Anda di halaman 1dari 3

Metoda gravimetri adalah suatu metoda analisis secara kuantitatif yang

berdasarkan pada prinsip penimbangan. Analisis gravimetri digunakan pada beberapa


bidang diantaranya untuk mengetahui suatu spesies senyawa dan kandungan-
kandungan unsur tertentu/molekul dari suatu senyawa murni yang diketahui
berdasarkan pada perubahan berat. (Okdayani, 2010).
Analisis gravimetri adalah proses isolasi dan pengukuran berat suatu unsur atau
senyawa tertentu. Bagian terbesar dari penentuan secara analisis gravimetri meliputi
transformasi unsur atau radikal ke senyawa murni stabil yang dapat segera diubah
menjadi bentuk yang dapat ditimbang dengan teliti. Berat unsur dihitung berdasarkan
rumus senyawa dan berat atom unsur-unsur yang menyusunnya. Pemisahan unsur-
unsur atau senyawa-senyawa yang dikandung dilakukan dengan beberapa cara
seperti : metode pengendapan, metode penguapan, metode elektroanalis atau berbagai
metode lainnya. Pada prakteknya dua metode pertama adalah metode terpenting.
Metode gravimetri memakan waktu cukup lama, adanya pengotor pada konstituen
dapat diuji dan bila perlu factor-faktor koreksi dapat digunakan (Khopkar, 1990 : 25).
Secara tradisional, dalam analisis kuantitatif diadakan pembagian yang terdiri
atas analisis secara klasik dan secara instrumental. Yang dimaksud analisis secara
klasik yakni terdiri atas analisis dengan teknik gravimetri dan volumetri karena pada
tahun 1920-an, hampir semua analisis kuantitatif menggunakan metode ini. Analisis
instrumental adalah analisis yang menggunakan alat modern. Kedua macam analisis
ini berdasarkan sifat-sifat fisis (Mursyidi, 2008 : 2).
Prinsip analisis gravimetri adalah melarutkan sampel dengan pelarut yang
sesuai, kemudian ditambahkan zat yang dapat mengendapkan sampel, kemudian
endapan yang dihasilkan ditimbang hingga diperoleh berat konstan. Langkah-langkah
dalam analisis gravimetri adalah pelarutan sampel, menambahkan pereaksi, digest,
penyaringan endapan, pencucian endapan, pengeringan endapan, penimbangan
endapan, dan perhitungan endapan (Puspitasari, 2014: 90).
Pada prinsipnya dua metode (pengendapan dan pengatsirian) adalah hal yang
terpenting dalam analisa gravimetri. Pemisahan endapan dari larutan tidak selalu
menghasilkan zat murni, kontaminasi endapan oleh zat lain yang larut dalam pelarut
disebut kopresipitasi. Hal ini berhubungan dengan adsorbsi pada permukaan partikel
dan terperangkapnya zat asing selama proses pertumbuhan Kristal pada partikel
primernya. Adsorbsi banyak terjadi pada endapan gelatin dan sedikit pada endapan
mikrokristal, misalnya Ag pada perak asetat dan endapan BaSO4 pada alkalinitrat
(Khopkar, 1990 : 27).
Analisis kuantitatif metode gravimetri didasarkan pada stoikiometri
pengendapan, yang secara umum dapat dinyatakan dalam persamaan sebagai
berikut : aA + pP → AaPp

Dengan “a” adalah koefisien reaksi setara untuk reaktan analit (A), “p” adalah
koefisien reaksi setara untuk reaktan pengendap (P) dan AaPp adalah rumus molekul
dari hasil reaksi pengendapan yang dapat ditentukan beratnya setelah melalui
proses pencucian dan pengeringan. Pengendapan yang sempurna akan tercapai
jikalau penambahan reaktan pengendap (P) dilakukan secara berlebih (Ibnu, 2004 :
135).

Biasanya reagen R ditambahkan secara berlebih untuk menekan pelarutan


endapan. Persyaratan berikut haruslah dipenuhi agar metode gravimetri itu berhasil
adalah :
1. Proses pemisahan hendaknya cukup sempurna sehingga kuantitas analit yang
tak terendapkan secara analisis tak dapat di deteksi (biasanya 0,1 mg atau
kurang dalam menetapkan penyusunan utama dari suatu makro).
2. Zat yang ditimbang hendaknya mempunyai susunan yang pasti dan murni atau
sangat hamper murni. Bila tidak, akan diperoleh hasil yang galat (Underwood,
1999 : 68).

Pemisahan unsur atau senyawaan yang mengandungnya dapat dicapai dengan


beberapa metode, yaitu: (a) pengendapan, (b) metode penguapan atau pembebasan
(gas) (c) metode elektroanalis dan (d) metode ekstraksi dan kromatografi. Pada tahap
ini dapat dinyatakan bahwa kelebihan analisis gravimetri dibandingkan dengan
analisis trimetri adalah bahan penyusun zat telah diisolasi, dan juga dapat diketahui
ada tidaknya zat pengotor, serta dapat dilakukan koreksi; namun, kekurangan metode
gravimetri adalah metode ini membutuhkan waktu yang lama (Basset, 1994 : 472).

DAFTAR PUSTAKA

Okdayani, Yoskasih. 2010. “Penentuan Kadar Air Dalam Serbuk UO2 Dengan
Metoda Gravimetri”. Hasil-hasil Penelitian EBN. Vol. 12. No. 7.
Khopkar. 1990. Konsep Dasar Kimia Analitik. UI Press. Jakarta

Underwood, A.L, dan Day, R.A., 1981, Analisis Kimia Kuantitatif, Erlangga,
Jakarta.
Basset, J, et al. (1994). Buku Ajar Vogel Kimia Analisis Kuantitatif Anorganik.
Edisi 4. Pudjaatmaka, A.H., Setiono, L., Penerjemah; Pudjaatmaka,
A.H.; editor. Jakarta : EGC. Terjemah dari: Vogel’s Textbook of
Quantitative Inorganic Analysis Including Elementary Instrumental
Analysis.
Ibnu, M. Shodiq, Endang Budiasih, Hayuni Retno Widarti, dan Munzil. 2004.
Common Text Book (Edisi Revisi) Kimia Analitik I. Malang: JICA Universitas Negeri
Malang.
Pursitasari, Indarini Dwi. 2014. Kimia Analitik Dasar dengan Strategi
Problem Solving dan Open-ended Experiment. Bandung: ALFABETA.
Mursyidi, Achmad, dan Abdul Rohman. 2008. Pengantar Kimia Farmasi
Analisis Voumetri dan Gravimetri. Yogyakarta : Gadjah Mada University Press.

Anda mungkin juga menyukai