INDRALAYA
2012
I. PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Spektrofotometri adalah suatu metode analisis yang berdasarkan pada
pengukuran serapan sinar monokromatis oleh suatu lajur larutan berwarna pada
panjang gelombang yang spesifik dengan menggunakan monokromator prisma atau
kisi difraksi dan detector vacuum phototube atau tabung foton hampa. Alat yang
digunakan adalah spektrofotometer, yaitu sutu alat yang digunakan untuk
menentukan suatu senyawa baik secara kuantitatif maupun kualitatif dengan
mengukur transmitan ataupun absorban dari suatu cuplikan sebagai fungsi dari
konsentrasi. Pada titrasi spektrofotometri, sinar yang digunakan merupakan satu
berkas yang panjangnya tidak berbeda banyak antara satu dengan yang lainnya,
sedangkan dalam kalorimetri perbedaan panjang gelombang dapat lebih besar.
Dalam hubungan ini dapat disebut juga spektrofotometri adsorpsi atomic (Harjadi,
1990).
Spektrometer menghasilkan sinar dari spectrum dengan panjang gelombang
tertentu dan fotometer adalah alat pengukur intensitas cahaya yang ditransmisikan
atau diabsorbsi. Kelebihan spectrometer dibandingkan fotometer adalah panjang
gelombang dari sinar putih dapat lebih terseleksi dan ini diperoleh dengan alat
pengurai seperti prisma, grating, atau celah optis. Pada fotometer filter dari berbagai
warna yang mempunyai spesifikasi melewatkan trayek panjang gelombang tertentu.
Pada fotometer filter tidak mungkin diperoleh panjang gelombang yang benar-benar
monokromatis, melainkan suatu trayek panjang gelombang 30-40 nm. Sedangkan
pada spektrofotometer, panjang gelombang yang benar-benar terseleksi
dapatdiperoleh dengan bantuan alat pengurai cahaya seperti prisma. Suatu
spektrofotometer tersusun dari sumber spektrum tampak yang kontiniu,
monokromator, sel pengabsorbsi untuk larutan sampel atau blanko dan suatu alat
untuk mengukur perbedaan absorbsi antara sampel dan blanko ataupun pembanding
(Khopkar, 2002).
Sinar yang melewati suatu larutan akan terserap oleh senyawa-senyawa
dalam larutan tersebut. Intensitas sinar yang diserap tergantung pada jenis senyawa
yang ada, konsentrasi dan tebal atau panjang larutan tersebut. Makin tinggi
konsentrasi suatu senyawa dalam larutan, makin banyak sinar yang diserap (Anonim,
2011).
Spektrometer menghasilkan sinar dari spectrum dengan panjang gelombang
tertentu dan fotometer adalah alat pengukur intensitas cahaya yang ditransmisikan atau
diabsorbsi. Kelebihan spectrometer dibandingkan fotometer adalah panjang gelombang dari
sinar putih dapat lebih terseleksi dan ini ndiperoleh dengan alat pengurai seperti prisma,
grating, atau celah optis. Pada fotometer filter berbagai filter dari berbagai warna yang
mempunyai spesifikasi melewatkan trayek panjang gelombang tertentu. Pada fotometer filter
tidak mungkin diperoleh panjang gelombang yang benar-benar monokromatis, melainkan
suatu trayek panjang gelombang 30-40 nm. Sedangkan pada spektrofotometer, pnjang
gelombang yang benar-benar terseleksi dapatdiperoleh dengan bantuan alat pengurai
cahaya seperti prisma. Suatu spektrofotometer tersusun dari sumber spektrum tampak yang
kontinyu, monokromator, sel pengabsorbsi untuk larutan sampel atau blanko dan suatu alat
untuk mengukur perbedaan absorbsi antara sampel dan blanko ataupun pembanding.
Pengertian spektrofotometri lebih spesifik atau pengertiannya lebih sempit karena ditunjukan
pada interaksi antara materi dengan cahaya (baik yang dilihat maupun tidak terlihat),
sedangkan pengertian spektroskopi lebih luas misalnya cahaya maupun medan magnet
termasuk gelombang elektromagnetik ( Eka, 2007 ).
Spektrometri molekular (baik kualitatif dan kuantitatif) bisa dilaksanakan di
daerah sinar tampak, sama halnya seperti di daerah yang sinar ultraviolet dan daerah
sinar inframerah. Spektrofotometri dapat dianggap sebagai perluasan suatu
pemeriksaan visual dengan studi yang lebih mendalam dari absorbsi energi. Absorbsi
radiasi oleh suatu sampel diukur pada berbagai panjang gelombangdan dialirkan oleh
suatu perkam untuk menghasilkan spektrum tertentu yang khas untuk komponen
yang berbeda ( Mathias, 2005 ).
B. Tujuan
Praktikum ini bertujuan untuk mempelajari cara menentukan konsentras suatu
zat dalam larutan berdasarkan nilai absorbansi yang diukur dengan menggunakan
spektrofotometer.
C. Cara Kerja
Cara kerja dari praktikum ini yaitu
1. Disiapkan 16 buah tabung reaksi. Setiap kelompok mendapat dua tabung reaksi.
2. Tabung reaksi yang pendek di isi dengan kalium bikromat yang konsentrasi y tidak
diketahui, dan tabung reaksi yang panjang di isi dengan kalium bikromat sesuai
dengan konsentrasi masing-masing kelompok.
3. Ukur absorbansi kedua tabung dengan spektrofotometer.
4. Setelah itu, masukkan data dalam bentuk grafik.
B.Kurva
B. Pembahasan
Spektrofotometri merupakan suatu metoda analisa yang didasarkan pada
pengukuran serapan sinar monokromatis oleh suatu lajur larutan berwarna pada
panjang gelombamg spesifik dengan menggunakan monokromator prisma atau kisi
difraksi dengan detektor fototube. Spektrofotometri dapat dianggap sebagai
perluasan suatu pemeriksaan visual dengan studi yang lebih mendalam dari absorbsi
energi. Absorbsi radiasi oleh suatu sampel diukur pada berbagai panjang
gelombangdan dialirkan oleh suatu perkam untuk menghasilkan spektrum tertentu
yang khas untuk komponen yang berbeda. Bahan yang digunakan yaitu kalim
bikromat. Warna komplementer dari bahan tersebut adalah kuning, dimana panjang
gelombangnya 450-480 nm. Bahan yang digunakan kelompok kami dengan
konsentrasinya yaitu 70 dan diperoleh hasil absorbansinya sebesar 0,511.
Hasil data kita masukkan dalam persamaan garis lurus yaitu y = mx + c. Nilai
m disini yaitu 0,00825 dan nilai c yaitu -0,063, sehingga untuk konsentrasi 70
didapat nilai x sebesar 67,57. Bahan yang belum diketahui konsentrasi y memiliki
absorbansi 0,702 untuk kelompok kami. Konsentrasinya bisa didapat melalui rumus
di atas, maka konsentrasi didapat yaitu 92,72. Umumnya, semakin besar konsentrasi
maka semakin besar absorbansinya
V. KESIMPULAN
Kesimpulan dari praktikum spektrofotometri ini yaitu :
1. Spektofotometri adalah metode dalam kimia analisis yang digunakan untuk
menentukan komposisi suatu sampel baik secara kuantitatif dan kualitatif yang
didasarkan pada interaksi antara materi dengan cahaya.
2. Alat untuk mengukur absobansi adalah spektrofotometer.
3. Zat yang digunakan pada praktikum ini yaitu kalium bikromat ( K2Cr2O7 ).
4. Semakin besar konsentrasi larutan maka semakin besar absorbansinya.
DAFTAR PUSTAKA
Anonim. 2011. Penuntun Praktikum Kimia Analitik. Universitas Haluoleo. Kendari.
Eka. 2007. Metode Analisa Kimia-Spektrofotometri. Gramedia: Jakarta.
Harjadi, W. 1990. Ilmu Kimia Analitik Dasar. PT Gramedia. Jakarta.
Martalius dan Hafnimardiyanti. 2009. Penuntun Praktikum Instrumen Analisis I.
Padang : ATIP.
Khopkar, S.M. 2003. Konsep Dasar Kimia Analitik. Jakarta : UI Press.
Imam. 2006. Kimia Analisa Semi Makro dan Mikro. Erlangga: Jakarta.
Mathias, Ahmad. 2005. Spektrofotometri. Exacta: Solo.
Sastrohamidjojo, Hardjono. 1992. Spektroskopi Inframerah. Yogyakarta : Liberty
Yogyakarta.
Sutopo. 2006. Kimia Analisa. Exacta: Solo.
Underwood, dkk. 1998. Analisis Kimia Kuantitatif. Jakarta : Erlangga.