2
ISSN : 1693-5683
Abstract: Fruit Mahkota Dewa (Phaleria macrocarpa (Scheff.) Boerl) contains alkaloid, tannin,
saponin, flavonoid, terpenoid dan lignin. The aim of this study was to elucidate compound from
Mahkota Dewa based on the analyses on spectrophotometry UV-Vis, IR and to evaluate the
compound in the Brine Shrimp Lethality Test. On IR spectra revealed the presence of alkaloid
amin primer. The isolated alkaloid compound was found to be toxic to brine shrimp with LC50
33.8932 μg/ml.
setelah pemejanan atau pemberiannya Bahan untuk uji BSLT: telur Artemia
dengan takaran tertentu, biasanya dalam salina Leach., metanol p.a, air laut, fermipan.
waktu 24 jam (Donatus, 2001). Alat penelitian yang digunakan adalah:
Metode yang digunakan sebagai hasil uji Alat soxhlet, kolom kromatografi, corong
pendahuluan untuk menentukan potensi pisah, gelas piala, rotary evaporator, labu
ketoksikan senyawa atau ekstrak tumbuhan t a k a r , d a n b e j a n a u n t u k K LT ,
adalah metode Brine Shrimp Lethality Test spektrofotometer Shimadzu Uv-Vis 1240,
(BSLT) dengan menggunakan larva Artemia spektrofotometer FT-IR Shimadzu origin
salina Leach sebagai hewan uji. Potensi laboratory.
ketoksikan senyawa dapat diketahui
berdasarkan jumlah kematian hewan uji. 2.1. Tata Cara Penelitian
Penggunaan BSLT juga dilakukan untuk 2.1.1. Isolasi dan Identifikasi Alkaloid Buah
mengetahui batas keamanan penggunaan Mahkota Dewa
suatu zat tumbuhan untuk terapi pengobatan. Serbuk kering buah Mahkota Dewa
Hasil uji dinyatakan toksik terhadap Artemia dilakukan penyarian dengan metode soxhlet
salina Leach, bila isolat alkaloid dari buah menggunakan petroleum eter. Kemudian
Mahkota Dewa mempunyai LC50 kurang dari dilanjutkan dengan menggunakan pelarut
1000 μg/ml (Meyer dkk, 1982). etanol 95%. Ekstrak etanol yang diperoleh
Dari latar belakang masalah di atas dipekatkan sehingga diperoleh ekstrak
peneliti tertarik untuk melakukan isolasi dan kental. Ekstrak etanol dilakukan uji
identifikasi salah satu kandungan kimia pada pendahuluan dan penegasan terhadap
buah Mahkota Dewa yaitu alkaloid, dengan kandungan alkaloid, dilakukan fraksinasi,
menggunakan metode kromatografi kolom, hasil fraksinasi dilakukan KLT dan KLTP.
dan kromatografi lapis tipis, untuk Fraksi yang mengandung alkaloid terbanyak
mengetahui gugus-gugus parsial alkaloid dilakukan kromatografi kolom. Isolat yang
buah mahkota dewa menggunakan metode
didapat diidentifikasi untuk mengetahui
spektrofotometri Uv-Vis dan IR serta
kandungan isolat alkaloid kemudian
dilakukan uji ketoksikannya dengan
menggunakan metode Brine Shrimp dilakukan identifikasi menggunakan
Lethality Test (BSLT). spektrofotometer UV-Vis dan IR untuk
mengetahui gugus-gugus parsialnya serta
2. Bahan dan Metode dilakukan uji toksisitas akut terhadap
Bahan utama: buah Mahkota Dewa Artemia salina Leach.
(Phaleria macrocarpa (Scheff.) Boerl). yang
diperoleh dari daerah Lamper Tengah, 2.1.2. Uji BSLT
Semarang dan dipetik saat buah sudah Sampel uji isolat alkaloid dibuat dengan
bewarna merah tua. melarutkan 52,1 mg isolat alkaloid dalam 25
Bahan untuk penyarian: asam klorida ml pelarut metanol (larutan stok A). Larutan
(HCl) 2 N, ammonia, eter, kloroform, ini dibuat suatu seri larutan uji dengan
natrium sulfat anhidrat, aquadest. Bahan konsentrasi 10 μg/ml; 18 μg/ml; 32,4 μg/ml;
untuk reaksi pengendapan alkaloid: asam dan 58,32 μg/ml. Larutan uji dengan berbagai
fosfomolibdat LP, Bouchardat LP, Meyer LP, konsentrasi dimasukkan dalam vial. Kontrol
Hager LP. Bahan untuk reaksi warna positif adalah 5 ml metanol dimasukkan ke
alkaloid: asam nitrat pekat dan asam sulfat dalam vial. Dibuat replikasi sebanyak lima
pekat. Bahan untuk penyarian: petroleum kali. Kemudian pelarut dalam vial diuapkan
eter, etanol 95%. Bahan untuk fraksinasi: etil di atas penangas air sampai habis, lalu
asetat, asam tartrat, ammonia Bahan untuk ditambahkan 1 ml air laut dan
kromatografi: silica gel 60 GF254, silica gel dihomogenkan. Tiap-tiap vial ditambahkan
GF254, etil asetat p.a, metanol p.a, Dragendrof 10 ekor Artemia salina Leach. yang berumur
LP.
C. ASTUTININGSIH, F. NUZULIA, A. SUPRIJONO Jurnal Farmasi Sains dan Komunitas 68
sebagai berikut. Terdapat pita kembar dengan Artemia salina Leach yang digunakan untuk
intensitas sedang pada bilangan gelombang uji adalah larva yang berumur 48 jam setelah
3549,02 cm-1 dan 3464,15 cm-1 menunjukkan menetas. Uji BSLT dilakukan terhadap isolat
adanya gugus N – H primer. Pita kuat alkaloid buah mahkota dewa yang didapat
berintensitas tajam pada bilangan gelombang dari pemisahan secara kromatografi kolom,
2985,81 cm-1 dan 2900,94 menunjukkan kemudian dibandingkan harga LC50 nya.
adanya gugus C – H alifatik karena letaknya Isolat yang digunakan dibuat dalam deret
kurang dari 3000 cm-1. Pita tajam pada konsentrasi dengan faktor pengali 1,8. Uji
bilangan gelombang 1743,65 cm - 1 BSLT isolat alkaloid menggunakan 4
menunjukkan adanya gugus karbonil ( C = O peringkat konsentrasi yaitu 10 μg/ml; 18
) ulur. Terdapat dua gugus aromatis pada μg/ml; 32,4 μg/ml; dan 58,32 μg/ml.
bilangan gelombang 1450,47 dan 1373,32 Persamaan garis lurus dari ekstrak etanol
-1
cm menunjukkan adanya C = C aromatik. yaitu Y= 2,017X - 18,3865 dengan harga
-1
Bilangan gelombang 1242,16 cm LC50 sebesar 33,8932 μg/ml (Tabel 2).
menunjukkan adanya gugus karbonil ester Harga LC50 diperoleh dengan cara
(C–O) yang berintensitas sedang. Gugus memplotkan hubungan regresi linier antara
N–H di luar bidang terdapat pada bilangan konsentrasi (X) dengan % kematian (Y)
-1
gelombang 848,68 dan 786,96 cm (Tabel 1). (gambar 3), penggunaan persamaan ini
Penelitian uji toksisitas buah mahkota bertujuan untuk mengetahui pada
dewa (Phaleria macrocarpa (Scheff.) Boerl) konsentrasi berapa isolat alkaloid buah
dilakukan dengan menggunakan metode mahkota dewa dapat menyebabkan kematian
Brine Shrimp Lethality Test (BSLT). Larva 50% hewan uji. Pada hasil percobaan,
C. ASTUTININGSIH, F. NUZULIA, A. SUPRIJONO Jurnal Farmasi Sains dan Komunitas 70
4. Kesimpulan
Hasil penelitian menunjukkan senyawa
yang diisolasi dari buah mahkota dewa
adalah golongan senyawa alkaloid, yang
mempunyai fek toksik terhadap larva