pada proses penyerapan energy radiasi oleh atom-atom yang
berada pada tingkat energi dasar (ground state). Penyerapan terseut
menyebabkan tereksitasnya elektron dalam kulit atom tingkat energy yang
lebih tinggi. Keadaan ini bersifat labil, elektron akan kembali ke tingkat
energi dasar sambil mengeluarkan energi yang berbentuk radiasi.

Syarat-syarat gas yang dapat digunakan dalam atominasi dengan nyala:

4. Campuran gas memberikan suhu nyala yang sesuai untuk atominasi


unsur yang akan dianaisa tidak berbahaya misalnya tidak mudah
menimbulkan ledakan.
5. Gas cukup aman, tidak beracun dan mudah dikendalikan.
6. Gas cukup murni dan bersih (UHP)

Jenis-jenis nyala, ada 3 jenis nyala dalam spekfotometri serapan atom


yaitu:

4. Udara-propana

Jenis nyala ini relatif lebih dingin (1800°C) dibandingkan jenis nyala
lainnya. Nyala ini akan menghasilkan sensitifitas yang baik jika elemen yang
akan diukur mudah terionisasi seperti Na, K, Cu.

5. Udara-Asetilen

Jenis nyala ini adalah yang paling umum dipakai dalam AAS. Nyala ini
menghasilkan temperatur sekitar 2300°C yang dapat mengatominasikan
hampir semua elemen. Oksida-oksida yang stabil seperti Ca, Mo juga dapat
analisa menggunakan jenis nyala ini dengan memvariasikan rasio jumlah
bahan bakar terhadap gas pengoksida.

6. Nitrous oksida-Asetilen

Jenis nyala ini paling panas (3000°C) dan sangat baik digunakan untuk
menganalisis sampel yang banyak mengandung logam-logam oksida seperti
Al, Si, Ti, W.

Atomizer

Atomizer terdiri atas sistem pengabut (nebulizer) dan system pembakar


(burner) sehingga system atomizer disebut juga dengan sistem pegabut-pembakar
(burner nnerbulizer system).
Monokromator dan detector

Pada analisis kuantitatif, ada tiga macam metode yang sesuai dan secara
umum lebih sering digunakan pada penentuan unsur didalam suatu bahan, seperti
yang akan diuraikan dibawah ini:

4. Metode relative, yaitu dengan mengukur absorbansi atau


transmitasi dari larutan blanko, larutan standar, dan larutan cuplikan.
Rumus perhitungan yang digunakan:

Ab−Ao Co
=
As−Ao Cs

Ab−Ao
Cs = Co
As−Ao

Dengan,

Ab = Absorbansi larutan baku

Ao = Absorbansi larutan blanko

As = Absorbansi larutan cuplikan

Co = konsentrasi larutan baku

Cs = konsentrasi larutan cuplikan

5. Metode kurva kalibrasi/standar, yaitu dengan membuat kurva antara


konsentrasi larutan standar (sebagai absis) lawan absorbansi (sebagai
ordinat) yang kurva tersebut berupa haris lurus. Kemudian dengan cara
menginterpolasikan larutan cuplikan ke dalan kurva standar tersebut, akan
diperoleh konsentrasi larutan cuplikan.

6. Metode penambahan standar

Untuk konsisi tertentu motode kurva kalibrasi baik karena adanya matrik
yang menggangu pengukuran pengukuran absorbansi atau transmisinya.
Pada metode ini, dibuat sederetan larutan cuplikan dengan konsentrasi
yang masing- masing ditambah larutan standar, dan unsur yang dianalis
oleh konsentrasi mulai dari 0 ppm sampai konsentrasi tertentu. Absorbansi
masing-masing larutan diukur dan dibuat kurva absorbansi terkonsentrasi
unsur standar yang ditambahkan. Ekstrapolasi dari kurva ke konsentrasi
akan diperoleh intersep yang merupakan konsentrasi unsur di dalan
cuplikab yang akan diukur.
Selain cara ekstrapolasi, konsentrasi unsur didalam larutan cuplikan dapat
dihitung dengan persamaan.

Ao
Cs = X
Aadd− Ao

Dengan,

Cs = konsentrasi unsur di dalam larutan cuplikan

Ao = absorbansi larutan cuplikan tanpa penambahan larutan standar Aadd =


absorbansi larutan cuplikan dengan penambahan larutan standar

X = konsentrasi unsur standar yang ditambahkan Gangguan –gangguan yang


mungkin terjadi pada metode spekfotometri serapan atom antara lain gangguan
karena serapan latar, gangguan matriks, gangguan kimia, gangguan ionisasi,
gangguan spectra.

Teknologi untuk Mereduksi Kadar Fe yang Terlalu Tinggi

Untuk menghilangkan zat besi di dalam air yang paling sering digunakan
adalah dengan cara oksidasi yang diikuti proses pemisahan padatan (suspended
solids). Ada beberapa cara oksidasi besi yang paling sering digunakan dalam
industry pengolahan air minum antara lain, yakni proses aerasi-filtrasi, proses
khlorinasi, filtrasi , dan proses oksidasi kalium permanganate-filtrasi dengan
mangan teolit (manganese green) (Wong, 1984).

Pemilhan proses tersebut dipilih berdasarkan besarnya konsentrasi zat besi


serta kondisi air baku yang digunakan. Proses lain seperti pertukaran ion, proses
filtrasi dengan penambahan klorin dioksida, proses pengaturan Ph, proses filtrasi
dengan katalis dengan media yang sesuai serta proses oksidasi dengan ozon jarang
digunakan karena alasan biaya operasional. Proses aerasi-filtrasi umumnya lebih
dianjurkan untuk pengolahan air dengan konsentrasi zat besi lebih besar 5 mg/L
untuk menghemat biaya bahan kimia proses klorinasi-filtrasi lebih disarankan
untuk konsentrasi zat besi kurang 2mg/L, sedangkan proses filtrasi dengan
manganese green sand dengan penambahan kalium permanganate
direkomendasikan untuk penghilangan zat besi konsentrasi 0-3 mg/l.

4. LANGKAH KERJA
SOP GBC AAS 982 Plus
A. Setting instrument
1. Menghidupkan computer
2. Memilih ikon GBT versi 133, klik dua kali dan menunggu hingga selesai
3. mengklik metode, lalu mengatur dengan ketentuan berikut:
 Description (mengatur unsur yang akan diamati, memasukkan nama
unsur atau klik pada table sistem perioda)
 Instrument (memasukkan arus lampu dan panjang gelombang
maksimum, sesuai tabel di dalam kotak lampu)
 Measurement (memilih integration, memasukkan waktu pembacaan
dan jumlah replica yang akan digunakan)
 Calibrasi (memilih linier least squere trought zero)
 Standart (menambahkan atau mengurangi8 row sesuai8 jumlah standar
yang digunakan)
 Quality (dibiarkan seperti apa adanya dulu)
 Flame (memilih tipe nyala api pembakaran, memilih air- acetylen)
4. Mengklik sampel
Menambahkan atau mengurangi row untuk sampel yang
digunakan
5. Menglik analisis (menghubungkan dengan file, dibiarkan seperti apa
adanya)
6. Mengklik result (menampilkan layar untuk pengamatan hasil)

B. Persiapan sampel
Menyiapkan sampel, mengencerkan bila perlu (koordinasi dengan
instruktur)

C. Setting gas supply


1. Menset gas acytelene pada range 8 – 14 ps
2. Menset compress air (tekanan udara) pada range 45 – 60 psi
3. Menset gas N2O pada range 45 – 60 psi
(Memanaskan N2O dengan menghubungkan kabel di
regulator ke sumber PLN)
4. Menyalakan blower (exhause)

D. Pengukuran sempel
1. Menekan air acytelene diikuti IGNITION (penyalaan)
2. Mengklik STAR pada aplikasi window, menunggu sampai terbaca
instrument ready dibagian bawah layer.
3. Mengklik ZERO pada window, menunggu hingga instrument ready
muncul.
4. Computer akan meminta cal blank (mengaspirasikan larutan pengencer
yaitu aquades), mengklik OK, lalu program akan mengatur blanko.
5. Setelah blanko selesai, program akan meminta standard 1,
mengaspirasikan standard 1, mengklik OK. Mengulangi untuk semua
larutan standard.
6. Seteleh semua larutan standard, program akan meminta sampel,
mengaspirasikan sampel secara berurutan.

5. DATA PENGAMATAN

Kondisi Pengoperasian alat.

Lampu yang digunakan = Lampu Fe

Arus lampu yang digunakan = 6.00 Ma

Laju udara = 10,00 L/min


Laju asitelen = 2,00 L/min

Lebar slit = 0,20 nm

6. PERHITUNGAN
 Pembuatan Larutan Standar dari Larutan Baku Fe 1000 ppm.
1) Pengenceran Fe 1000 ppm menjadi 100 ppm sebanyak 50 ml
M1 . V1= M2 . V2
1000 ppm . V1 = 100 ppm . 50 ml
V1= 5 ml
2) Pengenceran Fe 100 ppm menjadi (2,4,6,8,10) ppm sebanyak 50 ml
a. 2 ppm
M1 . V1= M2 . V2
1000 ppm . V1= 2 ppm . 50 ml
V1 = 1 ml
b. 4 ppm
M1 . V1= M2 . V2
1000 ppm . V1= 4 ppm . 50 ml
V1 = 2 ml
c. 6 ppm
M1 . V1= M2 . V2
1000 ppm . V1= 6 ppm . 50 ml
V1 = 3 ml
d. 8 ppm
M1 . V1= M2 . V2
1000 ppm . V1= 8 ppm . 50 ml
V1 = 4 ml
e. 10 ppm
M1 . V1= M2 . V2
1000 ppm . V1= 10 ppm . 50 ml
V1 = 5 ml
3) Pengenceran Fe 1000 ppm menjadi (5,10,15,20,25) ppm dalam 50 ml
a. 5 ppm
M1 . V1= M2 . V2
1000 ppm . V1= 5 ppm . 50 ml
V1 = 0,25 ml
b. 10 ppm
M1 . V1= M2 . V2
1000 ppm . V1= 10 ppm . 50 ml
V1 = 0,5 ml
c. 15 ppm
M1 . V1= M2 . V2
1000 ppm . V1= 15 ppm . 50 ml
V1 = 0,75 ml
d. 20 ppm
M1 . V1= M2 . V2
1000 ppm . V1= 20 ppm . 50 ml
V1 = 1 ml
e. 25 ppm
M1 . V1= M2 . V2
1000 ppm . V1= 25 ppm . 50 ml
V1 = 1,25 ml
 Perhitungan Konsentrasi pada Larutan Standar dengan
Persamaan yang diperoleh dari Excel (Kurva Larutan Standar)
y = 0,0122x
1) Standar 1 (y = 0,0248)
y = 0,0122x
0,0248 = 0,0122x
x = 2,032 mg/ml
2) Standar 2 (y = 0,0501)
y = 0,0122x
0,0501 = 0,0122x
x = 4,106 mg/ml
3) Standar 3 (y = 0,0743)
y = 0,0122x
0,0743 = 0,0122x
x = 6,090 mg/ml
4) Standar 4 (y = 0,0993)
y = 0,0122x
0,0993 = 0,0122x
x = 8,139 mg/ml
5) Standar 5 (y = 0,1224)
y = 0,0122x
0,1224 = 0,0122x
x = 10,032 mg/ml

0.016
0.014
0.012 f(x) = 0.0123678839100622 x − 7.81746664539271E-07
R² = 0.999999000787615
0.01
Absorbansi

0.008
0.006
0.004
0.002
0
0 0.2 0.4 0.6 0.8 1 1.2
Konsentrasi

Gambar 1. Kurva Kalibrasi

 Perhitungan Konsentrasi pada Larutan Sampel dengan


Persamaan yang diperoleh dari Excel (Kurva Larutan Sampel)

y = 0,0124x

1) Air Sumur Annisa (y = 0,0136)


y = 0,0124x
0,0136 = 0,0124x
x = 1,096 mg/ml
2) Air Sumur Ira (y = 0)
y = 0,0124x
0 = 0,0124x
x = 0 mg/ml
3) Air Sungai Sahang (y = 0,0106)
y = 0,0124x
0,0106 = 0,0124x
x = 0,854 mg/ml
4) Air Sumur Rafi (y = 0)
y = 0,0124x
0 = 0,0124x
x = 0 mg/ml
5) Air sumur Oshelya (y = 0)
y = 0,0124x
0 = 0,0124x
x = 0 mg/ml
6) Air Sumur Rahmi (y = 0,0011)
y = 0,0124x
0,0011 = 0,0124x
x = 0,088 mg/ml
0.14
0.12
f(x) = 0.01222 x + 0.00086
0.1 R² = 0.999783744987805
Absorbansi

0.08
0.06
0.04
0.02
0
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11
Konsentrasi

Gambar 2. Kurva Kalibrasi

 Perhitungan Persen Kesalahan Konsentrasi


a. Larutan Standar
1) Standar 1

% kesalahan = |2−2,032
2 |x 100 %=1,6 %
2) Standar 2

% kesalahan = |4−4,106
4 |x 100 %=2,65 %
3) Standar 3

% kesalahan = |6−6,090
6 |x 100 %=1,5 %
4) Standar 4

% kesalahan = |8−8,139
8 |x 100 %=1,7 %
5) Standar 5

% kesalahan = |10−10,032
10 |x 100 %=0,32 %
b. Sampel
1) Air Sumur Annisa

% kesalahan = |1,096−1,099
1,096 |x 100 %=0,27 %
2) Air Sumur Ira

% kesalahan = |0−00|x 100 %=0 %


3) Air Sungai Sahang

% kesalahan = |0,854−0,858
0,854 |x 100 %=0,46 %
4) Air Sumur Rafi

% kesalahan = |0−00|x 100 %=0 %


5) Air Sumur Oshelya

% kesalahan = |0−00|x 100 %=0 %


6) Air Sumur Rahmi

% kesalahan = |0,088−0,089
0,088 |x 100 %=1,1 %
7. ANALISA PERCOBAAN

Tujuan pada percobaan ini adalah untuk mengetahui prinsip kerja


instrument AAS dan menghitung konsentrasi dalam sampel. Caraa
menghitung konsentrasi besi yang etrkandung di dalam sampel air sumur
adalah dengan menggunakan analisis kuantitatif. Teradpat dua langkah utama
percobaan ini, yaitu pembuatan larutan standar Fe untuk kurva kalibarsi dan
pengukuran sampel dengan menggunakan AAS. Pembuatan larutan standar
bertujuan untuk membuat kurva kalibrasi yang akan digunakan untuk
menghitung kadar Fe dalam sampel air sumur. Konsentrasi larutan standar
yang digunakan dalam parktikum ini adalah 2 ppm, 4 ppm, 6 ppm, 8 ppm, dan
10 ppm. Kelima larutan standar yang dianalisa tersebut menunjukkan hasil
absorbansi secara berturut-turut sebesar 0,0248; 0,0501; 0,0743; 0,0993;
0,01224. Dari hasil nilai absorbansi tersebut dapat disimpulkan bahwa
semakin meningkatnya konsentrasi, maka nilai absorbansi juga akan semakin
meningkat.

Dari kurva kalibrasi diperoleh persamaan regresi lineai yang dapat


digunakan untuk menentukan konsentrasi sampel air sumur atau menghitung
kadar logam Fe dalam setiap sampel. Persamaan regresi yang diperoleh yaitu,
y = 0,0122x + 0,0009. Selain itu, pada praktikum kali ini digunakan juga dua
metode penentuan konsentrasi yang lainnya, yaitu berdasarkan perhitungan
dan berdasarkan kurva.

8. KESIMPULAN

Dari percobaan yang telah dilakukan, dapat disimpulkan bahwa :

1. Prinsip dasar AAS adalah electron pada suatu atom pada keadaan dasar
akan menyerap energy cahaya pada panjang gelombang tertentu dan
mengalami perubahan energy dari tingkat satu ke tingkat lain atau
mengalami eksitasi.
2. Jumlah atom yang melewati cahaya tereksitasi akan berbanding lurus
dengan jumlah energy yang diserap.
3. % kesalahan sampel
 Air sumur annisa = 0,27%
 Air sumur ira = 0%
 Air sungai sahang = 0,46%
 Air sumur rafi = 0%
 Air sumur oshelya = 0%
 Air sumur rahmi = 1,1%

9. DAFTAR PUSTAKA

Instuction Manual Book GBC AAS 932

Sumardi. 2004. Spektrofotometri Serapan atom. Pusat Penelitian Lipi


Bandung
ATOMIC ABSORPTION SAMPEL AIR SUMUR
SPECTROPHOTOMETRY
(AAS)

GELAS KIMIA LABU UKUR


GAMBAR ALAT
SPEKTROFOTOMETER UV/VIS 1

1. TUJUAN PERCOBAAN

Setelah percobaan ini diharapkan mahasiswa dapat :

1. Menggunakan alat spektrofotometer sinar tampak (VIS) dan Ultraviolet

2. Menganalisis cuplikan secara spektrofotometri

2. ALAT DAN BAHAN YANG DIGUNAKAN


Alat yang digunakan

1. Spektrofotometer Agilent

2. Kuvet/set

3. Labu takar 250 mL

4. Labu taker 100 mL

5. Labu takar 50 mL

6. Gelas Kimia 100 mL.

7. Pipet Ukur 10 mL

8. Batang pengaduk & spatula

9. Corong gelas

10. Pipet tetes

11. Bola hisap

12. Botol semprot

Bahan Yang Digunakan

1. Kristal CuSO4 5 H₂O

2. Larutan H2SO4
3. Larutan Amonia Pekat

4. Sampel

3. TEORI SINGKAT
Cahaya yang dapat dilihat oleh manusia disebut cahaya
terlihat/tampak. Biasanya cahaya yang terkihat merupakan campuran dari
cahaya dari cahaya yang mempunyai berbagai panjang gelombang mulai
dari 400 nm hingga 700 nm, seperti di langit.Hubungan antara warna pada
sinar tamoak dengan panjang gelombang terlihat saperti tabel dibawah ini.
Dalam tabel berikut ini tercantum warna dan warna komplementernya
merupakan pasangan dari setiap dua warna spektrum yang menghasilkan
warna putih jika dicampurkan.

Tabel 1. Warna dan warna komplementer

Panjang gelombang Warna Warna komplemeter


(nm)

400 – 435 Ungun Hijau kekuningan

435 – 480 Biru Kuning

480 – 490 Biru kehijauan Jingga

490 – 500 Hijau kebiruan Merah

500 – 560 Hijau Ungu kemerahan

560 – 580 Hijau kekuningan Ungu

595 – 610 Jingga Biru kehijauan

610 – 680 Marah Hijau kebiruan

680 – 700 Ungu kemerahan Hijau


Bila seberkas sinar radiasidengan intensitas lo
dilewatkan melalui medium yang panjang b dan
mengandung molekul pada tingkat energi elektronik
dasar dengan konsentrasi C, maka radiasi akan diserap
sebagian dan intensitas radiasi akan berkurang menjadi
1,sehingga persaman:
I=Io. Exp (-kbc)
(1)
Atau
Log I0/I=a.b.c atau A=a.b.c
(2)
Dengan, a==Koefesienterapan(serapanmolar)
A log I0/I= absorben
K=ketetapan perbandingan
I0/I = Transmitansi (T)

Persamaan dua dikenal sebagai hukum lambert-


Beer, yamg digunakan sebagai dasar analisa kuantitatif
dalam spektrofotometri sinar tampak.
Dari persamaan tersebut diatas menunjukan bahwa
absorbansi berbanding lurus dengan konsentrasi larutan.
Besarnya konsentrasi ini sebanding dengan konsentrasi
larutan sehingga dengan meletakkan besarnya absorbansi
sebagai titik ordinat dengan konsentrasi larutan standar
sebagai absis akan diperoleh kurva garis lurus. Kurva ini
disebut sebagai kurva kalibrasi (kurva standar). Dengan
memasukkan absorbansi larutan cuplikan pada kurva
kalibrasi tersebut, maka dapat ditentukan konsentrasi
larutan didalam cuplikan.
Pada analisis kuantitatif, ada tiga metode yang
sesuai dan secara umum sering digunakan pada
penentuan unsur didalam suatu bahan, seperti diuraikan
dibawah ini.

1. Metode relatif, yaitu dengan mengukur absorbansi atau transmitan


dari larutan blanko, larutan standar dan larutan cuplikan.
Ab−Ao Cb As−Ao
= Atau Cs = Cb
As−Ao Cs Ab−Ao
Dengan,
Ab = absorbansi larutan baku
Ao = adsorbansi larutan blanko
As = adsorbansi larutan cuplikan
Cb = konsentrasi Ierutan baku
Cs = konsentrasi larutan cuplikan

2. Metode kurva kalibrasi, yaitu dengan membuat kurva antara


konsentrasi larutan standar terhadap absorbansi, dengan kurva
tersebut berupa garis lurus, kemudian dengan cara
mengintepolasikan dari larutan cuplikan kedalam kurva standar
tersebut di atas, akan diperoleh konsentrasi larutan cuplikan.

Abs (absorbansi cuplikan)

3. Metode penambahan standar


Untuk kondisi tertentu, metode kalibrasi kurang baik,
karena adanya matrik yang mengganggu pengukuran absorbsi atau
transmitannya. Pada metode kurva penambahan standar ini dibuat
sedretan larutan cuplikan dengan konsentrasi yang sama. Masing-
masing larutan ditambah dengan larutan standar dari unsur yang
dilakukan analisis dengan konsentrasi mulai dari 0 sampai
konsentrasi tertentu. Absorbansi masing-masing larutan diukur dan
dibuat kurva absorbansi terhadap konsentrasi unsur standar yang
ditambahkan.
Dari ekstrapolasi kurva ke sumbu konsentrasi akan diperoleh intersep pada
sumbu dari konsentrasi unsur didalam cuplikan yang diukur.

Selain dengan cara ekstrapolasi, konsentrasi unsur didalam cuplikan dapat


dihitung dengan persamaan:

Ao
Cs = X
Aadd− Ao

Dengan,

Cs = konsentrasi unsur dalam cuplikan

Ao = absorbansi larutan cuplikan tanpa penambahan larutan standar

Aadd = absorbansi larutan cuplikan dengan penambahan larutan standar

X = konsentrasi unsur standar yang ditambahkan

Analisis adalah metode yang digunakan secara kuantitatif maupun


kualitatif yang berdasarkan pada pengukuran absorbansi(penyerapan) radiasi
gelombang elekromegnetik.selain itu prinsip kerja spekrofotometri terdiri atas
sinar yang datang , sinar yang ditramistan dan sinar yang diserap dengan panjang
gelombang tertentu , uv memiliki panjang gelombang 200- 380 nm,sedangkan
panjang gelombang vis 380-250 nm,dan panjang gelombang infared 700-300 nm.

 Bagian Bagian Spektrofotometer UV-Vis


1. Sumber Sinar
Biasanya sebagai penghasil sinar polifromatis yang
digunakan adalah lampu. untuk Spektrofotometer Sinar tampak
sumber emisinya adalah lampu sinar tampak, sedangkan untuk
spektrofotometer ux, sumber emisinya adalah lampu sinar uy.
Terdiri atas bahan yang dapat tereksitasi ke tingkat energi
yang tinggi melalu(:) a proses pemanasan dengan batuan arus
listrik b. proses pelepasan clektron pada beda tegangan yang tinggi.
ketika kembali ke tingkat energi yang lebih rendah, bahan akan
melepas Sejumlah poton.
2. Monokromator
Monokromator berfungsi untuk memecan radiasi
polikromatis dengan Pita energi yang lebar yang dihasilkan sumber
radiasi menjadi radian dengan pita energi yang lebih sempit atau
menjadi radiasi monokromatis.
3. Sel/Kurvet
Kuret merupakan wadah larutan blanko, standar, atau
sampel yang ditempatkan diposisi jalur sinar pengukuran di dalam
sebuah spektrofotometer. kuvet harus bersifat transparan sempurna
untuk anar pengukur yang digunakan. untuk pengukuran
menggunakan spektrofotometer visible, kuvet bisa dibuat dari
bahan kaca brasa, naman untuk sinar ultraviolet bahan kuvet harus
terbuat dari borosilikat atau bahan lain yang tidak menyerap smar
uv. karena jika menggunakan bahan kaca biasa, maka kuret
tersebut akan ikut menyerap sinar.
4. Detector
Fungsinya adalah mengabsorpsi poton yang menumbuknya
dan mengubahnya menjadi kuantitas yang dapat diukur seperti arus
listrik atau perubahan suhu. Sebagian besar detector modern
mengubah energi Foton menjadi Sinyal listrik yang segera
mengaktifkan meteran /recorder.
5. Sinyal prosesor
Setelan detektor mendetekh adanya sinar tersebut, sinar ini
tidak langsung diolah namun harus melewati terlebih dahulu Sinyal
prosesor. Pada Singal prosesor diantaranya akan terjadi penguatan
sinyal.
6. Recorder
Berfungsi untuk membaca sinyal listrik yang dihasilkan
pada detector agar dikonverkan ke dalam besaran absorbans atau %
transmitan.
 Sumber radiati untuk uv dan visible
sumber radiah uv:
- Lampu Hidrogen
- Lampy deutrium

Radiasi yang dihasilkan mempunyai panjang gelombang 180-350mm.

- panjang gelombang uv: 200 nm-400 nm.

 Sumber radiah visible


- Lampu pijar Tungsten
Panjang lombang daerah Sinar tampak dan near Infrared (fanyang
gelombang 350-2500 nm)

 Yang dimaksud dengan Single Beam dan Double Beam


- Spektrofotometer Single beam (Berkar Tunggal)
Pada Spektrofotometer jenis ini menggunakan satu berkas sinar
yang digunakan secara bergantian untuk mengukur larutan standar
(termasuk larutan blanko) dan larutan sampel. Jadi sinar tidak secara
langsung menuju larutan standar dan larutan sampel secara bersamaan,
namun satu-san Secara bergantian, larutan standar terlebih dahulu."
kemudian baru larutan sampel.
- Spektrofotometer double beam (berkas ganda)
Spektrofotometer jenis ini menggunakan dua berkas sinar yang
nanti masing-masing akan mengukur Larutan sampel dan juga larutan
standar.Dapat dilihat sumber sinar setelah melalui monokromator akan
dipecah Beam Spiltter sehingga nanti Sinar yang terpecah ini yang satu
akan masuk ke sampel dan yang satunya akan ke Blanko atau bisa
dillustrasikan ada dua jalur sinar.

 Absorban
Absorban adalah rasio bogaritmik dari radiah
yang dipaparkan ke suatu bahan terhadap radian yang
ditransmisikan menembus bahan.

 Absorbansi
Absorbansi adalah daya sinar yang diserap oleh
larutan,baaik itu larutan baku maupun blanko.

 Transmitan
Transmitan adalah perbandingan Intensitas
cahaya yang ditransmisiban Ketika melewati sampel
dengan Intensitas Cahaya mula-mula sebelum melewah
sampel.

 Spektrofotometer .
Spektrofotometer merupakan sebuah alatyang
berfungsi untuk mengahasilkan sinar dari spekrum
dengan nilain panjang gelombang yang telah ditentukan.

 Fotometeri
Fotometeri merupakan alat untuk intensitas
cahaya yang ditransmitan atau absorbansi.
 Prisip kerja spektrofotometri uv-vis
 Jenis – jenis sinar ultraviolet
1. Sinar UVA
Memiliki paling pajang diantara gelombang 315-40nm dan
memiliki panang gelombang yang paling panjang diantara sinar uv
lainnya .sinar iini dianggap sebangai sinar ultraviolet yang paling
kuat dan mampu menembus awan serta kaca dan bahkan tetap ada
saat cuaca mendung .
2. Sinar UVB
Memiliki panjang gelombang 28-315nm.sinar UVB dapat
terserap oleh awan dan tidak dapat menembus kaca, namun
jangkauan paparannya hanya dapat mencapai lapisan epidermis
kulit,UVB dapat menyebabkan kulit merah, perih dan terbakar.
3. Sinar UVC
Memiliki panjang gelombang paling pendek 180-280nm
yang paling berbahanya bagi kulit. Namun sinar ini tidak bias
menembus lapisan ozon,sehingga sianar tidak bias dipakai
mmencapai permukaan bumi.

 Manfaat sinar uv bagi kesehatan


1. Meningkatkan produksi vitamin D
Vitamin D dioerl;ukan untuk meningkatkan penyerangan
kalsium dan fasfor diusus, sehingga dpat memeperkuat tulang gigi
serta otot. Vitamin D dapat mencegah penyakit seperti hipertensi,
diabetes tipe 1 dan 2 sera multriple sclerosis.
2. Meningkatkan system kekebalan tubuh
Sinar uv dapatt meningkatkan system kekebalan tubuh saat
terpapar sinar uv tubuh. Akan menghasilkan lebih banyak sel darah
putih yang berfungsi sebagai pelindung diri.
3. Mengobati penyakit kulit
Paparan sinar uv bermanfaat untuk membantu mengatasi
berbagai penyakit kulit, seperti jerawat eksrim, hingga psoriasis.
4. Mengurangi resiko kanker
Terpapar sinar uv secara terlebi dapat memicu kanker kulit
namun dalam kadar yang tepat, paparan sinar uv dapat mencegah
berbagai penyakit kanker, seperti kanker proposta, kanker
pongkreas, kanker usus besar, dan kanker getah benih.

 Pengendalian paparan sinar uv


1. Penggunaan system interluks.
2. Pemakaian shelding tetap dalam desain fasilita dan peralihan.
3. Penggunan remote manipulator.
4. Penggunaan preset timer dalam peralatan radiografi untuk
mengendalikan waktu pajanar.
5. Pengakatan (shielding).

 Faktor penerimaan sinar uv


1. Sudut datang sinar matahari semakin tegak akan semakin banayak
sinar ultraviolet .
2. Posisi lintang tempat semakin kutub sinar ultraviolet akan kecil
3. Tutupan awan semakin banyak awan sinar ultraviolet yang samapai
akan semakin kecil.
4. Ketingian semakin tinggi suatu tempat mak suatu sinar ultraviolet
yang diterima semain besar.
5. Lapisan ozon semakin banyak ozon lapisan atas maka semakin baik
penyaring sinar ultraviolet.
6. Pemantalan pada permukaan bumi semakin dipantulkan cahaya
maka semain sedikit sinar ultraviolet yang ada dipermukaan bumi.

 Jenis – jenis spektrofotometri


1. Spektrofotometri vis (visible)
Digunakan sebagai sinar atau energy adalah cahaya tampak
(visible)cahaya visible termasuk spectrum elektromagnetik yang
dapat ditangkap oleh mata manusia panjang gelombang sinar
tampak 380-700nm.
2. Spektrofotometri uv(ultraviolet)
Pada spektrofotometri uv berdasarkan interaksi sampai denga sinar
uv.sumber sianr yang dapat digunakan yaitu lampu deuterlum
panjang gelombang 200-300nm. Karena suhu uv tidak dapat
indeteksi oleh mata manusia maka senyawa yang dapat menyerap
sinar ini terkadang senyawa yang tidak memiliki warna
bening/transparan.
3. Spektrofotometri uv-vis
Merupakan gabungan antara spektrofotometri uv(ultraviolet) dan
vis(visible) menggunakan dua buah sumber cahaya uv(ultraviolet)
dan sumber cahaya vis(visible).
4. Spektrofotometri IR(inflared)
Pada spektrofotometri ini berdasarkan kepada penyerangan panjang
gelombang inflamerah . inframerah jauh dan pertengahan dengan
panjang gelombang 2,5-100 mikrometer.

4. PROSEDURE KERJA
a. Pembuatan larutan standar (larutan kalibrasi)
1. Melarutkan 3,927 gram Cu SO 4 .5 H 2 O dalam labu takar 500 ml,
tambahkan 5 ml H 2 SO 4 pekat encerkan sampai tanda batas dengan
menambahkan air aquadest 1 ml = 2 mg Cu2+¿ ¿.
2. Memindahkan larutan diatas sejumlah masing-masing
0,5,10,15,20,25,30,35 ml ke dalam masing-masing labu dengan 5
ml NH 3 pekat dan encerkan dengan air aquadest sampai tanda
batas.
3. Menghitung konsentrasi dari tiap-tiap larutan diatas

b. Penentuan panjang gelombang maksimum ( λ maks)


a. Menghidupkan alat spektrofotometer UV/Vis.
b. Menekean F1 (Task) pilih single WL ( λ tunggal) tekan enter.
c. Memasukkan λ minimum (450 nm), tekan F6 (done)
d. Memasukkan kuvet 1 (larutan blanko) pada tempat kuvet pada alat
spektrofotometer, tekan F8 (blank)
e. Mengganti kuvet 1 dengan kuvet 2 (larutan standar misal cs = 100
ppm), tekan F7 (sampel). Catat absorbansi pada 450 nm.
f. Menekan F2 (setting), pilih 1 wavelength, tekan enter.
g. Memasukkan λ berikutnya (misalnya 460 nm, dengan interval 10
nm), tekan F6 (done)
h. Mengulangi langkah ke 4 hingga Langkah ke 7 hingga λ = 750 nm.

c. Menggambar grafik kurva maksimum


1. Menghidupkan alat, tunggu sampai proses ini inisialisasi selesai
2. Menekan F1 (Task) dan pilih spektrum
3. Memilih tipe pengukuran Absorbance
4. Menekan system/F5, tekan Configure/F2 dan pilih
spektrofotometer
5. Memasukkan nilai range pengukuran panjang gelombang, missal
350 – 750 nm
6. Menekan F6/done
7. Menekan Spektrum/F5
8. Mengisi kuvet dengan larutan blanko kemudian letakkan di tempat
kuvet dan tekan F8
9. Mengganti graphic yang berisi larutan standar dan tekan sampel/F7
10. Menekan Graphic/F6, tekan Mark/F7, pilih Peaks lalu tekan Enter
11. Mencetak hasilnya dengan menekan F6, pilih Set Up, tekan Enter
12. Menekan F7, pilih band rate 38400; bits 8 dan parity even, lalu
tekan done 2x
13. Menekan Enter

d. Pembuatan kurva kalibrasi larutan standar


1. Menekan Tasks atau tekan F1
2. Memilih Qualification, tekan Enter
3. Memasukkan larutan blank pada kuvet, tekan F8
4. Jadikan larutan blank menjadi standar nol (konsentrasi nol) dengan
menekn F7
5. Mengganti kuvet yang berisikan larutan standar (mulai dari larutan
standar dengan konsentrasi terkecil) lalu tekan F7
6. Mengulang langkah (4) dan (5) sampai larutan standar selesai
diukur
7. Membawa cursor ke STDI dan tekan enter
8. Memasukkan nilai 0 (pada concentration) dan beri nama analyte,
tekan next atau F7
9. Untuk larutan standar 2, masukkan nilai konsentrasinya
10. Mengulangi langkah (9) sampai semua larutan standar dimasukkan
nilai konsentrasinya
11. Menekan done
12. Menekan File/Print, pilih Print Calibration
13. Memilih Set Up, tekan enter
14. Memilih Seeial/F7
15. Memilih banrate 38400; bits, perify even
16. Menekan F6/done 2x
17. Menekan F6/{rint

e. Menganalisa sampel
1. Menekan F4 (sampel)
2. Memasukkan kuvet 1 (larutan blanko), tekan F8 (blank)
3. Mengganti kuvet 2 (larutan sampel 1), tekan F7 (sampel)
4. Mengulangi langkah ke 2 dan ke 3 untuk keseluruhan sampel
5. Menekan F6 (done)
6. Menekan Graphic
7. Menekan Mark/F6, pilih Peaks, tekan Enter
8. Menekan Print/F6, pilih Set Up, tekan Enter
9. Menekan Serial, pilih bandrate 38400, bits 8 parity even
10. Menekan F6/done 2x
11. Menekan F6

f. Cara mematikan alat


a. Tekan system (F5)
b. Menekan symbol m
c. Memilih restart, tekan enter
d. Memilih Yes
e. Menunggu proses inisialisasi selesai
f. Menekan tombol power ke off

5. PERHITUNGAN
 Berat Cu dalam 3,927 gram CuSO4.5H2O
BM CuSO4.5H2O = 249,68 gr/mol

Berat AtomCu
Berat Cu = x Berat CuSO4.5H2O
Bm

63,546
= x 3,927 gram
249,68
= 0,994598766 gr

 Konversi ke ppm

0,99458766 gr 994,598766
Ppm = = = 19819,7532 ppm
5 ml 0,005

 Pengenceran larutan (0,5, 10, 15, 20, 25, 30, 35) ml dengan 5 ml NH3
1. Pada 0 ml dalam labu 100 ml
M1 . V1 = M2 . V2
2000 ppm . 0 = M2 . 100 ml
M2 = 0 ppm

2. Pada 5 ml dalam labu 100 ml


M1.V1 = M2. V2
2000 ppm . 5 ml = M2. 100 ml
M2 = 100 ppm

3. Pada 10 ml dalam labu 100 ml


M1 . V1 = M2 . V2
2000 ppm . 10 ml = M2 . 100 ml
M2 = 200 ppm

4. Pada 15 ml dalam labu 100 ml


M1 . V1 = M2 . V2
2000 ppm . 15 ml = M2. 100 ml
M2 = 300 ml
5. Pada 20 ml dalam labu 100 ml
M1 . V1 = M2 . V2
2000 ppm . 20 ml = M2 . 100ml
M2 = 400 ml

6. Pada 25 ml dalam labu 100 ml


M1 . V1 = M2 . V2
2000 ppm . 25 ml = M2. 100 ml
M2 = 500 ppm

7. Pada 30 ml dalam labu 100 ml


M1 . V1 = M2 . V2
2000 ppm . 30 ml = M2. 100 ml
M2 = 600 ppm

8. Pada 35 ml dalam labu 100 ml


M1 . V1 = M2 . V2
2000 ppm . 35 ml = M2 . 100 ml

6. TUGAS
1. Apa yang dimaksud dengan spektrofotometri uv-vis ?
2. Jelaskan bagian-bagian spektrofotometer uv-vis ?
3. Tuliskan sumber radiasi untuk uv dan vis serta Panjang gelombang
nya!
4. Apa yang dimaksud dengan single beam dan double beam?
5. Apa yang dimaksud dengan absorban dan transmitan?

JAWABAN:
1. Spektrofotometri uv-vis adalah Instrument yang umum digunakan
untuk menganalisis bahan kimia Secara kualitatif dan kuantitatif
yang didasarkan pada pengukuran absorbans tadlasi gelombang
electromagnetic.

2. Bagian – bagian spektrofotometer uv – vis


a) Sumber sinar

Biasanya sebagai penghasil sinar polikrromatis yang


digunakan adalah lampu. untuk spektrofotometer sinar tampak
sumber emisinya adalah lampu sinar tampak, sedangkan untuk
spektrofotometer uv, sumber emisinya adalah lampu sinar uv.

Terdiri atas bahan yang dapat tereksistasi energi yang tinggi


melalui:

a. Proses pemanasan dengan bahan arus listrik


b. Proses pelepasan elektron pada beda tegangan yang tinggi.

Ketika Kembali ke tingkat energi yang lebih rendah, bahan akan


melepas sejumlah foton
b) Monokromator

Monokromator berfungsi untuk memecah radiasi


polikromatis dengan pita energi yang lebar dihasilkan dari sumber
radiasi menjadi monokromatis.

 Keuntungan radiasi dengan lebar pita (band width) yang


sempit adalah :
 Batas daerah  yang terabsorpsi sangat berdekatan
sehingga kecepatan hasil pengukuran absorbansi
menjadi tinggi.
 Sensitivitas meningkat karena pengukuran dapat
dilakukan tepat pada absorpsi maksimum.
 Kecebnderungan mengikuti hukum Beer lebih besar
karena yang terukur betul betul hanya yang terabsorpsi.

Monokromator mampu menghasilkan radiasi


dengan lebar pita efektif sebesar 35 – 0,1 nm. Lebar pita
efektif yaitu kisaran Panjang gelombang dimana nilai
transmitansi minimal ½ dari nilai maksimal.

 Komponen – Komponen Monokromator


a. Celah untuk masuknya radiasi polikromatis dari sumber
radiasi
b. Lensa / cermin untuk menyerap cahaya
c. Pendispersi cahaya yang berupa prisma atau grating yang
dapat memecah radiasi menjadi komponen – komponen
Panjang gelombang
d. Lensa / cermin pemfokus cahaya
e. Celah keluar
 Jenis – jenis monokromator
- Monokromator Filter ( serapan dan interfensi
Monokromator filter ini berdasarkan pada prinsip
penyerapan sinar yang tidak diperlukan (filter serapan) /
interfensi internal (filter interfensi baji dan filter flory dan
perot), jadi monokromatorhanya meneruskan sinar yang
kita inginkan saja dan sinar yang tidak kita inginkan akan
terfilter.
- Monokromator filter intervensi – intervensi baji

Monokromator yang dibentuk dari bahan dielektrik


transparan seperti misalnya CaF2 atau MgF2 diapit dua
kaca semi cermin. Ketebalan dielektriknya menentukan
lamda yang diteruskan.
- Monokromator Prisma
Dimana sinar yang mengenai prisma akan direfraksikan
menjadi beberapa sinar. Sama halnya dengan
monokromator prisma yang ada pada monokromator prisma
akan mengalami refraksi menjadi beberapa panjang
gelombang.
- Monokromator Grating / kristal
Prinsipnya adalah seperti benda tajam matau pisau
atau ujung jarum yang jika diketahui sinar maka akan
menyebabkan sinar seolah – olah benda tersebut sumber –
sumber sinar yang berukuran kecil.
- Monokrom interferometer / Michelson

Interferometer menghasilkan sinar monokromatis


berdasarkan sifat dari interfensi gelombang, terutama
digunakan untuk sinar inframerah.

a) Sel / kuvet
Kuvet merupakan wadah larutan blanko, standar,
atau sampel yang ditempatkan diposisi jalur sinar
pengukuran di dalam sebuah spektrofotometer. kuvet harus
bersifat transparan Sempurna untuk sinar pengukur yang
digunakan. untuk penguburan menggunakan
Spektrofotometer visible, kuvet bisa dibuat dari bahan kaca
biasa, namun untuk sinar ultraviolet bahan kuvet harus
terbuat dari borosilikat atau bahan lain yang tidak menyerap
sinar uv. karena jika menggunakan bahan Kaca biasa, maka
kuvet tersebut akan ikut menyerap sinar.

b) Detector

Fungsinya adalah mengabsorpsi Foton yang


menumbuknya dan mengubahnya menjadi kuantitas yang
dapat diukur seperti arus listrik atau perubahan suhu.
Sebagian besar detector modern mengubah energi Foton
menjadi Sinyal listrik yang segera mengaktifkan meteran
/recorder.
Syarat detector:
- Sensitivitas tinggi sehingga daya radiasi yang kecil
dapat terdeteksi
- Waktu response yang singkat
- Sinyal elektronik yang dihasilkan mudah diperkuat
sehingga dapat dipakai untuk mengoperasikan alat
pembaca hasil pengukuran
c) Sinyal prosesor
Setelah detector mendekati adanya sinar tersebut,
sinar ini tidak langsung diolah namun harus melewati
terlebih dahulu sinyal prosesor pada sinyal prosesor
diantaranya akan terjadi penguatan sinyal.

d) Recorder
Berfungsi untuk membaca sinyal yang dihasilkan
pada detector agar dikonversikan ke dalam besaran
absorbans atau % transmitan.

3. Sumber radiasi untuk uv dan vis


 Sumber radiasi uv :
- Lampu hidrogen
- Lampu deuterium

Radiasi yang dihasilkan mempunyai Panjang gelombang


280 – 350 nm.

- Lampu gelombang uv : 200 nm – 400 nm


 Sumber radiasi visible
- Lampu pijar tungsten
Panjang gelombang daerah sinar tampak dan near
infrared (Panjang gelombang 350 – 2500 nm)

Tungsten Deuterium

4. Yang dimaksud dengan single beam dan double beam


1) Spektrofotometer single beam (berkas tunggal)

Pada Spektrofotometer jenis ini menggunakan satu


berkas sinar yang digunakan secara bergantian untuk
mengukur larutan standar (termasuk larutan blanko) dan
larutan sampel. Jadi sinar tidak secara langsung menuju
larutan standar dan larutan sampel secara bersamaan,
naman satu-satu secara bergantian, larutan standar terlebih
dahulu kemudian baru larutan sampel.
2) Spektrofotometer double beam (berkas ganda)
Spektrofotometer jenis ini menggunakan dua berkas
sinar yang nanti masing-masing akan mengukur larutan
sampel dan juga larutan standar.

Dapat dilihat sumber sinar setelah melalui monokromator akan


dipecah Beam spiltter sehingga nanti sinar yang terpecah ini
yang satu akan masuk ke sampel dan yang satunya akan ke
blanko atau bisa diilustrasikan ada dua jalur sinar

5. Absorben dan Transmitan


 Absorban adalah rasIo logaritmik dari radisi yang
dipanaskan ke suatu bahan terhadap radiasi yang
ditransmisikan menembus bahan.
 Transmitan adalah perbandingan Intensitas cahaya yang
ditransmisitan Ketika melewati sampel dengan Intensitas
Cahaya mula-mula sebelum melewah sampel.
GAMBAR ALAT

Spektrofotometer UV-VIS Kuvet

Labu Takar Gelas Kimia


SPEKTROFOTOMETRI UV/VIS 2

1. TUJUAN PERCOBAAN
Setelah melakukan percobaan ini diharapkan mahasiswa dapat :
1. Menggunakan alat spektrofotometersinar tampak (VIS) dan
Ultraviolet
2. Menganalisis cuplikan secara spektrofotometri

2. ALAT DAN BAHAN YANG DIGUNAKAN


Alat yang digunakan
1. Spektrofotometri Agilent
2. Kuvet / set
3. Labu takar 250 ml
4. Labu takar 100 ml
5. Labu takar 50 ml
6. Gelas kimia 100 ml
7. Pipet ukur 10 ml
8. Batang pengaduk & spatula
9. Corong gelas
10. Pipet tetes
11. Bola hisap
12. Botol semprot

Bahan yang digunakan

1. Kristal Cu SO 4 .5 H 2 O
2. Larutan H 2 SO4
3. Larutan Amonia Pekat
4. Sampel
3. TEORI SINGKAT
Cahaya dapat dilihat o;eh manusia disebut cahaya terlihat/tampak.
Biasanya cahaya yang terikat merupakan campuran dari cahaya yang
mempunyai berbagai Panjang gelombang mulai dari 400 nm hingga 700
nm, seperti di langit.
Hubungan antara warna pada sinar tampak dengan panjang
gelombang terlihat seperti table dibawah ini. Dalam table berikut ini
tercantum warna komplementernya merupakan pasangan dari setiap dua
warna spektrum yang menghasilkan warna putih jika dicampurkan.

Tabel 1. Warna dan warna komplementernya


Panjang gelombang (nm) Warna Warna komplementer
400 – 435 Ungu Hijau kekuningan
435 – 480 Biru Kuning
480 – 490 Biru kehijauan Jingga
490 – 500 Hijau kebiruan Merah
500 – 560 Hijau Ungu kemerahan
560 – 580 Hijau kekuningan Ungu
595 – 610 Jingga Biru kehijauan
610 – 680 Merah Hijau kebiruan
680 – 700 Ungu kemerahan Hijau

Bila seberkas sinar radiasi dengan intensitas I0 dilewatkan melalui


medium yang panjang b dan mengandung molekul pada tingkat energi
elektronik dasar dengan konsentrasi C, maka radiasi akan diserap Sebagian
dan intensitas radiasi akan berkurang menjadi I, sehingga persamaan :
I = I0 . Exp (-kbc) (1)
Atau
Log I0/I = a.b.c atau A = a.b.c (2)
Dengan, a = koefisien terapan (serapan molar)
A = log I0/I = absorben
K = ketetapan perbandingan
I0/I = Transmitansi (T)
Persamaan dua dikenal sebagai hukum lambert-Beer, yang digunakan sebagai
dasar Analisa kuantitatif dalam sepektrofotometri sinar tampak.
Dari persamaan tersebut diatas menunjukkan bahwa absorbansi berbanding
lurus dengan konsentrasi larutan. Besarnya konsentrasi ini sebanding dengan
konsentrasi larutan sehingga dengan meletakkan besarnya absorbansi sebagai titik
ordinat dengan konsentrasi larutan standar sebagai absis akan diperoleh kurva
garis lurus. Kurva ini disebut sebagai kurva kalibrasi (kurva standar). Dengan
memasukkan absorbansi larutan cuplikan pada kurva kalibrasi tersebut, maka
dapat ditentukan konsentrasi larutan didalam cuplikan.
Pada analisis kuantitatif, ada tiga metode yang sesuai dan secara umum
sering digunakan pada penentuan unsur didalam suatu bahan, seperti diuraikan
dibawa ini.
1. Metode relatif, yaitu dengan mengukur absorbansi atau transmitan dari
larutan blanko, larutan standar dan larutan cuplikan
Ab−Ao Cb As−Ao
= atau Cs = Cb
As−Ao Cs Ab−Ao
Dengan
Ab = absorbansi larutan blanko
A0 = adsorbansi larutan blanko
A s = adsorbansi larutan cuplikan
C b = konsentrasi larutan baku
C b = konsentrasi larutan cuplikan
2. Metode kurva kalibrasi, yaitu dengan membuat kurva antara konsentrasi
larutan standar terhadap absorbansi, dengan kurva tersebut berupa garis
lurus, kemudian dengan cara mengintepolasikan dari larutan cuplikan
kedalam kurva standar tersebut di atas, akan diperoleh konsentrasi larutan
cuplikan.
Abs (absorbansi cuplikan)

Cs (konsentrasi Cuplikan)

3. Metode penambahan standar


Untuk kondisi tertentu, metode kalibrasi kurang baik, karena adanya
matrik yang mengganggu pengukuran absorbsi atau transmitannya. Pada
metode kurva penambahan standar ini dibuat sedretan larutan cuplikan
dengan konsentrasi yang sama. Masing-masing larutan ditambah dengan
larutan standar dari unsur yang dilakukan analisis dengan konsentrasi
mulai dari 0 sampai konsentrasi tertentu. Absorbansi masing-masing
larutan diukur dan dibuat kurva absorbansi terhadap konsentrasi unsur
standar yang ditambahkan.
Dari ekstrapolasi kurva ke sumbu konsentrasi akan diperoleh intersep pada
sumbu dari konsentrasi unsur didalam cuplikan yang diukur. Selain dengan cara
ekstrapolasi, konsentrasi unsur didalam cuplikan dapat dihitung dengan persamaan
:

Ao
Cs = X
Aadd− Ao

Dengan,

Cs = konsentrasi unsur dalam cuplikan

Ao = absorbansi larutan cuplikan tanpa penambahan larutan standar

Aadd = absorbansi larutan cuplikan dengan penambahan larutan standar

X = konsentrasi unsur standar yang ditambahkan


Spektrofotometri UV/Vis adalah instrument yang umum digunakan
unruk menganalisis bahan kimia secara kualitatif dan kuantitatif yang didasarkan
pada pengukuran adsorbansi dan gelombang elektromagnetik.

 Bagian Bagian Spektrofotometer UV-Vis


7. Sumber Sinar
Biasanya sebagai penghasil sinar polifromatis yang digunakan
adalah lampu. untuk Spektrofotometer Sinar tampak sumber emisinya
adalah lampu sinar tampak, sedangkan untuk spektrofotometer uv,
sumber emisinya adalah lampu sinar uy.
 Sumber radiasi UV :
- Lampu Hidrogen
- Lampu Deuterium
Radiasi yang dihasilkan mempunyai panjang gelombang 180 -350
mm. Panjang gelombang UV : 200 nm - 400 nm

 Sumber radiasi visible


- Lampu pijar Tungsen
Panjang gelombang daerah sinar tampak dan near Infrared (panjang
gelombang 350 - 2500 nm

8. Monokromator
Monokromator berfungsi untuk memecah radiasi polikromatis
dengan pita energi yang lebar yang dihasilkan sumber radiasi menjadi
radian dengan pita energi yang lebih sempit atau menjadi radiasi
monokromatis

9. Sel/Kurvet
Kuret merupakan wadah larutan blanko, standar, atau sampel yang
ditempatkan diposisi jalur sinar pengukuran di dalam sebuah
spektrofotometer. Kuvet harus bersifat transparan sempurna untuk anar
pengukur yang digunakan. untuk pengukuran menggunakan
spektrofotometer visible, kuvet bisa dibuat dari bahan kaca brasa,
namun untuk sinar ultraviolet bahan kuvet harus terbuat dari borosilikat
atau bahan lain yang tidak menyerap sinar uv. Karena jika
menggunakan bahan kaca biasa, maka kuvet tersebut akan ikut
menyerap sinar.
10. Detektor
Detektor akan menangkap sinar yang diteruskan oleh larutan. Sinar
kemudian diubah menjadi sinyal listrik oleh amplifier dan dalam
rekorder ditampilkan dalam bentuk angka-angka pada reader
(komputer).
11. Sinyal prosesor
Setelan detektor mendeteksi adanya sinar tersebut, sinar ini tidak
langsung diolah namun harus melewati terlebih dahulu sinyal prosesor.
Pada sinyal prosesor diantaranya akan terjadi penguatan sinyal.
12. Recorder
Berfungsi untuk membaca sinyal listrik yang dihasilkan pada
detector agar dikonverkan ke dalam besaran absorbans atau %
transmitan.

 Spektrofotometer Single Beam (Berkas Tunggal)


Pada Spektrofotometer jenis ini menggunakan satu berkas sinar
yang digunakan secara bergantian untuk mengukur larutan standar
(termasuk larutan blanko) dan larutan sampel. Jadi sinar tidak secara
langsung menuju larutan standar dan larutan sampel secara bersamaan,
namun secara bergantian, larutan standar terlebih dahulu, kemudian
baru larutan sampel.
 Spektrofotometer Double Beam (Berkas Ganda)
Spektrofotometer jenis ini menggunakan dua berkas sinar yang
nanti masing-masing akan mengukur larutan sampel dan juga larutan
standar. Dapat dilihat sumber sinar setelah melalui monokromator akan
dipecah Beam Spiltter sehingga nanti Sinar yang terpecah ini yang satu
akan masuk ke sampel dan yang satunya akan ke Blanko atau bisa
dillustrasikan ada dua jalur sinar
 Absorban
Absorban adalah rasio logaritmik dari radiasi yang dipaparkan ke suatu
bahan terhadap radian yang ditransmisikan menembus bahan.

 Absorbansi
Absorbansi adalah daya sinar yang diserap oleh larutan,baaik itu larutan
baku maupun blanko.

 Transmitan
Transmitan adalah perbandingan intensitas cahaya yang ditransmisikan
ketika melewati sampel dengan intensitas cahaya mula-mula sebelum
melewati sampel.

 Prisip kerja spektrofotometri uv-vis

Prinsip kerja spektrofotometri UV-Vis adalah interaksi yang terjadi antara


energy yang berupa sinar monokromatis dari sumber sinar dengan materi berupa
molekul. Besar energy yang diserap tertentu dan menyebarkan electron tereksitasi
dari ground state ke keadaan terekstasi yang memiliki energy lebih tinggi. Serapan
tidak terjadi seketika pada daerah UV-Vis untuk semua struktur elektronik tetapi
hanya pada system system terkonjugasi.
Prinsip kerja spektrofotometri berdasarkan hukum Lambert Beer, bila
cahaya monokromatis melalui suatu media, maka sebagian cahaya diserap,
sebagian dipantulkan dan sebagian dipancarkan.

Berdasarkan teori tersebut, prinsip keja dari spekrtofotometri adalah suatu


cahaya monokromatis akan melalui suatu media yang memiliki suatu konsentrasi
tertentu, maka akan membentuk spectrum cahaya, namun ketika melewati
monokromator, cahaya yang keluar hanya akan terdapat satu cahaya yaitu sesuai
dengan settingan awal, misalnya warna hijau. Setelah keluar dan monokromator,
cahaya akan menembus sampel yang kemudian akan terbaca hasil pada read out
(monitor).

Sinar dari sumber cahaya akan dibagi menjadi dua berkas oleh cermin
yang berputar pada bagian dalam spektrofotometer. Berkas pertama akan
melewati kuvet berisi blanko, sementara berkas kedua akan melewati kuvet berisi
sampel. Blanko dan sampel akan diperiksa secara bersamaan. Adanya blanko,
berguna untuk menstabilkan absorbsi akibat perubahan voltase dari sumber cahaya

4. PROSEDUR PERCOBAAN
g. Pembuatan larutan standar (larutan kalibrasi)
4. Melarutkan 3,927 gram Cu SO 4 .5 H 2 O dalam labu takar 500 ml,
tambahkan 5 ml H 2 SO 4 pekat encerkan sampai tanda batas dengan
menambahkan air aquadest 1 ml = 2 mg Cu2+¿ ¿.
5. Memindahkan larutan diatas sejumlah masing-masing
0,5,10,15,20,25,30,35 ml ke dalam masing-masing labu dengan 5
ml NH 3 pekat dan encerkan dengan air aquadest sampai tanda
batas.
6. Menghitung konsentrasi dari tiap-tiap larutan diatas

h. Penentuan panjang gelombang maksimum ( λ maks)


i. Menghidupkan alat spektrofotometer UV/Vis.
j. Menekean F1 (Task) pilih single WL ( λ tunggal) tekan enter.
k. Memasukkan λ minimum (450 nm), tekan F6 (done)
l. Memasukkan kuvet 1 (larutan blanko) pada tempat kuvet pada alat
spektrofotometer, tekan F8 (blank)
m. Mengganti kuvet 1 dengan kuvet 2 (larutan standar misal cs = 100
ppm), tekan F7 (sampel). Catat absorbansi pada 450 nm.
n. Menekan F2 (setting), pilih 1 wavelength, tekan enter.
o. Memasukkan λ berikutnya (misalnya 460 nm, dengan interval 10
nm), tekan F6 (done)
p. Mengulangi langkah ke 4 hingga Langkah ke 7 hingga λ = 750 nm.

i. Menggambar grafik kurva maksimum


14. Menghidupkan alat, tunggu sampai proses ini inisialisasi selesai
15. Menekan F1 (Task) dan pilih spektrum
16. Memilih tipe pengukuran Absorbance
17. Menekan system/F5, tekan Configure/F2 dan pilih
spektrofotometer
18. Memasukkan nilai range pengukuran panjang gelombang, missal
350 – 750 nm
19. Menekan F6/done
20. Menekan Spektrum/F5
21. Mengisi kuvet dengan larutan blanko kemudian letakkan di tempat
kuvet dan tekan F8
22. Mengganti graphic yang berisi larutan standar dan tekan sampel/F7
23. Menekan Graphic/F6, tekan Mark/F7, pilih Peaks lalu tekan Enter
24. Mencetak hasilnya dengan menekan F6, pilih Set Up, tekan Enter
25. Menekan F7, pilih band rate 38400; bits 8 dan parity even, lalu
tekan done 2x
26. Menekan Enter

j. Pembuatan kurva kalibrasi larutan standar


18. Menekan Tasks atau tekan F1
19. Memilih Qualification, tekan Enter
20. Memasukkan larutan blank pada kuvet, tekan F8
21. Jadikan larutan blank menjadi standar nol (konsentrasi nol) dengan
menekn F7
22. Mengganti kuvet yang berisikan larutan standar (mulai dari larutan
standar dengan konsentrasi terkecil) lalu tekan F7
23. Mengulang langkah (4) dan (5) sampai larutan standar selesai
diukur
24. Membawa cursor ke STDI dan tekan enter
25. Memasukkan nilai 0 (pada concentration) dan beri nama analyte,
tekan next atau F7
26. Untuk larutan standar 2, masukkan nilai konsentrasinya
27. Mengulangi langkah (9) sampai semua larutan standar dimasukkan
nilai konsentrasinya
28. Menekan done
29. Menekan File/Print, pilih Print Calibration
30. Memilih Set Up, tekan enter
31. Memilih Seeial/F7
32. Memilih banrate 38400; bits, perify even
33. Menekan F6/done 2x
34. Menekan F6/{rint

k. Menganalisa sampel
12. Menekan F4 (sampel)
13. Memasukkan kuvet 1 (larutan blanko), tekan F8 (blank)
14. Mengganti kuvet 2 (larutan sampel 1), tekan F7 (sampel)
15. Mengulangi langkah ke 2 dan ke 3 untuk keseluruhan sampel
16. Menekan F6 (done)
17. Menekan Graphic
18. Menekan Mark/F6, pilih Peaks, tekan Enter
19. Menekan Print/F6, pilih Set Up, tekan Enter
20. Menekan Serial, pilih bandrate 38400, bits 8 parity even
21. Menekan F6/done 2x
22. Menekan F6
l. Cara mematikan alat
g. Tekan system (F5)
h. Menekan symbol m
i. Memilih restart, tekan enter
j. Memilih Yes
k. Menunggu proses inisialisasi selesai
l. Menekan tombol power ke off

5. DATA PENGAMATAN
a. Pembuatan kurva kalibrasi

No Konsentrasi larutan standar Absorbansi


(ppm)
1 40 0,029719
2 80 0,064585
3 120 0,097701
4 160 0,12937
5 200 0,16500
6 240 0,20210

b. Mencari panjang gelombang maksimum

No Nama sampel Absorbansi


1 Sumur Ira 0,0014634
2 Sumur Rahmi 0,0014987
3 Sumur Kb 0,019650
4 Limbah Kb 0,035570
5 Limbah Kd 0,041023
c. Penentuan sampel

No Nama Sampel Pembacaan di alat Perhitungan konsentrasi


2+¿ ¿
konsentrasi Cu 2+¿ ¿ Cu (ppm)
(ppm)
1 Sumur Ira 1.7707 7.2678
2 Sumur Rahmi 1.81340 7.3092
3 Sumur Kb 23.77600 28.5886
4 Limbah Kb 43.03900 47.2521
5 Limbah Kd 49.63800 53.6449

6. PERHITUNGAN
a. Regresi linear (least square)

Kurva Konsentrasi Cu Terhadap Absorbansi

0.25

0.2
f(x) = 0.000853442142857143 x − 0.00473606666666668
R² = 0.999406157336229
Cu 2+ (ppm)

0.15

0.1

0.05

0
0 50 100 150 200 250 300

Absorbansi

No x y x.y x2
1 40 0,09719 1,18876 1600
2 80 0,064585 5,1668 6400
3 120 0,097701 11,72412 14.400
4 160 0,12937 20,6992 25.600
5 200 0,165 33 40.000
6 240 0,2021 48,504 57.600
n=6 Ʃx = 840 Ʃy = 0,688475 Ʃxy = 120,28288 Ʃ x 2 = 145.600

n . Ʃ xy−Ʃx . Ʃy
 Slope (m) = n . Ʃ x 2−( Ʃ x 2)

( 6 x 120,28288 )−(840 x 0,688475)


=
( 6 x 145.600 )−( 840)2
( 721,69749 )−(579,319)
=
( 873.600 )−(705.600)
143,37828
=
168000
= 0,0008534421429
2
Ʃ x . Ʃy−Ʃxy . Ʃx
 Intersept (c) = 2 2
n. Ʃ x −(Ʃ x )
( 145.600 x 0,688475 )−(120,28288 x 840)
=
( 6 x 145.600 )−( 840)2
( 100241,96 )−(101037,636)
=
( 873.600 )−(705.600)
−795.676
=
168000
= - 0,004736166667
Persamaan :

y=mx+c

y = 0,000853x – 0,0047361

b. Perhitungan konsentrasi Cu2+¿ ¿


 Sumur Ira
y = 0,000853x – 0,0047361
0,0014634 = 0,000853x – 0,0047361
X = 7.2678 ppm
 Sumur Rahmi
 y = 0,000853x – 0,0047361
 0,0014987 = 0,000853x – 0,0047361
 X = 7.3092 ppm
 Sumur Kb
 y = 0,000853x – 0,0047361
 0,019650 = 0,000853x – 0,0047361
 X = 28.5886 ppm
 Limbah Kb
 y = 0,000853x – 0,0047361
 0,035570 = 0,000853x – 0,0047361
 X = 47.2521 ppm
 Limbah Kd
 y = 0,000853x – 0,0047361
 0,041023 = 0,000853x – 0,0047361
 X = 53.6449 ppm

c. Perhitungan % eror konsentrasi Cu2+¿ ¿


 Sumur Ira
7.2678−1.7707
% Eror = x 100% = 75.63 %
7.2678

 Sumur Rahmi
7.3092−1.81340
% Eror = x 100% = 75.19 %
7.3092

 Sumur Kb
28.5885−23.77600
% Eror = x 100% = 16.83 %
28.5886

 Limbah Kb
47.2521−43.03900
% Eror = x 100% = 8.91 %
47.2521

 Limbah Kd
53.6449−49.63800
 % Eror = x 100% = 7.46 %
53.6449

7. ANALISA PENGAMATAN
Pada percobaan ini dilakukan praktikum analisis konsentrasi
2+¿ ¿
Cu dalam sampel menggunakan Instrument Spektrofotometri UV-
Vis single beam dengan menggunakan metode kurva standar. Dimana
pada spektrofotometer ini hanya satu berkas sinar cahaya yang
dilewatkan melalui kuvet sehingga pengukuran absorbansi larutan
sampel dan blanko dilakukan bergantian hanya karena terdapat satu
tempat untuk meletakkan kuvet. Larutan standar Cu SO 4 .5 H 2 O yang
digunakan dalam pembuatan metode kurva sebesar 2 ml, 4 ml, 8 ml, 6
ml, 10 ml, dan 12 ml, yang dimasukkan ke dalam labu ukur. Kemudian
dari masing-masing labu ukur tersebut ditambahkan larutan 5 ml NH 3
pekat dan mengencerkan dengan aquadest sampai tanda batas.
Terakhir menganalisa menggunakan spektrofotometer UV-Vis
untuk yang volume 2 ml diperlukan konsentrasi induk sebanyak 40
ppm, 4 ml 80 ppm, 6 ml, 120 ppm, 8 ml, 160 ppm, 10 ml 200 ppm, dan
12 ml 240 ppm. Pembuatan laruta standar bertujuan untuk membuat
kurva standar atau kurva kalibrasi, sehingga dari kurva kalibrasi ini
diperoleh panjang gelombang maksimum dari larutan standar tersebut
serta nilai absorbansinya. Hasil yang didapat dapat dibandingkan
sehingga menghasilkan % eror pada masing-masing sampel.

8. KESIMPULAN
Berdasarkan praktikum yang telah dilakukan, dapat disimpulkan bahwa :
1. Pengoperasian dari alat spektrofotometer UV-Vis adalah, apabila
cahaya monokromatik melalui suatu media (larutan), maka Sebagian
cahaya tersebut akan menyerap atom, Sebagian dipantulkan dan
Sebagian lagi akan dipancarkan dan kemudian kalibrasi tiap-tiap
komponen dengan memakai larutan standar.
2. Didapat persamaan regresi linear
y = 0,0008534421429x – 0,0047361
3. % eror yang didapat pada masing-masing sampel
 Sumur Ira = 75.63 %
 Sumur Rahmi = 75.19 %
 Sumur Kb = 16.83 %
 Limbah Kb = 8.91 %
 Limbah Kd = 7.46 %

9. DAFTAR PUSTAKA
Jobsheet penuntun praktikum “Kimia Analitik Instrument”. 2022
Politeknik Negeri Sriwijaya
GAMBAR ALAT

Spektrofotometer UV/Vis Kuvet

Labu Ukur Gelas Kimia


LAMPIRAN
ANALISA AIR

I. TUJUAN PERCOBAAN

Mahasiswa diharapkan mampu dan mengerti menggunakan alat Waterproof


Cyberscan PCD 650 dengan baik dan benar untuk mengukur parameter fisik
airseperti PH, conductivity, TDS, resistivity, dan kadar oksigen.

II. ALAT DAN BAHAN YANG DIGUNAKAN

Bahan yang digunakan :

1. Air kemasan : 5 jenis (dari merek yang berbeda)

Alat yang digunakan :

1. Gelas kimia 500 ml


2. Waterproof cyberscan PCD 650

III. Dasar Teori

Analisa air termasuk ke dalam kimia analisa kuantitatif karena menentukan


kadar suatu zat dalam campuran zat-zat lain.Air yang dijumpai dalam kehidupan
sehari-haritidak pernah ditemukan dalam keadaan murni. Biasanya air tersebut
mengandung zat-zat kimia dalam kadar tertentu, baik zat-zat kimia anorganik
maupun zat-zat kimia organik.

Apabila kandungan zat-zat kimia tersebut terlalu banyak jumlahnya didalam


air, air tersebut dapat menjadi sumber bencana yang dapat merugikan
kelangsungan hidup semua makhluk sekitarnya. Kini dengan adanya pencemaran-
pencemaran air oleh pabrik maupun rumah tangga, kandungan zat-zat kimia di
dalam air semakin meningkat dan pada akhirnya kualitas air tersebut menurun.

Oleh karena itu, diperlukan analisa air untuk menentukan dan menghitung zat-
za tkimia yang terkandung di dalam air sehingga dapat diketahui air tersebut
membahayakan kesehatan, layak tidaknya dikonsumsi maupun sudah tercemar
atau belum.
Dalam menganalisa air dalam menentukan kualitas air ada beberapa parameter
yaitu:

1. Salinitas

Dapat didefinisikan sebagai total konsentrasi ion-ion terlarut dalam air. Dalam
budidaya perairan, salinitas dinyatakan dalam permil (°/oo) atau ppt (part
perthousand) atau gram/liter. Tujuh ion utama yaitu : sodium, potasium,
kalium,magnesium, klorida, sulfat dan bikarbonat mempunyai kontribusi besar
terhadap besarnya salinitas, sedangkan yang lain dianggap kecil (Boyd,
1990).Sedangkan menurut Davis et al.(2004), ion calsium (Ca), potasium (K), dan
magnesium (Mg) merupakan ion yang paling penting dalam menopang tingkat
kelulus hidupan udang. Salinitas suatu perairan dapat ditentukan dengan
menghitung jumlah kadar klor yangada dalam suatu sampel (klorinitas). Sebagian
besar petambak membudidayakan udang dalam air payau (15-30 ppt). Meskipun
demikian, udang laut mampu hidup pada salinitas dibawah 2 ppt dan di atas 40 ppt

2. pH

pH merupakan suatu ukuran keasaman dan kadar alkali dari sebuah contoh
cairan.Kadar pH dinilai dengan ukuran antara 0-14. Sebagian besar persediaan air
memiliki pH antara 7-8,2. Namun beberapa air memiliki pH dibawah 6,5 atau
diatas 9,5.(Iclean, 2007). pH merupakan variabel kualitas air yang dinamis dan
berfluktuasi sepanjang hari. Pada perairan umum yang tidak dipengaruhi aktivitas
biologis yangtinggi, nilai pH jarang mencapai diatas 8,5, tetapi pada tambak ikan
atau udang, pH air dapat mencapai 9 atau lebih (Boyd, 2002). Ketika fotosintesis
terjadi pada sianghari, CO2 banyak terpakai dalam proses tersebut. Turunnya
konsentrasi CO2 akan menurunkan konsentrasi H+ sehingga menaikkan pH air.
Sebaliknya pada malamhari semua organisme melakukan respirasi yang
menghasilkan CO2 sehingga pH menjadi turun. Fluktuasi pH yang tinggi dapat
terjadi jika densitas plankton tinggi.Tambak dengan total alkalinitas yang tinggi
mempunyai fluktuasi pH yang lebih rendah dibandingkan dengan tambak yang
beralkalinitas rendah. Hal ini disebabkan kemampuan total alkalinitas sebagai
buffer atau penyangga (Boyd, 2002).Perubahan pH berkaitan dengan kandungan
oksigen dan CO dalam air. Pada siang hari jika Onaik akibat fotosintesisa
fitiplankton, maka pH juga naik. Kestabilan pH perlu dipertahankan karena pH
dapat mempengaruhi pertumbuhan organisme air.(Subarijanti, 2005).pH juga
mempunyai peranan penting baik dalam kehidupan organisme air maupun dalam
pengaturan ketersediaan unsur hara dalam perairan itu sendiri (tabel 1). pH (power
hydrogen) merupakan ukuran aktifitas ion hydrogen dan didefenisikan sebagai
minus (negatif) logaritma konsentrasi ion H. pH yang terlalu rendah ataupun yang
terlalu tinggi dapat mematikan ikan. pH yang ideal dalam budidaya perikanan
adalah 6,5-9. Oleh karena itu pada tambak yang sumber air tawarnya dari sungai
yang ber pH rendah perlu dicampur dengan perbandingan yang cepat dengan air
laut yang biasanya ber pH lebih tinggi, sehingga pH campurannya sesuai dengan
yang diinginkan.

3. Alkalinitas

Merupakan kapasitas air untuk menetralkan tambahan asam tanpa menurunkan


pH larutan. Alkalinitas merupakan buffer terhadap pengaruh pengasaman. Dalam
budidaya perairan, alkalinitas dinyatakan dalam mg/l CaCO3. Penyusun utama
alkalinitas adalah anion bikarbonat (HC03 -), karbonat (CO3 2- ), hidroksida
(OH-)dan juga ion-ion yang jumlahnya kecil seperti borat (BO3 -), fosfat (P04 3-),
silikat(SiO4 4-) dan sebagainya (boyd, 1990). Alkalinitas secara umum
menunjukkan konsentrasi basa atau bahan yang mampu menetralisir kemasamaan
dalam air. Secara khusus, alkalinitas sering disebut sebagai besaran yang
menunjukkan kapasitas pem- bufffer-an dari ion bikarbonat, dan sampai tahap
tertentu ion karbonat dan hidroksidadalam air.

4. KARBON DIOKSIDA (CO2 )

Karbon dioksida dalam air pada umumnya merupakan hasil respirasi dari
organisme fauna (ikan, zooplankton dan sebagainya) serta flora pada malam hari
(phytoplanktondan tumbuhan air lainnya). Kadar CO2 lebih tinggi dari 10 ppm
diketahui menunjukkan bersifat racun bagi ikan, beberapa bukti menunjukkan
bahwa karbondioksida berfungsi sebagai anestesi bagi ikan. Kadar karbon
dioksida yang tinggi, juga menunjukkan lingkungan. air yang bersifat asam
walaupun karbon dioksida juga diperlukan untuk proses pem-buffer-an. Apabila
pH dalam suatu perairan atau wadah dapat dikendalikan, terutama oleh sistem
pem-buffer-an karbonat, maka hubungan pH, KH dan terlarut menunjukkan
hubungan yang tetap. Dengan demikian, salah satu dari parameter tersebut dapat
diatur dengan mengatur parameter yang lain. Sebagai contoh nilai pH dapat diatur
dengan mengatur KH atau kadar CO2. Suatu sistem CO2 injektor misalnya, dapat
digunakan untuk mengatur pH dengan cara mengatur injeksi CO2 sedemikian
rupa apabila nilai pH nya mencapa inilai tertentu. Dalam hal ini KH dibuat tetap.
CO2 digunakan oleh tanaman atau terdifusi ke atmosfer, akibatnya pH naik.
Dengan sistem otomatis seperti disebutkan sebelumnya maka sistem injeksi CO2
akan berjalan sedemikian rupa di sekitar nilai pH tertentu, untuk menjaga kadar
CO2 yang memadai. Secara umum dapat dikatakan bahwa CO2 terlarut dalam air
dengan kepadatan sedang akan berada pada selang 1-3 ppm. Untuk akuarium
tanaman pH = 6,9, KH = 4 dan CO2= 15 ppm merupakan nilai yang
ideal.Sedangkan peningkatan kandungan CO2 bebas dalam airkolam/tambak
budidaya perikanan akan dapat menurunkan nilai pH air. Artinya semakin tinggi
CO2 maka akan semakin tinggi keasamannya dan pH semakin rendah
menyebabkan alkalinitasnya semakin rendah. Jadi CO2 sangat erat kaitannya
dengan pH maupun alkalinitas air.

5. KESADAHAN (HARDNESS)

Kesadahan air merupakan kandungan mineral-mineral tertentu di dalam


air,umumnya ion kalsium(Ca) dan magnesium(Mg) dalam bentuk garam
karbonat. Airsadah atau air keras adalah air yang memiliki kadar mineral yang
tinggi, sedangkan air lunak merupakan air dengan kadar mineral yang rendah.
Selain ion kalsium dan magnesium, penyebab kesadahan juga bisa merupakan ion
logam lain maupun garam-garam bikarbonatdansulfat. Metode paling sederhana
untuk menentukan kesadahan air dengan sabun. Dalam air lunak, sabun akan
menghasilkan busa yang banyak, sedangkan pada air sadah, sabun tidak
menghasilkan busa atau menghasilkan sedikit busa. Cara yang lebih kompleks
adalah melalui titrasi. Kesadahan air totaldinyatakan dalam satuan ppm berat per
volume(w/v) dari CaCO

6. OKSIGEN TERLARUT (dissolved oxygen)


Oksigen terlarut merupakan parameter yang sangat penting dalam kehidupan
setiap organisme yang hidup. Setiap organisme hidup pasti membutuhkan oksigen
untuk respirasi selanjutnya yang berguna dalam proses metabolisme untuk
merombak bahan organik yang dimakan menjadi sari makanan yang dimanfaatkan
sebagai energi untuk tumbuh berkembang dan bergerak serta COdan H2O sebagai
hasil akhirnya/buangannya. Oksigen terlarut (Dissolved Oxygen=DO) dibutuhkan
olehsemua jasad hidup untuk pernapasan, proses metabolisme atau pertukaran zat
yang kemudian menghasilkan energi untuk pertumbuhan dan pembiakan.
Disamping itu,oksigen juga dibutuhkan untuk oksidasi bahan-bahan organik dan
anorganik dalam proses aerobik. Sumber utama oksigen dalam suatu perairan
berasal sari suatu proses difusi dari udara bebas dan hasil fotosintesis organisme
yang hidup dalam perairan tersebut ,Kecepatan difusi oksigen dari udara,
tergantung sari beberapa faktor, seperti kekeruhan air, suhu, salinitas, pergerakan
massa air dan udara seperti arus,gelombang dan pasang surut. Kadar oksigen
dalam air laut akan bertambah dengan semakin rendahnya suhu dan berkurang
dengan semakin tingginya salinitas. Pada lapisan permukaan, kadar oksigen akan
lebih tinggi, karena adanya proses difusiantara air dengan udara bebas serta
adanya proses fotosintesis. Dengan bertambahnya kedalaman akan terjadi
penurunan kadar oksigen terlarut,karena proses fotosintesis semakin berkurang
dan kadar oksigen yang ada banyak digunakan untuk pernapasan dan oksidasi
bahan-bahan organik dan anorganik

IV. LANGKAH KERJA

a.Petunjuk penggunaan alat

 Alat Waterproof Cyberscan PCD 650 dalam pengoperasiaannya memakai


2sumber arus listrik yaitu dari batere dan sumber arus listrik PLN, jika
pengoperasiaannya akan memakai sumber arus PLN pastikan batere yang
terdapat didalam alat dilepas terlebih dahulu untuk menghindari
korseletingyang berakibat akan merusak alat.
 Alat waterproof Cyberscan PCD 650 merupakan alat yang memiliki
tingkat akurasi dan presisi yang tinggi jadi pastikan setelah memakai alat
elektroda dibilas dan dibersihkan.
 Tidak dibenarkan dan dianjurkan merubah setingan alat selain yang
diberikan oleh instruktur dan teknisi.

b.Prosedur Percobaan

1. Menyiapkan 4 jenis air kemasan dan air got, memasukkan sample kedalam
gelas kimia dan memberi label.
2. Menghubungkan kabel daya ke sumber arus PLN dan menekan tombol
F4(ON) selama 3 detik.
3. Memasukkan elektroda kedalam larutan atau sample yang akan
diukur,minimal 1/3 bagian elektroda terendam, tunggu beberapa saat
sampai pembacaannya stabil, mencatat pH yang terlihat dilayar.
4. Menekan tombol mode (F3) beberapa kali sampai dilayar terdapat tulisan
measurring cound di layar.
5. Menunggu beberapa saat sampai didapat pembacaan yang stabil, mencatat
hasilnya.
6. Menekan tombol mode (F3) beberapa kali sampai terdapat tulisan
measurring TDS di layar.
7. Menunggu beberapa saat sampai didapat pembacaan yang stabil, mencatat
hasilnya
8. Menekan tombol mode (F3) beberapa kali sampai terdapat tulisan
measurring res di layar.
9. Menunggu beberapa saat sampai didapat pembacaan yang stabil, mencatat
hasilnya.
10. Untuk pembacaan % Dissolved Oxygent dan Oxygent Concentration
menggunakan cara yang sama seperti langkah di atas.

c.Larutan Elektrolit

1. Membuat larutan NaCl masing-masing dengan konsentrasi 0,1; 0,25;


0,50;0,75; dan 1 m sebanyak 250 ml, beri label
2. Menghubungkan daya ke sumber arus PLN dan tekan tombol F4
(ON)selama 3 detik
3. Memasukkan elektroda ke dalam larutan atau cairan yang akan
diukur,minimal 1/3 bagian elektroda terendam, catat mV yang terlihat di
layar
4. Menekan tombol mode (F3) beberapa kali sampai terdapat tulisan ion
dilayar
5. Menunggu beberapa saat sampai didapat pembacaan yang stabil,
catathasilnya
6. Menekan tombol mode (F3) beberapa kali sampai terdapat tulisan
measuring NaCl di layar
7. Menunggu beberapa saat sampai didapat pembacaan yang stabil, catat
hasilnya
NAMA Turbidity pH TDS DO DO(%) Salinity Conductivity
SAMPEL (Ntu) PPM (PPM) (m/s)

Air Kolam 28,0 7,24 810,6 0,84 10 830,5 888,7

Air hujan 0,90 7,54 89,23 7,37 96,7 43,14 52,94

Air sungai 30,7 7,24 40,09 5,62 70,3 44,36 43,95


musi

Air sumur 1,56 7,54 382,3 7,37 96,8 376,7 419,2

Air 0,74 7,94 19,49 6,56 81,5 26,31 21,48


penampungan

Standar baku *25 *6,5- *1000 *>4 *80 *0 *100-5000


8,5

V. DATA PENGAMATAN

VI. ANALISA PERCOBAAN

Pada praktikum kali ini menganalis akualitas aie yang bertujuan untuk
mengetahui cara penggunaan alat cyberscan waterproof PCD 650 untuk
mengukur parameter fisik air seperti pH,konduktivitas,TDS,DO,salinitas, dan
mengetahui cara pengunaan turbidity meter untuk mengukur
turbidity.percobaan kali ini menggunakan 5 sampel yang berbeda,yaitu air
kolam,air hujan,air sungai musi,air sumur,dan air penampungan.

Pengujian pertama yang kami lakukan,yaitu mengukur turbidity dengan


alat turbidity meter.sesuai dengan peraturan Menteri Kesehatan no 32 Tahun
2017 tentang standar baku mutu air bersih dengan ketentuan 25 Ntu yang
melebihi nilai tersebut yaitu sampel air kolam yaitu 28,0 ntu dan sampel air
sungai musi yaitu 30 ntu
Kemudian dianjurkan dengan penggunaan alat waterproof cyberscan P650
untuk mengukur pH,konduktivitas,TDS,DO dan salinitas.jadi, hal pertama
yang kami lakukan adalah mengkalibrasi alat dengan cara mencelupkan
kedalam air aquadest dan dikeringkan menggunakan tissue.setelah selesai
dikalibrasi kami mencelupkan alat tersebut kedalam gelas kimia yang berisi
sampel air.perbandingan yang diambil sesuai dengan peraturan Menteri
Kesehatan No 32 tahun 2017.berdasarkan standar tersebut,maka pH semua
sampel layak untuk digunakan karena menunjukkan hasil 6,5-8,5 mg/L.Nilai
TDS yang ditunjukkan semua sampel memenuhi angka baku mutu yang
diterapkan yaitu 1000mg/L.Nilai DO yang ditunjukkan pada sampel air
hujan,air sungai musi,dan air penampungan > 100 ns maka tidak sesuai
standar baku yang ditetapkan yaitu 100-5000 ns .dan yang terakhir ialah
salinitas,semua sampel menunjukkan nilai>0 ppm maka dari itu tidak sesuai
dengan standar baku yang ditetapkan yaitu 0 ppm
VII. KESIMPULAN

Dari percobaan yang telah dilakukan pada praktikum Analisa air yaitu
dapat disimpulkan bahwa :

 Analisa iar termasuk kedalam Analisa kuantitatif karena


menentukan kadar suatu zat dalam campuran.oleh karen aitu ,air
yang dijumpai dalam kehidupan sehari hari tidak ditemukan dalam
keadaan murni dan diperlukan Analisa air untuk menentukan zat
zat kimia yang terkandung didalam air sehingga layak diketahui
apakah air tersebut membahayakan Kesehatan,layak tidaknya
dikonsumis maupun sudah tercemar atau belum
 Parameter yang diukur

-pH (kadar keasaman)

-Turbidity (tingkat kekeruhan)

-Konduktivity (kadar menghantarkan arus listrik)

-TDS( kadar partikel yang terlarut dalam air )

-Salinity (kadar garam dalam air)

-DO (kadar oksigen terlarut)

VIII. DAFTAR PUSTAKA

Jobsheet penuntun praktikum “Kimia Analitik Instrumen”2022.Palembang


Politeknik Negeri Sriwijaya
IX. GAMBAR ALAT

Alat cyberscan P650 Gelas


Kimia

Turbidity
Aquadest

Anda mungkin juga menyukai