Anda di halaman 1dari 5

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Dasar Teori
Analisis gravimetri adalah proses isolasi dan pengukuran berat suatu unsur
atau senyawa tertentu. Bagian terbesar dari penentuan senyawa gravimetri
meliputi transformasi unsur atau radikal senyawa murni stabil yang dapat segera
diubah menjadi bentuk yang dapat ditimbang dengan teliti. Berat unsur dapat
dihitung berdasarkan rumus senyawa dan berat atom unsur – unsur atau senyawa
yang dikandung dilakukan dengan berbagai cara, seperti : metode pengendapan;
metode penguapan; metode elektroanalisis; atau berbagai macam cara lainya.
Pada prakteknya 2 metode pertama adalah yang terpenting, metode gravimetri
memakan waktu yang cukup lama, adanya pengotor pada konstituen dapat diuji
dan bila perlu faktor – faktor pengoreksi dapat digunakan (Khopkar, 2002).
Gravimetri merupakan cara pemeriksaan jumlah zat yang paling tua dan
yang paling sederhana dibandingkan dengan cara pemeriksaan kimia lainnya.
Analisis gravimetri adalah cara analisis kuantitatif berdasarkan berat tetap (berat
konstannya). Dalam analisis ini, unsur atau senyawa yang dianalisis dipisahkan
dari sejumlah bahan yang dianalisis. Bagian terbesar analisis gravimetri
menyangkut perubahan unsur atau gugus senyawa yang dianalisis menjadi
senyawa lain yang murni dan mantap (stabil), sehingga dapat diketahui berat
tetapnya. Berat unsur atau gugus  yang dianalisis selanjutnya dihitung dari rumus
senyawa serta berat atom penyusunnya (Gandjar, 2007).
Metoda gravimeteri adalah suatu metoda analisis secara kuantitatif yang
berdasarkan pada prinsip penimbangan. Analisis gravimetric digunakan pada
beberapa bidang diantaranya untuk mengetahui suatu spesies senyawa dan
kandungan-kandungan unsure tertentu/molekul dari suatu senyawa murni yang
diketahui berdasarkan pada perubahan berat. Analisis kandungan air didalam
uranium oksida dengan metoda gravimetri (ASTM C-696) menggunakan alat
microprocessor oven. Air terserap secara fisika oleh suatu bahan padat dan bukan
membentuk ikatan kimia dalam suatu bahan dapat dilepaskan lagi dengan cara
membentuk uap. Pelepasan air ini sangat tergantung pada suhu dan waktu
(Okdayani, 2010).
Metode pembebasan gas atau penguapan pada hakekatnya bergantung pada
penghilangan basa penyusun kontituen yang mudah menguap (Atsiri). Ini dapat
dicapai dengan beberapa cara : dengan cara pemijaran sederhana dalam udara
atau aliran suatu gas yang tak bereaksi dengan pengelola dengan beberapa
regensia kimia dimana bahan penyususun yang dikehendaki dijadikan mudah
menguap dan dengan pengelolaan dengan suatu regensia kimia dimana bahan
penyusun dikehendaki tak mudah menguap ini dapat diabsorbsi (diserap) dalam
sejumlah medium yang telah ditimbang bila penafsiran ini adalah penafsiran
langsung atau bobot residu tertinggal setelah suatu komponen dijadikan mudah
menguap ditetapkan dan diproposi bahan penyusun itu dihitung dari bobot
(Riwandi, 2003).
Penetapan kadar air tanah dapat dilakukan secara langsung melalui
pengukuran perbedaan berat tanah (disebut metode gravimetri) dan secara tidak
langsung melalui pengukuran sifat-sifat lain yang behubungan erat. Metode
gravimetri merupakan metode standar yang memiliki akurasi yang sangat tinggi.
Namun metode ini harus dilakukan dilaboratorium sehingga penerapannya sangat
membutuhkan waktu dan tenaga yang banyak untuk mendapatkan satu nilai
kadar . Kebutuhan akan metode pengukuran tidak langsung menjadi sangat
mendesak sebab banyaknya waktu dan tenaga yang dibutuhkan metode gravimetri
(Hermawan et all, 2004).
Zat ini mempunyai ion yang sejenis dengan endapan primernya.
Postpresipitasi dan kopresipitasi merupakan dua penomena yang berbeda. Sebagai
contoh pada postpresipitasi , semakin lama waktunya maka kontaminasi
bertambah, sedangkan pada kopresipitasisebaliknya. Kontaminasi bertambah
akibat pengadukan larutan hanya pada postpresipitasi tetapi tidak pada
kopresipitasi (Khopkar, 2002).
Metode Gravimetri untuk analisis kuantitatif didasarkan pada stoikiometri
reaksi pengendapan, yang secara umum dinyatakan dengan persamaan :
aA+pP→AaPp
“a” adalah koefisien reaksi setara dari reaktan analit (A), “p” adalah
koefisien reaksi setara dari reaktan pengendap (P) dan AaPp adalah rumus
molekul dari zat kimia hasil reaksi yang tergolong sulit larut (mengendap) yang
dapat ditentukan beratnya dengan tepat setelah proses pencucian dan pengeringan.
Penambahan reaktan pengandap P umumnya dilakukan secara berlebih agar
dicapai pengendapan yang sempurna. Agar penentapan kuantitas analit dalam
metode gravimetri mencapai hasil yang mendekati nilai sebenarnya, harus
dipenuhi dua kriteria yaitu proses pemisahan atau pengendapan analit dari
komponen lainnya berlangsung sempurna dan endapan analit yang dihasilkan
diketahui dengan tepat komposisinya dan memiliki tingkat kemurnian yang tinggi,
tidak bercampur dengan zat pengotor (Ibnu, 2004).
Dalam gravimetri, endapan biasanya dikumpulkan dengan penyaringan
cairan induknya melalui kertas saring atau alat penyaring kaca masir. Kertas
saring yang digunakan dalam gravimetri terbuat dari selulosa yang sangat murni
sehingga jika dibakar hanya meninggalkan sisa abu sangat sedikit. Selain dengan
penyaringan, endapan dapat pula dipisahkan dengan cara pengenap-tuangan.
Dengan cara ini, endapan yang berada dalam cairan induknya diendapkan
beberapa saat, kemudian cairan bagian atasnya dituangkan kedalam wadah lain.
Pekerjaan ini dilakukan berulang-ulang sampai semua cairan terpisah dari
endapan (Rivai, 1995).
Pereaksi organik yang digunakan pada analisis gravimetri dikenal sebagai
endapan organik. Pemisahan satu atau lebih ion-ion anorganik dari campurannya
dilakukan dengan menambahkan pereaksi organik. Karena senyawa-senyawa
organik tersebut mempunyai berat molekul yang besar, maka dapat ditentukan
sejumlah kecil ion dengan pembentukan endapan dalam jumlah besar. Endapan
organik yang baik harus mempunyai sifat sfesifik. Endapan yang terbentuk oleh
pereaksi organik, dikeringkan atau dibakar dan ditimbang sebagai oksidanya
(Khopkar, 2008).
2.2 Uraian Bahan
2.2.1 Aquadest (Ditjen POM RI, 1979)
Nama resmi : AQUA DESTILLATA
Nama lain : Air suling, aquadest
Berat molekul : 18,02 g/mol
Rumus molekul : H2O
Rumus struktur :
H H

Pemerian : Cairan jernih,tidak berwarna, tidak berbau, tidak berasa


Penyimpanan : Dalam wadah tertutup baik.
Kegunaan : Sebagai pelarut, sebagai larutan uji
2.2.2 AgNO3 (Ditjen POM RI, 1979)
Nama resmi : Argenti Nitras
Sinonim : Perak nitrat, Nitras argenticus, Cytallae bulnae
Rumus molekul : AgNO3
Berat Molekul : 168,87 g/mol
Rumus Struktur :

Pemerian : Hablur transparan atau serbuk hablur berwarna putih,


tidak tidak berbau dan menjadi gelap jika kena cahaya
Kelarutan : Sangat mudah larut dalam air dan dalam etanol (95%)
P
Kegunaan : Sebagai larutan baku
2.2.3 Asam Nitrat (Dirjen POM, 1979)
Nama Resmi : Acidum Nitricum
Nama Lain : Asam Nitrat
RM / BM : HNO3/63,01

Rumus Struktur :
Pemerian : Cairan jernih, tidak berwarna, bau khas, rasa asam
tajam
Kelarutan : Dapat bercampur dengan air, etanol dan gliserol
Penyimpanan : Dalam wadah tertutup baik
Kegunaan : Sebagai pereaksi

Anda mungkin juga menyukai